Professional Documents
Culture Documents
KOEFISIEN DISTRIBUSI
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih.
Jadi pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau
antara padat dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan
pelarut.
2SO2+ O2 2 SO3
2. Pengaruh tekanan
tekanan.
pembagian suatu spesies terlarut antara dua fase pelarut yang tidak dapat
bercampur. Misalkan dua larutan tak tercampur seperti air dan karbon
menjadi dua fase dengan zat cair yang kerapatannya lebih rendah, dalam hal
ini air berada dibagian atas larutan satunya. Contoh penggunaan hukum
distribusi dalam kimia yaitu dalam proses ekstraksi dan proses kromatografi.
(Oxtoby, Gillis, “Prinsip-prinsip kimia modern edisi 4 jilid 1”, hal : 339-340)
Persamaan hukum distribusi :
GA = GAo + RT ln aA
GB = GBo + RT ln aB
GA = GB
GAo + RT ln aA = GBo + RT ln aB
aA
RT ln G oB G oA
aB
a A G oA G oB a
ln K A K
aB RT aB
Dimana :
R = Konstanta
T = suhu
Bila larutan encer atau zat terlarut bersifat ideal maka aktifasi (a) dapat
diganti C, hingga :
CA
K
CA
menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut
dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna
(S. K. Dogra & S. Dogra, “Kimia Fisika dan Soal-soal”, hal : 604)
Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi
2. Jenis pelarut.
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka
perhitungan nilai k.
3. Jenis terlarut.
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau
4. Konsentrasi
(anonymous, http://www.chemicamp.blogspot.com)
tergantung jenis pelarutnya dan zat terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum
diatas hanya berlaku bila zat terlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi,
pelarut organik yang tidak bercampur seperti eter, CHCl3, CCl4, dan benzene.
tidak disukai dalam hasil, seperti minyak tanah, minyak goreng dan
sebagainya.
solut di dalam kedua fasa pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu
tetapan, yang disebut koefisien distribusi (KD), jika di dalam kedua fasa
pelarut tidak terjadi reaksi-reaksi apapun. Akan tetapi, jika solut di dalam
pada aplikasi sel elektrik (sel daniel). Dimana dapat dilihat pada gambar
berikut:
pH meter
Jembatan garam
2+ 2+
Zn (aq) Cu (aq)
1.0 M 1.0 M
dinamakan GGL sel atau Ese. Nilai Esel bergantung pada berbagai faktor. Bila
konsentrasi larutan seng dan tembaga adalah 1.0 M dan suhu system 298 oK
(25oC), Esel berada dalam keadaan standart dan diberi simbol Eosel.
RT a cC a dD ...
o
Esel = E sel - ln
nF a aA a bB ...
F = konsentrasi faraday
(Bird Tony,1987, Penuntun Praktikum Kimia Fisik untuk Universitas, Hal: 67-68)
- batang pengaduk
- beakerglass
- botol aquadest
- buret
- corong kaca
- corong pemisah
- Erlenmeyer
- gelas arloji
- gelas ukur
- karet penghisap
- labu ukur
- pipet tetes
- pipet volume
- termometer
- waterbath
- aquadest (H2O)
- asamasetat (CH3COOH)
- asamoksalat (H2C2O4.2H2O)
- kloroform (CHCl3)
- natriumhidroksida (NaOH)
asamoksalat.
4, dan 2 mL.
asamoksalat.
(mL) (mL)
1. 10 13,1
2. 10 11,3
3. 10 11,1
B. Penentuan volume titrasi antara CH3COOH dalam H2O dan
Tabel 5.5.2 Data volume titrasi antara CH3COOH dalam H2O dan
(25°C)
4 8 10 12 78,3 10 3,4
Tabel 5.5.3 Data volume titrasi antara CH3COOH dalam H2O dan
(35°C)
Vol. Volume Vol. Lapisan atas Lapisan bawah
WNaOH 1000
N NaOH
BE NaOH V
WNaOH 1000
0, 2 N = x
40 V
W = 4 gram
WH 2 C 2O 4 .2H 2 O 1000
NH 2 C 2 O 4 .2H 2 O
=
BE H 2C 2 O 4 .2H 2O V
WH 2C 2O 4 .2 H 2O 1000
0,2 N =
63 50
W H 2C2O 4 .2H 2O = 0,63 gram
dimana :
V2CH3COOH = 250 mL
N2CH3COOH =1N
BECH3COOH = 60 gr/mol
Konsentrasi = 99,9 %
% ρ 10
N CH3COOH =
BECH3COOH
1047,951
=
60
N = 17,4658 N
V1 N1 = V2 N2
V1 17,4658 = 250 1
V1 = 14,2891 mL
(V . N)NaOH = (V . N)H C O
2 2 4
NNaOH = 0,1691 N
V1 x N1 = V2 x N2
dimana :
N2 = normalitas NaOH
V1 x N1 = V2 x N2
N1 = 0,7804 N
Dengan cara yang sama diperoleh normalitas untuk lapisan atas dan
Tabel 5.6.1. Data rata-rata normalitas antara CH3COOH dalam H2O dan
Tabel 5.6.2. Data rata-rata normalitas antara CH3COOH dalam H2O dan
N lapisan organik
K =
N lapisan anorganik
0,0259
0,7804
= 0,0332
Dengan cara yang sama diperoleh harga K untuk CH 3COOH dalam CHCl3
suhu (25oC) maupun dengan perubahan suhu (35oC) pada tabel 5.6.3 dan
5.6.4
5.7. Grafik
0.09
0.08
Koefisien Distribusi
0.07
0.06
0.05 Suhu 25 C
0.04 Suhu 35 C
0.03
0.02
0.01
0
0 0.5 1 1.5
N Lapisan Organik
5.8. Pembahasan
Dalam buku Perry’s Chemical Hand book edisi 5 pada tabel 15.5 diperoleh
harga K sebesar 0,0456. Harga K percobaan yang kami peroleh lebih kecil
dibanding dengan harga K secara teori, hal ini disebabkan karena kurangnya
ketelitian dalam menimbang zat yang yang akan dianalisis, memipet volume
larutan yang diambil dalam analisa tersebut, volume titran yang banyak keluar
pada saat titrasi berlangsung serta penyimpanan zat yang mudah menguap karena
Dalam buku Perry’s Chemical Hand book edisi 5 pada tabel 15.5 diperoleh
harga K pada suhu 35 oC adalah 0,1088 sedangkan pada percobaan harga K yang
kami peroleh sebesar 0,0863. Untuk harga Krata-rata pada suhu 35 oC ini belum
sesuai dengan teori. Harga K percobaan yang kami peroleh lebih kecil dibanding
ketelitian dalam menimbang zat yang yang akan dianalisis, memipet volume
larutan yang diambil dalam analisa tersebut, volume titran yang banyak keluar
pada saat titrasi berlangsung serta penyimpanan zat yang mudah menguap karena
Pada grafik 5.7.1. diperoleh harga K tanpa pemanasan (25 oC) lebih kecil
daripada harga K dengan pemanasan (35 oC). Hal ini sesuai dengan teori yang
5.9. Kesimpulan
1. Harga Krata-rata dari hasil percobaan pada suhu 25 oC adalah 0,0456 dan