You are on page 1of 7

TUGAS PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

ROUTER

OLEH:

1. IMAM JUNAEDI (2A/11)


2. KHOIRINNISA (2A/12)
3. SYAHDIKIN (2A/19)
4. TUTUT ANGGRAENI (2A/20)

TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2010
I. PROSES ROUTING

Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu
jaringan ke jaringan yang lain. Routing merupakan proses dimana suatu router mem-
forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP
address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk
mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana
untuk mencapai tujuan.

II. JENIS ROUTING


 DIRECT ROUTING (DIRECT DELIVERY)

Direct Routing (Direct Delivery) adalah proses routing dimana suatu


router mengirimkan paket dari satu mesin ke mesin lain secara langsung
(mesin-mesin terletak pada jaringan fisik yang sama).

 INDIRECT ROUTING (INDIRECT DELIVERY)

Indirect Routing (Indirect Delivery) adalah proses routing dimana


suatu router mengirimkan paket dari suatu mesin ke mesin lain yang tidak
terhubung langsung.

III. ROUTING TABLE

Tabel routing adalah algoritma routing berupa table yang menyimpan informasi
mengenai satu tujuan dan bagaimana cara mencapainya. Tabel ruting hanya
menyimpan informasi NETID. Ukuran tabel ruting jadi kecil dan efisien
Informasi dalam tabel ruting dinyatakan dalam pasangan (N, G) ,N – NETID
merupakan jaringan tujuan dan G merupakan IP address dari router berikutnya yang
harus ditempuh (next-hop addres).

Metoda ruting seperti ini disebut next-hop routing. Setiap pasangan hanya
menyatakan satu hop dan selalu mengacu pada router yang dapat dicapai langsung
(directly connected). Tabel ruting akan bertambah bila jumlah jaringan (bukan host)
bertambah .Biasanya hanya menggunakan rute statis.

Setiap host pada TCP/IP Network harus memiliki tabel routing agar dapat
menentukan jalan untuk mencapai tujuan dari paket-paket yang akan dikirimkannya.
Tabel routing secara otomatis akan terbentuk pada saat interface dikonfigurasi.

IV. CONTOH TABEL ROUTING

V. NEXT HOP DAN METRIC

NEXT HOP

Algoritma routing mengisi table routing dengan informasi yang beragam. Hop
tujuan berikutnya menentukan jalur terbaik dimana router mem-forward paket ke
router berikutnya. Router ini merepresentasikan hop berikutnya ke tujuan terakhir.
Ketika router menerima paket yang datang, ia memeriksa alamat tujuan dan alamat
hop berikutnya.
Next-hop address tidak diisikan ke datagram (ingat bahwa IP address dari
destination dan source tidak berubah selama datagram dikirimkan di internet. Nex-
hop address disampaikan ke Network Interface Layer yang akan melakukan hal-hal
berikut :
 Binds next-hop address ke physical address
 Membentuk frame menggunakan physical address tersebut
 Membungkus (encapsulates) datagram ke dalam field data dari frame
tersebut
 Mengirimkan frame ke jaringan

METRIC

Routing protokol menggunakan metric untuk menentukan jalur terbaik ke


tujuan. Beberapa routing protokol menggunakan hanya satu factor untuk menghitung
metric. Contohnya, RIPv1 menggunakan hop count sebagai factor menentukan metric.
Protokol yang lain berdasarkan hop count, bandwidth, delay, load, reliability dan cost.

distance dalam metric


Factor seperti load dan reliability adalah dinamis karena mereka dihitung untuk
setiap interface real-time oleh router.

routing metric

Secara default, IGRP menggunakan factor statis bandwidth dan delay untuk
menghitung secara manual untuk mengontrol mana jalur yang akan dipilih. IGRP
juga dikonfigurasi untuk factor dinamis load dan reliability dalam perhitungan
metric. Dengan menggunakan factor default, router-router UGRP dapat membuat
keputusan berdasar kondisi sekarang. Jika link menjadi berat bebannya atau
unreliable, IGRP akan menaikkan metric.

VI. DEFAULT ROUTERS DAN FUNGSINYA

Default route” adalah tipe rute statik khusus. Sebuah “default route” adalah
rute yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau
ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.

Pada gambar di atas, Router B dikonfigurasi untuk meneruskan/forward semua


frame ke network tujuan yang tidak terdaftar secara eksplisit dalam routing tabel
Router A. Default router ini dapat berfungsi untuk menjaga agar ukuran table
routing tetap kecil.
VII. TABEL ROUTING

Tabel Routing (Pada router A)

Destination (Tujuan) Route to this address (dihubungkan ke)

192.168.2.0 Direct (langsung)

192.168.1.0 172.16.5.1 (indirect/tidak langsung)

Tabel Routing (Pada router B)

Destination (Tujuan) Route to this address (dihubungkan ke)

192.168.3.0 Direct (langsung)

192.168.1.0 Direct (langsung)

Tabel Routing (Pada router C)

Destination (Tujuan) Route to this address (dihubungkan ke)

192.168.3.0 172.16.1.2 (indirect/tidak langsung)

192.168.2.0 Direct (langsung)


Next Hop dengan destination 192.168.1.0 (misal dinamakan host E) dari 192.168.3.0 (misal
dinamakan host E)

 Tabel Routing pada Host D

Destination Next Hop

Host E Router B

 Tabel Routing pada Router B

Destination Next Hop

Host E -

You might also like