Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Patah lelah (fatique) merupakan salah satu penyebab utama kegagalan material/konstruksi.
Kelelahan material adalah proses perubahan struktur material yang diakibatkan beban dinamis
(tegangan atau regangan) sehingga terjadi retak (crack) ataupun patah. Mekanisme patah lelah
diawali dengan tumbuhnya inti retak akibat pergerakan dislokasi siklik, dilanjutkan dengan
pertumbuhan menjadi microcrack yang kemudian tumbuh menjadi macrocrack dan selanjuinya
berkembang (propagasi) hingga terjadi patah lelah. Shot peening adalah proses penembakan
permukaan material dengan partikel baja (shot) sehingga terjadi tegangan sisa tekan pada lapisan
permukaan.
Percobaan untuk mengetahui pengaruh shot peening terhadap umur lelah digunakan
sambungan las (butt joint) plat baja AISI 1020 tebal 3 mm. Setelah dilakukan pengelasan, plat baja
selanjutnya dipotong dan dibentuk sesuai ukuran standar spesimen fatique yang digunakan.
Selanjutnya dilakukan uji fatique untuk memperoleh umur lelah (kurva S-N) sambungan awal.
Kemudian terhadap sejumlah spesimen dilakukan shot peening pada tekanan udara kompresi 7 bar,
jarak tembak 0,75 m selama 10 detik dan selanjutnya dilakukan uji fatique. Terhadap sejumlah
spesimen yang telah di shot peening dilakukan pembebanan siklik dan dihentikan masing-masing
setelah sikius 0,3; 0,5 dan 0,7 dari umur lelahnya (Nf). Kemudian terhadap spesimen tersebut
dilakukan shot peening ulang dilanjutkan dengan uji fatique hingga patah.
Dengan membandingkan umur lelah (kurva S-N) ketiga macam kondisi perlakuan sambungan
ini diperoleh: Umur lelah sambungan las yang telah mengalami shot peening meningkat 20,5-22 %
dibandingkan terhadap umur lelah sebelum shot peening. Umur lelah sambungan las yang telah
mengalami shot peening - pembebanan siklik - shot peening ulang meningkat 2,19-14,50 %
dibandingkan umur lelah sambungan las yang telah mengalami shot peening. Peningkatan umur
lelah ini diduga karena penguatan kembali tegangan sisa tekan pada lapisan permukaan yang telah
melemah (turun) akibat beban siklik. Shot peening menyebabkan permukaan sambungan las
menjadi kasar.
Sambungan las merupakan bagian yang Qualification), inspeksi sambungan las secara
paling rawan terjadi kegagalan pada. NDT (Non Destructive Test), perlakuan shot
komponen mesin/konstruksi karena terjadi peening dan lain sebagainya.
perubahan sifat material akibat pengaruh panas Kelelahan material adalah proses
dan kecenderungan terdapat cacat pengelasan perubahan struktur dalam material secara terus
pada sambungan. Pada komponen/konstruksi menerus akibat adanya beban (tegangan atau
yang mengalami beban dinamis berulang-ulang regangan) yang berulang-ulang sehingga
(fatique), hal tersebut dapat merupakan sumber terjadi retak ataupun patah. Sedang shot
dan faktor pemacu penjalaran retak hingga peening adalah proses perlakuan mekanis yaitu
umur lelah sambungan turun drastis. Berbagai partikel besi ditembakkan dengan kecepatan
upaya dilakukan untuk mengantisipasi tinggi ke permukaan material, sehingga terjadi
kerawanan tersebut seperti pengelasan yang deformasi plastis pada lapisan permukaan.
benar sesuai WPS (Welding Procedure Akibat deformasi plastis ini akan timbul
Specification), kualifikasi juru las (Welder tegangan sisa tekan pada. lapisan tersebut.
1
2 Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 1, Januari 2002
Penutup
Penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada saudara Nurmawan dan
saudara Adianto Dwi Rahatmono yang telah
Gambar 5. Distribusi tegangan saat uji fatique melakukan percobaan shot peening ini. Terima
sambungan las yang telah mengalami shot kasih berikutnya penulis sampaikan kepada
peening Proyek QUE-Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS
yang telah membantu dalam evaluasi dan dana
Terjadinya kegagalan fatique mengacu penelitian. Juga kepada semua pihak yang
pada model Wood [15]. Patah fatique terjadi telah ikut membantu dalam penelitian ini dan
pada dua tahapan yaitu tahap pengintian retak khususnya saudari Amida yang telah berlelah
yang terdiri dari periode ‘cyclic slip’, mengedit tulisan ini, penulis haturkan terima
pengintian retak dan perambatan retak mikro. kasih.
Tahapan kedua yaitu perambatan retak makro
dan patah statis yang terjadi karena penampang Referensi
permukaan yang tersisa tidak lagi sanggup [1] Ach. Agus Sueidi, 1998, "Pengaruh Full
menahan beban yang diberikan. Annealing Terhadap Sifat Mekanis Baja
Shot peening terhadap permukaan AISI 1045 Yang Telah Mengalami
sambungan menyebabkan perubahan distribusi Pembebanan Tarik", Jurusan Teknik
tegangan pada saat pembebanan (turunnya Mesin FTI – ITS.
tingkat tegangan tarik). Hal ini diduga [2] Adimin, 1994,"Pengaruh Proses Laku
menyebabkan tahapan pengintian retak Panas Terhadap Kelelahan Pada Baja SS
menjadi terhambat. Penghambatan ini karena 41", Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS,
tingkat tegangan tarik yang lebih rendah Surabaya.
sehingga terjadinya titik slip lebih sedikit dan [3] Alexander Ludi E, 1997, "Efek Perlakuan
juga karena slip tarik dan slip tekan mungkin Low Termomechanical Terhadap Sifat
terjadi pada satu bidang (proses reversible) Kekerasan Baja Karbon Medium EMS",
karena tegangan tekan yang lebih besar dapat Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS,
mengatasi pengaruh penguatan regang (strain Surabaya.
hardening) pada saat terjadi slip tarik. [4] Broek, D., 1982, Elementary Enginering
Perambatan retak makro diduga tidak Fracture Mechanic, Martinus Nijhoff
terpengaruh oleh adanya shot peening. Perlu Publishers, London.
diingat bahwa adanya shot peening [5] Cahyo Murdianto, 1998, "Pengaruh Stress
menyebabkan permukaan menjadi kasar. Relief Annealing Terhadap Umur Baja
Kekasaran ini diduga setara dengan ukuran EMS 1045 Akibat Pembebanan Siklik",
retak makro dan merupakan sumber terjadinya Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS,
konsentrasi tegangan dapat memacu terjadinya Surabaya.
patah lelah. [6] Cottrell, A.H. da Hull , 1957, D., ”Proc.
R Soe”, London, Vol 242 A, PP 211-217
6 Jurnal Teknik Mesin, Volume 2, Nomor 1, Januari 2002
[7] Dickson, J. I. 1992, “Failure Analysis [12] Schijivc, J., 1983, “Lecture Notes on
Techniques and Application”, ASM Fatique Tensile Strength and Stress
International, Material Park, Ohio. Corrosion of Aircraft Structure”, Faculty
[8] Fuch, H.O. dan Stephen R.I., 1980, Metal of Aerospace Engineering, Delf University
Fatique in Engineering, John Willey & of Technology, Delf..
Sons, Stanford. [13] Wood, W.A., 1959, Some Basic Studies of
[9] Marjono Siswosuwarno, 1987, "Aspek Fatique in Metal, in fracture, John Willey
Metalurgi Pada Kelelahan Logam", Lab. & Sons, New York.
Aerodinamika PAU, Ilmu Rekayasa, ITB, [14] Wood, W.A., 1955, “Bull. Inst. Met”, Vol
Bandung, 3, PP 5-6, September,
[10] Seto Wira Adi W., 1999, "Pengaruh Stress [15] Zainal Abidin, 1998, "Pengaruh Full
Relief Terhadap Umur Lelah Baja AISI Annealing Terhadap Umur Lelah Baja
4340 yang Telah Mengalami Beban AISI 1045 yang Telah Dianneal", Jurusan
Siklik", Jurusan Teknik Mesin FTl - ITS, teknik Mesin FTI - ITS, Surabaya, April.
Surabaya, Maret, [16] .................. , AWS Handbook Vol. 1:
[11] Semuilotari P. Mambo, 1995, "Pengaruh Fundamental of Welding, Miami, Florida,
Perlakuan Thermomekanik Terhadap Sifat 1976.
Mekanik pada Baja EMS 45", Jurusan
Teknik Mesin FTI - ITS, Surabaya, April