You are on page 1of 10

BAB II

KAJIAN TEORI
TENTANG KEPALA SEKOLAH DAN MUTU PENDIDIKAN
A. STUDI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH.
1. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen, karena kepemimpinan
merupakan motor penggerak dari semua sember-sumber dan alat-alat
(resources) yang tersedia bagi organisasi 20. Tugas dasar pemimpin adalah
membentuk dan memelihara lingkungan dimana manusia bekerjasama
dalam suatu kelompok yang terorganisir dengan baik, menyelesaikan tugas,
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan
aktivitas manajerial yang penting dalam setiap organisasi khususnya dalam
pengambilan kebijakan dan keputusan sebagai inti dari kepemimpinan 21.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan berarti perihal
memimpin 22. Kepemimpinan berasal dari akar kara pemimpin. Maksudnya
adalah ornag yang dikenal dan berusaha mempengaruhi para pengikutanya
untuk merealisir visinya 23. Dalam bahan jugris kata kepemimpinan disebut
“ leadership” yang berasal dari kata leader yang berarti pemimpin 24.
20. Siful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung:
Alfabeta, 2006), 143.
21. (Administari Pendidikan Kontemporer, 143
22. Tim Penyusun, Kmaus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1990), 684.
23. Globalisasi dan Otonomi Daerah, ( Jakarta: Uhamka Press, 2001),
65.
24. Jhon M. Eccl, Hasan Shandly, Kamus Inggris-Indoseia, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003), 351.
Literatur tentang kemepimpinan jumlahnya banyak, dan defenisi
kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba mendefenisikan
konsep Wirawan mendefenisikan Kepemimpinan sebagi proses pemimpin
untuk menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai-nilai,
norma dan sebagainya dari pengikut untuk merealisasikan visi 25.
Burhanuddin sebagaimana ditulis oleh Moch. Idochi Anwar menjelaskan
kepemimpinan merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan
segenap kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, dan menggerakan
orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh
semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuan-tujuan Organisasi 26.
Sedangkan Gary K. Hilies menjelaskan bahwa, Kepemimpinan merupakan
bagian dari seni yaitu seni mempengaruhi dan mengarahkan orang cara
kepatuhan, keprcayaan, kehormatan, dan kerjasama yang bersemangat
dalam mencapai tujuan bersama 27. Dari bebrapa pengertian kepemimpinan
pada pokoknya kepemimpinan itu berkisar pada : (1) Perilaku mengarahkan
aktivitas; (2) Kepemimpinan selalu terkait dengan aktivitas hubungan
kekuasaan dengan anggota; (3) Kepemimpinan merupakan proses
komunikasi dalam mengarahkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang
spesifik; (4) Kepemimpinan selalu terkait dengan interaksi antar personel
untuk mencapai hasil yang ditentukan; dan (5) Melakukan inisiatif dalam
melakukan kegiatan dengan memelihara kepuasan kerja.
2. Teori Kepemimpinan
Banyak studi ilmiayah yang dilakukan orang mengenai kepemimpinan.
Dari hasil studi itu kemudian muncul berupa teori-teori tentang
kepemimpinan. Dijelaskan oleh Kartini Kartono, bahwa munculnya
berbagai teori tentang.
25. Wirawan, Pendidikan Jiwa Kewirausahaan, 18
26. Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen
Biaya Pendidikan, Teori, Konsep dan Isu, (Bandung; Alfabeta, 2003), 66.
27. Gary K. Hines, Kepemimpinan: Seri Manajemen Sumber Daya
Manusia, terj. Susanto Boedidharmo, (Jakarta: Gramedia, 1991), 181.
Kepemimpinan disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam hal
pendapat dan urainya, metodologinya, interpretasi yang diberikan atau
karena kesimpulan yang ditarik 28.
Kartini Kartono 29 lebih lanjut menyebabkan teori yang muncul
diantaranya teori-teori yang muncul dari berbagai studi kepemimpinan itu
mengenai kepemimpinan antara lain :
1). Teori Otokratis
Menurut teori ini, kepemimpinan didasarkan atas perintah, peksaan, dan
tindakan-tindakan yang abrirter (sebagai wasit). Ia melakukan pengawasan
yang ketat, agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien. Pemimpinan
yang menggunakan teori otokratis pada dasarnya selalu mau berperan
sebagai pemain orkes tunggal dan berambisi untuk merajai situasi. Diantara
ciri khasnya adalah Pertama, dia memberikan perintah-peritah yang
dipaksakan dan harus di patuhi.kedua,dia tidak pernah memberkan
inoprmasi mendetail tentang rencana-rencana yang akan datang.ketiga, dia
memberikan pujian atau kritikan pribadi terhadap ssetiap anggota
kelompoknya dengan inisiatif sendiri.
2). Teori psikologis
Teori ini menyatakan,bahwa fungsi seorang pemimpin adalah:
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik. Untuk
merangsang kesediaan bekerja dari pengikutan dan anak bauh. Pemimpin
merangsang bawahan, agar mereka bekerja guna mencapai sasaran-sasaran
organisatoris meupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi.
28. Kartini Kartono, Pemimpin dan kepemimpinan, apakah
kepemimpinan abnormal itu? (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 72
29. Jbia.
Maka kepemimpinan yang mampu memotivasi orang lain akan sangat
memetingkan aspek-aspek psikis manusia, seperti pengakuan, mertabat
status sosial, kepastian emosiaonal. Memperhatikan keinginan dan
kebutuhan pegawai, kegairahan kerja, minat, susunan hati dan lain-lain.
3). Teori Sosiologi
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antar-
relasi dalam organisasi, dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap
konflik organisatoris antara pengikutnya, agar tercapai kerjasama yang baik.
Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan, dengan menyertakan para pengikutnya
dalam pengambilan keputusan terakhir. Selanjutnya juga
mengidentifikasikan tujuan, dan kerap kali memberikan petunjuk yang
deperlukan bagi para pengikut untuk melakukan setiap tindakan yang
berkaitan dengan kepentingan kelompoknya.
4). Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin, dan
bekerja penuh gairah, sedang pemimpin akan membimbing dengan sebaik-
baiknya melalui policy tertentu. Untuk maksud ini pemimin perlu
menciptakan suatu lingkungan kerja sama yang meyenangkan, dan bisa
mempertebal keinginan pengikutnya untuk melaksanakan pekerjaan
sebaikmungkin, sanggup bekerjasama dengan pihak pain, mau
mengembangkan bakat dan menyadari benar keinginan sendiri untuk maju.
5).Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang
tinggi/flexibilitas pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap
tuntunan situasi. Lingkungan sekitar dan zamannya. Faktor lingkungan ini
harus dijadikan tantangan untuk diatasi. Maka seorang pemimpin harus
mampu menyelesaikan masalah-masalah aktual. Pemimpin yang menganut
teori ini harus berifat multi-dimensional seba bisa dan serba terampil agar ia
mampu melibatkan dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.
6). Teori Kelakuan Pribadi
Kepemimpinan jenis ini akan muncul berdasarkan kualitas-kualitas
pribadi atau pola-pola kelakuan para pemimpinanya. Teori ini menyatakan
bahwa seorang pemimpin itu selalu berkelakuan kurang lebih sama, yaitu ia
tidak melakukan tindakan-tindakan yang identik sama dalam setiap situasi
yang dihadapi. Dengan kata lain pleksibel, luwes, bijaksana, tahu gelagat
dan mempunyai daya lebih tinggi.
7). Teori Humanistik/Populastik
Fungsi kepemimpinan menurut teori ini adalah merealisir kebebasan
manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insani yang dicapai melalui
interaksi pemimpin dengan rakyat. Untuk melakukan hal ini perlu adanya
organisasi yang lebih baik dan pemimpinan yang baik, yang mau
memperhatikan kepentingan dan kabutuhan rakyat. Konsepsi mengenai
persyaratan kepemimpinan itu harus dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu
pertama, kekuasaan yaitu legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakan bawahan untuk berbuat
sendiri. Kedua, kewibaan, yaitu kelebihan-kelebihan, keunggulan, atau
keutamaan sehingga orang mampu mengatur orang lain, sehingga orang
tersebut patuh pada pemimpin dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan
tertentu. Ketiga, kemampuan, yaitu segala daya, kesanggupan, kekuatan,
dan kecakapan atau keterampilan teknis maupun sosial yang dianggap
melebihi dari kemampuan anggota biasa. Jika ditinjau dari segi wewengan
yang dimiliki seseorang, maka pemimpin dapat digolongkan dalam tiga
jenis, yaitu :
a. Pemimpin Formal
Pemimpin formal adalah pemimpin yang diangkat berdasarkan
hukum yang berupa SK. Diangkat dari suatu lembaga yang mempunyai
kegiatan yang terencana, sistematis dan terarah yang sengaja dibentuk
untuk mengendalikan usaha kerja sama serta mempunyai kekuatan
hukum.
b. Pemimpin Non Formal
Yaitu pemimpin yang diberikan wewenang secara jelas oleh anggota
kelompoknya tanpa memiliki kekuatan hukum berupa SK tetapi jelas
kedudukannya dalam kelompok atau organisasi, contohnya pemimpin
kelompok belajar di sekolah atau ketua adat di masyarakat dan lain-lain.
c. Pemimpin Informal
Pemimpin informal adalah pemimpin yang tak jelas statusnya dalam
suatu organisasi atau kelompoknya, tapi memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap anggota kelompoknya walaupun tidak memiliki
wewenang untuk mengendalikan atau mengatur kelompoknya.
3. Tipe atau Gaya Kepemimpinan
Gaya adalah sikap, gerak-garik atau lagak yang menandai ciri seseorang
30. Adapun yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan dalam hal ini
terdapat beberapa definisi. Nurkholis memberikan definisi gaya
kepemimpinan sebagai sikap, gerak-gerik atau lagak yang dipilah oleh
seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya 31.
Selanjutnya ia menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain 32.
Miftah Toha memberikan pengertian gaya kepemimpinan adalah suatu
pola perilaku yang konsisten yang ditunjukan oleh pemimpin dan diketahui
pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan
orang lain 33. Definisi lain menjelaskan gaya kepemimpinan adalah suatu
cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan pengikutnya 34.
30. Kamisa, Kamus Lnegkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika,
1997), 186
31. Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori Model dan Aplikasi,
(Jakarta: Grasindo, 2005), 167.
32. Ibid, 167.
33. Miftah Toha, Perilaku Organisasi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
1994), 51.
34. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Maragement,
(Yogtakarta: Andi, 2001), 161.
Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang sering digunakan dalam
upaya mempengaruhi orang lain demi pencapaian suatu tujuan organisasi.
Pada perinsipnya gaya kepemimpinan tidak haya berkenan dengan gaya
yang ditampilkan oleh pemimpin, karena tidaksatu gayapun yang dapat
diterapkan secara konsisten pada beragam situasi organisasi. Para ahli
menyatakan bahwa tidak ada kepemimpina yang baik untuk semua situasi,
sehingga masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda-beda 35.
karena itu, aspek penerapan gaya kepemimpinan tidak lebih penting dari
pada persoalan kemampuan sehingga pemimpin memperlakukan semua
unsur personel secara manusiawi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
tepat waktu dan berkualitas sesuia dengan standar yang dipersyaratkan.
Kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik, karena dalam
kepemimpina diperlukan gaya dan sikap yang sesuia dengan iklim lembaga
pendidikan dan satuan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa bentuk gaya
kepemimpinan 36.
a. Gaya Kepemimpinan Otokratik
Otorat berasal dari perkataan Gutos yang berarti sendiri, dan Kratos
yaitu kekuasaan, kekuatan. Jadi, otokrat berarti, penguasaan absolut 37.
dalam membuat keputusan, seorang pemimpin membuat keputusan sendiri
tanpa menyatakan opini atau saran dari orang lain. Orang lian tidak
berpartisipasi dan tidak mempunyai pengaruh yang
35. saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, 151.
36. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 28.
37. Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, 83.
Langsung terhadap keputusannya. Kepemimpinannya otokratis memiliki
dua varietas yaitu Pertama, kepemimpinan memberi tahu, dimana dalam
membuat keputusan pemimpin haya mengumumkan sesuatu keputusan yang
otokratis. Kedua, kepemimpina menjual, di mana dalam membuat keputusan
pemimpin menggunakan taktik-taktik mempengaruhi melalui persuasi yang
rasional 38. Dalam kepemimpinan otokratik, kelompoknya. Kekuasaan
pemimpin yang otokratis haya dibatasi oleh undang-undang penafsirannya
sebagai pemimpin tidak lain adalah menunjukan dan memberikan perintah.
Kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh
membantah ataupun mengajukan saran.
Pemimpin dengan tipe ini menjalankan kekuasaan secara sentralistis dan
dengan sendirinya menolak setiap inisiatif dan partisipasi dari bawahan.
Dalam memimpin cenderung menggunakan pendekatan Coersive, manakut-
nakuti bawahan, dan bertindak sewenang-wenang.
b. Tipe atau Gaya Laissez Faire
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai memberikan orang-orang berbuat
sekehendaknya. Pemimpin model ini sama sekali tidak memberikan kontrol
dan koreksi terhadap pekerjaan anggotanya. Pengembangan tugas dan
kerjasama diserahkan kepada anggota kelompok, tanpa petunjuk atau saran-
saran dari pemimpin.
Pemimpin dengan tipe ini sangat sedikit menggunakan kekuasaannya,
tetapi memberikan suatu tingkat kebebasan yang tinggi terhadap bawahan.
Struktur organisasi dalam tipe kepemimpinan ini tidak jelas dan kabur.
Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan
dari pemimpin.
c. Tipe atau Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang bergaya demokratis menafsirkan kepemimpinannya
bukan sebagai diktator, melainkansebagai pemimpin di sengah-tengah
anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota kelompok bukan bagai
majikan terhadap buruhnya, melainkan sebagai saudara tua di antara teman-
teman sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya
sekaligus sebagai mitra kerjanya. Dengan demikian hasil yang optimal dari
organisasi ini akan dinikmati bersama-sama.
Dalam pendangan kepemimpinan tipe demokratis, kekuasaan berada
ditangan rakyat atau milik bersama. Seseorang menjadi pemimpin karena
mendapat kepercayaan dari rakyat dan bertindak sesuai dengan aspirasi dan
keinginan rakyat. Dalam menjalankan kekuasannya, pemimpin demokratis
tidak sewenang-wenang tapi selalu mengutamakan kepentingan anggotanya.
Secara ringkas dapat dinyatakan, kepemimpinan demokratis
menitikberatkan masalah aktivitas setiap anggota kelompok,juga para
pemimpin lainnya yang semuanya terlibat aktif dalam penentuan sikap,
pebuatan rencana-rencana, pembuatan keputusan penerapan disiplin kerja
39.
d. Tipe atau gaya kepemimpinan peternalistis
Menurut Kartini Kartono, tipe kepemimpina paternalistik yaitu tipe
kepemimpinan yang kepakan, dengan sifat-sifat antara lain :
1. Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa
2. Bersifat terlalu melindungi (over protecture)
3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan
4. Hampir tidak pernah memberi kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif sendiri
5. Jarang memberikan kepada bawahan untuk mengembangkan kereasi
dan fantasinya
6. Sering bersifat serba tahu
e. Tipe atau Gaya Kepemimoinan Maternalistik
Kepemimpina yang maternalistik juga mirip dengan tipe paternalistis,
hanya dengan perbedaanya adanya sikap over-protective atau terlau
melindugi yang lebih menonjol, disertai kasih sayang yang berlebih-lebihan.
f. Tipe atau Gaya Kepemimpinan Militeristik
Tipe ini sifatnya sok militer-militeran. Hanya gaya luaran saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat seksama tipe ini mirip sekali
dengan kepemimpinan yang otoriter. Hendaknya dipahami bahwa tipe
ini berbeda sekali dengan kepemimpina organisasi militer. Seorang
militeristik memiliki sifat-sifat antara lain :
1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap
bawahannya keras sangat otoriter kaku dan sering sekali kurang
bijaksana.
2. Dalam menggerakan bawahan senang bergantung pada pangkat atau
jabatannya
3. Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan
4. Menurut disiplin yang tinggi dan kaku pada bawahan
5. Sukar menerima kritikan atau saran dari bawahan
6. Komunikasi hanya berlangsung searah saja
g. Tipe atau gaya kepemimpinan kharismatis
Tipe kepemimpina kharismatis ini memiliki kekuatan energi, daya tarik
dan wibawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal
yang bisa dipercaya ciri-ciri seorang pemimpin yang kharismatis adalah :
1. Mempunyai daya tarik yang besar, karena itu umumnya
mempunyai pengikut yang besar jumlahnya
2. Pengikutnya tidak dapat menjelaskan mengapa mereka tertarik
mengikuti dan manaati pemimpinnya itu
3. Dia seolah-olah memiliki kekuatan ghaib (supranatural power)
4. Kharisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan,
kesehatan, ataupun ketampanan si pemimpin.
h. Tipe atau gaya kepemimpina populistik
Kepemimpinan populitas brpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisional, juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta
bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Kepemimpina seperti ini
mengutamakan penghidupan kembali nasionalisme. Kepemimpinan
populistik juga dapat didefinisikan sebagai kepemimpinan yang dapat
membangun solidaritas rakyat. Misalnya, Soekarno dengan ideology
marhaenismenya, yang menekankan masalah kesatuan nasional,
nasionalisme dan sikap berhati-hati terhadap kolonianisme, penindasan-
penindasan dan penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan asing. (luar
negeri). Kepemimpina populistis ini berpegang pada nilai-nilai

You might also like