Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
2004). Definisi ini mengandung arti suatu ketidakmampuan untuk hamil atau
mengandung anak sampai anak tersebut lahir hidup pada saat pasangan memutuskan
untuk memperoleh anak. Ketidakmampuan untuk hamil dan melahirkan anak secara
mengejutkan dialami oleh 15% sampai 20% orang dewasa yang sehat (Evans, dkk,
1989 dalam Bobak, 2004). Gangguan konsep diri seksual seringkali dialami individu.
Pasangan yang meminta bantuan untuk mengatasi gangguan fertilitas pasti telah
Kehidupan dalam keluarga tanpa kehadiran anak, terasa tidak lengkap, sebab salah
anggota keluarga merasa tidak normal dibanding keluarga lainnya. Mereka merasa
rendah diri, mudah tersinggung, emosinya labil, gairah untuk mencapai prestasi yang
lebih tinggi berkurang, karena merasa tidak punya generasi penerus yang bisa
meneruskan cita-citanya.
Melihat kondisi seperti ini harus segera diatasi, karena tekanan jiwa atau emosi yang
jiwanya semakin sulit untuk mendapatkan keturunan. Tekanan jiwa pada istri akan
menyebabkan terganggunya ovulasi, sel telur tidak bisa dan jarang berproduksi.
2
Pada tekanan ini pula bisa menyebabkan saluran telur mengalami (spasme),
sehingga sulit dilewati sel telur atau spermatozoa. Selain itu, karena tekanan jiwa,
hubungan suami istri menjadi terganggu, malas dan tidak bergairah. Keadaan ini
semuanya menyebabkan kesuburan tersebut lebih parah lagi (Samsul, 2004). Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Zamralita,Psi dan Henny E. Wirawan, M. Hum,
Psi dalam jangka waktu antara tanggal 12 Juli-30 Oktober 2000 dengan melibatkan
teori yang dikemukakan oleh Keye et al (1995), Miller dan Brooten (1996), serta
Wentz et al (1998) bahwa infertilitas yang dialami oleh seorang istri menyebabkan
dampak psikologis pada dirinya, seperti munculnya perasaan frustasi, depresi yang
cukup berat, stress, perasaan tidak sempurna dan kurang berarti serta hubungan suami
Dari hasil studi pendahuluan di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo
Surabaya, diperoleh data bahwa pada tahun 2004 terdapat 228 pasangan infertilitas
yang tercatat sebagai pasien baru dan 920 pasangan infertilitas yang tercatat sebagai
pasien lama. Tahun 2005 terdapat 172 pasangan infertilitas yang tercatat sebagai
pasien baru dan 607 pasangan infertilitas yang tercatat sebagai pasien lama dan pada
tahun 2006 terdapat 181 pasangan infertilitas yang tercatat sebagai pasien baru dan
365 pasangan infertilitas yang tercatat sebagai pasien lama. Dari hasil studi
antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas di Unit Rawat Jalan
adakah hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas di
Soetomo Surabaya.
1.3.2.2 Mengidentifikasi tingkat depresi pada wanita infertilitas di Unit Rawat Jalan
1.3.2.3 Menganalisis hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita
tingkat depresi pada wanita infertilitas di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo
Surabaya.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
Pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta telah berusaha selama satu
Bila sepasang suami istri, setelah bersenggama secara teratur (2-3 kali/minggu),
Suatu keadaan pasangan yang sudah menikah lebih dari satu setengah tahun
Keadaan dimana istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan
Keadaan dimana istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan
2.1.3 Penyebab
maupun pada pria (Wilson, Carrington, 1991 dalam Bobak, dkk, 2004). Faktor pada
pria mungkin hanya bertanggung jawab sebesar 30% pada pasangan yang tidak fertil,
tetapi pada pasangan lain faktor ini mungkin memberi kontribusi sebesar 10%. Faktor
tuba diidentifikasi pada sekitar 25% pasangan infertilitas, gangguan ovulasi pada
sekitar 20% pasangan infertilitas atau faktor serviks pada sekitar 15% pasangan
infertilitas. Faktor lain (5%) atau faktor yang tidak dapat dijelaskan (5%) bertanggung
Infertilitas tuba dan ujung fimbrianya dapat menurun atau hilang akibat infeksi,
adesi atau tumor. Infeksi klamidia secara negatif mempengaruhi fungsi tuba dan
mengalami fertilitas (Eggert, Kruse, dkk, 1990 dalam Bobak, dkk, 2004). Pada kasus
yang jarang, salah satu tuba dapat tidak ditemukan. Adalah mungkin untuk
menemukan salah satu relatif lebih pendek daripada tuba yang lain. Kondisi ini
Inflamasi di dalam tuba atau keterlibatan bagian luar tuba atau ujung fimbria
merupakan penyebab utama gangguan fertilitas. Adesi tuba, yang disebabkan infeksi
infeksi yang disertai rabas purulen pada akhirnya sembuh, terbentuk adesi jaringan
parut. Dalam proses tersebut, tuba dapat menjadi tertutup di suatu titik di sepanjang
badan tuba tersebut. Tuba dapat tertutup di ujung fimbria atau tuba menjadi rusak dan
berkelok-kelok akibat adesi. Adesi dapat memungkinkan sperma yang kecil melewati
7
tuba, tetapi mungkin mencegah sebuah telur yang dibuahi untuk sampai ke rongga
uterus. Hal ini menyebabkan kehamilan ektopik yang dapat merusak tuba secara
Kelainan kongenital uterus jauh lebih banyak yang terjadi daripada yang diduga.
Anomali perkembangan minor uterus cukup umum tenjadi, anomali mayor lebih
polip atau mioma juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan sinar-X pada wanita
infertilitas.
Sindroma Asherman, suatu adesi uterus atau jaringan parut, ditandai oleh
hipomenorea atau amenore. Adesi yang sebagian atau secar total menutup kavum
uterus, merupakan akibat intervensi bedah, seperti kuretase dalam skala besar
(scraping), setelah suatu aborsi (elektif atau spontan). Histeroskop bermanfaat untuk
serviks atau tuba uterina (misalnya infeksi klamidia). Wanita yang memiliki banyak
pasangan seks lebih rentan terhadap infeksi endometrium daripada wanita yang
keasaman cairan vagina dan menurunkan sifat basa lendir serviks. Dengan demikian,
infeksi vagina seringkali merusak atau secara drastis mengurangi jumlah sperma yang
8
bergerak sebelum sperma sampai di kanal serviks. Jumlah lendir dan perubahan
fisiknya dipengaruhi oleh adanya darah, bakteri patogen, dan iritan, seperti IUD atau
tumor. Stres emosi berat, terapi antibiotik, dan penyakit, seperti diabetes melitus,
Sekitar 20% wanita infertilitas memiliki antibodi sperma. Produksi antibodi salah
satu anggota spesies melawan sesuatu yang biasanya ditemukan di dalam spesies
tersebut disebut isoimunisasi. Sperma dapat tidak bergerak di dalam lendir serviks
atau tidak mampu berpindah ke dalam uterus. Suatu insiden aglutinasi sperma yang
lebih besra terjadi pada wanita yang mengalami gangguan fertilitas yang tidak dapat
dijelaskan. Namun signifikasi dan realibilitas tes yang benar untuk imobilisasi sperma
2.1.4.1 Umur
berlangsung kira – kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada
alat genital bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi
kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada
umur 40 tahun ke atas perempuan masih dapat dihamilkan, fertilitas menurun cepat
sesudah umur tersebut (Wiknjosastro, H, 2005). Untuk pria puncak kesuburan adalah
usia 24-25 tahun dan 21-24 tahun untuk wanita, sebelum usia tersebut kesuburan
menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3 bulan,
72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam 12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu
median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8
bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian
kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah
infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak itu telah dihadapkan kepada
2.1.4.3 Psikologis
Sekalipun tidak jelas, tetapi nyata dapat menghambat kehamilan antara lain
karena masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil, masih dalam pendidikan
dan emosi karena didahului orang lain hamil (Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).
Tekanan jiwa pada istri akan menyebabkan terganggunya ovulasi, sel telur
tidak bisa diproduksi. Pada tekanan ini pula bisa menyebabkan saluran telur
mengalami spasme sehingga sulit dilewati sel telur atau spermatozoa (Samsul, 2004).
Infertilitas
Frustasi: Faktor emosi ketegangan
bersalah, berdosa dan marah Spasme tuba fallopii 10
isolasi diri Ovulasi defek
Frekuensi hubungan seks berkurang
Impoten psikologis
Sebagai gambaran dapat dijabarkan
Masalah sebagai berikut:
Ejakulasi
Orgasme jarang
1. Merokok
2. Alkohol
penyakit infeksi, dan dapat menurunkan kesuburan baik pria maupun wanita.
11
3. Pekerjaan
Pekerjaan yang dekat dengan faktor panas dalam waktu yang lama
dapat mempengaruhi kesuburan suami, juga adanya radiasi atau zat kimiawi
dalam pekerjaan.
Hal ini tidak akan terjadi, jika dijumpai keadaan seperti yang tercantum pada
2. Gangguan psikososial
3. Ejakulasi abnormal
4. Kelainan anatomi
2.1.4.6 Penyakit
tidak adekuat (seperti distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak sesuai) dapat
menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipofisis hipotalamus atau aberasi genetik
misalnya Sindrom Turner. Wanita yang menderita Sindrom Turner biasanya pendek ,
12
payudaranya tidak bisa berkembang dan gonadnya abnormal. Wanita ini infertil.
1. Gangguan endokrin
Sebelum insulin ditemukan pada awal tahun 1920-an, diabetes dan kehamilan
sangat tidak berhubungan. Banyak wanita diabetes pada masa usia subur tidak
fertil dan sebagian besar dari mereka yang hamil tidak mampu mengandung
2. Gangguan thyroid
1) Hipertiroidisme
2) Hipotiroidisme
kondisi ini seringkali infertil. Wanita hamil dengan hipotiroidisme memiliki risiko
lebih tinggi mengalami aborsi seperti pada trimester pertama (Bobak, dkk, 2004).
13
2.2.1 Batasan
afek, gangguan psikomotor, kognitif dan vegetatif (Hagop, S, 1995 dalam Joyce, dkk,
2000).
perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, D, 2004).
Bila ada seorang menderita depresi maka ternyata bahwa ada salah satu diantara
kesembilan penyebab di bawah ini pada penderita depresi, antara lain (Iskandar, Y,
2.2.2.1 Kekecewaan
Seseorang yang sehat jiwanya bisa saja jatuh dalam depresi apabila yang
Selain daripada itu ada juga yang lebih rentan (vulnerable) jatuh dalam keadaan
depresi dibandingkan dengan orang lain. Orang yang lebih rentan ini (beresiko tinggi)
biasanya mempunyai corak kepribadian depresif, yang ciri-cirinya antara lain sebagai
berikut:
2.2.35Mudah mengalah
2.2.36Enggan bicara
2.2.312Mudah tersinggung
2.2.317Lebih suka menyisihkan diri, tidak suka bergaul dan pergaulan sosial
16
amat terbatas
Ciri-ciri kepribadian depresif tersebut di atas pada setiap diri seseorang tidak
2.2.41Afek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak
meninggal.
2.2.47Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gelisah atau lemah tak berdaya)
2.2.48Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan
Gejala depresi dapat pula diderita oleh orang yang mengalami stresor
Sekumpulan gejala-gejala mental dalam istilah umum disebut post power syndrome
(sindrom pasca kuasa) dan gejala depresi yang ditimbulkannya disebut depresi pasca
kuasa. Selain daripada itu gejala depresi dapat pula dialami oleh orang yang
memerlukan tambahan terapi fisik. Jenios terapi bergantung dari diagnosis, berat
penyakit, umur pasien, dan respons terhadap terapi sebelumnya (Utama, H, 2005).
2.2.5.1 Psikoterapi
Beberapa pasien dan klinisi sangat meyakini manfaat intervensi psikoterapi tetapi ada
pula yang sebaliknya yaitu tidak percaya dengan psikoterapi. Berdasarkan ini,
maupun pasiennya.
1. Terapi Kognitif
yang sistematis yaitu merubah cara pikir maladaptif dan otomatik pada
dan masa depan dapat menyebabkan depresi. Pasien harus menyadari cara
berpikirnya yang salah. Kemudian, ia harus belajar cara merespons cara pikir
2. Terapi Perilaku
3. Psikoterapi Suportif
dekompensasi yang akan datang. Temui pasien sesering mungkin dan secara
4. Psikoterapi Psikodinamik
perkembangan yang tidak selesai. Terapi ini dilakukan dalam periode jangka
panjang. Perhatian pada terapi ini adalah defisit psikologik yang menyeluruh
dengan rasa bersalah, rasa rendah diri, berkaitan dengan pengalaman yang
memalukan.
aman buat pasien. Pasien dapat mengenal materi konfliknya dan dapat
mengekspresikannya.
6. Terapi Kelompok
baru
baru
pasien rawat jalan. Ia juga lebih efektif untuk depresi ringan. Untuk depresi
7. Terapi Perkawinan
Jangka terapi cukup lama, berguna pada pasien depresi minor kronik
tertentu dan beberapa pasien dengan deprei mayor yang mengalami remisi
1. Lithium
2. Antikonvulsan
respons.
4. Latihan Fisik
pola biologis tubuh menjadi terganggu. Perubahan ini terkadang tidak hanya sebatas
fisik, tetapi berpengaruh juga terhadap metabolisme tubuh. Dalam mencegah dan
mengatasi stress , umumnya kerja jantung menjadi lebih cepat sehingga sirkulasi
darah juga lebih cepat. Perbaikan sistem kekebalan tubuh dapat membantu
mengurangi stress. Perbaikan ini dibantu oleh mineral seng (zinc), vitamin C dan
vitamin B12, serta asam amino lisin. Mekanisme lainnya adalah dengan
mengendalikan kadar glukosa darah yang dilakukan oleh biotin dan niasin.
Pemeliharaan dan peredaan ketegangan saraf serta pencegahan depresi juga dibantu
22
oleh vitamin B1 (tiamin), asam folat, dan asam pantotenat. Vitamin B6 dan vitamin C
yang ada pada susu turut membantu pembentukan serotonin dan hormon melatonin
Ket: : diteliti
: tidak diteliti
Infertilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, lama pernikahan,
psikologis, makanan dan lingkungan, gangguan hubungan seksual, dan penyakit.
Dalam hal ini, infertilitas akan menyebabkan depresi, perubahan selera makan, dan
gejala lainnya. Dalam penelitian ini, akan diteliti hubungan antara infertilitas dengan
tingkat depresi pada wanita infertilitas.
24
3.1 Hipotesis
sementara terhadap terjadinya hubungan variabel yang akan diteliti. Untuk itu agar
Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara infertilitas dengan tingkat
25
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses
dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel sesaat, variabel sebab
atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek yang diukur atau
Gangguan mood
Depresi ringan
Infertil primer Depresi sedang
Depresi parah
Depresi ekstrim
Wanita infertilitas
Gangguan mood
Depresi ringan
Infertil sekunder Depresi sedang
Depresi parah
Depresi ekstrim
Gambar 4.1 Desain Penelitian Hubungan Antara Infertilitas dengan Tingkat Depresi
pada Wanita Infertilitas
26
Menentukan populasi
Pasangan infertilitas yang
memeriksakan diri di Unit Rawat
Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo
Menentukan sampling
Simple Random Sampling
Mengambil sampel
Wanita infertilitas yang
memeriksakan dirinya di Unit Rawat
Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo
Surabaya mulai tanggal 25 Juni – 09
Juli 2007
Mengolah data
Editing, coding, tabulating
Menganalisis data
Uji korelasi dari Spearman’s Rho
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Antara Infertilitas dengan Tingkat
Depresi pada Wanita Infertilitas
27
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut dari masalah
yang diteliti. Variabel tersebut berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan dari objek yang diteliti dan dianggap
mewakili populasi ( Notoatmodjo, 2002 ). Sampel dalam penelitian ini adalah wanita
infertilitas yang memeriksakan dirinya di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Adapun kriteria inklusi
Dalam penentuan besar sampel dimana populasi < 1000, maka digunakan
N. Z². p. q
n=
d (N – 1) + Z. p. q
Keterangan:
q = 1 – p (100 % - p)
= 18,90
= 19
4.3.3 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dan populasi untuk dapat
dilakukan dengan cara simple random sampling, yaitu bahwa setiap anggota atau unit
dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.
29
4.4.1 Variabel
terhadap sesuatu (benda, manusia, dll) (Soepato, taat Putra, dan Haryanto, 2000
Alat atau instrumen adalah alat- alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan
31
data (Notoadmodjo, 2002). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk
kuesioner pengukur depresi beck yang merupakan sebuah alat ukur pengukur
kemurungan yang dapat dipercaya, yang mendeteksi ada atau tidaknya depresi serta
Penelitian dilakukan di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr.Soetomo mulai tanggal
Pengumpulan data dilakukan pada wanita infertil di Unit Rawat Jalan Infertil RSU
Infertilitas sekunder : Keadaan dimana istri pernah hamil, akan tetapi tidak terjadi
32
Rating Scale for Depression (HRS-D). Kuesioner ini bersifat terbuka dengan
pernyataan dijumlahkan seluruhnya. Karena nilai tertinggi yang bisa diperoleh pada
satu pertanyaan adalah tiga, maka jumlah total tertinggi yang mungkin bagi seluruh
kuesioner dengan jumlah nomor dua puluh satu adalah enam puluh tiga (yang berarti
bahwa responden melingkari nilai tiga di setiap nomor). Karena nilai terendah di
setiap nomor adalah nol, maka nilai total terendah pada test adalah nol (yang berarti
bahwa responden melingkari nilai nol di setiap nomor). Kemudian dianalisis dengan
skor penilaian menggunakan pengukur depresi beck dengan kriteria hasil seperti di
bawah ini:
ringan
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi dari Spearman’s
Rho karena tujuan uji penelitian ini bersifat korelasi dengan skala variabel ordinal.
4.9.1 Editing
Editing adalah proses memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan, ini
berarti bahwa semua kuesioner harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan
pengisian dan kejelasan penelitiannya. Jika terdapat jawaban yang tidak jelas
penulisannya atau ada butir pertanyaan yang tidak terisi, maka yang bersangkutan
4.9.2 Coding
Merupakan pemberian kode pada setiap kategori yang ada dalam variabel
4.9.3 Tabulating
4.10Masalah Etika
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, jika responden bersedia untuk
4.10.2 Anonymity
4.10.3 Confidentiality
penelitian. Kerahasiaan data yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.
35
BAB 5
Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian tentang
hubungan infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas di Unit Rawat
Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya. Data hasil penelitian ini akan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan akan diberikan uraian secara deskriptif di
bawahnya.
Berikut ini pada data akan ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi dengan
dua bentuk yaitu data umum dan data khusus. Data umum menampilkan karakteristik
responden meliputi umur dan lama menikah. Sedangkan data khusus akan
menggambarkan hubungan antar variabel yang akan disajikan dalan bentuk tabulasi
silang.
Untuk mengetahui hubungan antar variabel akan diuji dengan uji korelasi dari
Spearman’s Rho. Tingkat kemaknaan dalam penelitian ini adalah ≤ 0,05 dengan
tingkat signifikasi adalah p= 0,000, artinya bila korelasi lebih besar dari tingkat
35
Data ini menggambarkan karakteristik responden yang terdapat di Unit Rawat
Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya, yang meliputi sebagai berikut
5.1.1.1 Umur
Umur responden yang terdapat di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Unit Rawat Jalan
Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya pada 25 Juni – 09 Juli 2007
Analisis Data :
Lama menikah responden yang terdapat di Unit Rawat jalan RSU Dr. Soetomo
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Menikah di Unit Rawat
Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya pada 25 Juni – 09 Juli 2007
≥ 5 – 10 tahun 4 21,05
≥ 10 tahun 1 5,26
Jumlah 19 100,00
Analisis Data :
Berikut ini pada data khusus akan ditampilkan tabel distribusi frekuensi
berdasarkan macam infertilitas dan tingkat depresi pada wanita infertilitas di Unit
Macam infertilitas responden yang terdapat di Unit Rawat jalan Infertil RSU
Primer 16 84,21
Sekunder 3 15,79
Jumlah 19 100,00
Analisis Data :
38
Tingkat depresi responden yang terdapat di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr.
Analisis Data :
5.1.2.3 Tabulasi Silang Hubungan Antara Infertilitas dengan tingkat Depresi pada
Wanita Infertilitas
Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
39
Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hubungan Antara Infertilitas dengan Tingkat Depresi pada
Wanita Infertilitas di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo
Surabaya pada 25 Juni – 09 Juli 2007
Tingkat Depresi
Macam Total
Infertil
Analisis Data :
responden (25,00%) adalah wanita infertilitas primer dengan tingkat depresi ringan.
5.2 Analisis Uji Korelasi dari Spearman Untuk Mengetahui Hubungan Antara
setelah dilakukan analisis uji korelasi dari Spearman’s Rho dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
40
Tabel 5.6 Analisis Uji Korelasi dari Spearman’s Rho untuk Mengetahui Hubungan
Antara Infertilitas dengan Tingkat Depresi Pada Wanita Infertilitas di Unit
Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya
Macam Tingkat
Infertil Depresi
Spearman’s rho Koefisien korelasi macam infertil 1,000 -0,027
Koefisien korelasi tingkat depresi -0,027 1,000
Analisis Data :
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa koefisien korelasi lebih kecil
dari tingkat signifikasi maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan antara
5.3 Pembahasan
5.3.1.1 Umur
umur 40 tahun ke atas perempuan masih dapat dihamilkan dan fertilitas akan
menurun cepat sesudah umur tersebut. Dalam hal ini, semua responden masih dapat
5 tahun yaitu 14 responden (73,69 %). .Menurut Hanifa Wiknjosastro (2005), makin
Dapat dijelaskan bahwa hampir seluruh responden masih mempunyai sisa waktu yang
infertilitas primer yaitu 16 responden (84,21 %). Hal ini disebabkan karena pada
wanita infertilitas primer akan lebih mengalami gangguan konsep diri seksual
dengan umur dan lama menikah responden, dimana semua responden masih berada
dalam masa reproduksi sehat dan masih mempunyai sisa waktu yang panjang untuk
dapat dihamilkan.
5.3.2.3 Hubungan Antara Infertilitas dengan Tingkat Depresi pada Wanita Infertilitas
adalah wanita infertilitas primer dengan tingkat depresi ringan dan sedang, tiga
42
gangguan mood, dan 5 responden (31,25 %) adalah wanita infertilitas primer dengan
tingkat depresi berada dalam batas normal (tidak mengalami depresi), dan masing-
depresi sedang, ringan dan berada di dalam batas normal (tidak mengalami depresi).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi dari Spearman’s Rho
didapatkan bahwa koefisien korelasi lebih kecil dari tingkat signifikasi yang berarti
tidak ada hubungan antara infertlitas dengan tingkat depresi pada wanita infetilitas.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keye et al (1995),
Miller dan Brooten (1996), serta Wentz et al (1998) bahwa infertilitas yang dialami
oleh seorang istri menyebabkan dampak psikologis pada dirinya seperti munculnya
perasaan frustasi, depresi yang cukup berat, stress, perasaan tidak sempurna dan
Dari tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 19 responden, semuanya (100,00 %)
berumur antara 21 – 40 tahun. Hal itu berarti bahwa semua responden masih berada
dalam masa reproduksi sehat dan masih mempunyai rentang waktu yang cukup
Dari tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa dari 19 responden, sebagian besar
reponden masih mempunyai rentang waktu yang panjang untuk dapat dihamilkan.
Terkait dengan kesimpulan dari tabel 5.1, dapat dijelaskan bahwa walaupun semua
responden merupakan wanita infertilitas baik primer maupun sekunder namun mereka
masih berada dalam masa reproduksi sehat dan sebagian besar masih mempunyai
43
Hal ini menunjukkan bahwa wanita infertilitas yang tidak mengalami depresi
masih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain umur dan lama menikah.
Karena selama wanita infertilitas tersebut masih berada dalam masa reproduksi sehat
dan lama menikah belum terlalu lama, maka masih besar kemungkinan wanita
infertilitas dapat dihamilkan dan selama masih ada kemungkinan tersebut secara
BAB 6
6.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data dan penghitungan statistik pada bab ini akan ditarik
6.1.1 Dari 19 responden di Unit Rawat Jalan Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya
6.1.2 Dari 19 responden di Unit Rawat jalan Infertil RSU Dr. Soetomo Surabaya
6.1.3 Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji korelasi dari Spearman
diperoleh bahwa koefisien korelasi lebih kecil dari tingkat signifikasi dengan
demikian H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara
6.2 Saran
44
dan memperluas tujuan penelitian yaitu dengan ikut meneliti faktor yang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Infertilitas Picu Gangguan Mental [Internet] 16th, May. Available
from: http://www.radarsulteng.com [accessed November, 9th, 2006]
Bobak. Lowdermilk. Dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC
Ismari. 2006. Konsep diri pada Wanita Infertil di Unit Rawat Jalan RSU. Dr.
Soetomo Surabaya. Surabaya
Joyce, K. Yuniar, S. dan Haniman, F.2000. Depresi pada Ibu yang Mempunyai Anak
Autistik di Poliklinik Jiwa Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita (Jilid 2) Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan
Nenek. Bandung: Mandar Maju
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC
46
Nursalam. dan Siti Pariani, 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: CV. Info Medika
Samsul. 2004. Tatkala Si Mungil Memanggil Papah atau Mamah [Internet] 22nd,
May. Available from: http://www.bkkbn.go.id [accessed November, 9th,
2006]
Zamralitan. dan Wirawan, H. 2003. Dampak Psikologis pada Diri Seorang Istri yang
Mengalami Infertilitas [Internet] 21st, April. Available from:
http://www.psikologi-untar.com [accessed November, 9th, 2006]
47
48