You are on page 1of 12

Oleh:

WENTY EKA SEPTIA


0806338134

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2010
SISTEM PELUMASAN

Apabila terjadi gerakan relatif antara dua benda yang bersentuhan, terjadilah gesekan
antara kedua benda. Gesekan (mekanik) tersebut terutama disebabkan oleh permukaan benda
yang kasar tetapi mungkin juga oleh adhesi antara kedua permukaan atau oleh reaksi kimia
yang terjadi pada permukaan itu. Gesekan tejadi pada motor bakar, misalnya antara poros dan
bantalan, antara (cincin) torak dan dinding silinder, antara roda gigi dan sebagainya. Untuk
mengatasi gesekan itu, agar benda yang bersentuhan bisa digerakkan, diperlukan gaya. Karena
itu besarnya gesekan harus dibatasi agar daya mesin tidak banyak yang hilang pada bantalan,
roda gigi, dan sebagainya. Selain itu gesekan mengauskan permukaan sedangkan kerusakan
selanjutnya dipercepat oleh panas yang terjadi karena gesekan itu.
Besarnya gesekan dapat dikurangi dengan menggunakan pelumas yang fungsinya
memisahkan dua permukaan yang bersentuhan. Akan tetapi di dalam kenyataaan tidak ada
gerakan tanpa gesekan karena tidaklah mudah untuk memperoleh pemisahan yang sempurna.
Lagi pula gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh adanya
tegangan geser pada pelumas sendiri. Pada umumnya motor bakar torak menggunakan pelumas
cair yang dinamai minyak pelumas . Selain mudah disalurkan Minyak pelumas juga berfungsi
mencegah keausan akibat gesekan, juga dapat membantu mendinginkan mesin, memperbaiki
kerapatan antara ring piston dengan dinding silinder, mencegah karat dan membersihkan
bagianp-bagian mesin.

SISTEM PELUMASAN
1. Sistem Tekanan penuh
2. Sistem Cebur
3. Sistem gabungan atau semi cebur, yaitu gabungan sistem tekanan penuh dan sistem
cebur

Minyak pelumas harus dapat mencapai seluruh bagian yang hendak dilumasi serta
harus dapat memnuhi tugasnya dengan baik. Sistem pelumasan yang mana yang akan dicapai
bergantung pada konstruksi mesin dan keutuhan akan pelumasan.
Gambar 1. Sistem Pelumasan dengan tekanan Penuh

Disamping itu, pilihan banyak pula dipengaruhi oleh selera perancangnya. Pada
umumnya mesin besar dan mesin untuk alat transortasi mempergunakan sistem tekanan penuh
karena bantalan dan minyak pelumas berada dalam keadaan lebih dingin daripada bagian mesin
lainnya. Minyak pelumas itu dilairkan melalui berbagai saluran ke beberapa bantalan, poros,
batang penggerak. Tekanan minyak pelumas biasanya berkisar antara 3-7 kg/cm 2. Sistem
pelumasan cebur atau semi-cebur dipakai pada mesin kecil yang berdaya rendah karena
konstruksi dan proses pembuatannya sederhana. Dalam sistem pelumasan cebur, pompa
pelumas (biasanya pompa roda gigi) memompa minyak pelumas dan bak minyak pelumas
kedalam mangkok minyak pelumas. Pada setiap kali pangkal batang bergerak mencebur ke
dalam mangkuk tersbut, memerciklah minyak pelumas dan dalam mangkok membasahai bagian
yang harus dilumasi.

Gambar 2 Sistem Pelumasan Cebur


Gambar 3 Sistem Pelumasan Sistem Semi Cebur-Gabungan

4.    Sistem Terbuka


Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak pelumas baru kepada permukaan
yang bergerak, dan pelumas yang telah digunakan dibuang.

4.1 Pelumasan dengan Tangan


Pelumasan dengan tangan adalah sistem pelumasan terbuka yang paling
sederhana dan tertua. Pelumasan dengan tangan mempunyai penggunaan yang terbatas
pada unit pembangkit dan metode ini untuk kebanyakan penggunaan telah diganti
karena adanya hal-hal yang tidak menguntungkan tersebut. Kekurangan dalam sistem
pelumasan dengan tangan adalah, kita sulit mengontrol pemasukan pelumas, yang
memungkinkan adanya kelebihan asupan sehingga dapat menimbulkan kebocoran.
Begitu pula ketika peralatan mengalami kekurangan pelumas, kita sulit
mengetahuinya, sehingga dapat menimbulkan keausan.
4.2 Continous Lubrication
Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit pembangkit untuk mengurangi
kebutuhan akan pelumasan dengan tangan. Peralatan tersebut akan mensuplai
sejumlah pelumas secara kontinue pada bagian-bagian peralatan yang bergerak.

5. Sistem Tertutup
Sistem pelumasan tertutup menggunakan pelumasan yang sama secara
berulang-ulang. Dua jenis sistem pelumasan tertutup, yaitu:
 Nonforced lubrication (Pelumasan tanpa tekanan)
 Forced Lubrication (Pelumasan dengan tekanan)
FLUIDA PENDINGIN, PEMBERSIH DAN PENYEKAT
Selama mesin bekerja, bagian mesin akan memanas. Karena minyak pelumas lebih
rendah temperaturnya, di samping melumasi juga berfungsi sebagai fluida pendingin; menyerap
panaa dan bagian mesin tadi sehingga temperaturnya naik. Karen itu setelah masuk kemali ke
dalam minyak pelumas, minyak pelumas tersebut harus didinginkan dahulu sebelum dialirkan
ke seluruh bagian mesin; maksudnya agar sifat pelumasnya tetap baik. Pada mesin yang besar
seringkali disediakan alat pendingin yang khusus untuk keperluan tersebut (air cooler).
Minyak pelumas juga berfungsi membersihkan kotoran yang timbul selama mesin itu
bekerja. Kerak yang terjadi karena sebagian minyak pelumas yang terbakar serat serpih logam
dan bantalan yang aus dapat mengakibatkan keausan dan kerusakan lebih lanjut atau
menyumbat saluran minyak pelumas. Sambil membawa kotoran tersebut, miyak pelumas juga
mengalir kembali ke dalam bak minyak pelumas. Setelah melalui penyaringan, dalam keadaan
bersih minyak pelumas dialirkan kembali ke bagian mesin yang harus dilumasi.

Gambar 4 Sistem Pelumasan dengan Penyaringan Penuh

Sebagian dari minyak pelumas yang mengalir dari pompa disalurkan ke dalam
saringan tersebut kemudian dialirkan kembali ke dalam bak minyak pelumas.
Selain penyaringan simpangan, ada juga sistem penyaringan penuh yang banyak
dipergunakan pada mesin kendaraan, Pembersihan minyak pelumas pada sistem ini dapat
berjalan baik jika saringan mempunyai lubang yang lebih besar daripada biasanya atau sering
diganti. Dengan demikian tidak diperlukan pompa yang bertekanan terlalu tnggi. Bahan
saringan biasanya kain katun, kertas, atau selulosa. Minyak pelumas juga membantu cincin
torak mencegah merembesnya gas pembakaran keluar. Dalam praktek, misalnya kita melihat
mesin yang dinding silindernya sudah aus atau tua diberi minyak pelumas yang lebih kental.
Namun harus dicegah agar minyak pelumas jangan masuk ke dalam ruang bakar. Oleh karena
itu hendaknya dijaga jangan sampai minyak pelumas membasahi dinding silinder secara
berlebih-lebihan. Terlalu banyak minyak pelumas yang masuk ke dalam ruang bakar merupkan
suatu kerugian karena minyak elumas bukanlah bahan bakar. Di samping itu pelumas yang
terbakar akan meninggalkan kerak, terutama pada alur cincin torak yang bisa mengakibatkan
cincin torak melekat pada alurnya. Untuk membatasi masuknya minyak pelumas ke dalam
ruang bakar, torak itu dilengkapi dngan cincin minyak. Minyak pelumas yang hilang karena
terbakar atau menguap kira-kira 0,5 gram/PS jam. Mengingat minyak pelumas itu penting
peranannya, haruslah dijaga agar selalu dalam keadaan baik. Secara periodik minyak pelumas
harus diganti karena setelah beberapa lama dipakai akan kehilangan sifatnya yang diperlukan.
Cepat lambatnya penggantian itu sendiri tergantung pada jenis pemakaian mesin dan
kualitas minyak pelumas itu sendiri.
Secara umum dapat dikatakan, minyak pelumas perlu diganti setiap 30-60 hari tidak
lebih dari jarak 3000 km, untuk mencegah keausan mesin terlalu cepat.

BEBERAPA SIFAT PENTING MINYAK PELUMAS


Beberapa sifat minyak pelumas di bawah ini perlu diperhatikan jika diinginkan minyak pelumas
memenuhi fungsinya, khusus pada motor bakar torak.
1. Kekentalan. Kekentalan minyak pelumas harus sesuai dengan fungsi minyak itu untuk
mencegah keausan permukaan bagian yang bergesekkan, terutama pada beban yang
besar dan pada putaran rendah. Minyak pelumas yang terlalu kental sukar mengalir
melalui salurannya, di samping menyeabkan kerugian daya mesin yang terlalu besar.
Biasanya kekentalan minyak pelumas diuji pada temperatur 210 o F dan dinyatakan
dengan bilangan SAE misalnya SAE30, SAE40, SAE50, dan seterusnya. Makin kental
makin tinggi bilangan itu. Ada kalanya pengujian tersebut dilakukan pada temperatur
0oF; untuk membedakannya; di belakang bilangan SAE tadi ditambahkan huruf w,
misalnya SAE20 w.

2. Indeks Kekentalan. Kekentalan minyak pelumas itu berubah-ubah menurut perubahan


temoeratur. Dengan sendirinya minyak pelumas yang baik tidak terlalu peka terhadap
perubahan tempertatur, sehingga dapat berfungsi sebagaiman mestinya, baik dalam
keadaan dingin. Pada waktu mesin mulai berputar (star) maupun pada temeratur kerja.
Untuk mengukur perubahan kekntalan tersebut dipakai indeks kekentalan yang
diperoleh dengan cara sebagai berikut. Minyak pelumas didinginkan dari 210 oF sampai
100oF lalu perubahan kekentalannya dicatat. Sebagai bahan perbandingan diambil
perubahan (dalam proses yang sama) yang terjadi pada minyak pelumas dasar-parafin
yang kekentalannya tidak peka terhadap perubahan temperatur dan minyak pelumas
dasar-naftenik yang kekentalannya peka terhadap perubahan temperatur. Apabila
perubahan kekentalannya sama seperti pada minyak pelumas dasar – parafin, indeks
kekentalannya adalah 100; jika sama seperti minyak pelumas dasar-naftenik, indeks
kekentalannya 0. Dengan memasukkan zat tambahan ke dalam minyak pelumas,
dapatlah diperoleh indeks kekentalan yan lebih besar dari 100.
3. Titik Tuang. Pada temperatur tertentu yang disebut titik luang, miyak pelumas akan
membentuk jaringan kristal yang meyebabkan minyak itu sukar mengalir. Karena itu,
sebaiknya dipergunakan kristal yang menyebabkan minyak itu sukar mengalir. Karena
itu, sebaiknya dipergunakan minyak pelumas dengan titik tuang yang serendah-
rendahnya untuk menjamin agar minyak pelumas dapat mengalir dengan lancar ke
dalam pompa dan salurannya pada setiap keadaan operasi.
4. Stabilitas. Beberapa minyak pelumas pada temperatur tinggi akan berubah susunan
kimianya sehingga terjadilah endapan yang mengakibatkan cicin torak melekat pada
alurnya. Dalam beberapa hal minyak pelumas dapat membentuk lumpur apabila
bercampur dengan air dan beberapa komponen hasil pembakaran. Selain itu, lumpur
tersebut akan mengubah kekentalan dan menutup saluran minyak. Karena itu bak
minyak pelumas haruslah mendapat ventilasi yang cukup baik agar minyak pelumas
atau gas pembakaran dapat keluar dengan leluasa dari minyak pelumas.
5. Kelumasan. Minyak pelumas harus memiliki kelumasan, atau sifat melumasi yang
cukup baik, yaitu dapat membasahi permukaan logam. Hal ini berarti bahwa dalam
segala keadaan selalu akan terdapat lapidan minyak pelumas pada permukaan bagian
mesin yang bersentuhan. Sifat ini sangat penting untuk melindungi permukaan bagian
terseut, misalnya pada waktu start, yaitu pada saat minyak pelumas belum cukup
banyak atau pompa minyak pelumas belum bekerja sebagaimana mestinya.

KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM PELUMASAN


a) Pompa Oli
Pompa oli berfungsi mengisap oli dan menyalurkannya kebagian-bagian mesin yang
perlu dilumasi. ompa oli biasanya ditempatkan pada tutup peti engkol untuk mensuplai
oli dalam panci oli digerakkan dari poros engkol atau poros kam melalui perantaraan
roda gigi atau sebuah poros penggerak, tergantung dari lokasi dan lay out mesin. Pompa
jenis roda gigi dan pompa pemindah positif yang lain juga digunakan pada sistem
pelumasan.
b) Saringan Oli
Saringan oli berfungsi menyaring kotoran yang terdapat dalam oli. Saringan oIi
dipasang di luar mesin, agar mudah melakukan pertiannya
c) Katup Pengatur Tekanan Oli
Katup pengatur tekanan oli (oil pressure relief valve) berfungsi mengatur tekanan oli
yang disalurkan ke sistem pelumasan. Pada tekanan minyak yang tinggi (rpm tinggi),
katup akan membuka dan kelebihan oli akan disalurkan ke bak oIi melalui lubang by
pass sehingga tekanan oli yang masuk ke sistem pelumasan dapat dibatasi besarnya.

1 Pompa Oli
2. Katup Pengatur Tekanan Oli

d) Indikator Tekanan
Adalah suatu sakelar tekanan atau unit sender/pengukur dipasang pada saluran utama
oli, menutup ke saluran pengeluaran (outlet) pompa yang dioperasikan dengan sebuah
lampu peringatan pada panel instrumen jika ada tekanan oli.
e) Sistem Distribusi Oli
Merupakan hubungan seri dari saluran oli utama yang dialiri oli ke berbagai mesin guna
mensuplai pelumasan dan pendinginan.
f) Panci Oli
Berupa tangki untuk menyimpan oli yang diperlukan pada sistem pelumasan dan
diletakkan pada dasar mesin. Untuk memompanya diperlukan suatu pompa oli yang
dipasang pada panci oli.
g) Batang Pemeriksa
Suatu alat yang berbentuk batang dari baja untuk mengetahui ketinggian atau
kedalaman cadangan oli di dalam panci. Batang pemeriksa dipasang pada suatu pipa
semacam tabung yang dilekatkan pada peti engkol atau panci oli.
h) Tutup Saringan Oli
Dipasang untuk memungkinkan pengisian oli dari atas mesin. Terletak pada tube/pipa
yang terdapat pada peti engkol atau penci oli, umumnya pada bagian atas pengangkat
katup.
i) Saringan Oli
Digunakan untuk melepaskan debu, kotoran, karbon, dan partikel lain di luar bahan oli
dan menjaga kebersihan elemen.
j) Klep Bypas
Dipasang pada sistem saringan aliran penuh. Klep bypas dibuka jika saringan
diblok/tertutup kotoran atau tersumbat sehingga oli dapat mengalir dan melumasi
bagian-bagian mesin.
k) Sistem Ventilasi Peti Engkol
Beberapa mesin termasuk diesel menggunakan sistem ventilasi dimana tabung kecil
dialirkan ke bawah mesin dengan aliran tekanan udara yang dimasukkan melalui tutup
saringan pengisi oli.
l) Pendingin Oli
Pada beberapa kendaraan, menggunakan pendingin oli untuk mengedarkan udara yang
mengalir melalui permukaan panci oli ke penyerap panas sederhana yang berfungsi
seperti radiator pendingin mesin.

Sistem Pelumasan Sepeda Motor Dua Langkah


Sistem pelumasan pada sepeda motor dua langkah tidak sama dengan dengan sepeda
motor empat langkah. Pada sepeda motor dua langkah transmisi nya diberi pelumasan tersendiri
terpisah dengan poros engkol. Hal ini dikarenakan terpisahnya ruang transmisi dengan ruang
engkol, makanya mesin dua langkah harus menggunakan dua macam minyak pelumas. Seperti
kita ketahui bahwa kontruksi bak engkol motor dua langkah terbagi ke dalam dua bagian antara
lain bak engkol untuk perangkat motor bakar dan bak engkol untuk perangkat kopling, dan gigi
transmisi.

Sistem pelumasan sepeda motor dua langkah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sistem Pelumasan Campur.
Pada sistem ini oli dicampurkan dengan bahan bakar (bensin) pada
tangki.Contohnya adalah pada sepeda motor vespa.Sistem campur langsung banyak
digunakan pada sepeda motor lama seperti Vespa. Pada sistem ini oli sebagai pelumas
dicampurkan langsung ke dalam tangki bensin. Perbandingan antara oli dengan bensin
antara 1: 20 sampai dengan 1: 50, tergantung pada keperluannya.Besarnya oli yang
dicampur ke dalam bensin tersebut didasarkan pada kebutuhan pelumasan pada putaran
tinggi, agar mutu pelumas dan perbandingannya memenuhi syarat sebaiknya
pencampuran dilakukan sendiri dengan memperhatikan mutu oli pelumas dan prosentase
perbandingannya. Oli yang digunakan untuk mesin tidak sama dengan oli yang digunakan
untuk transmisi. Oli mesin lebih encer.Kekentalan oli tersebut ditandai dengan bilangan
SAE (The Society Of Automotive Engineer). Semakin besar SAE-nya semakin kental
minyak pelumas tersebut.Cara mencampur oli dengan bensin adalah sebagai berikut:
Siapkan satu tempat bensin dalam ukuran liter yang sudah diketahui dengan pasti
volumenya.Isikan bensin ke dalam tempat penampungan tersebut sampai penuh atau
sesuai dengan kebutuhan. Ingat volume bensin yang diisikan harus diketahui.Isikan oli ke
dalam bensin dengan perbandingan sesuai dengan ketentuannya.Aduk dengan batang
yang bersih atau kocok agar bensin dan oli benar-benar bercampur.Isikan campuran
bensin dan oli tersebut ke dalam tangki bensin kendaraan.
2. Pelumasan sistem terpisah
(untuk produk Yamaha dinamakan dengan Auto lube). Pada sistem ini oli
ditampung pada tempat tersendiri. Oleh karena itu digunakan dua jenis minyak pelumas,
yaitu pelumasan untuk bak engkol dan pelumasan untuk motornya. Untuk menjalankan
tugas tersebut, sistem ini dilengkapi dengan pompa oli.Contoh lainnya adalah Sistem
pelumasan CCI yang digunakan pada sepeda motor Suzuki. CCI itu sendiri singkatan dari
Crankshaft,Cylinder oil Injection yang artinya oli pelumas disuntikkan pada bagian poros
engkol dan silinder.Cara kerja sistem CCI adalah sebagai berikut, oli pelumas
ditempatkan pada tangki khusus dan biasanya ditempatkan disebelah bawah jok tempat
duduk. Bila mesinnya kita hidupkan berarti pompa oli dapat bekerja dan mengalirlah oli
pelumas yang ada pada tangki menuju pompa oli setelah masuk pada pompa oli
kemudian disebar dengan bantuan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh pompa oli
tersebut, oli yang disebar ini disalurkan kemasing-masing pipa salurannya.
Salah satu dari saluran oli pelumas dihubungkan pada lubang di atas bak engkol,
di mana lubang tersebut tembus sampai ke bagian bantalan peluru yang menunjang poros
engkol, oli pelumas yang masuk pada lubang ini akan diteruskan sampai ke bagian ujung
besar batang piston guna melumasi bantalan-peluru yang ada pada ujung besar batang
piston tersebut.Sedangkan saluran yang satu lagi dihubungkan dengan sebuah lubang
yang ada dibagian atas bak engkol, kemudian lubang ini tembus pada lubang yang
terdapat di dalam blok silinder, ujung dari saluran oli ini berakhir pada lubang masuk
(inlet port).Oli pelumas yang ke luar dari tengah lubang masuk (inlet port) ini akan turut
terbawa bersama campuran bensin dan udara ke dalam bak engkol berupa kabut, kabut oli
ini akan digunakan untuk melumasi lubang silinder, bantalan peluru pada ujung kecil
batang piston dan bantalanbantalan peluru penopang poros engkol.Perjalanan oli pelumas
yang tidak hanya sampai pada bagian bak engkol saja, akan tetapi terus turut terbawa
bersama bahan bakar menujuproses pembakaran dan oli pelumas tersebut habis terbakar.
Oleh sebab itu sistern pelumasan semacam ini, baik itu yang menggunakan sistem CCI,
Autolub atau sistem campur langsung dengan bensin pada tangki(vespa), kesemuanya itu
dapat disebut menggunakan sistem TOTAL LOSS.Untuk melumasi perangkat kopling
(clutch) atau gigi-gigi transmisi digunakan oli pelumas tersendiri, yang mana oli pelumas
ini tidak boleh turut masuk atau terhisap pada bagian motor bakarnya.Agar oli pelumas
ini tidak turut masuk pada bak engkol, maka padabagian poros engkolnya selalu
dilengkapi dengan sekat oil (oil seal).

Sistem Pelumasan Sepeda Motor Empat Langkah

Sepeda motor 4 tak pelumasan hanya ada satau macam, yaitu dari bak engkol. Minyak
pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol minyak pelumas dipercikan ke dinding
silinder untuk melumasi dinding silinder motor. Ding oli yang dipasang pada piston bertugas
meratakan dan membersihkan oli pada dinding silinder tersebut. Oleh karena itu sepeda motor 4
tak dilengkapi dengan ring oli.
Oli untuk sepeda motor 4 langkah harus memenuhi semua persyaratan standar seperti
pada oli mesin mobil. Hanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada oli mesin sepeda
motor. Volume pelumas pada mesin sepeda motor jauh lebih sedikit. Sepeda motor juga tidak
memiliki sistem radiator seperti pada mobil. Artinya, oli pada sepeda motor bekerja pada
kondisi yang lebih ekstrim (panas dan sirkulasi yang lebih cepat) dibandingkan dengan mesin
mobil.
Oleh karena itu, oli mesin sepeda motor harus memiliki ketahanan terhadap oksidasi yang lebih
baik daripada oli mesin mobil.

You might also like