Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Akuakultur adalah sektor produksi pangan yang berkembang dengan
cepat, dengan rata-rata pertumbuhan 8.9 % per tahun, jika dibandingkan dengan
penangkapan hanya 1,2 % dan produksi daging hewan darat yang hanya 2.8 %
pada periode yang sama (FAO, 2004). Dibandingkan dengan akuakultur,
penangkapan secara keseluruhan sudah tidak berkembang, meskipun belum
menurun hingga era 1990-an, tetapi secara umum stok perikanan laut sudah
overfished . menurunnya stok perikanan laut dunia dan pesatnya pertumbuhan
populasi manusia adalah harga yang harus dibayar oleh pertumbuhan akuakultur
selanjutnya, atas dasar inilah akuakultur menjadi solusi bagi ketahanan pangan
protein di masa yang akan datang. Selain itu, sektor produksi akuakultur harus
meningkat 5 kali lipat lagi untuk dua dekade berikutnya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan protein minimum untuk nutrisi manusia (FAO, 2004).
Secara umum, strategi pengembangan akuakultur dunia termasuk
Indonesia adalah :
Fisheries bussiness
Selected species
High fecundity
Detritus feeder
Standard requirements of the
selected spesies Herbivora
Omnivorus
carnivorus
Sebagai contoh, pertimbangan dalam memilih antara ikan mas dan ikan
jelawat. Dimana pertimbangan antara fekunditas, teknologi, dan harga dapat
ditabulasikan dalam matriks berikut :
Fekunditas Teknologi Harga Contoh
Tinggi Dikuasai Murah Ikan Mas
Tinggi Tidak dikuasai Mahal Ikan Jelawat
Rendah Dikuasai Mahal Ikan Arwana
DO seimbang atau jenuh (saturated) pada suhu kamar (20 °C) menjadi
standar perhitungan, yakni :
8.84
Kejenuhan oksigen (SO) = x 100 = 100 % jenuh (saturated)
8.84
Sehingga, jika DO = 5.15 mg/L, maka
5.15
Kejenuhan oksigen = x 100 = 64 % jenuh (undersaturated)
8.84
Tabel kisaran DO dalam air dalam beberapa temperatur dan salinitas, pada
tekanan 1 ATM
salinitas
Suhu °C
0 10 20 30 35
18 9.5 8.9 8.4 7.9 7.7
20 9.1 8.6 8.1 7.6 7.4
22 8.7 8.2 7.8 7.3 7.1
24 8.4 7.9 7.5 7.2 6.9
26 8.1 7.7 7.2 6.8 6.6
28 7.8 7.4 7.0 6.6 6.4
30 7.6 7.1 6.8 6.4 6.2
32 7.3 6.9 6.5 6.2 6.0
34 7.0 6.7 6.2 6.0 5.8
Contoh 1
Ikan berukuran awal 100 g diberi pakan 3 % dengan periode
pemeliharaan 15 hari sehingga bobotnya menjadi 130 g.
Pertanyaanya :
∗ Berapa jumlah pakan yang dikonsumsi? = 3% x 100 g x 15 hari = 45 g
Σpakan 45
∗ Berapa FCR nya? = = = 1 .5
∆W 30
∗ Berapa laju pertumbuhan hariannya ??
⎛ Wt ⎞ ⎛ ⎞
∗ a = ⎜t − 1 ⎟ x100% = ⎜ 15 130 − 1⎟ x100% = 1.76%
⎜ W ⎟ ⎜ 100 ⎟
⎝ 0 ⎠ ⎝ ⎠
∗ Berapa Feeding Rate sebenarnya? FR = a x FCR = 1.76 % x 1.5 = 2.64 %
Body weight (BW)/hari
Contoh 2 :
Ikan patin sebesar 25 kg dipelihara dalam suatu sistem air mengalir (debit
2.8 L/menit) dengan volume air dalam sistem 900 L dan kandungan DO 10 mg/L,
ikan diberi pakan dengan FR 250 g/hari.
Pertanyaannya :
∗ Berapa kira-kira suhu dalam air ? jawabannya adalah < 18 °C, karena,
pada suhu 18 °C DO hanya 9.5 sementara kandungan DO dalam media
kultur adalah 10 mg/L
FR 250 g/hari
∗ FCR nya adalah x 100 % = 1 %
W 25000 g
∗ Konsumsi oksigen pada suhu 16 °C atau 17 °C adalah 0.01 kg O2/kg
ikan/hari, sehingga konsumsi O2 adalah 25 kg x 0.01 kg O2/kg ikan/hari
= 0.25 kg O2/hari
∗ Berapa menit ikan akan mati ??
Diketahui, oksigen yang tersedia = 10 mg/L x 900 L = 9000 mg O2
Konsumsi oksigen = 0.25 kg/hari = 250.000 mg/hari = 173.61
mg/jam
Ikan akan mati ketika oksigen dalam air habis, yakni pada saat =
9000 mg O 2
51.84 menit aerasi dihentikan ; dari perhitungan
173.61 mg/jam
Ikan tidak mau makan/mulai stress pada saat O2 50 % jenuh =
21.92 menit (0.5 x 51.84)
Contoh 3.
Jika 1 kg pakan/hari dimakan jadi daging, konsumsi oksigen 200-220
gram, feeding rate untuk pertumbuhan adalah 2-4 % BW/hari (3 %), maka :
∗ Berat ikan tersebut adalah 100/3 x 1 kg pakan/hari = 33.3 kg
∗ Konsumsi oksigen per jam adalah : 200 g O2/33.3 kg ikan/hari = 200/4 =
8.3 g O2/33.3 kg ikan/jam = 8300 mg O2/33.3 kg ikan/jam
∗ Jika volume kolam = 600 -1500 L atau 1000 L, dan temperatur = 28 °C,
(konsentrasi O2 tabel = 7.8 mg/L), maka oksigen yang tersedia di kolam
tsb adalah 1000 L x 7,8 mg/L = 7.800 mg O2
∗ Kapan ikan akan mati jika aerator dimatikan??, dalam kurun waktu :
7800 mg O2 / 8300 mg O2/jam = 0.94 jam = 56.4 menit
Hubungan antara oksigen, suhu dan FCR, yakni; jika oksigen dan suhu
naik maka FCR juga akan naik, demikian pula sebaliknya.
Jika suplai oksigen dari aliran air berhenti, maka gangguan pertama
adalah oksigen, tetapi jika oksigen disuplai dengan aerasi, maka gangguan
(faktor pembatas) nya adalah CO2 yang mengakibatkan pH darah menurun
sehingga meningkatkan produksi amonium.
Jika tersedia
karbon organik NH4+-N Uptake rate
Feed particles
2%
Heterophobic
Uneaten food Heterobacteria Only 10 jam
population
Sumber N-organik
Feces 20 % New growth
TAN
Albert (1973) : NH 3 =
1 + 10 pKa − pH
0.09018 + 2729.92
Emerson, et al (1975) : pKa = ; T = °C
T + 273
MANAJEMEN BENIH
I. Pendahuluan
Selama ini kegiatan akuakultur terlalu berfokus pada kuantitas, akibatnya
muncul masalah terkait dengan :
∗ Kecepatan pertumbuhan melambat, dapat ditanggulangi dengan
pendekatan genetis
∗ Meningkatnya wabah penyakit ; bakteri, virus, dll. Yang mana dapat
ditanggulangi secara fisiologis dengan obat-obatan, immunostimulan,
vaksinasi, dan probiotik
Masalah Solusi
Genetik Pemuliaan
Vaksinasi, imunostimulan,
Kualitas Benih Fisiologik
feed enrichment
Keragaman
Sortasi/grading
ukuran
Pakan Sistek
Kerugian
Segar
Budidaya/
Benih Produk Pasar
pembesaran
Olahan
Tidak Unggul
unggul Pertumbuhan baik
SR : tahan penyakit, perubhn lingk. Disukai konsumen
Keinginan pasar
Tidak ada
pemuliaan
Pemuliaan
Dalam akuakultur, kuncinya adalah apapun jenis dan ukuran ikan yang
ingin dicapai tetap saja yang diinginkan adalah kecepatan pertumbuhan yang
paling baik.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah daya dukung (carrying capacity)
yaitu ketersediaan persyaratan hidup organisme budidaya, contohnya;
penambahan oksigen terlarut, mengurangi CO2 dan NH3. sehingga rekayasa
sistek juga dipelukan.
Pemberian pakan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan, karena
berhubungan dengan kapasitas lambung, sehingga jika diberikan terus menerus,
maka makanan akan terdorong keluar dan tidak sempat dicerna.
AA X AA AA x BB BB x AA BB x BB
AA AB BA BB
inbred inbred
AA + BB
AB −
Hibrid vigour = 2 x 100%
AA + BB
Biasanya paling sedikit dihasilkan 15 % hibrid vigous
c. Sterilisasi
Sterilisasi ikan biasanya dihasilkan untuk tujuan lain selain konsumsi,
misalnya di Amerika melakukan sterilisasi ikan grass carp dengan tujuan untuk
membersihkan gulma di danau. Sterilisasi merupakan teknik membuat ikan
triploid yang dapat dilakukan dengan dua cara, yakni :
∗ Secara langsung : melalui metode kejutan panas pada suhu tertentu,
ketika pembelahaan meiosis II yang bertujuan untuk
menahan/membalikkan pelepasan polar body II sehingga menjadi
tambahan set kromosom menjadi 3n
∗ Secara tidak langsung melalui perkawinan ikan tetraploid dengan diploid
(4n x 2 n = 3n)
Sebagai catatan bahwa jumlah kromoson normal adalah 50 (25 set),
organisme tetraploid memiliki 100 kromosom sehingga masing-masing utas
memiliki 25 kromosom. Namun demikian, tetraploid secara alami bisa terjadi
melalui evolusi sehingga hanya terdapat 2 set kromosom yang masing-masing
terdiri atas 50 kromosom.
c. Teknologi Transgenesis
Transgenesis bertujuan untuk membuat populasi ikan yang mempunyai
gen tambahan dari luar (Eksogene). Sebagai contoh yang banyak digunakan
adalah gen GH (Growth hormone), gen tahan penyakit, tahan dingin, atau gen
yang menghasilkan omega 3 atau omega 6.
Gen GH paling banyak digunakan yang bertujuan untuk memacu
pertumbuhan, caranya melalui konstruksi gen kemudian diinjeksikan ke dalam
embrio yang dapat dideteksi apakah diekspresikan atau tidak pada saat larva.
Organisme ini adalah F0. Untuk mendeteksi apakah gen ini
diturunkan/diwariskan atau tidak maka F0 dikawinkan dengan yang normal = F1.
Organisme transgenik disebut juga dengan nama Genetically Modified Organism
(GMO)
Mekaisme konstruksi gen