Professional Documents
Culture Documents
Koefisien kecepatan aliran ditentukan oleh kedalaman jalur dan jenis saluran pen
irisan (drainase) yang mana contohnya ditunjukkan pada tabel I dibawah ini.
Tabel I
Nilai Koefisien Kecepatan Aliran
Kedalaman Jalur Saluran Beton Saluran Batuan Apa Adanya
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25 36
42
44
47
50 30
34
36
37
39
4.2. Penirisan (drainase) Dengan Pompa
Kenyataanya, penirisan (drainase) air yang dilakukan hanya dengan metode aliran
turun alami seperti dijelaskan pada pasal sebelumnya sangat jarang, hampir pada
semua tambang, rembesan air yang timbul seiring dengan penambangan di bawah leve
l, dibuang denga mengangkat (memompa) air oleh tenaga penggerak. Pompa adalah al
at untuk meksud tertentu.
4.2.1. Pemilihan Pompa
Berbagai macam pompa untuk penirisan (drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah
yang digunakan, yang mana konstruksi, penggerarak yang digunakan dan kapasitasny
a tergantung dari tempat dan tujuan penggunanan, tetapi pokoknya yang penting ad
alah menggunakan pompa yang paling sesuai dengan kapasitas fasilitas dan situas
i di dalam mulut tambang (pit). Karakter dan kemapuan pompa berdasarkan jenisnya
adalah seperti Tabel II di bawah ini.
Tabel II
Karakter dan Kemampuan Pomapa
Jenis Kemapuan Penggerak Penggunaan Penanganan
Worthington Pump Kapasitas kecil, head sedang Udara
Kompresi Penggalian Sulit
Turbin Pump Kapasitas besar
Head besar Listrik Pompa Tetap Mudah
Volute Pump Kapasitas besar
Head kecil listrik Polapa Tetap Mudah
Air Pump Kapasitas kecil
Head kecil Udara
Kompresi Penggalia Sulit
Jet Pump Kapasitas kecil
Head kecil Air bertekanan Penggalian Mudah
Dewasa ini sebagai pompa penirisan (drainase) di tambang yang umum digunakan ada
lah pompa sentrifugal, terutama digunakan multi stage turbin pump dan multi stag
e volute pump untuk pemompaan head tinggi. Sebagai pompa lokal ada kalanya digun
akan pomap bolak-balik kecil (small size recripocating pump).
Dalam pemilihan pompa, harus dilakukan pertimbangan dengan membandingkan efesien
si, kemapuan, bentuk, pemeliharaan, sulit mudahnya penanganan, kondisi penggunaa
n yang berbeda menurut jenis pompa, dimana kalau kita bandingkan pompa sentrifug
al dan pompa bolak-balik, maka :
a. Konstruksi pompa sentrifugal lebih sederhana, bentuknya kecil karena mel
akukan operasi kecepatan tinggi dan harganya murah
b. Ruang tempat pemasangan pompa sentrifugal cukup kecil dan pekerjaan fond
asinya sederhana sehingga biaya fasilitasnya tidak sampai setengah dari biaya fa
silitas pompa bolak-balik.
c. Pada pompa bolak-balik, katup masuk dan katup keluar merupakan elemen ya
ng penting dari segi operasi, sedangkan pada pompa sentrifugalkatup seperti ini
tidak diperlukan, sehingga kerusakan karena katup jenis ini pasti tidak ada.
d. Pengaturan jumlah air keluar pada pompa bolak-baliktidak ada cara lainse
lain merubah kecepatan, sedangakan pada pompa sentrifugal walaupun kecepatannya
konstan, pengaturan jumlah air keluar dapat dilakukan secara mudah dan aman deng
an mengatur bukaan katup pembatas.
e. Pada pompa sentrifugal tidak diperlukan ruang udara karena pengeluaran a
ir kontinu. Sedangkan pada pompa bolak-balik, pengiriman air terputus setiap mel
akukan satu langkah, oleh karena itu untuk tujuanmencegah kekurangan ini dimanfa
atkan ruang udara, tetapi tidak sempurna, sehingga aliran keluar dari pompa berg
erak seperti berdenyut dan mudah menimbulkan bahaya efek impak air.
f. Selama operasi, pada pompa bolak-balik banyak bagian yang memerlukan min
yak pelumas, dan dengan sendirinya banyak kesempatan air tercemar karena minyak
pelumas masuk bercampur kedalam air. Sementara, bagian utama langsung mengalami
friksi pada pompa sentrifugal adalah bearing dan poros (as) dan sedikit sekali b
agian yang perlu diperhatikan selama operasi, sehingga dapat menghemat biaya man
usia dan biaya minyak pelumas.
Pada umunya, pompa mengisap masuk air di dalam penampung air seperti terlihat pa
da Gambar4 dan mengangkatnya sampai keketinggian tujuan, dimana pipa air untuk u
ntuk menghisap di sebut pipa isap (suction pipe) dan pipa air untuk mengangkat
disebut pipa pengiriman (delivery pipe).
4.2.2. Kapasitas Penirisan (drainase)
Berbeda dengan pabrik produksi lain, pada tambang sulit diperkirakan jumlah air
buangan pada tahap awal pembuangan. Selain itu, ketinggian pengangkatan (head) j
uga pada awalnya tidak jelas, berapa banyak air buangan antara musim hujan dan m
usim kering sangat berbeda.
GAMBAR 4. Pompa Isap
Apa bila menghadapi kesulitan seperti ini, dimana harus ditetapkan kapasitas pom
pa penirisan (drainase) dan jumlah pompa sert lokasi pemasangannya, maka untuk m
emutuskannya tidak ada jalan lain selain mengacu kepada penyelidikan (survey) ge
ologi serta penyilidikan (survey) kondisi penirisan (drainase) tambang batubara
dan tambang lain yang serupa yang saat ini sedang beroperasi.
Secara ideal, apabila misalnya kapasitas fasiolitas dibuat empat kali jumlah air
yang dikeluarkan pada waktu normal, dimana pompa yang dipasang mempuyai kapasit
as yang sama, maka dalam hal ini satu unit digunakan untuk operasi normal dan si
sa tiga unit sebagai cadangan yang dapat digunakan setiap saat, tetapi diharapka
n tetapi diharapkan melalui penggunaan seluruh fasilitas pompa, paling tidak kem
ampunnya mencapai 1,3 – 1,5 kali jumlah semburan air maksimum yang diperkirakan.
Selain itu, jalur distribusi listrik sampai ke lokasi perubah tegangan di luar
mulut tambang (pit), diharapkan masing-masing di buat lebih dari dua jalur untuk
bersiap menghadapi kemungkinan mati listrik yang tidak terduga pada salah satu
jalur.
4.2.3. Sumuran (shalft) Pada Mulut Tambang (pit) Bawah Tanah
Tujuan dari sumuran (shalft) adalah memasukkan pipa isap pompa dan tempat mengen
dapkan tanah lumpur yang bercampur di dalam air mulut tambang (pit) serta melaku
kan penyelelarasan yang pantas antara jumlah air yang dikumpulkan ke dalam sumur
an (shalft) dan jumlah air yang dikeluarkan pompa.
Hal pokok yang harus dipertimbangkan pada waktu menentukan posisi dan kapasitas
sumuran (shelft) adalah sebgai berikut :
a. Untuk memperpendek dan mengurangi belokan (lengkungan) pipa isap, sedapa
t mungkin mendekat ke dudukan pompa.
b. Tidak menghalangi kemajuan penggalian (memindahka) berkali-kali berarti
tidak ekonomis.
c. Dibuat di tempat yang memudahkan pengumpulan air di dalam mulut tambang
(pit) dan berada di dalam lapisan batuan yang kokoh untuk mencegah air bocor.
d. Hubungannya dengan jumlah air buang pompa biasa (reguler) serta ada tida
knya pompa cadangan dan jumlahnya.
e. Perubahan jumlah air rembesan di dalam mulut tambang (pit) (menurut cuac
a cerah-hujan dan musim).
f. Kelonggaran (toleransi) terhadap saat pemompaan air terhenti, misalnya o
leh mati listrik dan kerusakan fasilitas.
g. Untuk mengantisipasi berkurangnya kapasitas efektif sumuran (shaft) yang
disebabkan oleh pengendapan tanah lumpur yang tercampur di dalam mulut tambang
(pit), ditempatkan pompa tanah lumpur dan menjaga kapasitas efektif sumuran (sha
ft).
Demukianlah pokok perhatian untuk sumuran (shaft) dan yang penting adalah menent
ukan sumuran (shaft) dengan kapasitas yang diperlukan dan lagi terkecil. Apabila
keadaannya memungkinkan, walaupun dalam kasus pompa biasa dan cadangan keduanya
tersedia juga, sumuran (shaft) diharapkan mempuyai volume yang cukup untuk mena
mpung jumlah air rembesan selama 12 – 24 jam.
4.2.4. Pemipaan
Berbeda dengan bagian mesin, pipa itu sederhana sehingga sering diabaikan. Tetap
i, karena ada juga masalah air bocor dan korosi, terutama penempatannya perlu di
lakukan dengan hati-hati.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada pemipaan antara lain adalah :
a. memasang pipa isap dengan tidak membebani selruh bobot pipa kepada bagia
n sambungnya dengan pompa.
b. Bagian yang datar pada pipa isap di buat miring naik sedikit mengarah ke
pompa agar tidak terjadi air pocket.
c. Penyambungannya dikerjakan dengan baik agar dipastikan tidaj mengisap ma
suk udara melalui bagiam sambungan pipa isap.
d. Bagian datar pipa pengiriman (delivery pipe) juga sebaiknya ditempatkan
dengan miring sedikit ke atas mengrah ke arah pengiriman.
e. Dalam kasus apapun, pemipaan direncanakan agar sedapat mungkin mengurang
i katup, pipa cabang dan bagian belok.
Pipa air yang digunakan sebagi pipa distribusi, maka umumnya digunakan pipa baja
. Dibandingkan dengan pipa dari besi cor, maka pipa baja lebih mudah korosi oleh
asam dan garam, namun karena mempuyai keuntungan seperti kekuatan mekanik yang
tinggi dan mudah ditangani karena ringan dan sambungannya cukup sedikit saja kar
ena dapat diperoleh pipa yang panjang sehingga pipa baja yang digunakan secara l
uas.
Apabila tekanan tidak terlalu tinggi, yaitu di bawah 10 atmosfir, digunakan pipa
gas dan tekanan yang lebih dari itu, digunakan pipa baja tanpa sambungan. Apabi
la dilakukan pemompaan air dengan volume tertentu dengan menggunakan pipa berdia
meter kecil, maka ada pipa air yang tahanan friksi di dalam pipanya besar, sehin
gga kerugian energinya menjadi lebih besar dan biaya penggeraknya bertambah.
Berlawanan dengannya, apabila digunakan pipa dengan diameter besar, maka biaya b
iaya penggeraknya berkurang, tetapi biaya fasilitas pemipaan membengkak. Oleh ka
rena itu, untuk memperoleh ukuran pipa air yang paling sesuai harus dipilih yang
paling ekonomis dengan mempertimbangkan biaya penggerak, biaya fasilitas pemipa
an, lamanya waktu operasi dan lain-lain. Akan tetapi, kenyataannya sulit untuk m
enentukan masing-masing pipa berdsarkan perhitungan. Unuk itu, sebagai standar p
atokan, biasanya dilakukan perhitungan diameter pipa dengan merencanakan agar ke
cepatan aliran rata-rata di dalam pipa menjadi 1 – 3 meter per detik. Antara dia
meter pipa dan laju aliran air terdapat hubungan sebagai berikut :
Dimana :
d = diameter bagian dalam pipa (m).
v = kecepatan aliran per menit (m/menit)
Q = laju aliran per menit (m3/menit)
Umumnya pada pipa air pompa sentrifugal tidak ada perubahan kecepatan aliran, se
hingga jika dibandingkan dengan pipa air pomapa bolak-balik, dapat digunakan pip
a yang diameternya relatif kecil.
Pada tambang yang jumlah air yang dipompanya banyak atau pada tambang dengan kua
llitas air yang sangat korosif terhadap pipa air, maka untuk mencegah korosi dil
akukan berbagai tindakan pencegahan korosi, seperti menggunakan pipa air yang pe
rmukaan dalamnya atau kedua permukaannya dilapisi lining karet (rubber linning).
4.2.5. Manajemen Pemiliharaan Pompa
a. Pompa harus diinstalasi datar. Di dalam mulut tambang (pit0 ada kemungki
nan gerakan landasan, sehingga instalasi perlu dibuat agar dapat di setel oleh b
ahan yang ditetapkan oleh pondasi.
b. Sedapat mungkin pompa diinstalasi agar tinggi pengisapannya (suction hea
d) menjadi rendah.
c. Posisi mulut iasap dipilih yang tepat agar tidak mengisap masuk udara ka
rena terjadi pusaran air d imulut isap.
d. Minyak pelumas dituangkan secukupnya pada setiap tempat.
e. Memeriksa arah puar poros pompa, apakah sama dengan arah yang ditunjuk o
leh tanda panah.
f. Sebelumnya, kondisi putaran diperiksa dengan tangan.
g. Menutup katup pemisah pada sisi pengiriman.
h. Apabila sistem pengisian air pompa memakai katup foot, pertama-tama memb
uka semua cook pengeluaran udara dan menuangkan air dari corong bagian atas dan
setelah dipenuhi cukup air hingga air yang keluar dari cook tidak mengandung gel
embung udara, cook ditutup kembali dan dilakukan pengoperasian sebenarnya.
i. Motor dijalankan dan setelah mencapai keadaan putaran normal, katup pemi
sah pada sisi pengiriman dibuka secara perlahan-lahan.
j. Pada pompa berputaran tinggi dan multi stage turbin pump, tidak boleh me
lakukan operasi kosong tanpa dipenuhi air.
k. Mengusahakan agar debu tidak masuk ke bearing dan perhatikan temperatur
dan kondisi pasok (suplai) minyak pelumas bearing dan minyak pelumas diganti den
gan yang baru lebih dari 2 kali per bulan.
l. Penahan packing dikencangkan ringan agar selalu ada sedikit air yang men
galir keluar. Pompa yang melakukan penutupan air dengan menuangkan air k bagian
ini, harus hati-hati agar tidak mentup jalur lewat air.
m. Masuknya udara ke dalam pompa, tengah (centre) poros yang tidak tepat, j
umlah putaran yang tidak normal, tersangkutnya benda asing pada sudut dan lain-l
ain dapat menjadi penyebab kerusakan yang akan tampak dalam bentuk terjadinya ge
taran, beban lebih atau berkurangnya jumlah air yang dipompa. Getaran dapat memp
erpendek umur poros dan karena tidak sempurnanya pelumasan dapat menjadi penyeba
b kerusakan terbakar.
n. Pengukur tekanan dan pengukur vakum setiap diperlakukan harus di buka da
n di baca.
o. Melakukan pemeriksaan bagian dalam pompa cadangan dan melakukan anti kar
at, ganti catat serta penggantian minyak pelumas dan harus dilakukan tindakan pe
ncegahan kelembaban yang sempurna pada motor listrik. Pada musim dingin harus ha
ti-hati terhadap pembekuan air sisa.
A. mengenai Penirisan (Drainase)
1. Untuk penirisan (drainase) air di dalam mulut tambang (pit) sering digun
akan pompa sentrifugal.
2. Kebanyakan kecelakaan penyemburan air terjadi pada waktu permukaan kerja
mengenai patahan atau lapisan penampung air.
3. Dalam banyak kasus, air rembesan di dalam mulut tambang (pit) di keluark
an setelah dikumpulkan di terowongan (lubang bukaan) penirisan drainase.
B. Mengenai Pompa
1. Diantara pompa sentrifugal, pompa turbin mempuyai sudut putar dan sudut
pengarah di bagian dalam pompa dan melakukan pengangkatan (pempompaan) dengan pr
insip melempar keluar air ke arah radial oleh gaya sentrifugal putaran sudut.
2. Volute pump yang tidak mempuyai sudut pengarah, akhir ini banyak digunak
an karena konstuksi yang sederhana. Pompa pasir (sand pump) yang digunakan untuk
mengirim air lumpur dan slurry termasuk salah satu jenisnya.
5. Pengukuran Jumlah Air
Pada waktu berfikir mengenai masalah yang berhubungan dengan air, maka yang pali
ng adalah melakukan pengukuran jumlah air secra cepat.
Ada berbagai macam metode pengukuran, diantaranya adalah metode tanki untuk peng
ukuran jumlah aliran dengan metode penahan merupakan yang paling mudah dan relat
if tepat untuk penggunaan di tambang.
5.1. Metode Dengan Tangki Pengukuran
Pada metode ini biasanya digunakan drum minyak, dimana air di tampung dan diukur
sampai penuh, atau berapa drum yang dipenuhi dalam selang waktu tertentu.
Metode ini dapat mengukur dengan tepat apabila jumlah aliran airnya sedikit. Tet
api, pada metode ini pengukuran hanya dapat dilakukan secara terputus-putus, dim
ana kalau diperlukan pengawasan kontinue terhadap laju aliran air, maka lebih mu
dah pengukuran laju aliran dengan penahan.
5.2. Pengukuran Laju Aliran Dengan Penahan
Air yang hendak diukur (lihat gambar 5), melewati pipa dan mengalir masuk kedala
m saluran A yang dipasang datar sempurna. Setelah permukaan air stabil dengan me
lewati jalan logam yang dipasang didalam air, air jatuh dari penahan B.
Dalam kasus ini, ketinggian dari dasar penahan B sampai permukaan atas menjadi p
atokan laju air, dimana laju aliran dapat dihitung dari masing-masing rumus yang
berbeda menurut bentuk potongan penahan (seti tiga atau segi empat). Pada gamba
r 5 dapat dilihat untuk pengukuran laju aliran.
Q = K.h 5/2 (penahan segi tiga)
Q = K. bh3/2(penahan segi empat)
Dimana :
Q = laju aliran ( m3/detik)
h = kedalaman air pada penahan (m)
b = lebar penahan (m)
Dimana K adalah lkoefisien laju aliran yang berubah menurut lebar jalur air, leb
ar penahan dan kedalaman air, dimana nilainya menjadi, K = 1,44 pada penahan seg
i tiga dan K = 1,80 pada penahan segi empat.
5.3. Orifice dan yang lain
Ada venturi meter yang mencari laju aliran berdasarkan perbedaan tekana di depan
dan belakang orifice yang mempersempit jalur pipa untuk mengukur laju aliran ai
r dalam pipa, seperti terlihat pada gambar 6.
Selain itu, telah dikembangkan metode pengukuran laju aliran dari luar pipa yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik dan mulai dipraktekkan.
6. Fasilitas Penisiran (drainase)
6.1. Ketentuan Keamanan
Mengenai keamanan yang berhubungan dengan fasilitas penirisan (drainase), sepert
i pokok yang tertulis di bawah ini, rinciannya harus ditetapkan oleh ketentuan k
eamanan.
a. Hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan rutin pompa penirisan (drain
ase) mulut tambang bawah tanah
b. Hal-hal yang berhubungan dengan manejemen pompa penisiran (drainase) mul
ut tambang (pit) bawah tanah.
c. Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen pipa penisiran (drainase) dan
jalur penisiran (drainase).
d. Hal-hal yang berhubungan dengan manejemen penampung air mulut tambang (p
it) bawah tanah.
e. Hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran jumlah air penirisan (drainas
e).
6.2. Perihal Perlengkapan
Pada waktu membuat fasilitas penirisan (drainase), harus sesuai dengan ketentuan
tiap butir dibawah ini.
a. harus memberikan toleransi yang sesuai atas jumlah air pada kemampuan pe
nirisan (drainase).
b. Harus melengkapi pompa penirisan (drainase) utama didalam mulut tambang
(pit) dengan pompa perisan (drainase) cadangan.
c. Harus melengkapi pengukuran tekana pada tempat yang tepat disisi keluar
dari pompa penirisan (drainase) utama.
d. Apabila diperlukan dari segi keamanan pada tempat yang tepat di sisi lua
r turbin untuk penirisan (drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah, dipasang ka
tup penghenti aliran balik.
e. Untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik, kerusakan fasilitas dan la
in-lain kapasitas penampung air di dalam mulut tambang 9pit0 di buat mempuyai to
leransi yang sesuai.
7. Pemeriksaan dan Manajemen Yang Berhubungan Dengan Fasilitas Penirisan/Dr
ainase (Diambil Dari Ketentuan Keamanan – Ikhesema Coal Mine)
7.1. Mengenai Pemeriksaan Rutin Pompa Penirisan (Drainase) Mulut Tambang (pit
) Bawah Tanah.
1. Waktu, tempat dan metode pemeriksaan rutin.
Untuk memompa penirisan (drainase) yang menggunakan penggerak berdaya lebih dari
50 kW yang dipasang di dalam mulu tambang 9pit0, petugas keamanan mesin harus m
elaksanakan pemeriksaan rutin setiap butir berikut ini.
a. Bed Level……………………….. lebih dari 1 kali setiap 6 bulan
b. Center pompa dan motor……… lebih dari 1 kali setiap 6 bulan
c. Pump bearing…………………... lebih dari 1 kali setiap 6 bulan
d. Sambuang pipa………………… lebih dari 1 kali setiap 4 bulan
e. Katup……………………………. lebih dari 1 kali setiap 6 bulan
f. Minyak pelumas motor pompa... leboh dari 1 kali setiap 6 bulan
2. Hasil pemerisaan Rutin
a. Hasil di atas di catat dan melaporkan ada tidaknya kelainan kepada wakil
manajer teknik keaman untuk mendapatkan petunjuknya.
7.2. Mengenai Manajemen Pompa Penirisan (drainase) Mulut Tambang (pit) Bawah
Tanah
1. Pemilihan penanggung jawab manajemen, pemeriksaan dan pemeliharaan regul
er dan catatan harian operasi
a. Wakil manajemen teknik keamanan harus memilih penanggung jawab manajemen
untuk mengelola pompa penirisan (drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah.
b. Setiap inspeksi keliling, penanggung jawab manajemen memeriksa dan memel
ihara pompa penirisan (drainase) mulut tambang (pit) bawah tanah dan apabila te
rdapat kelainan, mengambil tindakan yang tepat dan segera melaporkan kepada waki
l manajer teknik keamanan untuk mendapatkan petunjuk.
c. Operator harus mencatat waktu pengoperasian mesin serta ada tidaknya kel
ainan, pada catatan harian operasi yang ditetapkan
7.3. Mengenai Manajemen Pipa Penirisan (Drainase) Dan Jalur Penirisan (Draina
se)
1. Pemilihan penangung jawab manajemen
a. wakil manajer teknik keamanan harus memilih penangung jawab manajemen un
tuk mengelola pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan (drainase).
2. Waktu dan Metode pemeriksaan rutin pipa dan jalur penirisan (drainase)
Penanggung jawab manajemen harus melakukan pemeriksan ada tidaknya kelainan pada
pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan (drainase) mengenai butir-butir b
erikut :
a. Pipa penirisan (drainase)
• Tingkat korosi pipa serta bahan
penyangga pipa drainase……………… lebih dari 1 kali per minggu
• Baik tidaknya bagian sambungan
Pipa dan kondisi penyanggaan
pipa penirisan (drainase)……………… lebih dari 1 kali per minggu
• Kondisi penempelan kotoran air (deki). lebih dari 1 kali per minggu
b. Jalur penirisan (drainase)
• Penjagaan dan kondisi aliran air
jalur penirisan (drainase)…………….. lebih dari 1 kali per minggu
c. Hasil di atas di catat dan melaporkan ada tidaknya kelainan kepada wakil
manajer teknik keamanan untuk mendapat petunjuknya
3. Pemeriksaan reguler pipa penirisan dan jalur penirisan (drainase)
Selain pemeriksaan rutin pada pasal diatas, penanggung jawab manajemen memeriksa
pipa penirisan (drainase) dan jalur penirisan (drainase) setiap inspeksi kelili
ng dab apabila di ketahui adanya kelainan, mengambil tindakan yang tepat dan seg
era melaporkan kepada wakil manajernya teknik untuk mendapatkan petunjuknya.
4. Waktu dan metode pembersihan
Apabila ada bahaya gangguan terhadap penirisan (drainase) pada pipa penirisan (d
rainase) dan jalur penirisan (drainase), penanggung jawab manejemen harus segera
mengambil tindakan yang tepat.
7.4. Mengenai Manajemen Penampung Air Mulut Tambang (pit) Bawah Tanah
a. Waktu dan metode pembersihan
Pembersihan penampung air mulut tambang (pit) bawah tanah harus dilakukan dengan
menyesuaikan terhadap situasi setempat dan harus dipelihara agar tidak terjadi
gangguan terhadap penirisan (drainase).
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan
Penamggung jawab manajemen melaksanakan pemeriksaan rutin 1 kali setiap bulan da
n harus memeliharanya agar tidakl terjadi gangguan terhadap penirisan (drainase)
.
7.5. Mengenai Pengukuran Jumlah Air Penirisan (Drainase)
a. Tempat pengukuran
Harus membuat tempat pengukuran jumlah air penirisan (drainase) di mulut tambang
(pit).
b. Waktu dan Metode pengukuran
Jumlah air penirisan (drainase) harus diukur setiap hari dengan alat pengukur al
iran di mulut tambang (pit).
c. Pencatatan pengukuran
Hasil pengukuran jumlah air penirisan (drainase) harus dicatat dan disimpan