Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat merampungkan Laporan Praktek Pengelolaan Pasca Panen dengan judul
Analisis Anatomi dan Histologi Ikan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang Tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moral
maupun moril, demi mencapai cita cita yang penulis harapkan.
2. Dosen Mata Kuliah Pengelolaan Pasca Panen yang telah banyak memberikan materi
baik secara teoritik maupun Praktik.
3. Teman teman yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis sadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kejanggalan dan
kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu penulis
mohon masukan yang sifatnya membangun agar bisa memperbaiki penulisan penulisan
makalah maupun laporan yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................2
2.1 Proses Histologi ..................................................................................................2
2.2 Anatomi Tubuh Ikan ............................................................................................3
BAB 3. METODOLOGI ...........................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ...........................................................6
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................................6
3.3 langkah Kerja........................................................................................................6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................7
4.1 Hasil .....................................................................................................................7
4.2 Pembahasan ..........................................................................................................13
BAB V. PENUTUP....................................................................................................26
REFERENSI .............................................................................................................27
LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
- Dapat mengetahui bentuk-bentuk anatomi ikan.
- Dapat mengetahui stuktur histology ikan
- Bisa dan mampu mengimplementasikan semua apa yang telah di lihat selama
praktek.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2.3. Tophography
Alat-alat dalam pada ikan diantaranya adalah
- Cor (jantung), berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh
- Gelembung udara, berfungsi sebagai alat pernapasan saat berenang
- Ventriculus, berfungsi sebagai alat menampung makanan sementara, atau tempat
mencerna makanan secara kimiawi, dimana di dalam vebtriculus makanan akan di
cerna lebih lanjut.
- Hepar (hati), berfungi sebagai tempat menawarkan racun dan merombak sel-sel darah
merah.
- Intestinum (usus), usus terbagi mejadi dua bagian, yaitu usus halus dan usus besar.
Usus halus berfungsi sebagai tempat penyaringan sari-sari makanan.
- Sedangkan pada usus besar berfungsi untuk menyerap air dan garam-garam mineral
yang masih dibutuhkan dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses sementara.
Pada caput terdapat rima oris (celah mulut). Mulut terdiri dari maxilla dan
mandibulla. Mulut berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa dan sebagai alat
masuknya air untuk mengambil oksigen dari air. Selain itu pada caput juga terdapat
organon visus, yaitu mata. Mata berfungsi sebagai alat penglihatan.
Pada truncus terdapat banyak sirip. Sirip berfungsi sebagai alat gerak. Selain itu sirip
juga berfungsi sebagai alat ntuk melindungi diri dari musuh. Jika ada musuh maka ikan
akan menaikkan atau menegakkan siripnya agar musuh takut atau berfungsi untuk
menyerang musuh. Pada truncus juga terdapat squama (sisik) yang berfungsi untuk
melindungi diri dari gangguan luar dan untuk menjaga suhu tubuh.
Alat-alat pernapasan pada ikan adalah mulut dan insang. Adapun mekanisme
pernapasan pada ikan adalah sebagai berikut: Pada waktu insang mengembang, membrane
brankiostage menempel pada tubuh, sehigga air masuk melalui mulut. Sebaliknya jika
mulut ditutup, tutup insang mengempis, rongga faring menyempit dan membrane
brankiostage melonggar sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang.
Alat-alat dalam pada ikan diantaranya adalah Cor (jantung), berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Gelembung udara, berfungsi sebagai alat pernapasan
saat berenang. Ventriculus, berfungsi sebagai alat menampung makanan sementara, atau
tempat mencerna makanan secara kimiawi, dimana di dalam vebtriculus makanan akan di
cerna lebih lanjut. Hepar (hati), berfungi sebagai tempat menawarkan racun dan merombak
sel-sel darah merah. Intestinum (usus), usus terbagi mejadi dua bagian, yaitu usus halus
dan usus besar.
BAB 3. METODOLOGI
4.1 Hasil
4.1.1. Ikan nila
Tabel 4.1. Stuktur Anatomi Dan Histologi Ikan Nila
Jenis ikan Habitat Morfologi Struktur Anatomi dan histologi
Nila Air Tawar • Badan 1 Kerangka Ikan
memanjang Ikan nila memiliki tulang
• Warna tubuh sejati dan memiliki rangka
hitam pudar axial yaitu terdiri dari
• Bentuk tubuh tulang tengkorak, tulang
pipih punggung dan tulang rusuk
• Sisiknya besar
dan kasar 2 Urat daging
• Kepala relatif Urat daging pada ikan nila
kecil tersebar diseluruh
• Memiliki sirip tubuhnya. Dan pada ikan
dada, sirip perut, nila ditemukan tiga jenis
sirip ekor, dan otot yaitu otot licin, otot
sirip dubur bergaris, dan otot jantung.
• Bentuk sirip
3 Organ-organ internal
bersegi atau
a. sistem pernafasan
tegak
• Alat pernafasannya
berupa insang
• Insang terdiri dari
tulang lengkung
• Insang tulang tapis
insang
• Daun insang
b. jantung
• Jantung terletak di
belakang insang
• Ukuranya kecil
sebesar kacang
hijau
c. alat pencernaan
• Saluran pencernaan
terdiri dari mulut,
rongga mulut,
faring, esofagus,
lambung, pilorus,
usus, rerktum,
kloaka, dan anus
• Kelenjar
pencernaan terdiri
dari hati, lambung,
dan pankreas.
d. sistem intergumen
• Tubuhnya di tutupi
oleh kulit
• Terdapat sisik yang
menutupi kulit
• Tipe sisiknya yaitu
sisik ganoid
• Memiliki lendir
• Tidak memiliki
kelenjar racun
Walaupun panjang usus bergantung pada jenis makanannya, usus ikan berupa
tabung sederhana yang berukuran sama dari lambung sampai dubur. Jadi tidak
mempunyai usus besar. Bentuknya dapat lurus seperti pada betutu dan lele atau
melingkar-lingkar seperti ikan nila, mas dan gurame bergantung pada bentuk rongga
perut. Mempunyai lapisan epitel kolumnar sederhana, sel lendir melapisi lapisan
submukosa yang berisi sel eosinofilik bergranula, berbatasan dengan mukosa
muskularis lapisan usus (Kusrini dkk, 2007).
Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya
dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras Merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah Merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan
berbukubuku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras Merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-
buku.
Penggolongan ikan juga dapat dilakukan berdasarkan tipe pinna caudalis yang
dimiliki suatu jenis ikan. Tipe pinna caudalis ikan secara umum terbagi atas :
1. Protocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang tumpul dan simetris dimana columna
vertebralis terakhir mencapai ujung ekor.
2. Diphycercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang membulat atau meruncing, simetris
dengan ruas vertebrae terakhir tidak mencapai ujung sirip.
3. Heterocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang simetris dengan sebagian ujung ventral
lebih pendek.
4. Homocercal
Merupakan bentuk pinna caudalis yang berlekuk atau tidak dan ditunjang oleh
jari-jari sirip ekor.
Sistem Integumen
Sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang
berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada. Pada
sistem integumen terdapat sejumlah organ atau straktur dengan fungsi yang beraneka pada
bermacam-macam jenis mahluk hidup.
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat
integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu
epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integumen
merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua
lapisan kulit yang sebenarnya.
Sistem integumen yang berhubungan langsung dengan lingkungan tempat hidup memiliki
berbagai fungsi yang sangat vital pada kehidupan ikan, yaitu :
1. Pertahanan fisik
Merupakan fungsi utama dari integument yaitu sebagai pertahanan pertama dari
infeksi, paparan sinar ultra violet [UV] dan gesekan tubuh dengan air atau benda
keras lainnya. Hal ini disebabkan karena kulit memiliki kelenjar mukosa sebagai
pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme merugikan lainnya serta
memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus yang licin.
2. Keseimbangan cairan [air]
Keseimbangan cairan dilakukan oleh integumen kelompok amphibian dan ikan
memiliki sistem tersendiri dalam proses keseimbangan cairan yaitu dengan
menggunakan insangnya.
3. Thermoregulasi
Thermoregulasi dilakukan oleh vertebrata dengan jalan memasukkan dan
mengeluarkan panas secara bergantian melalui aliran darah pada kulit.
4. Warna
Warna yang ada pada integurnen ikan digunakan sebagai alat komunikasi, tingkah
laku seksual, peringatan dan penyamaran untuk mengelabui predator. Warna yang
dihasilkan akan berbeda-beda yang disebabkan karena perbedaan tempat hidup dari
ikan tersebut. Pada open-water fishes, warna tubuh ikan terbagi atas warna
keperakan di bagian ventral dan warna iridescent biru atau hijau di bagian dorsal
[countershading]. Ada tiga macam warna dominan ikan yang hidup di lautan, yaitu
keperakan bagi ikan yang hidup di permukaan laut, kemerahan pada ikan yang
hidup di daerah tengah perairan dan violet atau gelap pada ikan yang hidup di dasar
perairan.
5. Pergerakan
Pergerakan ikan dipengaruhi pula oleh keberadaan sisik yang membantu dalam
meningkatkan kemampuan berenang ikan yang menghadapi halangan kuat.
6. Respirasi
Respirasi ikan tidak menggunakan kulit sebagai sarananya tetapi dilakukan oleh
golongan Amphibian. Hal ini dilakukan karena kulit merupakan lapisan yang relatif
tipis, selalu basah dan terdapat banyak pembuluh darah sehingga pertukaran
oksigen dan karbondioksida dapat berlangsung.
7. Kelenjar kulit
Pada kulit terdapat kelenjar yang memungkinkan ikan dapat mengeluarkan
pheromone untuk menarik pasangannya dan sebagai alat untuk menetapkan daerah
territorial. Selain itu, kelenjar kulit juga dapat menghasilkan zat-zat racun yang
berguna untuk mencari mangsa ataupun untuk pertahanan din dari predator.
8. Kelenjar susu
Kelenjar susu lebih banyak ditemukan pada vertebrata yang bersifat (terrestrial,
meskipun. demikian pada ikan yang bersifat mamalia kelenjar tersebut juga
berfungsi dengan baik
9. Keseimbanaan garam
Keseimbangan garam [homeostatis] pada ikan dilakukan pada kulit dan insang
yaitu dengan pengaturan kadar garam cairan tubuh ikan [osmoregulasi] sehingga
cairan dalam tubuh akan tetap stabil sesuai dengan lingkungan dimana ikan berada.
Pada ikan yang hidup di laut, kulit akan menjaga pengeluaran cairan dalam tubuh
yang berlebihan sedangkan pada ikan yang hidup di perairan tawar, kulit akan
mengatur agar cairan dari luar tubuh tidak terlalu banyak yang masuk ke dalam
tubuh. Selain itu, kulit berperan dalam proses ekskresi hasil metabolisme yang
dilakukan oleh tubuh.
10. Organ indera
Kulit memiliki sel-sel yang berfungsi sebagai reseptor dari stimulus lingkungan,
misalnya panas, sakit clan s ntuhan. Derivat integumen seperti barbels dan flaps
memiliki sel-sel svaraf sebagai indera (`vambar 21). Barbels berlungsi sebagai alat
bantu makan dan mengandung organ-organ sensory serta sebagai alat untuk
kamuflase pada ikan demikian juga flaps. Barbels ini ada yang berbentuk seperti
alga. Letak dari barbels ada pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut dengan bentuk
rambut, pecut, sembulan, bulu dan lain-lain.
Derivat sisik yang dapat ditemui adalah modifikasi sisik placoid membentuk gigi
Shark, kelenjar racun pada Dasyatidae. Selain itu terdapat juga bentukan barbells
clan flaps selain organ cahaya.
Jenis sisik yang duniliki ikan dapat dibagi atas bahan-bahan pembentukannva, vaitu:
1. Sisik Placoid, yaitti sisik yang biasa dimiliki oleh kelompok Elasmobranchii dan
disebut dermal denticle. Sisik ini terbentuk seperti pada gigi manusia dimana
bagian ectodermalnya memiliki lapisan email yang disebut sebagai vitrodentin dan
lapisan dalamnya disebut dentine yang berisi pembuluh dentinal.
2. Sisik Cosmoid, yaitu sisik yang memiliki bagian terluar disebut vitrodentilie,
lapisan bawahnya disebut cosinine dan bagian terdalam terdapat pefilbuluh darah,
syaraf dan substansi tulang isopedine.
3. Sisik Ganoid, yaitu sisik yang memiliki lapisan terluar b erupa pemunpukan garani-
garam anorganik yang disebut ganoine. Bagian dalamaya terdapat substansi tulang
isopedine.
4. Cycloid dan Ctenoid, yaitu sisik yang tidak mengandung dentine. Dua jenis sisik
ini paling banyak ditemui pada kebanyakan ikan.
Pengelompokan sisik selain berdasarkan bahan penyusunnya juga didasarkan atas bentuk
sisik tersebut, yaitu:
1. Sisik Placoid, merupakan sisik yang tumbuhnya saling berdamputgan atau sebelah
menyebelah dengan pola tumbuh mencuat dari kulitnya.
2. Sisik Rhombic, merupakan sisik yang berbentuk belah ketupat dengan
pertumbuhan yang sebelah menyebelah.
3. Sisik Cycloid, merupakan sisik yang bentuknya melingkar dimana didalamnya
terdapat garis-garis melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan focus.
4. Sisik Ctenoid, merupakan sisik yang memiliki stenii pada bagian posteriornya dan
bentukan sisir pada bagian anteriornya.
BAB 5. PENUTUP
Pengamatan anatomi dan histology ikan telah banyak memberikan penjelasan kepada
penulis sehingga penulis dapat mengetahui anatomi ikan secara langsung dari ikan-ikan
yang penulis amati. Namun, disamping itu masih banyak kekuranngan yang penulis
rasakan di dalam melakukan pengamatan anatomi dan histology ikan yang telah dilakukan
diantaranya tidak adanya pengamatan histology yang lebih spesifik sehingga penulis dan
para mahasiswa praktisi tidak dapat mengetahui seutuhnya.
Untuk kedepannya penulis harapkan kepada tim teknisi praktek agar para mahasiswa
selanjutnya yang melakukan praktek yang sama akan bias mendapatkan hasil praktek yang
lebih kongkrit lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Alawi, H., A. Muchtar, C. P. Pulungan dan Rusliadi, 1990. Beberapa aspek biologi ikan
baung (Mystus nemurus) yang tertangkap disekitar perairan Teratak Buluh
Sungai Kampar pusat penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. 36 hal (tidak
diterbitkan).
Allabaster, J. S. and Lloyd, R. (1982).Water quality criteria for freshwater fish, 2nd ed.
Butterwotrhs, London.
ALLEN,G.R. and COATES,D. 1990. An Ichthyological survei of the Sepik River, Papua
New Guinea
Andreas dan Soeharmoko. 1997. Inventarisasi Jenis Ikan Yang Tertangkap Dengan Jaring
Di Kabupaten Bengkalis. Riau.
Bleeker et al. 1965. Morfologi dan anatomi pada ikan. Bagian I. Surabaya.
Boyd, C.E and F. Litchkoppepler, 1982. Water qualitymanagement in pond fish reseach
and development agriculture exsperiment station Auburn University, Auburn 30
pp
DINAS PERIKANAN dan KELAUTAN PROPINSI RIAU, 2001. Potensi dan tingkat
pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan propinsi Riau. 45 hal (tidak
diterbitkan).
EDMONSON, W. T., 1958. Fresh Water Biology. 2 nd. John Wiley and Sons, inc New
York.
Effendie, M. I. 1997. Biologi perkanan. Yayasan Pustaka nusantara. Yogyakarta. 163 hal.
Feliatra, Arthur Brown, Syafril Nurdin, Kusai, Putu Sedana, Sukendi, Suparmi,Elberizon.
2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan II.Faperikan Press Universitas
Riau. Pekanbaru.180 hal
Gaffar, A.,K. dan Z., Nasution. 1990. Upaya domistifikasi ikan perairan umum. Jurnal
Litbang, IX (4) : 69-75.
GUNARSO, W., 1985. Suatu Pengantar Tentang Fish Behaviour dalam Hubungannya
dengan Fishing Taktik dan Fishing Teknik. Fakultas Perikanan Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 144 hal.
KLUST, G., 1987. Bahan jaring untuk alat penangkapan ikan. Balai pengembangan
penangkapan iakn Semarang, Semarang. 188 hal.
KORDI, 2000. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang. 205 halaman.
Lagler, K.F., J. E. Bardech, R.R. Miller,. D.R. Dassino. 1977. Ichthyologi. Jhon Wiley and
Sons, inc. New York. 506 p.
LOVELL, 1988. Nutrition and feeding of fish. Van nostrand Reinhold Now York. 260 p.
MAKBARINSYAH. 1996. Jenis-jenis ikan penting dan ekonomis disungai rokan kiri.
(tidak diterbitkan). Pekanbaru, 62 hal.
MOHSIN . A.K. M dan M.A. AMBAK 1992. Ikan air tawar di Semenanjung Malaysia.
Dewan Bahasa dan Balai Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia. Kuala
Lumpur. 281 Halaman.
Mohsin dan Ambak 1992. Makanan Ikan penerbit. Penebar Swadaya. Jakarta. 149 hal
Nelson, J.S., 1984. Fisher Of the Word. John Wiley and Sons, New York 524 p.
Partodihardjo, S., 1987. Ilmu reproduksi hewan. Mutiara Sumber Wijaya, Jakarta. 588
Halaman
PULUNGAN, C. P. 1987. Potensi Budidaya Ikan Kapiek dari sungai Kampar Riau. Pusat
Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. 73 hal (tidak diterbitkan).