Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah MKPE
Di susun oleh:
Nama : Kurnia Nursyahriati
No. Reg : 5215 07 0249
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
nikmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga makalah yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Elektronika Dasar Melalui Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)” ini
dapat terselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan.
Tidak lupa salawat serta salam penulis haturkan kepada Junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga
akhirzaman yang selelu berada dijalan kebenaran.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada bapak Dr. Bambang
Dharmaputra M.Pd selaku dosen mata kuliah Metodologi Khusus Pengajaran
Elektronika (MKPE).
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai suatu telaah terhadap
upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Elektronika Dasar
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang
di pakai dalam makalah ini adalah Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning)
yang dapat menjadi acuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di mata
pelajaran elektronika dasar dengan memberikan pelajaran tambahan (remedial)
pada siswa yang mengalami kesulitan mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan agar mereka juga bisa sukses melewati kajian itu dan memberikan
pengayaan (enrichment) kepada siswa yang berhasil tuntas menguasai kajian yang
telah diajarkan. Pendekatan ini mengupayakan agar siswa yang lamban menyerap
kajian tidak merasa rendah diri, dan siswa yang cepat mengusai kajian tidak
menjadi tinggi hati, juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna menjadi bahan evaluasi
bagi penulis dalam pembuatan karya tulis berikutnya.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
ABSTRAK
1. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia kurang memberikan kesempatan kepada
peserta didik dalam berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan
kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, serta
kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual. Proses
pendidikan dalam sistem persekolahan kita termasuk di SMK, umumnya
belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi
pembelajaran secara tuntas salah satunya pada mata pelajaran Elektronika
Dasar. Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menguasai materi
pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran
kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.
Sesuai dengan cita-cita dari tujuan pendidikan nasional, guru perlu
memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan
kemampuan internal peserta didik di dalam merancang strategi dan
melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu misalnya dengan
menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik mampu mencapai kompetensi secara penuh, utuh dan kontekstual.
Pendekatan pembelajaran diarahkan pada upaya mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam mengelola perolehan belajar (kompetensi)
yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing. Dengan demikian proses
pembelajaran lebih mengacu kepada bagaimana peserta didik belajar dan
bukan lagi pada apa yang dipelajari.
Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) yang bertujuan untuk
memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap
kompetensi tertentu. Pendekatan ini mengacu pada ketuntasan individual
siswa dan memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar, serta untuk
mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar, sehingga dengan
penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi
masing-masing peserta didik secara optimal dan mengupayakan agar siswa
yang lamban menyerap kajian tidak merasa rendah diri, dan siswa yang cepat
mengusai kajian tidak menjadi tinggi hati, juga dapat menumbuhkan rasa
percaya diri.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas memunculkan beberapa permasalahan terkait
dengan proses pembelajaran siswa yang terkait dengan motivasi belajar siswa
SMK pada mata pelajaran Elektronika Dasar melalui Pendekatan
Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Diantaranya adalah:
a. Pemahaman tentang motivasi, mata pelajaran Elektronika Dasar, dan
Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
b. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa SMK pada mata pelajaran
Elektronika Dasar.
3. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
a. Memberikan solusi kepada para pengajar dalam melakukan proses
pembelajaran bisa menggunakan macam-macam strategi pembelajaran dan
salah satunya mengunakan Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery
Learning) .
b. Memberitahukan apa itu Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery
Learning).
c. Meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan
menguasai mata pelajaran dasar.
4. Metode Pembahasan
Penulis menggunakan tinjauan pustaka dan analisis yang mendasar terhadap
pembuatan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi
Secara etimologis, Winardi (2002 : 1, dalam artikel Rasto)
menjelaskan istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin,
yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa
Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau
hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.
Selanjutnya Winardi (2002:33) mengemukakan, motivasi seseorang
tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal tersebut diskusi
mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif. Pada intinya dapat
dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan. Steiner
sebagaimana dikutip Hasibuan (2003:95, dalam artikel Rasto) mengemukakan
motif adalah “suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak
dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir”. Ali sebagaimana
dikutip Arep dan Tanjung 2004:12, dalam artikel Rasto) mendefinisikan motif
sebagai “sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang”.
Motivasi (wikipedia.org) adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait
dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak
menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan
dengan arah yang menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang
terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat
mempertahankan usahanya.
Sedangkan beberapa pengertian menurut para ahli manajemen sumber
daya manusia, diantaranya yaitu: (dalam arikel Anne Ahira)
1. Motivasi menurut Wexley & Yukl adalah pemberian atau penimbulan
motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
2. Motivasi menurut Mitchell, motivasi mewakili proses - proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
3. Ray lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses,
yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal
melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke
arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul,
terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi
menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan
sesuatu. Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan
mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik
menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka
untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
individu lain/ organisasi.
Pengertian Motivasi Belajar yang paling sederhana
(motivasibelajar.net) adalah sesuatu yang menggerakkan orang baik secara
fisik atau mental untuk belajar. Sesuai dengan asal katanya yaitu Motif yang
berarti sesuatu yang memberikan dorongan atau tenaga untuk melakukan
sesuatu. Karena kita bicara tentang belajar maka ya sesuatu yang mendorong
kita untuk belajar untuk mendapatkan sesuatu.
Kesimpulan dari beberapa tulisan diatas Motivasi adalah sesuatu
dorongan yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dan
untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sedangkan motivasi belajar
adalah sesuatu dorongan dalam diri siswa untuk melakukan suatu
pembelajaran agar mendapatkan sesuatu yaitu ilmu, pengalaman, ataupun
yang lainnya.
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan
mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang,
di antaranya:
Ø Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan
hasrat seksual.
Ø Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan
intelektual.
Ø Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya.
Ø Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki
mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
Ø Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya
sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Terdapat dua faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk
belajar, yaitu:
Ø Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini
terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar
untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
Ø Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa
rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat
memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
B. Elektronika Dasar
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan
listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,
semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti
ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan
pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik
komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini biasanya
disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices). Contoh peralatan/
piranti elektronik ini: Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube, CRT), radio,
TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam
DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer
Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dll.
Elektronika Dasar adalah mata pelajaran yang mempelajari proses
terjadinya aliran listrik, elektronika dasar juga mempelajari tentang komponen
elektronika serta fungsi-fungsinya.
Dalam mempelajari mata pelajaran ini kita akan mengetahui fungsi-
fungsi dari komponen elektronika dan mengetahui sejarah alat elektronika
dapat berbentuk seperti saat ini seperti televisi, radio, komputer, dll. Iru semua
berawal dari kumpulan komponen yang sangat kecil kemudian dirangkai dan
akhirnya dapat mengoperasikan sesuatu yang diinginkan.
Pada saat ini komponen elektronika sudah berbentuk lebih ringkas
seperti yang kita ketahui yaitu IC (Integrated Circuit) adalah kumpulan dari
beribu-ribu bahkan sekarang jutaan transistor berda dalam IC tersebut.
Elektronika dasar merupakan mata pelajaran yang sering kali di
remehkan oleh siswa karena menganggapnya mudah untuk dipelajari padahal
sering kali pada saat ujian nilai elektronika dasar pada jatuh padahal mata
pelajaran ini merupakan mata pelajaran produktif.
Oleh karena itu sebagai guru seharusnya memikirkan mengapa
ketuntasan yang diharapkan terkadang tidak sesuai harapan dan itu perlu
dianalisa, sehingga guru dapat melakukan beberapa strategi agar proses
pembelajaran sesuai yang diharapakan dan hasil pembelajaran itu tercapai dan
tidak hanya bersifat sementara tetapi tetap.
Begitu juga dalam mata pelajaran elektronika dasar ini, guru harus
memikirkan apa kendala yang dihadapi siswa pada mata pelajaran ini dan bisa
menggunakan strategi pembelajaran secara tepat, efektif dan efisien. Strategi
guru tersebut juga harus menumbuhkan motivasi belajar siswa dikelas maupun
diluar kelas sehingga mereka benar-benar serius mempelajari pelajaran yang
telah disampaikan oleh guru.
7. Evaluasi
Penting untuk dicatat bahwa ketuntasan belajar dalam KTSP
ditetapkan dengan penilaian acuan patokan (criterion referenced) pada
setiap kompetensi dasar dan tidak ditetapkan berdasarkan norma (norm
referenced). Dalam hal ini batas ketuntasan belajar harus ditetapkan oleh
guru, misalnya apakah peserta didik harus mencapai nilai 75, 65, 55, atau
sampai nilai berapa seorang peserta didik dinyatakatan mencapai
ketuntasan dalam belajar. Asumsi dasarnya adalah:
a. Bahwa semua orang bisa belajar apa saja, hanya waktu yang
diperlukan berbeda,
b. Standar harus ditetapkan terlebih dahulu, dan hasil evaluasi adalah
lulus atau tidak lulus. (Gentile & Lalley: 2003)
Sistem evaluasi menggunakan penilaian berkelanjutan, yang ciri-
cirinya adalah:
a. Ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap Kompetensi
Dasar
b. Ulangan dapat dilaksanakan terdiri atas satu atau lebih Kompetensi
Dasar (KD)
c. Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial
dan program pengayaan.
d. Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotor
e. Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti
pengamatan, kuesioner, dsb.
Sistem penilaian mencakup jenis tagihan serta bentuk
instrumen/soal. Dalam pembelajaran tuntas tes diusahakan disusun
berdasarkan indikator sebagai alat diagnosis terhadap program
pembelajaran. Dengan menggunakan tes diagnostik yang dirancang secara
baik, peserta didik dimungkinkan dapat menilai sendiri hasil tesnya,
termasuk mengenali di mana ia mengalami kesulitan dengan segera.
Sedangkan penentuan batas pencapaian ketuntasan belajar, meskipun
umumnya disepakati pada skor/nilai 75 (75%) namun batas ketuntasan
yang paling realistik atau paling sesuai adalah ditetapkan oleh guru mata
pelajaran, sehingga memungkinkan adanya perbedaan dalam penentuan
batas ketuntasan untuk setiap KD maupun pada setiap sekolah dan atau
daerah.
Mengingat kecepatan tiap-tiap peserta didik dalam pencapaian KD
tidak sama, maka dalam pembelajaran terjadi perbedaan kecepatan belajar
antara peserta didik yang sangat pandai dan pandai, dengan yang kurang
pandai dalam pencapaian kompetensi. Sementara pembelajaran berbasis
kompetensi mengharuskan pencapaian ketuntasan dalam pencapaian
kompetensi untuk seluruh kompetensi dasar secara perorangan. Implikasi
dari prinsip tersebut mengharuskan dilaksanakannya program-program
remedial dan pengayaan sebagai bagian tak terpisahkan dari penerapan
sistem pembelajaran tuntas.
1. Kesimpulan
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning)
sangat baik dilakukan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar
dan dapat menyerap pelajaran pada saat pembelajaran sedang berlangsung
tetapi mereka menguasai mata pelajaran tersebut sampai sepanjang masa.
Pendekatan ini juga mengatasi kesenjangan antara murid yang
pandai dengan murid yang kurang pandai dalam menguasai suatu
kompetensi pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, misalnya pada
mata pelajaran Elektronika Dasar.
2. Saran
a. Guru harus melakukan pendekatan individu kepada setiap murid atau
melalui guru BK menanyakan masalah-masalah yang dihadapi murid.
Sehingga proses pembelajaran tidak terganggu.
b. Guru harus lebih menguras pikiran mereka, memikirkan tentang stategi
apa yang akan dipakai bila dengan strategi yang satu tidak berhasil.
c. Guru harus membiasakan murid untuk mencari ilmunya sendiri dan
membimbing bila ada yang kurang dimengerti murid atau salah
asumsi.
DAFTAR PUSTAKA