Professional Documents
Culture Documents
ENERGI
ABSTRAK
Ancaman terhadap krisis energi membuat faktor energi menjadi suatu pertimbangan
baru dalam perancangan arsitektur. Sebenarnya konteks lingkungan sudah merupakan
sesuatu hal yang baru dalam arsitektur, karena tujuan utama dari desain adalah
meningkatkan produk arsitektur dengan merespon terhadap kondisi iklim lingkungan.
Salah satu sektor pembangunan yang terbesar dan mampu menyumbangkan
penghematan energi yang besar adalah sektor perumahan, karena rumah merupakan
kebutuhan dasar manusia dan percepatan pemenuhan kebutuhan perumahan
senantiasa menjadi agenda pembangunan pemerintah. Sebuah model dalam
merancang rumah susun hemat energi merupakan suatu paradigma di bidang
arsitektur yang mengarah kepada penghematan listrik dengan berusaha menciptakan
kenyamanan termal dan visual dengan memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat.
Penelitian ini mencoba untuk mengintegrasikan beberapa model perencanaan rumah
susun hemat energi dan menyajikannya dalam sebuah evaluasi dengan membatasi
bahasan kepada keberhasilan penghematan energi berdasarkan faktor desain
bangunan. Pada ahir penelitian ditemukan bahwa komponen desain yang paling
banyak mempengaruhi kenyamanan termal dan visual adalah jumlah dan posisi
bukaan pada bangunan, sedangkan untuk kontrol aktif dan pasif masing – masing
digunakan untuk mengontrol kenyamanan termal dan visual dengan memanfaatkan
seluruh potensi iklim setempat.
Kata kunci : rumah susun hemat energi;perumahan;kenyamanan termal;kenyamanan
visual;desain bangunan
Pendahuluan
1
Sejumlah rumah susun telah dibangun di berbagai lokasi di tanah air, namun
pembangunan tersebut baik yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta
seringkali dilakukan tanpa pertimbangan kondisi iklim setempat, serta tuntutan
kenyamanan fisik dan penghematan energi. Rumah susun dibangun hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasar sebagai tempat berlindung. Untuk merancang rumah
susun tropis hemat energi perlu diikuti strategi atau kaidah – kaidah perancangan
bangunan hemat energi sesuai dengan permasalahan iklim setempat.
Dari survey yang telah dilakukan oleh Departemen PU Indonesia mulai tahun 1985
bekerjasama dengan US AID, disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor mendasar yang
menentukan keberhasilan penghematan energi pada bangunan yaitu desain bangunan,
manajemen energi dan komitmen para pemilik/pengelola gedung. Berbagai penelitian
telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun stakeholders terkait untuk menciptakan
suatu model perencanaan rumah susun hemat energi. Penelitian ini mencoba untuk
mengintegrasikan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumya dan
menyajikannya dalam sebuah evaluasi studi kasus dalam mendesain rumah susun
hemat energi dengan membatasi bahasan kepada keberhasilan penghematan energi
berdasarkan faktor desain bangunan.
Sumber: www.sosearth.wikispaces.com
2
dapat berperan dengan baik sebagai filter lingkungan, berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh Ken Yeang dalam bukunya, The Green Skyscraper (Yeang,
2000) terdapat beberapa parameter yang menjadi konsep dasar desain sadar energi,
diantaranya :
1. Kenyamanan Termal
2. Kenyamanan Visual
3
Kajian Studi Kasus
Fitur desain:
4. Menggunakan sunshading pada fasad dan bagian bukaan lainnya agar suhu
tidak menjadi terlalu panas pada waktu sore.
6. Water features.
Sumber: http://idamanresidence.com
4
Idaman Residence menggunakan pendekatan hijau-ekologi, yaitu penggunaan sedikit
mungkin energi. Ventilasi alami berupa lorong vertikal untuk ventilasi udara
mendukung aliran udara dan cahaya secara alami. Pada area lobi menggunakan air
daur ulang untuk menjaga udara relatif nyaman. Jendela – jendela diposisikan untuk
memaksimalkan ventilasi silang, cahaya siang, dan pemandangan. Cahaya alami dan
ventilasi dibuat sedemikian rupa hingga basemen dengan menggunakan bukaan
vertikal (eco-cells), sun shading kanopi logam digunakan hingga atap penthouse.
Taman digunakan pada atap dan ramp menuju parkir. Sistem spray mist pada atap
(roof top) mendinginkan dan membersihkan udara. 70 % bahan kosntruksi yang tidak
terpakai didaur ulang (kaca, alumunium, dan beton).
Fitur desain:
SymHouse merupakan Rumah susun yang dibangun dengan material pabrikasi dan
menggunakan tenaga ahli lokal, sehingga mampu mengurangi biaya pembangunan.
Material bangunan yang digunakan adalah rangka baja dengan plat lantai beton
prefab. Material baja memang memiliki energi content tinggi namun juga tingkat
recycleability tinggi. Rusun yang berada pada iklim panas lembab ini memiliki rasio
jendela yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan kenyamanan pada musim panas atau
dingin.
5
Gambar 3: Perspektif SymHouse, India
Sumber: www.architecturalweek.com
Analisa
Sumber: www.architecturalweek.com
6
KOMPONEN DESAIN KONTROL AKTIF KONTROL PASIF
Posisi bukaan pada Indoor water features Lorong vertikal
IDAMAN ruang – ruang yang menggunakan sebagai jalur
RESIDENCE tertentu daur ulang air untuk sirkulasi udara alami
KUALA
disesuaikan menjaga kelembaban Sun shading dengan
LUMPUR
mengadaptasi udara di dalam bahan logam
terhadap matahari ruangan menjaga suhu di
dan optimalisasi Spry mist pada bagain dalam ruangan tidak
view atap bangunan terlalu panas
mendinginkan dan
membersihkan udara
Besar dan jumlah Cross ventilation
SYMHOUSE, bukaan yang Selubung bangunan
KOLKATA fleksibel dapat ganda berupa tirai
INDIA
diatur sesuai besi dan jendela kaca
kebutuhan
kenyamanan
7
Besar dan jumlah 10 desain tirai besi
SYMHOUSE, bukaan yang yang mengadaptasi
KOLKATA fleksibel dapat terhadap posisi
INDIA
diatur sesuai dengan matahari mengontrol
kebutuhan intensitas masuknya
kenyamanan cahaya matahari ke
dalam ruangan
Kesimpulan
8
Komponen desain yang mempengaruhi kenyamanan termal dan visual bangunan
adalah jumlah dan posisi bukaan pada bangunan yang akan mempengaruhi suhu udara
serta penghawaan ruangan.
Terdapat berbagai macam teknologi aktif yang dapat diterapkan pada bangunan untuk
menjaga kelembaban udara yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi kontekstual
bangunan. Kontrol aktif dimana pengendalian dilakukan dengan menggunakan energi
diterapkan dalam proses pengendalian suhu, sedangkan kontrol pasif diterapkan
sebagian besar untuk mengendalikan pencahayaan alami bangunan.
Selain berusaha menciptakan kondisi bangunan yang nyaman secara termal dan visual
agar dapat menghemat penggunaan energi, pemilihan bahan material juga dapat
menghemat energi bangunan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
Dengan demikian arsitek memiliki peran cukup besar dalam penyedian rumah susun
hemat energi, sehingga diperlukan wawasan lingkungan dan penggunaan fisika
bangunan serta kemampuan dalam desain secara komprehensif agar dapat
menghasilkan rancangan yang nyaman secara termal dan visual dengan merespon
kondisi iklim setempat.
Daftar Pustaka
Yeang, K. (2000) The Green Skyscraper: The Basis for Designing Sustainable
Intensive Buildings (Prestel Press, London)
Richards, I. (2001) TR Hamzah & Yeang: Ecology of the Sky (Image Publishing,
Australia)
Priatman, J. (2007) Desain Rumah Susun Sadar Energi (Pusat Studi Energi Bangunan
–UK Petra Jaya)
Gartiwa, M. (2007) Rumah Susun Hemat Energi Dalam Konteks Transformasi Kota
(Universitas Langlangbuana, Jawa Barat)
Sabaruddin, A. (2007) Pengembangan Teknologi Hemat Energi Pada Rumah Susun
(Puslitbang Dept. PU, Jakarta)