Professional Documents
Culture Documents
(MAKALAH)
Dosen
TITA JUITA, Dra. MPd. MKes.
Disusun oleh :
1. Muhammad Romzi NPM. 2119060054
2. Rusyana NPM. 2119060080
3. Nunu NPM. 2119060066
4. Tating Susila NPM. 2119060089
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjtkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul
“Sistem Pernapasan”.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Selain itu, untuk menambah wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan beberapa kendala, namun
berkat partisifasi dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Yth. Tita Juita Dra. MPd. MKes. selaku Dosen Mata Kuliah An. Fis. Tubuh Manusia
2. Semua rekan-rekan mahasiswa atas segala partisipasi yang telah diberikan.
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi kita semua. Amien.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Jilid......................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar belakang.............................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah......................................................................... 1
1.3. Tujuan penulisan.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.1. Ventilasi Paru............................................................................... 2
2.2 Respirasi Ekternal......................................................................... 5
2.3. Respirasi Internal.......................................................................... 6
2.4. Kendali Respirasi.......................................................................... 7
BAB III SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 10
3.1. Simpulan....................................................................................... 10
3.2. Saran............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Mengetahu tentang ventilasi paru ?
b. Mengetahui tentang respirasi ekternal ?
c. Mengetahui tentang respirasi internal ?
d. Mengetahui dan memahami tentang kendali respirasi ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
banyak sekali. Saluran yang besar mempertahankan struktur serupa dengan yang
dari trakhea, mempunyai dinding fibrusa berotot yang mengandung bahan tulang
rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang
tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrusa berotot dan lapisan silia.
Bronkhus terminalis masuk ke dalam saluran yang agak lain yang disebut
vestibula, dan di sini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisa epitelium
bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa
infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Kantong
udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal epitelium pipih, dan di sinilah
darah hampir langsung bersentuhan dengan udara – suatu jaringan pembuluh darah
kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh darah dalam paru-paru. Arteri pulmonalis membawa darah
yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru;
cabng-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkhial, bercabang dan bercabang
lagi sampai menjadi arteriola halus; arteriola itu membelah-belah dan membentuk
jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan
sel-sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan
dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis,
maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi
pernapasan.
Kapiler paru-paru bersatu dan bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah
lebih besar dan akhirnya dua vena pulmonaris meninggalkan setiap paru-paru
membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke
seluruh tubuh melalui aorta.
3
Pembuluh darah yang dilukiskan sebagai arteria bronkhialis membawa
darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke paru-paru guna memberi makan
dan mengantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-
arteri ini membentukplexus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang
terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini
akhirnya bersatu ke dalam vena pulmonaris dan darah itu kemudian dibawa masuk
ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itu diantarkan dari setiap paru-paru oleh vena
bronkhialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan
demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
Hilus (tampak) paru-paru dibentuk oleh struktur berikut :
Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru
untuk diisi oksigen.d
Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru-paru ke
jantung.
Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial, merupakan
jalan udara utama.
Arteri bronkhialis, keluar dari aorta dan mengantarkan darah arteri ke jaringan paru-
paru.
Vena bronkhialis, mengembalikan sebagian darah dari paru-paru ke vena kava
superior.
Pembuluh limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat banyak.
Pernapasan. Paru-paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
Kelenjar limfe. Semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru-paru dapat
menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampuk paru-paru.
Pleura. Setiap paru-paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua, yaitu
pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura dan dengan
demikian memisahkan labus satu dari yang lain. Membaran ini kemudian dilipat
kembali di sebelah tampuk paru-paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi
bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga adalah pleura kostalis,
bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang
teretak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat
bernama membaran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas memberan ini terletak
arteri subklavia.
4
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit exsudat untuk meminyaki
permukaannya dan menghidarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang
sewaktu bernapas bergerak. Dalamkeadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang
lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak
nyata; tetapi dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan kedua
pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
Semua proses ini diatur sedemikian rupa sehingga darah yang meninggalkan
paru-parumenerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak
5
darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2;
jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri
bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar
kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian
terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak CO2.
Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru-paru
ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil
dari udara ini,kira-kira sepersepuluhnya atau 500ml adalah udara pasang-surut (tidal
6
air), yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar pada pernapasan biasa
dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-
paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas
vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki, normal 4-5
liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit
paru-paru, pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada
kelemahan otot pernapasan.
7
buatan lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya
udara dapat dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan dalamnya
pernapasan.. gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot
untuk memberi energi yang diperlukan untuk pekerjaan, akan menimbulkan
kenaikan pada jumlah karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran
ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa sakit dan takut misalnya, menyebabkan impuls yang
merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat.
Impuls eferen dari kulit menghasilkan efek serupa – bila badan dicelup
dalam air dingin atau menerima guyuran air dingin, maka penarikan napas kuat
menyusul.
Pengendalian saraf sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak
dapat dijalankan lama, oleh sebab gerakannya adalah otomatik. Suatu usaha untuk
menahan napas untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan karbon dioksida
yang melebihi normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
Kecapatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau
bernapas secara normasl maka ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian
dada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasip-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini
ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi : inspirsi-istirahat-ekspirasi. Hal ini
disebut pernapasan terbalik. Kecepatan normal setiap menit : bayi baru lahir 30-40.
Dua belas bulan 30. Dari dua sampai lima tahun 24. orang dewasa 10-20.
Gerakan pernapasa. Dua saat sewaktu pernapasa, yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan
oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas samapai ke
bawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan oleh
kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada ke kedua sisi dandari belakang
ke depan. Paru-paru yang bersipat elastik mengembang untuk mengisi ruang yang
membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal
externa diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak
sadar.
Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena
paru-paru kempes kembali, disebakan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan ini adalah
proses pasif.
8
Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan
bahu membantu menarik-iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan
abdomen juga dibawa bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat
kembang-kempis).
Kebutuhan tubuh akan oksigen. Dalam banyak keadaan, termasuk yang
telah disebut, oksigen dapat diatur menurut keperluan. Orang tergantung pada
oksigen untuk hidupnya; kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari 4 menit
akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya seorang anak menudungi
kepala dan mukanya dengan kantong plastik dan menjadi mati lemas. Tetapi bila
penyediaan oksigen hanya berkurang, maka pasien menjadi kacau pikiran – ia
menderita anoxia serebralis. Hal ini tejadi pada orang yang bekerja dalam ruangan
sempit tertutup seperti dalam ruangan kapal, di dalam tank dan ruang ketel uap;
oksigen yang ada, merek habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk
pernapasan atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, maka mereka akan
meninggal karena anoxemia atau disingkat anoxia. Istilah lainnya ialah hipoxemia,
atau hipoxia.
Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang
dan menjadi kebiru-biruan, bibir, telinga, lengan dan kaki pasien menjadi kebiru-
biruan dan ia disebut menderita sianosis.
Orang yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam
oven gas, bukan saja terkena anoxia tetapi ia juga mengirup karbon monoksida yang
bersifat racun dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel merah,
menyingkirkan isi normal oksigen. Dalam hal ini bibir tidak kebiru-biruan,
melainkan merah ceri yang khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan
pemberian oksigen dalam konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara
atmosfer atau lima atmosfer.
9
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat memberikan
kesimpulan bahwa :
1. Ventilasi paru ataualat pernapasan paru-paru teridiri dari Lobus paru-paru
(belahan paru-paru), bronkhus pulmonaris, pembuluh darah dalam paru-paru,
hilus (tampuk) paru-paru, dan pleura.
2. Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan
externa : (a) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar; (b)Arus darah melalui paru-paru; (c) Distribusi
arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya
dapat mencapai semua bagian tubuh, dan (e) Difusi gas yang menembusi
membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi daripada
oksigen.
3. Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen
(oxihemoglobin), mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di
mana darah bergerak sangat lambat. Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam
komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan externa dan
pernapasan jaringan. Udara (atmosfer) yang dihirup : Nitrogen 79%, oksigen
20%, karbon dioksida 0-04%. Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan
kelembaban atmosfer. Udara yang dihembuskan : Nitrogen 79%, oksigen 16%,
karbondioksida 4-0,4%. Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan
mempunyai suhu yang sama dengan badan (20% panas badan hilang untuk
pernapasan udara yang dikeluarkan).
4. Pengendalian oleh saraf. Pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik di dalam
medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan.
Pengendalian secara kimiawi. Faktor kimiawi ini ialah faktor utama dalam
pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan dan dalamnya gerakan
pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada rekasi; kadar
alkali darah harus dipertahankan. Kedua pengendalian, melalui saraf dan secara
kimiawi, adalah penting. Tanpa salah satunya orang tak dapat bernapas terus.
10
Dalam paralisa otot pernapasan (interkostal, dan diafragma), digunakan
ventilasi paru-paru atau satu alat pernapasan buatan lainnya untuk melanjutkan
pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluarmasukkan
paru-paru.
3.2 Saran
Setelah kami gali, kaji, paparkan dan simpulkan maka kami dapat
memberikan saran, bahaw kiat sangat penting memelihara dengan memperhatikan
kesehatan alat aau organ pernafasan terutama paru-paru, karena hidup kita
tergantung keadaan oksigen dalam tubuh kita. Jika tubuh kita oksigennya tidak ada
atau berkurang maka akan verdampak negatif bagka menimbulkan kematian.
11
DAFTAR PUSTAKA
12