You are on page 1of 2

Kelihatannya dua lembaga ini menunjukkan persaingan yang cukup ketat dalam

menangani satu perkara yang berjuluk “korupsi”. Kedua lembaga dapat melakukan
saling periksa terhadap orang/lembaga yang diduga melakukan tindak pidana
korupsi. Mereka berlomba menangani perkara yang satu ini dengan berbagai
kewenangan yang dimiliki masing-masing lembaga. Komisi Pemberantasan Korupsi
yang dibentuk melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2002
mempunyai tugas dan peranan yang besar dalam melindungi negara dan bangsa
dari segala tindakan yang dapat merugikan berdasarkan hukum yang ada. Lembaga
ini dalam menjalankan tugas dan kewenangannya bersifat independen dan bebas
dari pengaruh kekuasan manapun. Ini berarti siapapun di republik ini tidak boleh
mencampuri kewenangan KPK dalam mengambil keputusan yang dimilikinya.
Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya menurut Pasal 5, KPK berasaskan
pada (a) kepastian hukum; (b) keterbukaan; (c)akuntabilitas; (d) kepentingan
umum; dan (e) proporsionalitas. Oleh karena itu, KPK dalam mengambil sebuah
tindakan harus selalu berpatokan pada asas yang telah ditetapkan. Jangan sampai
terdapat asas-asas yang kurang atau dilanggar, tentunya akan mengurangi
kredibilitasnya di mata masyarakat. Tugas, wewenang, dan kewajiban KPK sangat
besar. Misalnya dalam pasal 6 antara lain KPK mempunyai tugas “supervise
terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi”. Kemudian ditambahkan lagi dapat “melakukan penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi”. Kehadiran KPK sedikitnya dapat
melegakan hati dan perasaan masyarakat agar dapat efektif melakukan cegah
tangkal terhadap segala tindakan yang dapat merugikan negara dan bangsa ini.
Sudah banyak tersangka koruptor yang dijebloskan di balik terali besi. Ini memang
sebuah langkah maju atas keberanian KPK melakukan upaya penegakan hukum
sesuai kewenangan yang dimilikinya. Begitu hebatnya KPK, dalam pasal 8 ayat (2)
dikatakan bahwa “Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang juga mengambil alih penyidikan
atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi yang sedang dilakukan oleh
kepolisian atau kejaksaan”. Tentu saja pengambilalihan ini dilakukan jika lembaga
lain yang menangani perkara tindak pidana korupsi dinyatakan tidak dapat bekerja
dengan semestinya. Kita berharap kerja sama antarlembaga penegak hukum dapat
berjalan secara sinergis dan terkordinasi baik. Kewenangan lain yang dimiliki KPK
seperti tertuang dalam pasal 12 meliputi antara lain: “(a)melakukan penyadapan
dan merekam pembicaraan; (b) memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk
melarang seseorang bepergian ke luar negeri; (c) meminta keterangan kepada
bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan keuangan tersangka atau
terdakwa yang sedang diperiksa; (d) memerintahkan kepada bank atau lembaga
keuangan lainnya untuk memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik
tersangka, terdakwa, atau pihak lain yang terkait”. Selain itu pula KPK dapat
“meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan
penangkapan,penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara tindak
pidana korupsi yang sedang ditangani”. Agar KPK dapat melaksanakan tugas,
kewenangan, dan kewajibannya dengan baik, wajib mengucapkan sumpah/janji
menurut agamanya di hadapan Presiden Republik Indonesia. Pimpinan KPK dilarang
mengadakan hubungan langsung atau tidak langsung dengan tersangka atau pihak
lain yang ada hubungan dengan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani oleh
KPK dengan alasan apapun.Namun akhirnya pasaL 36 dilanggar Antasari Azhar
mantan ketua KPK karena bertemu dengan seorang tersangka korupsi yakni
Anggoro di suatu tempat. Dari hubungan ini akhirnya mengeluarkan testimoni yang
mengatakan bahwa pimpinan KPK lainnya terlibat skandal penyuapan, sementara
Antasari sendiri terlilit kasus pembunuhan. Diseretnya Bibit Samad Rianto dan
Chandra Marta Hamzah masuk dalam penjara di bawah pengawasan pihak
kepolisian karena diduga penyalahgunaan wewenang dalam mengeluarkan izin
cekal dan pencabutan pencekalan terhadap Anggoro Widjojo. Peristiwa ini menjadi
besar karena diduga polisi telah salah dalam melaksanakan tugasnya. Munculnya
istilah Cicak singkatan; Cinta Indonesia Cinta KPK) melawan Buaya yang dikatakan
oleh Kabareskrim Polri, akhirnya menuai banyak tanggapan. Seolah- olah KPK
adalah simbol dari Cicak, sedangkan polisi adalah Buayanya. Jika terbukti oknum
KPK terlibat dalam kasus tersebut, maka ancaman hukumannya sudah pasti
menunggu berdasarkan pasal 67 siap menerkam dengan sanksi penjara.
Penahanan Bibit Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah menyulut demonstrasi
besarbesaran di beberapa tempat di Indonesia. Sudah banyak orang yang siap
menjadi tameng alias penjamin agar petinggi KPK nonaktif ini dibebaskan dari
penahanan pihak kepolisian. Presiden pun akhirnya turun tangan dengan
membentuk Tim Pencari Fakta atas kasus tersebut. Kita melihat banyaknya
dukungan tersebut sebagai bukti nyata bahwa masyarakat yang berdemo pastilah
tidak pernah melakukan korupsi. Berdasarkan jumlah orang dan kalangan yang
terlibat dalam aksi demonstrasi ini tam-paknya tidak melihat adanya “celah
kesalahan”yang telah diperbuat oleh kedua orang pim-pinan KPK nonaktif tersebut.
Diduga kesalahan ada pada pihak kepolisian yang menetapkan status tersangka
kepada kedua orang KPK nonaktif. Polisi harus tetap memegang aturan sesuai
undang-undang kepolisian dalam menangani perkara ini. Selain itu pula
menerapkan 9 Komitmen Moral dalam rangka reformasi birokrasi polri. Polri harus
bekerja secara professional dan berkua-litas. Masyarakat tidak perlu reaktif
menanggapi masalah ini dengan memprovokasi turun ke jalan yang dapat
mengganggu kepentingan orang lain. Biarkan proseshukum tetap berjalan di atas
rel kebenaran. Kita menungu hasil kerja Tim Independen Klarifikasi Fakta dan
Proses Hukum, apakah Bibit Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah tidak
bersalah ataukah bagaimana, waktu yang menentukan. Permasalahan yang
melanda Indonesia akhirakhir ini menunjukkan adanya kenaikan suhu dalam
gesekan antarlembaga. Sebuah lembaga yang dikenal dengan nama Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) tampaknya menarik perhatian bangsa ini. Di pihak
lain lembaga yang sudah lama berkiprah dalam penegakan hukum juga
menunjukkan gerakan yang cukup menyita perhatian masyarakat dari sejumlah
elemen dan kalangan profesi, yakni kepolisian.

You might also like