Professional Documents
Culture Documents
Agustus 2006
Agustus 2007
Batukapur
Formasi
Kujung,
tempat
akumulasi
gas
Lumpur Sidoarjo (Lusi)
Bencana yang dimulai sejak 29 Mei 2006 hingga saat ini, dan
apabila baru bisa teratasi dalam 4 bulan sejak pengeluaran lumpur
pertama, maka volume lumpur yang diproduksi diperkirakan
mencapai 4x30x25000 meter kubik, atau sekitar 3 000 000 meter
kubik lumpur, yang setara dengan 600 000 truk besar.
kepada General Manager Imam P. Agustino. Dalam surat itu disebutkan, pada
rapat teknis 18 Mei 2006, anak perusahaan Medco Energi Internasional ini telah
mengingatkan Lapindo agar memasang selubung bor (casing).
Selubung berdiameter 9-5/8" (sekitar 25 sentimeter) mestinya dipasang di
kedalaman 8.500 kaki (2.590 meter). Fungsinya untuk mengantisipasi potensi
hilangnya sirkulasi lumpur (loss) dan tendangan balik yang memuntahkan lumpur
ke arah atas (kick) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung (batu
gamping), sebagaimana disetujui dalam program pengeboran.
Tapi Lapindo, menurut Medco yang memiliki partisipasi modal kerja 32 persen di
blok Brantas—tidak melaksanakannya. Itu sebabnya, sumur tak mampu menahan
tekanan saat terjadi tendangan balik sehingga terjadi kebocoran. Atas dasar itu,
Medco menilai Lapindo telah melakukan kelalaian (gross negligence), seperti
tertuang dalam dokumen perjanjian operasi bersama (JOA) Blok Brantas.
Mengacu pada klausul dari JOA Brantas, Lapindo sebagai operator harus
bertanggung jawab terhadap klaim dari pihak lain, termasuk menanggung biaya
pemulihan agar situasi menjadi normal kembali setelah kebocoran.