Professional Documents
Culture Documents
KM dalam perkembangannya saat ini tampaknya perlu mengalami redefinisi atau repostulasi khususnya terhadap Knowledge itu
sendiri. Kita bisa lihat betapa “bingung”nya pakar-pakar komunitas KMers (istilah untuk para praktisi KM) terbukti diliteratur kita
bisa menemukan 60 – 70 definisi KM yang masuk akal. Di Indonesia sendiri ada kerancuan istilah Pengetahuan (Knowledge)
dicampuradukkan dengan Ilmu Pengetahuan (Science). Seringkali kita anggap keduanya sama padahal sangatlah jauh berbeda. Hal ini
1
berdampak kerancuan juga dalam pemberian prioritas antara pengembangan Knowledge disatu pihak dan Science dilain pihak di
Indonesia.
Menurut hemat penulis, Knowledge sudah ada sejak mulainya hidup manusia dalam bentuk indera manusia atau berasal dari susunan
saraf tepi sebagai Knowledge dengan kesadaran paling rendah atau “Knowledge with Lower Consciousness (KLC)”. Kemudian
Knowledge dari susunan saraf pusat atau (akal) otak sebagai Knowledge dengan kesadaran menengah atau “Knowledge with Medium
Consciousness (KMC)”. Ketiga, adalah berasal dari DNA manusia sebagai Knowledge dengan kesadaran paling tinggi atau
“Knowledge with Higher Consciousness (KHC)”. Dimasyarakat timur Knowledge ini disebut sebagai Nur atau Noor atau “Light”.
Sayangnya masyarakat Barat atau sekuler, paradigmanya menganut DIKW model atau Data-Informasi-Knowledge-Wisdom sebagai
suatu bentuk kontinum dan sayangnya lagi secara “scientific knowledge” inilah yang dianut para KMers. Dalam konteks ini penulis
menyatakan K pada kontinum DIKW adalah K dalam artian yang sempit.
Selain terhadap Knowledge, penulis meredefinisi makna KM antara lain sbb : ….KM as an access mechanism that can be used by any
management tool type (KM adalah akses mekanisme yang dapat dipakai oleh segala bentuk tipe alat atau perangkat manajemen
(misalnya Balanced Scorecard, Benchmarking dsb) sebagai bagian misi integral dari komponen-komponen KM lainnya. Jadi dalam
hal ini janganlah KM disejajarkan dengan lain-lain tipe alat manajemen seperti yang penulis sebutkan diatas. Komponen-komponen
KM sendiri ada 3 (tiga) yakni KM Tools, KM Process Framework dan KM Standards. Kalau kita menganut KM yang berbasis Biologi
Sistem Manusia (Human System Biology) seperti yang disebut diatas, maka KM Tools (manajemen ICT dan Web 1.0 - 2.0) adalah
derifat daripada KLC, KM Process Framework (manajemen “learning process” bagi SDM) derifat dari KMC sedangkan KM
Standards (sebagai Culture and Value Management) derifat dari KHC.
2
INTRODUKSI BALANCED SCORECARD
Balanced Scorecard (BSC) yang diperkenalkan oleh Robert Kaplan dan David Norton (1992) adalah satu dari beberapa metoda atau
perangkat manajemen yang paling laris dipakai sebagai alat pengendali strategi (strategic control tool) oleh perusahaan-perusahaan
dalam dekade terakhir ini untuk tujuan meningkatkan kinerja organisasi. Ide dasar daripada BSC adalah melengkapi upaya
manajemen keuangan atau finansial dengan tiga bidang non finansial yakni hubungan dengan pelanggan, proses bisnis internal dan
proses pembelajaran. Dalam BSC, interaksi keempat komponen tersebut diatur dalam suatu panel “dashboard” untuk tujuan
tercapainya perencanaan strategi organisasi
Kunci pokok BSC terletak pada faktor “pengukuran” yang disebut sebagai standar metrik dan dituangkan pada “kartu skoring” atau
“score card” sebagai cara membaca, memonitor dan menterjemahkan proses daripada visi dan strategi organisasi menjadi kenyataan
“Scorecard” pada tingkatan perusahaan pada prosesnya akan menjadi “Scorecard” pada level perseorangan dan sekaligus berfungsi
sebagai sarana komunikasi dan jaringan organisasi
BSC selain itu berfungsi sebagai integrator perencanaan bisnis (business plan) terpadu daripada organisasi sebagai interaksi antar
empat unsur BSC tsb yakni finansial, hubungan dengan pelanggan, proses bisnis internal dan unsur pembelajaran
Tiap-tiap unsur daripada empat unsur BSC memiliki dinamika sendiri-sendiri yang pada gilirannya akibat saling interaksinya dan
menghasilkan umpan balik serta peningkatan pembelajaran organisasi
BSC saat ini trend-nya banyak atau sering dikaitkan sebagai kerangka kerja dari wilayah (domain) yang lebih luas yakni Knowledge
Management (KM) atau Manajemen Pengetahuan. BSC didalam KM dipakai sebagai perangkat metrik KM dengan pertimbangan
membantu fungsi KM yang inheren dengan mengukur suatu yang “tidak kelihatan” atau pengukuran asset-aset yang tidak kasat mata
(intangible) atau Knowledge (Pengetahuan) termasuk juga Modal Intelektual (Intellectual Capital). Selain BSC pada KM sering juga
3
dibantu secara integral oleh tipe-tipe alat atau perangkat manajemen (management tool type) lainnya mis. : Benchmarking, Strategic
Planning, Business Process Reengineering, Process Classification Framework (PCF), Customer Relationship Management, Cost
Benefit Analysis, SWOT analysis dsb.
Sedikit tentang KM, penulis bisa menyatakan bahwa dari skalabilitas dan perannya, KM adalah akses mekanisme yang dapat dipakai
oleh segala bentuk tipe alat atau perangkat manajemen (access mechanism that can be used by any management tool type) seperti
yang baru disebut diatas.
Dari pengalaman, penulis melihat agar output BSC dapat tercapai semaksimal mungkin, BSC perlu diperkuat (leveraged) oleh
mekanisme KM. Oleh sebab unsur-unsur pada BSC yakni Finansial, Pelanggan (Customer), Pembelajaran (Learning) dan Proses
Bisnis Internal rincian detil aktifitas dan prosesnya tercakup pada Process Classification Framework (PCF) sebagai standar
Benchmarking yang dikeluarkan oleh American Productivity and Quality Centre (APQC) , maka penulis menggunakan trio KM-BSC-
PCF sebagai suatu kesatuan praktek manajemen modern.
Menurut hemat penulis, PCF bisa berfungsi sebagai “genome (blue print DNA)”nya organisasi. BSC sebagai “fisiologi dan
psikologi”nya organisasi. Sedangkan KM sebagai “kesadaran pengetahuan manusia atau human knowledge consciousness”.
Praktek lapangan menjalankan BSC bisa dilakukan dengan pendekatan-pendekatan workshop dengan jadwal tentative sbb :
Hari Pertama :
1. Memahami introduksi peran Balanced Scorecard (BSC) pada organisasi
4
2. Memahami hubungan BSC dengan Knowledge Management (KM) sebagai mekanisme akses bagi tipe-tipe manajemen
lainnya
Hari Kedua :
1. Memahami beberapa contoh kasuistik BSC organisasi
2. Memahami panduan, template untuk mengembangkan sendiri BSC diorganisasi masing-masing, secara metoda “Web-
based dan/atau non Web-based
5
6
7
RASIONALITAS ASAL USUL (EPISTEMOLOGIS) BALANCED SORECARD
8
PETA BSC DIANGKAT DARI VISI DAN STRATEGI ORGANISASI PADA ORGANISASI PROCESS
CLASSIFICATION FRAMEWORK (PCF)
9
BAGAN STRUKTUR PROCESS CLASSIFICATION FRAMEWORK
10
11
12
SYARAT- SYARAT METRIK PENGUKURAN OLEH TIAP TYPE ALAT MANAGEMENT
• Performance Measurement is a process by which an agency / program / function / outlet office objectively assesses and
evaluates the extent to which it is accomplishing a specific objective, goal, or mission. Performance measurement alone is
incomplete.
• Performance Management is a systemic link between company strategy, Investments, and processes. Performance
Management is a comprehensive management process.
13
KRITERIA-KRITERIA VALIDITAS EKSTERNAL PENGUKURAN PENCAPAIAN
14
KRITERIA-KRITERIA VALIDITAS INTERNAL PENGUKURAN PENCAPAIAN
1. Relevant
– Addresses an operational or strategic performance issue
– Is results- or outcome-focused
– Provides useful information to enable decision making
2. Measurable
– Quantifiable and Objective
– Facilitates Analysis
– Can be done in a timely manner with high accuracy
– Data are available and collectable
3. Actionable
– Can be tracked to an appropriate person or team responsible for the activity measured
– Measure relates to process inputs that can be controlled/adjusted to address concerns
15
Top Ten Metrics in the Public Sector
1. Outputs/Product
2. Program Inputs
3. Financial Indicators
4. Work/Activities
5. Timeliness of Services
6. Internal Measures of Quality
7. Operating Ratios
8. Outcomes of Products or Services
9. External Customer Service
10. Equity of Services to Users
16
METRIK KOMPETENSI DAN KAPABILITAS PERUSAHAAN BERDASARKAN “MOBEE KNOWLEDGE CAPABILITY
MATURITY MODEL™ (MKCMM™) *
Tanggung Jawab Utama PROCESS GROUP (kode 2 desimal) Tujuan Instruksional Umum KOMPETENSI
(TIU) (Process-based
Metric)
17
*MKCMM adalah bentuk Hybrid daripada : Mobee Knowledge KM 2.0 Map
(http://mobeeknowledge.ning.com/forum/topics/webbased-knowledge-management or
http://www.scribd.com/doc/24331515/WEB-BASED-KNOWLEDGE-MANAGEMENT-2-0-MAP ) + PCF-APQC (
http://www.apqc.org/portal/apqc/site/?path=/research/pcf/index.html ) + Capability-Maturity-Model-
Integration (CMMI) Carnegie Mellon Univ.
18
BENCHMARKING PROCESS
19
STEP BY STEP : PCF – MKCMM – BENCHMARKING – BALANCED SCORECARD – atau lain-lain
ANY MANAGEMENT TOOL TYPE
Atau :
20
21