You are on page 1of 31

ANALISIS MATEMATIKA

NAMA : NURUL CHAIRUNNISA UTAMI PUTRI


NIM : 1620070008
FAK / JUR : SAINS & TEKNOLOGI / MATEMATIKA
http://roelcup.wordpress.com

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


JAKARTA TIMUR
2010
Definisi 6.1 : (Definisi Partisi)

Misalkan selang tertutup [ , ] → selang yang di berikan.

Partisi P dari selang [a,b] adalah sebuah himpunan berhingga dari titik-titik , , ,… , , dimana

a= , ≤ ≤⋯ ≤ ≤ = b

di ilustrasikan dengan gambar.

Paling sedikit anggota partisi = 2 , yaitu a dan b. atau

a= b=

jarak antara dua partisi terdekat ialah : ∆ = − ( = 1,2,3, … , )

contoh → ∆ = −

di ilustrasikan dalam bentuk kurva.

Dari fungsi ƒ.

Batas atas → di atas tak berhingga banyak. Kalau continue, berarti batas atasnya di .

( ) ƒ

( )

= ( )

= ( )

ƒ( )

a= =

= sup ƒ( ) ( ≤ ≤ )
= inf ƒ( ) ( ≤ ≤ )

Misalkan
= sup ƒ( ) ( ≤ ≤ )

= inf ƒ( ) ( ≤ ≤ )

Maka

U(p, ƒ) = MΔ =M Δ +M Δ + ⋯ +M Δ

L(p, ƒ) = mΔ =m Δ +m Δ + ⋯ +m Δ

L(p, ƒ) ≤ U(p, ƒ)

a b

P={ , }

→U(p, ƒ) = M Δ

→L(p, ƒ) = m Δ
P={ , } ƒ

( )

( )

( )

= =

U(p, ƒ) = M Δ +M Δ =

L(p, ƒ) = m Δ +m Δ =

Maka makin sedikit partisinya

L(p, ƒ) kecil , U(p, ƒ) besar.

Integral atas

( ) dx = inf ( , ƒ)

Integral bawah

( ) dx = sup ( , ƒ)

Jika

( ) dx = ( ) dx

inf ( , ƒ) = ( , ƒ), maka sebagai ƒ terintegral Riemann, yang di tulis dengan ƒ∈ ℛ( )


Dengan ℛ = Himpunan fungsi-fungsi yang terintegral Riemann

M ≤ ƒ( ) ≤ ( ≤ ≤ )

ƒ(b)

ƒ(x)

ƒ(a)

( − )

a b

untuk setiap P

( − ) ≤ L(p, ƒ) ≤ U(p, ƒ) ≤ ( − )

Definisi 6.2 :

Misalkan α menjadi a monoton naik di selang [ , ] (jika ( ) dan ( )adalah terbatas,


sehingga α di batasi selang [ , ]). Sesuai dengan masing-masing partisi P dan [ , ], maka :

∆ = ( )− ( )

Jelas bahwa ∆ αi ≥ 0. Untuk setiap fungsi real ƒ yang dibatasi oleh selang [a,b] sehingga :

( , ƒ, ) = ∆

( , ƒ, ) = ∆

Dimana dan memiliki kesamaan seperti yang dijelaskan pada defiinisi 6.1, dan didapat
dα = inf ( , ƒ, ) … (5)

dα = sup ( , ƒ, ) … (6)

Inf dan sup adalah untuk semua partisi.

Jika yang di seblah kiri (5) dan (6) bernilai Sama, maka akan kita tandakan dengan :

… (7)

Atau dengan :

( ) dα(x) … (8)

Ini disebut Integral Riemann Stieltjes (bentuk sederhana dari integral Steiltjes) dari ƒ dengan α di
[a,b]. jika (7) ada,. Jika (5) dan (6) bernilai Sama, dikatakan bahwa ƒ itu terintegral terhadap α,di
persamaan Riemann, dan ditulis ƒ∈ ℛ( ).

Jika ∫ dα = ∫ dα , maka ƒ terintegral Stieltjes atau Riemann-Stieltjes terhadap α. Ditulis :

ƒ ∈ ℛ( ).

Ket : ℛ( ) = himpunan fungsi-fungsi Riemann-Stieltjes

Jika α(x) = x, maka integral Riemann-Stieltjes akan menjadi antegral Riemann. Disebutkan
dengan jelas, bahwa bentuk umum tidak continue.

Bebeapa kata mengatakan tentang notasi. Biasanya digunakan pada (7) untuk (8) karena x jika
nampak di (8) tidak meambah pengertian apapun di (7). Itu tidaklah penting Karen hanya sebuah
variable integral. Sebagai contoh pada (8) yaitu

( ) dα(y)

Integral yang tergantung pada ƒ, α, a dan b, tapi tidak pada vaiabel integral yang boleh di
hilangkan
Peran variable integral yaitu hanya sebagai tambahan ; terdapat 2 simbol

Yaitu sama, karena + + …+ .

Tentu saja tidaklah sulit memasukkan variable di integral dan dalam banyak bentuk mudah
untuk di kerjakan.

Kita akan menyelidki adanya integral pada (7) kita asumsikan ƒ nyata dan terbatas, dan α
monoton naik di [a,b], jika kita tulis ∫,maka di tulis ∫ .

Definisi 6.3 :

Dikatakan bahwa partisi P* adalah penghalus dari P,jika P* ⊃ P (tentu saja, jika setiap titik pada
P maka itu juga titik P*). Jika terdapat dua partisi, , maka di katakan bahwa P* adalah
penghalus bersama jika P* = ∪ .

P* adalah Penghalus P jika P* ⊃ P

P* adalah Penghalus bersama dari jika P* = ∪

contoh : P={ , , ,… , }

P* = { , , , ,… , } → Di tambahkan satu titik atau lebih dimana saja.

Definisi 6.4

Jika P* adalah Penghalus dari P, maka


( , ƒ, ) ≤ ( , ƒ, ) …(9)

Dan


( , ƒ, ) ≤ ( , ƒ, ) …(10)

Bukti :

Untuk membuktikan persamaan (9), di asumsikan terlebih dahulu P* memuat satu titik lebih
dari P. maka dikeahui banyak titik x* dan mengandaikan < x* < , dimana dan adalah dua
titik berurutan dari P. taruh
= inf ƒ(x) ( ≤ ≤ x*),

= inf ƒ(x) (x* ≤ x ≤ ).

Jelas bahwa ≥ dan ≥ , dimana, sebelumnya,

= inf ƒ(x) ( ≤x≤ )

Karenanya

L(P*, ƒ, α) – L(P, ƒ, α)

= [α(x*) – α ( )] + [ ( ) - α(x*)] - [α( )-α( )]

=( − ) [α(x*) – α ( )] + ( − )[ ( ) - α(x*)] ≥ 0

Jika P* mempunyai titik k dari P, kita ulangi penyebab titik k dari (9). Buktinya itu adalah
kebalikan dari (10)

Teorema 6.5

dα ≤ dα

Bukti :

P* penghalus bersama dari dua partisi . Dengan menggunakan teorema 6.4:

L(P1, ƒ, α) ≤ L(P*, ƒ, α) ≤ U(P*, ƒ, α) ≤ U(P2, ƒ, α).

Karenanya

L(P1, ƒ, α) ≤ U(P2, ƒ, α) …(11)

Jika P2 tetap dan suprimum diambil untuk semua partisi P1 , maka menghasilkan persamaan (11),
menjadi:

dα ≤ U(P , ƒ, α) … (12)

Teorema ini menjelaskan inf /minim ke atas untuk semua P2 di persamaan (12).

dα ≤ inf U(P, ƒ, α).


Teorema 6.6

ƒ∈ ℛ( ) pada interval [a,b] jika dan hanya jika untuk setiap > 0 dimana sebuah partisi a dari P
sedemikian sehingga

U(P, ƒ, α) - L(P, ƒ, α) < …(13)

Bukti :

untuk setiap P kita misalkan

L(P, ƒ, α) ≤ dα ≤ dα ≤ U(P, ƒ, α).

Dan persamaan (13) menjadi

0≤ dα − dα <

Karena , jika (13) dapat manghasilkanuntuk seiap > 0, maka didapat :

dα = dα

Ini adalah, ƒ∈ ℛ( ).

Sebaliknya, dimisalkan ƒ∈ ℛ( ) dan di dapat > 0 , kemudian partisi menjadi

( , ƒ, ) – ∫ < 2 …(14)

∫ dα - L(P1, ƒ, α) < …(15)

Kita pilih P menjadi penghalus bersama dari . Kemudian teorema 6.4, dengan (14) dan (15),
sehingga menjadi:

U(P, ƒ, α) ≤ U(P2, ƒ, α) < ∫ dα + < L(P1, ƒ, α) + ≤ L(P, ƒ, α) +

Sehingga (13) untuk partisi P.

Teorema 6.6 telah selesai dengan criteria persaman untuk Integral. Sebelum menggunakannya,
terlebih dahulu kita menyatakan beberapa fakta yang erat.

Teorema 6.7
a) Jika U(P,ƒ,α) - L(P, ƒ, α) < untuk beberapa partisi P dan > 0, maka U(P,ƒ,α) < untuk semua
penghalus P.
b) Jika U(P,ƒ,α) - L(P, ƒ, α) < berlaku untuk P = { , , , … , } dan jika , adalah sembarang
titik anggota [ , ] maka

|f(s ) − ƒ(t )| Δ <

c) Jika ƒ∈ ℛ( )dan memenuhi hipotesis b), maka

ƒ( ) Δ − ƒ <

Bukti

a) Teorema 6.4 kebalikan dari a). Kita asumsikan bahwa didalam b), ƒ(s )dan ƒ(t ) keduanya di
anggap di dalam [ , ], sedemikian sehingga |ƒ(s ) − ƒ(t )| ≤ M − m .
Seperti

|ƒ(s ) − ƒ(t )| Δ < U(P, ƒ, α) − L(P, ƒ, α)

P* penghalus P

L(P*, ƒ, α) ≥ L(P, ƒ, α)

U(P*, ƒ, α) ≤ U(P, ƒ, α)

{ U(P, ƒ, α) - L(P, ƒ, α) ≥ U(P*, ƒ, α) - L(P*, ƒ, α) } <

Sehingga terbukti b).

f(s ) ≤ M
b) s ∈ [ , ]
f(s ) ≥ m
f(t ) ≤ M
t ∈ [ , ]
f(t ) ≥ m
{≤M −m }

|ƒ(s ) − ƒ(t )| Δ <

c) m ≤ ƒ(t ) ≤ M
Ketidaksamaan jelas nyata.

L(P, ƒ, α) ≤ ƒ( ) Δ ≤ U(P, ƒ, α)

L(P, ƒ, α) ≤ ƒ ≤ U(P, ƒ, α)

ƒ( ) Δ − ƒ ≤ U(P, ƒ, α) − L(P, ƒ, α) <

Teorema 6.8

Jika ƒ continue pada [a,b] maka ƒ∈ ℛ( )pada [a,b]

Bukti

ƒ∈ ℛ( ) ⟺ ∀ > 0, ∃ [ , ] ∋ U(P, ƒ, α) − L(P, ƒ, α) <

ambil sembarang > 0.

sehingga terdapat

∃ > 0 ∋ |ƒ( ) − ƒ( )| <

Untuk / jika ∈ [ , ] , ∈ [ , ] dengan | − | <

Karena ƒ continue seragam ( berdasarkan teorema 4.19), pilih

> 0 ∋ [ ( ) − ( )]. <

Dibuat partisi P pada [a,b] ∋ ∆ < untuk ∀

|ƒ(x ) − ƒ(x )| <

Sedangkan

M − m = sup ƒ(x) − inf ƒ(x) <


Dari hubungan diatas , maka diperoleh

U(P, ƒ, α) − L(P, ƒ, α) = (M − m )Δ

η Δ = ( ( ) − ( )) <

Teorema 6.9

Jika ƒ adalah fungsi monoton di [a,b] dan jika fungsi α adalah continue pada [a,b] , maka
ƒ∈ ℛ( ). ( kita asumsikan bahwa α adalah monoton )

Bukti

Ambil sebarang > 0. Untuk semua bilangan asli positif n, pilih a sebagai partisi, sedemikian sehingga

( )− ( )
Δ = ( = 1,2,3, … , )

Hal ini memungkinkan karena α continue (teorema 4.23)

Kita misalkan bahwa ƒ adalah naik monoton ( dapat di buktikan pada kasus lainnya ). Maka

= ƒ( ), = ƒ( ) (i=1,2,3,…,n)

Sehingga

( )− ( )
U(P, ƒ, α) − L(P, ƒ, α) = [ƒ(x ) − ƒ(x )]

( )− ( )
= [ ( ) − ( )] <

Nilai n tergantung pada .

P={ , , ,… , }

Jika n di ambil cukup besar. Dari teorema 6.6 , ƒ∈ ℛ( ).


Teorema 6.10

Anggap f adalah terbatas di [a,b], f hanya terbatas banyak titik yang continue di [a,b]
dan α adalah continue di setiap titik yang mana f discontinue. Maka ƒ∈ ℛ( )

Bukti

Ambil sembarang ε > 0. Ambil M = Sup | f (x) |, Ambil sembarang E menjadi titik aturan
dimana f adalah tidak continue (discontinue). Karena E terbatas dan α continue di setiap titik
pada E, kita dapat menentukan E dengan banyak interval yang tidak berhubungan yang terbatas
[u , v ] ⊂ [a, b] seperti penjumlahan dari perbedaan koresponden α − ( ) lebih rendah
dari ε. Selanjutnya, kita akan meletakan interval ini seperti sebuah jalan dari setiap titik dari
∩ ( . ) pada interior [u , v ].

Perubahan tahap (u , v ) dari [a, b]. Maksud pengaturan K adalah sisa. Karenanya ƒ
adalah keseragaman continue didalam K, dan disana selalu ada δ > 0 seperti |ƒ(s) - ƒ(t)| < ε jika
∈ , ∈ ,| − |< .

Sekarang bentuk sebuah partisi P = { , , ,… , } dari [a,b], sebagai berikut :

Setiap di P. Setiap di P. Tidak ada titik dari tahap (u , v ) di P. Jika adalah satu dari
,maka ∆ < .

Catatan bahwa Mi - mi ≤ 2M untuk setiap i. setelah itu M − m ≤ ε tidak rendah


yaitu satu dari . Karrenanya, seperti pada Bukti pada teorema 6.8,

U(P, ƒ, α) − L(P, ƒ, α) ≤ [α(b) − α(a)] + 2

Karena ε itu tidak tentu, teorema 6.6 menunjukkan bahwa ƒ∈ ℛ( )

Catatan : jika f dan α mempunyai sebuah titik yang discontinue, maka f tidak berubah menjadi
ℛ( ).
Teorema 6.11

Misalkan ƒ ∈ ℛ( ) pada [ , ] , ≤ ≤ , kontinue pada [ , ] , dan ℎ( ) = ( )


pada [ , ].

 Bukti :

ƒ ∈ ℛ( )

a b

terdapat fungsi lain

Z fungsi kontinue

m M Y
ℎ( ) = ( ) = h ∈ ℛ( )

catatan : Tidak harus keduanya Ter-Integral Riemann.

Karna walaupun salah satunya adalah fungsi kontinue, maka pada akhirnya ter-Integral Riemann juga.

Penjelasan :

Pilih > 0. Ketika kontinue seragam pada [ , ] , terdapat > 0 sedemikian sehingga
< dan | ( ) − ( )| < jika | − | ≤ dan , ∈ [ , ] .

Karena ƒ ∈ ℛ( ), dimana sebuah partisi ={ , , ,…, } pada selang [ , ] sedemikian


sehingga

U(P, ƒ, α) − L(P, ƒ, α) = δ … (18).

Ambil sembarang , yang mempunyai arti atau pengertian yang sama dengan Defenisi 6.1,
yaitu
= sup ƒ( ) ( ≤ ≤ )

= inf ƒ( ) ( ≤ ≤ ),

Dan ambil sembarang , ∗ dapat disamakan dengan bilangan ℎ. Untuk Bilangan 1, … ,
dapat dibagi ke dalam dua bagian,yaitu :

∈ − < , ∈ − ≥ .
∗ ∗
Untuk ∈ , kita pilih untuk menunjukkan − ≤ .
∗ ∗ | ( )| ,
Untuk ∈ , − ≤2 , dimana = ≤ ≤ . Dengan persamaan (18),
kita dapat

∆ ≤ ( − )∆ < … (19)

Sehingga ∑ ∆ < . jadi

( , ℎ, ) − ( , ℎ, ) = ∗ ∗ ∗ ∗
( − )∆ + ( − )∆

≤ [ ( ) − ( )] + 2 < [ ( )− ( ) + 2 ].

Karena dapat berubah-ubah, teorema 6.6 membuktikan bahwa ℎ ∈ ℛ( ).


SIFAT-SIFAT DARI INTEGRAL

Teorema 6.12

(a) ∈ ℛ( ) ∈ ℛ( ) [ , ],
+ ∈ ℛ( )
∈ ℛ( ) ,

( + ) = + ,

= .

(b) Jika ( )≤ ( ) [ , ],

(c) Jika ∈ ℛ( ) [ , ] dan jika < < , maka ∈ ℛ( ) pada [ , ] dan pada [ , ] , dan

+ =

X
a b c

(d) Jika ∈ ℛ( ) [ , ] dan jika | ( )| ≤ [ , ], maka

≤ [ ( )− ( )] .

(e) Jika ∈ ℛ( ) ∈ ℛ( ), maka ∈ ℛ( + ), dan

( + )= +
Jika ∈ ℛ( ) dan c adalah bilangan konstan positif, maka ∈ ℛ( ) dan

( )=

 Bukti :

Jika = + dan adalah suatu partisi pada [ , ] ,kita dapat

( , , )+ ( , , )≤ ( , , )≤ ( , , )≤ ( , , )+ ( , , ) … (20)

jika ∈ ℛ( ) ∈ ℛ( ). Ambil sembarang > 0. Dari partisi ( = 1,2) sedemikian sehingga

, , – , , <

Pertidaksamaan ini berlangsung jika dan diganti dengan P penghalus bersama. Maka
persamaan (20) membuktikan bahwa

( , , )− ( , , ) <2 ,

Dimana bukti dari ∈ ℛ( ).

Dengan P kita dapat

, , < + ( = 1,2);

Karena persamaan (20) membuktikan

≤ ( , , )< + +2 .

Ketika dapat berubah-ubah, kita akhiri dengan

≤ + … (21).

Jika kita ganti dan di dalam persamaan (21) dengan − dan − , ketidaksamaan ini adalah
kebalikannya. Dan persamaan ini terbukti.

Teorema 6.13

Jika ∈ ℛ( ) dan ∈ ℛ( ) [ , ],

a) ∈ ℛ( );
b) | | ∈ ℛ( ) ∫ ≤∫ | | .
 Bukti :
Jika kita ambil ( ) = , Teorema 6.11 menunjukkan bahwa ∈ ℛ( ) jika ∈ ℛ( ).

ciri-cirinya

4 =( + ) −( − )

Bukti dari (a) sudah lengkap.

Jika kita ambil ( ) = | | , dengan cara yang sama Teorema 6.11 menunjukkan bahwa | | ∈ ℛ( ).

Pilih c = ± 1, sehingga

≥0

Maka

= = ≤ | | ,

Ketika ≤ | |.

Definisi 6.14

Fungsi tangga satuan didefinisikan sebagai berikut :

0, ≤0
I( ) =
1, >0

 penjelasan dalam bentuk berupa gambar:

1 0 0
= 0 1 0 =
0 0 1

0 X
Teorema 6.15

Jika < < , di batasi selang [ , ] , kontinue ke s, dan ( ) = ( − ), maka

= ( ).

 Bukti :

Anggaplah Partisi ={ , , ,… , } dimana = , dan = < < = . Maka

( , , )= , ( , , )=

Saat kontinue ke s, kita lihat bahwa dan konvergen pada ( ) dengan → .

Y f

( )= ( − )

a s b X

( )

( )

( )

0 a s b X

0, − ≤0

( )= ( − )=
1, − >0
>
= ( ). !

Definisi 6.16

Misalkan ≥ 0 untuk 1,2,3, … , ∑ konvergen, { } adalah barisan dari titik diskontinue dalam selang
[ , ], dan

( )= ( − ) … (22).

Ambil sembarang yang kontinue pada selang [ , ]. Maka

= ( ) … (23).

 Bukti

Perbandingan menunjukkan pada persamaan (22) konvergen untuk setiap . Jumlah ( )


mempunyai sifat monoton, dan ( ) = 0 , ( ) = ∑ .

Ambil sembarang > 0, dan pilih sehingga

<

Dengan memasukkan

( )= ( − )

( )= ( − )

Dari Teorema 6.12 dan 6.15,

= ( ) … (24)

Saat ( )− ( )< ,
≤ … (25),

Dimana = | ( )|. Ketika = + , mengikuti dar persamaan (24) dan (25) yaitu

− ( ) ≤ … (26)

Jika kita ambil → ∞ , kita dapatkan persamaan (23).


Penjelasan dalam berupa gambar :

= ( )

( )= ( − )= ( − )+ ( − )+ ( − )+⋯+ ( − )

a b X

< ⟹ − <0 Banyak titik tak terhingga

( − )=0

< < ⟹ ( − )=1⟹ ( )= .1 + .0 + .0 + ⋯+ .0 =


Definisi 6.17

Teorema ini terkait dengan metode Integral.

Di asumsikan adalah monoton naik dan ′ ∈ ℛ pada selang [ , ]. Misal kan adalah
fungsi Real yang terbatas pada selang [ , ].

maka ∈ ℛ( ) jika hanya jika ′ ∈ ℛ. Dalam kasus ini

= ( ) ′( ) … (27).

∫ ∫ .

Fungsi itu hasil turunannya Integral Riemann.

Contoh :

1 1 1 1 2
+1 = +1 + = +1 ( + 1) = ( + 1)
2 2 2 3 3

Keterangan : dari ∫ √ +1


= ( ) dan ( ) =

√ +1= ( )

 Bukti :

Ambil sembarang > 0 dan aplikasikan teorema 6.6 ke ′: termasuk partisi


= { , , , … , } pada selang [ , ] sedemikian sehingga

( , ′) − ( , ′) < … (28)

Berdasarkan teorema nilai tengah disini dilengkapi titik ∈[ , ] sedemikian sehingga

∆ = ′( )∆

Untuk = 1,2, … , . Jika ∈[ , ] , maka

| ′( ) − ′( )| ∆ < … (29),
Dari persamaan(28) dan torema 6.7(b). ambil = | ( )|. saat

( ) ′( )∆
( )∆ =

Mengikuti persamaan (29) bahwa

( ) ′( )∆
( )∆ = ≤ … (30)

Dalam keterangan-keterangan,

( )∆ ≤ ( , ′) +

Untuk semua pilihan pada ∈[ , ]. Supaya

( , , )≤ ( , ′) +

Persamaan rumus yang penting dari persamaan (30) untuk

( , ′) ≤ ( , , )+ .

Sehingga

| ( , , )− ( , ′)| ≤ … (31)

Sekarang catat bahwa persamaan (28) sebenernya tetap jika adalah pengganti untuk setiap
penghalus. Karena persamaan (31) juga sama. Kita simpulkan bahwa

− ( ) ′( ) ≤

Tapi dapat brubah-ubah. Karena

= ( ) ′( ) … (32),

Untuk setiap yang di batasi . Persamaan integral bawah ini mengikuti persamaan (30) sama persis.
INTEGRAL DAN DIFFERENSIAL

Teorema 6.20

Misalkan ∈ ℛ( ) [ , ] untuk ≤ ≤ , pilih

( )= ( ) .

Maka kontinue pada [ , ] ; selanjutnya , jika kontinue di titik [ , ], maka


terdefferensial di , dan

′( ) = ( )

Penjelasan berupa gambar :

Y f

F(x)

a x y b X

ket :

( )→

( )→

| ( ) − ( )| = ∫ ( ) →

 Bukti

Saat ∈ ℛ( ), adalah pembatas. Misalkan | ( )| ≤ untuk ≤ ≤ . jika ≤ < ≤ , maka

| ( ) − ( )| = ( ) ≤ ( − )

Dari teorema 6.1(c) dan (d). diberikan sembarang > 0, kita lihat bahwa
| ( ) − ( )| < ,

| ( )| ≤

| ( ) − ( )| = ( ) ≤ | ( )| ≤ = . = ( − )

Teo. 6.13 Teo. 6.12(d)

| ( ) − ( )| <

Ini membuktikan bahwa | − |< = terbukti kontinue pada

∴ Terbukti bahwa kontinue Seragam.

Sekarang Jika fungsi kontinue di , diberikan sembarang > 0 pilih > 0 sedemikian sehingga

| ( ) − ( )| <

Jika | − |< , ≤ ≤ . sehingga , jika

− < ≤ ≤ < + ≤ < ≤

s t

− +

( )− ( ) 1
− ( ) = [ ( )− ( )] <
− −

Pembuktian :

( )− ( ) 1
− ( ) = ( ( ) − ( )) − ( )
− −

( )− ( ) 1 1
− ( ) = ( ) − ( )
− − −

( )− ( ) 1
− ( ) = [ ( ) − ( )]
− −
( )=

Bukti bahwa

1
( )= ( )

1
( ) = [ ( ) ]

1
( ) = ( ( ) − ( ) )

1
( ) = ( )( − )

( − )
( ) = ( )
( − )

( ) = ( )

Kembali lagi ke atas,

( )− ( ) 1
− ( ) = [ ( ) − ( )] <
− −

1
= [ ( ) − ( ) ]

1
= [( ( ) − ( ) ) − ( ( ) − ( ) )]

1
= [( ( ) − ( )) − ( ( ) − ( )) ]

1
= [( ( ) − ( ))( − )]

= [ ( )− ( )] <

Menurut pengertian kontinue | ( ) − ( )| <

Maka terbukti bahwa

( )− ( ) 1
− ( ) = [ ( )− ( )] <
− −
( )− ( )
= ( )

Berdasarkan teorema nilai tengah

Setiap kontinue dan setiap ada 2 titik yang berbeda , maka ada titik diantara 2 titik yang
berbeda itu, sedemikian sehingga adalah ′( ). Maka

( )− ( )
= ( ) = ′( )

Teorema 6.21

Teorema fundamental kalkulus. jika ∈ ℛ( ) [ , ] dan jika ada fungsi terdefferensial


[ , ] sedemikian sehingga ’ = , maka

( ) = ( )− ( )

Contoh :

1 1 1
= = (10) − (1) = ⋯
3 3 3

 Bukti :

Ambil sembarang > 0. Disini harus menunjukkan bahwa selisih dari

( ) = ( )− ( )

Harus sama dengan Nol (0). Atau nilai mutlaknya lebih kecil dari setiap bilangan positif .

( )− ( )− ( ) <

Untuk setiap > 0 maka terdapat sebuah partisi ( karena ∈ ℛ ) yaitu = { , , , … , } pada
[ , ] sedemikian sehingga supaya ( , ) − ( , ) < . Berdasarkan teorema nilai tengah, setiap
ada 2 titik, pasti ada titik yang merupakan anggota titik itu. Maka terdapat titik ∈[ , ]
sedemikian sehingga

( )− ( ) = ( )∆
Untuk = 1,2, … , . Jadi

( )− ( ) ′(
= )= ( )

Atau

( )− ( )= ( ). ∆

( )− ( ) = ( ). ∆

( )− ( ) = ( ). ∆

Atau

( )∆ = ( ) − ( ).

Keterangan :

( ) = titik

∆ = jarak

Berdasarkan teorema 6.7(c),

( ). ∆ − ( ) <

sehingga

( )− ( )− ( ) <

Maka

| ( ) − ( )| = ( ) <

untuk setiap > 0. Terbukti !!!


Teorema 6.22

Integral parsial. Misalkan dan adalah fungsi-fungsi tedefferensial pada [ , ] , ′ = ∈ ℛ dan


′ = ∈ ℛ. Maka

( ). ( ) = ( ). ( ) − ( ). ( ) − ( ). ( ) .

Contoh :

. sin =⋯

 Bukti :

Buat siatu fungsi baru, misal ( ) = ( ) ( ).

( ) & ( ) adalah fungsi yang terdefferensial, maka ( ) juga fungsi yang trdefferensial.

Maka terdeferrensial pada [ , ] , dan turunannya ′ = ℎ ∈ ℛ ( sesuai dengan/menurut teorema


6.21)

ℎ( ) = ( )− ( )

ℎ( ) turunan dari ( ).

ℎ( ) = ( ) ( ) + ( ) ( )

jadi, jika

( ( ) ( )+ ( ) ( )) = ( ). ( ) − ( ). ( )

Maka ,

( ). ( ) = ( ). ( ) − ( ). ( ) − ( ). ( ) .
Nurul Chairunnisa Utami Putri :

http://roelcup.wordpress.com

roelcup@gmail.com

cup_13@yahoo.co.id

You might also like