Professional Documents
Culture Documents
KALIMAH TAQWA Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan
(yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan
kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah
mewajibkan kepada mereka kalimah taqwa dan adalah mereka berhak
dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 48:26)
TENTANG KALIMAH
Allah SWT berfirman:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
… permasalahan perumpamaan kalimah yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya
taqwa itu amat teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan
terkait dengan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Dan Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat.” (QS. 14:24-25)
Menumbuhkan diri
Tumbuh berbekal bakat dan
Alam menjadi pohonDitanam Penyatuan
misi hidup yang
pribadi (ditaburkan melekatdengan
di NafsJasad
Penanaman Benih
Ketika nafs dikumpulkan dengan jasad, dan nafakh ruh ditiupkan maka
Allah SWT menentukan rezeki, ajal, amal dan kecelakaan-kebahagiaan
insan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda,
“Kejadian seseorang itu dikumpulkan di dalam perut ibunya selama 40 hari,
kemudian dia menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama 40 hari. Kemudian
menjadi mudhghah selama 40 hari. Kemudian Allah s.w.t mengutuskan
malaikat untuk meniupkan ruh serta memerintahkan supaya menulis
empat kalimah yaitu rezekinya, ajalnya, amalannya serta kecelakaan atau
kebahagiaannya.” (HR. Bukhari Buslim)
… Allah SWT
menanamkan Ditentukannya 4 hal tersebut sebenarnya merupakan konsekuensi logis
benih nafs dalam dari sifat Ar-Rahman. Ketika Allah SWT menanamkan benih nafs dalam
jasad insan, maka jasad insan, maka benih tsb harus tumbuh hingga berbuah. Bila itu
benih tsb harus adalah benih durian, maka ia kelak harus berbuah durian. Dimana
berbuah itu, adalah misi hidup dari sebuah pohon. Dan buah yang
keluar harus sesuai dengan bakatnya. Sebuah pohon durian, haruslah
berbuah durian, bukannya rambutan.
Karena itu 4 hal diatas ditentukan Allah SWT di atas sejak awal. Dimana
itu terkait dengan adanya kodrat diri seorang insan. Juga sebagai
bentuk pemeliharaan dan dukungan Allah SWT atas misi hidup yang Dia
amanahkan kepada hambaNya. Sehingga ketika pohon diri manusia
ditumbuhkan di atas bumi, maka akar-akarnya akan diberikan
kemampuan menyerap unsur hara yang dibutuhkan sesuai dengan
bakat dirinya. Inilah hakikat rezeki. Dimana rezeki seorang manusia
sesungguhnya telah dicukupkan oleh Allah SWT, bila dia hidup sesuai
dengan kodrat dirinya. Sesuai dengan amal apa yang mesti
didarmakan. Dia akan mendapatkan kebahagiaan, bila dia tumbuh di
tempat dan kondisi yang semestinya, yaitu yang mendukung bakatnya.
Dan dia akan celaka dan sengsara ketika tumbuh dalam kondisi yang
tidak selaras dengan kodrat dirinya. Ibarat benih durian, maka
kecelakaan baginya ketika ditanam di padang pasir. Dia butuh tumbuh
di tanah hutan seperti Sumatera atau Kalimantan, untuk menemukan
kebahagiaannya. Tapi bagi sebutir biji kurma, tumbuh di tanah padang
pasir justru merupakan kebahagiaan baginya.
Setiap manusia telah Allah SWT tentukan amalnya. Sehingga ketika dia
beramal sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dia dikatakan sedang
… Nafs kita 3
memang tampak
Pada aspek Di
berpakaian.
penumbuhan
mana kualitasdiri
inilah
pakaianletak amal
si nafs
menjalankan kesholehan dirinya. Karena amal sholeh adalah amal yang
benar, bukan amal yang salah. Benar dalam artian sesuai apa yang
telah ditentukan Allah SWT bagi masing-masing pribadi.
Karena itu seperti pohon, diri manusia pun harus tumbuh. Jasad dan
terkhusus nafsnya. Pada aspek penumbuhan diri inilah letak amal
sholeh seseorang. Allah SWT berfirman:
Tumbuhnya batang dan ranting, akan berdampak pada aspek lahiriah kita.
Ketaatan kepada Allah SWT dan transformasi akhlaq akan tampak secara
natural. Karena pada saat ini manusia telah sampai pada derajat
membutuhkan. Butuh untuk taat dan mengikuti kehendak Allah SWT. Ini
semua akan menjadi pakaian taqwa kita. Dan dengan pakaian inilah
seseorang akan dikenal.
4
Khattab berjalan dengan pakaian yang menjuntai-juntai. Mereka
bertanya, “Wahai Rasulullah! Bagaimana penafsiranmu mengenai hal
tersebut.” Rasulullah SAW bersabda, “Itulah agama.” (HR. Bukhari-
Muslim)
Begitu pula diri manusia. Setiap pribadi harus tumbuh dari bumi diri dan
mencari jalan menuju langit. Demi menghadap Allah SWT. Dimana setiap
manusia memiliki jalannya masing-masing. Bagaimana setiap pribadi
harus merentangkan ranting-rantingnya menghadap langit.
Dengan itu dia bisa menerima dan mengolah cahaya petunjuk Allah SWT,
sebagaimana pohon menerima dan mengolah cahaya matahari. Sehingga
cahaya itu bisa menjadi energi bagi kehidupannya. Di lain sisi dirinya
menjadi tempat bernaung dan berteduh bagi makhluq lain, terkhusus
sesama manusia. Sehingga ia menjadi rahmat bagi alamnya (rahmatan lil
‘alamiin).
Buah adalah tujuan adanya pohon. Karena itu pohon pribadi yang harus
Buah adalah tujuan ditumbuhkan, tidak cukup hanya berbatang dan berdaun. Dia harus
adanya pohon berbuah. Bahkan bila mengacu ayat di atas, kita harus berbuah di
setiap musim. Tak peduli musim kemarau atau hujan. Tak peduli dalam
kondisi lapang maupun sempit.
5
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan
kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang, disirami dengan air yang sama.Kami melebihkan sebagian
tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasa
(buahnya).Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. 13:4)