You are on page 1of 5

Etika Perencanaan

Dalam melakukan perencanaan ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar
pertimbangan. Hal tersebut mempunyai peranan besar terhadap dampak yang akan
ditimbulkan nantinya. Apakah dampak yang ditimbulkan bersifat negatif atau positif
semua tergantung dari planer serta semua pihak yang terkait, isi rencana dan
intervensi terhadap rencana tersebut. Jadi perencanaan yang mempunyai hirarki
dengan strata/level teratas membutuhkan kesadaran tingkat tinggi dari para
perencana untuk merencanakan sesuatu baik dalam skala kecil maupun
menyeluruh.
Dengan demikian prinsip-prinsip dalam perencanaan harus tertanam pada diri
masing-masing perencana. Etika yang diterapkan berupa prinsip-prinsip (American
Planning Asociation,APA) tersebut mencakup
1. mengakomodasi semua pihak
2. memberikan kesempatan semua pihak dalam proses perencanaan
3. menyediakan/sharing informasi, pengalaman dan hasil penelitian
mengenai isu-isu perencanaan
4. menghindari konflik antar kepentingan
5. mengupayakan pelestarian lingkungan
6. konsisten dalam aspek kelegalan dan rencana yang telah dibuat.
Prinsip perencanaan tersebut jika diterapkan menjadi sebuah kode etik/pedoman
seorang perencana kemungkinan rencana yang telah dibuat dapat berjalan sesuai
harapan.

Filosofi Lingkungan
Dengan keadaan lingkungan yang semakin tidak seimbang dimana alam lebih
banyak dihiraukan perlu adanya perubahan paradigma dalam perencanaan baik
pembangunan fisik maupun non-fisik. Paradigma ekosentrisme yang perlu
diterapkan dan kini mulai berkembang untuk mengubah kenyataan tersebut.
Ekosentrisme menyatakan bahwa mempunyai nilai yang lebih besar daripada
manusia dan didalam ajarannya mencakup seluruh aspek ekologi. Dalam
perkembangan selanjutnya muncul deep ecologi sebagai langkah dalam kearifan
penyelarasan dengan alam. Selain itu terdapat pula bioregionalisme yang mengenai
cara berpikir dari individu atau kelompok masyarakat atas sumber daya di
lingkungannya, termasuk gambaran masa depannya, akan dapat menunjukkan
gambaran mengenai pandangan hidup (way of life) dari komunitas masyarakat
setempat. Ideologi bioregionalisme mencakup teori dan sistem terpadu yang praktis
dariberbagai sektor kehidupan yang berorientasi pada konsep pembangunan
berkelanjutan. Kunci dari keberhasilan implementasi konsep bioregion adalah
pemahaman tingkat nilai bioregionalisme pada suatu komunitas masyarakat dan
memikirkan bagaimana cara meningkatkan kualitas pemahaman nilai-nilai
bioregionalisme tersebut.

Kontribusi Perempuan
Peranan perempuan selama ini hanya sebatas sebagai pelengkap saja bahkan
bisa lebih parah lagi yakni tidak ada peran sama sekali. Dengan isu dunia
perencanaan yang berkembang saat ini bahwa partisipasi masyarakat lebih
diutamakan maka perempuan tampak mulai diberdayakan. Hal ini didasari atas
kemerataan/equality bagi seluruh masyarakat sehingga semua masyarakat
nantinya dapat memberikan kontribusinya. Pada perencanaan peranan seorang
wanita lebih dititik beratkan pada aspek decision making, masukan dari para kaum
hawa dapat menjadi sebuah perubahan yang penting. Para perencana menjadi
fasilitator untuk mengupayakan aspirasi mereka dapat terwadahi dan lebih jauh lagi
memungkinkan dapat terealisasi.

Perencanaan Energi
Kebutuhan energi untuk proses perkembangan dan pertumbuahan dalam
kehidupan sangat penting artinya. Energi dipakai setiap mahluk hidup untuk
melakukan segala macam aktivitas sehari-harinya. Selama ini energi yang
digunakan cenderung berasal dari sumber daya alam yang tidak terbarui sehingga
mulai mengubah pola pikir manusia untuk pemanfaatan kedepannya. Dengan
berlandaskan sebuah teori termodinamika bahwa energi tidak bisa dimusnahkan
namun dapat diubah ke dalam bentuk energi lain maka pengembangan terhadap
energi semakin meningkat. Berbagai inovasi telah banyak muncul dengan adanya
energi-energi alternatif serta teknologi yang mampu mengoptimalkan penggunaan
energi.
Pengelolaan energi sangat diperlukan terkait dengan keberadaan energi yang
kini mulai menipis. Lewat sebuah perencanaan yang bersifat menyeluruh dimana
energi tersebut terkait dengan berbagai macam bidang akan membuat energi
menjadi lebih dioptimalkan dalam pemanfaatanya. Perencanaan merupakan sebuah
pandangan ke depan yang yang menyangkut sumber daya, sehingga perencanaan
energi akan berhubungan dengan perencanaan alokatif dan perancanaan strategi.
Perencanaan alokatif sangat diperlukan dalam pemanfaatan energi yang semakin
berkurang untuk dipergunakan secara optimal. Sedangakan pada perencanaan
strategi berupa pilihan yang harus diterapkan sesuai dengan sumber daya yang ada
dan sebagai upaya tindak lanjut dari alocative planning.
Dalam upaya penerapannya sering terjadi berbagai hadangan yang
menghampiri sehingga sering tidak berjalan sesuai harapan. Kendala dalam
penerapan perencanaan energi yang sering muncul yaitu
1. Teknologi masih belum dikuasai
2. Biaya investasi mahal
3. Budaya dan persuasif konsumsi yang tinggi
4. Eksploitasi terhadap sumber daya energi cenderung tinggi
5. Intervensi yang kurang memadai

Studi Kasus
Indonesia Akan Hancur Kalau Hanya Mengandalkan PLTU

Indonesia saat ini mempunyai kebijakan untuk lebih memfokuskan


pembangunan infrastruktur PLTU untuk memenuhi pasokan energi. Dengan 35 PLTU
yang berkapasitas total 10.000 MW yang tersebar di seluruh Indonesia, 11 PLTU di
jawa dan sisanya di luar jawa. Sedangkan dalam pembangunan infrastruktur energi
terbarukan kurang begitu diprioritaskan berbanding terbalik dengan negara-negara
lain. Negara-negara tersebut kini mulai mengembangkan energi alternatif yang
lebih berkelanjutan.
Dengan pertumbuhan negara yang terus berjalan maka kebutuhan energi
menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan pemerintah. Hal ini nantinya akan
menjadi salah satu permasalahan penting jika pasokan energi kurang tersedia dan
akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan
pembangunan PLTU tersebut kebanyakan berbahan baku dari batu bara dan gas
alam yang nyatanya merupakan sumber daya alam yang terbatas. Sering menjadi
bahan kritikan dari berbagai pihak atas kebijakan tersebut. Banyak dari PLTU
tersebut terhambat berproduksi akibat bahan baku yang kurang tersedia.
Sedangkan bahan baku seperti batu bara dan gas alam lebih diutamakan di ekspor
karena lebih menguntungkan. Bahkan beberapa PLTU yang awalnya berbahan baku
gas alam beralih ke batu bara. Investasi tersebut menjadi sia-sia dan kerugian akan
bertambah dengan menambah investasi untuk perubahan mesin pembangkit.
Target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca ternyata tidak
sejalan dengan kebijakan dalam pemenuhan energi. PLTU terutama berbahan baku
batu bara menghasilkan emisi yang tinggi. Selain itu eksploitasi terhadap batu bara
dan gas alam juga menjadi permasalahan lain untuk lingkungan. Kerusakan alam
dengan ekploitasi kedua sumber daya alam tersebut telah mengakibatkan masalah
lain dalam kehidupan. Pemerintah harus mengubah keadaan tersebut dengan lebih
mengembangkan energi-energi alternatif yang lebih sustainable untuk menghindari
ketergantungan terhadap sumber alam tersebut. Meskipun pada nantinya biaya
investasi yang harus dikeluarkan lebih besar untuk pengembangannya. Tidak ada
salahnya mencoba dengan potensi yang dimiliki seperti geothermal, angin,
matahari, gelombang, dan biomassa. Dengan belajar dari upaya negara lain untuk
mengembangkan energi alternatif akan membantu pemerintah Indonesia yang
selama ini kekurangan energi terutama listrik serta akan mempercepat untuk
proses pengembangan yang nantinya hanya perlu sedikit perubahan untuk
menyesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia.

Mendesak, Tata Ruang untuk Perbaikan Lingkungan Dieng

Untuk mengatasi masalah kerusakan lingkungan di Dataran Tinggi Dieng,


pemerintah didesak segera menuntaskan konsep rencana tata ruang wilayah
(RTRW) di kawasan ini. Tata ruang sangat diperlukan sebagai dasar penataan dan
perbaikan lingkungan dan wilayah di kawasan ini secara sistematis. Kerusakan di
Dataran Tinggi Dieng saat ini sangat parah. Sekitar 90 persen tegakan keras di
dataran ini habis dan berganti menjadi ladang kentang. Mata air pun banyak yang
mati. Sebagian mata air tak bisa digunakan karena tercemar bahan kimia. Bahkan,
dari hasil riset Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pada akhir 2009, hulu
sungai-sungai yang bersumber dari Dieng telah tercemar logam berat. Penggunaan
pestisida secara besar-besaran untuk tanaman kentang menjadi penyebab
utamanya. Selain itu, tingkat erosi di dataran tinggi ini sangat tinggi. Setiap tahun,
10 sentimeter permukaan lahan pertanian di Dieng tererosi dan menyebabkan
sedimentasi sangat tinggi di sungai-sungai yang berhulu di kawasan ini. Hampir
semua lahan, baik itu lahan miring, datar, maupun perbukitan, hampir semuanya
telah beralih menjadi ladang kentang dan permukiman. Kini ada upaya dalam
perbaikan lingkungan antara 80% petani daerah tersebut dan LSM namun
pemerintah kurang memberikan insentif terhadap kondisi yang ada.
Dengan kenyataan di lapangan seperti itu sudah menampakkan bahwa
peraturan selama ini hanya sebatas teks yang tidak ada artinya dan hanya menjadi
bagian pelengkap. Pemerintah Banjarnegara hanya menunggu sebuah
kesalahan/kerusakan untuk mengupayakan perbaikan dan ini sudah menjadi
budaya untuk kebanyakan orang. Etika yang mereka miliki ternyata tidak
memandang masa depan sebagai hal yang berarti dan kepentingan jangka pendek
lebih diperhatikan.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/03/25/indonesia-akan-hancur-kalau-hanya-
mengandalkan-pltu/
http://www.planning.org/ethics/ethicalprinciples.htm
http://www.walhi.or.id/in/unduh/kebijakan-psda/

You might also like