Professional Documents
Culture Documents
PROVINSI BANTEN
DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG
LATAR BELAKANG
Manfaat dari kegiatan identifikasi pola pemanfaatan ruang di Kawasan yang akan dikembangkan
atau yang akan direvitalisasi ini adalah:
• Sebagai informasi dasar dan masukan bagi kegiatan penataan ruang dan penyusunan zoning
regulation di Kawasan yang akan dikembangkan atau yang akan direvitalisasi.
• Sebagai informasi dasar dan masukan bagi pengambilan kebijakan di bidang investasi, penataan
ruang dan pengendalian ruang di Kawasan yang akan dikembangkan atau yang akan
direvitalisasi.
• Sebagai database yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pembangunan di Kawasan yang akan dikembangkan atau yang akan
direvitalisasi.
JARINGAN TRANSPORTASI
Jaringan Jalan
Tangerang sebagai bagian dari pusat pertumbuhan Industri wilayah
Indonesia bagian barat, memiliki prasaran jaringan jalan, terminal, dry port,
angkutan umum dan rel kereta api. Jaringan jalan paling strategis ialah jalan
bebas hambatan Jakarta-Merak. Keberadaan Bandara Soekarno - Hatta yang
merupakan Bandara Internasional terbesar dan tersibuk di Indonesia, telah
menjadikan Tangerang sebagai pintu gerbang dunia untuk setiap kegiatan
usaha.
Untuk menunjang kelancaran aktivitas transportasi darat, Pemerintah
Kabupaten Tangerang selain merencanakan membangun ruas jalan baru,
juga akan membangun terminal dan sub terminal di daerah pusat
pertumbuhan di Kecamatan Balaraja (terminal Tipe A), Serpong dan
Teluknaga. Sementara untuk mengantisipasi pertumbuhan Serpong - Ciputat
- Pondok Aren.
Kabupaten Tangerang berpotensial menjadi lahan pengembangan
investasi di sektor jasa layanan pergudangan yang direncanakan untuk
pengembangan area pergudangan adalah Kecamatan Sepatan seluas 35 Ha.
• Pembangunan Pelabuhan Kosambi penting artinya
mengingat kondisi Pelabuhan di Tanjung Priok, pelabuhan
terbesar di Indonesia untuk komoditas non-migas, tidak
sepenuhnya mampu menampung kegiatan bongkar-muat.
Demikian juga dengan beberapa pelabuhan lainnya di
wilayah Ciganding, Merak dan Cirebon.
• Peran Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu rata-rata
5,6 % dari total bongkar muat seluruh pelabuhan di
Indonesia (termasuk migas). Sedangkan pelabuhan-
pelabuhan di sekitarnya, Merak dan Ciganding,
menyumbang 2,07%.
• Untuk mengantisipasi ledakan kebutuhan jasa pelayanan
pelabuhan di masa mendatang, serta kekurang mampuan
pelabuhan-pelabuhan di Jakarta untuk mendukung
peningkatan kebutuhan angkutan taut, Tangerang akan
membangun pelabuhan sendiri di daerah Kecamatan
Kosambi.
KOTA TANGERANG SELATAN
Kecamatan Periuk
Perkembangan Kota Tangerang yang pesat maka pemerintah Kota
Tangerang melalui Perda No. 23 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tangerang, Kecamatan Periuk diarahkan sebagai sub-sub
pusat kegiatan pelayanan dalam skala lingkungan dengan arahan
peruntukan sebagai wilayah industri dan perumahan penunjang industri.
Kecamatan Neglasari
Peran Kecamatan Neglasari dalam arahan RTRW Kota Neglasari 2000-2010 adalah sebagai
sub-sub pusat kecamatan dengan arahan kegiatan untuk Perumahan pengendalian ketat,
Pertanian, pengembangan Terbatas KKOP untuk Fasilitas Penunjang Bandara, TPU.
Kebijakan pengembangan kecamatan Neglasari dalam RTRW Kota Neglasari 2000-2010 adalah :
– Meningkatkan dan memajukan sub pusat pertumbuhan dengan skala pelayanan
kecamatan atau memiliki potensi pusat pelayanan yang cepat tumbuh.
– Memanfaatkan dan mendorong koridor jalan poros utama Suryadarma (pusat kota
Tangerang-Teluk Naga) sebagai penghubung simpul-simpul pusat pertumbuhan kegiatan
– Memanfaatkan dan mendorong koridor jalan Iskandar Muda agar sinergis dengan jalan
poros utama guna menarik perkembangan ke wilayah Barat
– Mengembangkan jalan penghubung tengah antara jalan suryadarma dan jalan iskandar
sekaligus sebagai pembatas Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) dan
kawasan pengembangan sekitarnya
– Mengembangkan jalan baru sepanjang perbatasan pengembangan kawasan Bandara
bagian selatan sebagai alternative pergerakan Barat – Timur
– Membentuk tata ruang yang sinergis terhadap pusat kota Tangerang dan fungsi bandara
– Mengendalikan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) dengan
pengembangan fungsi ruang terbuka hijau yang berfungsi konservasi lingkungan alami dan
pertanian lahan basah
0
Kecamatan Neglasari
Kebijakan pemanfaatan ruang yang digariskan dalam RTRW Kota Tangerang mengarahkan
Kecamatan Larangan sebagai kawasan perumahan. Peruntukan perdagangan dan jasa dialokasikan
pada sepanjang JL.HOS Cokroaminoto. Konsep rencana penggunaan lahan di Kecamatan Larangan
didasarkan pada pola pemanfaatan lahan saat ini, kecenderungannya serta arahan dari rencana
yang lebih tinggi, yaitu RTRW Kota Tangerang.
Kecamatan Larangan sebagai kawasan perumahan tertatur dan tertata baik dengan segala sarana
dan prasarana penunjang perumahan yang dibutuhkan. Kecamatan Larangan diharapkan dapat
menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi penduduk setempat ataupun para komuter yang bekerja
di Jakarta.
Sepanjang Jl. HOS Cokroaminoto ditetapkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa pada RTRW
Kota Tangerang, sesuai dengan kondisi saat ini. Penataan bangunan dan pengaturan Garis Sempadan
Bangunan sangat diperlukan, sehingga kawasan ini lebih teratur. Intensitas lahan dan bangunan
masih dapat ditingkatkan serta tempat parkir pada lahan pertokoan perlu disediakan.
Kecamatan Larangan
Kawasan Khusus Perdagangan Tekstil Cipadu merupakan potensi Kecamatan Larangan yang tidak
dapat diabaikan, sehingga pengembangan kawasan ini perlu diakomodasikan pada rencana
pemanfaatan lahan. Pada akhir tahun rencana diperkirakan kawasan sepanjang Jl. KH Wahid Hasyim
ini menjadi kawasan perdagangan. Peningkatan intensitas bangunan perdagangan di tempat
tertentu saja. Penggunaan lahan industri tidak dialokasikan pada akhir tahun rencana. Untuk
memperjelas gambaran rencana pemanfaatan lahan pada masing-masing blok perencanaan,
pengembangannya adalah sebagal berikut:
Kecamatan Karawaci
Berdasarkan arahan revisi RTRW Kota Tangerang 2010, struktur
kegiatan yang akan dikembangkan di Kecamatan Karawaci berupa
kegiatan permukiman, perdagangan jasa, dan kegiatan industri
yang masing - masing kegiatan akan dijadikan sebagai pusat
pelayanan untuk mengurangi beban pusat-pusatpelayanan
tersebut, dikembangkan sub pusat pelayanan dengan skala
pelayanan yang lebih rendah (skala pelayanan lingkungan).
Dalam usaha menjangkau tingkat pelayanan kota yang lebih
optimal, Kecamatan Karawaci dibagi menjadi beberapa Sub
Bagian Wilayah Kota (Sub BWK) yang pada akhirnya akan dilayani
oleh pusat-pusat pelayanan kota dengan skala pelayanan yang
terhirarkis (lebih kecil). BWK Kecamatan Karawaci dibagi menjadi
3 Sub Bagian Wilayah Kota (Sub BWK) yang terdiri dari Sub BWK
Utara, Tengah dan Selatan
Kecamatan Jatiuwung
Kecamatan Jatiuwung memiliki pusat BWK yang terletak di perempatan Jalan Gatot Subroto dan
Jalan Gajah Tunggal. Kecamatan Jatiuwung dibagi menjadi 4 Sub BWK yaitu Sub BWK I, Sub BWK II,
Sub BWK III, dan Sub BWK IV.
1. Sub BWK I
Sub BWK I terdiri dari 3 blok peruntukan dengan luas 503,2 Ha. Pada Sub BWK ini kegiatan
utamanya adalah industri dan permukiman serta perdagangan dan jasa. Pada Sub BWK
dikembangkan kawasan industri dengan jenis industri besar serta permukiman dengan kepadatan
tinggi dan sedang serta rumah susun.
2. Sub BWK II
Sub BWK II terdiri dari 5 blok peruntukan dengan luas 417,63 Ha. Pada Sub BWK ini kegiatan
utamanya adalah permukiman dan perumahan, industri serta kegiatan perdagangan dan jasa yang
tersebar di antara permukiman penduduk dan industri serta di sepanjang koridor Jalan Gatot
Subroto. Pengembangan perumahan dan pembangunan rumah susun diatas lahan-lahan yang
masih kosong.
3. Sub BWK III
Sub BWK III terdiri dari 5 blok peruntukan dengan luas 417,63 Ha. Pada Sub BWK ini kegiatan
utamanya adalah pusat pemerintahan skala kecamatan, pendidikan, perdagangan dan jasa,
pemukiman dan perumahan, industri serta kegiatan pemanfaatan lainnya adalah perdagangan dan
jasa yang tersebar di antara permukiman penduduk dan industri serta di sepanjang koridor jalan
Gatot Subroto.
4. Sub BWK IV
Sub BWK IV terdiri dari 4 blok peruntukan dengan luas 229,45 Ha. Pada Sub BWK ini kegiatan
utamanya adalah industri, kawasan militer, permukiman dan perumahan serta perdagangan dan
jasa yang tersebar di antara permukiman penduduk dan industri . Pada Sub BWK ini arahan
pengembangannya adalah permukiman kepadatan tinggi dan sedang.p engembangan rumah susun
industri dengan jenis industri sedang hingga besar.
IDENTIFIKASI KAWASAN REVITALISASI KABUPATEN TANGERANG
Situ Cipondoh sejak dulu merupakan suatu kawasan yang secara fisik memiliki
luas dan karakterisitik sebagai situ dan berfungsi hidrologis sebagai tandon air di
wilayah Kecamatan Cipondoh, Kecamatan Pinang, dan sekitarnya, sekaligus juga
sebagai reservoar. Berdasarkan RDTRK(Rencana Detail Tata Ruang Kota) Situ
Cipondoh Tahun 1996, untuk penataan wilayah perairan situ direncanakan sebagai
kawasan konservasi, preservasi, kawasan rekreasi, sedangkan wilayah daratan
direncanakan sebagai kawasan jalur hijau dan kawasan pemukiman.
Rencana, pada tahun 2008 ini Provinsi Banten akan membangun Waduk Kariyan
di Kabupaten Lebak. Waduk ini bisa menampung 219 juta meter kubik air.
Untuk menyikapi kondisi tersebut, Atut mengajak Pemprov DKI untuk merancang
proyek bersama pengendalian banjir, dimana sumber dananya berasal dari APBD.
BENDUNGAN AIR PINTU 10
• Bendungan air Sangego di Kecamatan
Neglasari lebih dikenal dengan sebutan
"Bendungan Pintu Air Sepuluh" karena
bentuknya yang besar dan unik. Bendungan
ini layak untuk dikunjungi wisatawan baik
untuk melihat kemegahannya maupun untuk
menyaksikan aktifitas warga sekitar.
Bendungan ini membendung aliran Sungai
Cisadane dan mengalirkan airnya melalui
sepuluh pintu ke beberapa sungai-sungai
kecil. Sungai-sungai kecil ini kemudian
mengaliri lebih dari 1.500 ha sawah yang
berada di wilayah Kota dan Kabupaten
Tangerang. Dari jauh bendungan ini terlihat
megah dengan sepuluh pintu air yang berjajar
dan berdiri kokoh. Bendungan ini mulai
dibangun pada tahun 1928 dan mulai
dioperasikan pada tahun 1932.
KELENTENG BOEN TEK BIO
Berbicara tentang Kelenteng Boen Tek Bio
tidak terlepas dari sejarah Kota Tangerang dan
keberadaan orang Tionghoa di Tangerang,
dimana kedatangan orang Tionghoa pertama
kali ke Tangerang belum diketahui secara pasti.
Dalam kitab sejarah Sunda yang berjudul?“Tina
Layang Parahyang”?(Catatan dari Parahyangan)
disebut tentang kedatangan orang Tionghoa ke
daerah Tangerang. Kitab tersebut menceritakan
tentang mendaratnya rombongan Tjen Tjie Lung
(Halung) di muara sungai Cisadane yang
sekarang diberi nama Teluk Naga pada tahun
1407.
Belanda mendirikan pemukiman bagi orang
Tionghoa berupa pondok-pondok yang sampai
sekarang masih dikenal dengan nama: Pondok
Cabe, Pondok Jagung, Pondok Aren dsb.
Disekitar Tegal Pasir (Kali Pasir) Belanda
mendirikan perkampungan Tionghoa yang
dikenal dengan nama Petak Sembilan.
TERIMA KASIH