You are on page 1of 14

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

APARATUR DAERAH DI ERA REFORMASI


(Kasus Kabupaten Trenggalek)

H.R. Riyadi Soeprapto, Heru Ribawanto, Iman Hanafi

DR. H.R. Riyadi Soeprapto, MS., adalah Dosen FIA Unibraw yang kini menjabat
pembantu Dekan III FIA Unibraw. Menamatkan pendidikan Sarjana di Unibraw, Magister
di UGM dan Doktor di Unair

DR. Heru Ribawanto, MS., adalah Dosen FIA dan Program Pascasarjana Unibraw.
Menamatkan pendidikan sarjananya di FKK Unibraw dan Magister di Program
Pascasarjana UGM

Imam Hanafi, S.Sos., MSi., adalah Dosen FIA Unibraw. Menamatkan pendidikan S1 dan
S2 di Unibraw dan kini sedang menempuh pendidikan S3 di IPB Bogor

Era reformasi membawa perubahan yang dan bahkan tidak berdaya menghadapi
tidak kalah besarnya terutama bagi peme- berbagai perubahan yang ada.
rintah selaku eksekutif. Sebagai lembaga Implementasi UU no. 22/1999 mengenai
pelayanan masyarakat, pemerintah atau Pemerintahan Daerah memiliki implikasi
birokrasi menjadi jembatan antara aspirasi serius bagi pelayanan publik di daerah.
masyarakat yang diakomodir oleh institusi Peningkatan tuntutan publik harus disertai
politik melalui lembaga legislatif dengan dengan peningkatan kapasitas daerah dalam
masyarakat ‘riil’ yang secara langsung menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya.
menerima dan menikmati pelayanan yang Namun demikian yang paling utama dalam
diberikan oleh birokrasi. Tidak seperti era menentukan kapasitas daerah adalah ke-
sebelumnya dimana birokrasi dengan mudah mampuan sumber daya manusia daerah ter-
mengendalikan dua kekuatan tersebut, maka sebut dan yang lebih spesifik lagi justru
kini sebaliknya birokrasilah yang berada sumber daya manusia pemerintah daerah.
dalam kendali dan pengawasan keduanya. Berangkat dari arti penting aparatur daerah
Pada saat yang sama, aspirasi, tuntutan, dan dalam membangun dan melayani kepen-
kebutuhan masyarakat menga-lami eskalasi tingan publik inilah pertanyaan penting
pesat yang didukung dengan media agregasi tulisan ini disusun, yaitu : sejauh mana per-
kepentingan publik yang semakin mudah siapan pemerintah daerah dalam menganti-
sehingga dengan mudah pula menjadi sipasi gejolak tuntutan perubahan sejalan
agenda politik yang harus direalisasikan dengan era reformasi dan globalisasi serta
secara efektif dan efisien oleh birokrasi. strategi apa yang harus diambil terhadap
Malangnya, birokrasi sendiri telah terlena kondisi yang ada ?
terlalu lama untuk mampu secara responsif Adapun tujuan yang hendak dicapai dari
apalagi proaktif terhadap berbagai perkem- penelitian ini adalah :
bangan tersebut sehingga terkesan lamban

46
Pengembangan Sumber Daya … (HR. Riyadi Suprapto, Heru Ribawanto, Imam Hanafi)

1. Untuk mengidentifikasi potensi sumber dan profesi yang dibutuhkan dalam semua
daya manusia di lingkungan pemerintah sektor pembangunan (Kartasasmita 1995).
kabupaten Trenggalek serta potensi lain Untuk itu, Bryant & White (1987) me-
yang terkait dengan tuntutan perubahan; ngungkapkan bahwa terdapat empat aspek
2. Untuk mempersiapkan suatu pola peru- yang terkandung dalam pengembangan
bahan dan strategi pengembangan sum- sumber daya manusia, yaitu :
ber daya manusia pemerintah kabupaten Pertama, memberikan penekanan pada ka-
Trenggalek sesuai dengan tuntutan ke- pasitas (capacity), yaitu upaya
butuhan yang ada. meningkatkan kemampuan beser-
Penelitian yang berjenis eksplanatoris ini ta energi yang diperlukan untuk
merupakan studi kasus pada Pemerintah itu.
Kabupaten Trenggalek. Populasi penelitian Kedua, penekanan pada aspek pemera-
adalah instansi-instansi di lingkungan Peme- taan (equity) dalam rangka meng-
rintah Kabupaten Trenggalek. Pengambilan hindari perpecahan di dalam ma-
sampel dilakukan secara purposif dan yang syarakat yang dapat menghancur-
terpilih menjadi unit sampel adalah : Badan kan kapasitasnya.
Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspek- Ketiga, pemberian kekuasaan dan wewe-
torat Wilayah Daerah, Bagian Kepegawaian nang (empowerment) yang lebih
Setwilda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas besar kepada masyarakat. De-
Pendidikan dan Kebudayaan. ngan maksud agar hasil pemba-
Teknik pengumpulan Data yang diper- ngunan dapat benar-benar ber-
gunakan adalah : kuesioner, interview, doku- manfaat bagi masyarakat, karena
mentasi, dan observasi lapangan. Analisis aspirasi dan partisipasi masyara-
data yang dilakukan menggunakan berbagai kat terhadap pembangunan dapat
teknik, yaitu : pertama, analisis deskriptif, meningkat. Di samping adanya
yang dilakukan terhadap data yang diperoleh wewenang untuk memberikan
dari instrumen kuesioner. Dari analisis ini koreksi terhadap keputusan yang
didapat gambaran tentang potensi dan tanta- diambil tentang alokasi resour-
ngan berbagai aspek sumber daya manusia; ces.
kedua, analisis SWOT, yang dilakukan Keempat, pembangunan mengandung pe-
terhadap kombinasi data yang diperoleh dari ngertian kelangsungan pemba-
berbagai instrumen pengambilan data ngunan yang harus diperhatikan
mengingat keterbatasan sumber
Pengembangan Sumber Daya Manusia : daya yang ada.
Perspektif Teoritis Secara khusus, Schuler & Youngblood
Pengembangan sumber daya manusia (1986) mengungkapkan bahwa pengem-
ditujukan untuk mewujudkan manusia pem- bangan sumber daya manusia pada suatu
bangunan yang berbudi luhur, tangguh organisasi akan melibatkan berbagai faktor,
cerdas, terampil, mandiri, dan memiliki rasa seperti : pendidikan dan pelatihan; perenca-
kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, naan dan manajemen karir; peningkatan kua-
kreatif dan inovatif, berdisiplin serta ber- litas dan produktivitas kerja; serta pening-
orientasi ke masa depan untuk men-ciptakan katan kesehatan dan keamanan kerja.
kehidupan yang lebih baik. Peningkatan Sementara itu, Klingner & Nalbandian
kualitas sumber daya manusia diselaraskan (1985) memasukkan pula faktor motivasi
dengan persyaratan keterampilan, keahlian, kerja, dan penilaian prestasi kerja sebagai

47
Jurnal Administrasi Negara, Vol. I, No.1, September 2000 : 46 - 57

aspek yang tercakup dalam pengembangan dimiliki; kedua, budaya kerja pegawai pe-
sumber daya manusia. merintah yang ada, serta yang ketiga, derajat
Lain daripada itu, Osborne & Gaebler pengetahuan pegawai mengenai gambaran
(1996) justru lebih mementingkan pengem- atau karakteristik tugas yang bakal dihadapi
bangan visi dan misi aparat pemerintah pada saat realisasi otonomi daerah.
dalam memberikan pelayanan kepada pu- Potensi SDM merupakan kondisi riil
blik. Sejalan dengan semangat reformasi dan yang dimiliki oleh suatu pemerintah daerah
sistem desentralisasi, mereka lebih menge- dalam kurun waktu tertentu. Kondisi ter-
depankan pengembangan sumber daya ma- sebut menyangkut jumlah pegawai yang
nusia pada visi, misi, inovasi, dan kemam- dimiliki untuk kemudian dipetakan berdasar-
puan aparat untuk melakukan semangat kan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur,
wirausaha dalam pelaksanaan tugas mereka. pengalaman kerja, jenjang kepangkatan,
Semangat ini merupakan semangat kerja bidang keahlian, dan termasuk pula per-
yang lebih berorientasi menghasilkan dari- sebaran pegawai tersebut dalam pembagian
pada menghabiskan anggaran dan pada wilayah dalam suatu daerah. Analisis pen-
waktu yang sama kepentingan publik justru ting berikutnya justru dilakukan dengan
dapat ditingkatkan pelayanannya. mempetakan potensi SDM tersebut dengan
Dari kajian atas berbagai teori di atas, potensi wilayah untuk menilai derajat kese-
sebenarnya pengembangan sumber daya suaian persebaran antara potensi SDM
manusia tidak terlalu jauh berbeda dengan dengan potensi wilayah yang ada. Jika hal
harapan atas atribut-atribut profesionalisme, demikian telah dapat dilakukan maka akan
yaitu : (1) seseorang memiliki ketrampilan dengan mudah diketahui apa yang kurang
dan keahlian teoritis ilmiah tertentu sesuai dan apa yang telah memadai dalam menye-
dengan bidang pekerjaan yang akan digeluti- lenggarakan otonomi daerah. Situasi ini
nya; (2) harus mampu menyumbangkan ilmu akan sangat berguna bagi perencanaan, pe-
dan tenaganya secara optimal untuk kelan- laksanaan, evaluasi dan perbaikan atas pela-
caran usaha tempat kerjanya; (3) harus dapat yanan kepada masyarakat serta pemba-
mendorong peningkatan produktivitas yang ngunan.
ber-kelanjutan; (4) memiliki sikap untuk Budaya kerja merupakan aspek penting
terus menerus memperbaiki dan mening- yang menentukan sikap kerja seorang pe-
katkan keahlian dan ketrampilannya; (5) gawai baik itu kinerja, kepuasan kerja, mau-
disiplin dan patuh pada aturan main profesi pun tingkat kemangkirannya (Luthans
dan tempat kerjanya; (6) memiliki kesiapan 1989). Salah satu aspek yang bisa diper-
untuk berubah atau melakukan penyesuaian gunakan untuk melihat budaya kerja aparat
terhadap perubahan-perubahan yang tengah pemerintah daerah adalah disiplin kerja.
berlangsung atau bahkan mampu mencipta- Disiplin kerja merupakan ketaatan pada
kan perubahan. peraturan-peraturan yang berlaku di dalam
Guna menghadapi realisasi penyelengga- proses pelaksanaan pekerjaan.
raan otonomi daerah dan upaya mengelimi- Bagi pegawai negeri sipil, disiplin kerja
nasi permasalahan yang akan dihadapi da- juga telah diatur oleh pemerintah dalam PP
lam aspek sumber daya manusia dalam pe- no.30/1980 tentang Peraturan Disiplin Pega-
merintahan di daerah maka perlu dipetakan wai Negeri Sipil, yang memuat semua ke-
dan diidentifikasi potensi dan kondisi riil wajiban, larangan, dan sanksi jika melang-
aspek kepegawaian di suatu daerah. Berba- gar larangan dan tidak melaksanakan kewa-
gai aspek tersebut mencakup antara lain : jiban. Disiplin merupakan suatu kekuatan
pertama, potensi sumber daya manusia yang yang berkembang didalam tubuh pegawai
Pengembangan Sumber Daya … (HR. Riyadi Suprapto, Heru Ribawanto, Imam Hanafi)

dan menyebabkannya dapat menyesuaikan Beberapa aspek yang dapat digolongkan


diri dengan sukarela terhadap keputusan- menjadi potensi pengembangan sumber
keputusan, peraturan-peraturan dan nilai dan daya manusia adalah :
norma yang terkandung dalam pekerjaannya. (1) kepemimpinan yang cukup kuat
Persoalannya adalah bagaimana mengukur sehingga mampu menjadi modal dasar
disiplin kerja tersebut. Laitener & Levine untuk mengarahkan, memfasilitasi bah-
(dalam Riwukaho 1987) mengindikasikan kan mendorong sumber daya manusia
gejala disiplin itu dengan gambaran sebagai yang ada untuk lebih berkembang. Peri-
berikut : umumnya disiplin sejati terdapat laku intruktif yang lebih dominan tam-
apabila para pegawai datang di kantor paknya sesuai dengan kultur masyarakat
dengan teratur dan tepat pada waktunya, yang ada sehingga pemanfaatan pola
apabila mereka berpakaian serba baik pada perilaku tersebut akan memberikan
tempat kerjanya, apabila mereka memper- dampak positif yang lebih cepat dalam
gunakan bahan-bahan dan perlengkapan menggerakkan potensi aparat yang ada.
dengan hati-hati sesuai prosedur yang dite- (2) Motivasi kerja yang cenderung tinggi
tapkan, apabila mereka menghasilkan kuan- jelas merupakan potensi besar bagi
titas dan kualitas pekerjaan yang memuas- sumber daya manusia yang ada untuk
kan dan mengikuti cara bekerja yang diten- berkembang atas dasar kehendak, ke-
tukan oleh kantor, serta apabila mereka me- mauan, dan semangat internal. Hal ini
nyelesaikan pekerjaan dengan semangat misalnya bisa dilihat dari jenjang pen-
tinggi. didikan formal yang dimiliki total
Dari gambaran tersebut maka dapatlah aparat yang ada yang cenderung me-
disusun indikator disiplin kerja aparat peme- ningkat dari tahun ke tahun.
rintahan di daerah, yang meliputi : pertama, (3) Komitmen terhadap pekerjaan yang
frekuensi kehadiran pegawai di kantor pada cenderung besar sehingga hal ini me-
hari kerja serta ketepatan jam masuk dan rupakan kekuatan pemerintah untuk me-
pulang kerja; kedua, tingkat kewaspadaan nyelesaikan tugas pelayanan dan pem-
pegawai dalam menggunakan bahan-bahan bangunan. Terdapat kemauan, kerelaan,
dan alat-alat kantor; ketiga, kualitas dan dan kesungguhan serta pengorbanan
kuantitas hasil kerja; keempat, ketaatan yang memadai dari karyawan untuk me-
pegawai dalam mengikuti cara kerja yang nuntaskan beban dan tanggung jawab
ditentukan; kelima, Semangat pegawai pekerjaannya. Dua indikator utamanya
dalam menyelesaikan pekerja-annya. adalah keterikatan kerja (attachment)
dan kepuasan kerja yang cukup baik
Dimensi-Dimensi Pengembangan Sdm dari diri karyawan.
Dengan melakukan analisis deskripsi Selain potensi yang ada tersebut, maka
maka dapat diringkas pokok-pokok temuan perlu diperhatikan pula beberapa faktor
penelitian ini yang dapat dijadikan acuan penghambat pencapaian tugas oleh karya-
sebagai kondisi lapangan di daerah pene- wan. Hambatan tersebut meliputi :
litian. Dengan memodifikasi analisis SWOT (1) Komunikasi organisasi yang kurang
hingga terjadi penyederhanaan pada polari- efektif. Komunikasi merupakan urat
sasi potensi dan hambatan pengembangan nadi kehidupan organisasi. Gangguan
sumber daya manusia pemerintah kabupaten komunikasi berarti akan menghambat
Trenggalek maka diperoleh kenyataan seba- kelancaran pelaksanaan tugas keorgani-
gai berikut : sasian. Hambatan komunikasi memang
dirasakan cukup besar namun demikian

49
Jurnal Administrasi Negara, Vol. I, No.1, September 2000 : 46 - 57

hal tersebut tidak diimbangi dengan rendah yang selanjutnya diikuti dengan
peningkatan komunikasi yang memadai kualitas kerja yang cenderung rendah
sehingga wajar sekali jika komunikasi dan tingkat ketepatan waktu penyele-
pelaksanaan tugas dan pekerjaan men- saian pekerjaan yang cenderung rendah
jadi kurang efektif. Jika hal ini dibiar- pula. Tentu saja hal ini tidak dapat
kan maka gangguan pelaksanaan tugas dibiarkan berlarut-larut karena akan
ini akan berlangsung terus dan bisa jadi mempengaruhi kinerja organisasi peme-
akan mengakumulasi persoalan hingga rintahan kabupaten secara keseluruhan
tidak dapat ditolerir lagi. Secara umum sehinggan akan berakibat pada penu-
kondisi tersebut justru akan sangat runan kinerja pelayanan publik dan pe-
membahayakan kelancaran roda organi- nyelenggaraan pembangunan.
sasi pemerintahan dengan segenap fu-
ngsi yang harus dijalankan. Strategi Pengembangan Aparatur
(2) Kondisi kerja yang kurang memadai. Guna mengantisipasi dampak negatif
Aspek ini jelas merupakan faktor pe- yang berlarut-larut dari berbagai hambatan
nunjang keberhasilan kerja seorang pelayanan publik karena aspek sumber daya
pegawai. Bilamana faktor ini tidak ter- manusia maka diperlukan upaya dan stra-
sedia secara memadai maka bisa di- tegi pengembangan sumber daya manusia
pastikan akan mempengaruhi kinerja yang tepat, efektif dan efisien serta appli-
seorang pegawai. Yang paling menon- cable. Untuk itu diperlukan reorientasi dan
jol adalah kurangnya sarana dan pra- reformulasi atas strategi yang telah diterap-
sarana kerja yang mendukung penyele- kan saat ini. Pembaharuan ini dimungkin-
saian tugas. Kendala lingkungan kerja kan sejauh sejalan dengan semangat UU No.
dan penguasaan prosedur kerja yang le- 22/1999 yang menempatkan pemerintah
mah juga menjadi hambatan tersendiri. kabupaten untuk lebih mandiri mengelola
Hambatan ini jelas perlu diatasi dan sumber daya yang dimiliki serta sejalan
tampaknya kemauan dan kemampuan dengan kebijakan pemerintah pusat yang
daerah merupakan faktor utama dalam juga telah menyeseuaikan diri dengan sema-
menyelesaikan hambatan pada aspek ngat reformasi tersebut.
ini. Strategi pertama yang diperlukan
(3) Prestasi kerja yang cenderung adalah meng-update analisis pekerjaan
rendah. Aspek ini tampaknya secara yang telah ada. Jabatan dan pekerjaan yang
logis merupakan konsekuensi dari melekat didalamnya perlu dianalisis kembali
hambatan-hambatanlainnya. Mengingat mengenai bobot dan ruang lingkupnya se-
adanya potensi faktor internal yang hingga mampu memenuhi tuntutan pelaya-
memadai namun tidak didukung dengan nan publik yang semakin berkembang seka-
hasil kerja yang memadai. Dengan ligus mampu memenuhi tuntutan profesio-
demikian berarti ada faktor lain yang nal sebagai administrator publik. Cakupan
cukup besar pengaruhnya dan hal ter- job analysis ini adalah job description (urai-
sebut lebih berupa faktor eksternal. an jabatan) dan job spesification (kualifikasi
Untuk itu, menjadi suatu hal yang wajar jabatan). Uraian pekerjaan yang selama ini
bila komunikasi organisasi dan kondisi ada perlu diperbaharui sesuai dengan tun-
kerja kurang memadai akan diikuti pula tutan jaman dan sifat kedaerahan. Selama ini
oleh kinerja yang kurang memuaskan. uraian pekerjaan dibuat seragam antar unit
Pengaruh utama yang memprihatinkan yang satu dengan unit yang lain bahkan di
justru terhadap sikap prestasi kerja yang daerah yang berbeda. Tentu saja kerumitan,
Pengembangan Sumber Daya … (HR. Riyadi Suprapto, Heru Ribawanto, Imam Hanafi)

kompleksitas, dan cakupan tugas pada posisi ngan sumber daya manusia, akan tetapi ia
yang sama di tempat yang berbeda bisa jadi secara khusus dapat dilakukan dengan me-
mempunyai variasi yang beragam pula. ngembangkan tiga hal, yaitu : Task chages
Sebagai konsekuensi perubahan uraian atau perubahan tugas; Office automation
jabatan dan tuntutan jaman yang berkem- atau otomatisasi kegiatan perkantoran; dan
bang maka kualifikasi jabatan menuntut Office design atau pengembangan desain
updating pula. Jabatan yang semula menun- fisik kantor.
tut persyaratan tertentu bagi orang-orang Perubahan tugas (task changes) meliputi
yang akan menjabatnya kini bisa jadi kegiatan desain ulang tugas pekerjaan (task
menuntut persyaratan yang lebih tinggi. Jika design) dan kegiatan desain kembali arus
seorang pegawai di bagian tata usaha pekerjaan (work flow). Desain tugas pekerja-
sebelumnya hanya dipersyaratkan mampu an merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menggunakan mesin ketik dengan baik maka memperkaya pekerjaan (job enrichment)
kini perlu dipersyaratkan mampu mengope- yang mana kegiatan ini terlebih dahulu harus
rasikan program komputer. Program yang melalui job analysis, job description, dan
dikuasaipun bukan lagi program yang ber- job spesification sebagaimana telah dijelas-
laku beberapa tahun yang lalu akan tetapi kan di atas.
program terbaru yang berlaku bahkan diper- Dengan demikian berbagai hal yang ber-
lukan staf yang mampu mengupdate dirinya kenaan dengan pekerjaan terus menerus di
dengan program komputer yang terus ber- update sehingga sesuai dengan perkem-
ubah. Kualifikasi jabatan ini tentu saja harus bangan yang ada. Desain ulang arus pekerja-
terus menerus direvisi karena tuntutan jaman an tetu saja merupakan konsekuensi logis
terus berkembang dengan cepat yang jika dari adanya perubahan desain pekerjaan.
tidak dapat direspons dengan cepat akan Pekerjaan yang semakin menumpuk pada
menjadikan pemerintah tertinggal dalam suatu bagian misalnya dapat didistribusikan
memberikan pelayanan sekaligus pemba- pada bagian yang lain yang mungkin saja
ngunan. menjadi lebih longgar ketika terjadi peru-
Strategi kedua adalah pengembangan bahan tugas pekerjaan. Hal-hal yang demi-
quality of work life (QWL) atau seringpula kian ini seyogyanya terus menerus dikem-
dapat diterjemahkan menjadi kualitas ke- bangkan sesuai dengan dinamika yang ada
hidupan kerja. Strategi ini secara khusus sehingga tidak mengalami stagnasi semen-
dapat menjadi strategi utama mengingat tara tuntutan dan kebutuhan masyarakat
kendala-kendala utama yang dihadapi oleh terus berubah dan semakin meningkat.
aparat Pemerintah Kabupaten Trenggalek Selanjutnya yang perlu dikembangkan
mencakup kondisi kerja yang rendah, ko- adalah otomatisasi kegiatan perkantoran. Hal
munikasi organisasi yang kurang efektif, ini jelas dimaksudkan untuk mempermudah,
serta diikuti dengan prestasi kerja yang mempercepat, dan meningkatkan kualitas
rendah pula. pekerjaan. Penggunaan komputer kini bukan
Quality of work life merupakan upaya lagi persoalan gengsi atau aksi-aksian, ka-
yang menggabungkan desain pekerjaan rena komputer kini jelas merupakan kebu-
dengan lingkungan kerja sehingga dapat me- tuhan untuk mempermudah kegiatan perkan-
maksimalkan kepuasan kerja, meningkat- toran. Bahkan dengan menggunakan local
kan sikap kerja yang positif, serta memper- area network (LAN) ataupun internet, maka
tinggi produktivitas dan prestasi kerja. akan mempercepat akses data dari unit yang
Kegiatan pengembangan quality of work life satu ke unit yang lain yang bahkan dapat
berikait dengan semua elemen pengemba- dilakukan antar instansi pemerintahan di

51
Jurnal Administrasi Negara, Vol. I, No.1, September 2000 : 46 - 57

Trenggalek maupun di luar Trenggalek. Di masa yang akan datang, job design
Akses data yang cepat dan akurat jelas harus didahulukan lalu diikuti dengan office
merupakan hal penting dalam pengambilan automation baru kemudian office design.
keputusan terutama yang berhubungan Terutama office automation, kegiatan ini
dengan efektivitas tugas-tugas intern mau- jelas sangat penting mengingat pemerintah
pun pelayanan langsung kepada masyarakat. Kabupaten Trenggalek dituntut untuk think
Hal tersebut terutama berkaitan langsung globally but act locally, karena persaingan
dengan upaya meningkatkan derajat efek- global tidak dapat ditawar-tawar lagi akan
tivitas dan efisiensi komunikasi keorgani- dihdapai oleh siapapun juga sementara oto-
sasian di lingkungan pemerintahan dan juga nomi daerah justru membuat kekuatan yang
secara spesifik akan mengefektif-efisienkan ada hanya berbasis lokal untuk menghadapi
implementasi koordinasi, integrasi, dan tantangan global tersebut.
sinkronisasi (KIS) berbagai tugas yang ada. Akibatnya adalah semua strategi ini harus
Hal lain yang tercakup dalam pengem- dikaji ulang skala prioritasnya secara empi-
bangan quality of work life ini adalah desain rik dilapangan sesuai dengan kemampuan
kantor secara fisik. Desain ini selain harus sumber daya manusia yang ada dan terutama
menunjang arus kerja yang ada juga me- kemampuan keuangan yang bersumber dari
nyangkut kenyamanan pegawai dalam mela- Pendapatan Asli Daerah (PAD).
kukan pekerjaan. Bagian yang intensif ber- Strategi ketiga adalah reformasi strate-
hubungan dengan bagian lainnya seyogya- gi pendidikan dan pelatihan. Setidak-
nya berada pada lokasi yang berdampingan, tidaknya dapat dibagi menjadi empat jenis
atau bagian yang paling banyak berhubu- pendidikan dan pelatihan, yaitu : pendidikan
ngan dengan masyarakat maka harus ditem- formal, pendidikan non formal, pendidikan
patkan di lokasi yang paling mudah dijang- struktural/penjenjangan, dan pendidikan tek-
kau oleh mereka, seperti bagian terdepan nis/fungsional. Pendidikan formal dapat di-
misalnya. lakukan dengan pemberikan tugas belajar
Arus kerja harus didesain terlebih dahulu atau ijin belajar, atau dengan mendorong
baik dari kepentingan internal organisasi dan para pegawai untuk mengikuti pendidikan
terutama dari kepentingan konsumen. Desa- formal secara mandiri.
in kantor juga seyogyanya mempertimbang- Namun demikian, tidak semua keikutser-
kan kenyamanan pegawai dalam bekerja. taan dalam pendidikan formal dapat diberi
Hal ini menyangkut kebersihan, keindahan, pengakuan (seperti penyesuaian pangkat
ketenangan, kelengkapan sarana dan prasa- atau jabatan) karena jika tidak akan mem-
rana pelaksanaan pekerjaan, dan kemudahan buat para pegawai hanya mengejar formalis-
berinteraksi dengan rekan sejawat yang me pendidikan. Pendidikan formal harus
paling dekat bidang tugasnya, serta mampu tetap didorong akan tetapi dengan memper-
pula menjaga privacy masing-masing hatikan kualitas pendidikan. Kebijakan yang
pegawai. dilansir oleh Kepala Badan Diklat Depdagri
Yang terpenting dari quality of work life tanggal 29 September 1999 menyatakan
adalah kemampuannya untuk mendukung bahwa Depadagri hanya akan mengakui pen-
efektif dan efisiensi pelaksanaan tugas seca- didikan yang terakreditasi saja sehingga
ra maksimal, namun demikian quality of mereka yang memperoleh tambahan pendi-
work life juga membawa konsekuensi pen- dikan formal tidak bersifat asal-asalan
danaan yang cukup besar sehingga perlu di- belaka.
adakan berbagai pentahapan dalam reali- Selain itu yang perlu diperhatikan adalah
sasinya. kesesuaian (match) antara bidang studi yang
Pengembangan Sumber Daya … (HR. Riyadi Suprapto, Heru Ribawanto, Imam Hanafi)

diperoleh dari pendidikan formal dengan Pendidikan nonformal ini bisa direncana-
bidang tugas yang diemban. Dengan demiki- kan penyelenggaraannya oleh instansi yang
an ilmu yang diperoleh dapat diamalkan bersangkutan atau berpartisipasi dalam ke-
dalam pekerjaannya, dan pekerjaan yang di- giatan yang diselenggarakan oleh pihak lain.
emban tidak dilaksanakan secara serampa- Dengan adanya semangat otonomi daerah
0ngan oleh mereka yang memiliki jenjang maka pemerintah kabupaten atau masing-
pendidikan yang memadai namun mempu- masing instansi dapat mengagendakan
nyai bidang studi yang berbeda. sendiri pendidikan nonformal yang diperlu-
Berikutnya adalah kesesuaian antara jen- kan tanpa perlu lagi menunggu undangan
jang pendidikan yang ditempuh dengan per- dari pemerintah atasan sebagai-mana yang
syaratan jenjang jabatan yang ada. Hal ini biasa terjadi selama ini.
perlu diperhatikan untuk menjaga struktur Keberadaan pendidikan dan pelatihan
piramida kepangkatan yang ideal karena bisa struktural atau penjenjangan selama ini me-
jadi persyaratan pekerjaan hanya untuk mang dirasa masih diperlukan, akan tetapi
SMA akan diberikan penggajian sebesar dalam pelaksanaannya perlu diperbaiki ja-
lulusan sarjana hanya karena yang menem- ngan sampai menjadi semacam formalitas
pati pekerjaan tersebut seorang sarjana. Jika belaka. Yang perlu direformasi kiranya
demikian halnya yang terjadi maka efisiensi hanya terletak pada inisiatif penyelengga-
tidak terlaksana. Seorang sarjana yang be- raannya saja sehingga dimungkinkan bila
kerja untuk posisi pekerjaan SMA sebaiknya pemerintah kabupaten melaksanakan sendiri
tidak ditolak karena akan berupa keuntungan diklat ini dengan bekerja-sama dengan
bagi organisasi yang memperoleh kualitas Badan Diklat yang ada.
pegawai yang baik untuk suatu pekerjaan. Pendidikan dan pelatihan teknis fungsi-
Pendidikan nonformal perlu diperhatikan onal dapat dilakukan sesuai dengan materi
mengingat sifatnya yang lebih sesuai dengan yang disusun oleh intansi terkait. Yang
perkembangan yang aktual serta fleksibili- selalu terjadi biasanya adalah pemerintah
tasnya yang tinggi dalam mengembangkan kabupaten atau instansi di daerah selalu
kemampuan pegawai. Kegiatan seperti semi- menunggu penyelenggaraan kegiatan yang
nar, workshop, shortcourse, dan diskusi dilakukan oleh pemerintah pusat atau kantor
panel, bahkan off atau on the job training wilayah. Di masa mendatang bisa saja ins-
sekalipun mempunyai kontribusi besar da- tansi daerah berinisiatif menyelenggarakan
lam memperluas wawasan seseorang. sendiri dengan berkoordinasi dengan badan-
Meskipun nilai formalnya tidak begitu badan diklat yang ada atau perguruan tinggi
besar, terkadang pendidikan nonformal ini jika materi tertentu dirasa sangat mendesak
justru mempunyai pengaruh yang lebih besar untuk dikuasai atau diintrodusir oleh peme-
dalam mengkonstruksi kemampuan kerja rintah kabupaten. Tentu saja pertimbangan
karyawan. Namun yang perlu diperhatikan efektif, efisien, dan urgensi dari materi ter-
adalah jangan sampai terjadi keikutsertaan sebut tetap harus diperhatikan.
seseorang dalam jenis pendidikan ini dipilih Strategi keempat adalah reorientasi
secara serampangan. Perlu diperhatikan ke- manajemen karir, yang dapat dimaknai
sesuaian bidang tugas yang dihadapi saat ini pula sebagai sarana pengembangan kemam-
atau yang akan dihadapi pada masa men- puan pegawai, terutama pada level pimpin-
datang sehingga nilai manfaatnya dapat dira- an. Manajemen karir ini bisa saja meliputi
sakan bagi si pegawai dan yang terpenting mutasi horisontal, vertikal, maupun diago-
bagi organisasi. nal.

53
Jurnal Administrasi Negara, Vol. I, No.1, September 2000 : 46 - 57

Di kalangan perbankan dan bisnis sudah akan kelanjutan karirnya serta menuntut
lazim terjadi pengembangan kemampuan ketaatannya kepada pimpinan sehingga DP3
pegawai dilaksanakan melalui manajemen lebih berfungsi sebagai upaya menghasilkan
karir yang diorganisir secara matang. Se- pegawai yang lebih berorientasi pada ABS
orang pegawai dapat menjadi kepala bagian (asal bapak senang).
jika ia telah menjabat beberapa jabatan
kepala sub bagian dalam bagian tersebut. POTENSI KELEMAHAN
Rotasi dilakukan secara terencana se-
hingga seseorang telah memiliki pengala-
man yang memadai dari berbagai jabatan
UP DATE
yang setingkat sebelum ia dipromosikan ke
JOB ANALYSIS
jenjang jabatan yang lebih tinggi. Cara
demikian memberikan wawasan yang kom-
prehensif atas ruang lingkup jabatan yang
dipegang sehingga terhindar dari penyakit
‘mata kuda’ dalam memimpin unitnya, dan Reorientasi Reformasi
MANAJEMEN STRATEGI
tentu saja lebih menjamin keberhasilannya KARIR DIKLAT
dalam menunaikan tugas.
Mutasi diagonal juga dapat dilakukan
dalam kerangka tujuan yang sama. Manaje- Pengembangan
QUALITY OF
men karir yang transparan akan mampu me- WORK LIFE
mompa semangat berprestasi para pegawai
untuk menunaikan tugasnya dengan baik
serta pada saat yang sama belajar menguasai
berbagai persoalan dari berbagai sudut REORIENTASI
pandang. Dari sudut motivasi, manajemen PENILAIAN PRESTASI
KERJA
karir ini akan menciptakan tantangan baru
secara ber-kesinambungan kepada pegawai
serta mengurangi kemungkinan terjadinya Untuk itu perlu pemahaman terhadap ha-
kejenuhan dalam bekerja karena terlalu lama kikat penilaian prestasi kerja terlebih dahulu
berada dalam suatu posisi yang sama. serta kemungkinan penggunaan metode
Strategi kelima adalah dengan melaku- performance appraisals lainnya sebagai
kan reorientasi penilaian prestasi kerja. alternatif maupun sebagai tambahan metode
Hal ini biasanya dilakukan hanya dengan kombinasi untuk mengekplorasi kemampuan
memanfaatkan DP3 yang lebih banyak dan prestasi kerja pegawai yang sesungguh-
nuansa formalitasnya daripada melakukan nya.
apa yang menjadi hakikat aktivitas penilaian Evaluasi kinerja ini harus dijadikan se-
prestasi kerja, yang lebih mengacu kepada bagai instrumen untuk meningkatkan kuali-
pemberian umpan balik kepada pegawai tas dan produktivitas kerja seorang pegawai,
tentang kinerjanya sehingga ia menyadari untuk memotivasi kerjanya, untuk memberi-
hasil yang telah dilakukannya serta keku- kan umpan baik, dan untuk menegakkan
rangan yang masih terjadi. disiplin, serta untuk memperoleh bahan
Dengan demikian, ia berfungsi sebagai masukan bagi pemberian reward &
kendali untuk menjaga dan meningkatkan punishment.
prestasi kerja seorang pegawai. DP3 tidak Untuk itu, dapat dipertimbangkan ber-
berfungsi untuk menakut-nakuti karyawan bagai teknik lainnya selain DP3 (graphic
Pengembangan Sumber Daya … (HR. Riyadi Suprapto, Heru Ribawanto, Imam Hanafi)

rating scale), seperti catatan lapangan (field tidak dapat ditawar lagi akan tetapi orien-
review), penilaian atas kejadian-kejadian tasinya sudah direformasi sebagaimana yang
penting (critical incident appraisal), pende- dimaksud dalam strategi keempat di atas.
katan manajemen berdasarkan sasaran (ma- Yang penting untuk diperhatikan adalah
nagement by abjectives approach), metode pengawasan masyarakat, yang melibatkan
pemeringkatan (rangking methods), pende- masukan dan keluhan yang datang langsung
katan standar kerja (work-standard dari masyarakat dan diterima langsung oleh
approach), dan pusat-pusat penilaian (as- instansi yang bersangkutan atas kinerja pela-
sessment centers), serta manajemen prestasi yanan yang diberikan kepada masyarakat
(performance management). oleh aparat dari instansi tersebut.
Beberapa teknik tersebut akan diintro- Masukan ini seyogyanya harus direspons
dusir oleh Badan Diklat Depdagri untuk sebagai saran demi perbaikan dan tidak
menentukan kelayakan seorang pegawai da- direspons sebagai kebencian yang datang
lam menduduki jabatan tertentu. Jika dalam untuk menghancurkan. Termasuk dalam pe-
banyak strategi pengembangan sumber daya ngawasan masyarakat ini adalah pengawas-
manusia lebih banyak melibatkan bagian an yang datang dari lembaga Dewan Per-
kepegawaian, maka dalam strategi yang ke- wakilan Rakyat Daerah karena fungsinya
empat ini lebih bertumpu pada tanggung sebagai pengejawantahan dari masyarakat
jawab atasan langsung dalam mengembang- itu sendiri.
kan kemam-puan dan prestasi kerja anggota- Akhirnya yang perlu disadari adalah
nya. waskat yang ketiga, yaitu : pengawasan
Hal ini memang harus disadari bahwa ‘malaikat’. Hal ini lebih berupa upaya me-
tanggung jawab pengembangan sumber daya numbuhkan budaya pengawasan dari dalam,
manusia dalam suatu organisasi bukan artinya pegawai melakukan self-control dan
monopoli fungsional bagian kepegawaian self-correction. Penumbuhan kesadaran akan
akan tetapi menjadi tanggung jawab ber- pengawasan internal ini jelas yang paling
bagai pihak terutama pimpinan yang dalam efektif adalah menggunakan kesadaran ber-
melaksanakan tugas ini difasilitasi oleh agama.
bagian kepegawaian. Melalui strategi nam- Dengan demikian, kehidupan agamis
pak sekali betapa penting makna kepemim- harus senantiasa ditumbuhkan dalam budaya
pinan dalam mengembangkan sumber daya kerja dan budaya organisasi pemerintahan.
manusia. Pengawasan internal ini dapat menjadi sara-
Strategi kelima ini juga tidak dapat lepas na yang paling efektif dalam menunjang
dari mekanisme pengawasan agar penilaian strategi keempat diatas.
prestasi kerja dapat berlangsung dengan Setelah uraian atas berbagai strategi pe-
efektif. Mekanisme pengawasan yang dapat ngembangan sumber daya manusia di atas
disusun adalah pengawasan fungsional, pe- maka hal yang perlu diperhatikan adalah ke
ngawasan melekat, pengawasan masyarakat, lima strategi tersebut bukan bersifat alter-
dan pengawasan ‘malaikat’. natif, melainkan bersifat kumulatif yang
Sebagaimana lazimnya dipraktekkan saling melengkapi satu sama lain.
dalam organisasi pemerintahan, maka pe- Masing-masing strategi tersebut mem-
ngawasan fungsional tetap harus dilaksana- punyai kelemahan (lope hole) yang harus
kan karena mekanisme berbangsa dan ber- ditutup oleh strategi lainnnya. Jika hal demi-
negara sebagai suatu sistem yang telah kian yang dijalankan maka berbagai ham-
established, tetap harus ditegakkan. Penga- batan yang terjadi dan yang akan terjadi di
wasan melekat jelas suatu keharusan yang masa mendatang tentang sumber daya

55
Jurnal Administrasi Negara, Vol. I, No.1, September 2000 : 46 - 57

manusia Pemerintah Kabupaten Trenggalek Guna meningkatkan optimasi kemampu-


dalam memberikan pelayanan publik dan pe- an aparatur pemerintahan yang berdampak
laksanaan pembangunan akan dapat ditang- pada pembangunan kapasitas kelembagaan
gulangi oleh mekanisme manajemen sumber institusi maka perlu dilakukan reorientasi
daya manusia yang efektif dan efisien. terhadap praktek dan kebijakan yang ter-
tuang dalam strategi pengembangan sumber
Kesimpulan daya manusia pemerintah daerah.
Penelitian ini mengidentifikasi adanya Berbagai strategi yang dapat ditawarkan
beberapa potensi sumber daya manusia pada dalam mengembangkan sumber daya manu-
lokasi penelitian, yaitu Pemerintah Kabu- sia adalah sebagai berikut : pertama, dengan
paten Trenggalek, yang meliputi : pertama, mengupdate job analysis yang sudah ada
adanya aspek kepemimpinan yang dirasakan (termasuk pula job description dan job
cukup tinggi (dengan perilaku instruktif spesification); kedua, dengan melakukan pe-
yang dominan yang cenderung sesuai de- ngembangan terhadap kualitas kehidupan
ngan sosiokultur masyarakat Trenggalek; kerja (quality of work life atau qwl); ketiga,
serta kedua, adanya motivasi kerja pegawai dengan mereformasi strategi pendidikan dan
yang cenderung baik dan adanya komitmen pelatihan (terutama dengan matching bidang
terhadap pekerjaan yang cukup tinggi, dan tugas dengan bidang pendidikan, serta pe-
yang ketiga adalah adanya komitmen ter- nyesuaian dengan kebutuhan dan kemam-
hadap pekerjaan yang cukup tinggi. puan rill kabupaten Trenggalek); keempat,
Ketiga potensi ini merupakan modal awal dengan mereorientasi manjemen karir; dan
yang baik bagi pemerintah kabupaten Treng- yang kelima, dengan mereorientasi penilaian
galek khususnya dan pada pemerintahan prestasi kerja (terutama memperluas fungsi
daerah lainnya juga pada umumnya untuk penilaian prestasi kerja serta kemungkinan
menuntaskan tugas dan tanggung jawabnya berbagai teknik evaluasi kinerja, pemanfaat-
dalam memberikan pelayanan publik dan an berbagai mekanisme pengawasan dalam
pelaksanaan pembangunan dalam kerangka menunjang keberhasilan strategi kelima ini).
otonomi daerah. Yang terpenting yang harus diingat
Namun demikian, juga terdapat hambatan dalam merencanakan, mengimplementasikan
yang cukup serius dalam pengelolan sumber dan mengevaluasi reorientasi strategi ter-
daya manusia yang ada yang berpotensi seri- sebut adalah bahwa sifat dari berbagai stra-
us untuk menghambat pelaksanaan tugas- tegi tersebut adalah kumulatif bukannya
tugas saat ini dan terutama menjadi ancaman alternatif. Konsekuensinya adalah mereka
signifikan di masa mendatang. harus dilakukan secara bersamaan atau pali-
Hambatan tersebut adalah : pertama, ada- ng tidak secara bertahap dalam implementasi
nya komunikasi organisasi yang kurang akan tetapi integral dalam formulasi. Penga-
efektif; dan yang kedua, adanya kondisi baian terhadap asas ini hanya akan mem-
kerja yang kurang memadai; serta yang ke- bawa pada kebijakan inkremental yang ber-
tiga yaitu prestasi kerja yang cenderung ren- sifat tambal sulam belaka. Akibatnya tentu
dah. Berbagai hambatan ini jelas membutuh- tidak mampu mengatasi persoalan secara
kan penanganan yang serius agar tidak mendasar dan bahkan dalam jangka panjang
berubah menjadi ancaman bagi pelayanan dapat membawa harga yang terlalu mahal
publik. untuk dibayar.
Pengembangan Sumber Daya … (HR. Riyadi Suprapto, Heru Ribawanto, Imam Hanafi)

DAFTAR PUSTAKA

Bryant C. & White, L.G., 1982. Managing rah Tingkat II”. Bisnis & Birokrasi,
Development in The Third World. no.2/ vol.I.
Boulder,Colorado:Westview Press, Inc.
Israel, A., 1990. Pengembangan Kelembaga-
Bryson, J.M. & Van de Ven, A.H. & an : Pengalaman Proyek-Proyek Bank
Roering, W.R. 1987. “Strategic Dunia. Jakarta : LP3ES.
Planning and the Revitalization of the
Public Service” dalam Denhardt, R.B. Kartasasmita, G., 1995. Ekonomi Rakyat :
& Jennings, E.T., Jr. The Revitalization Memadukan Pertumbuhan dan Pemera-
of the Public Service. Columbia, USA : taan. Cides, Jakarta.
University of Missouri-Columbia.
Korten, D.C., 1984. People Centered
Chambers, R. 1987. Pembangunan Desa : Development. Kumarian Press, West
Mulai dari Belakang. Jakarta : LP3ES. Harford.

Fernandez, J. (1992). “Mencari Bentuk Kristiadi, J.B. (1992). “Administrasi Pemba-


Otonomi Daerah dan Upaya Memacu ngunan dan Administrasi Keuangan
Pembangunan Regional di Masa De- Daerah”. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial,
pan”. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, no. 2. no.2.

Forbes, D.K., 1986. Geografi Keterbelaka- Luthans, F. (1989). Organizational


ngan : Sebuah Survai Kritis. Jakarta: Behaviour. C.Graw HillCo.
LP3ES.
Muluk, M.R.K. (1997). “Perspektif Otonomi
Hardjosoekarto, S., 1994. “Debirokratisasi : Daerah dalam Pembangunan” dalam
Relevansi dan Masalahnya”. Bisnis & Subianto, A., S.J.W. Astuti, M.R.K.
Birokrasi, No.2/Vol.1/Maret. Muluk (ed.) Pembangunan Dalam
Perspektif : Suatu Tinjauan Multi-
Hasibuan, N. (1991). “Otonomi dan Desen- dimensional. Surabaya : Hang Tuah
tralisasi Keuangan Daerah”. Prisma, University Press.
no. 8, th.XX.
Osborne, D. & Gaebler, T., 1996. Mewira-
Hatch, M.J. (1997) Organization Theory : usahakan Birokrasi. Pustaka Binaman
Modern, Symbolic, and Postmodern Pressindo, Jakarta.
Perspectives. New York, USA : Oxford
University Press. Rondinelli, D.A. 1990. Proyek Pembangu-
nan Sebagai Manajemen Terpadu :
Hendytio, M.K. (1990). “ Masalah Desentra- Pendekatan Adaptif terhadap Adminis-
lisasi pada Masa Orde Baru”. Analisis, trasi Pembangunan. Jakarta : Bumi
Tahun XIX, no. 3. Aksara.

Hoessein, B. (1994). “Berbagai Faktor yang Schuler, R.S. & Youngblood, S.A., 1986.
Mempengaruhi Besarnya Otonomi Dae- Effective Personnel Management. West
Publishing Co., USA.

57
1

You might also like