You are on page 1of 19

“GENERAL ANESTESI PADA

SECTIO CESARIA A/I


PERDARAHAN ANTEPARTUM”

Disusun oleh:
Adhita Kartyanto
20040310010
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny AS
 Jenis kelamin : Perempuan

 Umur : 32 tahun
 Alamat :Tempursari RT02/RW03 Sapuran, Wonosobo
 Agama : Islam
 Suku bangsa : Jawa

 No. RM. : 466045


 Ruang rawat : Edelweiss

 Tanggal Masuk : 4 Mei 2010


ANAMNESIS
 Seorang G3P1A0 datang diantar bidan dengan
keterangan perdarahan antepartum suspek Placenta
Previa Totalis. Pasien mengeluh keluar darah dari jalan
lahir sejak 5 jam yang lalu,. pasien merasa hamil 8 bulan
kenceng-kenceng teratur belum dirasakan, air ketuban
belum dirasa keluar. Riwayat ANC di bidan
Riwayat Obstetri
 Anak I: laki-laki, 13 th, 3000gr, spontan

 Anak II:. Perempuan, 10 th, 3000gr, spontan

 Anak III: Hamil ini

Riwayat penyakit dahulu :


 Riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi, diabetes
mellitus sebelum kehamilan disangkal pasien

Riwayat penyakit keluarga :


 Riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi, diabetes
mellitus pada keluarga disangkal pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik, kesadaran compos mentis
Vital sign :
 TD : 120/80 mmHg

 N : 80 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler

 RR : 20 x/menit, reguler, thorakoabdominal

 T : 36,5 oC

Kepala
 Mata : Conj Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor kanan
dan kiri.
 Hidung: discharge(-), nafas cuping hidung (-).

 Telinga: discharge(-).

 Mulut : Bibir kering (-), gigi palsu, malampati I

Leher : pembesaran lnn (-) deviasi trakea (-).


Thoraks
Pulmo
 Inspeksi : Dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak ada retraksi
 Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri sama

 Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru

 Auskultasi : Suara dasar vesicular, tidak ada suara tambahan

Cor :
 Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat

 Palpasi : Ictus cordis teraba tidak kuat angkat

 Perkusi: Batas jantung tidak membesar

 Auskultasi: Bunyi jantung S1 > S2, reguler, tidak ada bising


jantung

Abdomen :
 Lihat status obstetri
Ekstremitas
 Edema (-) , deformitas (-), akral hangat

 
Status Obstetri
Abdomen
 Inspeksi : Perut membesar sesuai kehamilan, terdapat
sikatriks bekas SC
 Palpasi : Teraba janin tunggal, memanjang, preskep,
puka, kepala belum masuk PAP, his (-)
 Auskultasi : DJJ (+) 140 x/menit

Pemeriksaan Dalam: Tidak dilakukan


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (1 Mei 2006):
 AL : 12.080 /ul (5rb-10rb)
 Hb : 7,0 g/dl (12,0-16,0)

 HCT : 19,51 % (36,00-48,00)

 AT : 173.000 /ul (150rb-40rb)

 Golongan Darah : A

 Bleeding Time: 2’

 Clotting Time : 4’

 GDS : 92 Mg% (< 150)

 Ureum : 11,3 Mg% (20-40)


 Creatinin : 0,5 Mg% (< 1,2)

 HbSAg : (-)/negatif
DIAGNOSIS DAN TERAPI
Diagnosis : Perdarahan antepartum oleh karena plasenta
previa totalis, Sekundigravida, hamil aterm, belum
dalam persalinan.

Terapi : - Infus RL 20 tetes/ menit


Rencana SC emergency
Siapkan darah
Cek Hb post tranfusi
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang maka:

Diagnosis Pre Operatif : Perdarahan antepartum oleh


karena plasenta previa totalis, Sekundigravida, hamil
aterm, belum dalam persalinan.
Status Operatif : ASA 2 (Pasien dengan penyakit sistemik
ringan atau sedang)
Jenis Operasi : Sectio Cesaria
TINDAKAN ANESTESI
Keadaan Pre operatif:
 Pasien mendapatkan tranfusi PRC untuk menaikkan Hb, pasien
puasa 6 jam sebelum operasi dimulai. Keadaan penderita tenang,
tekanan darah 110/70, nadi 88x/ menit, respirasi 20 x.menit

Jenis Anestesi:
 Anestesi umum (General anesthesia), semi closed, respirasi
kontrol menggunakan pipa endotrakeal no 7
 
Premedikasi yang diberikan :
 + 5 menit sebelum induksi anestesia, diberikan premedikasi
berupa Odancentron 4 mg IV, Ketorolac 30 mg, dan Sulfas
Atropin 0,25 mg
Anestesi yang diberikan:
 Induksi anestesi propofol 110 mg (dosis 2-3 mg/kgBB)

 Musculorelaksan Scolin 60 mg IV (Suksinilkolin 1,0


mg/kgBB)
 O2 murni selama + 1menit, intubasi dengan pipa
endotrakeal no 7,0 . cek orofaringeal tube dimasukkan
mulut  Pernafasan pasien dikontrol dengan ventilator.

 Maintenance
 Tracrium 30 mg, O2 3liter/menit, enflurane 2 vol%. Setelah
bayi dilahirkan, dimasukkan anesfar (midazolam) 2 mg IV
dan N2O 3 liter/menit.
 tekanan darah dan nadi dikontrol setiap 10 menit.

 Oxitocin dan methergin dimasukkan setelah bayi dilahirkan


KEADAAN POST OPERASI
 Operasi selesai dalam waktu 60 menit, perdarahan +400cc .
 agen inhalasi dimatikan O2 saja yang diberikan Ektubasi rongga
mulut dan trakea dibersihkan dengan suction

Ruang Pemulihan
Aldrete score pasien
 Warna 2 (merah muda)

 Pernafasan 2 (bernafas dalam tanpa hambatan),


 Sirkulasi 2 (tekanan darah dalam kisaran < 20% sebelum operasi),

 Kesadaran 1 (berespon bila nama dipanggil),

 Aktivitas 1 (gerakan ekstremitas terkoordinasi baik),

Total 8

(Aldrete score >8 tanpa nilai 0  pasien pindah ke bangsal)


PEMBAHASAN
 wanita usia 32 tahun dilakukan operasi Sectio Cesaria
emergency atas indikasi perdarahan antepartum oleh
karena Placenta Previa Totalis

 Teknik anestesi yang dilakukan adalah anastesi umum


dengan metode semi-closed intubation menggunakan
pipa endotrakeal nomor 7
evaluasi dan persiapan
 Anamnesis: keluar darah dari jalan lahir

 Pemeriksaan fisik tanda-tanda anemis, DJJ baik,


presbo, karena curiga placenta previa maka tidak
dilakukan pemeriksaan dalam.
 Pemeriksaan penunjang  penurunan Hb

ASA 2 (Pasien dengan penyakit bedah disertai dengan


penyakit sistemik ringan sampai sedang)

Puasa 6 jam pre op  mencegah regurgitasi lambung


Premedikasi
 Ondancentron 4 mg  menekan mual dan muntah

 Ketorolac 30 mg  mengurangi nyeri

 Sulfas atropine 0,25 mg  menekan sekresi saliva,


mukus bronkus dan keringat

Induksi
 Propofol 110 mg (2-2,5mg/kg)  membuat pasien dari
sadar menjadi tidak sadar

Muscle relaxant
 Scolin 60 mg (1 mg/kg)  memudahkan pemasangan
endotrakeal
Maintenance
 Enflurane 2 vol%

 O2 3 liter / menit

 Tracrium  pelumpuh otot sintetik dengan masa kerja


sedang.  sebagai adjuvant dalam anesthesia untuk
mendapatkan relaksasi otot rangka terutama pada
dinding abdomen sehingga manipulasi bedah lebih
mudah dilakukan.
Sisipan  setelah bayi dilahirkan
 Midazolam 2 mg (0,025-1 mg/kg)  sedasi, hypnosis,
pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas,
relaksasi otot dan antikonvulsi
 N2O 3 liter / menit. anestetik lemah, analgesik kuat

 Methergin dan Oxytocyn  mempercepat kontraksi


uterus dan mengurangi perdarahan
Pengelolaan Cairan:
 ·  Maintenance    : 60 x 2 = 120 ml/jam

 ·  Stress operasi : 6 x 60 = 360 ml/jam

 ·  Perdarahan      : ± 400 ml

Kebutuhan cairan total dalam 1 jam pertama : 120 + 360 + 400


= 880 ml

 EBV pada wanita dewasa adalah 65 ml/kgBB sehingga


pasien dengan BB = 60 kg, EBV = 3900 ml
      % EBV = 400 ml / 3900 ml x 100% = 10,26 %
(> 10 % EBV  perlu tranfusi darah)
 Pada pasien ini dilakukan tranfusi untuk mencapai target Hb
>10, maka darah yang dibutuhkan:
PRC = (Hb target- Hb awal) x BB x 3
= (10 – 7,0) x 60 x 3 = 540 cc

You might also like