Professional Documents
Culture Documents
1
I. PENDAHULUAN
Pendidikan telah menempati kedudukan yang amat tinggi dalam Islam dan
pemeluknya, dahulu dan sekarang. Hal ini dapatlah dipahami ketika Islam
mendudukkan ilmu sebagai landasan dalam beragama , baik ibadah, muamalah
(interaksi sosial), dan dakwah. Di samping itu Islam juga menjunjung tinggi
kedudukan orang yang berilmu.
Tulisan ini hendak memaparkan konsep pendidikan Islam yang ideal untuk
merefresh pendidikan Islam di Indonesia agar tercapai pembentukan insan kamil
berkepribadian Islam dan siap menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini
tanpa harus menjual keyakinan. Pembahasan ini begitu penting setelah melihat
begitu kacaunya sistem pendidikan nasional yang sekuler-materialistik, yang
“gagal” mengantarkan masyarakat Indonesia menuju kemapanan di segala
dimensi kehidupan. Tulisan ini juga sebagai upaya penyusun untuk berperan serta
memberikan sumbangsih pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan
pendidikan di Indonesia khususnya, dan yang akan berdampak -insya Allah- pada
perbaikan secara menyeluruh di segala dimensi kehidupan di negeri ini umumnya.
II. Pengertian
Konsep menurut KBBI adalah rancangan atau buram surat dan sebagainya;
ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.1
1
Anonem, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id/, (06/05/2010).
2
Anonem, “Definisi Konseptual” dalam
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunk
pe/s1/ikom/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-51403089-8729-pasar_subuh-chapter3.pdf, (09/05/2010).
1
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan
mendidik. 3
3
Anonem, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id/, (06/05/2010).
4
Anonem, “Pengertian Pendidikan” dalam http://www.anneahira.com/artikel-
pendidikan/pengertian-pendidikan.htm, (06/05/2010).
5
Fatoer's, “Pengertian Pendidikan” dalam http://the-fatoer.blogspot.com/2009/02/pengertian-
pendidikan.html, (06/05/2010).
6
Fatoer's, “Pengertian Pendidikan” dalam http://the-fatoer.blogspot.com/2009/02/pengertian-
pendidikan.html, (06/05/2010).
2
Dengan demikian konsep pendidikan Islam merupakan suatu gambaran
atau ide terhadap suatu model atau bentuk upaya terencana dan berkelanjutan
untuk menyelenggarakan pengajaran dan pengarahan berdasarkan ajaran-ajaran
Islam demi mewujudkan tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
Menurut Prof Dr HAR Tilaar, ada delapan masalah pendidikan yang harus
menjadi perhatian. Kedelapan masalah itu menyangkut kebijakan pendidikan,
perkembangan anak Indonesia, guru, relevansi pendidikan, mutu pendidikan,
pemerataan, manajemen pendidikan, dan pembiayaan pendidikan. 7
A. Kebijakan Pendidikan
7
Anonem, “Permasalahan Pendidikan Indonesia Perlu Dipetakan Kembali” dalam
http://www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=0&id=690, (06/05/2010).
3
Tidak ada blue print (cetak biru) yang mengemuka antara pendidikan
kewirausahaan dengan lapangan kerja yang ada saat ini. 8
8
Sidik Pramono, “Arah Kebijakan Pendidikan Nasional Belum Jelas” dalam
http://beritapendidikan.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=2010,
(07/05/2010).
9
Anonem, “UN, Pemiskinan, dan Transformasi Pendidikan” dalam
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/05/04/140162/68/11/UN-Pemiskinan-dan-
Transformasi-Pendidikan, (12/05/2010).
4
mengambil bagian yang besar untuk turut berperan dalam agama, masyarakat,
bangsa, dan negaranya.
C. Masalah Guru
Untuk mengetahui kelayakan guru sebgai tenaga profesional pendidikan,
pemertintah mengadakan sertifikasi kepada seluruh guru pada setiap tingkatan
satuan pendidikan. Sertifikasi ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu portofolio
dan pendidikan dan pelatihan (diklat).
5
dengan catatan khusus, karena mereka harus menunjukkan kinerjanya untuk
dinilai oleh asesor.10
10
Anonem, “Abad 21, Guru Indonesia Harus Tersertifikasi” dalam
http://blog.unila.ac.id/herpratiwi/2010/04/30/abad-21-guru-indonesia-harus-tersertifikasi/,
(12/05/2010).
11
Kuntjojo, “Masalah Efisiensi, Efektivitas, Dan Relevansi Pendidikan Dalam Perspektif
Manajemen Pendidikan” dalam http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/14/masalah-efisiensi-
efektivitas-dan-relevansi-pendidikan-dalam-perspektif-manajemen-pendidikan/, (08/05/2010).
12
Thoga M Sitorus, “Penganggur Sarjana dan Kesempatan Kerja” dalam
http://hariansib.com/?p=113543, (10/05/2010).
6
materi pendidikan dengan relevansinya terhadap kehidupan.13 Sehingga
dipandang perlu untuk memberi porsi besar untuk materi kewirausahaan dan
keterampilan-keterampilan yang sesuai dengan ketersediaan dunia kerja.
E. Mutu Pendidikan
Masalah mutu pendidikan Indonesia adalah cerita lama yang kian waktu
kian memprihatinkan. Hasil ujian nasional 2010 dapatlah menjadi cerminan
betapa mengenaskan mutu pendidikan di negeri ini. Tingkat kelulusan ujian
secara nasional untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah
(MA), mengalami penurunan sebesar empat persen. Pada 2009, tingkat kelulusan
93,74 persen. Pada 2010 turun menjadi 89,88 persen. Yang memprihatinkan lagi,
sebanyak 267 sekolah memperoleh kelulusan 0 % .14
Untuk hasil Ujian Nasional untuk tingkat menengah pertama tahun 2010,
angka kelulusan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Hasil UN tahun 2009
yang lulus 95,09% sedang tahun ini 90,27%. Dan sekolah yang angka
kelulusannya 0 persen sebanyak 561 sekolah.
Motto yang digulirkan pada Ujian Nasional (UN) 2010, prestasi dan jujur,
juga harus ternodai dengan adanya beberapa pelanggaran. Kementerian
Pendidikan Nasional pun menerima sembilan ratus masukan penemuan
pelanggaran serta kecurangan Ujian Nasional 2010 dari berbagai daerah di
Indonesia.
13
Jon Kartago Lamida, “Holistikasi Pendidikan Indonesia di Masa Depan” dalam
http://lamida.wordpress.com/2007/11/30/holistikasi-pendidikan-indonesia-di-masa-depan/,
(08/05/2010).
14
Anonem, “Kualitas Pendidikan” dalam
http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/43457/kualitas-pendidikan, (10/05/2010).
7
Development Index 2007. Dari 177 negara yang diteliti, Indonesia menduduki
peringkat hampir terakhir yaitu di posisi 107.
F. Pemerataan
Wilayah Indonesia yang memanjang berpulau-pulau, dengan pegunungan
dan hutannya membuat beberapa daerah seakan terisolir. Pembangunan
pendidikan pun seakan sulit menjangkau daerah perbatasan, daerah terpencil, dan
pulau terluar. Permasalahan seperti kekurangan guru, pengadaan fasilitas seperti
perpustakaan, penambahan, dan perbaikan ruang kelas atau gedung sekolah, dan
sebagainya. Hal ini merupakan persoalan lama semenjak penanganan ditangani
pusat hingga kini telah menjadi otonomi daerah, sebagaimana yang dinyatakan
oleh wakil Menteri Pendidikan RI, Fasli Djalal.
15
Ichsan, “ Data Nasional 2009: Jumlah Guru Menurut Golongan” dalam
http://tunas63.wordpress.com/2010/01/30/data-nasional-2009-jumlah-guru-menurut-golongan/,
(11/05/2010).
8
Kota Subulussalam (NAD)
7 10 17
Kota Bolaang Mongondow Selatan
(Sulut) 12 9 21
G. Manajemen Pendidikan16
Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk
kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan.
Berbagai upaya inovasi dan perbaikan sistem serta manajemen pendidikan mulai
dari desentralisasi pendidikan, otonomi sekolah, hingga manajemen berbasis
sekolah (MBS) yang telah digagas pemerintah sampai saat ini ternyata tidak
mampu mendongkrak mutu pendidikan nasional. Akhirnya yang terjadi daya
saing output pendidikan kita tergolong lemah dibandingkan dengan negara-negara
lain. Kualitas pendidikan di Indonesia menempati urutan ke 33 dalam daftar
kualifikasi pendidikan di dunia.
16
Anonem, “Mencermati Manajemen Pendidikan Nasional” dalam
http://www.dutamasyarakat.com/artikel-1242-.html, (08/05/2010).
9
Ketiga, peran serta orang tua/wali siswa atau masyarakat dalam
manajemen pendidikan selama ini sangat minim. Akuntabilitas sekolah terhadap
masyarakat sangat lemah.
H. Pembiayaan Pendidikan
Mengenai pembiayaan pendidikan, perlu untuk membicarakannya dari dua
sisi; sisi pemerintah sebagai pemegang struktural pendidikan tertinggi dan dari sisi
para orang tua peserta didik. Adapun pembiayaan pendidikan oleh pemerintah,
maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, anggaran pendidikan minimal sebesar 20% dari total
anggaran belanja negara, pemerintah kini telah menganggarkan dana pendidikan
dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 221,4 triliun dari anggaran semula Rp. 209,53
triliun.
17
Anonem, “Pemerintah Sisihkan Rp 2,4 Triliun untuk Dana Abadi Pendidikan” dalam
http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2010/03/09/brk,20100309-
231124,id.html, (12/05/2010).
10
Permasalahan yang tersisa adalah bagaimana dana itu dapat digunakan
secara efektif, efisien, serta merata. Sehingga kesenjangan pembangunan
pendidikan antar daerah tidak lagi ada.
Islam dalam sejarah umat manusia telah menorehkan tinta emas perjalanan
panjang dan berliku-liku dalam mencetak generasi terbaik umat manusia setelah
para Nabi dan Rasul. Bertolak dari perintah membaca “ iqro’ bismirobbikalladzi
18
Anonem, “Menggagas Kembali Konsep Sistem Pendidikan Islam” dalam
http://femaleofhati.blogspot.com/2008/09/diary-hati-9.html, (08/05/2010).
19
Anonem, “Ilmu integratif dan interkonektif tangkal sekularisasi pendidikan” dalam
http://www2.umy.ac.id/2009/09/ilmu-integratif-dan-interkonektif-tangkal-sekularisasi-
pendidikan.umy, (08/05/2010).
11
kholaq…” (bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan …) dan perintah
berdakwah, menyebarkan ajaran Islam “ yaa ayyuhal muddatstsir * qum fa andzir
…” (wahai orang yang berselimut * bangkitlah dan berilah peringatan …), cahaya
ajaran Islam mulai menerangi relung kegelapan jahiliyyah Arab dan membuat
pihak-pihak tertentu yang terbuai dengan kejahiliyyahan menggeliat kegerahan.
Hingga akhirnya mampu menerangi dunia dari timur hingga ke barat.
A. Membaca
Membaca adalah salah satu unsur penting dalam proses pendidikan.
Karena dengan membaca seorang dapat menggali lebih dalam pengetahuan dari
masa lampau hingga kekinian. Pengulangan perintah “bacalah”, pada ayat pertama
dan ketiga dari lima ayat pertama surat al-Alaq tersebut, menunjukkan bahwa
membaca adalah hal seharusnya menjadi budaya dalam pendidikan. Dan hal ini
telah teraktualisasikan pada tiga generasi awal Islam yang gemilang.
B. Menulis
Disebutkan secara implisit dengan penyebutan al-qolam (pena) pada ayat
keempat dari surat al-Alaq. Hal ini juga diperkuat dengan adanya perintah dari
Sang Pendidik, Rasulullah, “Ikatlah ilmu dengan menulis !”, yakni tulislah ilmu !
Mengingat bahwa menulis memiliki peranan penting dalam mentransfer ilmu dari
generasi ke generasi dan menumbuhkan budaya ilmiah. Para Imam, pendahulu
kita telah merealisasikan hal ini pada pencapaian yang tidak didapatkan pada
generasi selain mereka. Karya-karya tulis mereka yang berjilid-jilid, dalam
berbagai cabang ilmu, berupa manuskrip di perpustakaan-perpustakaan di
berbagai belahan dunia, ditambah karya-karya mereka yang tidak diketahui
rimbanya dan yang raib akibat peperangan, menjadi bukti akan budaya tulis-
menulis yang mengagumkan.
12
C. Mengajar (Ta'lim)
Sebuah proses transfer ilmu dari satu orang ke orang lain, dari satu
generasi ke generasi yang lain, ini disebut dua kali pada ayat keempat dan kelima.
Pada ayat keempat disebutkan bersamaan dengan al-qolam pada ayat kelima
disebutkan bahwa pengajaran itu adalah kepada manusia pada hal-hal yang ia
belum ketahui.
D. Orang yang Berilmu Tidaklah Sama dengan Orang yang Tak Berilmu
Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah, yang artinya, “Tidaklah
sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui…”21
Mungkin inilah pendorong mengapa tiga generasi awal Islam begitu getol
untuk menuntut ilmu. Mereka memandang bahwa tujuan akhir dari lelahnya
melewati proses pendidikan adalah surga yang dipenuhi segala kenikmatan yang
20
21
22
23
13
tiada pernah dilihat oleh mata, tiada pernah didengar oleh telinga, dan tiada
terlintas di benak siapapun, surga yang tiada kepenatan dan kematian di dalamnya.
Motto mereka adalah firman Allah, yang artinya, “Dan Akhirat itu lebih baik dan
lebih kekal.”24 dan sabda Nabi, “Barangsiapa menempuh suatu perjalanan demi
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.”25
24
25
26
14
mereka sehari untuk bertemu mereka, maka Rasulullah pun memberikan
mau’idzoh -nasehat- dan perintah kepada mereka. 27
A. Hukum
Menuntut ilmu adalah menjadi kewajiban bagi seluruh kaum muslimin.
Dalam artian setiap muslim yang hendak melakukan tindakan (amal), wajib untuk
mengetahui hukum dan segala hal mengenai tindakannya tersebut, sehingga ia
benar-benar yakin bahwa tindakannya itu telah berdasarkan syariat Islam atau
tidak terdapat hal-hal yang melanggar etika, hak orang lain, atau menimbulkan
kerusakan di muka bumi.
27
15
Adapun sabda Rasulullah, maka Imam Malik memberikan penjelasan
bahwa jika seorang muslim jika mendapati suatu perkara yang berhubungan
dengan diin (agama)-nya, maka hendaklah ia menanyakan perkara itu hingga
ia mengetahui segala hal tentangnya.
Jadi tidak semua hal wajib dipelajari. Yang diwajibkan adalah hal-hal yang
ditemui oleh seorang muslim, mengenai agamanya begitu juga tentang kehidupan
dunia dikarenakan sifat ajaran Islam yang universal, sedangkan ia dituntut untuk
melakukan suatu tindakan atau bersikap. Ketika menemui kondisi yang demikian
itu maka ia wajib menuntut ilmu mengenai perihal tersebut. Dan inilah yang
dimaksud dengan relevansi pendidikan dalam Islam.
B. Tujuan Pendidikan
Pendidikan dalam Islam bertujuan membentuk pribadi muslim yang takut
kepada Allah, taat kepada syariat Rasulullah, berakhlak mulia, memiliki dedikasi
untuk meninggikan dan memperjuangkan agama Islam dan syariatnya kepada
seluruh manusia, dan memberi kemanfaatan bagi kemanusiaan.
C. Teknik Pelaksanaan
1. Ketentuan-Ketentuan Umum
16
aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak manusia menuju jalan
Allah berdasarkan Ilmu.”28
28
29
30
17
sampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sholat
lima waktu dalam sehari semalam, ...”31
2. Sumber-sumber Materi
31
32
18
3. Materi
4. Jenjang Pendidikan33
Pra sekolah untuk usia 3-5 tahun, model yang sesuai adalah homescholling
dengan melibat peran orang tua sebagai pendidik dan tauladan. Pendidikan
ditekankan kepada penanaman dan pembiasaan nilai-nilai Islam berupa adab, doa-
doa sederhana, pengenalan bahasa Arab, dan pendewasaan anak secara psiko-
sosial.
Sekolah Dasar untuk usia 6-11 tahun, terdiri dari dua jenjang, fase dasar
dan fase orientasi. Fase Dasar selama 4 tahun. Pendidikan menekankan kepada
pemahaman terhadap akidah dasar, penguasaan bahasa Indonesia dan Arab
33
Mengacu pada jenjang pendidikan di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Filipina
dengan penyesuaian. Lihat Hery Witanto, “Sistem Pendidikan di Negara-Negara ASEAN :
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina” dalam
//www.scribd.com/document_downloads/direct/24330187?extension=pdf&ft=1273290158<=12
73293768&uahk=obwDaUiF3leZFLK8JRlhNTj2Ss8, (08/05/2010).
19
sederhana, hafalan al-Quran, doa dan adab sehari-hari, matematika. Fase Orientasi
selama 2 tahun, terbagi menjadi 3 kategori kelas, kelas A untuk anak dengan
kemampuan Bahasa Indonesia dan Arab, Matematika, pemahaman, dan hafalan
yang bagus. Kemudian kelas B untuk anak berkemampuan sedang. Dan kelas C
untuk anak berkemampuan rendah. Masing-masing kelas akan mendapatkan bobot
pelajaran yang berbeda pada Fase Orientasi ini. Ujian diadakan untuk mengetahui
perkembangan pembelajaran dan penentuan arah minat anak pada jenjang
berikutnya. Anak didik yang tidak dapat memenuhi standar nilai tetap dinyatakan
lulus dan diarahkan kepada jenjang berikut yang sesuai dengan kemampuan.
20
Bahasa Inggris 2, Matematika materi kelompok IPA 2, dan IT 2. Demikian pada
Sekolah Kejuruan dan fase-fase selanjutnya pembelajaran difokuskan pada
materi-materi tertentu. Pada masing-masing jenis sekolah peserta didik akan
menerima setidaknya 20 % dari materi inti dari jenis sekolah lain.
5. Metode Pengajaran
Ceramah, Diskusi (Problem Solving), Tanya-Jawab, Demonstrasi,
Penugasan, Bercerita, Tamtsil (memberikan permisalan-permisalan), dan metode-
metode lainnya, yang diterapkan sesuai dengan kapasitas kemampuan anak didik,
situasi, dan kondisi pembelajaran. Metode yang utama adalah uswah
(keteladanan) dan tashfiyyah wa tarbiyyah (pemberian nasehat dan peringatan),
terutama dalam menanamkan kebiasaan dalam adab-adab Islam dan mu’amalah
(hubungan sosial) dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
D. Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan hendaknya lebih mengedepankan proses
pembelajaran meskipun juga tidak berarti mengabaikan input berupa peningkatan
sarana dan prasarana. Sehingga diadakannya ujian adalah hanya untuk mengetahui
tingkat penyerapan peserta didik terhadap materi yang diberikan untuk kemudian
menjadi catatan guru dalam mempersiapkan pembelajaran di kelas atau jenjang
pendidikan selanjutnya. Untuk itu diberikan kebijakan bagi peserta didik yang
gagal atau tidak memenuhi standar penilaian, untuk melakukan ujian ulangan.
Peserta didik yang lulus dan yang gagal dalam ujian ulangan ini diberi
kesempatan untuk memasuki kelas khusus pada jenjang berikutnya denga materi
dan pembelajaran yang disesuaikan dengan kapasitas kemampuan mereka.
21
menjadi pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam
pembangunan pendidikan nasional.
E. Pendanaan Pendidikan
Bantuan Pemerintah, dengan adanya anggaran dana sebesar 20 % dari
APBN yang termasuk di dalamnya adalah dana abadi pendidikan.
Dana bantuan luar negeri yang tidak mengikat, dengan melakukan lobi-
lobi terhadap beberapa yayasan-yayasan pendanaan dari Timur-Tengah.
22