Professional Documents
Culture Documents
Dini = Dinda
Singkat cerita di sebuah sekolah yang bernama “Maraih Mimpi” ada sebuah
kelas sebut saja kelas matahari terdapat murid-murid yang nakal dan tidak biasa
diatur, sudah banyak guru yang mengundurkan diri karena tidak tahan oleh tingkah
laku murid-murid itu. Suatu hari, ada seorang guru wanita yang nekat masuk ke
dalam kelas yang lebih pantas disebut lubang harimau itu.
Ibu Satiem memeriksa belakang roknya dan ternyata roknya sobek terkena
lem yang menempel di kursi, lalu ia cepat-cepat pergi sambil menutupi bagian
belakang roknya dengan tasnya.
Visco : “ Ready ?”
Saat Pak Gito ingin menyerahkan soal ulangan, Visco sengaja tidak
memegang dengan benar hingga soal-soal ulangan tersebut terjatuh. Di saat itu
pula Amoy menukar kacamata Pak Gito dengan yang palsu.
Visco : “ Halo teman!! Ini soal yang sangat sulit malah mungkin lebih
sulit dari soal yang lain. Siapakah nama Bupati Lebak?
Amoy : “Bodohnya kamu ini, masa nama Bupati Lebak saja kamu tidak
tahu!!”
Setelah mereka selesai mengerjakan tak lama kemudian Pak Gito datang dan
langsung duduk di kursinya. Lalu Dinda pun menghampiri Pak Gito .
Pak Gito : “Kamu saya tunjuk sebagai perwakilan dari kelas Matahari ini
untuk membagikan brosur ini. Tolong bagikan ya!!”
Umar Bakri : “Iya De.. Hmm 10 mendatar, tanggal 2 Mei itu hari apa ya?”
Umar Bakri : “ U-L-A-N-G-T-A-H-U-N Iya-iya kamu benar de, pas nih 10 kata!”
Emen : “Iya pak dia kan sangat menyeramkan di pandang oleh kedua
orang tuanya karena dia nakal sekali!!”
Emen : “Di sekolah Meraih Mimpi Pak! Oia Bapak sedang mencari
pekerjaan ya?”
Emen : “Oia ini Pak ada brosur lowongan pekerjaan di sekolah saya”
(menyodorkan brosur kepada Umar Bakri)
Umar Bakri : “Wahh terima kasih ya de, Oia ini bayarannya!!” (member uang
kepada Emen)
Emen : “Yasudah kalau begitu Pak saya mau cari pelanggan yang lain.
Permisi Pak”
Keesokan harinya di sekolah murid kelas Matahari mendapatkan sebuah
berita ynag mengejutkan bahwa pihak sekolah sudah menemukan guru yang cocok
untuk kelas Matahari.
Emen dan Visco : “Berita tentang apa ?” (sambil menengok ke arah Michel)
Michel : “Benar juga sih!! Tetapi aku merasa ada yang berbeda dengan
guru baru ini”
Visco : “Sudahlah mungkin itu hanya perasaan kamu saja kali !!”
Dinda : “Ehh, Emen coba kamu periksa apakah guru itu sedang menuju
kesini apa tidak?”
Emen : “Heii, teman-teman guru baru itu sedang menuju kemari !!”
Umar Bakri : “ Dengar ya anak-anak, kalian tidak akan bias berhasil mengerjai
saya..!!”
Umar Bakri : “Perkenalkan anak-anak saya guru baru yang akan mengajar
kalian. Nama saya Umar Bakri !” (sambil menulis namanya di
papan tulis)
Umar Bakri : “ Saya sudah dengar dari Pak kepala sekolah soal tingkah laku
kalianyang sangat buruk, belagu, bodoh, dan jail. Mau sampai
kapan kalian seperti ini ?”
Umar Bakri : “ Kalian ingin berubah ? Ingin pintar? Ingin naik kelas dengan
nilai yang memuaskan ? “
Umar Bakri : “Hanya ada satu cara yaitu BELAJAR !! Dan juga merubah sikap
kalaian menjadi lebih baik, tidak jail lagi, dan tidak malas belajar.
Kalian bisa ?” (sambil mengejutkan Emen)
Uamar Bakri : “Kalau begitu kalian harus mengikuti aturan main dalam
pelajaran saya yaitu mengikuti pelajaran saya dengan baik ..!!
Mengerti ?”
Umar Bakri : “Waahh.. kalian hebat bias mengerjakan soal-soal ini dengan
tenang dan tidak mencontek. Bapak benar-benar bangga.”
***TAMAT***
**Makna yang ingin kami sampaikan melalui drama ini yaitu sangat berjasa sekali
pengabdian guru kepada muridnya sehingga menjadikan murid tersebut menjadi
pintar. Kami tidak bermaksud untuk menyinggung guru atau siapapun kami cuma
mengangkat kisah ralita yang ada sekarang bahwasanya banyak sekali murid-
murid yang kurang sopan terhadap gurunya.