You are on page 1of 2

TEORI BELAJAR KOHLER DAN KOFFKA

A. Masalah
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan salah satu bentuk proses representasi kognitif,
akan tetapi di sisi lain dalam pemecahan masalah juga diperlukan adanya suatu proses belajar.
Bila kita berhasil memecahkan suatu masalah kita akan mendapat sebuah pemahaman, yang
kemudian dapat kita gunakan untuk memecahkan masalah-masalah lain yang mungkin terdapat
kesamaan di waktu yang berbeda. Dan setiap kali kita pecahkan masalah, kita mempelajari
sesuatu yang baru. Karena itu memecahkan masalah merupakan suatu bentuk belajar.
Ada dua macam tipe masalah yaitu: (1) masalah yang sudah jelas dan langsung dapat dipecahkan
(defined problem), dalam hal ini tidak begitu dipermasalahkan lebih jauh. Akan tetapi ada juga
(2) masalah yang tidak jelas (ill defined problem) sehingga dalam pemecahannya membutuhkan
suatu pemahaman (insight) dan menggunakan salah satu pendekatan yaitu analogi. Pemecahan
masalah secara analogi ini juga memiliki kesamaan dengan proses belajar yang diciptakan oleh
Kohler dan Koffka dalam teori gestaltnya yaitu insight learning.
Oleh karena itu dalam pembahasan berikutnya penulis akan membahas bagaimana proses
pendekatan analogi dalam problem solving di tinjau dari teori belajar Kohler dan Koffka.

B. Analisis Teori
Pengalaman sehari-hari dalam pemecahan masalah adakalanya dalam beberapa waktu lamanya
kita tidak berhasil dalam memecahkannya, yang kadang dengan tiba-tiba nampaklah titik terang
pemecahannya, kita mengetahui bagaimana dapat keluar dari kesukaran yang kita hadapi.
Setelah itu penyelesaian yang pernah kita temukan tersebut dapat mudah kita ulang kembali
walaupun situasinya agak berbeda dengan situasi terdahulu.
Pada dasarnya ada beberapa tata cara atau prosedur yang dapat digunakan dalam proses
pemecahan masalah diantaranya yaitu: Algoritmik, Heuristik, Analogi, dan Simulasi komputer.
Analogi merupakan cara yang sering digunakan orang, analogi ini dilakukan dengan cara
membandingkan pola masalah yang tengah dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah
dialami baik oleh orang yang bersangkutan maupun yang pernah dialami oleh orang lain. Jadi
tidak dapat disangkal bahwa atas dasar hasil belajar yang telah dicapai melalui proses belajar
yang terdahulu tentu seringkali masih dapat diterapkan pada proses belajar yang baru.
Sebagaimana penelitian yang pernah dilakukan Kohler dan Koffka pada simpanse yang
diberinya nama Sultan, mereka menemukan tumbuhnya insight pada Sultan dengan
menghadapkannya pada masalah bagaimana memperoleh pisang yang terletak di luar kurungan.
Pada tahap awal Sultan memecahkan masalahnya melalui metode algoritmik dalam problem
solving yaitu trial and error secara buta. Dari proses coba dan salah itu kemudian Sultan
menemukan suatu pemecahan masalah yang disebut aha-erlibnis untuk mendapatkan pisang yang
ada di luar kurungan yaitu dengan menggabungkan dua buah tongkat yang memang telah
dikondisikan oleh peneliti. Setelah memperoleh insight ini Sultan bisa dengan langsung dapat
mengambil pisang yang ada di luar kurungan sesuai pengalaman yang telah diperoleh
sebelumnya.
Penelitian-penelitian mereka menumbuhkan psikologi gestalt yang menekankan bahasan pada
masalah konfigurasi, struktur dan pemetaan dalam pengalaman, yaitu pengalaman berstruktur
yang terbentuk dalam suatu keseluruhan (gestalt). Jadi salah satu ciri-ciri penemuan penyelesaian
masalah melalui insight learning dalam penelitian Kohler dan Koffka adalah bila penyesuaian itu
telah ditemukan, maka simpanse itu dengan mudah dapat mengulanginya, juga bila situasinya
tidak persis seperti yang sebelumnya. Hal ini juga memiliki kesamaan cara pemecahan masalah
berdasarkan pendekatan analogi yaitu cara membandingkan pola masalah yang tengah dihadapi
dengan pola masalah serupa yang pernah dialami.

C. Kesimpulan
Menurut gestalt, belajar adalah gejala kognitif pada organisme untuk mendapatkan penyelesaian
problema yang dihadapi. Dalam proses belajar sesuai dengan teori insight learning yang diajukan
oleh Kohler dan Koffka, langkah pertama untuk memcahkan masalah adalah melalui proses
coba-coba dan salah, setelah menemukan suatu cara dalam pemecahan masalah tersebut,
seseorang akan dengan mudah untuk mengulang cara yang sama sesuai pengalaman yang lalu
meskipun masalahnya agak berbeda. Hal ini memiliki kesamaan cara pemecahan masalah
melalui teori kognitif yaitu algoritmik dan analogi. Yang mana dengan cara algoritmik kita
memecahkan masalah itu melalui trial and error, sedangkan dengan cara analogi kita
memecahkan masalah berdasarkan pada pengalaman yang pernah dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara,
2000.

Soeitoe, Samuel. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia, 1982.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998.

Suharnan, MS. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi, 2005.

You might also like