You are on page 1of 23

Stikes muhammdiyah banjrma

Nematoda
Ascaris Lumbricoides
Nama umum : Cacing Gelang
Habitat : terdapat didalam usus halus, tetapi kadang2 di
jumpai mengembara di bagian usus lainnya.

Morfologi : Berwarna putih kecoklatan atau kuning pucat.


Yang jantan panjangnya 10 – 31 cm, betina 22 –
35 cm. Tubuhnya tertutup kutikula yg halus
bergaris – garis tipis. Kedua ujung badan cacing
membulat. Mulut cacing mempunyai bibir tiga
buah, satu di bagian dorsal yg lainnya subventral.

Telur : Lonjong, berukuran 45 – 70 mikron x 35 – 50


mikron, mempunyai kulit telur yg kuat.
Siklus hidup :
Telur yg di buahi keluar bersama tinja penderita, di dlm tanah yg
lembab dan suhu yg optimal akan berkembang menjadi telur infektif,
yg mengandung larva cacing. Infeksi terjadi dng masuknya telur
cacing yg infektif ke dlm mulut melalui makanan atau minuman yg
tercemar tanah yg mengandung tinja penderita askariasis. Dlm usus
halus bagian atas dinding telur akan pecah sehingga larva dapat
keluar, untuk selanjutnya menembus dinding usus halus dan
memasuki vena porta hati. Bersama aliran darah vena, larva akan
beredar menuju jantung, paru2, lalu menembus dinding kapiler masuk
ke dalam alveoli, migrasi ini berlangsung sekitar 15 hari.

Dari alveoli cacing merangkak ke bronki, trakea dan laring, untuk


selanjutnya masuk ke faring, esofagus, turun ke lambung akhirnya
sampai ke usus halus.
Cara infeksi :
• Telur masuk mulut bersama makanan dan minuman yg
tercemar.
• Melalui tangan yg kotor tercemar pada anak
• Telur infektif terhirup melalui udara bersama debu
Patogenesis :
• Pnuemonia bila berada diparu – paru, dng gejala
demam, batuk, sesak, dan dahak berdarah.bila disertai
gejala alergi maka disebut sbg sindrom loffler atau
ascaris pneumonia
• Infeksi berat (hiperinfeksi), terutama pada anak – anak
dapat terjadi gangguan pencernaan dan penyerapan
protein sehingga penderita meglami gangguan
pertumbuhan dan anemia akibat kurang gizi.
• Pada manusia dpt menimbulkan : obstruksi usus,
intususepsi, dan perforasi ulkus yg ada di usus.
Pencegahan :
• Membuat kakus yg baik untuk menghindari pencemaran
tanah dng tinja penderita,
• Memasak makanan dan minuman sebelum dimakan dan
minum.
• Menjaga Hygene pribadi
• Mengobati penderita serta pengobatann obat cacing
berspektrum lebar di daerah endemik dapat
memutuskan rantai siklus hidup cacing ini dan cacing
lainnya.
• Pendidikan kesehatan kepada penduduk perlu dilakukan
untuk menunjang upaya pencegahan penyebaran dan
pemberantasa askariasis.
Enterobius Vermicularis
Nama umum : Cacing keremi, pinworm, seatworm.

Penyakit : Oskuriasis, entrobiosis

Habitat : Hidup di dlm sekum dan sekita apendiks manusia


pd saat mau bertelur, cacing betina migrasi
sekitar anus (perianal).

Morfologi : Berwarna putih, berukuran kecil, dng leher yg


melebar seperti sayap (cervical alae)., karena
adanya pelebaran kutikula. Panjang betina 13 mm,
panjang jantan 5 mm.
Telur : Asimetris, tidak berwarna, dng dinding tembus
sinar dan berisi larva hidup. Ukuran sekitar 50 –
60 mikron x 30 mikron. Di produksi 11.000 perhari
Siklus hidup :
• Hospes definitif > manusia
• Hospes perantara > tidak diperlukan.
Telur cacing betina diletakkan di daerah sekitar perianal
dan perieneal, dlm waktu 6 jam telah tumbuh menjadi
infektif karena telah mengadung larva cacing
Patogenesis :
• Cacing dewasa jarang menimbulkan kerusakan jaringan.
• Menimbulkan gatal – gatal pd daerah perianal dan perineal
bila di garuk dapat menimbulkan infeksi sekunder.
• Gangguan ringan pd daerah usus halus,lambung atau
esofagus.
Pencegahan :
• Mengobati penderita dan keluarganya atau Membrantas
sumber infeksi
• Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan,
terutama di lingkungan kamar tidur dan mengusahakan
sinar matahari amsuk secara langsung, akan mengurangi
jumlah telur cacing infektif, baik yg ada di
perlengkapan kamar tidur maupun yg berterbangan.
Trichuris Trichura
Nama umum : Cacing cambuk (whip worm)

Penyakit : Trikuriasis

Habitat : Melekat pd mukosa usu penderita, terutama di


daerah sekum dan kolon, dng membenamkan
kepalanya di dlm dinding usus.

Morfologi : berbentuk cambuk, dng bagian anterior yg


merupakan 3/5 tubuh berbentuk lansing seperti
tali cambuk, sedangkan 2/5 bagian tubuh
posterior lebih tebal mirip pegangan cambuk.
Cacing jantan panjangnya sekitar 4 cm dan
betina 5 cm. melengkung ke arah ventral.
Telur : Berwarna coklat melon. Berukuran sekitar 50 x
25 mikronmempunyai 2 kutub yg menonjol.

Siklus hidup :
Infeksi terjdi jk tertelan cacing yg infektif, sesudah telyur
mengalami pematangan di tanah dlm waktu 3-4 minggu
lamanya. Di dalam usus halus dinding telur pecah dan
larva cacing menuju sekum lalu berkembang menjadi
cacing dewasa. Satu bulan sejak masuknya telur infektif
ke dlm mulut cacing dewasa yg terjadi sudah mulai
mampu bertelur. Caicing dewasa dpt hidup beberapa tahun
di dalam usus manusia.
Gejala klinis :
– Menembus dinding usus menimbulkan trauma dan
kerusakan pd jaringan usus.
– Karena menghasilkan toksin menimbulkan peradangan dan
iritasi
– Infeksi berat :
• Anemia berat dng hemoglobin yg dpt kurang dari 3 %
• Diare berdarah
• Nyeri perut
• Mual dan muntah
• Berat badan menurun
• Prolaps dari rectum
Pencegahan :
• Pengobatan penderita atau pengobatan masal
• Memperbaiki higiene sanitasi perorangan dan
lingkungan
• Memasak minuman dan makanan dng baik
dapat membunuh telur infektif cacing.
Cacing Tambang
Ancylostoma Duodenale

Necator americanous
Penyakit : Necator americanous > nekatoriasis
Ancylostoma Duodenale > ankilostomiasis

Habitat : Di dlm usus halus terutama di jejunumdan


duodenum manusia dng cara melekatkan di pd
membran mukosa menggunakan giginya dan
mengisap darah yg keluar dari luka gigitan.

Morfologi : Silindris, berwarna putih keabuan. Cacing betina


panjang 9 – 13 mm, sedangkan cacing jantan
panjangnya 5 dan 11 mm.
Necator Ancylostoma
americanous Duodenale
• Bagian anterior melengkung
sehingga seperti huruf S. • Mirip huruf C. rongga
• Rongga mulut mempunyai 2 mulut memiliki dua
pasang alat pemotong (cutting
plate).
pasang gigi dan satu
• Pd betina tidak ada spina kaudal. pasang tonjolan.
• Cacing betina
mempunyai spina
kaudal.
Telur : Berbentuk lonjong, tidak berwarna, berukuran
sekitar 65 x 40 mikron. Dinding telur tipis,
tembus sinar dan berisi embrio yng mempunyai 4
blastomer
Larva : Rhabditiform yg tidak infektif fan larva filariform
yg infektif.
Siklus hidup : Manusia > hospes definitif
Dlm beberapa minggu lerva rhabditiform berganti
kulit dan berkembang menjadi filariform yg
infektif. Dan menembus kulit sehat manusia
memasuki pembuluh darah dan limfe, beredar di
dlm aliran darah, masuk ke jantung kanan, lalu masuk ke
dlm kepiler paru.. Larva menembus dinding kapiler
masuk ke dlm alveoli. Larva cacing kemudian
migrasi ke bronki, trakea, laring, fan faring.
Akhirnya ke esofagus. Dan berakhir ke usus halus.
Patogenesis :
• Cacing dewasa mengisap darah penderita.
• Menimbulkan dermatitis dng gatal – gatal pd waktu
menembus kulit penderita.
• Pada waktu beredar di dlm darah (lang migration)
akan menimbulkan bronkitis dan reaksi alergi ringan
Pencegahan :
1. Pengobatan massal dan perorangan dengan obat
cacing
2. Pendidikan kesehatan.: membuat jamban yg baik, dan
berjalan di tanah selalu menggunakan alas kaki.
Nematoda Jaringan
Wuchereria Bancrofti

Nama penyakit : Filariasis bancrofti, sedangkan larva cacing (


mikrofilaria) dapat menimbulkan occult
filariasis.

Habitat : Berada di dlm saluran limfe dan kelenjar limfe


manusia.

Morfologi : Berbentuk rambut, berwarna putih susu. Jantan


panjangnya sekitar 4cm, memmpunyai ekor
melengkung yg dilengkapi dua spekulum. Betina
berukuran sekitar 10 cm, mempunyai ekor yg
runcing bentuknya.
Siklus hidup :
Hospes definitif > manusia
vektor penular > nyamuk genus culex, aedes dan anopeles

Nyamuk menggigit manusia lalu memindahkan larva L3


yg secara aktif akan masuk ke saluran limfe lipat paha,
skrotum atau salluran limfe perut, dan hidup di tempat
tersebut.
Patogenesis :
– Menimbulkan gangguan patologik
– Menimbulkan limfangitis akibat terjadinya iritasi mekanik dsan
sekresi toksik yg di keluarkan cacing betina.
– Obstruksi limfatik.
– Varises saluran limfe atau ginjal pecah
– Kiluria ( urin berwarna putih)

Pencegahan :
– Pengobatan massal penduduk
– Pengobatan pencegahan terhadap pendatang yg berasal dari
daerah nonendemik filariasis dan membrantas nyamuk yg
menjadi vektornya.
– Gunakan reppelent atau kelambu
Brugia
Nama penyakit : Brugia malayi da brugia timori yg menimbulkan
filariasis brugia, filariasis malayi, atau filariasis
timori.

Habitat : Berada di dalam saluran dan pembuluh limfe,


sedangkan mikrofilaria di dlm darah tepi hospes
definitif.

Morfologi : Mirip dng W. bancroffi. Brugia malayi Panjng


betina 55 mm dan jantan 23 cm. Brugia timori
betina panjangnya 39 mm dan jantan panjngnya 23
mm.
Siklus Hidup : Pada brugia yang zoonotik, selain manusia,
berbagai hewan mamalia jg dpt bertindak selaku
hospes definitifnya (resevoir host). Perioditas
brugiasis malayi bermacam – macam, ada yg noctural
periodic, noctural subperiodic atau non periodic.
Brugia timori bersifat periodik noktural.

Pencegahan :
– Pengobatan massal penduduk
– Pengobatan pencegahan terhadap pendatang yg berasal dari
daerah nonendemik filariasis dan membrantas nyamuk yg
menjadi vektornya.
– Gunakan reppelent atau kelambu

You might also like