Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS BUAH-BUAHAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah adalah suatu produk dari tanaman yang dapat dimakan dalam keadaan
segar ataupun terolah (processed), dan tidak dapat disimpan lama / tidak dapat
dikendalikan Buah-buahan merupakan suatu komoditas pertanian yang memiliki nilai
ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya
disimpan zat yang memiliki berbagai manfaat dan kegunaan. Nilai gizi secara khusus
dari buah-buahan terletak pada penyediaan vitamin – vitamin, khususnya vitamin C
atau asam askorbat, karoten (provit A), berbagai vitamin B, khususnya asam folat, dan
mineral-mineral khususnya unsur-unsur Ca dan Fe.
Zat yang terkandung didalam tiap jenis buah – buahan memiliki jumlah serta
kadar yang berbeda – beda. Tiap buah tersebut memiliki karakteristik dan tingkat
kematangan yang beragam sehingga membuat kandungan zat yang terdapat
didalamnya juga berbeda – beda. Beberapa zat dan bahan yang terkandung
didalamnya selain kandungan vitamin C diantaranya adalah total asam, pektin dan
pHnya.
Pada analisis terhadap kandungan buah ini digunakan beberapa jenis buah,
yaitu nanas,jambu biji, jeruk dan labu siam. Analisis terhadap kandungan vitamin C,
pektin, pH, dan juga total asam perlu dilakukan karena kandungan zat-zat tersebut
dianggap dapat mempengaruhi sifat fisik serta kimia secara keseluruhan sehingga
dapat mempengaruhi mutu dari buah-buahan itu juga.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa kandungan yang terdapat dalam
buah seperti kandungan vitamin C, pektin, pH dan total asam buah nanas,jambu biji,
jeruk dan labu siam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Buah merupakan salah satu hasil pertanian yang pada umumnya digunakan
sebagai bahan makanan mempunyai beberapa kimia. Sifat kimia buah berbeda untuk
setiap jenisnya. Kandungan kimia dari buah dapat mengalami perubahan yang
tergantung pada peranan fisiologis, derajat kematangan dan sebagainya.Beberapa sifat
kimia buah yang perlu diketahui adalah total asam, kadar pektin, vitamin C dan
pHnya. Sifat kimia buah inilah yang perlu diketahui karena kandungan zat-zat
tersebut dianggap dapat mempengaruhi sifat fisik serta kimia secara keseluruhan
sehingga dapat mempengaruhi mutu dari buah-buahan tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, perlu dilakukan analisis terhadap beberapa jenis buah-buahan misalnya
seperti nanas,jeruk, jambu biji dan labu siam..Analisis merupakan penguraian bahan
menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yang kemudian dipakai sebagai data untuk
menetapkan komposisi bahan tersebut
Nanas
Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan salah satu jenis buah-buahan
tropis yang banyak dikonsumsi masyarakat baik karena harganya murah, mudah
didapat, kandungan gizi cukup tinggi, dan mudah dibudidayakan.
Buah nanas memiliki kadar air yang tinggi hingga mencapai kurang lebih 80-
90 % sehingga mudah sekali mengalami perubahan fisik, kimia maupun fisiologis.
Dengan demikian apabila tidak segera dipasarkan atau dilakukan penanganan lebih
lanjut maka mutunya akan cepat menurun
Gambar 1. Nanas
Ditinjau dari segi kandungan gizinya, buah nanas merupakan sumber zat
pengatur yaitu vitamin dan mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.
Mineral dan vitamin berguna untuk kelancaran metabolisme dalam pencernaan
makanan yang sangat vital untuk menjaga kesehatan. Fungsi vitamin dan mineral
adalah untuk menjaga keseimbangan yang harmonis dalam proses metabolisme tubuh
agar berjalan secara normal.
Selain kegunaan diatas, nanas mengandung citric dan malic acid yang
memberi rasa manis dan asam pada buahnya. Asam ini membuat nanas menjadi bahan
makanan yang digunakan secara luas untuk membuat masakan asam manis.
Tabel 1. Kandungan gizi buah nanas segar tiap 100 gram bahan
Kandungan Gizi (Nutrisi) Jumlah
Kalori 52.00 kal
Protein 0.40 g
Lemak 0.20 g
Karbohidrat 16.00 g
Fosfor 11.00 mg
Zat Besi 0.30 mg
Vitamin A 130.00 SI
Vitamin B1 0.08 mg
Vitamin C 24.00 mg
Air 85.30 g
Bagian yang dapat dimakan 53 %
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI, 1998
Jambu Biji
Jambu biji (Psidium guajava L) dapat dikatakan buah yang sangat istimewa
karena memiliki kandungan zat gizi yang tinggi, salah satunya adalah kandungan
vitamin Cnya. Kandungan vitamin C jambu biji sekitar 87 mg, dua kali lipat dari jeruk
manis (49 mg/100 g), lima kali lipat dari orange, serta delapan kali lipat dari lemon
(10,5 mg/100 g). Dibandingkan jambu air dan jambu bol, kadar vitamin C pada jambu
biji jauh lebih besar, yaitu 17 kali lipat dari jambu air (5 mg/100 g) dan empat kali
lipat dari jambu bol (22 mg/100 g). Pada intinya, jambu biji dapat dijadikan sebagai
sumber utama bagi kebutuhan vitamin C tubuh. Konsumsi jambu biji seberat 90 gram
setiap hari sudah mampu memenuhi kebutuhan vitamin harian orang dewasa,
sehingga mampu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Gambar 2. Jambu biji
Kandungan vitamin C pada jambu biji mencapai puncaknya menjelang
matang. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada bagian kulit serta
daging bagian luarnya yang lunak dan tebal. Karena itu, jambu biji sebaiknya
dikonsumsi beserta kulitnya.
Selain kandungan vitamin C-nya yang tinggi, jambu biji memiliki beberapa
kandungan kimia yang lain, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Kandungan gizi jambu biji dalam 100 g bahan
Kandungan Gizi Banyaknya
Air 66 g
Protein 0.9 g
Lemak 0.3 g
Karbohidrat 12.2 g
Vitamin A 25 SI
Vitamin B1 0.02
Mineral
Kalsium
Fosfor 14 mg
Besi 28 mg
Kalori 1.1 mg
49 Kal
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan , Jakarta, 1996
Jeruk
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak asing lagi dengan buah jeruk. Selain
enak rasanya, buah jeruk juga mengandung vitamin C. Buah yang memiliki
keragaman jenis yang cukup kaya ini, menyimpan berbagai manfaat, yang diantaranya
adalah sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, di beberapa negara telah
diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah
jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun
wangi, esens minuman dan untuk campuran kue. Puluhan varietas jeruk ada di muka
bumi, dari yang bercitarasa asam hingga manis.
Gambar 3. Jeruk
Jeruk juga mengandung betakaroten dan bioflavanoid yang dapat memperkuat
dinding pembuluh darah kapiler. Pektinnya juga banyak terapat dalam buah dan kulit
jeruk, manfaatnya membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
meningkatkan kolesterol baik (HDL). Selain itu memiliki kandungan flavanoid yang
berlimpah,seperti flavanpis yang berfungsi sebagai antioksidan penangkal menangkap
radikal bebas penyebab kanker. Flavanoid juga menghalangi reaksi oksidasi LDL
yang menyebabkan darah mengental dan mencegah pengendapan lemak pada dinding
pembuluh darah. Jeruk kaya akan kandungan gula buah yang dapat memulihkan
energi secara cepat. Hal lain, jeruk kaya akan serat (dietary fiber) yang dapat
mengikat zat karsinogen di dalam saluran pencernaan. Manfaatnya sembelit, wasir
dan kanker kolon bisa dihindari. Di dalam 100 g jeruk manis mengandung energi 51
kkal, protein 0,9 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 11.4 g, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi
0.4 mg, retinol 57 mcg dan asam askorbat 49 mg. Jeruk juga kaya akan serat yang
dapat memperlancar proses pencernaan.
Labu siam
Labu siam (Sechium edule) merupakan sayuran yang cukup familiar bagi
sebagian besar penduduk Indonesia. Labu siam dikenal dengan beberapa sebutan,
seperti labu jipang (Jawa Tengah), manisah (Jawa Timur), serta waluh siam (Jawa
Barat). Dalam kehidupan sehari-hari, labu siam dikenal sebagai sayuran buah yang
menyehatkan. Buahnya bisa dimasak sebagai lalapan, sayur lodeh, oseng-oseng, atau
sayur asam.
Buah labu siam mempunyai prospek sebagi dietary food, karena mempunyai
kandungan kalori yang rendah dan digunakan sebagai makanan penambah rasa.Buah
labu siam yang bersifat menyejukkan ini juga banyak mengandung getah serta zat-zat
seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, besi.
Gambar 4. Labu siam
Tabel 3. Kandungan gizi dari labu siam dalam 100 g bahan
No Kandungan Gizi Banyaknya
1 Protein (g) 0,6
2 Kalori (energi) 26
3 Lemak (g) 0,1
4 Karbohidrat(g) 6,7
5 Kalsium (mg) 14
6 Fosfor (mg) 25
7 Zat besi (mg) 0,5
8 Vitamin C (mg) 18
9 Air (g) 92,3
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan , Jakarta, 1996
O=C O=C
| |
HO – C O=C
|| O || O
-2H
HO – C O= C
| |
H–C H–C
| + 2H |
HO – C – H HO – C – H
| |
C – H2OH C – H2OH
O=C O = C - OH
| |
HO – C HO - C - I
|| O |
HO – C HO - C - I
| + I2 |
H–C H – C - OH
| |
HO – C – H HO – C – H
| |
C – H2OH CH2OH
Prosedur Kerja
A. Analisis Total Asam
Bahan (nanas, jambu biji,jeruk dan labu siam) disiapkan
↓
Dihancurkan dengan menggunakan mortar atau diparut
↓
Diambil 5 g bahan yang telah dihancurkan
↓
Dimasukkan ke dalam labu takar dan diisi dengan aquades hingga 100 ml
↓
Larutan dikocok dan disaring dengan kertas saring
↓
Ambil 20 ml filtrat dan tambahkan 2 tetes indikator PP
↓
Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna
↓
Volume berapa ml NaOH yang digunakan dicatat
E. Analisis Kadar Pektin
5 g bahan (nanas,jambu biji,jeruk,labu siam) dihancurkan dan dilarutkan dalam 40 ml
aquades
↓
Dipanaskan sambil diaduk larut, kemudian didinginkan
↓
Masukkan ke labu ukur 50 ml dan tambahkan aquades sampai tanda
↓
Disaring dengan kertas saring dan diambil 10 ml filtrat
↓
Ditambahkan 25 ml aquades dan 2 tetes indikator PP
↓
Titrasi dengan NaOH 1 N
↓
Ditambah 1 ml NaOH 1 N biarkan selama satu malam
↓
Ditambah 5 ml asetat 1 N hingga warna menjadi jernih
↓
Setelah 5 menit, ditambah 2,5 ml Ca Khlorida 1 N dan diaduk sampai rata
↓
Disaring dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan aquades
↓
Dikeringkan dalam oven 102°C selama 2 jam
↓
Didinginkan dalam desikator dan ditimbang dalam wadah timbang tertutup
↓
Endapan dicuci dengan air panas untuk menghilangkan Khlorida
↓
Kertas saring yang berisi endapan ditimbang kemudian dikeringkan kembali pada
suhu 100°C
↓
Setelah dingin, kertas saring ditimbang kembali
F. Analisis Vitamin C
Bahan (nanas,jambu biji,jeruk,labu siam) diblender (slurry)
↓
10 g slurry dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan aquades sampai
tanda
↓
Disentrifuse sehingga diperoleh filtrat
↓
Diambil 5 ml filtrat, dimasukkan dalam erlemeyer dan ditambah larutan amilum 1%
sebanyak 2 ml
↓
Ditambah 20 ml aquades dan titrasi dengan larutan iodium 0,01 N
D. Analisis pH
Bahan (nanas,jambu biji,jeruk, lbu siam) dihancurkan
↓
Diperas hingga diperoleh sarinya
↓
Diukur pHnya dengan kertas pH atau pHmeter
↓
Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali
IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
A. Analisis Total Asam
Bahan Berat (g) Vol. NaOH N NaOH Filtrat (ml) TA %
(ml)
Nanas 5 0,28 0.1 20 5,5296
Jambu biji 5 0,77 0,1 20 14,784
Jeruk 5 0,34 0,1 20 6,528
Labu siam 5 0,05 0,1 20 0,96
C. Analisis Vitamin C
Bahan Iodium (ml) As.Askorbat
(mg/10gr bahan)
Nanas 1,92 11,440
Jambu biji 0,65 33,792
Jeruk 0,63 11,088
Labu siam 0,34 5,984
Perhitungan : 1 ml yodium 0,01 = 0,88 mg asam askorbat
D. Analisis pH
Bahan pH
Nanas 3,49
Jambu biji 3,97
Jeruk 3,45
Labu siam 5,92
Pembahasan
Setiap jenis buah-buahan memiliki beberapa kandungan zat dan bahan yang
berbeda-beda, seperti kandungan asamnya, kadar pektin,kandungan vitamin C dan
juga pH-nya. Tiap buah tersebut memiliki karakteristik dan tingkat kematangan yang
beragam sehingga membuat kandungan zat yang terdapat didalamnya juga berbeda –
beda.
Analisis dilakukan untuk mengetahui kandungan pada buah-buahan yaitu total
asam,kadar pektin, vitamin C dan pH. Pada praktikum kali ini digunakan empat
macam jenis buah yang berbeda, yaitu nanas,jambu biji, jeruk dan labu siam.
A. Analisis Total Asam
Keasaman sangat erat hubungannya dengan total asam. Semakin tinggi total
asam pada buah maka pH buah-buahan akan semakin rendah (makin asam), demikian
juga sebaliknya.
Analisis total asam ini dilakukan dengan menitrasi filtrat dari buah nanas,
jambu biji,jeruk dan labu siam yang telah ditambahkan indikator phenolphthalein (PP)
dan dititrasi dengan NaOH sampai terjdi perubahan warna.
Total asam buah-buahan tersebut diperoleh berdasarkan volume NaOH yang
digunakan agar terjadi perubahan warna. Setelah diperoleh volume NaOH yang
digunakan, total asam dapat dicari melalui persamaan :
VxNNaOHXBM As . Askorbat 100
Total Asam (TA %) = x x100 %
Bx100 F
dimana V adalah volume, F = jumlah filtrat,B = Berat bahan, BM.As.Askorbat= 192
Hasil uji coba terhadap total asam keempat buah-buahan tersebut adalah
sebagai berikut : nanas = 5,5296%, jambu biji = 14,784%, jeruk = 6,528% dan labu
siam 0,96%.
Berdasar data tersebut dapat diketahui bahwa labu siam memiliki kandungan
asam yang paling rendah, lalu nanas, jambu biji dan kandungan asam terbesar dimiliki
oleh buah jambu biji.
Kadar asam buah juga berkaitan dengan pH buah tersebut karena pH
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman (acidity) atau kebasaan (alkainity)
suatu larutan produk pangan. Makin asam buah tersebut maka derajat keasamaan atau
pHnya makin kecil. Hal ini dapat dilihat pada pembahasan mengenai analisis pH buah
berikutnya.
100 gr
Kadar Vitamin C = 0,88 x vol.iodium x 5 gr (per 10 g bahan)
0,8557 − 0,8225
• % Ca pektat nanas = 5 gr
x5 x100 % = 3,26 %
0,9300 − 0,8893
• % Ca pektat jambu biji = 5 gr
x5 x100 % = 4,07 %
0,9 − 0,870
• % Ca pektat jeruk = 5 gr
x5 x100 % = 3%
0,917 − 0,887
• % Ca pektat labu siam = 5 gr
x5 x100 % = 3%
C. Analisis Vitamin C
100 gr
Kadar Vitamin C = 0,88 x vol.iodium x 5 gr (per 10 g bahan)
100 gr
• Vitamin C jambu biji = 0,88 mg x 0,65 ml x 5 gr = 33,792 mg
100 gr
• Vitamin C jeruk = 0,88 mg x 0,63 ml x 5 gr = 11,088 mg
100 gr
• Vitamin C labu siam = 0,88 mg x 0,34 ml x 5 gr = 5,894 mg