PENELITIAN PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN UKURAN
PARTIKEL TERHADAP MUTU TEH ROSELLA
Oleh
Sri Agustini
i *)
Ringkasan
Riset ini bertujuan untuk mengetahui mutu buah rosella kering sebagai alternatif variasi
produk tanaman rosella. Pengeringan buah rosella dilakukan- dengan cara pengeringan
menggunakan oven (A1) dan penjemuran dengan sinar matahari (A2) dan ukuran partikel
terdiri dari : tanpa pengayakan (B1), ukuran 20 mesh (B2), 40 mesh (B3) dan 60 mesh
(B4), Uji kadar air dan kadar asam total menunjukkan bahwa metode pengeringan dengan
oven memberikan kadar air (2,35 %) dan kadar asam yang lebih rendah (14,52%)
dibandingkan dengan metode penjemuran. Uji organoleptik menunjukan bahwa panelis
lebih menyukai warna, aroma dan rasa_ teh yang dihasilkan dari hasil pengeringan dengan
penjemuran pada ukuran partikel 40 mesh dan rasa teh yang dihasilkan dari hasil
pengeringan dengan oven pada ukuran partikel 40 mesh.
Kata Kunci : Rosella
1, PENDAHULUAN
Rosella (Hibiscus sabdariffa L)
merupakan tanaman semak yang sudah
dikenal di pulau Jawa sejak 1687
dengan nama asam kesur. Pada saat itu
buah rosellia sudah dimanfaatkan
sebagai bahan untuk pembuatan
minuman tradisional.
Di Indonesia ada beberapa
daerah yang membuka Jahan tanaman
rosella secara komersial, —yaitu
Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Bogor
dan Sumatera Selatan. Di Sumatera
Selatan rosella dikembangkan di
dacrah Suka Mulia, kebun percoban
PT. Pusri Indralaya, Tanjung Batu,
Pangkalan Benteng dan Plaju. Luas
areal tanaman ini baru mencapai 4 ha
dengan produksi 2,2 ton rosella
kering/ha. Di Indonesia sendiri buah
rosella lebih dikenal sebagai asam
kesur.
Menurut Duke (1983) rosella
merupakan tanaman tahunan multi
fungsi dan kaya nutrisi. Kelopak buah
*) Penel
pada Baristand Industri Palembang
tanaman ini dapat diolah menjadi teh.
Hasil analisa tethadap kelopak buah
rosella kering per 100 gramnya
mengandung 1,9 protein, 0,1 gram
lemak, 12,3 gram karbohidrat, 2,3
gram serat dan 14 miligram asam
askorbat, 0,04 miligram vitamin B
serta Komponen pewarna alami.
Dengan komposisi nutrisi seperti ini
buah —rosellla_dipercaya dapat
memberikan efek positif terhadap
kesehatan dan berfungsi sebagai
minuman yang dapat mencegah
bipertensi, dan meningkatkan stamina.
Sumarno,. 2004 menyatakan
bahwa kandungan vitamin C pada
kelopak buah rosella lebih tinggi dari
kandungan vitamin C pada jeruk, 3 kali
lipat lebih besar dari anggur hitam dan
9 kali lebih besar dari kandungan
vitamin C pada jeruk citrus. Dengan
kandungan vitamin C yang tinggi ini,
maka buah rosella dapat diolah
menjadi minuman fungsional untuk
Kesehatan,
Dinamika Penelitian BIP A Vol. 17 No. 29 Tahun 2006 57Situsherbmed.org/viewherb.asp
/ varherb ID=43 melaporkan hasil
penelitian terhadap 31 pasien yang
telah 12 hari mengkonsumsi rosella
menunijukkan —penuruan —tekanan
sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan
diastolik sebesar 10,7 %. Penelitian
terhadap 36 aki aki yang
mengkonsumsi jus rosella
menunjukkan penurunan kadar
creatinin, asam urat, kalsium, sodium
dan phospat.
Zat wama pada kelopak buah
rosella dapat memberikan warna merah
yang menarik pada seduhan
menyebabkan serat buah rosella dapat
dijadikan sebagai_minuman. seperti
teh.
Dengan kandungan nuttisi buah
rosella yang kaya akan vitamin C serta
kandungan karbo hidrat yang tinggi
maka serat buah rosella memberikan
rasa khas yang sangat disukai sehingga
buah rosella sangat prospektif untuk
dijadikan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan makanan fungsional.
Zat worna alami yang terdapat
pada buah rosellla di dalam air akan
memberikan warna merah terang yang,
sangat menarik sehingga bubuk serat
buah rosela dapat dengan mudah
diguraken sebagai bahan minuman
fungsional sumber vitamin C.
Tabel 1. Kontposisi_ kimia buah rosella
kering per 100 gr.
Non [Nana Kapa
1_| Total Fat O1g
2__| Total Carbohydrate | 12.3 g
3 | Protein 19g
4_| Vitamin 14 mg
5__| Vitamin B 0,04 mg
6_| Caleium 1,72 mg
(7 _| Kalori 49 kal
‘Sumber: hitp://Agrolink.moa.mnyidoa/BM/
Croptechim/roselle.htmt
Tulisan ini membahas-
pengaruh metode pengeringan dan
ukuran partikel tethadap — mutu/
kandungan nutrisi fungsional pada
rosella. Dengan — memvariasikan
metode pengeringan dan ukuran
partikel diharapkan akan didapat
kondisi proses yang paling optimum
untuk mendapatkan bubuk rosella
sebagai bahan minuman fungsional.
I. BAHAN DAN METODA
A. Bahan dan Peralatan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah buah rosella
yang didapat dari perkebunan rosella
di Plaju. Bahan penunjang lainnya
yang digunakan adalah bahan kimia
untuk keperluan analisis mutu rosefla
kering yang dihasilkan.
Peralatan yang digunakan
terditi dari baskom, — blender,
timbangan, pisau , ayakan mesh,
botol, kompor, oven dan desikator.
B. Metoda Penelitian
Metoda penilitian yang
dilakukan menggunakan rancangan
acak lengkap yang disusun secara
faktorial (2x4) dengan 3 ulangan.
Faktor ~pertama adalah —metode
pengeringen. (faktor A), yaitu
pengeringan dengan Oven (Al). Dan
pengeringan dengan sinar_matahari
(A2). Sedangkan faktor B adalah
jenis ukuran butiran yaitu tanpa
pengayakan (B1), ukuran 20 mesh
(B2), ukuran 40 mesh (B3) dan
ukuran 60 mesh (B4).
Terhadap hasil —_percobaan
dilakukan pengujian kadar air, total
asam dan Uji organoleptik
menggunakan skala hedonik. Untuk
mengetahui pengaruh masing masing
perlakuan (faktor), maka data hasil
pengamatan diclah secara statistik
menggunakan —rancangan—acak
lengkap dan regresi linier serta
analisa sidik ragam yang dilajutkan
dengan uji beda pada —tingkat
kepercayaan 5% dan 1%.
58 Dinamika Penelitian BIPA Vol. 17 No. 29 Tahun 2006Ill. PEMBAHASAN
A. Kadar Air
Untuk = mendapatkan bubuk
serat rosella dengan kualitas yang
baik maka dilakukan_ pengeringan
dengan cara penjemuran dan
pengeringan dengan —_—oven.
Penjemuran atau_—_pengovenan
dimaksudkan untuk —menurunkan
kadar air.dan mengeringkan serat
sehingga kadar air yang terkandung
pada serat rosella menjadi rendah
sehingga dapat disimpan dalam.
waktu. lama. Makin lama
pengeringan maka diharapkan kadar
air semakin menurun.
1. Pengaruh metode pengeringan
‘Selama proses penjemuran
atau pengovenan terjadi penurunan
berat’ yang . disebabkan arena
berkurangnya kadar air yang
erkandung di dalam serat, Penurunan
kadar air yang terjadi untuk masing
masing perlakuan memberikan hasil
yang bervariatif antara 2,14 %
samapai 2,94 %. Metode pengeringan
dengan “oven memberikan _serat
rosella kering dengan kadar air yang
lebih rendah dibandingkan dengan
metode —penjemuran. Hal ini
kemungkinan disebabkan Karena
beberapa faktor seperti temperatur/
suhu pengeringan, kelembsban udara
relative, laju aliran udara dan
lamanya pengeringan.
Tabel 2. Kadar Air Serat
KODE] BI] 82] 83] Ba | JN | RERATA
wal [331 | 223 [aie [az | 930_|
a2 _[ 276 | 289 | 286 [294] 114s | 286
Teori kinetika molekul
menyatakan bahwa pada temperatur
tertentu tekanan uap air di udara
dipengaruhi oleh tekanan uap air
permukaan lingkungan di sekitarnya
Artinya pada lingkungan —_yartg
mengandung lebih banyak air, maka
tekanan uap air di udara akan
mengalami kesetimbangan dengan
tekanan uap permukaan lingkungan,
sehingga molekul air yang teruapkan
menjadi lebih banyak, sampai terjadi
titik kesetimbangan.
Pada saat titik kesetimbangan
tercapai maka tekanan uap air di
udara sama dengan tekanan uap air
permukaan bahan. Pada kondisi ini
penguapan air dari bahan tidak terjadi
lagi dan penurunan beratbahan
menjadi terhenti.
Sedangkan konsep aktivitas
air menyatakan bahwa__jika
kelembaban relativ udara lebih
tendah dari aktivitas air bahan maka
permukaan bahan cenderung akan
menjadi kering. Sebaliknya jika
kelembaban relatif udara lebih tinggi
dari aktivitas air bahan = maka
permukaan bahan akan menjadi lebih
berair. Aktivitas air adalah tekanan
uap larutan zat terlarut — dibagi
tekanan ap pelarut. Aktivitas air
suatu bahan dipengaruhi terutama
oleh konsentrasi molekul dan ion zat
terlarut, dimana masing masing
molekul dan ion dikelilingi oleh
molekul air (Frazier & Westhoft,
84),
Pada pengeringan
menggunakan oven tekanan udara
dan teperatur di dalam oven lebih
mudah —dikendalikan, —sehingga
pengeringan menggunakan oven akan
mensberikan hasil serat kering dengan
kadar air yang lebih rendah.
Hasil Analisa sidik ragam
menunjukkan bahwa __perlakuan
metode pengeringan _berpengaruh
nyata terhadap kadar air hasil
percobaan. Uji Beda menunjukkan
bahwa perlakuan Al berbeda nyata
dengan perlakuan A2.
Dinamika Penelitian BIPA Vol. 17 No. 29 Tahun 2006 59