You are on page 1of 39

PENGANTAR

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah pada Bab IV, pasal 59, ayat (5) k, dan PP no.6 tahun 2005,
mengenai kewajiban menyerahkan naskah visi, misi, dan program dari pasangan calon
secara tertulis. Kami sampaikan naskah “Membangun Sumber Daya Manusia Bangka
Belitung yang Tangguh dan Sejahtera”.

Naskah ini berisi visi, misi dan program yang kami ajukan untuk menjadi pijakan dan
kinerja yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas kami sebagai Gubernur dan Wakil
Gubernur Propinsi Kepulauan Bangka Belitung periode 2007-2012. Penyusunan naskah
ini dilandasi oleh semangat untuk mengisi pembangunan dan kesejahteraan rakyat
Bangka Belitung secara setara.
Isi naskah ini merupakan pengembangan dari isi naskah komitmen Bupati dan Wakil
Bupati kabupaten Belitung Timur terpilih periode 2005-2010 untuk diterapkan diseluruh
kabupaten/kotamdya di propinsi kepulauan Bangka Belitung.

Visi misi dan program kerja dalam naskah ini bisa terwujud jika rakyat Bangka Belitung
bisa dengan cerdas memilih kepala daerah bukan berdasarkan faktor suku, agama dan ras,
melainkan berdasarkan karakter pribadi dari calon kepala daerah yang ikut dalam pilkada
propinsi kepulauan Bangka Belitung.
Hasil pilkada juga merupakan tolak ukur bagi investor luar negeri dalam mengambil
keputusan investasinya, daerah yang bisa menerima kemajemukan (Bhineka Tunggal Ika)
akan menjadi daerah prioritas utama dalam melakukan investasi.

Kiranya Tuhan Yang Maha Esa meridhoi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
Bangka Belitung yang tangguh dan sejahtera.

Bangka Belitung, Desember 2007

Basuki Tjahaja Purnama

1
BAB I

PENDAHULUAN

Terbentuknya Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dan terpilihnya Pimpinan Definitif


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi Kepulauan Bangka Belitung bukan
akhir dari sebuah perjuangan, melainkan awal dari sebuah perjuangan, yakni perjuangan
untuk mewujudkan segala kekayaan sumber daya alam yang tersedia di Bangka Belitung
bagi kesejahteraan rakyat.

Pemilihan Gubernur secara langsung bagi rakyat Bangka Belitung merupakan suatu
kesempatan untuk menentukan kepala daerah yang dapat membawa rakyat Bangka
Belitung (BABEL) menuju kesejahteraan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
ada.
Peristiwa bangka kelabu tanggal 5 oktober 2006 jelas merupakan titik penentu yang harus
diambil oleh rakyat Babel dalam memperjuangkan kesejahteraannya melalui kekayaan
alam yang ada (dalam hal ini kekayaan timah).
Kebijakan maupun ketegasan seorang gubernur dibutuhkan dalam menjelaskan maupun
memperjuangkan hak hak rakyat dalam memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Salah
satunya adalah mengeluarkan SK Gubernur agar harga timah rakyat memiliki harga yang
mengikuti naik turunnya harga timah dunia.

Banyak di antara kita yang masih mengingat masa kejajayaan PT.Timah dan
“kesejahteraan” yang bisa dirasakan ketika itu. Kita juga masih ingat adanya seruan-
seruan dari pihak Pemda maupun para tokoh masyarakat tentang bahaya pasca PT.Timah
di awal tahun 90-an.
Pada akhir tahun 80-an kita semua kuatir apa yang terjadi setelah PT.Timah menutup
tambang-tambang daratnya dan memindahkan operasional kapal keruk dari pulau
Belitung ke pulau Bangka.
Pada saat itu banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, sekaligus melahirkan banyak
orang kaya baru yang menerima dana pensiun sekaligus. Banyak yang mengatakan
jangan berharap lagi kepada timah, karena sudah habis. Tetapi nyatanya sampai saat ini
justru ekonomi kita ditopang oleh hasil timah dari Tambang Inkonvensional (TK Mini)
yang dikerjakan oleh rakyat.
Apakah pengalaman di atas membuat kita masa bodoh dengan masa depan Bangka
Belitung pasca timah ? Tentu saja bagi yang yakin timah akan terus menerus ada sesuai
dengan pengalaman di atas, akan menjawab “jangan kuatir, tidak ada istilah pasca timah,
nanti ada lagi timahnya “.
Bagi kami, pasca timah sesungguhnya akan terjadi 5-10 tahun kedepan, hal ini
dikarenakan “pasca” timah tahun 90-an bersifat pasca PT.Timah (kapal keruk) dan pasca
tambang-tambang besar, sedangkan sekarang pasca timah yang akan terjadi adalah pasca
TK Mini dan pendulangan oleh perorangan di hampir semua lokasi (bahkan di depan dan
belakang pekarangan rumah).

2
Oleh karena itu akan sangat naïf jika kita tidak merencanakan perekonomian pasca timah
dari saat ini, sebab masa depan kesejahteraan rakyat Bangka Belitung sangat tergantung
dari perencanaan dan investasi yang dilakukan menyongsong 5-10 tahun ke depan.
Oleh karena itu isi tulisan ini akan memuat agenda program kerja agar rakyat Bangka
Belitung sejahtera setelah sekian lama memanfaatkan hasil timah dan mineral golongan
C.

Untuk memiliki kesejahteraan hidup diperlukan ketrampilan hidup (skill of living), untuk
memiliki ketrampilan hidup kita perlu memiliki pengetahuan (knowledge) dan hikmat
bijaksana (wisdom).
Penulis ingat perkataan Nabi Sulaiman : "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan dan
mengenal Yang Maha Kudus adalah pengertian" (Fear of the Lord is the beginning of
wisdom. Knowledge of the Holy One results in understanding).

Kami berkeyakinan kuat bahwa rakyat bisa sejahtera sangat tergantung kepada sumber
daya manusianya, bukan kepada sumber daya alamnya. Rakyat menjadi liar jika tidak
memiliki pemimpin yang berpegang pada amanah (takut akan Tuhan), pemimpin yang
berintegritas (tidak munafik) akan mampu mensejahterakan rakyat dengan sumber daya
alam yang ada.

Untuk itu kami yakin untuk dapat mewujudkan kesejahteraan hidup rakyat Bangka
Belitung yang harus dibangun adalah sumber daya manusianya, untuk itu visi kami dalam
membangun Bangka Belitung adalah :
Menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dengan
memberdayakan Sumber Daya Alam (SDA) di Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.

Dalam memperjuangkan visi di atas, dalam buku ini kami akan mewujudkan 5 aspek misi
serta memberikan kebijakan-kebijakan, strategi pembangunan dan agenda program kerja
yang akan ditempuh oleh Pemda Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kelima aspek misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan pemerintahan daerah yang profesional, jujur dan berwibawa di


mata rakyat.
2. Memberikan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi seluruh rakyat.
3. Menciptakan wiraswasta-wiraswasta skala kecil dan menengah.
4. Menjadikan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Kawasan
Industri, Pariwisata dan Kelautan-Perikanan Secara terpadu.
5. Mengelolah sumber daya alam dengan konsep jangka panjang dan
berwawasan lingkungan.

Pembangunan yang berhasil haruslah berkesinambungan dari satu generasi ke generasi


berikutnya, inti dari buku ini adalah memperjuangkan visi di atas dengan cara
mewujudkan kelima aspek misi yang telah dicanangkan.

3
BAB II

VISI PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG

VISI :
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dengan memberdayakan
Sumber Daya Alam (SDA) di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

PENJELASAN VISI:

Propinsi Kepulauan Bangka Belitung selain secara geografis sangat strategis (berada
diantara pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa), juga memiliki sumber daya alam yang
indah dan kaya.
Secara geologi dan geomorfologi, Kekayaan sumber daya alam Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung ini berupa: kandungan mineral golongan B dan C, memiliki perbukitan
non volcanic,sungai-sungai dendritik (bercabang-cabang seperti pohon dan ranting-
rantingnya), dikelilingi oleh kekayaan laut dan keindahan pantai dan pulau-pulau kecil
(aset untuk wisata bahari), danau-danau eks tambang sebagai lahan budidaya ikan tawar,
pariwisata dan persediaan air tawar.

Kekayaan sumber daya alam yang besar disertai dengan bertambahnya investasi secara
besar-besaran tidak selalu menjamin akan memberikan kontribusi pajak serta
kesejahteraan rakyat.
Banyak contoh negara yang tidak memiliki kekayaan alam tetapi dapat menjadi negara
maju di dunia, seperti Jepang yang memiliki wilayah terbatas dengan 80% wilayah
berbukit yang tidak cocok untuk peternakan maupun pertanian, tetapi menjadi negara
ekonomi kedua di dunia, dan daratannya seperti sebuah pabrik terapung raksasa yang
mengimpor bahan baku dari seluruh dunia dan mengekspor produk-produk
manufakturnya ke seluruh dunia.
Contoh lain seperti Swiss, negara yang tidak memiliki kebun coklat dan hanya bisa
ditumbuhi rumput untuk masa 4 bulan dalam setahun, tetapi menjadi produsen coklat dan
produk makanan hasil ternak terbaik di dunia.
Contoh yang lebih dekat adalah Singapura , yang ukurannya lebih kecil dari pulau
Belitung dan untuk kebutuhan air minum dan mandi saja harus impor , tetapi mampu
menjadi salah satu pusat bisnis dunia.
Kenapa hal ini bisa terjadi ?
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas rakyat di negara-negara maju mengikuti prinsip-
prinsip dalam hidup mereka sebagai berikut :
• Beretika ( prinsip dasar).
• Berintegritas, tidak munafik.
• Bertanggung jawab.
• Hormat pada Hukum dan Peraturan.
• Menghargai milik orang lain.
• Cinta kerja.
• Berjuang keras untuk menabung dan berinvestasi.
• Bersaing secara sehat.

4
Secara ringkas dapat kita simpulkan mereka maju karena mayoritas rakyatnya adalah
Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh.

Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang tangguh bukan hanya membutuhkan
waktu yang lama tetapi juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Karena itu untuk menghasilkan SDM yang tangguh di Bangka Belitung, kita akan
memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada seefisien dan seefektif mungkin.

Kenyataan yang kita hadapi adalah terjadinya pemanfaatan SDA (khususnya dari segi
pertambangan timah dan golongan C) secara besar-besaran tanpa perencanaan untuk
menghasilkan SDM yang tangguh untuk dapat mensejahterakan rakyat Bangka
Belitung.

Hal ini sering diakibatkan kesalahan kebijakan dalam memberikan perijinan dan
pemanfaatan atas usaha penggelolahan sumber daya alam tersebut.
Sumber daya alam yang melimpah jelas membutuhkan investor untuk mengelolahnya,
dilain pihak dengan keterbatasan infrastruktur jelas sulit menarik investor menanamkan
modal. Walaupun menghadapi kendala di atas bukan berarti semua investor diberikan
perijinan dengan “murah” dan mudah. Perijinan harus memperhatikan karakter investor,
dampak negatif terhadap investor yang sudah ada, dan yang lebih penting lagi apakah
dapat memberikan nilai tambah bagi Pemda maupun masyarakat secara langsung.
Persyaratan yang ketat dalam pemberian ijin bukan berarti menghambat investor,
melainkan melindungi investor agar dapat memberi nilai tambah sebesar mungkin bagi
stakeholder (investor,pegawai,Pemerintahan Daerah, dan rakyat).

Saat ini Pemda lebih mengandalkan DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana
Alokasi khusus) dari pada mengandalkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) untuk dapat
membiayai APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Dan PAD yang diandalkan juga didominasi dari sumbangan PT.Timah tbk dan sektor
mineral golongan C, yang jelas tidak dapat diperbaharui dan merusak lingkungan maupun
mengurangi lahan perkebunan / pertanian yang bersifat dapat diperbaharui.
Hal ini jelas berbahaya dan hanya bersifat jangka pendek, sedangkan konsep
pembangunan yang benar adalah berjangka panjang dan berkesinambungan. Yang ideal
adalah memiliki PAD yang minimal cukup untuk membiayai bidang administrasi umum
pemerintah.
Permasalahan utama di Bangka Belitung, PAD (pendapatan asli daerah) yang dihasilkan
masih terlalu kecil, sektor kelautan dan perikanan masih tidak memeberikan sumbangan
yang berarti, yang mana dengan mudah PAD selalu dikaitkan dengan meningkatkan
pendapatan pajak mineral golongan C, yang berarti memberikan ijin ekploitasi sebanyak-
banyaknya. Jika sumber daya alam tersebut dengan mudah dapat diangkut sebagai bahan
baku saja, maka dari sisi kelayakan bisnis jelas akan mengangkut sumber daya alam
tersebut ke daerah yang memiliki infrastruktur yang baik ( Jabotabek dan Surabaya).
Contoh yang paling konkret adalah mineral golongan C pasir kwarsa dan pasir bangunan,
pihak investor baru sampai tahap mengangkut bahan baku keluar (proses pencucian
dilakukan 10 tahun terakhir karena biaya pencucian dan pembuangan tailing/limbah lebih

5
murah di Bangka Belitung. Untuk jenis clay/lempung dilakukan hanya keruk dan jual
saja tanpa proses apapun (menjual “tanah air”).
Banyaknya investor di bidang mineral golongan C ini telah memicu terjadinya persaingan
tidak sehat di antara investor tersebut. Hal ini jelas merugikan semua pihak di Bangka
Belitung dan hanya menguntungkan pihak pembeli dan pemilik kapal yang tidak pernah
memberikan sumbangsih berarti ke daerah (Pajak penghasilan perusahaan maupun
pribadi dari pembeli dan pemilik kapal disetor di daerahnya masing-masing, sehingga
kita tidak akan pernah mendapatkan pembagian hasil dari dana perimbangan pusat-daerah
dari sektor pajak pribadi / pph).
Kita jelas masih memerlukan PAD dari mineral golongan C, karena itu jelas tidak akan
menyetop pengangkutan bahan baku ini. Untuk itu kami hanya melakukan pemberian
ijin secara ketat dan terseleksi (berdasarkan hukum pasar), sambil mencegah kebocoran
pembayaran restribusi atas ijin yang sudah diterbitkan. Pemda propinsi akan
mengutamakan pembangunan infrastruktur bagi kabupaten yang mengutamakan investor
yang dapat memberi nilai tambah atas mineral golongan C tersebut (berupa tahapan
industrialisasi) dan tentu dengan imbalan akan melindungi investasinya.

Dalam hal ini dibutuhkan Pemda propinsi dan kabupaten/ kotamadya dengan
kepemimpinan yang jujur, berintegritas, cerdas, profesional, berawawasan bisnis dan
memiliki jaringan global, serta memiliki visi, misi , dan program kerja yang jelas. Dan
yang terakhir, para anggota DPRD harus menaruh kepentingan ekonomi bagi
kesejahteraan rakyat diatas kepentingan dirinya sendiri maupun partai politiknya.

Untuk itu segala pemanfaatan sumber daya alam yang ada, baik di sektor pertambangan,
kelautan-perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan maupun potensi-potensi lainnya
harus diarahkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh untuk
membangun Bangka Belitung dan mengangkat nama baik Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) di tingkat persaingan Internasional.

6
BAB III

MISI PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG

Kinerja Misi dari seorang Gubernur dan Wakil Gubernur dapat dilihat dari peraturan-
peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dibuat dan dijalankan untuk mewujudkan misi-
misi yang telah ditetapkan, adapun misi-misi tersebut adalah sebagai berikut:

MISI :
1. Menjadikan pemerintahan daerah yang profesional, jujur dan berwibawa di mata
rakyat.
2. Memberikan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi seluruh rakyat.
3. Menciptakan wiraswasta-wiraswasta skala kecil dan menengah.
4. Menjadikan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Kawasan Industri,
Pariwisata dan kelautan-perikanan secara terpadu.
5. Mengelolah sumber daya alam dengan konsep jangka panjang dan berwawasan
lingkungan.

Untuk dapat mewujudkan visi pembangunan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung secara
berkesinambungan dibutuhkan pencapaian 5 aspek misi di atas secara bertahap sebagai
berikut:

III.1. Menjadikan pemerintahan daerah yang professional, jujur dan berwibawa


di mata rakyat.

Negara kepulauan Singapura disegani karena birokrasinya sangat profesional ,tegas dan
efisien. (birokrasi juga memainkan peran penting dalam keajaiban ekonomi Thailand dan
Malaysia).
Salah satu kunci sukses Malaysia menjadi salah satu dari negara dunia ketiga paling
berhasil di era globalisasi ini adalah birokrasi yang berkualitas tinggi , menjunjung tinggi
plurarisme (benar-benar mengamalkan arti Bhineka Tunggal Ika dengan semboyan
“Truly Asia”) ,dan independen (non-partisan). Sistem birokrasi warisan kolonial Inggeris
yang masih dipertahankan (tidak xenophobia/takut asing), tidak munafik dalam membuat
kebijakan (contoh: diinjinkannya kawasan perjudian terpadu di Genting highland),
menempatkan seluruh komponen terbaik bangsa dalam pemerintahan (baik turunan cina,
India, dan lain-lain).
Birokrasi yang profesional merupakan salah satu faktor penentu terjadinya investasi lokal
maupun asing di suatu negara.

Dengan uang siapa kita membangun daerah, dengan uang rakyat atau dengan uang orang
asing (investor). Tentu dengan uang investor (baik lokal maupun asing). Artinya walau
rakyat membayar pajak (sesuai dengan target pemerintah pusat sumber pendapatan dari
sektor pajak akan terus ditingkatkan), tetapi sesungguhnya karena ada uang investor atau
uang orang asing yang memberi rakyat kemampuan untuk membayar pajak.

7
Kesejahteraan rakyat dapat dicapai jika semua rakyat memiliki penghasilan tetap, artinya
paling sedikit memiliki pekerjaan tetap. Untuk menciptakan lowongan kerja dibutuhkan
pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena adanya investasi pihak swasta (Pemerintah
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan investasi besar untuk dapat menciptakan
lowongan kerja).
Aspek pemerintahan daerah Pemda kabupaten/kotamadya yang professional menjadi
aspek utama, karena pemerintahlah yang memegang kekuasaan dari rakyat untuk
menjalankan roda pemerintahan dan hak penguasaan atas sumber daya alam yang ada.
Konkritnya segala bentuk perijinan dan kemudahan bagi investor ada di tangan
kekuasaan Pemda Tingkat II. Pemda Propinsi akan melakukan pengawasan yang ketat
baik dari segi APBD Tingkat IInya maupun melalui sistim pelayanan yang diberikan oleh
pemda tingkat II. Cara yang akan digunakan dengan memberlakukan Pemda tingkat II
dengan sistim yang baik dan sesuai dengan program kesejahteraan dan pembangunan dari
pemerintah pusat dan propinsi, akan diberikan lebih banyak porsi anggaran propinsi ke
daerah tingkat II tersebut.
Investor hanya melakukan investasi di daerah yang memiliki Pemda yang professional,
jujur , dan berwibawa di mata rakyatnya.

Dalam era otonomi daerah dan penerapan anggaran berbasis kinerja (ABK), kami ingin
menyamakan jalannya Pemda Propinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti sebuah
perusahaan swasta holding (induk perusahaan) dan anak anak perusahaan di
kabupaten/kotamadya, dengan pemegang saham seluruh jumlah pemilih (penduduk
dengan hak pilih dalam pemilu) di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, para komisaris
adalah para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD tingkat I). Sedangkan
Bupati sebagai Direktur Utama dengan Wakil Bupati sebagai wakil direktur di anak anak
perusahaan. Gubernur adalah CEO (Chief executive official) dari perusahaan induk
(holding company).
Dengan memakai analogi di atas, maka kita akan membahas Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Ketika pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan, langkah
pertama yang harus kita lakukan bukan dengan cara membuat Peraturan Daerah (Perda)
yang memberatkan rakyat dan menambah biaya produksi produk-produk daerah
(memberatkan investor).
Yang perlu dilakukan adalah mengurangi biaya pengeluaran secara professional.
Profesional berarti orang yang bisa melakukan penghematan dibidangnya secara efektif
dan efisien dengan tidak mengurangi kesejahteraan dirinya dan orang lain.
Persoalan menjadi timbul, ketika kita sepakat tidak mau mengurangi gaji/pendapatan staf
dan pegawai Pemda (malahan mau dinaikkan/disesuaikan dengan penghasilan
professional di sektor swasta), lalu bidang apa yang mau kita kurangi/hemat. Berikut ini
adalah langkah-langkah penghematan yang akan dilakukan disusun sesuai dengan skala
prioritas :
• Rancangan APBD tahun berjalan dibahas dengan DPRD bulan November tahun
sebelumnya, sehingga Akhir bulan Desember APBD telah disahkan.
• Harga Satuan Unit (HSU) harus serendah mungkin tanpa dikenakan biaya ppn
10% dan pajaka penghasilan.
• Seluruh proyek ditender secara terbuka dan bebas dari KKN.
• Penghematan biaya administrasi umum di semua sektor kerja.

8
• Menghapus semua perjalanan dinas yang dapat dilakukan melalui telepon,
facsimile, email, maupun pengiriman via pos.
• Memanfaatkan teknologi GSM (misalnya provider XL) dalam berkomunikasi
antar kabupaten (sampai tingkat desa) dengan propinsi, dengan PABX dari
provider XL atau teknologi internet, sehingga biaya telepon antar kantor se
propinsi Bangka Belitung menjadi gratis.
• Memasang radio repeater untuk komunikasi antar satuan kerja maupun PNS.
• Memanfaatkan stasiun TV mini untuk penyampaian informasi kepada rakyat
(transparansi kegiatan kepala daerah dan PEMDA).
• Memberikan penghasilan yang sesuai dengan UMSK kepada seluruh pegawai
honorer (guru-guru honorer dan pegawai dilingkungan PEMDA).
• Memberikan bonus kepada satuan kerja yang dapat melakukan penghematan
biaya administrasi.
• Mengutamakan pengeluaran di tiap satuan kerja yang bersifat investasi (mampu
menghasilkan PAD maupun penghasilan bulanan bagi satuan kerjanya).

Setelah sisi internal dilakukan efisiensi , maka kita akan memfokuskan pada sisi eksternal
yakni dengan meningkatkan sisi pemasukan baik dari hasil pembagian porsi pajak
maupun dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Untuk mencapai hal ini, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
• Meningkatkan investasi luar (baik dalam maupun luar negeri).
Dengan cara pemberian ijin tidak lebih dari 30 hari kerja (setelah proposal dan
presentasi oleh pihak investor diterima). Surat-surat yang berhubungan dengan
rekom desa, camat, dinas yang terkait diselesaikan oleh pemda (kantor pelayanan
1 pintu). Yang dibutuhkan pengusaha hanyalah memberikan presentasi/proposal,
target pasar produknya, serta jadwal pelaksanaan proyek. Disamping itu
dibutuhkan bank garansi senilai 5% dari proyek ketika akan mengambil surat ijin
dari Pemda. Jika proyek tidak dapat dilaksanakan tanpa alasan yang bisa diterima,
maka bank garansi akan dicairkan untuk kas pemda dan ijin dicabut / diberikan
pada investor lain. Dengan adanya investor yang berinvestasi berarti memberi
pemasukan keuangan kepada pemda baik secara langsung (pajak) maupun tak
langsung (melalui gaji pegawai dan biaya belanja perusahaan yang akan
membawa dampak pertumbuhan ekonomi di masyarakat).
• Mengurangi kebocoran dalam pungutan restribusi hasil alam.
seperti mineral golongan C, salah satunya bisa dengan cara mengukur ukuran
tongkang sebagai patokan pembayaran restribusi/ dengan mewajibkan bukti berita
acara penerimaan barang oleh gudang pembeli. Mengenakan pajak atas setiap
kayu, balok, papan yang dijual dengan cara mewajibkan adanya cap/tanda lunas
bea bagi setiap kayu yang mau dijual / mau dipakai. Demikian juga untuk sektor
perikanan pungutan pajak bisa dihitung dari kapasitas di cold storage maupun
kapal-kapal dengan cold storage.
• Meningkatkan pendapatan dari kendaraan bermotor.
Mengenakan pungutan resmi/ memberikan stnk khusus bagi kendaraan dari luar
wilayah propinsi, sehingga setiap kendaraan yang bergerak di Bangka belitung
akan mengenakan pelat nomor BN dengan kode belakang khusus, sehingga pajak
kendaraan motor tersebut selain dibayarkan ke daerah asalnya juga harus

9
membayar ke pemda sebagai kompensasi pemakaian jalan. Hal ini akan
mendorong peningkatan pendapatan dari biaya balik nama kendaraan maupun
penghasilan tambahan dari pajak kendaraan bermotor.
• Meningkatkan pendapatan pajak dari sektor jasa.
Mendorong peningkatan penghasilan pajak dari sektor pariwisata (hotel,
restoran/rumah makan, dan cafe-cafe) dengan cara mempermudah perinjinan dan
pembangunan infrastruktur daerah tujuan wisata.
Mempermudah ijin dan penyediaan lokasi tempat pemasangan billboard (papan
iklan) di lokasi-lokasi strategis. Pungutan pajak hotel dan restoran akan
diberlakukan sistim kupon berhadiah sehingga rakyat yang akan meminta untuk
membayar pajak 10% tersebut.
• Memberlakukan SPM (standar pelayanan minimum).
Dalam seluruh pengurusan ijin usaha maupun pelayanan kepada masyarakat,
setiap satuan kerja wajib membuat transparan masa waktu maupun biaya yang
dibutuhkan. Persyaratan, waktu dan biaya yang dibutuhkan dicantumkan dengan
huruf yang besar dan mudah dibaca oleh masyarakat di kantor-kantor Pemda
maupun di tiap satuan kerja. Khusus untuk pelayanan ijin usaha diberlakukan
pelayanan 1 atap (satu kantor).

Selain penghematan pada sisi internal pemda dan peningkatan dari sisi penerimaan yang
sudah ada, dilakukan peningkatan pemasukan dari sektor yang berhubungan dengan
penghasilan dari perimbangan keuangan pusat dan daerah (pajak bumi bangunan, pajak
penghasilan, maupun dari sektor pembagian migas). Melakukan ekstensifikasi pajak
penghasilan pribadi dan pajak bumi bangunan lahan/bangunan yang belum terdata
membayar PBB.Satuan Kerja keuangan harus mengetahui dengan pasti jumlah yang akan
diterima dari pembagian di atas, dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan
APBD.

III.2. Memberikan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi seluruh rakyat.

Apapun misi yang ingin kita capai, tujuan sesungguhnya adalah meningkatkan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.
Di Republik ini kesehatan dan pendidikan telah menjadi milik orang kuat dan kaya. Di
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini kami ingin mendengar dan melihat yang miskin
dapat berkata aku kaya dan yang lemah dapat berkata aku kuat karena mampu menikmati
kesehatan dan pendidikan yang merupakan hak manusia yang paling dasar.
Untuk mencapai hal di atas, dalam menyusun anggaran Pemda akan mengalokasikan
minimal 20% APBD di bidang pendidikan dan mengasuransikan seluruh rakyat dengan
kerja sama perusahaan Asuransi PT.ASKES (dengan bantuan dana alokasi umum dari
Pemerintah Pusat, APBD, dan perusahaan swasta maupun rakyat itu sendiri). Sebagai
tahap awal tentu saja seluruh premi asuransi akan ditanggung oleh Pemerintah propinsi
dan kabupaten, setelah berjalan 1- 2 tahun diharapkan rakyat maupun pihak perusahaan
swasta telah mandiri melakukannya sendiri, sehingga akhirnya hanya kalangan tidak
mampu yang akan dibayar melalui pemerintah pusat maupun daerah tingkat I dan tingkat
II berupa ASKESKIN. Dalam menyusun APBD sektor kerja pendidikan, target utamanya

10
adalah : setiap anak minimal harus tamat SMU/sederajat (yang tidak mampu disubsidi
oleh siswa yang mampu dan oleh biaya Pemda), setiap guru honorer baik di sekolah
swasta maupun di sekolah negeri harus mendapat penghasilan setara dengan penghasilan
UMSK.
Dari tiap kabupaten/kotamadya harus mampu mengirim minimal 10 mahasiswa di UBB
secara beasiswa penuh, Pemda Propinsi akan memberikan tambahan 10 mahasiswa di
tiap-tiap kabupaten yang melakukannya.
Di bidang kesehatan, targetnya adalah : tidak ada lagi rakyat miskin maupun yang
berpenghasilan cukup yang harus mati tanpa mendapatkan pengobatan di rumah sakit.

Dengan adanya jaminan kesehatan maka tingkat hidup penduduk diharapkan akan
meningkat sehingga produktifitas kerja dan kualitas pendidikan dapat ditingkatkan.
Pemda juga akan terus mengupayakan kerja sama dengan yayasan-yayasan swasta dalam
melakukan aksi pengobatan gratis bagi masyarakat secara rutin dan mengupayakan guru-
guru asing untuk mengajar bahasa Inggeris bagi guru-guru bahasa Inggeris di seluruh
sekolah yang ada. Pemda akan melakukan program kerja sama dengan pihak pengelolah
pariwisata untuk menyediakan tempat liburan gratis (discount) bagi guru-guru asing yang
sedang menikmati cuti panjang dan sekaligus ingin menikmati liburan wisata bahari.
Kesejahteran maupun kemampuan mengajar para guru-guru PNS dan honorer harus terus
ditingkatkan. Pemda wajib mengalokasikan anggaran secara khusus untuk tujuan
tersebut, hal ini bisa dicapai jika kita dipimpin oleh Kepala Daerah yang tidak menyusun
anggaran untuk kepentingan dirinya tetapi untuk kepentingan rakyat khususnya di bidang
pendidikan dan kesehatan.

III.3. Menciptakan wiraswasta-wiraswasta skala kecil dan menengah.

Ekonomi yang kuat dari suatu negara tidak pernah ditentukan oleh perorangan /
sekelompok masyarakat saja. Untuk itu yang perlu kita bangun adalah sebanyak mungkin
wiraswasta kelas menengah yang dibangun secara swadaya masyarakat tanpa rekayasa
politik dan pemaksaan program dari Pemda didalamnya.
Dalam membangun suatu usaha, salah satu faktor penting adalah pembeli / konsumennya.
Contoh yang paling baik untuk Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini adalah:
keberhasilan penduduk menjadi wiraswasta tambang timah (pengusaha TK mini), harga
timah rakyat menjadi tinggi ketika pembelinya bukan hanya PT.Timah saja, adanya
perusahaan-perusahaan Smelter swasta telah menyebabkan meningkatnya jumlah
konsumen / pembeli.
Meningkatnya penghasilan rakyat dari sektor timah jelas meningkatkan konsumsi
domestik, dan peningkatan konsumsi domestik yang kuat diharapkan dapat menjadi
lokomotif pertumbuhan penjualan keluar pulau belitung (export) untuk produk-produk
pertanian maupun hasil budidaya perikanan dan peternakan. Hal ini disebabkan
terjadinya peningkatan jumlah wiraswasta untuk memenuhi meningkatnya jumlah
permintaan komoditi-komoditi tersebut. Hal yang sama dengan sektor pariwisata, adalah
peningkatan turis-turis lokal jelas menjadi lokomotif kemajuan penanaman modal di
bidang pariwisata , yang pada akhirnya menjadikan Bangka Belitung memiliki fasilitas

11
pariwisata yang dapat dijual ke manca negara.

Petani Lada pernah menjadi lokomotif kemajuan ekonomi di Bangka Belitung, untuk itu
kita perlu mendorong sebanyak mungkin rakyat menjadi petani lada kembali yang
berhasil. Untuk itu pemda perlu membantu petani :
• Menyediakan lahan, serta menyediakan surat keterangan tanah/sertifikat
(yang mana akan menghasilkan PAD karena dikenai juga Pajak Bumi dan
Bangunan).
• Memberi informasi harga pasar dunia, cuaca dan prediksi harga 2 sampai
3 tahun ke depan.
• Membuat peraturan untuk perijinan pemanfaatan air sungai,sehingga mutu
air sungai tetap terjaga untuk mencuci/merendam lada untuk mencapai
kualitas terbaik.
• Memberikan penyuluhan manajemen arus kas pasca panen dan
penempatan investasi yang menguntungkan (selain deposito dan surat
berharga lainnya, misalnya asuransi jenis multiguna/multiproduk), serta
pentingnya jaminan hari depan dengan menyekolahkan anak dan
berasuransi.
• Mendatangkan/ melakukan kerja sama teknologi dengan Cina maupun
Vietnam yang dapat meningkatkan produktifitas pohon lada bagi petani di
Bangka Belitung.

Kami yakin dengan keberhasilan wiraswasta dari petani lada tersebut akan
melahirkan wiraswasta baru untuk mendukung penyediaan keperluan industri /
pelabuhan bebas karena tersedianya modal dari kemampuan rakyat itu sendiri.
Untuk mengantisipasi lahan bekas penanaman lada diusulkan untuk kerjasama
dengan perkebunan sawit PMA maupun PMDN. Perkebunan sawit menyediakan
bibit yang ditanam di kebun lada yang telah berusia 3 tahun dengan pola
tumpangsari.
Setelah lada memasuki tahun ke 6 (tua dan mati), pohon sawit sudah mulai
berbuah. Lahan bekas kebun lada telah berubah menjadi lahan kebun sawit, hasil
panen buah sawit di jual ke pabrik CPO (minyak sawit) milik swasta dengan
mengikuti fluktuasi harga pasaran minyak CPO yang di putuskan secara bersama
antara KUD, wakil petani, dinas perkebunan dan pemilik pabrik CPO/sawit.
Pemda bisa mempertimbangkan untuk memiliki sebuah BUMD di bidang pabrik
kelapa sawit (PKS) jika kebun rakyat hasil konversi lahan bekas kebun lada telah
mencapai luas di atas 4.000 ha di tiap kabupaten, maka ditiap kabupaten bisa
berdiri 1 PKS.
Bagi rakyat yang tidak menginginkan sawit, kita berikan bantuan bibit karet
dengan harga 50% untuk ditanam di belakang rumah atau di bekas-bekas kebun
lada yang telah berusia 3 tahun maupun bekas-bekas kebun lama.

Salah satu bantuan Pemda kepada usaha skala kecil dan menengah adalah Dana
Bergulir, yang perlu diperbaiki adalah transparansi (baik dalam jumlah dana yang
tersedia maupun persyaratan yang dipakai dalam memberikan dana bergulir

12
tersebut). Selain itu diperlukan adanya jaminan atas dana yang diterima, hal ini
untuk mewujudkan prinsip kehati-hatian dan tanggung jawab penerima bantuan
demi untuk mewujudkan azas keadilan bagi yang belum mendapat giliran atas
dana tersebut.
Untuk itu Pemda perlu menganggarkan untuk PRODA baik di tingkat I maupun
tingkat II bagi pelaku usaha kecil menengah maupun nelayan atau petani yang
tidak mampu/ belum memiliki jaminan untuk berusaha.
Kondisi alam di Bangka Belitung memungkinkan rakyat mendapatkan
penghasilan tambahan dari alam (seperti timah, hasil laut, maupun bercocok
tanam), dan yang terpenting adalah semangat berusaha dan kerja keras. Untuk
memulai usaha bertani lada yang dibutuhkan adalah adanya jaminan penghasilan
bulanan untuk membeli beras dan membeli pupuk sampai masa panen.
Hal yang paling mudah ditempuh bagi rakyat adalah bekerja di industri/investor
dengan jam kerja 8 jam/hari dan lokasi kerja tidak jauh dari rumah/lahan untuk
berkebun lada. Yang perlu didorong Pemda kepada pengusaha adalah
memperhatikan hak pegawainya, serta meningkatkan kewajiban /kemampuan
kerja pegawainya sehingga layak dibayar 1,5 x sampai 2 x Upah Minimum
Regional. Hal ini bisa dilakukan oleh pengusaha tanpa menaikkan biaya produksi
jika tingkat produktifitas pegawai bertambah (misalnya untuk pekerjaan tertentu
yang membutuhkan 6 orang, seiring dengan meningkatnya ketrampilan dapat
dilakukan oleh 3 orang) , jadi perusahaan tetap mengeluarkan jumlah gaji yang
sama untuk produktifitas yang meningkat. Pemda harus berani tidak melakukan
pungutan liar/ sumbangan jenis apapun kepada pihak pengusaha dengan imbalan
pengusaha harus meningkatkan keterampilan pegawainya agar layak dibayar di
atas UMSK.
Pemerintah harus segera merevitalisasi maupun mendirikan balai-balai latihan
kerja dengan dana APBN maupun APBD, disamping itu balai latihan industri
harus didirikan juga. Fasilitas gedung bisa memanfaatkan semua asset-aset ex PT
Timah berupa bengkel maupun kantor dan wisma yang telah ditelantarkan. Pihak
PT Timah bisa menghibahkan ke pemda maupun menjualnya sesuai dengan nilai
buku BUMN tersebut kepada Pemda tingkat II.

Rakyat yang bekerja di perkebunan sawit maupun di industri diharapkan


memperoleh pengalaman yang pada akhirnya digunakan sebagai modal ketika
terjun menjadi wiraswasta-wiraswasta kecil dan menengah, baik sebagai petani
sawit, maupun pengusaha di bidang jasa.

III.4. Menjadikan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Kawasan


Industri, Pariwisata dan Kelautan-Perikanan secara terpadu.

Misi ini diilhami dengan keberhasilan Singapura yang walaupun tidak memiliki sumber
air tawar yang cukup dapat menjadi pusat industri, Pariwisata dan Pelabuhan dunia untuk
kawasan Asia tenggara dan Asia Pasifik.
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung misalnya di Belinyu Bangka dan desa Air Kelik
Belitung Timur dapat dijadikan pusat kawasan industri hilir dari minyak sawit (CPO)

13
dan pusat penyimpanan dan distribusi minyak sawit (CPO) hasil seluruh pabrik di
Belitung ke seluruh dunia (export).
Pada tiap kabupaten / kotamadya harus didirikan kota terpadu mandiri (KTM) yang
berfungsi menampung hasil produksi dari daerah-daerah sekitarnya , sekaligus menjadi
pusat perdagangan grosir maupun eceran hasil-hasil produksi tadi. Lokasi KTM ini juga
didisain menjadi tempat pariwisata dan tempat para pelaku UMKM melakukan usahanya.
Kawasan industri dengan dermaga Internasional juga harus dibangun, dalam hal ini
misalnya : Di Medan ada KIM (Kawasan Industri Medan), maka di Bangka Belitung
akan ada KIAK (Kawasan Industri Air Kelik) yang terletak di kabupaten Belitung Timur
sebagai daratan terdekat dengan ALKI (alur layer kapal Internasional) I. Pelabuhan yang
lain menjadi pelabuhan pengumpan ke dermaga KIAK. Disamping itu ekspor dari pulau
sumatera bagian timur dan Kalimantan barat dan selatan akan memanfaatkan pelabuhan
KIAK ini.
Kawasan industri yang dapat dibangun adalah pusat pengolahan perikanan konsumsi laut
dan tawar di tiap kabupaten. Pelabuhan KIAK menjadi pusat ekspor perikanan (ikan hias
dan konsumsi) Indonesia barat ke pasar China dan India secara khusus.
Jadi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ditargetkan dalam jangka pendek dapat
mengambil alih porsi fungsi industri dan pelabuhan Singapura untuk pasar Indonesia, dan
dalam jangka panjang dapat menjadi pesaing Singapura dan Johor Malaysia dalam
melayani pasar Asia Tenggara dan Asia Timur Jauh. Dalam hal pariwisata Bangka
Belitung akan menjadi tujuan lanjutan setelah Singapura dan Malaysia (dengan
menjadikan rute penerbangan Singapura-Bangka/Belitung-Jakarta dan Kuala Lumpur-
Bangka/Belitung-Jakarta).
Kedua pulau Bangka dan Belitung harus dibangun fasilitas pelabuhan penumpang yang
bertaraf internasional dan pelabuhan udara yang dapat disinggahi oleh pesawat sekelas
boing 747 seri 400.

III.5. Mengelolah sumber daya alam dengan konsep jangka panjang dan
berwawasan lingkungan.

Dalam mengelolah sumber daya alam selalu memiliki ekses kerusakan lingkungan (dari
tingkat pencemaran/kerusakan ringan sampai kerusakan berat). Untuk itu setiap jaminan
biaya rekramasi yang harus dibayar oleh semua pemegang ijin Penambangan Daerah
(SIPD) harus betul-betul diaudit secara rutin.
Konsekuensi bagi pengusaha pertambangan yang tidak melakukan reklamasi bukan
hanya mencairkan uang jaminannya, tetapi juga memasukkan mereka dalam daftar hitam
untuk mendapatkan ijin pertambangan di seluruh Bangka Belitung.
Untuk dapat mencapai misi ke 5 ini maka diperlukan pencapaian keempat misi di
depannya, hal ini disebabkan kesulitan yang paling besar adalah mengatasi penambangan
timah-timah secara liar oleh rakyat. Jika tidak diijinkan , rakyat kesulitan mencari
nafkah (sebagian perekonomian di Belitung digerakkan oleh penghasilan sektor ini).

Untuk mengatasi pasca penambangan, yang perlu dilakukan adalah reklamasi lahan
tailing dengan pohon jambu mete dan pohon jarak yang dapat menjadi penghasilan
tambahan rakyat maupun Pemda dan desa.

14
Khusus untuk pohon jarak, diharapkan hasil penghijauan di ex pertambangan dapat
menjadi sumber minyak kebutuhan rumah tangga rakyat untuk mengganti minyak tanah.
Jika hal ini terwujud, pemerintah propinsi akan mengajukan kepada pemerintah pusat
menyetop biaya subsidi minyak tanah ke propinsi BABEL dan mengalokasikan uang
tersebut ke dana alokasi khusus ke propinsi BABEL yang dapat digunakan untuk
program pendidikan dan penguatan modal UMKM.

Disepanjang jalan propinsi di tiap kabupaten akan ditanami pohon buah-buahan seperti
pohon mangga yang akan menjadi sumber penghasilan rakyat sekaligus tempat
agrowisata dan pohon peneduh yang baik di sepanjang jalan utama.
Disetiap halaman belakang rumah yang tidak memiliki pohon buah2an disediakan bibit
pohon karet untuk ditanam, sehingga setiap kepala keluarga akan memiliki penghasilan
tetap setiap hari di belakang rumahnya.

Selain penghijauan dengan jambu mete dan pohon jarak, adanya penyediaan lapangan
kerja dan banyaknya rakyat yang menjadi wiraswasta di bidang perkebunan, sebagai
penunjang industri pariwisata, pemasok di kawasan industri maupun usaha di bidang
perikanan, maka rakyat akan bisa menerima kehidupan yang mengandalkan sumber daya
alam dengan konsep jangka panjang dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian
kehidupan rakyat Bangka Belitung tidak akan bergantung lagi kepada tambang-tambang
timah demi menjaga kelestarian lingkungan yang ada.
( rakyat akan bisa mengerti jika dijabarkan bahwa keuntungan pemanfaatan tanah di luar
tambang timah akan jauh lebih menguntungkan dan bersifat jangka panjang).
Khusus untuk hutan lindung akan dilakukan penegakan hukum yang tegas bagi penebang
liar di hutan lindung tanpa terkecuali dan penanaman kembali pohon-pohon di areal hutan
lindung.

15
BAB IV
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan kelima aspek misi di atas, diperlukan garis-garis kebijakan yang
jelas, agar semua Kepala Dinas dan staf di Pemda Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
dengan jelas dan tepat dalam mengambil keputusan untuk mewujudkan kelima aspek
misi yang telah ditetapkan.
Kebijakan-kebijakan yang tepat sekalipun dalam pelaksanaanya tidak sempurna, rakyat
masih dapat menikmati kesejahteraan, tetapi kebijakan yang salah, sekalipun dijalankan
dengan sempurna, rakyat tetap akan miskin.

Kebijakan-kebijakan yang akan diambil sebagai berikut (urutan nomor tidak


menunjukkan skala prioritas pelaksanaan):

4.1. Kebijakan khusus atas mineral golongan C.

Dalam jangka pendek PAD Pemda masih mengandalkan hasil timah dan mineral
golongan C, maka penulis akan memberikan perhatian khusus untuk kebijakan yang akan
diambil dalam mengelolah mineral golongan C ini.
Yang mau dibicarakan disini adalah pendataan seluruh lahan dan pemegang ijin serta
pasar yang disuplai. Hal ini untuk mencegah terjadinya perusakan harga dengan kerugian
habisnya mineral golongan C tanpa memberi sumbangan yang berarti kepada Pemda dan
masyarakat. Artinya ada seleksi ketika sebuah ijin diajukan, bukan dengan mudah
diberikan sebuah ijin, jika pada akhirnya akan merusak harga dan merugikan semua
pihak.
Untuk investor yang bersedia menginvestasikan modalnya dalam mengolah sumber daya
alam yang selama ini diangkut, perlu diberikan proteksi/jaminan tidak akan diberikan ijin
kepada pihak pengusaha lain untuk kebutuhan pasar/pembeli yang sama. Investor harus
bersedia memberikan surat jaminan bahwa investasinya bukan untuk merebut
pasar/pembeli yang sudah diusahakan oleh investor pertama. Hal ini dilakukan mengingat
kita juga mengalami persaingan dengan daerah lain bahkan dengan negara lain, jadi
sesama pengusaha daerah harus kompak dalam berusaha sehingga seluruh kekayaan
sumber daya alam dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Biaya produksi perusahaan di lokasi dengan infrastuktur baik jelas lebih murah (dari segi
sumber daya keuangan, pemeliharaan, penyewaan alat, transportasi, komunikasi, maupun
tenaga kerja trampil jelas lebih mudah diperoleh).
Salah satu contohnya adalah kaolin, secara proses produksi kaolin tidak dapat diangkut
begitu saja (bukan lempung kaolin/clay). Akibatnya dibutuhkan pabrik pengolah sampai
bisa menghasilkan tepung kaolin. Pada awalnya pabrik kaolin didirikan memberikan
keuntungan besar, lalu pengusaha lain langsung ikutan berinvestasi (secara naluri bisnis
pengusaha lebih cenderung meniru dan melihat keberhasilan orang lain sebelum masuk
ke suatu bisnis), akibatnya terjadi kelebihan pemasok atas kebutuhan pasar tepung kaolin,
lalu sesama pengusaha saling melakukan dumping (membanting harga) untuk
menyelamatkan perusahaan. Khusus untuk kaolin memang pernah dibuatkan asosiasi,

16
tetapi karena asosiasi didirikan dengan latar belakang kekuasaan dan mengeruk kekayaan
saja, maka asosiasi ini malahan menambah beban biaya pemasaran.
Pasir kwarsa juga mengalami “pengrusakan harga” yang hebat, karena terlalu banyaknya
ijin yang dikeluarkan dan adanya investor-investor broker yang hanya menjual ijinnya
saja, apalagi adanya oknum pejabat yang menintipkan saham / komisi konsong di
dalamnya.

4.2. Kebijakan terhadap bidang pertanahan.

Lahan-lahan yang memiliki SKT tetapi tidak dikelolah sesuai dengan peruntukannya
akan dikenakan PBB (pajak bumi bangunan) 2 kali lipat.
Untuk yang tidak mendaftar ulang SKT yang dimiliki/lahan bukan perumahan yang tidak
dikelolah, akan dikembalikan menjadi tanah negara (dibuatkan perda ).
Perlu dibuat Perda anti eksploitasi tanah, jika tanah dimiliki untuk tujuan spekulasi,
Pemda berhak menyita untuk merubahnya menjadi tujuan produktif.
Setiap jengkal tanah yang dimiliki oleh masyarakat harus dapat diupayakan untuk
pengembangan bidang Usaha baik itu pertanian/perkebunan maupun untuk UMKM
lainnya, pemda akan melakukan penyuluhan dan bantuan pengadaan bibit dan pelatihan.
Keberadaan dan fungsi dinas pertanian harus mendapat perhatian khusus dalam
memanfaatkan lahan yang dimiliki oleh penduduk.
Pemda akan memberikan bantuan bibit kelapa sawit dan karet yang siap ditanam dengan
cara menjual dengan separoh harga.

4.3.. Kebijakan terhadap bidang pertanian.

Mengembangkan/Memprioritaskan pertanian dengan tanaman padi organik di lokasi yang


cocok di tiap kabupaten, seperti di danau nujau Kecamatan Gantung Belitung Timur dan
Kabupaten Bangka Selatan.
Selain padi harus diusahakan tanaman pertanian lainnya seperti bawang sayuran dan
sebagainya. Hal ini perlu dilakukan koordinasi secara terpadu dengan Pemda TK.II dan
mungkin juga dengan departemen pertanian di Jakarta terutama pembangunan sarana
irigasinya.
Disamping itu juga dikembangkan sayuran dan buah-buahan organik. Pemda akan
mengusahakan program penanaman sayuran maupun buah-buahan untuk menunjang
kebutuhan kawasan-kawasan industri / pariwisata dan kebutuhan kapal-kapal kargo yang
berlabuh di pelabuhan-pelabuhan Bangka Belitung.

4.4. Kebijakan terhadap bidang kehutanan.

Yang perlu dibahas disini dan menarik adalah masalah kayu/hutan lindung. Kita semua
menyadari bahwa hampir tidak ada lagi kayu yang dapat diperoleh untuk pemakaian
penduduk dari lokasi hutan Area penggunaan lain (APL), yang terjadi adalah
pengambilan sebagian besar kebutuhan kayu dari kawasan hutan (lindung dan produksi).
Untuk itu dinas kehutanan harus melakukan kalkulasi seberapa banyak potensi hutan
yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan daerah termasuk hutan lindung
( kayu yang dipakai sekarang ini sudah berasal dari hutan lindung?). Pemda Propinsi akan

17
mengusulkan ke departemen kehutanan agar sebaiknya membuat legalisasi atas kayu-
kayu tersebut dengan memungut bea bagi kas pemda untuk setiap kayu yang dicap
(legalisir), tentu saja bukan berarti seluruh hutan lindung boleh dibabat. Dinas kehutanan
dituntut professional , satu pihak melindungi hutan lindung, satu pihak mengijinkan hutan
lindung dimanfaatkan bagi kebutuhan lokal dengan mengenakan bea yang cukup tinggi
(agar harga kayu dari daerah lain bisa lebih murah serta mendorong investor untuk
melakukan investasi penanaman hutan kembali). Sanksi berat diberikan bisa berupa
penggantian uang 1000% dari nilai resmi, atau kewajiban tanam 10.000 pohon (dirawat
sampai 2 tahun) untuk tiap batang yang diambil jika diketahui ada pemakaian kayu yang
tidak ada tanda cap (legalisasi). Bagi aparat/pejabat yang terlibat diumumkan dikoran dan
dikenakan sanksi pemecatan, dan dituntut secara pidana.
Di samping itu perlu mendorong pihak swasta/investor melakukan investasi di bidang
Hutan Tanaman Industri ataupun menanam pohon kebutuhan bangunan. Pemda akan
memberikan kemudahan dan berusaha mendapatkan dana hibah / pinjaman lunak dari
negara-negara Eropa ataupun badan dunia seperti PBB. Jika tidak ada investor yang
berminat, maka Pemda harus menganggarkannya dalam APBD dan melibatkan rakyat
serta dana APBN untuk melakukan gerakan penghijauan di kawasan hutan lindung dan
produksi yang telah ditetapkan sesuai RT RW tiap kabupaten/kotamadya.
Pemda akan menghitung lahan hutan lindung yang tersedia dengan ijin jumlah
penebangan dan jumlah yang harus ditanam kembali dengan siklus 20 tahun (untuk kayu
bangunan) dan 7 tahun (untuk kayu industri). Jadi di dalam hutan lindung juga akan
dilakukan penebangan sistim pilih dengan cara menentukan diameter pohon yang boleh
di tebang dan jarak terdekat antara satu pohon dengan yang lainnya (agar pohon dapat
tumbuh dengan sehat).
Dengan demikian, kita bisa memanfaatkan sumber daya alam untuk pembangunan dan
dengan menekan seminimal mungkin kerusakan yang timbul, serta tetap menjaga
pelestarian hutan lindung (baik yang sudah ada maupun tanam baru).

4.5. Kebijakan terhadap bidang kesehatan masyarakat.

Bantuan-bantuan alat kesehatan maupun obat-obatan baik dari luar negeri maupun
pemerintah pusat disebar luaskan secara transparan di kantor-kantor desa dan puskesmas-
puskesmas yang ada.
Jumlah pasien yang diterima berobat per hari diumumkan di papan pengumuman
puskesmas.
Disetiap puskesmas harus berfungsi seperti rumah sakit type D, sehingga warga yang
membutuhkan pelayanan tidak akan menghabiskan biaya transportasi dan akomodasi
yang tinggi karena masih berdekatan dengan tempat tinggalnya.

Setiap kepala RT bertanggung jawab untuk melaporkan warganya yang tidak sehat dan
perlu mendapatkan pemeriksaan kepada puskesmas / pustu terdekat melalui ketua RW
nya.
Proyek-proyek khusus bantuan hibah atau pinjaman lunak dari negara-negara sahabat
disebar luaskan informasinya kepada masyarakat baik melalui radio maupun pemancar
mini televisi milik Pemda / swasta.

18
Segala biaya pengobatan maupun pemakaian ambulans dapat diperoleh dengan gratis
(baik melalui program PT.Askes maupun dari APBD).
Rumah sakit umum dan puskesmas akan menjadi sumber PAD yang besar, karena setiap
rakyat yang berobat selain tidak bayar juga mendatangkan pemasukan bagi daerah karena
dibayar oleh pihak asuransi swasta maupun oleh PT.ASKES.
Tentu saja para wisatawan dan pekerja dari luar BABEl dan penduduk dari propinsi lain
akan berobat ke BABEL jika memiliki pelayanan kesehatan yang bertaraf nasional dan
Internasional.
Segala program-program kesehatan masyarakat dan pemberantasan penyakit menular
harus terlaksana di seluruh wilayah propinsi BABEL..
Kepada seluruh tenaga medis dari dokter hingga pegawai yang berhubungan dengan
kesehatan diberikan tunjangan khusus yang dihitung berdasarkan jumlah pasien yang
dilayaninya.
Jika terjadi penyimpangan, dokter puskesmas maupun kepala dinas kesehatan akan
diberikan sanksi pemberitaan di media massa sampai dilakukan pemecatan.

4.6. Kebijakan terhadap bidang perikanan.

Belitung telah dijadikan Kawasan etalase perikanan kawasan Barat Indonesia, untuk itu
diperlukan dana-dana pendamping dari APBD untuk merealisasikan proyek-proyek yang
dananya disediakan oleh Pusat (Departemen Kelautan dan Perikanan / DKP).

Dinas perikanan perlu memiliki alat laboratorium uji mutu yang baik (bisa minta hibah
dari negara Jepang / Korea atau bantuan pusat), sehingga bisa membantu para nelayan /
pengusaha ikan menyediakan daging ikan bermutu tinggi kepada pembelinya.

Segera merealisasikan pelelangan ikan untuk meningkatkan taraf hidup nelayan sekaligus
meningkatkan PAD dari sektor perikanan.

Pemanfaatan kolong-kolong bekas tambang timah untuk budidaya ikan darat serta
pemanfaatan pulau-pulau kecil di sekitar pulau Belitung untuk mengembangkan
budidaya ikan laut seperti krapu, dan lain-lain. Balai Benih Ikan yang didirikan
diharapkan dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat bermanfaat bagi rakyat yang
berminat mengembangkan usaha budi daya ikan air tawar.

Disetiap kabupaten yang potensial dilalui kapal pelayaran Internasional akan dijadikan
pelabuhan khusus ekspor perikanan (konsumsi dan hias) dengan fasilitas penunjang
seperti pabrik es, pelelangan ikan, industri pengolahan hasil laut dan pabrik tepung ikan
secara terpadu lengkap dengan perumahan para nelayan.
Pihak Pemprov juga akan melakukan percontohan usaha-usaha budidaya baik dari segi
teknis maupun bisnis di tiap kabupaten, sehingga masyarakat dengan mudah bisa
melakukannya (tinggal mengikuti yang telah ada) ,hal ini akan menghindari kerugian dan
kegagalan budidaya oleh rakyat.

4.7. Kebijakan terhadap bidang pariwisata.

19
Berikut ini adalah cuplikan berita di Koran:
"Di Amerika serikat jumlah pengeluaran untuk keseluruhan pemancing pada tahun
2001 adalah 35 milyar dollar AS.Rata-rata setiap pemancing mengeluarkan 1.046
dollar atau sekitar Rp.10 juta per tahun. Tidak heran kalau kemudian kegiatan
memancing dianggap sebagai sebuah bisnis yang menggiurkan di Amerika, bahkan
elbih prospektif daripada bisnis berburu (hunting) atau rekreasi melihat/memotret
kehidupan alam dan burung liar (wildlife and bird watching).Di Australia bahkan
pengeluaran untuk kegiatan ini nilainya melebihi pengeluaran di kasino dan semua
jenis olahraga lainnya, termasuk balap kuda dan balap anjing. Disamping itu kegiatan
ini juga mampu menyerap 42.000 tenaga kerja langsung dan 40.000 tenaga kerja
tidak langsung. …….. …
Pengeluaran dari hobi yang satu ini menurut catatan
Biro Statistik Australia tahun 1999 mencapai 2,9 millyar dollar Australia, yang
dipergunakan untuk pembelian ril penggulung, joran, kail, umpan, buku-
buku/majalah, keanggotaan klub, dan lomba.Termasuk juga disini adalah biaya
perjalanan, akomodasi, sewa kapal,bahan bakar, dan lain-lain.(Kompas,Sabtu 3
Agustus 2002,Wisata).
Hal di atas akan menjadi sangat potensial jika dikembangkan di Belitung, apalagi jika
rencana Belitung sebagai etalase perikanan kawasan Barat Indonesia.
Kita perlu mengembangkan pariwisata yang unik dan terfokus, selain pemandangan yang
indah dan suasana yang damai, kita juga memfokuskan diri pada wisata bahari .
Untuk membangun industri Pariwisata di seluruh kawasan Bangka Belitung diperlukan
pembangunan kawasan wisata utama terlebih dahulu sebagai lokomotifnya, untuk itu
daerah yang akan dikembangkan adalah Kawasan wisata pantai dan pulau-pulau .
Keberhasilan kawasan wisata ini pasti akan mendorong pengembangan ke seluruh
kawasan wisata / daerah potensial wisata lainnya di seluruh Bangka Belitung lainnya.

4.8. Kebijakan terhadap bidang pertambangan.

Dalam hal ini khusus mengenai penambangan timah secara TK mini/ rakyat.
Pemerintah perlu turun tangan kerja sama dengan PT.Timah dan perusahaan-perusahaan
smelter dalam mengantispasi kerusakan alam dan pencemaran air-air sungai.
Kerja sama bisa dilakukan berupa pemungutan uang hasil jual timah ke PT.Timah dan
perusahaan smelter yang diperuntukkan untuk reboisasi lokasi bekas tambang rakyat
tersebut.
Dalam hal ini perlu negosiasi dengan PT.Timah dan perusahaan smelter dengan
memperhatikan faktor bisnis dan perundang-undangan yang berlaku.
Pemda akan melakukan penghijauan dengan cara menanam pohon jambu mete bukan
pohon akasia atau jenis lainnya.

Kepala desa bertugas mengawasi lokasi-lokasi yang ditambang oleh rakyat dan
mendaftarkan lokasi tersebut ke Pemda (dinas pertambangan).

Pemerintah provinsi harus membuat ketetapan harga beli timah rakyat berdasarkan
kesepakatan tripartit (pihak smelter, asosiasi TI , dan pemerintah) dalam menentukan
harga timah rakyat sesuai dengan harga timah dunia dan kurs US dollars. Hal ini seperti
penetapan harga TBS rakyat (Tandan Buah Segar hasil perkebunan sawit rakyat/plasma)
sawit yang harganya ditetapkan setiap bulan oleh Gubernur.

20
Dibangka Belitung masalah timah rakyat dapat kita analogikan seperti inti plasmanya
perkebuanan sawit. Jadi Gubernur harus membuat surat keputusan harga beli timah
rakyat (TI) yang dievaluasi setiap bulannya.

4.9. Kebijakan terhadap bidang pendidikan.

Sejarah dunia telah nyata memberi bukti, negara dengan sumber daya manusia yang
unggul /tangguh jauh lebih berhasil dari pada negara dengan sumber daya alam yang
unggul.
Untuk itu target kurikulum pendidikan kita harus menekankan kepraktisan untuk siap
bekerja dan kemampuan berbahasa Inggeris (minimal mempermudah investor
melakukan training dan komunikasi). Jika memungkinkan untuk kondisi kita, bahasa
Mandarin/Cina juga bisa dijadikan bahasa kedua, mengingat besarnya kemungkinan
investor/pemakai jasa pelabuhan kita adalah dari negara-negara Asia yang menggunakan
bahasa Mandarin, dan diprediksi oleh para ekonom bahwa Tiongkok akan menguasai
perdagangan dunia di abad 21 ini.
Salah satu faktor yang membuat negara Cina /Tiongkok dapat menguasai perdagangan
abad 21 ini adalah faktor pendidikan. Sejak 2800 tahun yang lalu Cina telah mengikuti
ajaran Kong Hu Cu yang berkata “ YIU Ciao WU Lei” (kalau ada pendidikan, tidak
boleh ada pengelompokan. Artinya: Pendidikan itu tidak boleh diskriminasi), semua
orang harus berhak memperoleh pendidikan tanpa memandang latar belakang status
sosialnya. Untuk itulah di Bangka Belitung semua orang harus mengecap pendidikan
tanpa terkecuali. Pemda berkewajiban menjamin hal ini terlaksana.
Program yang harus dilakukan di seluruh propinsi dari tersedianya pendidikan anak usia
dini (PAUD) sampai program wajib belajar 12 tahun, dan adanya beasiswa penuh untuk
kuliah bagi 10 orang di tiap-tiap kabupaten/kota.
Pendidikan tidak akan jalan kalau mutu pendidik dan tenaga kependidikannya tidak baik,
karena itu pembinaan dan sistim penilaian dan pemberian tunjangan harus dilakukan
sesuai dengan kinerja para pendidik tersebut.
Penyelenggaraan Pendidikan non formal oleh yayasan-yayasan dan pihak swasta harus
didukung penuh oleh pemda dalam segi perijinan dan perlindungan hukumnya.
Sistim pendidikan berbasis internet harus terpasang minimal di tiap kecamatan yang
akhirnya di tiap desa pada seluruh propinsi BABEL.

Salah satu faktor yang menarik investor menanamkan modalnya adalah tersedianya
tenaga kerja yang trampil. (contoh sederhana:tersedianya tenaga kerja yang memiliki
kemampuan bahasa Inggeris/Mandarin lebih disukai investor, karena jika diadakan
training keperusahaan induk maupun membuat laporan ke atasan tidak ada hambatan
bahasa). Kita juga bisa melakukan pendidikan dengan cara mendukung pembentukan
balai-balai latihan yang didirikan oleh investor mampu (minimal untuk melatih
karyawannya sendiri dan diterbitkan sertifikat kerja sama dengan dinas tenaga kerja
Pemda), bisa juga dijadikan lahan praktik bagi siswa-siswa sekolah.
Pemda dapat melakukan kerja sama dengan industri pariwisata untuk mendirikan sekolah
kejuruan yang mengajarkan bidang bahasa Inggeris-Mandarin, computer (Microsoft

21
word, excel, power point), musik-budaya, ilmu berdagang (berhitung), penyedian
souvenir serta ilmu perhotelan (pelayanan , makanan, pemandu wisata).

4.10. Kebijakan terhadap bidang Agama & Kepercayaan.

Penulis memiliki keyakinan di dunia dan di akherat hanya ada 1 Tuhan Allah yang
menciptakan dan berkuasa atas segala makhluk yang ada. Dengan dasar itu penulis
berkeyakinan jika Allah mau menjadikan seluruh umat manusia di dunia ini memeluk
satu dari beberapa agama yang dikenal oleh umatNya, tidak ada seorangpun berkuasa
menolakNya.
Untuk itu kebijakan yang akan diambil adalah membantu dan memberikan kebebasan
yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat pemeluk agama resmi di Indonesia untuk
mendirikan rumah ibadah, serta beribadah menurut ajaran agama maupun kepercayaan
yang mereka anut (sesuai dengan isi pasal 29 UUD 1945).
Menyediakan anggaran khusus dalam APBD dalam membantu guru-guru agama di
Madrasah-madrasah di setiap desa, sehingga setiap anak (khususnya pemeluk agama
Islam) dapat membaca Alquran dengan baik dan benar.
Untuk Bangka Belitung yang penduduk mayoritas beragama Islam sangatlah memerlukan
sebuah Islamic Centre yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Agama Islam.

Untuk dapat menyucikan hati nurani setiap manusia diperlukan cermin nurani, yakni
Firman Tuhan.
"Pendidikan hati nuranilah yang terpenting, jika hati nurani terdidik maka politik,
ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan akan berjalan dengan sendirinya"
(Toyohiko Kagawa, 1888-1960).

4.11. Kebijakan terhadap bidang lingkungan hidup.

Diperlukan pemberdayaan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di dalam pengawasan


lingkungan hidup. Pemda menjamin akan menegakkan pelanggaran atas lingkungan
hidup dengan hukum yang tegas dengan tidak membedakan pelanggarnya.
Prinsip penegakan hukum adalah tidak ada seorang manusiapun yang boleh berada di atas
hukum.

Pemda akan melakukan program penghijauan seluruh lahan bekas tambang dengan
menanam pohon jambu mete (baik bibit unggul maupun bibit lokal). Khusus sepanjang
jalan antar kecamatan akan dilakukan penanaman pohon akasia / sejenis yang bersifat
teduh (bisa juga dipertimbangkan dengan menanam pohon petai (bisa dimanfaatkan oleh
desa / rakyat).

4.12. Kebijakan terhadap desa dan masyarakatnya.

22
Kepala desa dan BPD diberikan pelatihan kewirausahaan, dengan harapan setiap desa
memiliki naluri dan mata bisnis di dalam mengelolah sumber daya alam yang dimiliki di
wilayahnya.
Masyarakat dilibatkan di dalam menjaga kebersihan dan keindahan desanya (dengan
memberikan penghargaan tahunan berupa hadiah uang / piagam kepada desa dan
keluarga teladan dalam bidang kebersihan dan keindahan).
Pemda juga mengalokasikan biaya perawatan jalan (khususnya pembersihan parit/Bandar
kepada desa yang bersangkutan melalui Dana Alokasi Umum yang diserahkan kepada
desa).
Hasil dari penghijauan jambu mete diserahkan kepada setiap desa masing-masing
sebanyak 20 ha, dengan demikian diharapkan setiap bulan desa memiliki penghasilan dari
kebun jambu mete tersebut.

4.13. Kebijakan terhadap Informasi kepada masyarakat.

Memanfaatkan sarana di Gunung Tajam sebagai pusat komunikasi radio dan informasi
untuk seluruh Belitung (kerja sama dengan kabupaten Belitung Barat),dibuatkan radio
siaran dan televisi untuk manfaat pendidikan/pelatihan rakyat untuk menjalankan Usaha
Kecil dan Menengah , informasi pembangunan,radio komunikasi 2 arah (dengan radio
repeater), informasi harga sayur mayur, ikan, daging dan kebutuhan pokok lainnya, biaya
diusahakan melalui iklan produk/ sponsor dari perusahaan perkebunan/sawit, melalui
bisnis radio repeater untuk bisnis.

4.14.Kebijakan terhadap keluarga berencana/BKKBN.

Akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat, yang perlu kita tambahkan adalah program
asuransi pendidikan dan kesehatan keluarga yang bisa pemda selenggarakan dengan dana
masyarakat dan dana pemerintah pusat untuk program kesehatan masyarakat.
Keluarga yang mampu dianjurkan untuk memiliki anak sampai 4 orang.
Pemda akan melakukan kerja sama dengan perusahaan asuransi milik pemerintah atau
swasta untuk melakukan perhitungan kebutuhan minimal biaya asuransi jiwa sekaligus
pendidikan seorang anak sejak dari lahir (premi dihitung dari yang standar sampai dengan
yang dibayar hanya dalam 5 tahun dan yang dibayar sekaligus).

4.15.Kebijakan terhadap kontraktor dan pemasok Pemda.

Pemda akan dengan adil, terbuka dan tegas dalam menilai perilaku dari para kontraktor
dan pemasok di lingkungan pemda.
Pemda akan berfungsi sebagai orangtua bagi para kontraktor dan pemasok, yang
berkekurangan secara finansial dan pengetahuan akan dibantu oleh Pemda. Yang terbaik
akan semakin diberikan kontrak , yang tidak mau memperbaiki kinerjanya malahan akan
dikurangi sampai tahap tidak diberikan sama sekali. Pemda dalam hal ini akan
menjalankan prinsip yang banyak semakin banyak diberikan , dan yang sedikit akan
semakin sedikit diberikan, artinya: Yang berprestasi akan mendapatkan lebih banyak dari
pada yang tidak berprestasi.

23
4.16. Kebijakan terhadap pajak 10% hotel dan rumah makan.

Pajak yang paling sulit dipungut secara penuh adalah pajak 10% dari hotel , restoran /
rumah makan maupun café-café.
Untuk itu perlu dibuat suatu sistim yang dapat menggerakan seluruh masyarakat untuk
mengawasi dan dengan sukarela melakukannya.
Untuk itu perlu diberikan penghargaan / terima kasih pemda kepada rakyat yang telah
dengan suka rela membayar pajak 10% tersebut pada setiap transaksi yang mereka
lakukan.
Pemda akan mencetak kupon senilai Rp.20.000/ lembar yang akan dijual kepada hotel /
restoran/café (pemungut pajak) dengan nilai 10%nya (Rp.2000/lembar).
Setiap transaksi yang mencapai Rp.20.000,- maupun kelipatannya, kepada pelanggan
akan diberikan kupon tersebut.
Selanjutnya kupon tersebut bisa digesek (dengan tanda khusus) yang mana jika yang
beruntung akan mendapatkan kembalian uang sebesar yang tertera di dalam gesekan
kupon tersebut. Jika yang tidak beruntung, kupon ini akan diundi pada malam
menyambut tahun baru dengan hadiah – hadiah menarik, dan hadiah utamanya berupa
sebuah motor bebek.
Hal yang sama akan diterapkan ke semua warung-warung kopi yang bersedia mengikuti
program ini.
Kebijakan ini akan mendatangkan PAD tambahan milyaran rupiah per
kabupaten/kotamadya. Hal ini untuk persiapan menyongsong propinsi Bangka Belitung
menjadi kawasan industri dan pariwisata terpadu.

4.17. Kebijakan terhadap bidang perkebunan.

Yang perlu dikembangkan adalah lada, karet dan sawit yang sudah terbukti berhasil di
Bangka Belitung, yang masih banyak menjadi persoalan adalah system kebun
berpindahnya kebun lada oleh rakyat. Untuk hal itu perlu dipikirkan pola penanaman
sawit atau karet pada kebun lada yang telah berusia 4 tahun. Untuk itu perlu dilakukan
perda maupun penyediaan anggaran dalam APBD yang dapat mendorong rakyat dengan
sukarela melakukannya. Disamping itu setiap desa di siapkan tanah milik desa yang
ditanami kebun sawit (100 ha atau lebih) dengan pola kerja sama inti plasma dengan
perkebunan besar yang telah ada maupun yang baru mengajukan permohonan ijin usaha
perkebunan.
Dalam penyediaan sumber karbonat alternatif, perkebunan buah sukun bisa dilakukan
dengan pola pagar pada perkebunan sawit / lada yang telah ada, (dengan pola 20 pohon /
ha dengan jarak tanam 20 m / pohon).
Semua bentuk perijinan perkebunan sawit harus dalam bentuk plasma dengan jumlah
lahan inti yang seminimal mungkin.
Kebijakan lebih lanjut bidang perkebunan ini telah dijelaskan mendalam pada kebijakan
bidang pertanahan.

24
4.18. Kebijakan terhadap transmigrasi.

Pemda akan mendatangkan para transmigran dari luar Bangka Belitung bukan mengikuti
program pemerintah pusat saja, tetapi akan lebih diperhatikan pada faktor kebutuhan di
bidang tertentu.
Misalnya untuk mendukung program pencetakan sawah, Pemda akan mendatangkan para
transmigran dengan latar belakang petani sawah, jumlah yang didatangkan disesuaikan
dengan lahan sawah yang akan digarap dengan memperhitungkan jumlah penduduk lokal
yang berminat ikut menggarap sawah tersebut dan dengan memperhitungkan perluasan
lahan jika terjadi penambahan penduduk lokal yang tertarik di kemudian hari (setelah
melihat keberhasilan lahan tersebut). Percetakan sawah jika tidak dapat memberikan hasil
yang optimal dari lahan sawah tersebut, sebaiknya dihentikan / diganti dengan komoditas
lainnya.
Untuk mendukung perkebunan sawit, jika kebutuhan tenaga kerja di sawit tidak dapat
dicukupi oleh tenaga kerja lokal (baik dari jumlah atau ketidak bersediannya tenaga kerja
lokal di lahan sawit), maka Pemda akan mendatangkan transmigran dengan latar
belakang petani sawit.

4.19. Kebijakan terhadap Pegawai Negeri Sipil.

Seleksi pegawai negeri sipil dilakukan dengan cara memberi kesempatan pertama
kepada pegawai honorer / kontrak di Pemda, (misalnya: diberikan masa ujian masuk 3 x ,
jika gagal kontrak akan diputus, maksimum kontrak adalah 2 tahun untuk pegawai
honorer).Untuk pegawai yang melakukan pelanggaran korupsi atau melakukan pungutan
liar akan dikenakan sanksi tegas berupa pemecatan.
Pemda akan menanggung kebutuhan kesehatan, jaminan pendidikan anak-anak dan lahan
untuk perumahan bagi pegawai tetap Pemda.
Untuk karyawan yang kurang kinerjanya, diberikan alternatif pilihan berupa pensiun dini
yang dihitung sesuai dengan nilai swasta atau diberikan pelatihan untuk memperbaiki
kinerja, jika tetap tidak dapat meningkat kinerjanya, maka dilakukan tindakan
pemecatan / pemutusan hubungan kerja.
Kebijakan mengenai disiplin dan pengaturan jabatan telah diuraikan cukup jelas di dalam
penjelasan misi ke 1. Menjadikan pemerintahan daerah yang professional, jujur dan
berwibawa dalam era otonomi daerah.

4.20. Kebijakan terhadap Koperasi/usaha kecil/LSM.

Pemda harus mengidentifikasi usaha-usaha kecil / koperasi / LSM yang ada di wilayah
Bangka Belitung. Identifikasi yang dilakukan adalah dalam bidang usaha dan karakter
pengurusnya. Bagi yang memiliki usaha yang baik dan manajemen yang baik akan
dibantu serta di publikasikan sampai tingkat desa (di kantor-kantor desa), sedangkan yang

25
tidak akan dilakukan pelatihan baik dalam manajemen maupun ketrampilan
kewiraswastaan dalam melihat peluang yang ada di desanya.
LSM yang jujur dan tidak berafliasi dengan partai politik didukung untuk melakukan
pengawasan atas kinerja Pemda, LSM yang berubah fungsi menjadi calo / jasa pengurus
proyek di Pemda harus diumumkan, bila perlu dilakukan proses pengadilan untuk
membatalkan ijinnya.

Setiap bantuan keuangan bagi organisasi masyarakat / LSM diberikan secara transpraran
sesuai dengan kemampuan yang telah disediakan dalam APBD.

Pemda menyiapkan anggaran kredit bunga murah (50% dibawah bunga bank sumsel)
dalam APBDnya, cara penyaluran dan badan yang akan dipakai disesuaikan dengan
aturan yang berlaku.

4.21.Kebijakan terhadap bidang Industri Agro.

Khusus untuk investor yang telah menanamkan modalnya di bidang ini (kebun sawit dan
industri CPOnya) harus kita hargai, bantu kemudahan dan dukung usaha mereka,
sehingga industri hilir dari CPO sawit dapat terus didirikan oleh mereka.
Khusus untuk kelapa sawit Pemda bisa memberikan insentif dan proteksi khusus berupa
hak lahan bagi investor yang bersedia mendidik dan membiayai karyawannya menjadi
petani kelapa sawit.
Para investor kebun sawit diminta untuk menyediakan bibit-bibit bermutu untuk dijual
kepada rakyat, sekaligus melakukan kerja sama membeli TBS (tandan buah segar) sawit
hasil kebun rakyat untuk keperluan pabriknya.

BAB V

STRATEGI PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG

Dalam mensejahterakan rakyat perlu diperhatikan permasalahan dasar yang selama ini
menjadi penyebab terjadinya ketidakadilan dalam pemerataan pembangunan.
Untuk itu permasalahan dasar tersebut harus diindentifikasi dan diselesaikan, hal ini
untuk mencegah terjadinya pembangunan manusia berkualitas yang semu dan
menyimpan ketidakpuasan atas pembangunan yang terjadi.

26
Pembangunan yang ingin dicapai adalah demokrasi Pancasila dan kesejahteraan rakyat
yang berkeadilan dan berkesinambungan.
Ada 2 tujuan pokok dalam strategi pembangunan Bangka Belitung, yakni bertujuan
mewujudkan demokrasi Pancasila dan kesejahteraan rakyat.
Pada tahun 1970 Muhammad Hatta menyatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah
menjadi kebudayaan bangsa, sungguh ironis jika kita dengan sengaja melestarikan hal
ini. Korupsi merupakan salah satu hal yang menyebabkan “money politic” (politik uang)
bisa dilakukan oleh para pejabat dalam setiap Pemilu.

Untuk dapat mewujudkan strategi pembangunan di Bangka Belitung, akan ditempuh 2


strategi utama, yang pertama dalam hal pendidikan demokrasi rakyat yang sesuai dengan
sila-sila Pancasila (strategi pembangunan politik) dan yang kedua adalah strategi
pembangunan ekonomi kerakyatan yang mampu membiayai seluruh kebutuhan rakyat
sesuai dengan keragaman masing-masing desa.

Strategi pertama dimaksudkan untuk mendorong rakyat memiliki kesadaran hak politik
sebagai warga negara Indonesia yang berdaulat atas pemerintahan daerah yang ada,
strategi kedua untuk menjamin rakyat memiliki daya beli dan kemampuan berinvestasi
untuk kesejahteraan rakyat Bangka Belitung yang berarti akan menghasilkan Sumber
Daya Manusia Tangguh dalam persaingan tingkat global.

Faktor utama yang akan menggagalkan strategi pembangunan Bangka Belitung adalah
budaya korupsi yang berawal dari sebagian rakyat yang memilih budaya money politic
(politik uang) dalam pemilu legislatif.
Dalam banyak hal rakyat memang tidak dapat disalahkan, pengalaman berpolitik yang
dimilikinya memberi kesan rakyat hanyalah menjadi penonton setelah pemilu usai. Ada
beberapa hal yang menyebabkan politik uang (money politic) dapat mempengaruhi suara
rakyat dalam pemilu maupun pilkada, diantaranya:
• Rakyat pesimis dan apatis terhadap politikus /pejabat Pemerintahan Daerah
(Pemda dan DPRD). Rakyat menilai semua yang mau menjadi pejabat hanya
untuk mencari hidup / mencari kekayaan saja.
• Rakyat sudah terlalu sering dibohongi dengan program-program maupun janji-
janji semasa kampanye, hal ini menyebabkan rakyat berkecenderungan untuk
mendapatkan keuntungan dimuka yang sudah pasti dari pada menunggu
program kerja yang dijanjikan (tentu saja lebih baik jika dua-duanya bisa didapat,
tetapi hal ini pasti tidak mungkin untuk mendapatkan kedua-duanya).
• Kebutuhan hidup dengan penghasilan sehari untuk hidup sehari, sehingga jika
pergi memberikan hak suara akan menghilangkan penghasilan hariannya, untuk
itu penggantian uang untuk menuju ke tempat pemberian suara akan diterima
begitu saja tanpa mempedulikan orang yang akan dipilih, dan tidak perduli
apakah yang dipilih dapat memperbaiki kesejahteraan hidupnya atau tidak. Yang
penting siapa yang “mensejahterakan” dirinya pada hari itu , itulah yang sudah
pasti untuk dipilih.

Dengan menyadari betapa bahayanya demokrasi yang dipengaruhi oleh politik uang ,
dimana rakyat memilih bukan karena visi misi dan program kerja yang disampaikan

27
melainkan dipengaruhi oleh “gizi” yang diterima langsung, maka perlu dijalankan
strategi pembangunan di bidang politik agar dapat menghasilkan pejabat yang mencintai
dan mensejahterakan rakyat.

V.1.Strategi Pembangunan Politik.

Sebagaimana dalam dunia usaha, setiap pengeluaran uang tentu mengharapkan


pengembalian uang yang lebih besar, demikian halnya dengan politik uang. Setelah
mengeluarkan uang yang banyak, para politisi maupun kepala daerah akan membuat
anggaran yang jelas untuk pengembalian uang mereka bahkan untuk mensejahterakan
kelompok maupun keluarga mereka. Pengeluaran yang paling nyata selama ini adalah
membuat anggaran untuk perjalanan dinas dan makan minum yang sangat besar,
sementara untuk keperluan pendidikan maupun kesehatan sangat kecil (dan biasanya
selalu beralasan tidak cukupnya uang yang tersedia, padahal digunakan untuk biaya para
pejabat).
Di samping penggunaan uang di APBD yang tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat
(berpihak pada kesejahteraan pejabat), masih ada cara lain yang lebih berbahaya
menyangkut kebijakan dan Peraturan Daerah yang dihasilkan sering kali memperhatikan
kepentingan bisnis para pengusaha maupun kelompok pejabat sekalipun mengorbankan
kepentingan rakyat. Untuk di Bangka Belitung yang paling jelas adalah permasalahan
perijinan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan hidup akibat usaha
mineral golongan C (pasir kwarsa maupun tanah liat). Hal ini diperburuk lagi jika para
pejabat terlibat memiliki usaha di dalamnya, sehingga harapan untuk memiliki nilai
tambah produk tersebut menjadi dikesampingkan. Yang terjadi malahan pengambilan
secara besar-besaran dalam menjual “tanah & air” melalui tongkang-tongkang besar
tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan .
Dan yang lebih ironis lagi, banyak pajak yang seharusnya bisa didapat dari
pengangkutan besar-besaran tersebut (yang sudah jelas merusak lingkungan) juga tidak
dipungut secara penuh. Hal ini bisa saja karena banyaknya biaya tidak resmi yang harus
disediakan untuk para pejabat dan tentu saja untuk memiliki modal melakukan politik
uang dalam menghadapai pemilu maupun pilkada. (Paling tidak butuh biaya untuk baju
kaos, kampanye dan sebagainya).

Hal ini jelas mengganggu iklim investasi yg sehat , semua usaha dilakukan bukan untuk
kesejahteraan rakyat tetapi untuk kepentingan kelompok saja.
Untuk mencapai kesejahteraan rakyat, praktek money politik (politik gunakan uang)
harus diminimalkan bahkan sampai dihapuskan.
Anggaran yang diperuntukkan untuk membantu masyarakat harus dibuka kepada
masyarakat, bukan seolah-olah menjadi hak bupati /pejabat secara pribadi.

Mental poltik uang berakibat Sangat sulit mendapatkan pemimpin yang berintegritas
(jujur, perkataan sama dengan perbuatan), bermoral (takut akan Tuhan dan menghargai
sesama manusia) dan berintelegensi tinggi (pintar) yang dapat memimpin rakyat ke arah
yang lebih sejahtera.
Merubah konsep / mendidik pikiran rakyat tidaklah mudah, tetapi jika pemimpinnya yang
diubah dan sistim yang memungkinkan politik uang di minimalkan bahkan ditiadakan,

28
maka akan terjadi perubahan yang besar dan benar menuju pembangunan yang
mensejahterakan rakyat.

Apa yang harus dilakukan ?


Untuk itu yang diperlukan adalah penegakan hukum yang tegas terhadap para koruptor
baik di eksekutif maupun di legistlatif.
Para elit politik harus “dipaksa” melakukan proses politik yang berlandaskan etika dan
hati nurani untuk kesejahteraan rakyat, bukan melakukan politik kekuasaan maupun uang
untuk kesejahteraan para elit politik dan kelompoknya saja.
Untuk itulah penegakan hukum bagi koruptor merupakan salah satu cara untuk
“memaksa” para elit politik menjalankan politik yang beretika dan berhati nurani untuk
kesejahteraan rakyat.
Untuk bisa mewujudkan hal di atas, aparat kepolisian maupun kejaksaan harus memiliki
data dari Pemerintahan Daerah itu sendiri (baik Pemda maupun DPRD). Hal inilah yang
menjadi kendala utama, jika seluruh pejabat di Pemerintahan Daerah sepakat
mensejahterakan diri , siapa yang dapat menghentikan praktek penumpukkan anggaran
untuk kesejahteraan pejabat bukan untuk rakyat ?
Hal pertama dapat dimulai dari rakyat memilih orang / partai berdasarkan visi misi dan
program kerja yang menjamin dan terbukti membela kepentingan rakyat dan secara akal
sehat programnya dapat mensejahterakan rakyat.

Hal kedua, kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Republik Indonesia
diijinkan berjalan ke arah demokrasi yang sejati dengan adanya pemilihan Presiden,
Gubernur, Bupati/Walikota secara langsung.
Jika rakyat ingin melihat strategi pembangunan politik ini berhasil, rakyat Bangka
Belitung harus memilih seorang Gubernur maupun bupati/walikota yang memiliki visi
misi dan program kerja yang dapat direalisasikan serta terbukti jujur dan cinta rakyat,
tepatnya rakyat Bangka Belitung dalam memilih seorang Gubernur dan Bupati/walikota
haruslah yang memenuhi kriteria dan sudah terbukti dalam tingkah laku hidupnya sebagai
berikut:
1. TAKUT KEPADA ALLAH
2. CINTA KEPADA RAKYAT
3. JUJUR DAN ADIL DALAM TUGAS
4. TERBUKTI MENGUSAHAKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Cara yang lain adalah mendorong rakyat untuk memikirkan kembali keputusan
pilihannya atas partai-partai politik yang tidak berlandaskan nilai etika dan hati nurani
untuk kesejahteraan rakyat, dan memilih partai-partai yang dalam AD/ART nya sangat
anti rangkap jabatan (sebagai pejabat publik dan pimpinan partai politik). Kami sangat
menghargai politik nilai yang telah dilakukan oleh partai-partai Politik yang yang dalam
AD/ART nya melarang jabatan rangkap sebagai pejabat publik dan pimpinan partai.
Kami juga sangat menghargai partai politik yang dalam Pemilu 2004 menolak
menggunakan money politic walaupun akan berakibat kekalahan dalam pemilu, partai

29
politik yang demikianlah diharapkan dapat mendidik rakyat berdemokrasi Pancasila
secara benar yang akan menghasilkan kesejahteraan rakyat.
Di dalam setiap Pemilu untuk anggota DPRD maupun pemilihan kepala daerah money
politic (politik menggunakan uang) merupakan hal yang sulit dapat dibuktikan tetapi
merupakan suatu hal yang sangat dapat dirasakan (inilah contoh politik yang tidak
berlandaskan nilai etika dan hati nurani dalam mensejahterakan rakyat).

Jika para elite politik ingin melihat terjadinya demokrasi Pancasila yang sejati terwujud
di Indonesia, maka perlu dipikirkan dalam pemilu legislatif yang akan datang mengarah
ke sistem distrik murni (bisa caleg dipilih perkecamatan atau perdesa), atau dengan cara
caleg dipilih oleh seluruh pemilih kabupaten, tetapi perhitungan suara caleg jadi
berdasarkan suara tertinggi yang diraih di seluruh kabupaten oleh masing-masing caleg
dari berbagai partai yang berbeda (tentu saja dibuat persyaratan caleg yang berhak jadi
jika total suara partainya bisa mencapai nilai 1 kursi).

V.2.Strategi pembangunan ekonomi.

Yang bertujuan mensejahterakan rakyat secara berkeadilan dan berkesinambungan perlu


dilakukan langkah-langkah kebijakan yang cepat dan terpadu bagi masyarakat (rakyat)
dan PEMDA sendiri.
Bagi masyarakat / rakyat, Cara yang paling cepat adalah menaikkan daya beli
masyarakat dengan cara menaikkan harga timah dan meningkatkan pendapatan para
nelayan dengan cara budidaya dan penyediaan alat tangkap yang memadai, sedangkan
untuk para petani khususnya petani lada Pemda harus membantu teknik pertanian
sehingga hasil panen lada perpohon dapat meningkat hingga 5 kali lipat. Naiknya
pendapatan rakyat mengakibatkan naiknya konsumsi domestik yang akan menjadi
lokomotif pertumbuhan investasi maupun penjualan dari dan keluar pulau Belitung. Hal
yang sama juga akan mendorong majunya industri pariwisata dengan meningkatnya
pendapatan rakyat.

Ada istilah kuno yang tetap masih berlaku sampai saat ini adalah : kalau mau makmur
bereskan dulu jalannya, (istilah sekarang kalau mau ekonominya maju, bangunlah /
bereskan dulu infrastrukturnya). Untuk itu menjadi tugas propinsi membangun
infrastruktur2 dijalur-jalur produktif maupun sentra-sentra ekonomi di tiap-tiap
kabupaten/kotamadya dengan melakukan pola sharing pendanaan.

Bagi Pemda, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah harus dengan cara membuat
anggaran yang lebih memihak kepada investasi (pengeluaran yang bersifat investasi) dari
pada yang bersifat konsumsi (biaya rutin operasional).
Kita namakan strategi ini :
Anggaran Pengeluaran = Investasi.
Untuk itu perlu dilakukan pemberian insentif dan prioritas anggaran PEMDA kepada
satuan kerja yang dalam menyusun anggaran pengeluarannya memiliki nilai investasi dan
diproyeksikan akan mendatangkan pendapatan / penghematan pada satuan kerja tersebut.
Prioritas utama akan diberikan pada satuan kerja yang dalam pengeluaran anggarannya

30
akan meningkatkan ekonomi rakyat dan mendatangkan PAD (pendapatan asli daerah),
misalnya satuan kerja / dinas pertambangan dan energi melakukan penghijauan/reklamasi
bekas lahan tambang dengan pohon jambu mete yang pada tahun ke 5 mulai
mendatangkan pendapatan bagi rakyat dan PEMDA.

Proyeksi Rugi/Laba Jambu Mete:

Jika investasi untuk menanam 1 pohon mete setinggi 15 cm seharga Rp.2.500,/pohon.


Dengan dana reklamasi sebesar Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah)
akan mampu menanam 1.000.000. (satu juta pohon jambu mete) di seluruh kawasan eks
tambang.
Dengan asumsi rata-rata per hektar eks tambang bisa ditanami sebanyak 400 pohon,
maka akan tertanam seluas 2.500 hektar. Jumlah ini cukup untuk memiliki sebuah
industri pengolahan jambu mete.
Kita hanya perlu menganggarkan Rp.2.500.000.000,- (dua setengah milyar rupiah) setiap
bulan selama 1 tahun untuk memiliki kebun mete seluas 2.500 ha di atas lahan bekas
tambang.
Dari mana uang dua setengah milyar rupiah per bulan ?
Dari sumbangan setiap kilo gram (kg) timah yang dibeli oleh pabrik-pabrik smelter
maupun PT.Timah dari tambang-tambang rakyat maupun KP yang dikerjakan secara
tambang rakyat. Pemda telah menetapkan Rp.1.000,-/kg timah yang dibeli sebagai
sumbangan pihak ketiga.
Dengan asumsi produksi timah (di luar KP PT. Timah) di Bangka Belitung hanya 2.500
ton/tahun (2.500.000 kg/tahun) kita telah memiliki dana sumbangan
Rp.2.500.000.000,-/tahun ( dua milyar lima ratus juta rupiah/tahun) sebagai kompensasi
untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang. Hal ini belum termasuk dana
reklamasi yang harus dilakukan oleh PT. Timah untuk KP-KP yang dimilikinya.
Dari 2.500 ha kita bagikan untuk perawatan dan hak mengambil hasil kepada setiap desa
20 ha (30 desa x 20 = 600 ha), setiap satuan kerja PEMDA, Polsek, Koramil, diberikan
masing-masing 20 ha. Dengan asumsi seluruh 2.500 ha dibagikan masing-masing 20 ha.
Pemda dalam hal ini diwakili oleh BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) misalnya dengan
nama PT. Djambu Mete, menguasai lahan-lahan yang ditanam pada tahun berikutnya.

Bagaimana biaya perawatan / pemeliharaan maupun biaya panen ?


1 pohon jambu mete secara umum mampu menghasilkan buah di atas 10 kg per panen.
Dengan melakukan kerja sama mengelolah dengan masyarakat (baik perorangan maupun
kelompok usaha), pemegang hak atas kebun jambu mete tersebut dapat memungut hasil
1,25 kg / pohon / tahun, hasil panen setiap pohon / panen / tahun yang melebihi jumlah
1,25 kg/pohon/tahun menjadi milik pengelolahnya.
Dengan asumsi 1,25 kg/pohon/panen/tahun, berarti 1 ha dengan 400 pohon akan
menghasilkan 500 kg biji mete glondong (lengkap dengan kulitnya), dengan menguasai
20 ha, bisa mendapat hasil 10.000 kg (10 ton), asumsi harga jual pada 5 tahun kedepan
Rp.30.000,-/kg, maka tiap satuan kerja / desa / instansi yang memiliki hak lahan seluas 20
ha akan berpenghasilan Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) / tahun, sama dengan
penghasilan Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah)/bulan.
Dengan jumlah desa 30 buah di BelTim, seluruh desa akan memiliki dana baik untuk

31
investasi maupun biaya operasional sebesar Rp.750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah)/bulan untuk menghadapi hilangnya pemasukan sumbangan uang dari TK.Mini
pasca timah.
BUMD yang memiliki 5.000 hektar saja bisa melakukan kerja sama dengan investor
dalam maupun luar negeri untuk membangun pabrik pengolahan makanan ringan dari biji
jambu mete (sekaligus menunjang industri pariwisata, baik dari produk makanan ringan
maupun agrowisata), mengekspor atau membangun pabrik minyak rem dari kulit biji
jambu mete, mengekspor ulat-ulat penghasil sutra dari buah mete, maupun pembuatan
selai atau juice dari buah mete yang kaya akan vitamin C.
Dari kerja sama 1,25 kg/pohon/panen / tahun saja, PT.Djambu Mete (BUMD) akan
memiliki penghasilan Rp.60.000.000.000,- (enam puluh milyar rupiah)/tahun dari hasil
2.000.000 (dua juta) pohon di lahan 5.000 ha. (dengan asumsi penanaman dihentikan).
Penghasilan (PAD) di atas hanya dihitung dari hasil kebun jambu mete, belum dihitung
dari keuntungan dari pengolahan pabrik makanan ringan, bahan kulit untuk minyak rem,
pabrik minyak rem, maupun ulat sutera yang diekspor.

Contoh penyusunan anggaran pengeluaran yang bersifat investasi seperti di atas, juga
dapat dilakukan di semua sektor kerja, misalnya dinas kelautan dan perikanan
disinergikan dengan dinas pariwisata dan perhubungan. Setiap pengeluaran yang
dilakukan harus dapat menghasilkan PAD dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menyiapkan satu lahan wisata bahari terpadu yang akan membangun satu komunitas
kawasan wisata lokal, dan sekaligus memberi tambahan penghasilan bagi keluarga
nelayan maupun penduduk setempat. Untuk Bangka Belitung akan dimulai dari kawasan
wisata Burungmandi sampai kota manggar (dari pantai Burungmandi menuju ke pantai
Malang lepau, pantai Serdang, pantai Lalang, pantai Pengempangan dan sekitarnya).
Dinas kelautan-perikanan harus berkoordinasi erat dengan dinas pariwisata dan
perhubungan dalam menyusun visi misi satuan kerjanya, sehingga keluarga para nelayan
menjadi pihak pertama yang menikmati kesejahteraan dari berhasilnya peningkatan
kunjungan wisatawan di daerah kawasan pariwisata yang dibangun.

BAB VI
AGENDA PROGRAM KERJA
2005-2010

32
Seluruh arah kebijakan umum agenda program kerja ini ditujukan untuk mewujudkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh di Bangka Belitung seperti yang
terumuskan dalam visi dan misi yang telah ditetapkan.
Secara ringkas agenda program kerja ini kami namakan :

8 Tahun Landasan Dasar Pembangunan Bangka Belitung.


Periode Tahun I – II : Menaikkan harga timah rakyat (diperkirakan cadangan timah
masih cukup signifikan untuk masa 5 tahun dengan puncaknya pada tahun ketiga), Untuk
menaikkan harga timah rakyat, maka pembeli timah (PT.Timah) harus dihentikan praktek
monopolinya dengan cara membuka peleburan timah di Belitung sebanyak mungkin.
Dengan demikian akan terjadi keseimbangan harga timah sesuai dengan hukum
penawaran dan permintaan (supply & demand).
Banyaknya pembukaan lahan tambang dan peleburan timah juga mendorong peningkatan
PAD, sektor pariwisata, investasi dibidang perkebunan rakyat (lada dan kelapa sawit) dan
pencepatan tersedianya lahan yang pasti untuk segera direklamasi (penghijauan dengan
pohon jambu mete).
Pemda memprioritaskan anggaran di satuan kerja / dinas kelautan dan perikanan, baik
dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan budidaya ikan maupun penyediaan
alat tangkap ikan, juga menyiapkan dana pendamping bagi dana-dana dari pusat untuk
mewujudkan Belitung sebagai etalase perikanan Indonesia Barat. Satuan kerja kelautan
dan perikanan ini diharapkan memberikan sumbangan PAD terbesar setelah sektor
pertambangan.
Pemda juga akan mengeluarkan Perda (dengan persetujuan DPRD) tentang penjualan
bibit sawit yang bermutu dan penetapan harga jual TBS (tandan buah segar) sawit dari
rakyat.
PEMDA akan mempermudah/ membantu ijin investasi bidang pariwisata maupun
mengutamakan pembangunan infrastruktur ke tujuan kawasan pariwisata Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Kawasan wisata Burung Mandi dan sekitarnya).
Reklamasi / penghijauan di atas lahan-lahan eks tambang dilakukan dengan pohon jambu
mete.

Periode Tahun III – V : Naiknya harga timah langsung berdampak positif di sektor ril
(penjualan peralatan tambang, penyewaan-penjualan alat berat, kendaraan bermotor dan
kebutuhan primer dan sekunder lainnya meningkat didorong oleh naiknya daya beli
masyarakat.
Untuk mengatasi dampak negatif penambangan timah oleh rakyat , maka DPRD dan
PEMDA akan mengeluarkan perda penghijauan di lahan-lahan eks tambang dengan
pohon jambu mete (bibit lokal yang sudah terbukti berbuah banyak). DPRD akan
mendorong PEMDA (dinas perikanan) untuk menyediakan/melakukan pembibitan ikan
hias (khususnya Arwana hijau silver) dan ikan konsumsi (nila gift, betutu, gabus) di
danau-danau eks tambang yang telah dapat ditempati oleh ikan.
Pada periode ini diharapkan seluruh lahan tailing (eks tambang) telah tertanam dengan
pohon jambu mete dan pohon akasia sebagai pagar, dan seluruh lahan eks kebun lada /
kebun lainnya sudah tertanam dengan pohon kelapa sawit.

33
Pada periode ini diharapkan wisatawan lokal maupun domestik telah mengunjungi
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini dan mulai dikunjungi juga oleh wisatawan
mancanegara khususnya dari Asia Timur (Korea, Taiwan, China, Jepang).
Pendapatan dari industri wisata telah mendatangkan hasil bagi PAD maupun kesempatan
melakukan bisnis penunjang wisata maupun penambahan jumlah lapangan kerja sebagai
akibat efek bertambahnya jumlah uang masuk dari para wisatawan yang berkunjung.
Pemerintah pada periode ini mulai menyediakan lahan-lahan untuk kawasan industri dan
mempermudah perjinan bahkan memberikan lahan untuk para investor yang bersedia
membangun kawasan-kawasan industri.

Periode Tahun V – VIII: Periode ini sangat terkait dengan periode di atas, khususnya
pada tahun ke V dimana mulai dilakukan pembangunan pabrik kelapa sawit, pabrik
pengolahan biji mete (makanan dan bahan minyak rem).
Periode ini akan ditandai dengan dibangunnya kawasan-kawasan indusri dan pelabuhan
terpadu oleh investor yang mendapatkan hak pengolahan 30 tahun.
Pada akhir tahun VIII Industri-industri dan pelabuhan umum/ ekspor telah beroperasi di
Bangka Belitung.
Bertumbuhnya industri sekaligus menambah jumlah keluar masuk orang di pulau
Belitung, hal ini akan meningkatkan frekuensi penerbangan maupun kapal, hal ini akan
mendorong perluasan/peningkatan kelas lapangan terbang maupun pelabuhan laut yang
ada, dan akan mendorong adanya penerbangan langsung ke luar negeri.
Hal in akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung sekaligus mempermudah
arus ekspor langsung produk-produk yang ada.

Pada masa inilah akan menjadi layak membangun universitas maupun rumah sakit yang
bermutu dan bertaraf International karena tersedianya sumber daya manusia untuk
mengelolahnya, dan jumlah lulusan SMU (sederajat) yang melanjutkan kuliah pasti
bertambah (para orang tua tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan akomodasi maupun
transportasi anak-anaknya di luar pulau Belitung).
Pada tahun ke delapan inilah dasar untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
tangguh dengan sumber daya alam yang ada akan mulai diwujudkan di kabupaten
Belitung secara khusus dan pulau Belitung secara umumnya.
Diharapkan untuk 15 tahun kedepan, rakyat Bangka Belitung telah dikenal sebagai
sumber daya manusia tangguh yang siap berkompetisi di pasar global baik sebagai tenaga
kerja maupun sebagai pelaku bisnis global.

BAB VII

KESIMPULAN

34
Didalam menjalankan kelima aspek misi, strategi dan program kerja di atas, dibutuhkan
kesehatian, kejujuran, dan integritas dari para elite politik, birokrat, aparatur hukum dan
masyarakat. Yang dibutuhkan bukan hanya kerelaan berkorban pada masa-masa awal,
tetapi juga kecerdasan dan ketrampilan manajemen, dan yang lebih penting dari semua di
atas adalah manusia yang bukan hanya pintar tetapi juga yang takut akan Tuhan (tidak
munafik, hanya beribadah di depan rakyat, prakteknya merampok uang rakyat dan
merecehkan Tuhan yang dikira sudah pikun/nyanyok).
Disadari sepenuhnya peranan bupati/walikota dan para anggota DPRD baik tingkat
propinsi dan kabupaten/kotamadya begitu penting dalam mewujudkan visi misi dan
program kerja yang terdapat dalam naskah ini.
Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik bukan berarti adanya kompromi atau
pembangkangan, karena bagaimanapun dana-dana pusat dan fungsi pengawasan tetap
berada di tangan pemerintah propinsi, seperti pengesahan APBD tingkat II tetap di tangan
Gubernur, tentu saja ini merupakan suatu kekuatan untuk mewujudkan visi misi naskah
ini. Hal ini bisa terwujud sejauh Gubernur sebagai kepalanya harus lurus, barulah yang
bawahnya (bupati/walikota) tidak berani tidak lurus.

Para elite politik harus membangun suatu budaya baru, mendidik rakyat untuk memilih
kepala daerah berdasarkan visi, misi, dan program kerjanya, dan dengan cara yang
demokratis serta berwawasan kebangsaan Indonesia (Bhineka Tunggal Ika) yang dijiwai
oleh Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Ketika proses Pilkada usai, setiap elite partai
politik dan elemen masyarakat harus sadar sebagai sesama saudara sedaerah harus sama-
sama membangun bersama untuk mencapai kesejahteraan rakyat.
Untuk memilih seorang Gubernur dan Wakil Gubernur yang professional, rakyat harus
dengan sangat hati-hati, mengingat masa depan Bangka Belitung sangat ditentukan oleh
visi misi dan program kerja Gubernur yang terpilih. Untuk itu rakyat Bangka Belitung
harus dengan sebaik-baiknya memanfaatkan penentuan nasib anak cucunya di Bangka
Belitung dalam memilih pemimpinnya.
Di dalam menilai pasangan yang akan dipilih, sebaiknya pemilih perlu memperhatikan
visi, misi , dan program kerja yang ditawarkan dalam kampanye. Dan yang terpenting
dari itu semua pilihlah yang sudah terbukti melakukan langkah-langkah perbuatan untuk
mewujudkan apa yang terdapat di dalam penjabaran visi,misi dan program kerja
pasangan tersebut. Persaingan tidak sehat dengan cara membangkitkan primordialisme
sempit (masalah suku, agama, dan ras) yang tidak bertanggung jawab, jelas akan
menghancurkan dan memecah belah generasi penerus bangsa serta merugikan iklim
pembangunan untuk kesejahteraan rakyat Bangka Belitung.
Yang kita butuhkan adalah semboyan: “Jangan persoalkan kucing warna apa (baik hitam,
putih, kuning, atau belang) yang terpenting adalah kucing yang dapat menangkap tikus”.
Demikian juga dalam memilih jabatan di Pemda ( pemimpin, staf, dan pegawai ) kita
tidak boleh membedakan suku, agama, keluarga, dan kesamaan daerah, yang penting
professional di bidangnya, jujur, mengutamakan kepentingan orang banyak dan takut
akan Tuhan.
Segala bentuk ujian penerimaan pegawai baru, ujian kenaikan pangkat, posisi karir di
dalam pemda harus dilakukan dengan transparan dan tanpa nepotisme maupun kolusi.

35
Dengan demikian akan meningkatkan wibawa Gubernur dimata rakyat serta memacu
semangat kreativitas dan profesionalisme dari seluruh jajaran pemda.
Disektor usaha yang tidak mungkin/ sulit dilakukan oleh pihak swasta, kita menjalankan
sebuah BUMD yang memiliki visi dan misi yang sama dengan pemda serta dipimpin oleh
orang-orang yang professional, berintegritas, jujur, tidak memiliki kepentingan
pribadi/kelompok usahanya apalagi kepentingan salah satu partai politik.
Untuk mewujudkan pembangunan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang terbatas
dan pemberian ijin yang terseleksi serta pemanfaatan keuntungan usaha untuk pemda dan
rakyat dibutuhkan figur yang sudah terbukti bisa diterima oleh kalangan pengusaha dan
rakyat. Yang lebih penting harus sudah terbukti dalam hidupnya untuk membangun
Bangka Belitung dengan jujur tanpa memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Dan akhir kata, untuk mewujudkan visi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini tidak
dapat diwujudkan dalam 1 masa jabatan Gubernur, maka begitu seorang Gubernur
terpilih, yang ada dalam benaknya adalah: saya akan dengan segenap hatiku, segenap
jiwaku , dan segenap akal budiku secara profesional untuk bisa menjalankan jabatan ini
untuk 2 periode, dan akan menyiapkan Gubernur penerus yang terbaik untuk meneruskan
pelaksanaan aspek-aspek misi dalam mewujudkan visi yang akan dicapai.
Di dalam menilai kinerja Gubernur terpilih, kita dapat menilai dari peraturan-peraturan
dan anggaran yang diajukan oleh Gubernur apakah sesuai dengan visi dan misnya. Dan
yang terpenting bisa dinilai dan terukur adalah memperhatikan pencapaian program kerja
yang telah ditetapkan oleh pasangan calon.
Untuk mendapatkan Gubernur dalam mencapai visi misi di atas, kita harus berpikir
secara nasionalis, dalam arti kata kita tidak boleh membatasi calon gubernur dengan
istilah putra daerah dan bukan putra daerah, atau dengan istilah orang yang lahir di
Bangka / di Belitung dengan yang bukan lahir di Bangka / di Belitung. Siapapun dia,
asalkan takut akan Tuhan, cinta kepada rakyat dan profesional.
Kami yakin, setiap kekuasaan pemerintahan yang ada dibumi ini diberikan oleh Allah
Yang Maha Kuasa, Dia memberikan kepada siapa Ia hendak berikan, dan Ia mengambil
dari siapa yang hendak Ia ambil. Untuk itu kami yakin tugas sebagai seorang Gubernur
itu sangat berat, tetapi jika Tuhan yang memberi amanah, tentu Tuhan juga yang akan
mengaruniakan hikmat dan kebijaksanaan surgawi untuk menunaikan tugas
panggilanNya, Amin.

36
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Basuki Tjahaja Purnama, lahir di Manggar Belitung pada 29 Juni 1966 dari orangtua
Indra Tjahaja Purnama (Cung Kim Nam) dan Buniarti Ningsih (Bun Nen Caw), dikenal
di antara teman sedaerah dan teman dekat dengan panggilan Ahok.

Basuki T. Purnama menikah dengan Veronica,ST. pada tahun 1997, kelahiran Medan dan
telah dikaruniai dua putra, Nicholas (1998) dan Daud (2006) serta seorang putri, Nathania
(2001).

Basuki T. Purnama memiliki 3 adik kandung, yang pertama adalah dr.Basuri T. Purnama
seorang dokter PNS di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang saat ini sedang
melanjutkan studi dokter spesialis di Universitas Indonesia. Yang kedua adalah Fifi lety
SH,LLM. Seorang praktisi hukum dan penulis tetap kolom konsultasi hukum di harian
Pos Belitung setiap edisi hari minggu. Yang ketiga adalah Harry Basuki, MBA. Seorang
praktisi/ konsultan di bidang pariwisata dan perhotelan yang membuka usaha di Jakarta
dan Bali. Harry Basuki adalah lulusan sekolah hotel terbaik dari sekolah perhotelan di
Swisszerland dan lulusan master dari sekolah wisata terbaik di Australia mengenai wisata
bahari.

Basuki melewatkan pendidikan dasar dan menengah pertama di Gantung, melanjutkan


Sekolah Menengah Atas (SMU) dan universitas di Jakarta.
Pada masa sekolah dan kuliah di Jakarta penulis menghabiskan seluruh liburan sekolah
maupun semester di Belitung, hal ini dilakukannya atas perintah sang Ayah yang
menginginkan penulis tetap memiliki beban dan hati untuk membangun kampung setelah
menjadi sarjana.
Memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi universitas Trisakti,
merupakan persiapan untuk mengelolah sumber daya mineral yang ada di kampung
halaman.

Mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (Insinyur Geologi) pada tahun 1989, langsung
diminta ayahnya membangun ekonomi rakyat secara umum di Belitung.
Tahun 1990 Basuki kembali tinggal di Belitung dan mendirikan sendiri CV.Panda yang
juga bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT.Timah.
Setelah bekerja selama 2 tahun, Basuki menyadari jika hanya menjadi kontraktor
pertambangan PT.Timah jelas tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia
miliki. Untuk dapat menjadi pengelolah mineral yang ada selain diperlukan modal
(investor) juga diperlukan manajemen yang profesional.
Menyadari akan hal tersebut Basuki mengambil keputusan untuk belajar manajemen,
dengan mengikuti ujian saringan masuk di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya
di Jakarta. Menempuh kuliah S-2 di bidang manajemen keuangan dari tahun 1992 - 1994.

37
Mendapat gelar Master in Business Administration (MBA) atau Magister Manajemen
(MM) membawa Basuki diterima kerja di PT.Simaxindo Primadaya di Jakarta
(kontraktor pembangunan pembangkit listrik), sebagai staf direksi bidang analisa biaya
dan keuangan proyek, Basuki berhenti tahun 1995 karena ingin konsentrasi pekerjaan di
Belitung.
Tahun 1992 mendirikan PT.Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik
Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995 dengan bahan baku pasir kwarsa yang terdapat
di dusun Burung mandi, desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung
Timur,Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pabrik ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagaimana menyejahterakan
stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat) terlebih memberikan konstribusi
yang diharapkan untuk khususnya pendapatan asli daerah di Bangka Belitung dengan
memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT.Nurindra
Ekapersada memiliki visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
Tahun 1994 berangkat dengan visi seperti itulah Basuki didukung oleh seorang tokoh
pejuang kemerdekaan (Bapak alm.Wasidewo) untuk memulai pembangunan pabrik
pengolahan pasir kwarsa pertama di pulau Belitung oleh PT. Nurindra Ekapersada
dengan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.
Seluruh staf dan karyawan pabrik adalah asli penduduk Belitung Timur yang disertakan
dan dilatih untuk dapat mengoperasionalkan pabrik tersebut.

Lokasi pendirian pabrik di desa Air Kelik kabupaten Belitung Timur, yang diharapkan
memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan
pelabuhan samudra dengan nama KIAK (kawasan Industri Air Kelik).
Kemudian pada akhir tahun 2004 investor Korea telah berhasil diyakinkan untuk
membangun Tin Smelter (Peleburan timah) di KIAK, hal ini dilakukan untuk menaikkan
harga timah tambang rakyat di pasaran Belitung yang akan meningkatkan kemampuan
perekomian rakyat.
Investor asing tertarik dengan konsep yang disepakati untuk menyediakan fasilitas
komplek pabrik dan pergudangan lengkap dengan pelabuhan bertaraf internasional di
KIAK.

Dan selanjutnya saat ini telah dilakukan pembangunan pelabuhan senilai lebih kurang
tiga puluh milyar rupiah bertaraf samudra oleh investor Malaysia, yang saat ini telah
beroperasi di tahun 2006.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di KIAK secara khusus dan Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung secara umumnya, pihak investor telah merencanakan
Investasi bidang listrik (PLTU) di desa mempaya kecamatan Manggar.

Pada pemilu 2004 Basuki mewakili partai PIB menjadi anggota DPRD di Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Sebelum dilantik menjadi anggota DPRD Basuki menjabat
sebagai Ketua DPC Partai PIB Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada tanggal 3 Agustus 2005 dilantik menjadi Bupati Bangka Belitung periode 2005-
2010.

38
Jika penulis memiliki ambisi politik dan dilihat dari segi karir politik penulis,
seharusnya penulis menyelesaikan 2 periode sebagai Bupati Belitung Timur (2005-2015),
dan pada Februari 2017 baru mengikuti Pilkada sebagai Gubernur BABEL, pada waktu
itu penulis baru berumur 50 tahun, masih cukup muda dan energik.
Banyak alasan kenapa akhirnya penulis memutuskan mengundurkan diri dari jabatan
bupati Belitung Timur dan mencalonkan diri dalam pemilihan Gubernur propinsi
kepulauan Bangka Belitung 2007, diantaranya adalah:
• Menyadari untuk mewujudkan visi misi dan program kerjanya serta dalam rangka
menyongsong/menghadapi dan memanfaatkan AFTA ditahun 2015 (Asean Free
Trade Area/ perdagangan bebas ASEAN), sebagai seorang bupati tidak bisa
terlakasana tanpa didukung oleh seorang Gubernur yang memiliki visi misi yang
sama untuk diterapkan diseluruh kabupaten/kotamadya di BABEL yang sudah
jelas sangat strategis terletak antara Jakarta dan Singapura.
• UU no 32 yang memberi pernanan begitu besar kepada seorang Gubernur dalam
mensejahterakan rakyat di tiap-tiap kabupaten/kotamadya melalui APBD.
• Hati Nurani penulis yang terus menghakimi bahwa penulis sudah tidak
mementingkan masa depan rakyat banyak, melainkan telah kenyamanan
menikmati fasilitas negara dan kehormatan sebagai bupati yang bisa dinikmati
hingga tahun 2015 (saat perdagangan bebas ASEAN/AFTA mulai berlaku).

Menjadi pengurus beberapa yayasan sosial dan keagamaan di Jakarta dari tahun 1993-
2004.

Dalam rangka peningkatan kunjungan para wisatawan maupun investor dibutuhkan


investasi hotel berfasilitas bintang sebagai sarana akomodasi selama di BelitungTimur,
untuk itu pada tahun 2002 Basuki mendirikan hotel lux berkamar 12 di kecamatan
Gantung.

Pada pertengahan tahun 2005 dimulai pembangunan Resor Bukit Batu (RockHill Resort)
yang terletak di kawasan wisata Burung Mandi-Malang Lepau, desa Mengkubang
Kecamatan Manggar, dengan harapan resor ini dapat menjadi lokomotif sekaligus ujung
tombak pariwisata di Bangka Belitung khususnya kawasan wisata terpadu burung mandi.

39

You might also like