Professional Documents
Culture Documents
Hardware Redudancy :
Kelompok IV
Alvin Bagus Setyawan (111070174)
Kahfi Kurnia (111070189)
Tengku Indira Giovany (111070177)
Tito Galit Permana (111070184)
Yosephine Talenta Hutauruk (111070179)
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
LembarJudul
Daftar Isi.....................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………..……………………………....5
1.2 Tujuan dan Manfaat………… ………………………………………...6
1.2.1 Tujuan………………………………………………………...6
1.2.2 Manfaat………………………………………………………...7
1.3 Ruang Lingkup Perumusan Masalah……………………………………7
1.3.1 Ruang Lingkup…….………………………….………………...……..7
1.3.2 Perumusan Masalah………………..…………..……..……………….7
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Redudansi hardware……………...………………………….....8
2.2 Definisi Load Balancing………………..……………………………….8
2.3 Sistem Load Balancing….……………..………………………….……12
2.3.1 DNS Round Robin……………………………………………12
2.3.2 Integrated Load Balancing……………………………………15
2.3.3 Network Load Balancing (NLB)……………………………..16
2.3.4 Component Load Balancing (CLB)…………………………..17
2.4 Server Cluster………………………………………………………......17
2.5 Dedicated Load Balancing………………………………………….....20
2.6 Design Solusi Center…………………………………………………..25
2.7 Menggabungkan Teknologi Clustering………………………………...31
2.8 Membuat Cluster Load Balancing……………………………………...32
3
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………….39
3.2 Saran……………………………………………………………………39
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….………………40
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Beberapa tipe jaringanjuga memungkinkan pemakainya untuk
menggunakan program secara bersamaan dan saling berkirim pesan
menggunakan komputer yang disebut surat elektronik (e-mail). Setiap orang
pada suatu komputer dapat mengirim pesan ke suatu atau lebih pengguna
komputer lain dalam kantor yang sama. Pengguna tersebut dapat juga
menggunakan jaringan untuk memindahkan file dari suatu komputer lainnya.
Model jaringan semacam ini disebut sebagai jaringan lokal (Local Area
Network) karena jaringan tersebut berada dalam suatu lokasi fisik yang sama.
Banyak perusahaan besar memiliki kantor di beberapa kota. Masing-
masing kantor biasanya juga memiliki jaringan lokal. Untuk menghubungkan
jaringan-jaringan lokal tersebut, digunakan jaringan telepon berkecepatan
tinggi, sehingga terbentuklah jaringan yang lebih luas (Wide Area Network).
Pengetahuan tentang Load Balancing pada dasarnya adalah untuk
mengetahui bagaimana memanfaatkan server secara efektif, sehingga
jaringan-jaringan tersebut dapat bekerja dengan baik. Penulis dalam hal ini
akan membahas tentang Redudancing Hardware: Load Balancing dan
Clustering, dan membahas bagaimana apabila menggunakan dua server aktif-
aktif dan aktif-standby.
6
3. Menganalisa bagaimana penggunaan Load Balancing apabila
menggunakan dua server yang aktif-aktif dan aktif-standby.
1.2.2. Manfaat
Adapun manfaat yang di dapat dari makalah ini antara lain :
1. Dapat memberikan pengetahuan tentang ilmu Load Balancing dan
Clustering.
2. Memahani bagaimana penggunaan Load Balancing dan Clustering
yang efektif.
3. Memahami penggunaan Load Balancing dengan dua server yang aktif-
aktif dan aktif-standby.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Tujuan dibuatnya sistem perwakilan tersebut adalah agar ketika
nama atau alamat IP tersebut diakses dari luar, yang dapat melayani
permintaan tersebut tidak terbatas hanya satu perangkat server saja.
Sekelompok server atau perangkat jaringan yang diwakilinya memiliki
kemampuan untuk menjawab permintaan-permintaan tersebut. Sebagai
hasilnya, permintaan-permintaan tersebut terdistribusi ke beberapa server
sehingga beban proses kerja server-server tersebut tidak terlalu berat. Hal ini
membuat servis dan layanan yang diberikan server tersebut ke si pengguna
dapat berjalan lebih baik dan berkualitas.
Sistem load balancing yang sederhana memang hanya mampu
membuat sebuah perwakilan nama atau alamat IP untuk mewakili beberapa IP
dari server-server dibelakangnya, namun perangkat yang memang
dikhususkan menangani sistem load balancing kompleks dapat melakukan
perwakilan hanya terhadap servis-servis yang dibuka oleh server
dibelakangnya.
Dalam sistem load balancing, proses pembagian bebannya memiliki
teknik dan algoritma tersendiri. Pada perangkat load balancing yang kompleks
biasanya disediakan bermacam-macam algoritma pembagian beban ini.
Tujuannya adalah untuk menyesuaikan pembagian beban dengan karakteristik
dari server-server yang ada di belakangnya.
Solusi Load balancing di jaringan komputer digunakan untuk
membagi antara bandwidth yang ada dibackbone utama (primary) dengan
bandwidth backup. Jadi disini dibutuhkan backbone backup yang berbeda
dengan primary baik dari sisi routing, lastmile bahkan penyedia jasanya.
Load balancing Network, suatu teknik yang digunakan untuk
memisahkan antara dua atau banyak network link. Dengan mempunyai
banyak link maka optimalisasi utilisasi sumber daya, throughput, atau respone
9
time akan semakin baik karena mempunyai lebih dari satu link yang bisa
saling membackup pada saat network down dan menjadi cepat pada saat
network normal jika memerlukan realibilitas tinggi yang memerlukan 100 %
koneksi uptime dan yang menginginkan koneksi upstream yang berbeda dan
dibuat saling membackup
Ratio
Ratio (rasio) sebenarnya merupakan sebuah parameter yang diberikan
untuk masing-masing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load
balancing. Dari parameter Ratio ini, akan dilakukan pembagian beban
terhadap server-server yang diberi rasio. Server dengan rasio terbesar
diberi beban besar, begitu juga dengan server dengan rasio kecil akan lebih
sedikit diberi beban.
Fastest
Algoritma yang satu ini melakukan pembagian beban dengan
mengutamakan server-server yang memiliki respon yang paling cepat.
Server di dalam jaringan yang memiliki respon paling cepat merupakan
server yang akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.
11
Least Connection
12
mengandalkan teknik input penamaan yang teratur rapi dan dipadukan dengan
sistem perputaran round robin.
13
jaringan. Jadi setelah proses input penamaan selesai, Anda akan mendapatkan
sebuah nama utama yang mewakili beberapa nama-nama lain yang mewakili
beberapa perangkat jaringan seperti server.
Di sinilah kuncinya, ketika ada yang mengakses nama utama
tersebut, DNS server akan dihubungi oleh si pencari. Setelah menerima
permintaan, DNS server akan mencari record dari nama utama tersebut.
Ternyata di dalam record tersebut terdapat beberapa nama lain yang
berhubungan dengan nama utama. Pada kondisi inilah, DNS server akan
menjalankan sistem perputaran round robin untuk menggilir informasi nama-
nama lain mana saja yang diberikan ke para pemintanya.
Di sini, sistem load balancing sebenarnya sudah terjadi. Alamat IP
dari server-server yang diwakili oleh nama lain tersebut akan diberikan
kepada para peminta secara bergiliran sesuai dengan algoritma round robin.
Ini menjadikan beban terbagi-bagi secara bergilir ke server-server lain dengan
sendirinya.
Contoh Kasus :
Misalkan, suatu perusahaan memiliki dua buah server yang ingin
digunakan untuk kepentingan situs perusahaan. Perusahaan tersebut harus
mempunyai domain utama. Dua buah server ini ingin dimasukkan ke dalam
sistem load balancing, sehingga pendistribusian bebannya tidak
tersentralisasi. Dengan menggunakan sistem DNS round robin, yang perlu
dilakukan adalah melakukan input penamaan kedua server tersebut di DNS
server secara teratur. Konfigurasi ini akan menjadikan setiap kali pengguna
mengakses nama utama yang dibuat, maka DNS server akan memberikan
informasi IP ke pengguna.
Sistem load balancing ini terbilang mudah dan sederhana untuk
diimplementasikan, namun ada juga beberapa kelemahan yang cukup
14
signifikan. Problem yang sering terjadi adalah ketika ada sebuah DNS server
lain (misalkan DNS A) di Internet yang masih meng-cache hasil pencariannya
yang pertama.
Jadi jika kali pertama server DNS A tersebut mendapatkan informasi
IP dari domain utama perusahaan tersebut adalah IP 1.1.1.2, maka DNS A
tidak mengetahui alamat IP yang lain dari domain utama tersebut. Ini
membuat para pengguna yang menggunakan server DNS ini juga tidak dapat
mengetahui sistem load balancing yang ada, sehingga load balancing tidak
bekerja.
Kelemahan lainnya adalah ketika sebuah server di dalam sistem load
balancing ini tidak dapat bekerja, maka sistem DNS tidak dapat
mendeteksinya. Hal ini menyebabkan server yang tidak dapat bekerja tersebut
malahan mendapatkan banyak request dari luar, meskipun tidak dapat bekerja.
2.3.2. Integrated load balancing
Integrated load balancing biasanya merupakan solusi load balancing
tambahan dari sebuah aplikasi atau operating system. Biasanya aplikasi atau
operating system yang memiliki fitur ini adalah yang memiliki kemampuan
beroperasi sebagai server. Sistem load balancing bukan merupakan fungsi
utama. Oleh sebab itu, biasanya fitur, performa, dan kemampuannya cukup
sederhana dan digunakan untuk sistem berskala kecil menengah. Fasilitasnya
juga lebih banyak bersifat general saja, jarang yang spesifik. Meski demikian,
fitur ini amat berguna jika digunakan pada jaringan yang tepat.
15
Gambar 4.4.3.2 integrated load balancing
Salah satu Integrated load balancing ini dapat Anda temukan di
Microsoft Windows 2000 Advance Server yang merupakan fitur tambahan.
Pada operating system yang memiliki kemampuan jaringan yang hebat ini,
Anda dapat mengonfigurasi sistem load balancing dengan cukup mudah.
Selain itu, fitur-fitur yang diberikan untuk keperluan ini juga terbilang cukup
lengkap. Fitur-fitur yang ada dalam teknologi load balancing pada Windows
2000 Advance Server dan juga Windows 2000 Datacenter Server adalah
sebagai berikut:
16
ini, servis dan layanan yang dijalankan oleh server-server ini lebih terjamin
kelancarannya. Sangat ideal digunakan untuk keperluan servis-servis front
end, seperti web server agar masalah-masalah seperti bottleneck pada server
dapat dikurangi.
Suatu clustering adalah suatu kelompok dua atau lebih server yang
didedikasikan khusus untuk menjalankan suatu applikasi (atau beberapa
applikasi) dan dikoneksikan sedemikian rupa agar memberikan suatu fault
tolerance dan load balancing. Fault tolerance mungkin asing bagi kita,
gampangnya jika salah satu mesin tidak bisa menunaikan fungsinya atau
mati, maka akan di ambil alih / digantikan oleh mesin lainnya secara
automatis.
Pada gambar berikut ini dimisalkan ada dua server yang membentuk
suatu cluster dimana keduanya running windows server 2003 dan Microsoft
SQL server dan masing-2 terhubung kepada piranti NAS yang sama yang
berisi database. Kedua server juga mempunyai koneksi khusus yang dipakai
mendeteksi detak jantung masing-2 kalau terjadi gagal fungsi.
18
Gambar 4. Solusi server Cluster - Konsep
Server A berfungsi sebagai node active sementara server B berfungsi
sebagai passive node. Server A ini sepanjang waktu berfungsi normal,
menjalankan applikasi database, menerima requests dari clients database,
dan mengakses file-2 database pada piranti NAS. Akan tetapi tiba-2 server A
karena suatu alasan tertentu gagal berfungsi, maka server B sebagai node
passive mendeteksi kegagalan fungsi server active A ini dan serta merta
menjadi node Active menggantikan fungsi server A memproses permintaan
clients menggunakan database yang sama pada NAS.
Sama seperti NLB, server cluster juga mempunyai nama dan IP address
terpisah dengan IP address masing-2 node. Makanya saat node active gagal,
tidak ada perubahan fungsi yang dirasakan pada clients, karena system
langsung di handle oleh passive node atau jika dalam X Node Clustering
passive nodenya adalah survival node.
Server cluster hanya bisa jalan pada system windows server 2003 edisi
Enterprise dan Datacenter saja, untuk edisi Windows 2003 standard hanya
bisa jalan NLB. Masing-2 node tidak boleh menggunakan edisi windows
2003 yang berbeda, harus seragam, edisi Enterprise atau Datacenter saja.
Maksimum bisa sampai 8 nodes saja yang bisa berfungsi masing-2 failover
dan failback. Failback tidak di configure by default, jadi harus di configure
19
secara manual atau automatis. Kebanyakan para praktisi melakukan
konfigurasi manual untuk failback agar bisa mengevaluasi kegagalan fungsi
dari node tersebut.
Memerlukan hardware disk drive khusus missal Fibre Channel, Shared
SCSI, atau SAN. Fibre Channel adalah suatu technology jaringan serial
kecepatan tinggi sampai 100 Mbytes per second menggunakan komunikasi
full-duplex. Sementara SCSI menggunakan technology sinyal parallel.
Dipakai pada SQL server, MS Exchange, File dan Print server dll.
Metode load balancing yang satu ini diklaim sebagai sistem load
balancing yang sesungguhnya karena kerja dan prosesnya secara total
diperuntukan bagi proses load balancing terhadap server atau jaringan di
bawahnya. Secara umum, metode ini masih dibagi lagi menjadi tiga jenis:
20
1. Load balancing dengan hardware atau switch
Sistem load balancing jenis ini diciptakan dengan menggunakan
bantuan sebuah chip yang dikhususkan untuk itu. Biasanya chip khusus
tersebut sering disebut dengan istilah ASICS, yang biasanya berwujud
sebuah microprocessor khusus yang hanya memproses algoritma dan
perhitungan spesifik. Dengan adanya ASICS ini, performa load balancing
tidak perlu diragukan lagi kehebatannya karena memang hanya perhitungan
dan logika load balancing saja yang dioptimisasi di dalamnya. Load
balancing jenis ini umumnya berwujud sebuah switch. Dalam praktiknya,
sering kali perangkat jenis ini membutuhkan keahlian khusus untuk
digunakan karena interface-nya yang kurang user friendly. Selain itu, tingkat
fleksibilitas perangkat ini juga rendah karena sebagian besar intelejensinya
sudah tertanam di dalam hardware, sehingga penambahan fitur dan fasilitas-
fasilitas lain menjadi lebih sulit dilakukan.
22
Ada beberapa keuntungan pada saat menggunakan system load balacing,
diantaranya adalah ;
1. Asymetric Load
rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang menjadi primary
yang dianggap paling baik backbonenya dan terbaik dalam path routingnya,
jadi kita dapat membuat mesin untuk mencari best path determination dan
routing yang terpendek dan terbaik untuk sampai ketujuan.
4. Kompresi HTTP
Memungkinkan data untuk bisa mentransfer objek HTTP dengan
dimungkinkannya penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada di semua
web browser yang modern.
5. TCP Buffering
dapat membuat respon buffer dari server dan berakibat dapat
memungkinkan task akses lebih cepat
23
6. HTTP Caching
dapat menyimpan content yang static, dengan demikian request dapat
di handel tanpa harus melakukan kontak ke web server diluar jaringan yang
berakibat akses terasa semakin cepat.
7. Content Filtering
Beberapa load balancing dapat melakukan perubahan trafik pada saat
dijalankan.
8. HTTP Security
beberapa system load balancing dapat menyembunyikan HTTP error
pages, menghapus identifikasi header server dari respon HTTP, dan
melakukan enkripsi cookies agar user tidak dapat memanipulasinya.
9. Priority Queuing
Berguna untuk memberikan perbedaan prioritas traffic paket.
10.Spam Filtering
Spam istilah lainnya junk mail merupakan penyalahgunaan dalam
pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan
lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web.
Bentuk berita spam yang umum dikenal meliputi: spam surat elektronik, spam
instant messaging, spam Usenet newsgroup, spam mesin pencari informasi
web (web search engine spam), spam blog, spam berita pada telepon genggam,
spam forum Internet, dan lain lain. Spam ini biasanya datang bertubi-tubi
tanpa diminta dan sering kali tidak dikehendaki oleh penerimanya. Beberapa
contoh lain dari spam ini bisa berupa surat elektronik berisi iklan, sms pada
24
telepon genggam, berita yang masuk dalam suatu forum newsgroup berisi
promosi barang yang tidak terkait dengan aktifitas newsgroup tersebut,
spamdexing yang mendominir suatu mesin pencari (search engine) untuk
mencari popularitas bagi suatu URL tertentu, ataupun bisa berupa berita yang
tak berguna dan masuk dalam suatu blog, buku tamu situs web, dan lain-lain.
4. Scalling Cluster
Server cluster dan network load balancing keduanya merupakan
solusi cluster yang bersifat scalable, yang artinya anda bisa meningkatkan
performa dari system cluster tersebut seiring dengan meningkatnya /
tumbuhnya organisasi anda. Ada dua macam metoda dasar untuk
meningkatkan performa cluster, sperti berikut ini.
5. Scalling Up
Scalling Up adalah metoda untuk meningkatkan performa individu
server dengan cara memodifikasi konfigurasi hardware computer / node
cluster, misal menambah memory RAM atau L2 cache memory, upgrade ke
processor yang lebih cepat atau menambah processor. Memperbaiki performa
dari komputer seperti ini tidak tergantung dari solusi cluster yang anda
gunakan. Akan tetapi anda juga harus memprtimbangkan kemampuan
performa individu dari masing-2 node didalam cluster. Misal jika anda
mengupgrade active server dengan performa tinggi, sementara passive node
nya tidak diupgrade dengan baik, takutnya pada saatnya passive node menjadi
/ mengambil alih fungsi, maka dia tidak akan mampu menjalankan fungsinya
26
dengan baik mengingat performa mesinnya tidak sebagus active node. Untuk
itu ada baiknya melakukan scale up untuk setiap node server dalam cluster ke
tingkat yang sama, sehingga memberikan performa optimum pada tingkat
yang sama dalam kondisi apapun.
6. Scaling out
Scalling out adalah metoda untuk menambah node kedalam system
cluster yang ada sekarang. Jika anda mendistribusikan beban prosessing suatu
applikasi ke beberapa server, menambahkan beberapa server akan mengurangi
beban individu server dalam cluster tersebut. server cluster dan network load
balancing keduanya bisa di scale out, akan tetapi lebih menambahkan server
ke network load balancing.
Dalam network load balancing, setiap server node mempunyai
masing-2 data independent yang berisi applikasi dan data yang di pasok
kepada clients. Scalling out cluster adalah semata-mata menghubungkan server
baru kedalam jaringan cluster dan melakukan cloning applikasi dan data
kepadanya. Segera setelah anda menambahkan server kepada network load
balancing, NLB akan membagi beban yang sama kepada server baru tersebut.
Lain halnya dengan scalling out server cluster yang lebih rumit
dibanding NLB, karena server didalam cluster harus mempunyai akses kepada
data storage yang sama. Tergantung dari konfigurasi hardware yang anda
pakai, scalling out server cluster bisa jadi sangat mahal dan bahkan menjadi
tidak mungkin. Jika dalam awalnya anda sudah mengantisipasi adanya scalling
out server cluster dimasa mendatang, maka anda harus melakukan design
konfigurasi hardware dengan memasukkan antisipasi scalling out tersebut
kedalam design anda.
Kita juga harus ingat bahwa scalabilitas dari cluster dibatasi oleh
kemampuan operating system windows yang kita pakai, baik windows server
27
2003 ataupun windows server 2000. Saat kita melakukan scale out suatu
cluster, jumlah maksimum dari node yang didukung oleh windows operating
system sebagai berikut:
Operati Networ Server
ng system k Load Balancing Cluster
Windo 32 Not
ws server 2003 supported
standard edition
Windo 32 8
ws server 2003
enterprise edition
Windo 32 8
ws server 2003
datacenter edition
Windo 32 2
ws 2000 advance
server
Windo 32 4
ws 2000
datacenter server
Jika kita melakukan scaling up suatu cluster, operating system
mempunyai batasan sebagai berikut:
Operati Jumlah Maxim
ng system maksimum um RAM
processor
Windo 2 4 GB
28
ws server 2003
standard edition
Windo 8 32 GB
ws server 2003
enterprise edition
Windo 32 64 GB
ws server 2003
datacenter edition
Windo 8 8 GB
ws 2000 advance
server
Windo 32 64 GB
ws 2000
datacenter server
29
Gambar . Solusi Cluster Dua Aplikasi Tiap Node
Model berikut menggunakan satu applikasi independent untuk setiap
cluster, dan kegagalan satu server hanya mempengaruhi satu applikasi saja.
Model ini sangat mahal karena harus menyediakan satu server passive untuk
setiap cluster, walaupun model ini memberikan tingakat availability yang
tinggi.
30
Gambar . Solusi Cluster dua aplikasi satu passive
2.7 Menggabungkan technology clustering
Dalam beberapa kasus, ada hal yang memutuskan kita untuk
menggabungkan jenis cluster menjadi satu system cluster. Yang paling banyak
diadopsikan adalah pada aplikasi e-commerce Web site yang membolehkan
internet user membuat order produk. Jenis site ini memerlukan web server
(yang merupakan stateless application) untuk menjalankan fungsi web kepada
clients, sementara (stateful) database servers untuk menyimpan data customer,
data produk, dan informasi data entry lainnya. Dalam pendekatan system
cluster ini anda memakai NLB untuk web server sementara untuk database
server menggunakan server cluster.
31
Gambar 4.5.1 Topologi Load Balancing
Sebelumnya kita bahas dahulu sedikit mengenai konsep Clustering. Secara prinsip
clustering mempunyai 2 buah pendekatan:
1. High Availability (Failover), adalah bila satu server gagal melayani service
tertentu, maka tugas server tersebut otomatis akan dilempar ke server lainnya.
32
2. High throughput (Performance), disini yang diinginkan adalah performance
yang tinggi yang dicapai dengan "membagi2" tugas yang ada ke sekumpulan
server. Contohnya adalah:
2a. High-performance Computing (HPC), adalah sekumpulan server yang bekerja
bersama-sama pada saat yang bersamaan untuk mengerjakan sesuatu tugas
tertentu, biasanya dalam bentuk tugas perhitungan yang berat2, seperti simulasi
bumi, me-render film animasi, dll.
2b. Load Balancing, adalah membagi2 beban kerja ke sekumpulan server diluar
konteks computing, misalnya membagi beban kerja web server, mail server, dll.
Namun solusi2 di atas kadang kala terlalu "canggih" atau "overkill" untuk
mencapai tujuan clustering kita. Disinilah 'balance' masuk. Apa yang dapat ia
sediakan?
1. Merupakan user-space program. Tidak perlu compile kernel dll. Langsung jalan
secara command line.
2. Load balancing secara tcp. Cukup menyebutkan protocol atau port tcp berapa
yang ingin kita load balancing.
33
Cara setup:
1. Download paketnya dari http://www.inlab.de/balance.html
wget http://www.inlab.de/balance-3.40.tar.gz
2. Extract, compile dan install:
2a. tar zxvf balance-3.40.tar.gz
2b. cd balance-3.40
2c. vi Makefile
Ubah baris ini: MANDIR=${BINDIR}/../man/man1
Menjadi: Untuk Ubuntu: MANDIR=/usr/share/man/man1
Untuk RedHat: MANDIR=/usr/local/share/man/man1
2d. make
2e. make install
Cara pakai:
Sebelumnya kita misalkan skenario seperti ini:
Kita mempunyai sebuah website yang ingin kita bagi beban kerjanya ke 3 buah
server web. Maka kita perlu mensetupnya seperti terlihat di gambar (Oya,
gambarnya adalah foto PC zaman dulu, tapi itu hanya ilustrasi yah, nanti servernya
jangan pakai PC zaman dulu juga. Hehe...). Tiga buah server web yaitu www1
(192.168.0.1), www2 (192.168.0.2), dan www3 (192.168.0.3). Di depan mereka
kita install sebuah server (192.168.0.254) yang bertugas membagi2 bebas kerja
para server www tersebut. Jadi IP yang akan diakses oleh user adalah IP
192.168.0.254, jangan ke masing2 server www.
34
Commandnya: (Jalankan command ini di 192.168.0.254) balance
Bila diketik tanpa option dia akan muncul seperti ini:
_ _
| |__ __ _| | __ _ _ __ ___ ___
| '_ \ / _` | |/ _` | '_ \ / __/ _ \
| |_) | (_| | | (_| | | | | (_| __/
|_.__/ \__,_|_|\__,_|_| |_|\___\___|
this is balance 3.40
Copyright (c) 2000-2006,2007
by Inlab Software GmbH, Gruenwald, Germany.
All rights reserved.
usage:
35
balance [-b addr] [-B addr] [-t sec] [-T sec] [-adfpHM] \
port [h1[:p1[:maxc1]] [!%] [ ... hN[:pN[:maxcN]]]]
balance [-b addr] -i [-d] port
balance [-b addr] -c cmd [-d] port
examples:
balance smtp mailhost1:smtp mailhost2:25 mailhost3
balance -i smtp
balance -b 2001:DB8::1 80 10.1.1.1 10.1.1.2
balance -b 2001:DB8::1 80
36
Jadi cara pakainya adalah misalnya:
balance -f http 192.168.0.1 192.168.0.2 192.168.0.3
Option -f itu artinya balance jalan di foreground, berguna untuk kita debug dan
cancel. Kalau misalnya sudah ok, bisa kita jalankan tanpa option -f, maka balance
akan jalan di background.
Untuk melihat cara bekerja balance adalah dengan membuka sebuah terminal dan
meload website 192.168.0.254 secara berulang2. Untuk mudahnya dapat kita
gunakan text browser seperti elinks:
watch elinks --dump http://192.168.0.254
Untuk kebutuhan testing, dapat kita atur agar isi website di 192.168.0.1,
192.168.0.2, dan 192.168.0.3 berbeda, jadi command di atas akan menampilkan isi
website yang berbeda, tanda bahwa balance sudah meload balancing traffik web ke
tiga buah server tersebut.
Bagaimana jika kita ingin menghandle koneksi yang memerlukan session seperti
website dynamic pakai php? Hal ini bisa dicapai dengan option '%' yaitu
mengaktifkan session seperti ini:
balance -f http 192.168.0.1 192.168.0.2 192.168.0.3 %
37
Untuk option2 selengkapnya dapat kita lihat di 'man balance'.
Apakah hanya dapat digunakan untuk akses http? Tentu tidak, dengan sedikit
eksplorasi kita dapat pula menggunakannya untuk keperluan lain seperti load
balancing akses internet, email, proxy, dll.
38
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
membuat aplikasi dan data yang ada pada beberapa server terpisah
3.2. Saran
lebih rumit.
39
DAFTAR PUSTAKA
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Load_balancing_(computing)
2. http://www.pc24.co.id/article/category40_1.htm
3. http://dennycharter.wordpress.com
4. http://bayuart.wordpress.com/2007/08/02/2-isp-1-lan/
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Cluster_(computing)
6. http://iweb.com/managed-hosting/web-
cluster?gclid=CMXO1oH4iKICFUxB6wodJnitVA
7. http://artikel.xcode.or.id/2010/03/15/konsep-dan-teknis-clustering-server-bag-
1/
8. http://www.sysneta.com/solusi-cluster-server
9. http://www.sysneta.com/design-solusi-cluster
10. http://www.suko.web.id/blog/?p=222
40