You are on page 1of 4

Book Riview

WARISAN INTELEKTUAL ISLAM INDONESIA


( Tela’ah atas Karya-karya Klasik )
A. Identitas Buku
Judul Buku : Warisan Intelektual Islam Indonesia
Penyunting : Ahmad Rifa’i Hasan
Penerbit : Mizan
Tahun Terbit : 1987
Tempat Terbit : Bandung
Jumlah Halaman : 141 Halaman
Warna Sampul : Coklat
Judul Artikel : Warisan Intelektual Islam dan Pengembangan Wawasan Masa Depan
: Sebuah Pengantar
Pengarang : Ahmad Rifa’i Hasan
B. Isi Buku
Tradisi intelektual Islam di Indonesia terbagi ke dalam dua periode : Periode Pe
rtama adalah tradisi intelektual yang berkembang sebelum bersentuhan dengan faha
m-faham pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Iqbal, dan l
ain-lain. Periode Kedua adalah pemikiran yang berkembang setelah terkena sentuha
n pemikiran modernism tersebut. Tradisi intelektual periode pertama dikembangkan
diantaranya oleh Hamzah Fansuri, Syamsudin Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Ab
durrauf Sinkel, Syekh Nawawi Al-Bantani, Kyai Ihsan Kediri, Syekh Abdusshamad Al
-Palimbani, Mangkunegoro IV, R. Ronggowarsito, dll.
Dalam periode kedua pemikiran yang dipenngaruhi oleh modernisme Islam berkembang
seperti diantaranya pemikiran H.O.S Cokroaminoto, H. Agus Salim, K.H. Ahmad Dah
lan, Syaikh A. Surkati, A. Hasan, M. Natsir, dan Abdullah bin Nuh. Pada perkemba
ngan selanjutnya pemikiran Islam tumbuh sebagai jawaban terhadap masalah yang ti
mbul akibat modernisasi dan pembangunan di masa Orde Baru, diantaranya dikembang
kan oleh Nurcholis Madjid, M. Dawam Rahardjo, Adi Sasono, Jalaluddin Rahmat, Abd
urrahman Wahid, A.M. Saefuddin, Kuntowidjoyo, A. Syafi’i Ma’arif, Fachri Ali, da
n lain-lain.
Tradisi yang berkembang di wilayah Asia Tenggara khususnya Indonesia tersebut ku
rang begitu diketahui oleh generasi muda muslim saat ini, oleh karena itu buku i
ni disusun dalam rangka mengenalkan warisan intelektual muslim Indonesia khususn
ya pemikiran-pemikiaran pra modernisme kepada generasi muda muslim. Diharapkan d
ari buku ini generasi muda dapat mengapresiasi karya-karya intelektual para sarj
ana muslim, kemudian mengembangkan, menciptakan dan menyumbangkan karya-karya in
telektual baru yang bisa saja berbeda atau bertolak belakang dengan yang telah a
da. Pada akhirnya mereka bisa menjadi peserta aktif dan kreatif dalam kehidupan
intelektual Islam ke depannya.
Diurutkan dari artikel pertama tulisan Ahmad Daudy, menguraikan karya-karya Nuru
ddin Ar-Raniri, konteks kitab tersebut dalam kerangka perjalanan dan pemikiranny
a, isi naskah yang meliputi latar belakang sejarah dan ajaran yang terdapat dala
m kitab itu. Diuraikan Nuruddin Ar-Raniri menyerang tasawuf wujudiah dan beliau
adalah seorang pengikut dab guru tarikat Rifa’iah.
Artikel kedua ditulis oleh Didin Hafifudin yang mengkaji tentang Tafsir Al-Munir
karya Imam Nawawi. Dijelaskan mengenai latar belakang penyusunan dan metode ( m
anhaj ) Tafsir Al-Munir, pentingnya ulama menuliskan gagasan dan pengetahuannya,
analisis kitab karangan Imam Nawawi, dan pelajaran tentang Imam Nawawi yang gem
ar menuliskan pikiran dan pengetahuannya.
Simuh menuliskan artikel ketiga, isinya tentang Wirid Hadiat Jati yang dikarang
oleh Ronggowarsito pujangga besar Istana Surakarta. Diuraikan tentang proses pen
yerapan unsur-unsur Hinduisme oleh para priyayi Jawa yang bisa memahami bahasa d
an kesusasteraan Hindu, dari tulisan ini ditemukan tentang pengertian dan keharm
onisan antara masyarakat pesantren (Islam) dan kejawen.
Tulisan keempat dibuat oleh Ajip Rosidi, tulisan ini mengkaji pemikiran-pemikira
n H. Hasan Mustapa seorang pujangga dan ulama sunda. Tulisan H. Hasan Mustapa be
rbeda dengan sastrawan sunda lainnya karena di dalamnya terdapat tulisan tentang
ketuhanan. Adapun artikel terakhir ditulis oleh Aliefya M. Santrie tentang Mart
abat (Alam) Tujuh, suatu naskah mistik Islam yang dipelopori Syaikh Abdul Muhyi
yang kemudian ditulis oleh K.H. Muhyidin dari Desa Karang, Pamijahan Tasikmalaya
Jawa Barat.
C. Analisis Kajian Artikel
Artikel yang berjudul “Warisan Intelektual Islam dan Pengembangan Wawasan Masa D
epan : Sebuah Pengantar” ini isinya lebih mengarah pada tulisan pengantar dalam
sebuah buku. Sistematika di dalamnya terdiri dari latar belakang penyusunan dan
gambaran umum isi buku, keduanya ditulis dengan tujuan agar pembaca mendapat gam
baran secara umum mengenai buku ini. Hal menarik yang perlu disoroti adalah mina
t penyunting dalam melakukan penyusunan buku, penyunting menyampaikan bahwa wari
san intelektual Islam Indonesia kurang lagi dikenal oleh genarasi muslim saat in
i, oleh karena itu perlu ada sebuah sarana untuk mengenalinya salah satunya lewa
t buku ini.
Minat penyunting tersebut perlu kita telaah bersama karena ternyata memang tidak
salah jika kita sebagai generasi muslim penerus kejayaan Islam mengenal lebih d
ekat tentang kekayaan-kekayaan yang kita miliki yang diantaranya adalah kekayaan
intelektual. Ketika umat Islam kehilangan jati dirinya akibat pengaruh budaya l
uar, maka diperlukan filter dan pembangunan pondasi yang semakin diperkuat untuk
menghadapinya. Pondasi itu sendiri adalah penganalan umat muslim terhadap jati
diri agamanya, salah satunya didapat dari buku-buku tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan identitas ajaran Islam. Buku “Warisan Intelektual Islam Indones
ia Atas Karya-karya Klasik” menjadi salah satu sumber acuan umat muslim untuk me
ngenal agamanya dalam bidang pemikiran-pemikiran kaum intelektual muslim.
Point selanjutnya yang menarik adalah tujuan penyusunan buku, diungkapkan bahwa
buku ini disusun sebagai sarana pewarisan kekayaan intelektual muslim Indonesia
pada masa awal perkembangan Islam. Dapat diakui bahwa pada era globalisasi saat
ini westernisasi dengan segala propaganda liberalisme dan kapitalismenya telah m
enyebar keseluruh aspek kehidupan manusia di dunia, termasuk aspek ilmu pengatah
uan dan pemikiran kaum intelektual. Ilmu pengatahuan yang berkembang kebanyakan
dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yang cenderung barat sentries, sementara pe
mikiran-pemikiran Islam semakin tersisihkan tidak dikenal bahkan tidak lagi dipe
rhitungkan dalam dunia ilmu pengetahuan.
Tujuan yang disampaikan penulis sebenarnya berkaitan dengan hal tersebut di atas
, para cendikia muslim berusaha untuk membendung arus barat dengan memperkokoh k
edudukan ilmu pengetahuan Islam khususnya bagi generasi penerusnya. Pewarisan kh
azanah intelektual muslim yang dimiliki oleh Islam merupakan sebuah kekuatan yan
g cukup hebat untuk melawan westernisasi intelektual, oleh karena itu tujuan yan
g disampaikan oleh penyunting merupakan tujuan semua umat muslim yang mengingink
an umat Islam kembali berjaya seperti pada masa Rasulullah SAW dan Khalifah-khal
ifah pada abad VI – XVIII M.
Kembali lagi pada pokok kajian awal mengenai minat, jika membahas minat penulis
dalam menyusun buku ini maka kita akan terpacu untuk turut andil memperkenalkan
Islam pada umat muslim yang memang tidak mengenal Islam lebih mendalam. Kewajiba
n tersebut bukan hanya diserahkan pada kaum cendikia saja, malainkan seluruh uns
ur dalam tubuh Islam memiliki kewajiban untuk memperkenalkan Islam pada pengikut
nya sendiri. Seperti Hadits Rasulullah SAW, yang berbunyi : “Sampaikanlah Walau
Satu Ayat”, artinya kita sebagai orang awam pun wajib menyampaikan pengetahuan k
ita meski teerbatas tetapi bermanfaat agar kita dan khususnya saudara sesame mus
lim bisa terus menggali pengetahuan tentang keislaman yang dimiliki.
Beranjak pada tujuan penyunting, peresensi sangat tujuan mulia penyunting dalam
menyusun buku ini karena ternyata gerakan-gerakan muslim terus berlanjut untuk m
embangun kembali kejayaan Islam di masa lalu. Hal yang dikritik dari tujuan ini
adalah sebenarnya mengenai cara untuk mencapai tujuan tersebut, di dalam artikel
ini tidak disampaikan mengenai cara yang ditempuh agar tujuan yang diinginkan t
ercapai. Disana hanya ditulis tujuan penyusunan buku ini adalah :
Diharapkan dari buku ini generasi muda dapat mengapresiasi karya-karya intelektu
al para sarjana muslim, kemudian mengembangkan, menciptakan, dan menyumbangkan k
arya-karya intelektual baru yang bisa saja berbeda atau bertolak belakang dengan
yang telah ada. Pada akhirnya mereka bisa menjadi peserta aktif dan kreatif dal
am kehidupan intelektual Islam kedepannya (hal. 13).
Apa yang telah disampaikan penyunting memang sangat ideal, namun jalan untuk men
capai kea rah itulah yang sulit untuk ditempuh. Generasi muda muslim saat ini su
dah banyak terpengaruh oleh pemikiran yang bercorak kebarat-baratan, kemudian mi
nat mereka membaca sangat rendah apalagi genarasi muslim yang ada di Indonesia.
Oleh karena itu, tujuan yang disampaikan penulis terlihat akan sulit jika hanya
mengandalkan buku saja sebagai sarana pengenalan intelektual Islam pada genarasi
muda. Jangankan untuk menngembangkan dan menjadi peserta aktif, mengenalpun aka
n terlihat sulit karena terkait penngaruh pola fikir barat yang terlanjur masuk
dan rendahnya kualitas membaca genarasi muda muslim.
Alangkah lebih baik jika penulis juga menyampaikan bahwa penyusunan buku ini har
us disertai dengan upaya-upaya riil sosialisasi langsung terhadap generasi musli
m diantaranya lewat seminar-seminar atau lomba-lomba sebagai salah satu upaya me
ngenalkan dan sarana mengapresiasi warisan intelektual muslim. Tindakan tersebut
merupakan realisasi dari keadaan ideal yang diharapkan oleh penyunting dan umat
Islam pada umumnya, realisasi ini menjadi sebuah proses berkelanjutan dari bany
aknya sumber-sumber bacaan Islam yang telah ada. Menilik minimnya aplikasi nyata
dalam menerapkan sumber-sumber bacaan Islam tersebut maka sudah sewajarnya jika
muncul inovasi dan gaya baru dalammenyampaikan warisan kekayaan dunia Islam mas
a lampau salah satunya dengan seminar atau sosialisasi langsung secara afeksi ke
pada generasi muslim.
Terlepas dari saran peresensi, sebetulnya tujuan dan minat penyunting buku ini s
udah sangat bagus dan mewakili cita-cita semua umat Islam di dunia. Mengenalkan
Islam lebih dalam kepada pengikutnya merupakan kewajiban kita semua sebagai umat
muslim, oleh karena itu sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan itu mak
a buku ini patut untuk diapresiasi sebagai sebuah buku yang sarat akan kepenting
an bersama umat muslim. Adapun saran dari peresensi merupakan sebuah usulan yang
bisa diperhatikan kedepannya oleh para penulis buku cendikia muslim kedepannya
agar dakwah Islam bisa semakin efektif dan tepat guna.

DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII –
XVIII, Prenada Media Group, Cetakan ke 3, Jakarta, 2007
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam, Jilid 1, PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, Jakarta, 2002
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam, Jilid 4, PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, Jakarta, 2002
BOOK RIVIEW
“WARISAN INTELEKTUAL ISLAM INDONESIA”
( Tela’ah atas Karya-karya Klasik )

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual


Pendidikan Islam
Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam

Dosen
Prof. Dr. H. Abdurrahman Mas’ud, P.hd.
Dr. H. Syaefudin Zuhri, M.Ag.

Oleh :
1. Abdu Azis Ahmadi NIM : 505920034
2. H. Mujayin NIM : 505920049
3. Sri Fauziyah NIM : 505920054

PROGRAM PASCA SARJANA


IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2010

You might also like