Professional Documents
Culture Documents
(REVISI)
Disusun Oleh :
MOHAMAD RAMDHANI, ST.
Disahkan Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas terselesaikannya diktat
kuliah Rangkaian Listrik Revisi ini.
Buku revisi ini juga telah mengacu pada kurikulum 2004 yang berlaku di Sekolah
Tinggi Teknologi Telkom sehingga telah memenuhi standar bagi buku perkuliahan yang
digunakan di kampus tercinta ini.
Penyusun
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
ii
Rangkaian Listrik
DAFTAR ISI
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
iii
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
iv
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
1
Rangkaian Listrik
BAB I
KONSEP RANGKAIAN LISTRIK
Definisi - Definisi
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan
tertutup.
Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik terbatas
pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada kedua
ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua terminal dibahas pada mata
kuliah Elektronika.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan
kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang
menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus, mengenai
sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen pasif
dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi
elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen
resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R,
dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua
yaitu komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan
simbol L, dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol
C, pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada
bab berikutnya.
Elemen atau kompoen listrik yang dibicarakan disini adalah :
1. Elemen listrik dua terminal
a. Sumber tegangan
b. Sumber arus
c. Resistor ( R )
d. Induktor ( L )
e. Kapasitor ( C )
2. Elemen listrik lebih dari dua terminal
a. Transistor
b. Op-amp
Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian dari
rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen
atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana
disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan
kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu
rangkaian.
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari
titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak
memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh.
Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang
menjadi dasar atay fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya,
sistem computer, putaran mesin, dan teori control.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
2
Rangkaian Listrik
Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui terlebih
dahulu beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami
tentang listrik, perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus.
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan
kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka
akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat
netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif
Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan
arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan
untuk mengukur muatan listrik.
Simbol : Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu
muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 coulomb
1 coulomb = -6,24 x 1018 elektron
dq
Secara matematis arus didefinisikan : i =
dt
Satuannya : Ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus
positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir
sebaliknya.
Macam-macam arus :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
3
Rangkaian Listrik
Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa Inggris
voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub
lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke
terminal lainnya.
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan,
sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan
muatan.
dw
Secara matematis : v =
dq
Satuannya : Volt (V)
Pada gambar diatas, jika terminal/kutub A mempunyai potensial lebih tinggi daripada
potensial di terminal/kutub B. Maka ada dua istilah yang seringkali dipakai pada
Rangkaian Listrik, yaitu :
1. Tegangan turun/ voltage drop
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih rendah dalam hal ini
dari terminal A ke terminal B.
2. Tegangan naik/ voltage rise
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial lebih tinggi dalam hal ini
dari terminal B ke terminal A.
Pada buku ini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu
tegangan turun. Maka jika beda potensial antara kedua titik tersebut adalah sebesar 5
Volt, maka VAB = 5 Volt dan VBA = -5 Volt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
4
Rangkaian Listrik
Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Jadi energi
adalah sesuatu kerja dimana kita memindahkan sesuatu dengan mengeluarkan gaya
sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah dengan
selisih jarak satu meter.
Pada alam akan berlaku hukum Kekekalan Energi dimana energi sebetulnya tidak dapat
dihasilkan dan tidak dapat dihilangkan, energi hanya berpindah dari satu bentuk ke
bentuk yang lainnya. Contohnya pada pembangkit listrik, energi dari air yang bergerak
akan berpindah menjadi energi yang menghasilkan energi listrik, energi listrik akan
berpindah menjadi energi cahaya jika anergi listrik tersebut melewati suatu lampu,
energi cahaya akan berpinda menjadi energi panas jika bola lampu tersebut
pemakaiannya lama, demikian seterusnya.
Untuk menyatakan apakah energi dikirim atau diserap tidak hanya polaritas tegangan
tetapi arah arus juga berpengaruh.
Elemen/komponen listrik digolongkan menjadi :
1. Menyerap energi
Jika arus positif meninggalkan terminal positif menuju terminal
elemen/komponen, atau arus positif menuju terminal positif elemen/komponen
tersebut.
2. Mengirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal elemen/komponen, atau
arus positif meninggalkan terminal positif elemen/komponen.
Energi yang diserap/dikirim pada suatu elemen yang bertegangan v dan muatan yang
melewatinya ∆q adalah ∆w = v∆q
Satuannya : Joule (J)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
5
Rangkaian Listrik
Daya
Rata-rata kerja yang dilakukan
dw dw dq
Daya secara matematis : P = = = vi
dq dq dt
Satuannya : Watt (W)
Analisis Rangkaian
Mencari hubungan antara masukan dan keluaran pada rangkaian yang telah diketahui,
misalkan mencari keluaran tegangan/ arus ataupun menentukan energi/ daya yang
dikirim.
Ada 2 cabang utama dari teori rangkaian (input, rangkaian, output) :
1. Analisa rangkaian (rangkaian dan input untuk mencari output)
2. Sintesa rangkaian/ desain (input dan output untuk mencari rangkaian)
atto a 10-18
femto f 10-15
pico p 10-12
nano n 10-9
mikro µ 10-6
milli m 10-3
centi c 10-2
deci d 10-1
deka da 101
hekto h 102
kilo k 103
mega M 106
giga G 109
tera T 1012
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
6
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Menyerap daya jika arus positif meninggalkan terminal positif
Jawaban :
Mengirimkan daya jika arus positif masuk terminal positif
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
7
Rangkaian Listrik
3. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
Jawaban :
Arus positif karena dari potensial tinggi ke potensial rendah
i=3A
v=6V
p = vi = 3.6 = 18 W
Arus positif meninggalkan terminal positif sumber, sehingga sumber mengirimkan
daya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
8
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan arus yang melewati terminal positifnya
seperti diperlihatkan pada grafik disamping. Tentukan daya yang diserap elemen pada
saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
3. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
4. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
5. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
9
Rangkaian Listrik
7. Diketahui kurva arus terhadap waktu, tentukan muatan total yang masuk pada
elemen !
8. Tentukan muatan dalam satuan waktu jika arus i = 8t 2 − 4t Ampere, t ≥ 0 saat q(0)
= 0.
10. Muatan 5 kC melewati suatu elemen dan energi yang diberikan 20 MJ. Tentukan
tegangan yang melintasi elemen tersebut.
11. Arus yang mengalir 2 A pada suatu elemen . Energi untuk memindahkan arus
selama 1 s adalah 10 J. Tentukan tegangan yang melintasi elemen tersebut.
13. Sebuah lampu dihubungkan batere 12 V menghasilkan arus sebesar 0,5 A. Tentujan
energi selama 2 s.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
10
Rangkaian Listrik
15. Jika V = -4 Volt dan i =10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
16. Jika V = 4 Volt dan i = -10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
17. Jika V = -4 Volt dan I = -10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
18. Sebuah kawat dilalui arus 10 mA. Berapa banyak muatan pada kawat tersebut
selama 20 s.
19. Tentukan
a. Muatan total antara 4 - 9 s
b. Muatan saat t = 8 s
c. Arus saat t = 1 s, 5 s, dan 8 s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
11
Rangkaian Listrik
20. Berapa arus dihasilkan batere mobil, jika energi yang disuplai 2 x 106 J selama 10
jam (standar batere mobil 12 V)
21. Tentukan
a. Daya diserap atau dikirim
b. Nilai daya jika V = 10 Volt dan i = 12 mA
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
12
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
13
Rangkaian Listrik
28. Tentukan daya yang diserap oleh tiap elemen pada rangkaian berikut
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
14
Rangkaian Listrik
BAB II
ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada Rangkaian Listrik tidak dapat
dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini
akan dibahas elemen atau komponen listrik aktif dan pasif.
Elemen Aktif
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, pada mata kuliah Rangkaian
Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber tegangan dan sumber arus.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan semua yang berkaitan dengan
elemen atau komponen ideal. Yang dimaksud dengan kondisi ideal disini adalah bahwa
sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari elemen atau komponen tersebut dan
tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Jadi untuk elemen listrik seperti sumber
tegangan, sumber arus, kompone R, L, dan C pada mata kuliah ini diasumsikan
semuanya dalam kondisi ideal.
1. Sumber Tegangan (Voltage Source)
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan tegangan yang
tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut, meskipun
tegangan tersebut merupakan fungsi dari t.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = 0 (sumber tegangan ideal)
a. Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
Sumber yang menghasilkan tegangan tetap tetapi mempunyai sifat khusus
yaitu harga tegangannya tidak bergantung pada harga tegangan atau arus
lainnya, artinya nilai tersebut berasal dari sumbet tegangan dia sendiri.
Simbol :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
15
Rangkaian Listrik
Elemen Pasif
1. Resistor (R)
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi
dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan
pembagi tegangan.
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri
(tergantung dari bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas
penampang dari resistor itu sendiri.
Secara matematis :
l
R=ρ
A
dimana : ρ = hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang
Satuan dari resistor : Ohm ( Ω)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
16
Rangkaian Listrik
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor
tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat
dari percobaan ini adalah: Hukum Ohm.
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab selanjutnya.
VR = IR
2. Kapasitor (C)
Sering juga disebut dengan kondensator atau kapasitansi. Mempunyai fungsi
untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor,
luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari
kapasitor tersebut.
Secara matematis :
A
C =ε
d
dimana : ε = permitivitas bahan
A = luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara
matematis dinyatakan :
dv
ic = C c
dt
Penurunan rumus :
Q = CV
dq = Cdv
dim ana :
dq
i=
dt
dq = i.dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
17
Rangkaian Listrik
sehingga :
i.dt = Cdv
dv
i=C
dt
∫ dw = ∫ p.dt
dv
w = ∫ p.dt = ∫ vi.dt = ∫ vC dt = ∫ Cvdv
dt
Misalkan : pada saat t = 0 maka v = 0
pada saat t = t maka v = V
V
1
Sehingga : w = ∫ Cvdv = CV 2 yang merupakan energi yang disimpan pada
0
2
kapasitor dalam bentuk medan listrik.
Jika kapasitor dipasang tegangan konstan/DC, maka arus sama dengan nol.
Sehingga kapasitor bertindak sebagai rangkaian terbuka/ open circuit untuk
tegangan DC.
3. Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan (L)
Seringkali disebut sebagai induktansi, lilitan, kumparan, atau belitan. Pada
induktor mempunyai sifat dapat menyimpan energi dalam bentuk medan
magnet.
Satuan dari induktor : Henry (H)
Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik ( φ ) yang
membentuk loop yang melingkupi kumparan. Jika ada N lilitan, maka total
fluksi adalah :
λ = LI
λ
L=
I
dλ di
v= =L
dt dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
18
Rangkaian Listrik
Dari karakteristik v-i, dapat diturunkan sifat penyimpan energi pada induktor.
dw
p=
dt
dw = p.dt
∫ dw = ∫ p.dt
di
w = ∫ p.dt == ∫ vi.dt = ∫ L i.dt = ∫ Li.di
dt
Misalkan : pada saat t = 0 maka i = 0
pada saat t = t maka i = I
I
1
sehingga ; w = ∫ Li.di = LI 2 merupakan energi yang disimpan pada induktor L
0
2
dalam bentuk medan magnet.
Jika induktor dipasang arus konstan/DC, maka tegangan sama dengan nol.
Sehingga induktor bertindak sebagai rangkaian hubung singkat/ short circuit.
1. Tegangan antara 2 titik, a dan b digambarkan dengan satu anak panah seperti
pada gambar dibawah ini :
2. Tegangan yang dipakai pada buku ini adalah tegangan drop/ jatuh dimana akan
bernilai positif, bila kita berjalan dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Contoh :
3. Setiap arus yang melewati komponen pasif maka terminal dari komponen
tersebut pertamakali dialiri arus akan menjadi potensial lebih tinggi
dibandingkan potensial terminal lainnya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
19
Rangkaian Listrik
Voltmeter dipasang paralel pada komponen yang akan diukur supaya tidak ada
arus yang melalui Voltmeter.
Perlu diingat bahwa rangkaian paralel adalah pembagi arus dan rangkaian seri
adalah pembagi tegangan. Pembahasan rangkain seri dan paralel akan dibahas
pada bab selanjutnya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
20
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
21
Rangkaian Listrik
BAB III
HUKUM – HUKUM RANGKAIAN
Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka
pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm
menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :
V = I .R
Contoh :
∑i = 0
i2 + i4 − i1 − i3 = 0
∑ arus ⋅ masuk = ∑ arus ⋅ keluar
i2 + i4 = i1 + i3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
22
Rangkaian Listrik
Contoh :
Lintasan a-b-c-d-a :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
− V1 + V2 − V3 + 0 = 0
V2 − V1 − V3 = 0
Lintasan a-d-c-b-a :
Vad + Vdc + Vcb + Vba = 0
V3 − V2 + V1 + 0 = 0
V3 − V2 + V1 = 0
Contoh Latihan :
Jawaban :
Hukum KVL :
Σv = 0
searah jarum jam
+ v1 + 10 + 2 − 15 = 0
v1 = 3V
berlawanan arah jarum jam
− v1 − 10 − 2 + 15 = 0
v1 = 3V
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
23
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Hukum KVL :
Σv = 0
+ v1 − 10 + 2 + 15 = 0
v1 = −7V
Jawaban :
Hukum KCL :
Σi = 0
i = −8 + 7 = −1 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
24
Rangkaian Listrik
Hukum KVL :
Σv = 0
v ab = +8 + 4 + 56 − 6 = 62V
Resistor ( R )
Hubungan seri :
KVL : ∑ V = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0
V = V1 + V2 + V3 = iR1 + iR2 + iR3
V = i ( R1 + R2 + R3 )
V
= R1 + R2 + R3
i
Rek = R1 + R2 + R3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
25
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
V1 = iR1
V2 = iR2
V3 = iR3
dim ana :
V
i=
R1 + R2 + R3
sehingga :
R1
V1 = V
R1 + R2 + R3
R2
V2 = V
R1 + R2 + R3
R3
V3 = V
R1 + R2 + R3
Hubungan paralel :
KCL :
∑i = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
V V V V
= + +
Rek R1 R2 R3
1 1 1 1
= + +
Rek R1 R2 R3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
26
Rangkaian Listrik
Pembagi arus :
V
i1 =
R1
V
i2 =
R2
V
i3 =
R3
dim ana :
V = iRek
sehingga :
R
i1 = ek i
R1
Rek
i2 = i
R2
Rek
i3 = i
R3
Contoh latihan :
Jawaban :
Rs1 = 12 + 4 = 16Ω
16 x16
Rs1 // 16Ω → R p1 = = 8Ω
16 + 16
Rs 2 = R p1 + 7Ω = 8 + 7 = 15Ω
15 x30
Rs 2 // 30Ω → R p 2 = = 10Ω
15 + 30
Rek = R p 2 + 50Ω + 15Ω = 10 + 50 + 15 = 75Ω
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
27
Rangkaian Listrik
Jawaban :
16 x 48
R p1 = = 12Ω
16 + 48
Rs1 = R p1 + 48Ω = 12 + 48 = 60Ω
Rs1 .30.20
Rs1 // 30Ω // 20Ω → R p 2 =
Rs1 .30 + Rs1 .20 + 30.20
R p 2 = 10Ω
Rek = R p 2 + 6Ω = 10 + 6 = 16Ω
24 3
it = = A
16 2
20.60
20Ω // 60Ω → R p = = 15Ω
20 + 60
15 15 3 1
i= it = = A
15 + 30 45 2 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
28
Rangkaian Listrik
Jawaban :
v1 = 3V
12 x 4
12Ω // 4Ω → R p = = 3Ω
12 + 4
Rp 3
vRp = x 4v1 = x12 = 4V
R p + 6Ω 9
sehingga :
vR 4
i = p = = 1A
4Ω 4
Kapasitor ( C )
Hubungan seri
KVL : ∑ V = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0
V = V1 + V2 + V3
1 1 1
V =
C1 ∫ idt +
C2 ∫ idt +
C3 ∫
idt
1 1 1 1
C ek ∫ idt =
C1 ∫ idt +
C2 ∫ idt +
C3 ∫
idt
1 1 1 1
= + +
C ek C1 C 2 C 3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
29
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
1
C1 ∫
V1 = idt
1
C2 ∫
V2 = idt
1
C3 ∫
V3 = idt
1
C ek ∫
dim ana → V = idt
sehingga :
C
V1 = ek V
C1
C ek
V2 = V
C2
C ek
V3 = V
C3
Hubungan paralel :
KCL :
∑i = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i 2 + i3
dV dV dV dV
C ek = C1 + C2 + C3
dt dt dt dt
C ek = C1 + C 2 + C 3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
30
Rangkaian Listrik
Pembagi arus :
dV
i1 = C1
dt
dV
i2 = C 2
dt
dV
i3 = C 3
dt
dV dV i
dim ana → i = C ek → =
dt dt C ek
sehingga :
C
i1 = 1 i
C ek
C2
i2 = i
C ek
C3
i3 = i
C ek
Contoh latihan :
Jawaban :
C p1 = 25µF + 25µF = 50 µF
C p 2 = 25µF + 25µF = 50 µF
50 x50
Cs = = 25µF
50 + 50
C ek = C s + 25µF = 25 + 25 = 50 µF
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
31
Rangkaian Listrik
2. Tentukan Cek !
Jawaban :
C p1 = 10 µF + 10 µF = 20 µF
C p1 = 10 µF + 10 µF = 20 µF
20 x 20
Cs = = 10 µF
20 + 20
C s // 5µF // 5µF → C ek = C s + 5µF + 5µF = 20 µF
Induktor ( L )
Hubungan seri :
KVL : ∑ V = 0
V1 + V2 + V3 − V = 0
V = V1 + V2 + V3
di di di
V = L1 + L2 + L3
dt dt dt
di di di di
Lek = L1 + L2 + L3
dt dt dt dt
Lek = L1 + L2 + L3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
32
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
di
V1 = L1
dt
di
V2 = L2
dt
di
V3 = L3
dt
di di V
dim ana → V = Lek → =
dt dt Lek
sehingga :
L1
V1 = V
Lek
L2
V2 = V
Lek
L3
V3 = V
Lek
Hubungan paralel :
KCL :
∑i = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
1 1 1 1
Lek ∫ Vdt = ∫ Vdt +
L1 L2 ∫ Vdt +
L3 ∫
Vdt
1 1 1 1
= + +
Lek L1 L2 L3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
33
Rangkaian Listrik
Pembagi arus ;
1
i1 = ∫ Vdt
L1
1
L2 ∫
i2 = Vdt
1
L3 ∫
i3 = Vdt
1
Lek ∫
dim ana → i = Vdt → ∫ Vdt = Lek i
Lek
i1 = i
L1
Lek
i2 = i
L2
Lek
i3 = i
L3
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
34
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
35
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
3. Tentukan nilai i !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
36
Rangkaian Listrik
5. Jika pada suatu rangkaian diberikan tegangan 10 V maka timbul arus sebesar 2 A,
maka berapa arus yang muncul jika tegangan yang diberikan pada rangkaian
tersebut sebesar 15 V
6. Pada suatu rangkaian yang tidak diketahui nilai resistansinya, daya pada rangkaian
tersebut yang terukur dengan wattmeter sebesar 250 W dengan tegangan terpasang
50 V, tentukan nilai resistansinya.
7. Nilai suatu rangkaian seri R1 = 6Ω dan R2 = 12Ω jika diberikan sumber tegangan 8
V akan menghasilkan arus sebesar 2 A, tentukan nilai arus rangkaian paralel dengan
daya yang sama saat rangkaian dihubung seri.
8. Jika suatu nilai kapasitor yang terdiri dari 10pF, 12x10-6 µF, dan 0,008nF, jika
dihubungkan paralel maka berapa nilai kapasitor totalnya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
37
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
38
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
39
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
40
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
41
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
42
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
43
Rangkaian Listrik
49. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan rus yang meleweati trminal positifnya
seperti diperlihatkan pada gambar. Tentukan daya yang diserap elemen pada saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
44
Rangkaian Listrik
55. Sebuah resistor 1kΩ dihubungkan baterai dan 6 mA mengalir. Berapa arus jika
baterai dihubungkan resistor 30Ω? Berapa tegangan baterai?
56. Sebuah toaster resistor akan menjadi panas ketika arus melewatinya. Jika toaster
mendisipasikan daya 960 W pada teganngan 120 V. Tentukan arus dan
resistansinya.
57. Sebuah sumber 10 V diserikan dengan beberapa resistor dengan arus 50 mA. Berapa
nilai tahanan yang harus diserikan dengan sumber dan resistor dengan arus terbatas
20 mA?
58. Resistor 20Ω, 30Ω dan R dihubung paralel membentuk resistansi ekivalen 4Ω.
Tentukan R dan arus melewatinya. Jika sumber arus 6A dipasang pada kombinasi
tersebut.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
45
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
46
Rangkaian Listrik
64. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
47
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
48
Rangkaian Listrik
71. Tentukan i1 :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
49
Rangkaian Listrik
75. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
50
Rangkaian Listrik
79. Tentukan V2 :
80. Tentukan i :
81. Tentukan i :
82. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
51
Rangkaian Listrik
85. Tentukan R :
86. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
52
Rangkaian Listrik
87. Tentukan R :
88. Tentukan V1 :
89. Tentukan Va :
90. Tentukan Vo :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
53
Rangkaian Listrik
92. Tentukan i :
93. Tentukan R :
94. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
54
Rangkaian Listrik
95. Tentukan R :
96. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
55
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
56
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
57
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
58
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
59
Rangkaian Listrik
116. Jika kurva arus terhadap waktu diperlihatkan seperti pada gambar dibawah ini,
tentukan nilai muatan totalnya dari 0 – 3 s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
60
Rangkaian Listrik
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian,
bilamana konsep dasar atau hukum-hukum dasar seperti Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada rangkaian tersebut.
Pada bab ini akan dibahas tiga metoda analisis rangkaian yang akan dipakai, yaitu :
analisis node, analisis mesh dan analisis arus cabang.
Analisis Node
Sebelum membahas metoda ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
pengertian mengenai tentang node.
Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian.
Junction atau titik simpul utama atau titik percabangan adalah titik pertemuan dari tiga
atau lebih elemen rangkaian.
Untuk lebih jelasnya mengenai dua pengertian dasar diatas, dapat dimodelkan dengan
contoh gambar berikut.
Contoh :
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :
Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
61
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
KCL :
∑ i = 0 → 4 − 7 − i1 − i2 = 0
i1 + i2 = −3
V1 − V g V1 − V2
+ = −3 → V g = 0
4 8
V1 − 0 V1 − V2
+ = −3
4 8
2V1 + V1 − V2 = −24
3V1 − V2 = −24 KK (1)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
62
Rangkaian Listrik
KCL :
∑ i = 0 → 7 − i1 − i2 = 0
i1 + i 2 = 7
V2 − V1 V2 − V g
+ = 7 → Vg = 0
8 12
V2 − V1 V2 − 0
+ =7
8 12
3(V2 − V1 ) + 2V2 = 168
5V2 − 3V1 = 168KK (2)
Dari kedua persamaan diatas, dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu :
1. Cara substitusi
3V1 − V2 = −24
− 3V1 + 5V2 = 168 +
4V2 = 144 → V2 = 36 ⋅ volt
V2 dapat dimasukkan kesalah satu persamaan, misalkan persamaan (1) :
3V1 − V2 = −24
3V1 − 36 = −24
3V1 = 36 − 24 = 12 → V1 = 4 ⋅ volt
V1 − V g
4−0
i= =
= 1⋅ A
4 4
2. Cara Metoda Cramer
Menggunakan matrik :
3V1 − V2 = −24
− 3V1 + 5V2 = 168
Matrik :
⎛ 3 − 1⎞⎛ V1 ⎞ ⎛ − 24 ⎞
⎜⎜ ⎟⎟⎜⎜ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ − 3 5 ⎠⎝V2 ⎠ ⎝ 168 ⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
63
Rangkaian Listrik
3 −1
∆= = 3.5 − (−1).(−3) = 12
−3 5
sehingga ;
− 24 − 1
168 5 − 24.5 − (−1).168
V1 = = = 4 ⋅ volt
∆ 12
3 − 24
− 3 168 3.168 − (−24).(−3)
V2 = = = 36 ⋅ volt
∆ 12
V1 − V g
i= = 1⋅ A
4
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
64
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
65
Rangkaian Listrik
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut
diperlakukan sebagai supernode, yaitu menganggap sumber tegangan tersebut
dianggap sebagai satu node.
Contoh latihan :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
66
Rangkaian Listrik
Jawaban :
KCL :
∑i = 0
V − 20 V − Vg
+ − 1 = 0 → Vg = 0
10 10
V − 20 V
+ =1
10 10
2V − 20 = 10 → V = 15 ⋅ volt KK (1)
20 − V
i= KK (2)
10
20 − 15
i= = 0,5 ⋅ A
10
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
- Teg. Sumber sebagai supernode
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
67
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
68
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
69
Rangkaian Listrik
Tinjau loop I1 :
Σv = 0
− 16 + 2 I 1 + 9 + 3( I 1 − I 2 ) = 0
5I 1 − 3I 2 = 7........(1)
Tinjau loop I2 :
Σv = 0
− 9 + 6 + 6 I 2 + 3( I 2 − I 1 ) = 0
− 3I 1 + 9 I 2 = 3........(2)
Substitusikan persamaan (1) dan (2) :
5 I 1 − 3I 2 = 7..........x3
− 3I 1 + 9 I 2 = 3........x1 +
12 I 1 = 24
24
I1 = = 2A
12
sehingga : i = I 1 = 2 A
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
70
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
Σv = 0
− 5 + 6 I 1 − 5ia = 0
dim ana : I 1 = ia
− 5 + 6ia − 5ia = 0 → ia = 5 A
Tinjau loop I2 :
Σv = 0
+ 5ia + 10 I 2 + 25 = 0
− 50
25 + 10 I 2 + 25 = 0 → I 2 = = −5 A
10
i = − I 2 = −(−5) = 5 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
71
Rangkaian Listrik
Apabila ada sumber arus, maka diperlakukan sebagai supermesh. Pada supermesh,
pemilihan lintasan menghindari sumber arus karena pada sumber arus tidak
diketahui besar tegangan terminalnya.
Contoh latihan :
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
I1 = 9 A
Tinjau loop I2 dan I3 :
I 3 − I 2 = 3A
I 3 = 3 + I 2 .......................................(1)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
72
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
73
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
6 I 1 + 12 + 12( I 1 − I 2 ) = 0
18 I 1 − 12 I 2 = −12.............................(1)
Tinjau loop I2 dan I3 :
I 3 − I 2 = 3.........................................(2)
Tinjau lintasan supermesh :
Σv = 0
4 I 2 + 6 I 3 + 12( I 2 − I 1 ) − 12 = 0
16 I 2 − 12 I 1 + 6 I 3 = 12........................(3)
Metoda Cramer :
⎛ 18 − 12 0 ⎞⎛ I 1 ⎞ ⎛ − 12 ⎞
⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎜ 0 − 1 1 ⎟⎜ I 2 ⎟ = ⎜ 3 ⎟
⎜ − 12 16 6 ⎟⎜ I ⎟ ⎜ 12 ⎟
⎝ ⎠⎝ 3 ⎠ ⎝ ⎠
18 − 12 − 12
0 −1 3 −1 3 0 3 0 −1
18 + 12 − 12
− 12 16 12 16 12 − 12 12 − 12 16
I3 = = = 2A
18 − 12 0 −1 1 0 1
18 + 12
0 −1 1 16 6 − 12 6
− 12 16 6
sehingga : i = I 3 − 2 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
74
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
75
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
76
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
77
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
78
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
79
Rangkaian Listrik
15. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
16. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
80
Rangkaian Listrik
17. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
18. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
19. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
81
Rangkaian Listrik
21. Tentukan V :
24. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
82
Rangkaian Listrik
25. Tentukan V :
26. Tentukan V :
27. Tentukan V :
28. Tentukan Vx :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
83
Rangkaian Listrik
32. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
84
Rangkaian Listrik
33. Tentukan Vx :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
85
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
86
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
87
Rangkaian Listrik
46. Tentukan nilai arus i dengan analisis mesh pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
88
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
89
Rangkaian Listrik
55. Tentukan i :
56. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
90
Rangkaian Listrik
57. Tentukan i :
58. Tentukan i :
59. Tentukana i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
91
Rangkaian Listrik
61. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
92
Rangkaian Listrik
BAB V
TEOREMA RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik
dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertian bahwa suatu persoalan
Rangkaian Listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar atau
konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analisis tertentu yang dibahas pada bab
sebelumnya, tetapi pada bab ini dibahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam
menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu teorema tertentu. Bahwa nantinya pada implementasi penggunaan
teorema tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun analisis
rangkaian.
Ada beberapa teorema yang dibahas pada bab ini , yaitu :
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum
Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y =
kx, dimana k = konstanta dan x = variabel.
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus
dapat dihitung dengan cara :
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan
teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana
nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah
sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah
keadaan dari n buah sumber yang bebasnya.
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai sumber
independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier (sumber
dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau
sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor (
R ), induktor ( L ), dan kapasitor ( C ).
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
93
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Pada saat sumber tegangan aktif/bekerja maka sumber arus tidak aktif (diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit) :
20
maka : i1 = = 1⋅ A
10 + 10
Pada saat sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif (diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit) :
10
i2 = − .1 = −0,5 ⋅ A
10 + 10
sehingga :
i = i1 + i2 = 1 − 0,5 = 0,5 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
94
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Pada saat sumber Vs = 17V aktif/bekerja maka sumber tegangan 6 V diganti dengan
tahanan dalamnnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber arus 2 A diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
3Ω // 0Ω → R p1 = 0Ω
2 x2
2Ω // 2Ω → R p 2 = = 1Ω
2+2
1 17
VR p 2 = x17 = V
1+ 3 4
− VR p 2 17
sehingga : i1 = =− A
2 8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
95
Rangkaian Listrik
3x2 6
3Ω // 2Ω → R p1 = = Ω
3+ 2 5
6 16
Rs = R p1 + 2Ω = + 2 = Ω
5 5
16 x3
48
Rs // 3Ω → R p 2 = 5 = Ω
16 + 3 31
5
6 6 31
i2 = = = A
R p 2 48 8
31
3x2 6
3Ω // 2Ω → R p1 = = Ω
3+ 2 5
3Ω // 0Ω → R p 2 = 0Ω
2 5
i3 = x2 = A
2+ 6 4
5
sehingga : i = i1 + i2 + i3
− 17 31 5 24
i= + + = = 3A
8 8 4 8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
96
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Pada rangkaian ini terdapat sumber tak bebasnya, maka tetap dalam perhitungan dengan
teorema superposisi membuat analisis untuk n buah keadaan sumber bebas, pada soal
diatas terdapat dua buah sumber bebas, maka dengan superposisi terdapat dua buah
keadaan yang harus dianalisis.
Pada saat sumber Is = 8A aktif/bekerja maka sumber arus 4A diganti dengan tahanan
dalamnnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
3
i1 = x(3i1 − 8)
3+ 2
3
i1 = x(3i1 − 8)
5
24
5i1 = 9i1 − 24 → i1 = = 6A
4
Pada saat sumber Is = 4A aktif/bekerja maka sumber arus 8A diganti dengan tahanan
dalamnnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
97
Rangkaian Listrik
3
i2 = x(3i 2 + 4)
3+ 2
3
i2 = x(3i2 + 4)
5
− 12
5i2 = 9i2 + 12 → i1 = = −3 A
4
sehingga : i = i1 + i2 = 6 − 3 = 3 A
Teorema Substitusi
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir
(sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber
tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui komponen
pasif tersebut.
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber tegangan
penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber tegangan tersebut
samadengan nol.
Contoh latihan :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
98
Rangkaian Listrik
2.2
Rt = + 1 = 1⋅ Ω
2+2
2
it = = 1 ⋅ A
2
2
i2 = .1 = 0,5 ⋅ A → i1 = 0,5 ⋅ A
2+2
3i1 − 2i2 = 2
' '
loop i2 :
0,5 + i 2 + 2(i 2 − i1 ) = 0
' ' '
3 −2 9−4
−2 3
3 2
− 2 − 0,5 − 1,5 + 4
i2 = = = 0,5 ⋅ A
'
3 −2 9−4
−2 3
sehingga : i1 = i1 − i2 = 1 − 0,5 = 0,5 ⋅ A
' '
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
99
Rangkaian Listrik
Teorema Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
seri dengan suatu resistansi ekivalennya.
Pada gambar diatas, dengan terorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkit B
dapat diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati sirkit B
pada dua terminal yang kita amati yaitu terminal a-b.
Setelah kita dapatkan rangkaian substitusinya, maka dengan menggunakan teorema
superposisi didapatkan bahwa :
1. Ketika sumber tegangan V aktif/bekerja maka rangkaian pada sirkit linier A
tidak aktif (semua sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga
didapatkan nilai resistansi ekivelnnya.
2. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
100
Rangkaian Listrik
V
i=− + i sc
Rth
Voc
0=− + i sc
Rth
Voc = i sc .Rth KK (2)
Cara memperoleh resistansi penggantinya (Rth) adalah dengan mematikan atau menon
aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan
dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = ∞
atau rangkaian open circuit).
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus
hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada
kedua terminal tersebut yang di- short circuit .
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
101
Rangkaian Listrik
dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short
circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit)
(Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
V
Theveninnya didapatkan dengan cara Rth = th .
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
a-b pada saat terbuka :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
102
Rangkaian Listrik
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rth = 4Ω
Rangkaian pengganti Thevenin :
sehingga :
19
i= A
8
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
a-b pada saat terbuka :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
103
Rangkaian Listrik
6x12
Rth = + 4 = 4 + 4 = 8Ω
6 + 12
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
104
Rangkaian Listrik
sehingga :
28 28
i= = = 2A
8 + 6 14
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
105
Rangkaian Listrik
24 x 24 48 x 24
Rth = + = 12 + 16 = 28Ω
24 + 24 48 + 24
Rangkaian pengganti Thevenin :
sehingga :
Vab = −4 + 28.2 = −4 + 56 = 52V
Contoh latihan :
untuk sumber tak bebas/ dependent
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
106
Rangkaian Listrik
i sc = i2 + 6
Σv = 0
− 12 + 1.i2 + 2i 2 = 0
12
3i2 = 12 → i 2 = = 4A
3
sehingga : i sc = i 2 + 6 = 4 + 6 = 10 A
Voc 30
maka : Rth = = = 3Ω
i sc 10
Rangkaian pengganti Thevenin :
3
V = x30 = 15V
3+3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
107
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Σv = 0
2isc + 3(i sc + 6) − 12 = 0
−6
5i sc + 6 = 0 → isc = A
5
V −6
sehingga : Rth = oc = = 5Ω
i sc −6
5
Rangkaian pengganti Thevenin :
−6
i= = −1A
6
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
108
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mencari Vab :
V1 3V
Vab = Voc = 2 + V1 = 1
4 2
perhatikan..node..c :
V1 V1
= +2
2 4
V1
= 2 → V1 = 8V
4
3V 3.8
sehingga : Voc = 1 = = 12V
2 2
Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari Rth tidak bisa langsung dengan
mematikan semua sumbernya, sehingga harus dicari nilai Isc :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
109
Rangkaian Listrik
4
V = x12 = 4V
4+8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
110
Rangkaian Listrik
Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
V
i=− +i sc
RN
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
111
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung isc = iN saat R =
4Ω dilepas :
Analisis mesh :
- Tinjau loop I1 :
I 1 = 6 A................................(1)
- Tinjau loop I3 :
Σv = 0
− 5 + 8( I 3 − I 2 ) = 0
8( I 3 − I 2 ) = 5
substitusikan.. pers.(2) :
3I 2
8( − I2 ) = 5
2
5
4I 2 = 5 → I 2 = A
4
5 19
sehingga : i sc = i N = I 1 − I 2 = 6 − = A
4 4
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
112
Rangkaian Listrik
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
R N = 4Ω
Rangkaian pengganti Norton :
4 4 19 19
i= iN = . = A
4+4 8 4 8
Jawaban :
Mencari isc :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
113
Rangkaian Listrik
20.12 15
20Ω // 12Ω → R p = = Ω
20 + 12 2
Rp 15
V1 = x18 = 2 18 = 54 V
Rp + 5 15 + 5 5
2
V 27
i sc = i N = 1 = A
20 50
Mencari RN dititik a-b :
5.12 60
5Ω // 12Ω → R p = = Ω
5 + 12 17
60 400
R N = R p + 20Ω = + 20 = Ω
17 17
Rangkaian pengganti Norton :
400 x 40
17 400
R N // 40Ω → R p = = Ω
400 27
17 + 40
27 400
sehingga : v = i N xR p = x = 8V
50 27
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
114
Rangkaian Listrik
Mencari isc :
24
I 48Ω = x6 = 2 A
48 + 24
24
I 12 Ω = x6 = 4 A
24 + 12
sehingga : i sc = i N = I 12Ω − I 48Ω = 4 − 2 = 2 A
Mencari RN :
24
i1 = = 1A
24
sehingga : i = i N + i1 = 2 + 1 = 3 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
115
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
untuk sumber tak bebas/ dependent
Jawaban :
Mencari isc :
v1 = 3V
Σv = 0
− 4v1 + 6i sc = 0
− 4.3 + 6i sc = 0
12
i sc = = 2A
6
sehingga : i sc = 2 A
Mencari RN, harus mencari Voc :
v1 = 3V
12 12
Vab = Voc = x 4v1 = x12 = 8V
12 + 6 18
Voc 8
sehingga : R N = = = 4Ω
i sc 2
Rangkaian pengganti Norton :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
116
Rangkaian Listrik
4
i= x 2 A = 1A
4+4
2. Tentukan nilai i dengan teorema Norton !
Jawaban :
Mencari isc :
Σv = 0
2i sc + 3(i sc + 6) − 12 = 0
−6
5i sc + 6 = 0 → i sc =A
5
Cari RN dengan mencari Vab saat titik a-b terbuka :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
117
Rangkaian Listrik
5 −6
i= x = −1A
5 +1 5
Jawaban :
Mencari isc :
Σv = 0
i1
− 6 + 2i1 + =0
2
5i1 12
= 6 → i1 = A
2 5
i1 12
1
sehingga : i sc = 2 = 10 = A
6 6 5
Mencari Vab :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
118
Rangkaian Listrik
i2
Vab = Voc =
2
Σv = 0
i2
− 6 + 2i2 + =0
2
5i2 12
= 6 → i2 = A
2 5
i 6
sehingga : Voc = 2 = V
2 5
6
V
maka : R N = oc = 5 = 6Ω
i sc 1
5
Rangkaian pengganti Norton :
2.6 3
2Ω // 6Ω → R p = = Ω
2+6 2
1 3 1 3
sehingga : V = R p x A = x = V
5 2 5 10
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
119
Rangkaian Listrik
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya.
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
atau multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.
Langkah-langkah :
- Ubah semua sumber tegangan ke sumber arus
V1 V2 V3
it = + +
R1 R2 R3
1 1 1 1
= + +
Rt R1 R2 R3
- Konversikan hasil akhir sumber arus ke sumber tegangan
Vek = it .Rt
Rek = Rt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
120
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Σv = 0
− 16 + 8i + 12i + 36 = 0
− 20
20i + 20 = 0 → i = = −1A
20
sehingga : V = −ix8Ω = −(−1) x8 = 8V
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
121
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau sumber arus 4A dan 3ia A ,sehingga dihasilkan sumber arus (3ia -4) A :
3 3
ia = x(3ia − 4) = x(3ia − 4)
3+ 2 5
5ia = 9ia − 12
5ia − 9ia = −12
− 12
− 4ia = −12 → ia = = 3A
−4
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
122
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Σv = 0
− 72 + 8i + 16i + 12i + 36 = 0
36
− 36 + 36i = 0 → i = = 1A
36
sehingga :
V = +72 − 8i = 72 − 8.1 = 64V
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
123
Rangkaian Listrik
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban samadengan nilai resistansi
sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang paralel dengan
sumber arus.
PL = V L .i = i.R L .i = i 2 .R L
dim ana :
Vg
i=
R g + RL
sehingga :
Vg
PL = ( ) 2 .RL
R g + RL
dengan asumsi Vg dan Rg tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk mencari nilai
maksimum PL adalah :
2
Vg Vg
PL = ( ) 2 .RL = .RL = V g ( R g + RL ) − 2 RL
2
R g + RL ( R g + RL ) 2
dPL
dRL
[
= V g ( R g + RL ) − 2 − 2( R g + RL ) −3 RL
2
]
⎡ 1 2 RL ⎤
0 = Vg ⎢ −
2
3⎥
⎢⎣ ( R g + RL ) ( R g + RL ) ⎥⎦
2
⎡ R g − RL ⎤
0 = Vg ⎢
2
3⎥
⎣⎢ ( R g + RL ) ⎦⎥
sehingga :
RL = R g
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
beban RL samadengan beban intern sumber Rg.
2
Vg
Maka didapatkan daya maksimumnya : PLmax =
4Rg
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
124
Rangkaian Listrik
V A − VD V A VD V A 1 R2 R3 R1 R2
⇒ i1 = = − = − ( VA + VB )
R1 R1 R1 R1 R1 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 + R3 R2
i1 = VA − VB LLL (1)
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
VB − VD VB VD VB 1 R 2 R3 R1 R2
⇒ i2 = = − = − ( VA + VB )
R3 R3 R3 R3 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1 R2 + R1 R3 R1 R2
i2 = VA − V B LLL (2)
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 ) R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
125
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
126
Rangkaian Listrik
Perumusannya :
Transformasi Star (Υ) ke Delta (∆) :
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
RA =
R2
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
RB =
R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
RC =
R1
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
127
Rangkaian Listrik
R A RB
R1 =
R A + RB + RC
R B RC
R2 =
R A + RB + RC
R A RC
R3 =
R A + RB + RC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
128
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
129
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
130
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
131
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
132
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
133
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
134
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
135
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
136
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
137
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
138
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
139
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
140
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
141
Rangkaian Listrik
55. Tentukan nilai R pada rangkaian berikut agar terjadi transfer daya maksimum :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
142
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
143
Rangkaian Listrik
BAB VI
DASAR – DASAR AC
Bentuk Gelombang
Pada bab sebelumnya kita telah membahas rangkaian listrik dengan sumbernya adalah
sumber searah, dimana untuk selang waktu dari nol sampai tak hingga nilainya akan
selalu tetap atau konstan, sedangkanp pada bab ini akan dibahas rangkaian listrik
deengan sumbernya adalah bolak-balik, dimana untuk waktu tertentu akan didapatkan
nilai yang berbeda-beda. Tentunya dengan sumber bolak-balik atau lebih singkatnya
dengan sumber AC (Alternating Current) akan mempengaruhi komponen pasif yang
digunakan, saat sumber DC maka komponen pasif seperti L dan C akan menjadi
rangkaian hubungsingkat dan terbuka. Tetapi dengan sumber AC komponen pada L dan
C akan berbeda halnya saat deiberikan sumber DC.
Sebelum membahas masalah AC secara mendalam alangkah baiknya kita
memperhatikan terlebih dahulu karakteristik dari sumber AC atau gelombang AC ini.
Salah satu sifat khusus dari gelombang AC adalah dia mempunyai sifat periodik atau
berulang dengan selang waktu tertentu atau lebih sering disebut dengan perioda,
dimana nilai dari periodik ini memenuhi persamaan :
f (t) = f ( t + nT ) dimana n : integer 0,1,2,… dengan T = perioda, seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
144
Rangkaian Listrik
Konsep Phasor
Phasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan
phasa gelombang sinusoidal.
Phasor biasanya dinyatakan dengan sebuah notasi pada domain frekuensi yang hanya
terdiri dari besaran dan phasa.
Formula Euler :
[ ] [ ]
e jωt = cos ωt + j sin ωt = Re e jωt + j Im e jωt
e− jωt
= cos ωt − j sin ωt = Re[e ] − j Im[e ]
− jωt − jω t
Sebagai contoh :
v(t ) = Vm cos(ωt + θ ) Volt dalam domain waktu
[ ]
Formula Euler : v = Re Vm e jθ e jωt = Vm e jθ Volt
Notasi phasor : V (ω ) = Vm ∠θ Volt dalam domain frekuensi
Bilangan Kompleks
Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal)
Contoh :
z = x + jy
dimana j = − 1 atau j 2 = −1
Grafik bilangan kompleks :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
145
Rangkaian Listrik
Tegangan sinusoidal :
Arus pada elemen pasif jika tegangannya sinusoidal
elemen v V = Vm sin ωt V = Vm cos ωt
R V Vm Vm
iR = iR = sin ω t iR = cos ω t
R R R
L 1 V V
i L = ∫ vdt i L = m (− cos ω t ) i L = m sin ω t
L ωL ωL
C dV iC = ω CVm cos ω t iC = ω CVm (− sin ω t )
iC = C
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
146
Rangkaian Listrik
Sudut Phasa
Pengaruh gelombang AC pada elemen R :
i = I m sin ω t ⇒ I = I m ∠0 o
VR = RI m sin ω t ⇒ V R = RI m ∠0 o
phasanya..sama
Magnitude impedansi.. Z = R
VC =
Im
ωC
I
(
(− cos ω t ) = m sin ω t − 90 o
ωC
)
I
⇒ VC = m ∠ − 90 o
ωC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
147
Rangkaian Listrik
Impedansi Kompleks
Jika rangkaian seri RL dihubungkan dengan gelombang AC maka :
V (t ) = Vm e jω t
d1 (t )
KVL : R1 (t ) + L = V (t ) = Vm e jωt
dt
Misalkan :
I (t ) = Ke jωt
Rke jω t + jω Lke jω t = Vm e jω t
Vm
k=
R + jω L
Vm
I (t ) = e jω t
R + jω L
Sehingga impedansi menjadi
V (t ) Vm e jω t
Z= = = R + jω L
I (t ) Vm jω t
e
R + jω L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
148
Rangkaian Listrik
V (t ) = V m e jω t
KVL : R 1 (t ) + ∫ I (t )dt
1 jω t
= Vme
C
Misalkan :
I (t ) = Ke jω t
jω t 1 jω t jω t
Rke + ke = Vme
jω C
Vm
k =
1
R +
jω C
Vm
I (t ) =
1
R −
ω C
sehingga impedansi
V (t ) V m e jω t 1 j
Z= = = R+ = R−
I (t ) Vm jω C ωC
e jω t
R + jω L
Diagram Impedansi :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
149
Rangkaian Listrik
Diagram Phasor
f (t ) = re jωt = r∠ω t
π π
t= t=
t=0 4ω 2ω
ωt = 0 π π
ωt = ωt =
4 2
Jika beda phasa antara tegangan dan arus sebesar θ, maka diagram phasornya sebagai
berikut :
V = V1 + V2 + V3
= IZ1 + IZ 2 + IZ 3
Z eq = Z1 + Z 2 + Z 3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
150
Rangkaian Listrik
I = I1 + I 2 + I 3
V V V
= + +
Z1 Z 2 Z 3
1 1 1 1
= + +
Z eq Z1 Z 2 Z 3
Contoh latihan :
1. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 = 6 cos 3t
i2 = 4 cos(3t − 30°)
i3 = −4 3 cos(3t + 60°)
Jawaban :
i4 = i1 + i2 + i3 = 6 cos 3t + 4 cos(3t − 30°) − 4 3 cos(3t + 60°)
Dalam notasi phasor :
I 4 = I 1 + I 2 + I 3 = 6∠0° + 4∠ − 30° − 4 3∠60° = 6 + 3,46 − j 2 − 3,46 − j 6
I 4 = 6 − j8 = 10∠ − 53,1°
sehingga : i4 = 10 cos(3t − 53,1°)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
151
Rangkaian Listrik
2. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 = 5 cos(3t + 30°)
i2 = 5 sin 3t
i3 = 5 cos(3t + 150°)
Jawaban :
i4 = i1 + i2 + i3 = 5 cos(3t + 30°) + 5 sin 3t + 5 cos(3t + 150°)
i4 = 5 cos(3t + 30°) + 5 cos(3t − 90°) + 5 cos(3t + 150°)
Dalam notasi phasor :
I 4 = I 1 + I 2 + I 3 = 5∠30° + 5∠ − 90° + 5∠150° = 4,3 + j 2,5 − j 5 − 4,3 + j 2,5
I4 = 0
sehingga : i4 = 0
Harga Rata-Rata
Harga rata-rata fungsi periodik didefinisikan sebagai integral fungsi waktu atas
keseleuruhan perioda dibagi dengan selang waktu periodanya.
Fungsi umum y (t) dengan perioda T, maka harga rata – rata :
T
1
Yav = ∫ y (t )dt
T 0
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
152
Rangkaian Listrik
- Harga rata-rata :
Yav
T 2π
1 1 A 2π
=
T0∫ y(t )dt =
2π ∫ Asinωtd (ωt) = 2π .− cosωt
0
0
=
A
[− cos2π − (− cos0)] = A [− 1 + 1] = 0
2π 2π
- Harga efektif :
Yrms
2π 2π
⎛ 1 − cos 2ωt ⎞
T
1 2 1 A2
= ∫ y (t )dt = ∫ A sin ωtd (ωt) = ∫ ⎜⎝ ⎟d (ωt ).
2 2
T0 2π 0
2π 0
2 ⎠
2π
A2 ⎡ 1 2π cos 2ωt ⎤ A2 ⎡ 1 cos 2.2π cos 2.0 ⎤
= ⎢ ωt 0 − ⎥. = ⎢ (2π − 0) − ( − ).
2π ⎣⎢ 2 4 0 ⎦⎥ 2π ⎣ 2 4 4 ⎥⎦
A2 2
= [π − (1 − 1)]. = A π . = A
2π 2π 2
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
T π
1 1 A π
=
T0∫ y(t )dt = ∫ Asinωtd (ωt ) = .− cosωt 0
π0 π
=
A
[− cosπ − (− cos0)] = A [1 + 1] = 2 A
π π π
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
153
Rangkaian Listrik
- Harga efektif :
Yrms
π π
A2 ⎛ 1 − cos2ωt ⎞
T
1 2 1 2 2
T ∫0 π ∫0 π ∫0 ⎝
= y (t ) dt = A sin ωtd (ωt ) = ⎜ ⎟d (ωt ).
2 ⎠
π
A2 ⎡ 1 π cos2ωt ⎤ A2 ⎡ 1 cos2.π cos2.0 ⎤
= ⎢ ωt 0 − ⎥. = ⎢ (π − 0) − ( − ).
π ⎣⎢ 2 4 0 ⎦⎥ π ⎣2 4 4 ⎥⎦
A2 ⎡π ⎤ A2 A
= ⎢ − (1 − 1) ⎥. = =
π ⎣2 ⎦ 2 2
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
T 2 2
1 1 1 25t 2
= ∫ y(t )dt = ∫ 25tdt = .
T0 20 2 2 0
25 2
= (2 − 0) = 25
4
- Harga efektif :
Yrms
[ ]
T 2
1 2 1 625 t 3 2 625 3 50
= ∫ = ∫ = . .0 = 2 −0 =
2 2
y (t ) dt 25 t dt
T 0 20 2 3 6 3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
154
Rangkaian Listrik
Soal- soal :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
155
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
156
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
157
Rangkaian Listrik
BAB VII
ANALISIS RANGKAIAN AC
Hukum Ohm
Jika sebuah impedansi dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung impedansi
tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan
melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang
mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :
V = I .Z
1. Tentukan nilai i !
Jawaban :
Dengan phasor :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
158
Rangkaian Listrik
2 2
maka : i = 4 cos(4t − 36,9 o ) A
2. Tentukan nilai V !
Jawaban :
Dengan phasor :
2 20∠0 o 20∠0 o
I= 10∠0 =
o
= = 2∠ − 53o
2 + 4 + j8 6 + j8 10∠53 o
sehingga : V = 4 I = 8∠ − 53 o ,
maka : V = 8 cos(8t − 53o )V
Analisis Node
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :
Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut
diperlakukan sebagai supernode, yaitu menganggap sumber tegangan tersebut
dianggap sebagai satu node.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
159
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Dengam phasor :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
160
Rangkaian Listrik
maka : v = 25 2 sin( 2t + 8 o )V
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
161
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
− 10∠90 o + 10 I 1 − j10( I 1 − I 2 ) = 0
(10 − j10) I 1 + j10 I 2 = 10∠90 o...........(1)
Tinjau loop I2 :
I 2 = −1∠0 o ................(2)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
162
Rangkaian Listrik
sehingga :
V = − j10( I 1 − I 2 ) = − j10( 2∠135 o + 1∠0 o )
V = − j10(−1 + j + 1) = − j 2 10 = 10
maka : V = 10 sin 3tV
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
I 1 = 5∠90 o..................(1)
Tinjau loop I2 :
10( I 2 − I 1 ) + 5 I 2 + 10∠90 o − j15( I 2 − I 3 ) = 0
− 10 I 1 + (15 − j15) I 2 + j15 I 3 = −10∠90 o ....(2)
Tinjau loop I3 :
I 3 = −2∠0 o............(3)
substitusikan persamaan (1), (2), & (3) :
− 10 I 1 + (15 − j15) I 2 + j15 I 3 = −10∠90 o
− 10(5∠90 o ) + (15 − j15) I 2 + j15(−2∠0 o ) = −10∠90 o
(15 − j15) I 2 = −10∠90 o + 10(5∠90 o ) − j15(−2∠0 o ) = − j10 + j 50 + j 30 = j 70
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
163
Rangkaian Listrik
j 70 70∠90 o 7 2
I2 = = = ∠135 o
15 − j15 15 2∠ − 45 o 3
7 2
sehingga : V = − j15( I 2 − I 3 ) = − j15(∠135 o + 2∠0 o ) = − j15(−2,33 + j 2,33 + 2)
3
V = − j15(−0,33 + j 2,33) = 15∠ − 90 (2,35∠98 o ) = 35,25∠8 o
o
Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y =
kx, dimana k = konstanta dan x = variabel.
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus
dapat dihitung dengan cara :
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan
teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana
nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah
sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah
keadaan dari n buah sumber yang bebasnya.
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai sumber
independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier (sumber
dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau
sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor (
R ), induktor ( L ), dan kapasitor ( C ).
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
164
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
− j10 100∠0 o
V1 = 10∠90 o =
− j10 + 10 10 2∠ − 45 o
V1 = 5 2∠45 o
- Pada saat I s = sin 3tA aktif :
− j10.10 − j100
Zp = =
− j10 + 10 10 2∠ − 45 o
100∠ − 90 o
Zp = = 5 2∠ − 45 o
10 2∠ − 45 o
sehingga :
V2 = Z p x1∠0 o = 5 2∠ − 45 o
Maka tegangan V :
V = V1 + V2 = 5 2∠45 o + 5 2∠ − 45 o = 5 + j 5 + 5 − j 5 = 10
sehingga : V = 10 sin 3tV
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
165
Rangkaian Listrik
Jawaban :
V1 = 3∠0 o
sehingga : V1 = 3 cos 2tV
V2 = 0V
sehingga :
V = V1 + V2 = 3 cos 2tV
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
166
Rangkaian Listrik
Teorema Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada
dua terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
seri dengan suatu impedansi ekivalennya.
Cara memperoleh impedansi penggantinya (Zth) adalah dengan mematikan atau menon
aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan
dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = ∞
atau rangkaian open circuit).
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh impedansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus
hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Zth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada
kedua terminal tersebut yang di- short circuit .
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
167
Rangkaian Listrik
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian
open circuit)
(Zab = Zth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai impedanso pengganti
V
Theveninnya didapatkan dengan cara Z th = th .
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
Jawaban :
Mencari Voc :
Z th = 10Ω
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
168
Rangkaian Listrik
− j10
V = 10 2∠45 o
− j10 + 10
10∠ − 90 o
V = 10 2∠45 o = 10
10 2∠ − 45 o
sehingga :
V = 10 sin 3tV
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
169
Rangkaian Listrik
Mencari Zth :
Zth = − j 6Ω
Rangkaian pengganti Thevenin :
sehingga :
8 480∠ − 37 o
V = 60∠ − 37 o =
8 − j6 10∠ − 37 o
V = 48
maka : V = 48 sin 8tV
Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
170
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Mencari isc = iN :
Tinjau loop I1 :
Σv = 0
− 10∠90 o + 10 I 1 = 0
10 I 1 = 10∠90 o → I 1 = 1∠90 o
Tinjau loop I2 :
I 2 = −1∠0 o
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
171
Rangkaian Listrik
sehingga :
i sc = I 1 − I 2 = 1∠90 o + 1∠0 o = 1 + j
i sc = 2∠45 o
Mencari ZN :
Z N = 10Ω
Rangkaian pengganti Norton :
− j10.10 100∠ − 90 o
Zp = = = 5 2∠ − 45 o
− j10 + 10 10 2∠ − 45 o
sehingga :
V = Z p x 2∠45 o = 5 2∠ − 45 o . 2∠45 o
V = 10∠0 o
maka :
V = 10 sin 3tV
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan impedansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan impedansi yang sama atau sebaliknya.
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
atau multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
172
Rangkaian Listrik
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai impedansi beban samadengan nilai
impedansi konjugate sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun
dipasang paralel dengan sumber arus.
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
beban ZL samadengan konjugate beban intern sumber Zs*.
Maka didapatkan daya maksimumnya :
2
Vs
PLmax =
[ ]
4 Re Z s
*
Catatan :
Secara garis besar analisis rangkaian AC dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Sumber mempunyai fungsi persamaan dan frekuensi yang sama
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini dapat menggunakan konsep dasar,
hukum dasar, analisis rangkaian, dan teorema rangkaian dengan menggunakan
notasi phasor untuk mempermudah.
2. Sumber mempunyai fungsi persamaan berbeda dengan frekuensi yang sama
Penyelesaian persoalan ini terlebih dahulu semua fungsi persamaan dikonversikan
kedalam fungsi persamaan yang sama, baru kemudian pengerjaan sama dengan item
nomor 1.
3. Sumber mempunyai fungsi persamaan sama tetapi frekuensi berbeda
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan teorema superposisi.
4. Sumber mempunyai fungsi persamaan dan frekuensi yang berbeda
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan teorema superposisi.
5. Sumber gabungan DC dan AC
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC dan DC ini hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan teorema superposisi.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
173
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan nilai i !
2. Tentukan nilai V !
4. Tentukan nilai i !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
174
Rangkaian Listrik
6. Tentukan nilai i :
7. Tentukan nilai i :
8. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
175
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
176
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
177
Rangkaian Listrik
22. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
178
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
179
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
180
Rangkaian Listrik
BAB VIII
DAYA PADA RANGKAIAN RLC
Pengertian daya : perkalian antara tegangan yang diberikan dengan hasil arus yang
mengalir.
Secara matematis : P = VI Æ sumber searah atau DC
Daya dikatakan positif, ketika arus yang mengalir bernilai positif artinya arus
mengalir dari sumber tegangan menuju rangkaian (transfer energi dari sumber ke
rangkaian )
Daya dikatakan negatif, ketika arus yang mengalir bernilai negatif artinya arus
mengalir dari rangkaian menuju sumber tegangan (transfer energi dari rangkaian ke
sumber )
Daya Sesaat
Daya sesaat adalah daya yang terjadi pada saat hanya waktu tertentu ketika sebuah
komponen mempunyai nilai tegangan dan arus yang mengalir padanya hanya saat waktu
tersebut.
Contoh latihan :
Jika sebuah komponen dilewati arus sebesar i(t ) = 10 sin 30t A dan tegangannya
v(t ) = 50 sin(30t + 30°) , maka berapa daya yang muncul saat t = 1 detik !
Jawaban :
P (t ) = v(t ).i (t ) = 10 sin 30tx50 sin(30t + 30°)
500
P (1) = 10 sin 30 x50 sin(30 + 30) = 10 sin 30 x50 sin 60 = 3
4
V (t ) = Vm sin ωt
Arus pada komponen induktor adalah :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
181
Rangkaian Listrik
1 1
i(t ) =
L ∫ V (t )dt = ∫ Vm sin ωtdt
L
V V π
i(t ) = − m cos ωt = m sin(ωt − )
ωL ωL 2
Vm π
dimana nilai = I m , maka: i (t ) = I m sin(ωt − )
ωL 2
sehingga :
π 1
P (t ) = V (t )..I (t ) = Vm I m sin ωt. sin(ωt − ) = −Vm I m sin ωt. cos(ωt ) = − Vm I m sin 2ωt
2 2
Grafik :
1
2π
2π 1
2π
1 1 2π
P = − Vm I m ∫ sin 2 tdt = − Vm I m ∫ sin 2tdt = Vm I m cos 2t =0
4π 0
T 4π 0
4π 2 0
maka daya rata-rata pada komponen L samadengan nol.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
182
Rangkaian Listrik
V (t ) = Vm sin ωt
Arus pada komponen kapasitor adalah :
dV d
i (t ) = C = CVm (sin ωt ) = CVmω cos ωt
dt dt
π
i (t ) = CVmω sin(ωt +
)
2
dimana nilai CVmω = I m , maka :
π
i (t ) = I m sin(ωt + )
2
sehingga :
π 1
P (t ) = V (t )..I (t ) = Vm I m sin ωt. sin(ω + ) = Vm I m sin ωt. cos ω = Vm I m sin 2ωt
2 2
Grafik :
Daya rata-rata :
T 2π
1 1 1
P = ∫ P(t )dt = ∫ 2V I sin 2ωtdt
2π
m m
T 0 0
2π
1
P= Vm I m ∫ sin 2tdt
4π 0
1 1 2π
P=− Vm I m cos 2t =0
4π 2 0
maka daya rata-rata pada komponen C samadengan nol.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
183
Rangkaian Listrik
V (t ) = Vm sin ωt
Arus pada komponen resistor adalah :
V (t ) V (t )
i(t ) = = sin ωt
R R
V
dimana nilai m = I m , maka : i(t ) = I m sin ωt
R
sehingga :
1
P (t ) = V (t )..I (t ) = Vm I m sin 2 ωt = Vm I m (1 − cos 2ωt )
2
Grafik :
Daya rata-rata :
T 2π
1 1 1
P = ∫ P (t )dt = ∫ 2V I (1 − cos 2ω )tdt
2π
m m
T 0 0
2π
1
P= Vm I m ∫ (1 − cos 2ωt )dt
4π 0
1 1 2π
P= Vm I m (t − sin 2t )
4π 2 0
1 1
P= Vm I m .2π = Vm I m
4π 2
Daya rata-rata :
T 2π 2π
1 1 1 1
P = ∫ P (t )dt =
2π ∫0 2
V I (1 − cos 2ω )tdt = V m m ∫ (1 − cos 2ωt ) dt
I
4π
m m
T 0 0
1 1 2π 1 1
P= Vm I m (t − sin 2t ) = Vm I m .2π = Vm I m
4π 2 0 4π 2
1 V I
maka daya rata-rata pada kompone R sebesar Vm I m = m m = Veff I eff
2 2 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
184
Rangkaian Listrik
Daya Kompleks
Daya Rata – Rata (P)
Daya ini sebenarnya adalah daya yang dipakai oleh komponen pasif resistor yang
merupakan daya yang terpakai atau terserap. Kalau kita perhatikan supply dari PLN ke
rumah-rumah maka daya yang tercatat pada alat kWH meter adalah daya rata-rata atau
sering disebut juga sebagai daya nyata yang akan dibayarkan oleh pelanggan.
Simbol : P
Satuan : Watt (W)
Secara matematis daya rata-rata atau daya nyata merupakan perkalian antara tegangan
efektif, arus efektif, dan koefisien faktor dayanya.
P = Veff I eff cosθ
Daya Reaktif ( Q )
Daya ini adalah daya yang muncul diakibatkan oleh komponen pasif diluar resistor yang
merupakan daya rugi-rugi atau daya yang tidak diinginkan. Daya ini seminimal
mungkin dihindari kalaupun bisa diperkecil, walaupun tidak akan hilang sama sekali
dengan cara memperkecil faktor dayanya.
Simbol :Q
Satuan : Volt Ampere Reaktif (VAR)
Secara matematis daya reaktif merupakan perkalian antara tegangan efektif, arus efektif,
dan nilai sin θ.
Q = Veff I eff sin θ
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
185
Rangkaian Listrik
Daya Tampak ( S )
Daya yang sebenarnya disupply oleh PLN, merupakan resultan daya antara daya rata-
rata dan daya reaktif.
Simbol :S
Satuan : Volt Ampere (VA)
Secara matematis daya tampak merupakan perkalian antara tegangan dan arus
efektifnya
S = Veff I eff
Daya kompleks
Merupakan gabungan antara daya rata-rata dan daya reaktifnya.
∗
S = P + jQ = Veff I eff cosθ + jVeff I eff sin θ = Veff I eff
Faktor Daya
Faktor daya atau power factor (pf) merupakan perbandingan daya rata-rata terhadap
daya tampak.
P Veff I eff cosθ
pf = = = cosθ
S Veff I eff
Segitiga Daya
Untuk komponen L :
I lagging terhadap V dimana nilai arus tertinggal sebesar phasa θ dibandingkan dengan
nilai tegangan.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
186
Rangkaian Listrik
Untuk komponen C :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
187
Rangkaian Listrik
Rumus umum :
2
Veff R
P = Veff I eff cosθ = I eff R R =
2
R
2
Veff X
Q = Veff I eff sin θ = I eff X X =
2
X
2
Veff Z
S = Veff I eff = I eff Z Z =
2
Z
R P
pf = cosθ = =
Z S
Contoh latihan :
Jawaban :
Dengan phasor :
2
⎛ 10 ⎞
sehingga : P = I eff R .R = ⎜ ⎟ .87,9 = 4395W
2
⎝ 2⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
188
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Dengan phasor :
sehingga :
2
⎛ 10 ⎞
P = I eff R .R = ⎜ ⎟ .87,9 = 4395W
2
⎝ 2⎠
2
⎛ 10 ⎞
Q = I eff X . X = ⎜ ⎟ .15,9 = 795W
2
⎝ 2⎠
2
⎛ 10 ⎞
S = I eff Z .Z = ⎜ ⎟ .89,44 = 4472W
2
⎝ 2⎠
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
189
Rangkaian Listrik
Dengan superposisi :
- Pada saat Vs = 20cos4t V, aktif :
20∠0 o 20∠0 o
i1 = = = 4∠ − 37 o
4 + j 6 − j 3 5∠37 o
2
⎛ 4 ⎞
sehingga : P1 = i1eff .R = ⎜ ⎟ .4 = 32W
2
⎝ 2⎠
- Pada saat Is = 5cos2t A, aktif :
− j6
i2 =
− j 6 + j3 + 4
(
. − 5∠0 o )
6∠ − 90 o − 30∠ − 90 o
i2 = .−5 = = −6∠ − 53o
5∠ − 37 o
5∠ − 37 o
2
⎛−6⎞
sehingga : P2 = i2 eff .R = ⎜ ⎟ .4 = 72W
2
⎝ 2⎠
maka :
P = P1 + P2 = 32 + 72 = 104W
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
190
Rangkaian Listrik
Seperti dijelaskan diawal tadi bahwa Q atau daya reaktif sebenarnya adalah daya rugi-
rugi dan sebisa mungkin kita minimalkan, artinya dengan nilai daya rata-rata yang tetap
dan nilai daya reaktif yang kita perkecil akan memperkecil daya tampak secara
keseluruhan.
Nilai P tidak berubah yang diubah adalah nilai Q karena Q berkaitan dengan komponen
L atau C, oleh karena itu untuk meningkatkan faktor daya maka kita harus memasang
secara paralel komponen L atau C.
Kenapa kita harus memasang secara paralel ? karena tujuan diawal kita membuat nilai P
yang tetap atau konstan, maka dengan ilustrasi seperti dibawah ini :
Veff
akan didapatkan nilai P = I eff R R ⇒ I eff R =
2
R + j ωL
Jika komponen yang akan dipasang untuk memperkecil nilai Q, katakanlah komponen
tersebut C maka jika dipasang seri :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
191
Rangkaian Listrik
Veff
akan didapatkan nilai P = I eff R R ⇒ I eff R =
2
1
R + j (ωL −
)
ωC
terlihat bahwa nilai P-nya telah berubah, padahal kita mempersyaratkan untuk perbaikan
faktor daya nilai P-nya tetap.
Tetapi jika komponen C tersebut dipasang paralel maka :
Veff
akan didapatkan nilai P = I eff R R ⇒ I eff R =
2
R + j ωL
ternyata nilai P-nya tetap dan dengan penambahan komponen C tentunya akan
memperkecil daya reaktifnya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
192
Rangkaian Listrik
Merupakan komponen C
Misalkan kalau kita mempunyai segitiga daya arus leading, secara grafik :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
193
Rangkaian Listrik
Merupakan komponen L
Contoh latihan :
1. Faktor daya suatu beban yang telah dikoreksi adalah 0,9 lagging dengan cara
penambahan 20 kVAR kapasitor parallel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Tentukan
segitiga daya sebelum diperbaiki atau dikoreksi !
Jawaban :
S ' = 185kVA
cosθ ' = 0,9lagging → θ ' = 26 o
P = S '.cosθ ' = 185k . cos 26 o = 166,5kW
Q' = S '.sin θ ' = 185k . sin 26 o = 81k var .lagging
segitiga.dayanya.setelah.dikoreksi :
P = 166,5kW
Q = Q'+QC = 81 + 20 = 101kVAR.lagging
S = P 2 + Q 2 = 166,5 2 k + 1012 k = 194,6kVA
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
194
Rangkaian Listrik
2. Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff = 240V disuplai oleh 4500 VA ke beban dengan
faktor daya 0,75 lagging. Tentukan paralel kapasitor untuk meningkatkan faktor daya
ke :
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
Jawaban :
S = 4500 VA
pf = cosθ = 0,75 lagging Æ θ = 41,4o
P = S cosθ = 4500.0,75 = 3375 W
Q = S sinθ = 4500.sin41,4o = 2976 var lagging
a. 0,9 lagging
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
195
Rangkaian Listrik
b. 0,9 leading
Perbaikan Faktor Daya dapat menggunakan rumus yang telah didapatkan jika bebannya
induktif dan memerlukan penambahan komponen C yang dipasang paralel :
R2 + X 2
X1 =
[ ]
R tan cos −1 pfc − X
dimana :
X1 = nilai reaktansi setelah perbaikan faktor daya (komponen C)
R = nilai resistansi sebelum perbaikan faktor daya
X = nilai reaktansi sebelum perbaikan faktor daya
pfc = nilai dari perbaikan faktor dayanya (pf setelah diperbaiki)
dengan catatan :
Jika pfc lagging maka tan cos
−1
[
pfc bernilai positif]
Jika pfc leading maka tan cos
−1
[
pfc bernilai negatif]
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
196
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8 leading
dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah 2000 W.
Berapa pf beban kedua ?
3. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
tegangan V = 99 sin(6000t + 30 o )V . Tentukan kedua elemen tersebut !
4. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
dan beban 3 sebesar 300 VA, 100 var lagging !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
197
Rangkaian Listrik
11. Komponen apa yang harus dipasang paralel pada saat soal diatas, jika koreksi
power pactor menjadi 0,8 lagging.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
198
Rangkaian Listrik
12. Tentukan pf dilihat dari terminal sumber dan berapa nialai komponen yang perlu
dipasang secara paralel dengan sumber agar pf menjadi 1 :
13. Tentukan daya nyata, daya rekatif dan daya kompleks yang dikirim sumber pada
gambat ini
14. Tentukan P,Q, S oleh sumber dan elemen reaktif yang harus dipasang paralel
dengan sumber agar pf dilihat dari sumber menjadi 0,9 leading
15. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8
leading dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah
2000 W. Berapa pf beban kedua ?
16. Faktor daya suatu beban yang telah dikoreksi adalah 0,9 lagging dengan cara
penambahan 20 kVAR kapasitor paralel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Tentukan
segitiga daya sebelum diperbaiki/dikoreksi.
17. Diberikan suatu rangkaian dengan tegangan terpasang v = 150 sin(ωt + 10 o ) dan arus
yang dihasilkan i = 5 sin(ωt − 50 o ) . Tentukan segitiga dayanya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
199
Rangkaian Listrik
18. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
tegangan v = 99 sin(6000t + 30 o ) . Tentukan kedua elemen tersebut ?
19. Jika veff = 20∠60 o , Z 1 = 4∠30 o dan Z 2 = 5∠60 o . Tentukan segitiga dayanya.
20. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
dan beban 3 sebesar 300 VA, 100 VAR lagging.
21. Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff = 240 V disuplai oleh 44500 VA ke beban
dengan pf 0,75 lagging. Tentukan paralel kapasitor untuk meningkatkan pf ke :
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
200
Rangkaian Listrik
25. Tentukan segitiga daya pada masing-masing beban pada soal diatas !
26. Sebuah beban Z = 100 + j100, tentukan kapasitansi paralel agar pf meningkat
menjadi 0,95 lagging (Asumsi ω = 377 rad / s )
27. Dua buah beban dipasang paralel, dimana beban 1 dengan daya 50 kW resistif murni
dan beban 2 dengan pf 0,86 lagging daya 100 kVA disuplai tegangan 10000 Vrms.
Tentukan total arusnya. !
29. Suatu beban 110 Veff dengtan 4 kW dan pf 0,82 lagging. Tentukan nilai C agar pf
meningkat menjadi 0,95 lagging dengan ω = 377rad / s !
31. Dua buah beban dengan 440 Vrms 60 HZ dimana beban 1 12 kVA 0,7 lagging dan
beban 2 10 kVA 0,8 lagging. Tentukan segitiga daya totalnya. !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
201
Rangkaian Listrik
32. Jika daya yang disuplai 50 kVA dengan pf 0,8 lagging. Tentukan Z !
33. Dua buah beban dengan veff = 100∠160 o dimana I tot = 2∠190 o beban 1 P1 = 23,2
W , Q1 = 50 VAR lagging. Tentukan pf2 !
34. Dua buah elemen seri R = 10 ohm dan Xc = 5 ohm mempunyai tegangan efektif
120 V. tentukan pf !
35. Dua buah elemen seri dengan arus sesaat i = 4,24 sin(5000t + 45 o ) mempunyai
daya 180 W dan pf 0,8 lagging. Tentukan kedua elemen tersebut !
36. Sebuah beban 300 kW dengan pf 0,65 lagging saat diparalel kapasitor pf menjadi
0,9 lagging. Tentukan nilai daya yang disuplai kapasitor !
37. Sebuah beban 1 dengan daya 200 VA pf 0,8 lagging dikombinasikan dengan
beban 2. Jika total pf adalah 0,9 lagging, tentukan pf beban 2 jika Ptot = 200 W !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
202
Rangkaian Listrik
BAB IX
FREKUENSI KOMPLEKS DAN FUNGSI TRANSFER
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
203
Rangkaian Listrik
Jika σ > 0 ⇒ v(t ) = Vm eσt cos(ωt + φ ) merupakan sinyal sinusoidal teredam positif.
Jika σ < 0 ⇒ v(t ) = Vm e −σt cos(ωt + φ ) merupakan sinyal sinusoidal teredam negatif.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
204
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
205
Rangkaian Listrik
Jawaban :
s = −1 + j 2
Z R ( s) = 5
Z L ( s ) = sL = 2 s
Z T (s) = 5 + 2s
V = 25e −t cos 2t = 25∠0 o
V ( s ) 25∠0 o 25∠0 o
i(s) = = = = 5∠ − 53,1o
Z T ( s ) 5 + 2 s 5 + 2(−1 + j 2)
i (t ) = 5e −t cos(2t − 53,1o ) A
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
206
Rangkaian Listrik
3+ s
Z1 ( s) =
s + 3s + 1
2
I ( s) 1
H ( s) = =
V (s) 3+ s
3+ s +
s + 3s + 1
2
s 2 + 3s + 1
H ( s) =
s 3 + 6 s 2 + 11s + 6
s 2 + 3s + 1
H ( s) =
( s + 2)( s + 3)( s + 1)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
207
Rangkaian Listrik
Pada diagram s-plane tersebut dapat ditentukan kestabilan, dimana BIBO (Bounded
Input Bounded Output) stability terletak atau berada disebelah kiri pole-polenya.
Macam-macam bentuk kestabilan :
Absolutely stabil : berada disebelah kiri jω axis.
Conditionally stabil : tidak ada disebelah kanan pole tapi pada jω axis untuk orde >
1.
Unstable stabil : berada disebelah kanan jω axis.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
208
Rangkaian Listrik
1 + jω 1 + jω .........1 + jω
Z1 Z2 Zm
H ( jω ) = K
1 + jω 1 + jω .........1 + jω
P1 P2 Pn
⎝ ω0 ⎠ ⎝ ω0 ⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
209
Rangkaian Listrik
1
Untuk pole : 20 log
1 + jω
ω1
Asimtot :
ω << ω1 ⇒ 20 log 1 = 0dB
ω
ω >> ω1 ⇒ −20 log
ω1
Frekuensi cut off di ω = ω 1
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
210
Rangkaian Listrik
1
Untuk pole : 20 log
1 + j ⎛⎜ 2ξ ⎞⎟ + ⎛⎜ jω ⎞⎟
2
⎝ ω0 ⎠ ⎝ ω0 ⎠
Asimtot :
ω << ω 0 ⇒ 20 log 1 = 0dB
ω
ω >> ω 0 ⇒ −40 log
ω0
Frekuensi cut off di ω = ω 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
211
Rangkaian Listrik
⎝ ω0 ⎠ ⎝ ω0 ⎠
Asimtot :
ω << ω 0 ⇒ 20 log 1 = 0dB
ω
ω >> ω 0 ⇒ 40 log
ω0
Frekuensi cut off di ω = ω 0
Contoh latihan :
R
1. Jika fungsi transfer dinyatakan dengan persamaan : H ( s ) =
R + sL
Tentukan diagram bode plotnya !
Jawaban :
R 1
H (s) = =
R + sL 1 + sL
R
Jika s = jω
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
212
Rangkaian Listrik
1 1
H ( jω ) = =
1 + jωL 1 + jω
R R
L
Gambar diagram bode plot :
2. Jika suatu rangkaian seri RL diberikan tegangan AC sebagai inputnya (Vin) dan
output pada komponen L, maka tentukan :
a. Fungsi transfer dalam domain s
b. Diagram bode plot
Jawaban :
a. Jika output pada komponen L maka fungsi transfer :
sL
H ( s) =
sL + R
b. Diagram bode plot :
s
sL R
sL R = L
H ( s) = =
sL + R sL +1 1+ s
R R
L
Jika s = jω , maka :
jω
R
H ( jω ) = L
1+ j ω
R
L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
213
Rangkaian Listrik
R2 + sL
3. H ( s ) = , tentukan diagram bode plot !
R1 + R2 + sL
Jawaban :
⎛ ⎞
⎜ ⎟
⎜⎜1 +
s
R2 (1 + sL ) R2 ⎟⎟
R2 + sL R2 ⎛ R2 ⎞ ⎝ L⎠
H ( s) = = = ⎜⎜ ⎟⎟
R1 + R2 + sL ( R1 + R2 )(1 + sL ) ⎝ R1 + R2 ⎠ ⎛ ⎞
( R1 + R2 ) ⎜ ⎟
⎜⎜1 +
s
( R1 + R2 ) ⎟⎟
⎝ L⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
214
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan nilai V !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
215
Rangkaian Listrik
32( s + 1)
10. Gambarkan diagram bode jika H (s ) =
s ( s + 8)
3 + 2s
12. Gambarkan diagram bode jika H (s ) =
3 + 8s
5(1 + 0,1s )
13. Gambarkan diagram bode jika H (s ) =
50
( )
s (1 + 0,5s )(1 + 0,6 s + s
50
2
)
400( s + 1)
14. Gambarkan diagram bode jika H (s ) =
( s + 4)( s + 10)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
216
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
217
Rangkaian Listrik
BAB X
RESPON FREKUENSI DAN RESONANSI
Respon frekuensi merupakan hubungan atau relasi frekuensi tak bebas pada kedua
besaran magnitude dan phasa diantara input sinusoidal steady state dan output
sinusoidal steady state.
Direpresentasikan sebagai perbandingan output respon Y ( jω ) terhadap input sinusoidal
X ( jω ) atau yang lebih dikenal dengan fungsi transfer dalam domain jω :
Y ( jω )
H ( jω ) =
X ( jω )
dimana :
Y ( jω )
H ( jω ) =
X ( jω )
∠Y ( jω )
∠H ( jω ) = = ∠Y ( jω ) − ∠X ( jω )
∠X ( jω )
Misalkan :
Input vin (t ) = A cos(ω 0 t + θ ) maka output vout (t ) = A H ( jω ) cos(ω 0 t + θ + ∠H ( jω ))
Rangkaian RL
Jika komponen R sebagai output tegangan :
⎛ ωL ⎞
∠H ( jω ) = − tan −1 ⎜ ⎟
⎝ R ⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
218
Rangkaian Listrik
⇒ H ( jω ) =
R 1
ω= ⇒ frekuensi..cut..off
L 2
⇒ ∠H ( jω ) = −45° ⇒ frekuensi..cut..off
R
ω=
L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
219
Rangkaian Listrik
⎛ R ⎞
∠H ( jω ) = − tan −1 ⎜ − ⎟
⎝ ωL ⎠
Gambar respon frekuensi magnitude :
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 0
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 1
⇒ H ( jω ) =
R 1
ω= ⇒ frekuensi..cut..off
L 2
ω = ⇒ ∠H ( jω ) = 45° ⇒ frekuensi..cut..off
R
L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
220
Rangkaian Listrik
Rangkaian RC
Jika komponen R sebagai output tegangan :
⎛ 1 ⎞
∠H ( jω ) = − tan −1 ⎜ − ⎟
⎝ ωCR ⎠
Gambar respon frekuensi magnitude :
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 0
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 1
⇒ H ( jω ) =
1 1
ω= ⇒ frekuensi..cut..off
CR 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
221
Rangkaian Listrik
⇒ ∠H ( jω ) = 45° ⇒ frekuensi..cut..off
1
ω=
CR
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
222
Rangkaian Listrik
∠H ( jω ) = − tan −1 (ωCR )
Gambar respon frekuensi magnitude :
saat :
ω = 0 ⇒ H ( jω ) = 1
ω = ∞ ⇒ H ( jω ) = 0
⇒ H ( jω ) =
1 1
ω= ⇒ frekuensi..cut..off
CR 2
⇒ ∠H ( jω ) = −45° ⇒ frekuensi..cut..off
1
ω=
CR
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
223
Rangkaian Listrik
Rangkaian RLC
Jika komponen R sebagai output tegangan :
⇒ H ( jω ) = 1
1
ω=
LC
R ± R 2 + 4L
⇒ H ( jω ) =
C 1
ω= ⇒ frekuensi..cut..off
2L 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
224
Rangkaian Listrik
⇒ ∠H ( jω ) = 0°
1
ω=
LC
R ± R 2 + 4L
⇒ ∠H ( jω ) = ±45° ⇒ frekuensi..cut..off
C
ω=
2L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
225
Rangkaian Listrik
⇒ H ( jω ) = 0
1
ω=
LC
R ± R 2 + 4L
⇒ H ( jω ) =
C 1
ω= ⇒ frekuensi..cut..off
2L 2
⇒ ∠H ( jω ) = 90°
1
ω=
LC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
226
Rangkaian Listrik
R ± R 2 + 4L
⇒ ∠H ( jω ) = ±45° ⇒ frekuensi..cut..off
C
ω=
2L
Resonansi
Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketika tegangan terpasang V dan arus yang
dihasilkan I dalam kondisi satu phasa.
Misalkan :
V = A∠α °
I = B∠β °
Dalam kondisi satu phasa : α ° = β ° , sehingga :
V A∠α ° A A A
Z= = = ∠(α ° − β °) = ∠0° =
I B∠β ° B B B
Terlihat bahwa ketika V dan I satu phasa, impedansi yang dihasilkan seluruhnya
komponen riil atau impedansi kompleks hanya terdiri dari komponen resistor murni (R).
Dengan kata lain konsep resonansi adalah menghilangkan komponen imaginer /
reaktansi saling meniadakan.
Resonansi Seri
Impedansi total:
⎛ 1 ⎞
Z tot = R + j ⎜ ωL − ⎟
⎝ ωC ⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
227
Rangkaian Listrik
saat resonansi :
1 1
ωL − = 0 → ωL =
ωC ωC
1
ω2 =
LC
1 1
fo =
2π LC
Pada saat resonansi impedansi Z minimum, sehingga arusnya maksimum.
Resonansi Paralel
Admitansi total :
1 1 1 1 1 j
= + + = − + jωC
Z tot R jωL − j R ωL
ωC
1 1 ⎛ 1 ⎞
= + j ⎜ ωC − ⎟
Z tot R ⎝ ωL ⎠
saat resonansi :
1 1
ωC − = 0 → ωC =
ωL ωL
1
ω2 =
LC
1 1
fo =
2π LC
Pada saat resonansi impedansi Z maksimum, sehingga arusnya minimum.
Admitansi total :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
228
Rangkaian Listrik
Y = G + jBC − jBL
1
Y = G + j (ωC − )
ωL
saat resonansi :
1 1
ωC − = 0 → ωC =
ωL ωL
1
ω2 =
LC
1 1
fo =
2π LC
1 1 1
= +
Z tot RL + jωL j
RC −
ωC
⎛ j ⎞
⎛ R L − jωL ⎞ ⎜ RC + ⎟
1
=
1
⎜ ⎟+
1 ⎜ ωC ⎟
Z tot RL + jωL ⎜⎝ R L − jωL ⎟⎠ j ⎜ j ⎟
RC − ⎜ RC + ⎟
ωC ⎝ ωC ⎠
j
RC +
1 R − j ωL ωC
= L +
Z tot RL 2 + (ωL )2 ⎛ 1 ⎞
2
+⎜ ⎟
2
RC
⎝ ωC ⎠
⎛ ⎞
⎜ 1 ⎟
1 R RC ⎜ ωC ωL ⎟
= 2 L + + j⎜ − 2 ⎟
Z tot RL + (ωL )2 ⎛ 1 ⎞
2 2
RL + (ωL )
2
RC
2
+⎜ ⎟ ⎜ R 2 + ⎛⎜ 1 ⎞⎟ ⎟
⎜ ⎟
⎝ ωC ⎠ ⎝ ωC ⎠
C
⎝ ⎠
saat resonansi:
1
ωC ωL
− 2 =0
RL + (ωL )
2 2
⎛ 1 ⎞
RC + ⎜
2
⎟
⎝ ωC ⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
229
Rangkaian Listrik
1
ωC ωL
= 2
RL + (ωL )
2 2
⎛ 1 ⎞
RC + ⎜
2
⎟
⎝ ωC ⎠
⎛ 2 ⎛ 1 ⎞2 ⎞
R L + (ωL ) = ω 2 LC ⎜ RC + ⎜ ⎟ ⎟⎟
2 2
⎜ ⎝ ω C ⎠ ⎠
⎝
L
R L + ω 2 L2 = ω 2 LCRC +
2 2
C
L
ω 2 LCRC 2 − ω 2 L2 = RL 2 −
C
⎛ L ⎞ L
ω 2 LC ⎜ RC 2 − ⎟ = RL 2 −
⎝ C ⎠ C
L
RL −
2
1 C
fo =
2π LC RC
2
−
L
C
L
RL −
2
C C C C
L
Ketika nilai R L = RC = , maka rangkaian beresonansi untuk semua frekuensi.
2 2
Resonansi Kombinasi 1
Z1 = R + jωL
1
Z2 =
jωC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
230
Rangkaian Listrik
1 1 1 1 1 1
= + = + = + jωC
Z tot Z1 Z 2 R + jωL 1 R + jωL
jω C
1 1 ⎛ R − jωL ⎞
= jωC + ⎜ ⎟
Z tot R + jωL ⎜⎝ R − jωL ⎟⎠
1 R − jω L
= jωC + 2
Z tot R + ω 2 L2
1 R ⎛ ωL ⎞
= 2 + j ⎜ ωC − 2 2 2 ⎟
Z tot R + ω L
2 2
⎝ R + ω L ⎠
ωL
saat resonansi : ω C = , sehingga :
R + ω 2 L2
2
L L 1 ⎛L ⎞ 1 R2 1 ⎛ R 2C ⎞
R 2 + ω 2 L2 = → ω 2 L2 = − R 2 → ω 2 = 2 ⎜ − R 2 ⎟ = − 2 = ⎜1 − 2 ⎟⎟
C C L ⎝C ⎠ LC L LC ⎜⎝ L ⎠
1 ⎛ R 2C ⎞
f0 = ⎜⎜1 − 2 ⎟⎟
2π LC ⎝ L ⎠
Resonansi Kombinasi 2
1 j
Z1 = R + = R−
jωC ωC
Z 2 = jωL
1 1 1 1 1 1 j
= + = + = −
Z tot Z1 Z 2 R − j jωL R − j ωL
ωC ωC
⎛ j ⎞ j
⎜R+ ⎟ R+
1
=
1 ⎜ ωC ⎟ − j
= ωC − j
Z tot j ⎜ j ⎟ ωL 1 ωL
R− ⎜R+ ⎟ R2 + 2 2
ωC ⎝ ωC ⎠ ω C
⎛ 1 ⎞
⎜ ⎟
1
=
R
+ j⎜ ωC −
1 ⎟
Z tot 1
R2 + 2 2
⎜ 2 1 ωL ⎟
⎜R + 2 2 ⎟
ω C ⎝ ω C ⎠
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
231
Rangkaian Listrik
1
saat resonansi : ωC =
1
, sehingga :
R + 2 2
2 1 ω L
ω C
1 L 1 L 1 1
R 2 + 2 2 = → 2 2 = − R 2 → ω 2C 2 = →ω2 =
ω C C ω C C L
− R2 ⎛L ⎞
C 2⎜ − R2 ⎟
C ⎝C ⎠
1 1
ω2 = =
LC − C 2 R 2 ⎛ CR 2 ⎞
LC ⎜⎜1 − ⎟
⎝ L ⎟⎠
1 1
f0 =
2π LC ⎛ CR 2 ⎞
⎜⎜1 − ⎟
⎝ L ⎟⎠
Resonansi Kombinasi 3
1
Z1 = jωL +
jωC
Z2 = R
1 1 1 1 1 1 jωC
= + = + = −
Z tot Z1 Z 2 jωL + 1 R R 1 − ω 2 LC
jωC
saat resonansi :
ωC
=0
1 − ω 2 LC
fo = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
232
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 4
1 1 1 1 1
= + = + jωC → Z1 =
Z1 R 1 R 1
+ jωC
jωC R
Z 2 = jωL
1
Z tot = Z1 + Z 2 = + jωL
1
+ jωC
R
⎛1 ⎞ 1
⎜ − jωC ⎟ − jωC
1 ⎜R ⎟ = jωL + R
Z tot = jωL +
+ jωC ⎜⎜ − jωC ⎟⎟
1 1 1
+ ω 2C 2
R ⎝R ⎠ R2
1 ⎛ ⎞
⎜ ωC ⎟
Z tot = R + j ⎜ ωL − ⎟
1 ⎜ 1 2 2 ⎟
+ω C2 2
⎜ +ω C ⎟
R2 ⎝ R2 ⎠
ωC
saat resonansi : ωL = , sehingga :
1
+ ω 2 2
C
R2
1 C C 1
2
+ ω 2C 2 = → ω 2C 2 = − 2
R L L R
1 ⎛C 1 ⎞ 1 1 1 ⎛ L ⎞
ω2 = 2 ⎜ − 2 ⎟ = − 2 2 = ⎜1 − ⎟
C ⎝ L R ⎠ LC C R LC ⎝ CR 2 ⎠
1 L
f0 = 1−
2π LC CR 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
233
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 5
1 1 1 1 j 1
= + = − → Z1 =
Z1 R jωL R ωL 1 j
−
R ωL
1 j
Z2 = =−
jωC ωC
⎛1 j ⎞
⎜ + ⎟
Z tot = Z1 + Z 2 =
1
−
j
=
1 ⎜ R ωL ⎟ − j
1
−
j ωC 1 − j ⎜ 1 + j ⎟ ωC
⎜ ⎟
R ωL R ωL ⎝ R ωL ⎠
1 j 1 ⎛ 1 ⎞
+ ⎜ ⎟
Z tot = R ω L −
j
= R + j⎜ ω L −
1 ⎟
1
+
1 ωC 1
+
1 ⎜ 1 1 ωC⎟
⎜ 2 + 2 2 ⎟
R 2 ω 2 L2 R 2 ω 2 L2 ⎝R ω L ⎠
1
saat resonansi : =ωL1
, sehingga :
1
+
1 ω C
R 2 ω 2 L2
1 1 C 1 C 1 1
+ 2 2 = → 2 2 = − 2 → ω 2 L2 =
R 2
ω L L ω L L R C 1
− 2
L R
1 1
ω2 = =
⎛C 1 ⎞ ⎛ L ⎞
L2 ⎜ − 2 ⎟ LC ⎜1 − 2 ⎟
⎝L R ⎠ ⎝ CR ⎠
1 1
f0 =
2π LC 1−
L
CR 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
234
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 6
1 1 1 1 1
= + = + jωC → Z1 =
Z1 j ωL 1 j ωL 1
+ jω C
jω C jωL
Z2 = R
1 jωL
Z tot = Z1 + Z 2 = +R = R+
1 1 − ω 2 LC
+ jωC
jω L
saat resonansi :
ωL
=0
1 − ω 2 LC
fo = 0
Z1 = RL + jωL
Z2 = R
1
Z3 =
jωC
1 1 1 1 1 1 1
= + + = + +
Z tot Z1 Z 2 Z 3 RL + jωL R 1
jωC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
235
Rangkaian Listrik
1 1 1 1 1 ⎛ RL − jωL ⎞
= + jωC + = + jω C + ⎜ ⎟
Z tot R R L + jωL R RL + jωL ⎜⎝ RL − jωL ⎟⎠
1 1 R − jωL 1 R ⎛ ωL ⎞
= + jωC + L2 = + 2 L 2 2 + j ⎜⎜ ωC − 2 ⎟
⎟
Z tot R RL + ω L
2 2
R RL + ω L ⎝ RL + ω 2 L2 ⎠
ωL
saat resonansi : ωC = 2 , sehingga :
RL − ω 2 L2
L L
R L + ω 2 L2 = → ω 2 L2 = − RL
2 2
C C
1 ⎛⎜ CR L ⎞⎟
2 2
1 ⎛L ⎞ 1 R
ω 2 = 2 ⎜ − RL 2 ⎟ = − L2 = 1 −
L ⎝C ⎠ LC L LC ⎜⎝ L ⎟⎠
2
1 CR L
f0 = 1−
2π LC L
Contoh latihan :
1. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 50Ω, L = 0,05H , C = 20µF terpasang pada
V = 100∠0 o dengan frekuensi variabel. Pada frekuensi berapa tegangan induktor
mencapai maksimum ? Berapakah tegangan induktor tersebut ?
Jawaban :
Tegangan induktor maksimum jika arus maksimum, arus maksimum jika Z
minimum, Z minimum terjadi saat resonansi.
1 1
fo = = = 159,1Hz
2π LC 2π 0,05.20.10 −6
V 100∠0 o
Z resonansi = R → imaks = = = 2∠0 o
Z res 50
VL = imaks . X L = imaks . jωL = 2∠0 o .2πfL∠90 o = 2∠0 o .2π .159,1.0,05∠90 o = 100∠90 o
2. Pada saat terjadi resonansi tegangan terpasang pada rangkaian seri RLC adalah
v = 70,7 sin(500t + 30 o )V menghasilkan arus sebesar i = 2,83 sin(500t + 30 o ) A , jika
L = 0,5H . Tentukan nilai R dan C !
Jawaban :
V 70,7∠30 o
Z= = = 25 → R = 25Ω
I 2,83∠30 o
1 1
fo = → ω2 =
2π LC LC
1 1
C= 2 = = 8µF
ω L 500 2.0,5
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
236
Rangkaian Listrik
Jawaban :
1 1 ⎛ R − jωL ⎞
= jωC + ⎜ ⎟
Z tot R + jωL ⎜⎝ R − jωL ⎟⎠
1 R − jωL
= jωC + 2
Z tot R + ω 2 L2
1 R ⎛ ωL ⎞
= 2 + j ⎜ ωC − 2 ⎟
Z tot R + ω L
2 2
⎝ R + ω 2 L2 ⎠
ωL
saat resonansi : ω C = , sehingga :
R + ω 2 L2
2
L L 1 ⎛L ⎞ 1 R2 1 ⎛ R 2C ⎞
R 2 + ω 2 L2 = → ω 2 L2 = − R 2 → ω 2 = 2 ⎜ − R 2 ⎟ = − 2 = ⎜1 − 2 ⎟⎟
C C L ⎝C ⎠ LC L LC ⎜⎝ L ⎠
1 ⎛ R 2C ⎞ 1 ⎛ 7 2.20.10 −6 ⎞
f0 = ⎜⎜1 − 2 ⎟⎟ = ⎜⎜1 − ⎟⎟ = 159,2 Hz
2π LC ⎝ L ⎠ 2π 10 .20.10 −6
− 3
⎝ 10 −3 ⎠
Pada Komponen RL
Misalkan : i = I m sin ωt
Pada L :
VL (t ) = L = I mωL cos ωt
di
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
237
Rangkaian Listrik
Energi :
t t
WL (t ) = ∫ PL (t )dt = ∫ VL (t ).i (t )dt
0 0
sin 2ωt I ωL
t t 2 t
WL (t ) = ∫ I m ωL sin ωt cos ωtdt = ∫ I m ωL
1 2
dt = m ∫ sin 2ωtdt = I m L sin 2 ωt
2 2
0 0
2 2 0 2
1
Maksimum energi yang disimpan : WL max = LI m
2
2
Pada R :
Energi :
2 (1 − cos 2ωt )
t t t t
WR (t ) = ∫ PR (t )dt = ∫ VR (t )i (t )dt = ∫ RI m sin ωtdt = ∫ RI m
2 2
dt
0 0 0 0
2
2 t 2
RI ⎛ ⎞ 1 ⎛ ⎞
WR (t ) = m ∫0 (1 − cos 2ωt )dt = 2m ⎜⎝ t − 2ω sin 2ωt ⎟⎠ → T = f = ⎜⎝ t − 2ω sin 2ωt ⎟⎠
RI 1 1
2
1 2 1
Energi yang didisipasikan per cycle : RI m , sehingga :
2 f
energi maksimum yang disimpan
QL = 2π
energi yang disipasikan tiap getaran/”per cycle”
L ωL
2
1 LI m
Q L = 2π 2
= 2πf =
1 RI 2 1 R R
2 m f
Pada Komponen RC
Misalkan : VC = Vm sin ωt
Pada C :
ic (t ) = C C = CVmω cos ωt
dV
dt
Energi :
t t
WC (t ) = ∫ PC (t )dt = ∫ VC (t )iC (t )dt
0 0
sin 2ωt V ωC
t t 2 t
WC (t ) = ∫ Vm ωC sin ωt cos ωtdt = ∫ Vm ωC
1 2
dt = m ∫ sin 2ωtdt = Vm C sin 2 ωt
2 2
0 0
2 2 0 2
1
WC max = CVm
2
Maksimum energi yang disimpan :
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
238
Rangkaian Listrik
Pada R :
Energi :
t t t t t
WR (t ) = ∫ PR (t )dt = ∫ VR (t )iC (t )dt = ∫ RiC (t )dt = ∫ R(CVmω ) cos 2 ωtdt = R(CVmω ) ∫ cos 2 ωtdt
2 2 2
0 0 0 0 0
R(CVmω )
1 2 1
Energi yang didisipasikan per cycle : , sehingga :
2 f
energi maksimum yang disimpan
QC = 2π
energi yang disipasikan tiap getaran/”per cycle”
2
1 CVm 1 1
Q C = 2π 2
= 2πf =
1 R (CV ω )2 1 ω RC ωRC
2
2 m f
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
239
Rangkaian Listrik
Faktor kualitas atau Q pada rangkaian paralel agak berbeda dengan Q pada rangkaian
1 Rp
seri. Untuk harga RLC yang sama, Q P = atau Q p =
QS Xp
Pada Komponen RL
R
Untuk rangkaian paralel RL : Q =
ωo L
Pada Komponen RC
R
Q= = ω o RC
ωo L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
240
Rangkaian Listrik
1 + Q 2 ⎜⎜ − ⎟⎟
⎝ ωo ω ⎠
saat level dayanya adalah setengah dari daya maksimum atau respon frekuensi
magnitudenya sebesar 1 , maka :
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
241
Rangkaian Listrik
Vout ( jω ) 1 1
= =
Vin ( jω ) ⎛ ω ωo ⎞
2
2
1 + Q 2 ⎜⎜ − ⎟⎟
⎝ ωo ω ⎠
2
⎛ ω ωo ⎞
Q ⎜⎜
2
− ⎟⎟ = 1
⎝ ωo ω ⎠
ω ωo 1
− =
ωo ω Q
sehingga :
ωo
ω2 − ω − ωo2 = 0
Q
Rumus.. ABC :
ωo ωo2
± + 4ω o
2
2
Q Q 2
ωo ωo 1 ω ⎛ 1 ⎞
ω1, 2 = = ± 2
+ 4 = o ± ω o 1 + ⎜⎜ ⎟⎟
2 2Q 2 Q 2Q ⎝ 2Q ⎠
2
⎛ 1 ⎞ ω
dim ana : ω o 1 + ⎜⎜ ⎟⎟ > o , maka :
⎝ 2Q ⎠ 2Q
2
⎛ 1 ⎞ ω
ω1 = ω o 1 + ⎜⎜ ⎟⎟ − o
⎝ 2Q ⎠ 2Q
2
⎛ 1 ⎞ ω
ω 2 = ω o 1 + ⎜⎜ ⎟⎟ + o
⎝ 2Q ⎠ 2Q
Dari gambar respon frekuensi magnitude diatas didapat bahwa :
BW = ω CO 2 − ω CO1 = ω 2 − ω1
ωo
BW =
Q
atau :
BW
ω1 = ω o −
2
BW
ω2 = ωo +
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
242
Rangkaian Listrik
XS
XP RP
RS
R p = Rs (1 + Q 2 )
Xp =
Rp
Q
=
Rs
Q
(1+ Q2 )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
243
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
2. Suatu rangkaian seri L = 25mH dan C = 75µF mempunyai sudut phasa lagging 25o
pada ω o = 2000rad / s . Berapa frekuensi sudut pada saat sudut phasa leading 25o ?
3. Rangkaian seri RLC dengan R = 25Ω dan L = 0,6 H akan menghasilkan arus
leading sebesar 60o pada frekuensi 40 Hz. Tentukan frekuensi rangkaian serinya !
6. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 50Ω, L = 0,05H , C = 20µF terpasang pada
V = 100∠0 o Volt dengan frekuensi variabel. Pada frekuensi berapa tegangan
induktor mencapai maksimum ? Berapakah tegangan induktor tersebut ?
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
244
Rangkaian Listrik
9. Pada rangakain seri RLC faktor kualitas rangkain tersebut adalah 2π dengan nilai
induktor 1 mH dan resistor 1 kΩ. Tentukan frekuensi resonansi dan berapa BW ?
10. Pada saat terjadi resonansi tegangan terpasang pada rangkaian seri RLC adalah
v = 70,7 sin(500t + 30 o ) menghasilkan arus sebesar i = 2,83 sin(500t + 30 o ) .Jika
L=0,5H, tentukan nilai R dan C
11. Rangkaian seri RLC dengan R=25 dan L=0,6 H akan menghasilkan arus leaading
sebesar 60 pada frekuensi 40 Hz. Tentukan frekuensi resonansai rangkauan seri
tersebut.
12. Suatu rangkaian seri L = 25mH dan C = 75µF mempunyai sudut phasa lagging 25o
pada ω o = 2000rad / s . Berapa frekuensi sudut pada saat sudut phasa leading 25o
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
245
Rangkaian Listrik
16. Rangkaian seri R = 5Ω, L = 20mH dan C variabel disuplai tegangan dengan
frekuensi 1000 Hz. Tentukan C resonansi serinya
20. Tentukan nilai C agar daya pada 10 ohm maksimum pada frekuensi 2000 Hz
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
246
Rangkaian Listrik
22. Rancang suatu folter LPF yang terdiri dari R dan L jika frekuensi resonasni 10
kHz dan nilai resistor 1kΩ
23. Suatu rangkaian seri RLC dengan Q = 20 dan BW = 10 kHz. Tentukan frekuensi
resonasni, cut off bawah dan atas. Jika L = 2mH. Tentukan nilai R dan C
25. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 20 ohm dan L = 5mH C = 5 nF terpasang
pada sumber tegangan V
a. Hitunglah frekuensi resonansinya
b. Saat resonansi tegangan di C = 2 V, berapakah tegangan sumber yang dipasang
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
247
Rangkaian Listrik
BAB XI
RANGKAIAN KOPLING MAGNETIK
Ketika dua buah kumparan didekatkan atau digandengkan, maka akan timbul suatu
induksi, dengan kata lain kalau dua buah kumparan tersebut terpasang dalam masing-
masing loop, maka interaksi dua buah loop yang didalamnya terdapat kumparan yang
digandengkan maka akan timbul medan magnet induksi atau kopling magnet.
Induktansi Sendiri
Tegangan yang melewati kumparan didefinisikan sebagai perubahan arus terhadap
waktu yang melewati kumparan tersebut.
di
VL = L
dt
i
Atau dapat didefinisikan ketika terjadi perubahan arus, maka terjadi perubahan arus,
maka terjadi perubahan fluks magnetik dikumpar tersebut yang menyebabkan tejadinya
perubahan induksi emf (tegangan kumparan).
dφ
VL = N → Li = Nφ
dt
N = jumlah lilitan kumparan
φ = fluks magnet
sehingga :
di dφ
L =N
dt dt
dφ
L=N ⎯⎯→ Induktansi sendiri
di
i
Induktansi Bersama
Ketika terjadi perubahan arus i1, maka fluks magnet di kumparan 1 berubah ( φ11 )
Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 1 disebut fluks bocor
( φ L1 )
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 1 dan kumparan 2 disebut fluks
bersama ( φ 21 )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
248
Rangkaian Listrik
i1
21
v1 N1 Ll N2 v2
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i1
adalah : φ1 = φ L1 + φ 21
Tegangan induksi di kumparan 2 (Hukum Faraday ) :
dφ
V2 = N 2 21 → N 2φ 21 = M 21
dt
Sehingga :
di
V2 = M 21 1
dt
dφ 21 di
N2 = M 21 1
dt dt
dφ
M 21 = N 21 21 → Induktansi bersama
di1
Ketika terjadi perubahan arus i2, maka fluks magnetik di kumparan 2 berubah ( φ 22 ).
Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 2 disebut fluks bocor
(φ L2 )
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 2 dan kumparan 1 disebut fluks
bersama( φ 12 )
i2
v1 N1 N2 v2
L2
12
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i2
adalah : φ 22 = φ L 2 + φ 12
Tegangan induksi di kumparan 1 (Hukum Faraday ) :
dφ
V1 = N 1 12 → N 1φ12 = M 12 i2
dt
Sehingga :
di
V 1 = M 12 2
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
249
Rangkaian Listrik
dφ12 di
N1 = M 12 2
dt dt
dφ
M 12 = N 1 12 → Induktansi bersama
dt 2
i1 21 i2
V1 N1 L1
L2 N2 V2
12
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
250
Rangkaian Listrik
2. Jika salah satu arus masuk terminal dot dan arus yang lainnya keluar di terminal
bertanda dot, maka tanda M akan berlawanan dengan tanda L.
Contoh latihan :
V1 L1 L2 V2
Jawaban :
di di
V1 = L 1 − M 2
dt dt
di di
V 2 = L2 2 − M 1
dt dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
251
Rangkaian Listrik
V1 L1 L2 V2
Jawaban :
di di
V1 = L 1 − M 2
dt dt
di di
V 2 = − L2 2 + M 1
dt dt
V1 L1 L2 V2
Jawaban :
di di
V1 = L 1 + M 2
dt dt
di2 di
V 2 = − L2 −M 1
dt dt
V1 L1 L2 V2
Jawaban :
di di
V1 = L 1 + M 2
dt dt
di di
V 2 = − L2 2 − M 1
dt dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
252
Rangkaian Listrik
V1 L1 L2 V2
Jawaban :
di di
V1 = L 1 − M 2
dt dt
di2 di
V 2 = − L2 +M 1
dt dt
M
i1 i2
V1 L1 L2 V2
Jawaban :
di di
V1 = L 1 − M 2
dt dt
di di
V 2 = L2 2 − M 1
dt dt
M
i1 i2
V1 L1 L2 V2
Jawaban :
di di
V1 = L 1 + M 2
dt dt
di di
V 2 = L2 2 + M 1
dt dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
253
Rangkaian Listrik
V1 i1 L1 L2 i2 V2
i1 i2
V1 L1 L2 V2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
254
Rangkaian Listrik
Asumsikan tegangan sumber adalah sinusoidal, maka keadaan mantap (steady state):
V1 = (R1 + jωL1 )i1 − jωMi2
V2 = − jωMi1 + (R2 + jωL2 )i2
⎡ R1 + jωL1 − jωM ⎤ ⎡ i1 ⎤ ⎡V1 ⎤
⎢ − jω M =
⎣ R2 + jωL2 ⎥⎦ ⎢⎣i2 ⎥⎦ ⎢⎣V2 ⎥⎦
R1 jω(L1-M) jω(L2-M) R2
V1 i1 jωM i2 V2
Z11 = R1 + jωL1
Z 22 = R2 + jωL2
Z12 = Z 21 = jωM
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
255
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
256
Rangkaian Listrik
− j .2 2∠ − 90 o
Zp = = = 0,89∠ − 63 o
2 − j 2,24∠ − 27 o
Tinjau loop I1 :
− 20∠0 o + (2 + j 4) I 1 + j 2 I 2 = 0
Tinjau loop I2 :
j 2 I 1 + ( j 4 + 0,89∠ − 63 o ) I 2 = 0
Metoda Cramer :
⎛ 2 + j4 j2 ⎞⎛ I 1 ⎞ ⎛ 20∠0 o ⎞
⎜⎜ ⎟⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎝ j2 j 4 + 0,89∠ − 63 o ⎟⎠⎜⎝ I 2 ⎟⎠ ⎜⎝ 0 ⎟⎠
2 + j 4 20
j2 0 − j 40
I2 = = = 2,5 2∠135 o
2 + j4 j2 2 + j4 j2
j2 j 4 + 0,89∠ − 63 o
j2 j 4 + 0,89∠ − 63 o
maka :
I = i2 = 2,5 2 sin(8t + 135 o ) A
Jawaban :
M = k L1 L2
jωM = jωk L1 L2 = k jωL1 . jωL2
jωM = 0,8 j 5. j10 = j 5,7
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
257
Rangkaian Listrik
Tinjau loop I1 :
− 50∠0 o + (3 + j 5 − j 4) I 1 − (3 − j 4 + j 5,7) I 2 = 0
(3 + j1) I 1 + (−3 − j1,7) I 2 = 50∠0 o..................(1)
Tinjau loop I1 :
(3 − j 4 + j10 + 5) I 2 − (3 − j 4 + j 5,7) I 1 = 0
(−3 − j1,7) I 1 + (8 + j 6) I 2 = 0............................(2)
Metoda Cramer :
⎛ 3+ j − 3 − j1,7 ⎞⎛ I 1 ⎞ ⎛ 50 ⎞
⎜⎜ ⎟⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎝ − 3 − j1,7 8 + j 6 ⎟⎠⎜⎝ I 2 ⎟⎠ ⎜⎝ 0 ⎟⎠
3+ j 50
− 3 − j1,7 0
I2 = = 8,62∠ − 25 o
3+ j − 3 − j1,7
− 3 − j1,7 8 + j6
maka :
V = 5 I 2 = 43,1∠ − 25 o
jωM
jωL1 jωL2
R1
Jawaban :
R1 jωL1 jωL2
jωM
= R1 + jωL1 − jωM + jωL2 − jωM
= R1 + jωL1 + jωL2 − 2 jωM
= R1 + jω (L1 + L2 − 2 M )
Rangkaian Pengganti :
R1 jω(L1+L2-2M)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
258
Rangkaian Listrik
Transformator Ideal
Transformator ideal adalah tanpa terkopel dimana koefisisen kopling adalah hampir satu
dan kedua reaktansi induktif primer dan sekunder adalah luar biasa besarnya
dibandingkan dengan impedansi yang diberikan pada terminal .
Atau trafo ideal adalah pasangan trafo yang tidak ada rugi-rugi dimana induktansi
sendiri dari primer dan sekunder yang tidak terbatas tetapi perbandingan keduanya
terbatas. Perbandingan antara lilitan sekunder dan lilitan primer adalah :
N
n= 2
N1
secara umum diberikan :
M
Zg R2
Vg i1 L1 L2 i2 V2 Z2
V1
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
259
Rangkaian Listrik
L1i1 L2 i 2
= αN 1i1 = αN 2 i 2
N1 N2
L1 = αN 1 L2 = α N 2
2 2
V2 L2
= =n
V1 L1
untuk trafo ideal nilai L1 atau L2 tak hingga, sehingga :
i1 jω M jω L1 L2
= =
i2 Z 2 + jωL2 Z 2 + jωL2
jω
L1 ⎛1⎞
jω ⎜ ⎟
i jω L1 L2 L2 ⎝n⎠ = 1
lim 2 = lim = lim = lim
L1, 2→∞ i L1, 2→∞ Z + jωL L1, 2→ ∞ Z L1, 2→∞ Z n
1 2 2 2
+ jω jω + 2
L2 L2
i2 1
=
i1 n
V2
=n
V1
i2 Z 2
=n
i1 Z 1
1 Z2
=n
n Z1
Z2
= n2
Z1 i1 1:n i2
V1 L1 L2 V2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
260
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
3. Tentukan arus i !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
261
Rangkaian Listrik
5. Tentukan arus i !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
262
Rangkaian Listrik
9. Tentukan nilai induktor totalnya, jika nilai konstanta untuk semua induktor adalah
k=0,5 !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
263
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
264
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
265
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
266
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
267
Rangkaian Listrik
BAB XII
RANGKAIAN TRANSIEN
Respon alami adalah respon yang tergantung hanya oleh energi dalam yang disimpan
komponen atau elemen dan bukan oleh sumber luar.
Respon transien atau respon peralihan adalah respon sementara yang muncul dalam
rentang waktu tertentu.
Respon steady state adalah respon yang ada atau muncul setelah waktu yang lama
diikuti oleh beroperasinya saklar.
Respon paksa adalah respon yang muncul karena reaksi satu atau lebih sumber
bebasnya.
Pada saat t = 0-, kondisi switch berada pada posisi gambar diatas, jika keadaan tersebut
sebagai kondisi steady state maka :
VC (0) = Vo
Asumsi : kapasitor dicharge sampai Vo
Energi di Kapasitor ( t = 0 ) :
1
WC (0) = CVo
2
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
Analisis untuk menentukan V(t) untuk t > 0 :
i (t ) R + VC (t ) = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
268
Rangkaian Listrik
Pada komponen C :
dV (t )
i (t ) = C C
dt
sehingga :
dV (t )
C C R + VC (t ) = 0
dt
dV (t )
RC C = −VC (t )
dt
1 1
dVC (t ) = − dt
VC (t ) RC
Kedua ruas masing – masing diintegralkan :
V t
1 1
∫V VC (t ) C ∫0 − RC dt
dV ( t ) =
0
dim ana : VC (t ) = V (t )
V t
1 1
∫V V (t ) dV (t ) = ∫0 − RC dt
0
t
ln V (t ) − ln Vo = −
RC
V (t ) t
ln =−
Vo RC
t
V (t ) −
= e RC
Vo
t
−
V (t ) = Vo e RC
Konstanta waktu : τ = RC
Vo − RC − 2t RC
2 2 2
= − o C [0 − 1] = o C
~ V V
= e
R 2 0 2 2
1 2
W R (~) = CVo
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
269
Rangkaian Listrik
Pada saat t = 0 kondisi saklar tertutup , jika rangakain tersebut dalam kondisi steady
state maka :
V
I L ( 0) = o = I o
R1
Asumsi : induktor menyimpan arus I 0 di t = 0
Energi di induktor :
1
WL (o) = LI o
2
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
Analisis untuk menentukan i(t) pada t > 0 :
i (t ) R + V L (t ) = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
270
Rangkaian Listrik
Pada komponen L :
di(t )
VL (t ) = L
dt
sehingga :
di (t )
i(t ) R + L =0
dt
di (t )
L = −i(t ) R
dt
1 R
di (t ) = − dt
i (t ) L
Integralkan kedua ruas :
i (t ) t
1 R
∫I i(t ) di (t ) = ∫0 − L dt
0
R
ln i (t ) − ln io = − t
L
i (t ) R
ln =− t
io L
R
i (t ) − t
=e L
io
R
− t
i (t ) = io e L
L
Konstanta waktu : τ =
R
Daya pada resistor :
2R
− t
PR (t ) = i (t ) 2 R = io e
2 L
R
Energi pada resistor :
~ ~ 2R
− t
∫ PR (t )dt = ∫ Rio e
2 L
W R (t) = dt
0 0
2 2
L − 2 Rt L io L
[0 − 1] = io L
~
= − Rio =−
2
e
2R 0 2 2
1 2
W R (~) = Li0
2
Grafik hubungan waktu terhadap arus :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
271
Rangkaian Listrik
t
−
VC (t ) = e k e RC
+ io R
t
−
VC (t ) = Ae RC
+ io R
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
272
Rangkaian Listrik
−t
RC
dimana : Ae adalah respon alami
i0 R adalah respon paksa
Pada saat t = 0, maka Vc0 = Vo sehingga :
t
−
VC (t ) = Ae RC
+ io R
Vo = A + i o R
A = Vo − i o R
sehingga :
t
−
VC (t ) = (Vo − io R )e RC + io R,...t > 0
Grafik hubungan waktu terhadap tegangan :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
273
Rangkaian Listrik
Analisis keadaan switch diubah ( t > 0 ) seperti gambar pada halaman sebelumnya, jika
dianalisis sama halnya seperti pada rangkaian RC dengan sumber maka didapatkan
persamaan akhir :
V ⎛ V ⎞ −tR
I L (t ) = o + ⎜ I o − o ⎟e L
R ⎝ R⎠
ye Pt = ∫ Qe Pt + A
kalikan kedua ruas dengan e − Pt :
y = e − Pt ∫ Qe Pt dt + Ae − Pt
Q Pt
y = e − Pt e + Ae − Pt
P
Q
y = Ae − Pt +
P
dimana : Ae − Pt adalah respon alami
Q
adalah respon paksa
P
Langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan respon paksa orde 1 :
1. Untuk respon natural cari responnya dengan sumber diganti tahanan dalamnya
2. Untuk respon paksa cari dengan keadaan steady state
3. Cari keadaan awalnya
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
274
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Jika rangkaian tersebut pada saat t = 0 berada dalam kondisi steady state, cari VC
untuk t > 0 !
Jawaban :
Pada saat t = 0 atau keadaan switch ditutup dalam keadaan steady state (mantap)
5
VC ( 0 ) = 40 = 25V
5+3
Pada saat switch dibuka atau t > 0, maka :
t
−
VC (t ) = Vo e RC
t
−
1
5
VC (t ) = 25e 10
= 25e − 2t
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
275
Rangkaian Listrik
30
VC ( 0 ) = 64 = 48V
30 + 6 + 4
Pada saat t > 0 (switch ditutup), maka :
6.30
Rt = 15 + = 20Ω
6 + 30
t
−
VC (t ) = Vo e RC
t
−
1
20
VC (t ) = 48e 40
= 48e − 2t
VC ( t ) 48e − 2t
it (t ) = =
20 20
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
276
Rangkaian Listrik
30
i= it
30 + 6
30 48 − 2t
i= e = 2e − 2t
36 20
3. Tentukan nilai i pada saat t > 0, jika t = 0 kondisi steady state pada rangkaian tersebut
!
Jawaban :
2.6 27
Rt = 9 + 3 + = Ω
2+6 2
54
it = = 4A
27
2
6 6
i L (0) = it = 4 = 3 A
6+2 8
Pada saat t > 0, maka :
3.6
Rt = + 2 = 4Ω
3+6
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
277
Rangkaian Listrik
R
− t
i L (t ) = io e L
4
− t
i L (t ) = 3e 2
= 3e − 2t A
Contoh kasus :
Loop i1 :
di
2 1 + 12i1 − 4i2 = V g ...........(1)
dt
Loop i2 :
di
− 4i1 + 4i2 + 2 = 0
dt
di
1 2
i1 = i2 + .......................(2)
4 dt
dari persamaan (1) dan (2) :
d 1 di 2 1 di 2
2 (i 2 + ) + 12(i 2 + ) − 4i 2 = V g
dt 4 dt 4 dt
di 1 d 2 i2 di
2 2 + 2
+ 12i2 + 3 2 − 4i 2 = V g
dt 2 dt dt
2
1 d i2 di
2
+ 5 2 + 8i2 = V g
2 dt dt
2
d i2 di
2
+ 10 2 + 16i2 = 2V g
dt dt
sehingga secara umum persamaan orde – 2 :
d 2x dx
2
+ a1 + a o x = f (t )
dt dt
dimana respon lengkap : x = x n + x f
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
278
Rangkaian Listrik
Respon alami ( xn )
Terjadi pada saat f (t ) = 0 , sehingga jika x n = Ae st :
d 2x dx
2
+ a1 + a o x = 0, x n = Ae st
dt dt
As 2 e st + Aa1 se st + a o Ae st = 0
Ae st ( s 2 + a1 s + a o ) = 0
s 2 + a1 s + a o = 0
− a1 ± a1 − 4a o
2
s12 =
2
x n1 = A1e s1t
x n 2 = A2 e s2t
x n = x n1 + x n 2 = A1e s1t + A2 e s2t
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
279
Rangkaian Listrik
Respon paksa ( x f )
Contoh kasus :
d 2x dx
1. 2 + 10 + 16x = 32
dt dt
misalkan : x f = A
16 A = 32
A =2
sehingga : x(t ) = xn + x f = A1 e −2t + A2 e −8t
d 2x dx
2. 2
+ 10 + 16x = 40cos4t
dt dt
misalkan : x f = Acos4t + Bsin4t
dx
= -4Asin4t + 48Bcos4t
dt
d 2x
= -16Acos4t – 16Bsin4t
dt 2
-16Acos4t – 16Bsin4t – 40Asin4t + 40Bcos4t + 16Acos4t + 16Bsin4t = 40cos4t
cos4t(-16A+40B+16A) + sin4t(-16B-40A+16B) = 40cos4t
40Bcos4t – 40Asin4t = 40cos4t
sehingga : 40Bcos4t = 40cos4t Æ B=1
-40Asin4t = 0 Æ A=0
x f = Acos4t + Bsin4t = sin4t
sehingga : x(t ) = xn + x f = A1 e −2t + A2 e −8t + sin4t
Respon Lengkap
Gabungan antara respon alami dan respon paksa dengan initial kondisi ( kondisi awal )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
280
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Pada saat t = 0, kondisi steady state :
VC (0) = 0V
8
i L ( 0) == 2A
4
Pada saat t > 0, maka :
di L (t )
8= + 4i L (t ) + VC (t )
dt
dV (t )
dim ana : i L (t ) = C C
dt
di L (t )
8= + 4i L (t ) + VC (t )
dt
d 2VC (t ) dV (t )
8= 2
+ 4 C + VC (t )
dt dt
2
1 d VC (t ) 1 dVC (t )
8= + + VC (t )
20 dt 2 5 dt
d 2VC (t ) dV (t )
160 = 2
+ 4 C + 20VC (t )
dt dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
281
Rangkaian Listrik
Respon alami : Vn = Ae st
d 2Vn (t ) dV (t )
2
+ 4 n + 20Vn (t ) = 0
dt dt
Ae ( s + 4 s + 20) = 0
st 2
( s + 2) 2 + 16 = 0
s1 = −2 + j 4
s 2 = −2 − j 4
Vn = e − 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t )
Respon paksa : V f = A
20V f = 160
20 A = 160
160
A= =8
20
sehingga :
V (t ) = Vn (t ) + V f (t )
V (t ) = e − 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t ) + 8
Pada saat : V (0) = A1 + 8 = 0 → A1 = −8
Pada saat : i L (0) = 2
dV (t ) 1 dV (t )
iL (t ) = C =
dt 20 dt
iL (t ) =
1
20
{ }
− 2e − 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t ) + e − 2t (− 4 A1 sin 4t + 4 A2 cos 4t )
iL (0) = {− 2( A1 ) + (4 A2 )} = 2
1
20
− 2( A1 ) + (4 A2 ) = 40, dim ana : A1 = −8
24
16 + 4 A2 = 40 → A2 = =6
4
sehingga :
V (t ) = e − 2t (6 sin 4t − 8 cos 4t ) + 8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
282
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
2. Tentukan nilai V(t) pada saat t > 0, jika t = 0- kondisi rangkaian dalam keadaan
steady state (mantap) !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
283
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
284
Rangkaian Listrik
BAB XIII
KUTUB EMPAT
Bentuk umum :
Jaringan 2 port dengan 4 terminal
Parameter Z
Misalkan :
I1 dan I2 adalah input
V1 dan V2 adalah output
Maka :
V1 = Z 11 I 1 + Z 12 I 2
V2 = Z 21 I 1 + Z 22 I 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
285
Rangkaian Listrik
V2
Z 21 =
I1 I 2 =0
V2
Z 22 =
I2 I1 = 0
Impedansi yang dihasilkan sebagai impedansi open circuit atau parameter open circuit
atau parameter Z.
Z11 = impedansi port primer ketika port sekunder open circuit
Z22 = impedansi port sekunder ketika port primer open circuit
Z12 = Z21 = impedansi transfer dimana perbandingan tegangan disatu port dibandingkan
arus di port lainnya.
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
286
Rangkaian Listrik
2. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
3. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
V1 = (3 + 6 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
V1 = (9 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
V2 = 2 I 1 + (6 + j 4) I 2 + (6 + j 4) I 1
V2 = (8 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
maka :
Z 11 = 9 + j 4
Z 12 = 6 + j 4
Z 21 = 8 + j 4
Z 22 = 6 + j 4
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
287
Rangkaian Listrik
Parameter Y
Misalkan :
V1 dan V2 adalah input
I1 dan I2 adalah output
Maka :
I 1 = Y11V1 + Y12V2
I 2 = Y21V1 + Y22V2
Jika port 2 short circuit (V2 = 0), sehingga :
I
Y11 = 1
V1 V =0
2
I2
Y21 =
V1 V2 = 0
I2
Y22 =
V2 V1 = 0
Admitansi yang dihasilkan sebagai admitansi short circuit atau parameter short circuit
atau parameter Y.
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Y !
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
288
Rangkaian Listrik
2. Tentukan parameter Y !
Jawaban :
I 1 = 14V1 − 8V2
I 2 = −8V1 + 18V2
maka :
Y11 = 14
Y12 = −8
Y21 = −8
Y22 = 18
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
289
Rangkaian Listrik
I1 1 1 1 jω
Y11 = = + = +
V1 10 4 10 4
jω
I jω
Y12 = 2 = −
V1 4
I1 jω
Y21 = =−
V2 4
I2 1 1 1 jω
Y22 = = + = +
V2 jω 4 jω 4
jω
V1
h12 =
V2 I1 = 0
I2
h21 =
I1 V2 = 0
I2
h22 =
V2 I1 = 0
dan
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
290
Rangkaian Listrik
I1
g11 =
V1 I 2 =0
I1
g12 =
I2 V1 = 0
V2
g 21 =
V1 I 2 =0
V2
g 22 =
I2 V1 = 0
V1 = AV2 − BI 2
I 1 = AV2 − BI 2
parameter ini penting untuk engineering transmisi sebab disisi primer (pengirim) terdiri
dari variable V1 dan I1, sedangkan disisi sekunder (penerima) terdiri dari variabel V2
dan I2 (negatif I2 karena arus masuk ke beban penerima).
V
A= 1
V2 I = 0
2
V1
B=
− I2 V2 = 0
I1
C=
V2 I 2 =0
I1
D=
− V2 V2 = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
291
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Parameter transmisi :
V1 = AV2 − BI 2
I 1 = CV2 − DI 2
Pada saat V2 open circuit (I2 = 0) :
V
V1 = AV2 → A = 1
V2
dim ana :
Z2
V2 = V1
Z1 + Z 2
V1 Z 1 + Z 2 6 + 8 14
A= = = =
V2 Z2 8 8
I
I 1 = CV2 → C = 1
V2
dim ana :
V2 = Z 2 I 1
I1 1 1
C= = =
V2 Z 2 8
Pada saat V2 short circuit (V2 = 0) :
V
V1 = − BI 2 → B = − 1
I2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
292
Rangkaian Listrik
dim ana :
Z 2 .Z 3
Z2 + Z3
VZ 23 = V
Z 2 .Z 3 1
Z1 +
Z2 + Z3
VZ 23 = − Z 3 I 2
Z 2 .Z 3
Z2 + Z3
V = −Z 3 I 2
Z 2 .Z 3 1
Z1 +
Z2 + Z3
V1 Z 1 ( Z 2 + Z 3 ) + Z 2 Z 3 188
B=− = =
I2 Z2 8
I1
I 1 = − DI 2 → D = −
I2
dim ana :
Z2
I2 = − I1
Z2 + Z3
I 1 Z 2 + Z 3 18
D=− = =
I2 Z2 8
sehingga :
14
A=
8
188
B=
8
1
C=
8
18
D=
8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
293
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
294
Rangkaian Listrik
Z 22
Y11 =
∆Z
Z
Y12 = − 12
∆Z
Z
Y21 = − 21
∆Z
Z
Y22 = 11
∆Z
Tabel Konversi
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
295
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
296
Rangkaian Listrik
dengan demikian :
Y11 = Y11a + Y11b
Y12 = Y12 a + Y12b
Y21 = Y21a + Y21b
Y22 = Y22 a + Y22b
2. Koneksi seri
V1a = Z 11a I 1a + Z 12 a I 2 a
V2 a = Z 21a I 1a + Z 22 a I 2 a
V1b = Z 11b I 1b + Z 12b I 2b
V2b = Z 21b I 1b + Z 22b I 2b
dimana :
I 1 = I 1a = I 1b
I 2 = I 2 a = I 2b
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
297
Rangkaian Listrik
maka :
V1 = V1a + V1b = Z 11a I 1a + Z 12 a I 2 a + Z 11b I 1b + Z 12b I 2b = Z 11a I 1a + Z 11b I 1b + Z 12 a I 2 a + Z 12b I 2b
V1 = ( Z 11a + Z 11b ) I 1 + ( Z 12 a + Z 12b ) I 2
V2 = V2 a + V2b = Z 21a I 1a + Z 22 a I 2 a + Z 21b I 1b + Z 22b I 2b = Z 21a I 1a + Z 21b I 1b + Z 22 a I 2 a + Z 22b I 2b
V2 = ( Z 21a + Z 21b ) I 1 + ( Z 22 a + Z 22b ) I 2
dengan demikian :
Z 11 = Z 11a + Z 11b
Z 12 = Z 12 a + Z 12b
Z 21 = Z 21a + Z 21b
Z 22 = Z 22 a + Z 22b
3. Koneksi Kaskade
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
298
Rangkaian Listrik
Soal – soal :
1. Tentukan parameter Z !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
299
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
300
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
301
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
302
Rangkaian Listrik
DAFTAR PUSTAKA
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung