You are on page 1of 19

PENGARUH IBU HAMIL MASKIN KEK

TERHADAP BERAT BADAN LAHIR NORMAL

Dosen Pembimbing :
Ir. TURINAH, MM.Kes

Oleh :
RIDA UTAMI
09.02.196

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO
TAHUN 2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam penyusunan materi gizi Kesehatan reproduksi. Materi ini
merupakan tugas individu pada Ujian Akhir Semester II dengan pembahasan
Pengaruh ibu Hamil Maskin Kurang Energi Kronis terhadap Berat Badan Lahir
Normal.
Makalah ini kami susun berdasarkan materi yang telah didapatkan dari
perkuliahan, pengalaman penulis dan didukung pengetahuan dari bcaan
perpustakaan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Sudalhar,S Kep. Ns. Selaku Direktur Akademi Kesehatan Rajekwesi
Bojonegoro.
2. Ir. Turinah, MM. Kes. Selaku pembimbing Gizi Kesehatan Reproduksi.
3. Keluarga dan suami yang selalu mencurahkan kasih sayang dan selalu
mendoakan penulis.
4. Seua rekan – rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu
kelancaran penulisan tugas ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Mengingat keterbatasan kami, mohon kiranya para pembaca dan
pembimbing agar berkenan menyampaikan kritik yang membangun. Untuk itu
kami sangat menghargai masukan dan saran untuk penyempurnaannya.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurang energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan keadaan gizi
kurang yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan sehari – hari sehingga
tidak mencukupi Angka Kecukupan gizi (AKG). Resiko KEK pada wanita usia
subur ,baik itu ibu hamil maupun calon ibu resiko melahirkan bayi dengan berat
badan rendah (BBLR). Pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk mengethui
resiko kekurangan energi pada wanita usia subur (WUS) yang digunakan untuk
memantau perubahan status gizi.
Ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis (KEK) mempunyai
kecenderungan untuk melahirkan BBLR. Ibu hamil dengan KEK mempunyai
kesakitan lebih besar ( Depkes RI, 1996: 7 ), terutama pada trimester III
kehamilan. Akibatnya juga mempunyai resiko lebihbesar setelah melalui masa
persalinan dengan selamat akan mengalami pasca persalinan yang sulit karena
kondisi yang lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Gal ini akan
mempengaruhi produksi ASI dan menurunkan kemampuan untuk merawat
bayinya.
Wanita hamil sangat rentan terhadap kekurangan energi protein,terutama
masukan energi pada waktu hamil sangat berhubungan dengan kenaikan berat
bdan ib,pola dan besarnya kenaikan berat ibu berarti sekali bagi kesehatan ibu dan
janin, meskipun kenaikan berat badan ibu selama trimester I kecil namun sangat
penting artinya karena pada waktu itu janin dari plasenta terbentuk, kegagalan
kenaikan berat badan pada trimester I dan II akan meningkatkan kemungkinan
lahirnya bayi premature, misalnya ibu yang menderita kekurangan gizi, maka
keadaan tersebut akan menyebabkan ukuran plasenta yang lebih kecil oleh karena
kurangnya suplai makanan dari ibu ke janin, sehingga retardasi perkembangan
janin intra uteri bayi dengan BBLR ( Soetjiningsih , 2001: 95 )
Untuk penanggulangan masalah gizi masyarakat perlu dilakukan sedini
mungkin melalui perbaikan gizi ibu waktu hamil agar dapat meningkatkan berat
badan bayi lahir. Pertumbuhan anak yang lebih baik dan pencegahan madsalah
gizi kurang dan gizi lebih diusia dewasa. Perawatan antenatal juga harus mengikut
sertakan evaluasi status gizi dengan tujuan mencari kelainan gizi atau mencari
faktor- faktor yang menetapkan ibu hamil dalam golongan resiko tinggi dan untuk
menentukan apakah ibu memerlukan perawatan gizi khusus ( Rumawas, 1986 )
Intervensui yang perlu dilakukan pada ibu hamil KEK adalah dengan
memberikan penyuluhan agar ibu makan lebih banyak dan mempunyai nilai gizi
yang cukup,selain itu pemerintah juga melakukan upaya perbikan gizi pada ibu
hamil pada ukuran LILA < 23,5 cm dengan diberikan pmt (Pemberian makanan
Tambahan ) selama 3 bulan ( Dep. Kes. RI, 1994 :2)
Berdasarkan masalah tersebut diatas , penulis tertarik untuk lebih
mengetahui Pengaruh Ibu Hamil Maskin Kurang Energi Kronis dengan Berat
Badan Lahir Normal. Sehimgga peran Bidan sebagai pelaksana pelayanan sangat
diperlukan dalam upaya perbaikan gizi pada wanita usia subur khususnya wanita
hamil guna mencegah BBLR.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk:
Mengidentifikasi Pengaruh Ibu Hamil maskin Kurang Energi Kronis
Terhadap Berat Badan lahir Normal.

1.2.2 Tujuan khusus


Sedangkan Tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengamati 2 ibu hamil KEK maskin yang melahirkan bayi normal.
2. Mengidentifikasi gizi 2 ibu hamil maskin KEK di wilayah Polindes
Sumberoto.
3. Menganalisa pengaruh ibu Hamil Maskin Kurang Energi Kronis Terhadap
Berat badan Lahir Normal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan konsep dasar kehamilan yang meliputi :
kehamilan, perubahan fisiologi saat kehamilan, Maskin, peranan status gizi ibu
hamil, KEK dan BBL normal.

2.2 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terjadi dari evaluasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi ( implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
( Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998 : 95 )

2.1.2 Perubahan Fisiologi saat kehamilan


Pada saat hamil terjadi perubahan fisiologi yang meliputi :
1. Rahim dan uterus
2. Vagina ( liang sanggama )
3. Ovarium
4. Payudara
5. Sirkulasi darah Ibu
1) Volume darah
2) Sel darah
3) Sistem respirasi
4) Sistem Pencernaan
5) Traktus urinaius
6) Perubahan pada kulit
6. Metabolisme
1) Kenaikan metabolisme basal
2) Penurunan keseimbangan asam basa
3) Peningkatan kebutuhan protein.
4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein
5) Peningkatan kebutuhan zat mineral
6) Peningkatan kebutuhan kalsium
7) Peningkatan kebutuhan Fosfor
8) Peningkatan kebutuhan zat besi
9) Peningkatan kebutuhan air
10) Penambahan berat badan ibu
2.1.3 Gizi ibu hamil
Apabila dilakukan perhitungan maka kebutuhan energi seluruhnya selama
kehamilan berdasarkan penimbunan lemak dan protein pada ibu dan janin,
kebutuhan metabolisme adalah sekitar 75.000 kkal bila dibagi sekitar 300 kkal /
hari. Ekivalen dengan 15% diatas kebutuhan pada waktu sebelum hamil.
Sedangkan menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi IV 1998, tambahan
kalori yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 285 kkal. Pertambahan selama
trimester II dan III adalah sekitar 960 gram dan kalau dihitung perhari adalah
sebagai berikut :
960 gram : 6 bulan = 960 gram : 180 hari = 5,3gram / hari reference protein
Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan dengan
carameningkatkan baik kualitas maupun kuantitas makanan ibu sehari – hari
kadang dengan memberikan formula misalnya dengan susu formula ibu hamil.
Pada kehamilan adanya kenaikan volume darah akan meningkatkan
kebutuhan zat besi (terbanyak) dan asam folat (lebih sedikit) dan jumlah elemen
Fe yang dibutuhkan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume
darah adalah 500 mg (Soetjiningsih, 2001:96)

2.1.3 Pemantauan Status Gizi


Indeks dan baku rujukan yang digunakan dalam pengolahan data adalah
indeks berat badan menurut umur (BB/U) dengan menggunakan baku rujkan
WHO – NCHS, dengan menentukan 4 kategori, sebagai berikut (Dep. Kes. RI.
1996:17) :
1. Kategori I : gizi buruk <70 % terhadap baku median
2. Kategori II : gizi kurang 70 – 79,9% terhadap baku median
3. Kategori III : gizi baik 80 – 110% terhadap baku median
4. Kategori IV : gizi lebih >110% terhadap baku median
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi status gizi maternal antara lain
(Soetjiningsih, 2001 : 103):
1. Faktor biologi
1) Status kesehatan atau infeksi
2) Absorbs makanan
3) Paritas atau jarak kelahiran
4) Usia saat menarche atau tingkat maturitas
5) Merokok, alcohol, obat – obatan dan lain sebagainya
6) Radiasi atau efek toksik
2. Faktor sosial ekonomi
1) Ketersediaan makanan
2) Penghasilan
3) Status wanita
4) Peranan, kepercayaan, tabu, kebudayaan
5) Struktur keluarga

2.2 Masyarakat Miskin (Maskin)


2.2.1 Pengertian
Masyarakat miskin adalah suatu keluargayang tidak dapat memenuhi salah
satu indikator atau lebih dari 6 indikator penentu (BKKBN).
Kemiskinan alas an ekonomi yaitu pangan, sandang, papan, penghasilan,
kesehatan dan pendidikan
Secara garis besar indikator yang digunakan untuk menentukan keluarga pra
sejahtera1 adalah alas an ekonomi yang terdiri dari :
1. indikator penentu kemiskinan, yang meliputi pangan, sandang, papan.
2. Indikator penyebab dapat dilihat dari penghasilan
3. Indikator pendukung, meliputi variable kesehatan dan pendidikan
2.3 Kurang Energi Kronis (KEK)
2.3.1 Pengertian
Kurang Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita
keadaan kekurangan makana yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan – gangguan kesehatanibu dengan tanda –
tanda atau gejala antara lain badan lemah dan muka pucat (Dep. Kes. RI., 1994:
25)
2.3.2 penilaian status gizi kurang energi kronis (KEK)
penilaian status gizi di Indonesia dilaksanakan pada beberapa kelompok
seperti dibawah ini (Dep. Kes. RI, 1996:5) :
1. Umur 0 – 5 tahun
2. Umur 6 – 12 tahun (Usia Sekolah)
3. Umur 13 – 18 tahun (Usia Remaja)
4. Umur >18 tahun (Dewasa)
5. Ibu hamil dan wanita usia subur
Terdapat dua masalah gizi yang dapat perhatian untuk pemantauan status
gizi pada kelompok ibu hamil dan wanita usia subur yaitu anemia dan
kurang energi kronis (KEK).
2.3.3 Pemantauan status gizi kurang energi kronis (KEK)
Digunakan LILA (ukuran lingkar lengan atas) sebagai alat ukur yang dapat
digunakan untuk mendeteksi secara dini Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil
yang menderita Kurang Gizi Energi Kronis (KEK) dan mempunyai resiko
melahirkan BBLR sesuai dengan rekomendasi semiloka penggunaan LILA pada
Desember 1992 di Jakarta
1. Pengertian LILA
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko gizi Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia
Subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek (Dep. Kes. RI, 1994:2).
2. Cara pengukuran LILA
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan batas
ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia
pita LILA, maka dapat menggunakan pita sentimeter atau metllin yang
biasa dipakai untuk menjahit pakaian. Pengukuran LILA dapat
dilakukan kapan saja, cukup satu kali dalam setahun. Hal- hal yang
perlu diperhatikan pada saat pengukuran LILA (Dep. Kes. RI, 1994:5):
1. Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku
lengan kiri
2. Lengan harus dalam posisi bebas lengan baju dan otot lengan
dalam keadaan tidak tegang atau kencang
3. Alat ukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut
4. Untuk mengetahui BBLR, bayi baru lahir (0 – 30 hari) dapat
diukur dengan pita LILA dengan batas ambang 9,5 cm
2.3.4 Penatalaksanaan Kurang Energi Kronis (KEK)
1. Upaya Dari Masyarakat
Upaya masyarakat dapat diwujudkan melalui upaya perorangan atau keluarga,
(dilakukan oleh diri sendiri atau keluarga dirumah) maupun upaya kelompok
dilakukan pada anggota kelompok. Upaya tersebut antara lain (Dep. Kes. RI,
1994: 8)
1) Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran bagi
WUS atau remaja atau PUS
a. Tambahan makanan
Setiap kali makan satu piring lebih banyakdari biasa dengan
memperhatikan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Upaya
untuk meningkatkan pengadaan makanan ditingkat rumah tangga
melalui :
• Pemanfaatan pekarangan
• Penganekaragaman pangan
• Usaha peningkatan pendapatan keluarga
b. Istirahat lebih banyak
Untuk meningkatkan berat badan sebaiknya istirahat siang
sedikitnya dua jam dalam sehari atau mengurangi kegiatan fisik
yang melelahkan.
c. Mengikuti KB
• Sebaiknya ibu yang baru melahirkan segera menjadi peserta
KB, agar kondisi ibu dapat dipulihkan kembali
• Pendewasaan usia perkawinan pada remaja
• Pasangan usia subur yang baru menikah agar menunda
kehamilan
d. Mencegah penyakit seperti :
• Malaria
• Cacingan
• Diare
2) Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat dan anjuran bagi
ibu hamil dan ibu menyusui
a. Tambahan makanan, Setiap kali makan satu piring lebih
banyakdari biasa dengan memperhatikan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS)
b. Istirahat lebih banyak, ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga
dengan cara istirahat siang sedikitnya dua jam dalam sehari atau
mengurangi kegiatan fisik yang melelahkan.
c. Minum tablet besi atau tablet penambah darah secara teratur,
kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan dapat
dikurangi. Keadaan kehamilan dipantau secara teratur dengan
menggunakan buku KIA
2. Upaya Petugas Lapangan (Dep. Kes. RI, 1994 : 11):
1) Penyuluhan sesuai potensi atau kondisi spesifik daerah
2) Pencegahan dan penanggulangan sesuai bidang tugas masing –
masing antara lain :
a. Pemberian tablet besi (tablet tambah darah)
b. Pelayanan kontrasepsi
c. Pemeriksaan kehamilan
d. PMT pemulihan
e. Pencegahan dan pengobatan penyakit
f. Pemanfaatan lahan pekarangan konsumsi pangan
g. Usaha peningkatan pendapatan keluarga
h. Dan lain – lain
3. Rujukan
Selain diberi anjuran atau penyuluhan dan penanggulangan, sebaiknya WUS
terutama ibu hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm dirujuk untuk
pemeriksaan kesehatan lebih lanjut ke (Dep. Kes. RI, 1994:11):
1) Polindes atau Bidan desa
2) Puskesmas pembantu
3) Puskesmas
4) Bidan dan Dokter praktek swasta
5) Rumah sakit umum (RSU) Dati II
2.4 Berat Badan Lahir Normal
2.4.1 Batasan berat badan lahir normal
Berat badan lahir normal adalah bayi yang waktu lahir beratnya 2500 gram
atau lebih.
2.4.2 Penilaian Apgar Score
Penilaian Apgar Score adalah sebagai berikut :
a. adaptasi baik : skor 7 – 10
b. adaptasi ringan / sedang : skor 4 – 6
c. adaptasi berat : skor 0 – 3
Table Penilaian Score
TANDA 0 1 2
Frekwensi Tidak ada <100 ≥ 100
jantung
Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus otot lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh biru Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
/ pucat ekstremitas biru kemerahan

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan di Polindes Kedungsari Kecamatan Temayang.
Polindes Kedungsari adalah merupakan wilayah puskesmas Temayang yang
jaraknya ± 1 Km dari Puskesmas Temayang. Desa Kedungsari letaknya sebelah
timur berbatasan dengan desa Papringan Kecamatan Temayang, sebelah barat
berbatasan dengan desa Bakulan Kecamatan Temayang, sebelah selatan
berbatasan dengan desa Kedungsumber Kecamatan Temayang, dan sebelah utara
berbatasan dengan desa Temayang Kecamatan Temayang. Dengan jumlah
penduduk 2010 jiwa yang mata pencahariannya sebagian besar sebagai petani.
Pengamatan ini dilakukan terhadap 2 ibu hamil KEK Maskin yang
melahirkan bayi normal dengan melaksanakan pengamatan pada Kohort ibu, bayi
dan balita, buku KIA serta melaksanakan anamnesa dan pengamatan lingkungan
pada 2 responden yang diamati.

Data Umum dan Data Khusus dari 2 responden adalah sebagai berikut :
1. Responden 1
Data Umum
Nama Ibu : Nick Istiqomah Suami : Sumarsono
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Desa Kedungsari RT.10 Kecamatan Temayang
Pemanfaatan pekarangan : ada
• Lahan pekarangan ditanami berbagai macam
tanaman
Yaitu : pisang, kelapa, mangga, papaya, jambu biji,
srikaya, jeruk bali, jeruk pecel, nangka, apokat,
blimbing buah, anggur, crème, ketela rambat,
daun luntas, laos, kunir, kencur, dan tanaman
hias
• Pemanfaatan lain
Yaitu : adanya kandang ternak dengan jumlah ayam 6
ekor, dan kambing 4 ekor
Data Khusus
Berat badan sebelum hamil : 40 Kg
Status kesehatan : tidak ada kelainan atau penyakit atau penyakit
infeksi
Kehamilan ke :3
Jarak kehamilan : 5 tahun
Ukuran LILA : 22 cm
Berat bada akhir kehamilan : 51 Kg
Penambahan BB selama hamil : 11 Kg
Pola kebiasaan sehari – hari :
Nutrisi :
• Makan 3kali sehari porsi sedang dengan lauk pauk tempe,
tahu, ikan pindang, telur, peyek, kacang tanah
• Daging 2 minggu sekali
• Buah dari hasil pekarangan
Istirahat :
• Tidak terbiasa dengan istirahat tidur siang hari
hanya apabila mengantuk atau keacapekan baru tidur di
siang hari
• Malam ± jam 21.00 WIB baru tidur, dan bangun
jam 04.00 WIB
Kebersihan :
• Mandi, gosok gigi, ganti pakaian 1 kali sehari
• Keramas 2 kali seminggu
Kebiasaan : Tidak merokok, tidak ketergantungan obat dan minuman
beralkohol
Aktifitas : memasak, mencuci, bersih – bersih rumah / menyapu
Sexual : 2 kali seminggu
Rekreasi : nonton televisi dan mendengarkan radio
APgar Score : 8 – 9
Keadaan umur bayi baru lahir normal
Berat badan lahir bayi : 3000 gram

2. Responden 2
Data Umum
Nama Ibu : Semi Suami : Samsuri
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Desa Kedungsari RT.1 Kecamatan Temayang
Pemanfaatan pekarangan : ada
• Lahan pekarangan ditanami berbagai macam
tanaman
Yaitu : pisang, kelapa, mangga, nangka, jambu biji,
singkong, laos, kunir, kencur, dan kunci.dan juga
tanaman bonsai dan tanaman hias.
• Pemanfaatan lain
Yaitu : adanya kandang ternak dengan jumlah ayam 5 ekor
Data Khusus
Berat badan sebelum hamil : 37 Kg
Status kesehatan : tidak ada kelainan atau penyakit atau penyakit
infeksi
Kehamilan ke :2
Jarak kehamilan : 13 tahun
Ukuran LILA : 22,5 cm
Berat bada akhir kehamilan : 49 Kg
Penambahan BB selama hamil : 12 Kg
Pola kebiasaan sehari – hari :
Nutrisi :
• Makan 3 kali sehari porsi sedang dengan lauk pauk tempe,
tahu, ikan pindang, telur, peyek, kacang tanah
• Daging kadang – kadang saja
• Buah bila ada dari hasil pekarangan
Istirahat :
• Tidak terbiasa dengan istirahat tidur siang hari
hanya apabila mengantuk atau keacapekan baru tidur di
siang hari
• Malam ± jam 21.00 WIB baru tidur, dan bangun
jam 04.00 WIB
Kebersihan :
• Mandi, gosok gigi, ganti pakaian 1 kali sehari
• Keramas 2 kali seminggu
Kebiasaan : Tidak merokok, tidak ketergantungan obat dan minuman
beralkohol
Aktifitas : memasak, mencuci, bersih – bersih rumah / menyapu
Sexual : 1 kali seminggu
Rekreasi : nonton televisi dan mendengarkan radio
Apgar Score : 7 – 9
Keadaan umur bayi baru lahir normal
Berat badan lahir bayi : 3000 gram

3.2 Pembahasan
Kenaikan berat badan selama kehamilan sekitar 6,5 – 16,5 Kg (Manuaba,
1998: 110 – 111). Pertambahan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Janin 3 – 3,5 Kg
2. Plasenta 0,5 Kg
3. Air ketuban 1 Kg
4. Rahim 1 Kg
5. Timbunan lemak 1,5 Kg
6. Timbunan protein 2 Kg
7. Retensi air garam 1,5 Kg
Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan dengan cara
meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas makanan ibu sehari – hari kadang
dengan memberikan tambahan formula misalnya dengan susu formula ibu hamil.
Makanan berkualitas bukan berarti makanan yang mahal tetapi dapat kita peroleh
dengan makanan murah / sederhan seperti tahu, tempe, teri, ikan hasil
memancing, telur ayam / itik dari ternak sendiri dan sayur – sayuran serta buah
dari pemanfaatan pekarangan yang ada.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi maternal. Semakin
banyak faktor yang ada pada ibu hamil maka semakin besar kemungkinan ibu
tersebut melahirkan bayinya dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) namun
hal ini tidak perlu mengecilkan hati ibu hamil maskin karena kita dapat mensiasati
dengan pemanfaatan pekarangan dan budidaya yang ada disekitar kita serta
dengan memanfaatkan sarana / fasilitas kesehatan yang telah disiapkan bagi
masyarakat miskn yakni Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin)
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 kesimpulan
Dari hasil pengamatan tentang pengaruh ibu hamil maskin kurang
energi kronis terhadap berat badan lahir normal. Penulismengamati, maka
penulisdapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi maternal. Semakin
banyak faktor yang ada pada ibu hamil maka semakin besar kemungkinan ibu
tersebut untuk melahirkan bayinya dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
2. Makanan berkualitas bukan berarti makanan yang mahal tetapi dapat kita
peroleh dengan makanan murah / sederhan seperti tahu, tempe, teri, ikan hasil
memancing, telur ayam / itik dari ternak sendiri dan sayur – sayuran serta
buah dari pemanfaatan pekarangan yang ada.
3. Istirahat cukup diperlukan untuk meningkatkan berat badan. sebaiknya
menghemat tenaga dengan cara istirahat siang sedikitnya dua jam dalam
sehari atau mengurangi kegiatan fisik yang melelahkan.
4. Kebiasaan Tidak merokok, tidak ketergantungan obat dan minuman
beralkohol berpengaruh terhadap kehamilan.
5. Pemanfaatan sarana / fasilitas kesehatan yang telah disiapkan bagi
masyarakat miskn yakni Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin)
dan pemberian PMT sangat membantu warga miskin.
DAFTAR PUSTAKA

Dep. Kes. RI. (1994). Pedoman Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) Pada
Wanita Usia Subur. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta
Dep. Kes. RI. (1996). Pedoman Pemantauan Status Gizi Melalui Posyandu (PSG
– Posyandu). Direktorat Bina Gizi Mayarakat, Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde, (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. EGC, Jakarta
Soetjiningsih. (2001). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

You might also like