You are on page 1of 37

5

4
3
2
1
2
Alasan Utama : Mengumpulkan data-data dan informasi scientific serta engineering mengenai ruang
angkasa.

Tempat Peluncuran Wahana Antariksa dengan menggunakan Roket Delta


Pembiayaan (Budget)

Perubahan Desain

Keterbatasan Viewperiod

Kemampuan Menjelajah

Pemprosesan Data
Lingkungan ruang angkasa dan atmosfer bumi sangat berpengaruh terhadap wahana antariksa. Interaksi
wahana antariksa dengan lingkungan di ruang angkasa akan membatasi kemampuan wahana antariksa
tersebut.

Beberapa Faktor Lingkungan Ruang Angkasa adalah :

Sinar Matahari Plasma

Gaya Gravitasi Partikel bermuatan cepat

Medan Magnet & Listrik Meteroid & sampah ruang angkasa

Gas Netral Lingkungan diturunkan dari sistem


Pengembangan desain wahana antariksa memerlukan integrasi berbagai bidang keahlian (spesialis misi,
komunikasi, struktur material, mekanika orbit, lingkungan, teknik kimia, teknik fisika, listrik, elektronika,
sistem kontrol, sistem propulsi, dll)

Beberapa hal tentang Sistem dalam sebuah wahana antariksa, diantaranya :

Geometri & Desain Misi Kendali Sikap

Pendukung Misi Propultasi

Kendali Thermal Komunikasi & Pelacakan

Peluncur Daya
Good
Bye
Lintasan (trajectory) sebuah wahana antariksa dibatasi oleh kaedah-kaedah
mekanika benda langit, sedangkan Ketersediaan Pendanaan yang ada akan
menjadi kendala bagi proyek peluncuran wahana antariksa tersebut.

Peluncuran wahana antarksa yang menggunakan lintasan langsung atau


dengan memanfaatkan bantuan gaya gravitasi benda-benda langit lainnya
(gravity assist).

Optimasi kaedah mekanika benda langit sehingga


dapat dilakukan Penghematan dari segi Biaya sesuai
dengan missi wahana antariksa yang diinginkan.
Tujuan, ruang lingkup, waktu peluncuran, serta
prediksi biaya harus ditentukan sebelum
desain wahana antariksa diproduksi.

Berbagai perubahan terjadi meski desain


(berikut jumlah budget yang dianggarkan)
sudah disetujui (approved).

Perubahan Desain dapat terjadi pada setiap fase desain wahana antariksa.
Makin lambat dilakukan perubahan desain, maka akan semakin menambah
biaya.
Viewperiod : merupakan waktu yang diperlukan
oleh pengontrol stasiun bumi untuk melakukan
observasi pada suatu wahana antariksa
tertentu di atas horizon lokal - nya.

Viewperiod biasanya adalah sekitar 8 – 12 jam


perhari.

Waktu peluncuran berbagai missi wahana antariksa dipengaruhi oleh geometri


sistem tata surya yang mengharuskan untuk memilih waktu peluncuran yang
paling optimal. Hal ini berkaitan dengan bagian langit mana yang akan dilalui
oleh wahana antariksa dan berapa banyak wahana yang harus dikendalikan
oleh antena stasiun bumi
Kemampuan sebuah wahana antariksa untuk menjelajah menuju misinya
haruslah mempertimbangkan kemampuan pengontrol stasiun bumi dan
pengiriman data perjalanan keberhasilan
Tingkat kompleksitas dan volume data dari misi sebuah wahana antariksa
akan berpengaruh terhadap biaya pemrosesan data di stasiun bumi
Flux Level radiasi sinar matahari pada panjang gelombang pendek
(sinar-Gamma, sinar-X, dan Ekstrim UV) dan panjang gelombang
radio memperlihatkan variasi yang kuat terhadap aktifitas matahari

Bumi dan atmosfernya memantulkan cahaya matahari dan


memancarkan radiasi panas. Spektrum panas yang terlihat dari
orbit satelit adalah berasal dari spektrum permukaan Bumi (288oK)
dan Atmosfer (218oK)

Akibatnya terjadi efek pemanasan pada permukaan wahana


antariksa, Diperlukan sistem kendali temperatur (thermal control).
Pada satelit LEO (Low Earth Orbit), pengaruh Earthshine lebih
dominan.

Pengaruh siklus thermal akibat dari perioda gerhana saat wahana


antariksa mengalami masa gerhana, ketika tertutup oleh pancaran
sinar matahari.
Adanya medan gravitasi (bumi, bulan, matahari, planet)
berpengaruh terhadap penentuan orbit satelit / wahana
antariksa.

Pengaruh medan gravitasi terhadap wahana antariksa :

 Perubahan arah sumbu panjang wahana antariksa


ke arah radial
 Menghasilkan tegangan struktur wahana antariksa
sepanjang arah radial
 Menghasilkan torsi yang menyebabkan perubahan
akselerasi wahana antariksa
 Mengganggu stabilisasi wahana antariksa
Di dekat permukaan bumi (beberapa ribu km), medan
magnet bumi (magnetosphere) adalah dipolar, namun
semakin jauh dari permukaan bumi, medan menjadi
terdistorsi. Bentuk magnetosphere ditentukan oleh
interaksi antara medan magnet bumi, angin matahari,
Dan arus plasma di dalam magnetosphere

Efek Medan Magnet terhadap wahana antariksa :


 Adanya torsi magnetik akibat aliran arus dan momen
magnetik (mengganggu stabilisasi sikap)
 Induksi elektromagnetik akibat dari gerakan wahana
antariksa melalui medan magnet bumi
 Terjadi momen dipole, aliran arus, dan permukaan
wahana antariksa yang bermuatan listrik.
Kerapatan dan Tekanan Atmosfer berkurang terhadap ketinggian
wahana antariksa dari permukaan bumi. Temperatur kinetik gas di
orbit lebih tinggi daripada di permukaan bumi. Komposisi atmosfer
di kedua tempat tersebut pun berbeda.

Kerapatan, temperatur, dan komposisi atmosfer bervariasi harian


terhadap tingkat aktivitas matahari. Atom Oksigen (O) merupakan
unsur dominan pada ketinggian < 500 km dan >1000 km (selama
perioda aktivitas matahari yang tinggi). Unsur lain adalah , He, N2
O2, dan Ar.

Pada satelit LEO, kecepatan sepanjang orbit (along-track) lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan thermal atom dan molekul. Sehingga terbentuk Daerah “ram and wake” semburan
material gas netral dengan kerapatan tinggi di ruang angkasa yang dapat menjadi sumber
contaminant bagi operasi thruster wahana antariksa (untuk kendali sikap - attitude control dan
reboost ), serta persediaan air untuk manned S/C.Menyebabkan gaya “Atmospheric Drag” dan
torsi yang berpengaruh pada lifetime satelit.
Interaksi antara angin matahari dan medan magnet bumi
menyebabkan medan magnet bumi di sisi malam terdorong
dengan struktur sangat panjang yang disebut magnetotail.

Panjang magnetotail ini bisa mencapai 1000 kali radius bumi


yang membentang paralel dengan aliran kecepatan angin
matahari.

Energi kinetik angin matahari berubah menjadi energi magnetik di


dalam magnetotail yang menyebabkan terjadinya badai magnetik
yang menghasilkan semburan “plasma” (5 – 20 keV) ke arah bumi.

Plasma panas ini dapat menembus sampai ketinggian orbit


Geosynchronous. Plasma akan menyebabkan permukaan
satelit menjadi bermuatan listrik dengan voltage tinggi
Partikel-partikel energetik yang terdapat di lingkungan bumi berasal dari : elektron dan ion
(trapped particles) yang ada di dalam sabuk radiasi Van Allen, proton dari solar flare, dan
radiasi sinar kosmik galaktik. Partikel-partikel tersebut akan memberikan penetrasi pada
material wahana antariksa Trapped particles adalah bagian integral dari magnetosphere bumi,
gerakannya didominasi oleh medan magnet bumi berbentuk
spiral mengelilingi garis-garis medan magnetik.

Aktivitas solar flares menghasilkan proton-proton energetic


(10 MeV – 1 GeV) yang mengganggu magnetosphere bumi
Secara sporadis. Wahana antariksa yang mengorbit bumi
masih terlindungi oleh magnetosphere, tetapi bagi wahana
yang mempunyai inklinasi tinggi atau yang mempunyai
Altitude tinggi akan terkena efek dari partikel ini.

Sinar kosmis galaktik berasal dari luar sistem tata surya.


Terdiri dari Proton, partikel alpha, dan inti berat.
Energi : 100 MeV
Meteorid adalah partikel-partikel padat yang berasal dari
ruang antar planet (extraterestrial) di sekitar bumi.

Meteorid menyatakan distribusi kecepatan dalam arah isotropic,


namun mempunyai perubahan kecepatan antara bumi dan ruang
antar planet. Range kecepatan mulai dari 11.1 km/det (v_escape)
sampai sekitar 72.2 km/det di atas atmosfer bumi, rata-rata sekitar
16.9 km/det. Di ruang antar planet, kecepatan semakin berkurang
menjadi nol. Kecepatan rata-rata menjadi sekitar 12-13 km/det.

Debris adalah partikel padat yang berasal dari material


buatan manusia (wahana antariksa yang sudah tidak
aktif dan dibuang karena berakhir “life-time” – nya
sehingga menjadi sampah di ruang angkasa)
Kontribusi sistem terhadap lingkungan lokalnya tergantung
pada karakteristik sistem Tersebut, seperti : ukuran, tingkat
power/voltage, type operasi, payload, dsb.

Faktor lingkungan yang dipengaruhi adalah : gas netral, plasma


berenergi rendah, dan medan (listrik – magnet).

Sistem juga berpengaruh pada lingkungan gas netral melalui


populasi netral ambient menghasilkan fenomena ram and wake.
Hal ini berkontribusi terhadap populasi jumlah gas netral via
outgassing, operasi thruster, gas kimia yang dilepas, dll.

Populasi plasma juga dipengaruhi oleh medan listrik-magnet


yang diturunkan oleh sistem tenaga (power system), arus
permukaan, dan / atau gerakan wahana antariksa.
Analisis penerbangan ruang angkasa memerlukan pengetahuan
tentang posisi saat ini dan gerakan obyek seperti yang terlihat oleh
wahana antariksa. Hal ini dalam upaya untuk mengetahui bagaimana
mengarahkan wahana dan bagaimana menginterpretasikan apa yang
berhasil diamati oleh kamera maupun antena wahana antariksa.
Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai geometri missi ruang
angkasa  sistem koordinat wahana antariksa.

Dalam mengirimkan sebuah wahana antariksa juga


diperhatikan desain misi wahana tersebut guna kebutuhan
misinya, contoh kalau wahana antariksa yang dikirim
kebatas wilayah heliopouse, maka diperlukan modul /
instrumentasi antena yang berukuran besar.
Deep Space Network (DSN) Radio astronomy mempelajari planet-planet, bintang,
galaksi, dan obyek astronomis menggunakan gelombang radio yang dipancarkan.

Karena panjang gelombang radio lebih panjang daripada gelombang cahaya,


maka radio astronomy memerlukan antena yang besar, seperti yang digunakan
oleh DSN untuk berkomunikasi dengan wahana antariksa yang mengeksplorasi
sistem tata surya. Oleh sebab itu DSN juga berperan sebagai Sistem pendukung
sebuah misi wahana antariksa, selain Spaceflight Tracking Data Network (STDN)
Wahana antariksa mengalami kondisi temperatur yang ekstrim di
ruang angkasa (terutama untuk interplanetary S/C)Gravity-assist telah
membantu menahan wahana untuk tetap berada di dekat matahari.
Wahana antariksa harus mampu menahan efek matahari lebih kuat
daripada di bumi, ketika melintas planet Venus. Dan ketika missi
Melintas Yupiter dan Saturnus, desain wahana harus mampu melindungi
sistem wahana dari temperatur yang ekstrim dingin.

Active Thermal Control  dikontrol dari bumi


- Autonomous
- Thermostatically controlled resistance
- Electric heater

Passive Thermal Control :  dikontrol secara otomatis


Multi-Layer Insulation (MLI) Merefleksikan Infra Merah, membantu
melindungi wahana dari pengaruh pemanasan matahari (overheating),
dan menahan panas internal agar jangan terlalu dingin.
Pusat Peluncuran Wahana Antariksa memiliki peran penting untuk mengirimkan wahana ke
ruang angkasa baik berdasarkan misi sebuah wahana tersebut. Dalam sistem peluncuran
roket yang membawa wahana maupun manusia (space shuttle) mempertimbangkan keadaan
cuaca, waktu, angin, dll guna proses peluncurannya.

Sentralisasi pusat peluncuran biasanya dilakukan dalam satu kompleks peluncuran, dimana
terdiri dari pusat perakitan, perawatan, pendukung, pelatihan, pengatur (controling) se[erti
contoh pada Kennedy Space Center
Satelit memerlukan akurasi tinggi dalam pointing antena,
kamera, atau sensor sehingga mereka memberikan coverage
permukaan bumi yang diinginkan.

Requirement ini dapat dicapai melalui attitude control system.


Fungsi : untuk memelihara sikap wahana antariksa,
orientasinya di dalam ruang angkasa, tetap berada pada limit
yang diperbolehkan, dan memberikan sikap wahana antariksa
yang diinginkan untuk melakukan manuver orbit.

Attitude control system terdiri dari sensor-sensor untuk


attitude determination dan aktuator untuk memberikan
torsi koreksi. Beberapa torsi gangguan yang mungkin berasal
dari :Tekanan radiasi matahari, gradient gravitasi, dan
kesalahan Penyalaan thruster.
Sistem propulsi mulai berfungsi sesaat setelah pemisahan
wahana antariksa dari sistem peluncurnya.

Fungsi utama dari sistem propulsi wahana antariksa :


- Mempertahankan stabilitas three-axis
- Control spin
- Eksekusi manuver
- Reorientasi wahana pada saat apogee injection
(Orbit Geosinkron)
- Koreksi error orbit
- Akuisisi dan kendali sikap satelit
- Station keeping dan repositioning
Sistem komunikasi dan pelacakan memberikan command-link komunikasi dua-arah antara
wahana antariksa dan stasiun bumi melalui transmisi telemetri, sinyal pelacakan Radar, dan
recovery aids.

Jenis dari sistem komunikasi wahana terdiri dari :


- Telemetry : memberikan transmisi real-time,
delayed time, dan standby antara astronaut (atau wahana antariksa) dan stasiun bumi.
- Tracking : memberikan respons pelacakan untuk menginterogasi sinyal dari stasiun bumi
- Voice Communication : memberikan komunikasi antar astronaut, antar wahana dengan
pusat komando pada saat peluncuran sampai re-entry, serta saat landing dan postlanding.
- Digital Command : menerima dan men-decode-kan transmisi command dari stasiun bumi
dan mentransformasikannya ke dalam format digital.
- Antenna : memberikan daerah liputan sistem komunikasi selama missi wahana
- Recovery Aids : memberikan informasi penentu arah untuk recovery pada saat landing
serta indikasi visible untuk recovery pada saat operasi di malam hari
Power System (Sistem Daya) wahana antariksa bertugas untuk memberikan tenaga listrik
pada missi wahana antariksa.

Power System pada wahana antariksa terdiri dari :


 Sumber-sumber Energi (Power Generation) :
- Matahari (photovoltaic, thermoelectric, thermionic, or dynamic)
- Baterai dan fuel cells
- Nuklir (radio-isotop, fisi, fusi)
- Lain-lain (antimatter, angin, kimia)
 Penyimpanan Energi (Energy Storage) :
- Baterai, fuel cells, flywheels, kapasitor, superkonduktor
 Penanganan Daya (Power Handling) :
- Conditioning, control, packaging, enhancement, and conversion
 Transmisi Daya (Power Transmission) :
- Laser, microwave, millimeter waves, kabel dan/atau fiber optik

You might also like