Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
ICP OF PHYSICS’09
BAB I
PENDAHULUAN
A. Abstrak
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan)
di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang
menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan
berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan
seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni
berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah
orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali
disamakan dengan istilah pidato.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan
antara yang berpidato dengan yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang
berpidato (pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik-
baiknya, agar tercapai apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat
memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato
tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum
dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian
dan ketabahan mental yang kuat, disamping telah memahami tehnik dan
pedoman berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang baik
maka yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri
dengan serius. Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan
dengan pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato, kerangka
susunan pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum
melakukan pidato, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berpidato.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan
di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai
alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran
dalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalam
sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar,
pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedoman
berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal
(masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapan
massa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas
kepada pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakan
saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau
rekaman pada kaset.
B. Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan
dengan suka rela,
2. Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada
pendengarnya,
C. Jenis-Jenis Pidato
• Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh
pembaca acara atau mc (master of ceremony).
2. Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.
3. Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa
orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang
berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu
tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban terhadapa suat kegitan tertentu.
• Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan
sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
Kerugian :
Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak
akan mampu menarik perhatian hadirin,
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
Memerlukan banyak waktu persiapan.
4. Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan
sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang
pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha
mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang
paling baik dan paling sering digunakan oleh pembicara yang telah
mahir dan berpengalaman. Out-line hanya merupakan pedoman untuk
mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.
Keuntungan :
Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena
pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau
khalayaknya,
Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan
dan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat
besar,
Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata
• Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-
jenis pidato dibedakan atas:
1. Pidato Informatif (memberitahu/mengabarkan)adalah
pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar
khalayak sasaran pidato Anda. Gunakanlah bahasa, gaya bahasa, dan istilah-
istilah yang dimengerti oleh hadirin, bukan istilah-istilah yang hanya
dipahami oleh Anda (meskipun istilah itu keren sekali).
Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya
Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya
memperoleh ulasan sekilas saja, atau “ngawur”. Misalnya, Anda memilih
topik Agama, tetapi orang tahu agama itu luas sekali. Agama bisa
menyangkut moralitas, sistem kepercayaan, cara beribadat, dan lain-lain.
Agar topik yang diambil jelas, maka ambilah misalnya tentang cara beribadat,
lebih jelas lagi ambilah topik tentang sholat yang khusu’, dan seterusnya.
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah
yang sesuai dengan waktu yang tersedia dan situasi yang terjadi. Jika Anda
diberikan waktu untuk berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih
topik yang terlalu luas yang tidak mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit.
Jika Anda harus berbicara di hadapan para santri yang rata-rata usianya
belum akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah tentang tata cara
hubungan suami-istri, bicaralah tentang kebersihan sekolah, misalnya.
Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih dan Dhoif, lengkapi
bahan pembicaraan Anda dengan sumber-sumber rujukan (bisa berupa: kitab,
buku, atau perkataan ulama) yang sesuai.
yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu: relevan, propokatif, dan
singkat. Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan;
Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar; Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya,
dan mudah diingat.
Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian: pengantar,
isi, dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H.
Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan,
visualisasi, dan tindakan. Perhatian ditempatkan pada pengantar; kebutuhan,
pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi; dan tindakan ditempatkan
pada penutup pidato.
F. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
persiapan berikut ini :
1. Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
4. Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri,
takut, bingung atau grogi. Jangan memfonis pendengar dengan
memaksakan pendapat atau kehendak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai
alatnya.
2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan
informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik, propaganda,
penyambung lidah seseorang.
3. Jenis-Jenis Pidato
• Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato
Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato Peresmian,
Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban,
• Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan
pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta),
Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan.
• Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif.
4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka,
pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secara
sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup
(kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
5. Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar
belakang pengetahuan pembicara, menarik minat pembicara, menarik minat
pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang lingkup dan
pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi, ditunjang dengan bahan
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Emha. ______. Tehnik dan Pedoman Berpidato. Surabaya: CV. Amin
Anonim. 2008. Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan
Pidato Sambutan. http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-
metode-susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 4 Mei
2010)