ISSN 1907-1647

InfoTek Jarak Pagar diterbitkan

setiap bulan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan, Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian

Alamat Redaksi:
Jalan Tentara Pelajar No.1, Bogor 16111. Telp. (0251) 313083.
Faks. (0251) 336194. email: criec@indo.net.id
http//perkebunan.litbang.deptan.go.id
Dana: APBN 2007 DIPA Puslitbang Perkebunan
Design: Zainal Mahmud
(Jatropha curcas L)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2008

Variasi Tanaman Jarak Pagar dari Satu Sumber Benih Satu Genotipa

Tanaman jarak pagar adalah tanaman menyerbuk silang Pada populasi IP-1A, umur berbunga bervariasi mulai 99 hari
meskipun persentase menyerbuk sendirinya juga cukup tinggi. hingga 133 hari dengan jumlah kapsul bervariasi dari 0 hingga
Akibat menyerbuk silang, maka keturunan yang dihasilkan 172 kapsul per tanaman (Gambar 2), sedangkan pada IP-1P
bersifat heterosigot dan populasinya tidak homogen umur berbunga bervariasi mulai dari 80 hari hingga 177 hari
(=heterogen). Setiap benih yang dihasilkan merupakan dengan jumlah kapsul bervariasi mulai dari 4 hingga 79 kapsul
genotipa yang berbeda dengan benih lainnya (one seed one per tanaman.
genotype). Seberapa jauh perbedaan genotipa antar individu
keturunan yang dihasilkan dan apa pengaruhnya terhadap
produksi tanaman ?
Hasil pengamatan pada tanaman jarak pagar di lokasi uji
multilokasi di Kebun Pakuwon, Sukabumi, menunjukkan
adanya perbedaan penampilan di lapangan meliputi umur
mulai berbunga, jumlah infloresen, jumlah tandan per
tanaman dan jumlah buah per tandan dan per tanaman. Pada
populasi IP-1M, umur berbunga bervariasi mulai 180 hari
hingga lebih dari 240 hari dengan jumlah kapsul bervariasi
dari 0-45 kapsul per tanaman (Gambar 1).

Gambar 2. Individu-individu IP-1A yang menunjukkan

penampilan berbeda pada umur 3,5 bulan

Perbedaan penampilan individu -individu tersebut di

Gambar 1. Individu-individu IP-1M yang menunjukkan
penampilan berbeda: tanaman rimbun dan belum berbunga
pada umur 7 bulan (kiri), tanaman telah berbunga dan
berbuah pada umur 7 bulan (kanan)
Daftar Isi
Variasi Tanaman Jarak Pagar dari Satu Sumber
Benih Satu Genotipa
Lanjutan: Beberapa Catatan dari “International
Workshop on the Development of Jatropha curcas L.
Industry” Hainan Island, China, October 29-31, 2007
Info Teknologi:
Kapan Sebaiknya Gulma Dikendalikan
Anda bertanya ? Kami menjawab !
samping disebabkan oleh susunan genetik yang berbeda
sebagai akibat penyerbukan silang, juga dapat disebabkan oleh
kondisi lingkungan yang berbeda (3 tanaman yang diamati
diambil dari ulangan yang berbeda). Yang harus dicermati
adalah adanya perbedaan penampilan yang diakibatkan oleh
perbedaan susunan genetik (perbedaan genotipa) di antara
sesama individu yang berasal dari provenan yang sama. Bila
perbedaan penampilan tersebut cukup besar di mana variasi
produksi cukup tinggi, akan dapat mempengaruhi produk-
tivitas tanaman.
Populasi di kebun induk baik IP-1 maupun IP-2 juga
menunjukkan adanya variasi pada karakter morfologi kualitatif
maupun kuantitatif karena setiap tanaman adalah suatu
genotipa yang berbeda dengan tanaman lainnya. Untuk
mempertahankan produksi benih di kebun induk, maka
1
individu -individu yang menunjukkan potensi produksi yang
kurang baik sebaiknya tidak disertakan dan bila perlu
di”buang” dari areal kebun induk. Dengan demikian
2
diharapkan populasi IP-1 maupun IP-2 yang ada di lapangan
akan terdiri dari kumpulan individu yang berpotensi produksi
3 tinggi. Dari populasi yang “terpilih” tersebut diharapkan
4 benih -benih keturunannya juga semakin “seragam” terutama
dalam potensi produksi bijinya. Oleh sebab itu, seleksi yang
berkesinambungan perlu dilakukan (Rr. Sri Hartati/Puslitbang
Perkebunan)

1
 Lanjutan: Beberapa Catatan dari “International Workshop on The
Development of Jatropha curcas L. Industry”, Hainan Island, China,
October 29-31, 2007
Fotosintesis dan Pembentukan Bunga
Penelitian laju fotosintesis bersih (net photosynthetic rate
+ NPR) pada daun jarak pagar di Chengdu, Sichuan,
menunjukkan bahwa NPR berada pada dua puncak kurva
masing-masing pada pukul 11.00 dan 15.30. Hal ini disebabkan
oleh adanya kehilangan fotosintesis di siang hari yang
disebabkan oleh kendala stomata. Fase fotosintesis yang
efisien, 9,8 – 14,4 µmol CO2 m -2 s-1, berlangsung selama 4 – 5
jam, yang merupakan akumulasi produksi terpenting. Laju
fotosintesis maksimum adalah 14,4 µmol CO2 m -2 s-1 dan titik
kompensasi cahaya adalah 45 µmol m -2 s-1.
Sebagian tanaman dari kelompok C3, laju pemanfaatan
cahaya yang maksimum adalah 3,52%. Hasil di atas
menunjukkan bahwa pada suhu dan radiasi tinggi, sebagai
tanaman yang toleran terhadap kekeringan, Jatropha curcas
L. akan membatasi transpirasi dengan mengurangi secara
efektif laju hantaran stomata.
Jatropha curcas L. adalah spesies yang monoecious dan
uniseksual. Tiap infloresen mempunyai 5 – 7 percabangan.
Percabangan infloresen J. curcas
Hasil-hasil pengamatan menunjukkan bahwa distribusi
bunga-bunga betina diatur oleh “center of principle”, di mana
proses-proses pembentukan bunga-bunga jantan dan betina
berbeda. Dalam perkembangannya, bunga-bunga betina yang
normal adalah biseksual, sedangkan bunga-bunga jantan
adalah uniseksual. Sudah ditemukan mekanisme diferensiasi
kelamin pada J. curcas di mana pemanjangan ujung meristem
kelopak pada tahap awal akan menentukan jenis kelamin
bunga. Untuk itu dikemukakan hipotesis-hipotesis “bisexual
site origin” dan “female factors”.
Pengolahan dan Pengembangan Produk
Penelitian teknologi proses biodiesel sudah dilakukan di
Universitas Sichuan sejak tahun 1970. Sekarang Cina sudah
mengembangkan proses produksi yang mempunyai empat
keunggulan yaitu: (1) Operasinya berurutan dan mudah
dikendalikan, (2) Menggunakan katalis alkali dan asam yang
stabil sebagai pra-treatment dan sesuai dengan sifat minyak
jarak pagar yang kemasamannya tinggi, (3) Penggunaan
teknik-teknik pemisahan untuk mengurangi penggunaan
metanol secara efektif sumber energi yang dapat didaur ulang,
dan (4) kemurnian gliserol yang dihasilkan dapat mencapai
98%. Dengan teknologi ini, Cina sudah membangun pabrik
pengolahan minyak jarak pagar berkapasitas 5.000 ton
biodiesel per tahun.
Curcin dapat mencegah pertumbuhan sel-sel tumor dan
jamur tanaman. Isoform dari curcin pada daun-daun Jatropha
yang mengalami cekaman air atau jamur dapat mengurangi
serangan jamur dan virus pada tembakau transgenik. Oleh
sebab itu dianjurkan untuk menggunakan curcin di bidang
medis dan pertanian.
Senyawa-senyawa terpen adalah komponen -komponen
pada daun, akar, batang dan biji J. curcas. Laporan-laporan
menunjukkan bahwa senyawa ini dapat digunakan untuk
mengendalikan penyakit-penyakit virus dan kanker. Minyak
jarak pagar bersifat racun kontak yang kuat (LC 50 = 0,7286%)
dan antifeedam (AFC50 = 0,2278%) terhadap L. erysimi.
Jatrophoerol I sudah diisolasi dan dimurnikan dari ekstrak
etanol minyak jarak pagar; Jatrophoerol I bersifat sebagai
insektisida terhadap Bombyx mori, L. erysimi dan P. rapae.
Ekstrak (air) daun dan cabang J. curcas dapat membunuh
atau menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus,
Monilia albican, virus herpes I dan II. Sekarang Cina sudah
mulai memasarkan produk ini. Harga gliserol tergantung pada
kemurniannya; gliserol 98% adalah bahan dasar untuk industri
medis dan kosmetik
Fisiologi Tanaman
Penelitian di Cina sedang mempelajari struktur bunga dan
analisa faktor -faktor yang menentukan proporsi bunga jantan
dan bunga betina. Tidak semua kuncup bunga jantan dan
bunga betina akan mekar dan berperan dalam reproduksi,
sebagian akan layu dan gugur karena berbagai keterbatasan.
Waktu berbunga dipengaruhi oleh jumlah dan proporsi bunga-
bunga betina; tanaman yang berbunga awal biasanya akan
lebih banyak bunga betinanya dibandingkan dengan tanaman
yang berbunga akhir. Ukuran cabang-cabang reproduktif akan
menentukan jumlah dan proporsi bunga betina; alokasi untuk
cabang-cabang reproduktif tahun sebelumnya serta kondisi
lingkungan akan menentukan proporsi bunga jantan dan
betina.
Cina juga melakukan penelitian bagaimana mengurangi
keracunan aluminium pada tanah-tanah ber pH rendah serta
mempelajari efek pemberian kalsium untuk mengurangi
kerusakan aluminium. Konsentrasi Al3+ yang sesuai sangat
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan jarak
pagar. Penanaman jatropha di daerah yang bersuhu tinggi
(lebih dari 29 o C) dan tinggi konsentrasi Al 3+ (> 0,1 mmol/L
perlu di atasi dengan pemberian kalsium (Hasnam/Peneliti
Utama).
2
Info Teknologi …………...
KAPUR
Kapan Sebaiknya Gulma Dikendalikan
Dalam komponen teknologi budidaya terdapat segi-segi
yang secara langsung atau tidak dapat menstimulir
pertumbuhan gulma, misalnya penanaman dalam barisan,
jarak tanam yang lebar, monokultur, pemupukan, pengairan
dan penggunaan alat-alat besar. Semakin intensifnya
penanaman dan majunya teknologi masalah gulma tidak
men jadi semakin ringan, tetapi cenderung akan semakin berat.
Masalah yang ditimbulkan oleh gulma bersifat tetap karena
adanya persaingan, berbeda dengan hama atau penyakit yang
pada umumnya timbul hanya pada waktu-waktu tertentu.
Jarak pagar yang dibudidayakan secara monokultur
dengan jarak tanam 2 x 2 m, akan memberi peluang bagi
gulma untuk tumbuh di antara barisan tanaman tersebut.
Lahan yang telah diolah belum sepenuhnya bebas dari gulma,
kadang pengolahan tanah dapat menyebarkan gulma terutama
bagian vegetatif seperti stolon atau rimpang yang terpotong-
potong karena pengolahan. Selain dengan bagian vegetatif
juga gulma menyebar melalui biji seperti Ageratum
conyzoides, Eupatorium odoratum dll.
Tabel 1. Persentase penurunan hasil akibat gulma
Perlakuan Persentase penurunan hasil periode minggu ke
0-1 0-2 0-4 0-6 0-8
Bersih gulma 61,8 54,4 45,4 45,1 40,7
Bergulma 0,0 7,9 33,5 59,7 78,8
Dari hasil uji tersebut (Tabel 1) diketahui bahwa, tanaman
jarak pagar yang bergulma atau gulma dibiarkan tumbuh
selama dua minggu menurunkan hasil sampai 7,9%, dan yang
bergulma selama 20 minggu menurunkan hasil sebesar 96,1%,
sedangkan tanaman jarak pagar periode bersih gulmanya
hanya 2 minggu menurunkan hasil 54,4% – 61,8%, bila
tanaman bersih gulma sampai 20 minggu hasilnya turun
hanya 4,1%.
Besarnya kehilangan hasil ini merupakan bukti, bahwa
kehadiran gulma di pertanaman jarak pagar merupakan
masalah serius. Penentuan periode kritis dapat didasarkan
kepada tingkat kehilangan hasil. Berdasarkan tingkat
kehilangan hasil tersebut, maka periode kritis tanaman jarak
pagar terhadap gulma berada pada periode umur tanaman 2 –
20 minggu. Pada saat tanaman jarak pagar berumur 2 hingga
20 minggu itulah sebaiknya gulma dikendalikan atau pada
periode 2 hingga 20 minggu tersebut diusahakan bebas dari
gulma (Gambar 1). Untuk seterusnya gulma dikendalikan
secukupnya artinya tidak seintensif pada saat periode di mana
gulma dapat menurunkan produksi tanaman. Apabila tanaman
tumbuh sempurna di mana tajuk tanaman sudah cukup lebar,
pertumbuhan gulma menjadi tertekan karena intersepsi sinar
matahari oleh gulma menjadi sangat sedikit. Pada saat kondisi
sudah seperti itu, maka penyiangan gulma cukup di piringan
tanaman saja. Gulma dominan yang terdapat di semua petak
percobaan adalah Ageratum conyzoides, Borreria alata, dan
Calopogonium sp, Gambar 2. (Dedi Soleh, E. Djauharya, A.
Sudiman/Peneliti).
Dalam ilmu gulma dikenal periode kritis, yaitu periode di
mana gulma harus dikendalikan agar produksi tidak menurun
karena kompetisi dengan gulma. Periode ini biasanya terjadi
sebelum kanopi tanaman budidaya bertaut (tumbuh
sempurna). Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh jarak tanam,
kesuburan tanah dan kecepatan tumbuh tanaman. Kehilangan
hasil makin besar dengan makin lamanya tanaman tumbuh
bersama dengan gulma akibat tingkat persaingan yang terjadi
menjadi besar. Kalau begitu kapan sebaiknya gulma
dikendalikan ?
Untuk mengetahui hal tersebut perlu terlebih dahulu
diketahui periode kritis tanaman jarak pagar terhadap
persaingan dengan gulma itu sendiri. Uji periode kritis telah
dilakukan, yaitu melalui penelitian terhadap tanaman jarak
pagar yang ditanam pada petak bersih gulma dengan interval
periode bersih gulma dua minggu (0 – 2 minggu sampai
dengan 0 – 24 minggu), dan diuji pula tanaman jarak pagar
yang ditanam pada petak yang bergulma atau gulma dibiarkan
tumbuh dengan interval periode dua minggu (0 - 2 minggu
sampai dengan periode 0 – 24 minggu).
0-10 0-12 0-14 0-16 0-18 0-20 0-22 0-24
27,1 22,1 21,6 19,7 11,7 4,1 1,6 0,0
84,5 87,7 90,6 92,1 91,9 92,1 96,1 96,1
Gambar 1. Petak bersih gulma dan petak bergulma
Gambar 2. Gulma dominan di pertanaman jarak pagar (A.
conyzoides, B. alata, Calopogonium sp)
Pemimpin Redaksi merangkap Anggota:
Dra. Iis Nana Maya, M. Sc/Kepala Bidang KPHP
Anggota
Prof Dr. Zainal Mahmud/Peneliti Utama
Prof Dr. Elna Karmawati/Peneliti Utama
Dr. Agus Wahyudi/Kepala Bidang PE
Ir. Sumanto/Kepala Sub Bidang Program
Redaksi Pelaksana:
Ir. Jusniarti/Kepala Sub Bidang PHP
Mukhasim, S. Si/Pelaksana Sub Bidang PHP
Evawati, B. Sc./Pelaksana Sub Bidang PHP
3
Anda bertanya ? Kami menjawab !
Tanya:
1. Tolong dijelaskan mengenai tipe-tipe jarak pagar yang beracun
dan yang tidak beracun (Mashur/Dinas Perkebunan Provinsi
Sumatera Selatan)
Jawab:
1. Di dunia dikenal dua tipe jarak pagar yaitu mengandung racun
dan tidak mengandung racun. Yang tidak mengandung racun
berasal dari Ile-Ife dan Papantla di Mexico, sedang yang berasal
dari daerah lain umumnya beracun. Masalahnya, bungkil jarak
tersebut masih mengandung forbolester dan curcin yang bersifat
racun. Bungkil jarak tersebut masih mengandung nitrogen yang
baik untuk makanan ternak; sebelum digunakan bungkil jarak
harus didetoksifikasi (Hasnam/Peneliti Utama).
Tanya:
1. Bagaimana model polatanam jarak pagar dengan karet;
persaingan dengan karet jelas jarak pagar akan kalah mengingat
bagusnya harga karet sekarang.
2. Bagaimana pemasaran jarak pagar (Albert/Dinas Perkebunan
Provinsi Sumatera Selatan)
Jawab:
1. Menanam jarak pagar di sela-sela tanaman karet jelas tidak akan
sesuai karena setelah karet berumur lebih 3 tahun, karet akan
menaungi jarak pagar. Jika diintegrasikan, tanaman jarak pagar
hanya mungkin ditanam sebagai pagar; gunakan bahan tanaman
yang sudah terpilih dengan teknik budidaya yang sudah
disesuaikan untuk ditanam sebagai pagar.
Jarak pagar di antara tanaman karet muda
2. Pengembangan jarak pagar ini hendaknya disatukan dengan Desa
Mandiri Energi yang dibina oleh berbagai Departemen. Jika salah
satu dari perkebunan karet bersedia menjadi inti dari plasma-
plasma yang lain, maka akan memudahkan pemasaran pabrik
biodiesel ke PLN atau Pertamina (Hasnam/Peneliti Utama).
InfoTek Jarak Pagar (Jatropha curcas L) memuat informasi mengenai perkembangan jarak pagar dari dalam
dan luar negeri; inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian cq Puslitbang Perkebunan dan instansi lain;
opini, atau gagasan berdasarkan hasil penelitian dalam bidang teknik, rekayasa, sosial ekonomi; serta tanya-jawab seputar
jarak pagar. Redaksi menerima pertanyaan-pertanyan seputar jarak pagar yang akan dijawab oleh para peneliti Puslitbang
Perkebunan. Selain dalam bentuk tercetak, InfoTek Jarak Pagar tersedia dalam bentuk elektronis yang dapat
diakses secara on-line pada: http//perkebunan..litbang.deptan.go.id
Tanya:
1. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) dapat diusahakan
dalam bentuk monokultur atau polikultur. Jarak tanam yang
dianjurkan untuk monokultur 2 x 2 m sedangkan untuk polikultur
jarak tanamnya lebih lebar untuk menghindari terjadinya saling
menaungi antar tanaman yang dicampur. Pertanyaannya adalah
apakah jarak tanam jarak pagar yang monokultur 2 x 2 m tidak
terlalu rapat mengingat pertumbuhan tajuknya yang lebih lebar
dari jarak tersebut ? Mohon penjelasan.
2. Selanjutnya mohon klarifikasi apakah menanam tanaman lain di
antara pertanaman jarak pagar tidak berbahaya terhadap
kesehatan manusia, terutama bila yang diusahakan adalah
tanaman pangan karena sifat racun yang dimiliki oleh jarak
pagar akan pindah pada tanaman yang ditanam di antaranya
(Sumardi/Bengkulu).
Jawab:
1. Ukuran jarak tanam ditentukan oleh berbagai faktor, terutama
oleh faktor persaingan terhadap fungsi akar yang akan terjadi di
dalam/bawah tanah dan fungsi tajuk di atas permukaan tanah
(iklim mikro). Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan,
biasanya dipakai ukuran jarak minimal antara tanaman yang
diusahakan agar tidak terjadi persaingan seperti dikemukakan di
atas. Habitus/fisik tanaman jarak pagar berbentuk perdu di mana
pertumbuhan akar lateral/samping tidaklah mengikuti pertum-
buhan lateralnya tajuk; biasanya panjang akar lateral lebih
pendek dari pertumbuhan cabang lateral. Perakaran terkonsen-
trasi pada sekitar 1 – 1,5 m dari batang dan ukuran jarak tanam
menggunakan perkembangan akar.
Kiri: jarak pagar + cabe; kanan: jarak pagar + kacang tanah
2. Jarak pagar memang mengandung racun sebagai hasil
metabolisme sekunder yang prosesnya diatur oleh faktor genetik
tanaman itu sendiri. Senyawa racun tersebut tidak mungkin
terserap oleh tanaman lain yang tumbuh sekitarnya karena
tanaman tidak menyerap makanan dalam bentuk senyawa tetapi
dalam bentuk ion. Jadi tidak perlu khawatir mengenai hal
tersebut (Zainal Mahmud/Peneliti Utama).