Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Manajemen Lingkungan industri
B. Tujuan
2
Manajemen Lingkungan industri
1. Bahan Baku
3
Manajemen Lingkungan industri
Glukosa fruktosa
4
Manajemen Lingkungan industri
- Pemanasan harus pada suhu optimum, karena walau suhu yang tingi
dapat mempercepat proses reaksi tetapi akan membentuk karamelisasi
- Kapur
5
Manajemen Lingkungan industri
terhadap dua senyawa kalsium yaitu kapur tohor (CaO) dan susu kapur
(CA (OH)2) dengan cara pembuatan sebagai berikut:
- Belerang (SO2)
6
Manajemen Lingkungan industri
- Flokulan
- Fondant
- Tawas
7
Manajemen Lingkungan industri
a. Air
b. Uap
c. Listrik
d. Bahan Bakar
8
Manajemen Lingkungan industri
B. Proses Produksi
Dalam proses pembuatan gula, ada beberapa tahapan yang harus dilalui antara
lain:
1. Stasiun Persiapan
Tebu berasal dari perkebunan diangkut oleh truk dan lori menuju
penimbangan. Untuk tebu yang di angkut truk, pertama- tama ditimbang di
timbangan bruto . selanjutnya tebu dipindahkan ke lori untuk dibawa ke
stasiun penggilingan, dan truk tanpa tebu tersebut ditimbang lagi untuk
mendapatkan timbangan netto. Kedua alat penimbangan tersebut
menggunakan system komputerisasi. Pemindajan tebu dari truk ke lori
dengan kapasitas antara 8-10 ton dilakukan dengan menggunakan alat
cane crane.
9
Manajemen Lingkungan industri
2. Stasiun Penggilingan
10
Manajemen Lingkungan industri
3. Stasiun Pemurnian
11
Manajemen Lingkungan industri
- Penyaringan
- Defekasi
12
Manajemen Lingkungan industri
- Sulfitasi
- Pengendapan
13
Manajemen Lingkungan industri
4. Stasiun Evaporasi
14
Manajemen Lingkungan industri
sebagai bleaching. Selain itu juga dapat menurunkan pH nira menjadi 5,4
alu nira di teruskan ke peti tunggu pemasakan.
5. Stasiun Kristalisasi
- Masakan A
- Masakan C
Masakan C terdiri dari stroop A, nira kental dan gula D2. Gula D2
digunakan sebagai inti Kristal masakan C. Secara umum proses
pemasakan/ kristalisasi masakan C sama seperti masakan A. Hasil dari
pan masakan C dipompan ke palung pendinginan C dan selanjutnya
diputar pada putaran C. Gula C yang dihasilkan dalam proses
selanjutnya akan digunakan sebagai bibit untuk masakan A. Ukuran
15
Manajemen Lingkungan industri
- Masakan D
- Masakan bibit
Masakan bibit berasal dari gula D2, nira kental, dan klare SHS.
Nira kental dimasak sampai mencapai konsentrasi daerah labil
kemudian ditambah gula D2 dengan jumlah tertentu, campuran ini
kemudian dimasak hingga lewat jenuh kemudah ditambahkan lagi nira
kental dan klare SHS dalam jumlah tertentu secara bertahap sampai
volume maksimal, kemudian dimasukkan ke palung pendinginan.
6. Stasiun Putaran
16
Manajemen Lingkungan industri
7. Stasiun Penyelesaian
17
Manajemen Lingkungan industri
Masalah limbah menjadi topik utama yang dibicarakan dan dibahas oleh
para pemerhati lingkungan. Banyak perusahaan yang ditutup karena proses
penanganan limbah yang tidak baik. Limbah merupakan sisa dari hasil kegiatan
yang tidak memiliki nilai ekonomis. Pada umumnya limbah berasal adri rumah
tangga, pertanian, industri, dan lain-lain. Secara umum limbah bias menjadi
tiga macam yaitu :
• Limbah padat
Istilah limbah padat atau sampah memiliki arti yang kurang lebih sama,
walaupun istilah sampah lebih sering digunakan. Limbah padat atau merupakan
bahan sisa, baik bahan yang sudah tidak digunakan lagi (barang bekas) maupun
bahan yang sudah diambil bagian utamanya dan ditinjau dari segi social
ekonomi tidak ada harganya, jika dilihat dari segi lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran dan gangguan kesehata (Hadiwiyoto,1983). Limbah
padat dapat digolongkan menurut sumber penghasilnya, misalnya limbah
domestic yaitu limbah yang berasal dari rumah tangga, kantor, pasar, industri,
18
Manajemen Lingkungan industri
Pada industri gula limbah padat yang dihasilkan berupa blotong dan ampas
yang dapat diolah menjadin kompos dan bahan bakar untuk ketelan.
• Limbah cair
Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD dan
membunuh mikroorganisme pathogen atau berbahaya. Selain itu diperlukan
tambahan pengolahan untuk menghilangkan komponen beracun dan bahan-
bahan yang tidak dapat terdegradasi.
• Limbah gas
19
Manajemen Lingkungan industri
o Kebauan merupakan bau yang tidak diinginkan dalam waktu tertentu yang
dapat mengganggu kesehata manusia dan kenyamanan lingkungan.
o Emisi merupakan makhluk hidup, zat, energy atau komponen lain yang
diahasilkan dari kegiatan yang masuk keudara (Yani et al 2000).
Setiap industi pasti memiliki masalah limbah dan pencemaran udara yang
dihasilkan dari proses produksi. Industri gula menghasilkan polusi udara
berupa kebisingan yang berasal dari mesin pabrik, debu yang berasal dari
ampas yang beterbangan di dalam pabrik, asap berasal dari pembakaran ampas
di ketelan dan uap berasal dari mesin-mesin.
20
Manajemen Lingkungan industri
Setiap limbah yang dihasilkan harus ditangani dengan baik dan ada sarana
pengolahan limbah. Limbah yang dibuang begitu saja mengkibatkan rusaknya
lingkungan disekitar dan kesehatan masyarakat terganggu.
a. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan industri gula yaitu blotong dan ampas abu
dan abu ketel. Blotong merupakan kotoran yang dihasilkan ileh stasiun
pemurnian, ampas tebu berasal dari penggilingan dan abu ketel berasal dari
ketelan. Industri gula memanfaatkan blotong menjadi bahan baku kompos dan
abu ketel sebagai urug jalan.
21
Manajemen Lingkungan industri
Untuk mendapatkan kompos yang baik dan matang dicirikan oleh sifat-sifat
berikut:
Idak larut dalam air, meskipun sebagian dari kompos dapat membentuk
suspense.
Tidak berbau
b. Limbah Cair
Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri gula antara lain tetes, air
jatuhan, dan lain-lain. Penanganan terhadap limbah cair antara lain:
i. Tetes
Merupakan hasil akhir dari pemuatan guka, biasanya berwarna hitam dan
diperoleh daari puteran D1. Tetes merupakan hasil samping yang digunakan
industri lain sebagai bahan baku misalnya pabrik kecap, pabrik alcohol, dan
bumbu masak seperti mecin.
Air jatuhan berasal dari dua kondensor yaitu kondensor pan penguapan
dan pan masakan. Air yang keluar dari kondensor suhunya sekitar 500C. untuk
22
Manajemen Lingkungan industri
menghemat penggunaan air, industri gula mendaur ulang air jatuhan agar bias
digunakan lagi di kondensor. Treatment yang dilakukan pada air jatuhan yaitu
dengan menggunakan alat pendingin agar suhu air turun. Kapasitasnya sekitar
100-150 m3/jam.
iii. Limbah cair lain berupa air pencuci filter dan blow down ketel
Air yang langsung dibuang ke saluran irigasi, biasanya berasal dari air
pencucian filter, blow down ketel dan proses lainnya yang tidak digunakan lagi
untuk kegiatan produksi. Air yang dibuang ke saluran irigasi dapat digunakan
oleh petani untuk mengairi sawahnya.
c. Limbah gas
Kebisingan
Asap
Debu (abu)
23
Manajemen Lingkungan industri
Industri gula menghasilkan partikel debu dan ampas dari ketelan dan stasiun
gilingan. Untuk mengatasi masalah tersebut pekerja menggunakan masker dan
helm pelindung atau memasang alat penangkap debu.
24
Manajemen Lingkungan industri
Menurut Illah Sailah dan Erliza Noor (1989), dalam industri, neraca massa
dari bahan menjadi produk memegang peranan penting. Neraca massa digunakan
dalam merancang bangun proses dan analisa ekonomi, proses control dan
optimasi dari proses. Dasar perhitungan neraca massa adalah hokum kekekalan
massa. Di dalam menggunakan hokum ini ada empat hal utama ini yang perlu
diperhatikan:
25
Manajemen Lingkungan industri
26
Manajemen Lingkungan industri
V. KESIMPULAN
Proses pengolahan tebu menjadi gula menjadi gula terdiri dari beberapa
tahap, yaitu persiapan bahan baku, penggilingan, pemurnian, evaporasi,
kristalisasi, putaran, dan penyelesaian. Tebu yang layak untuk digiling adalah tebu
yang ditebang pada tingkat kemasakan optimal, kadar kotoran maksimal 2% dan
jangka waktu tebang sampai giling tidak lebih dari 36 jam. Keteraturan
penggilingan merupakan parameter pertama dan utama dalam peningkatan
efisiensi.
Secara umum limbah yang dihasilkan dari industri gula ada tiga yaitu;
limbah padat berupa blotong, ampas dan abu dari ketelan; limbah cair berupa
tetes, air cucian pabrik dan air jatuhan kondensat; limbah gas berupa asap, debu,
uap, baud an kebisingan. Limbah padat berupa blotong dan ampas digunakan
sebagi bahan baku kompos dan bahan bakar untuk seumber tenaga mesin uap
sedangkan abu digunakan untuk urug jalan di kebun. Limbah cair berupa tetes
digunakan sebagai bahan baku industri lain seperti pabrik alcohol/ spirtus, pabrik
kecap dan bumbu masak. Air buangan dari pabrik seperti air kodensat setelah di
didinginkan dapat digunakan lagi sedangkan air cucian proses dibuang di saluran
irigasi dan digunakan untuk mengairi sawah petani bawang merah. Limbah gas
berupa asap penanganannya dengan menggunakan cerobong asap yang tinggi
untuk mengurangi polusi udar di sekitar sedangkan untuk uap, debu dan
kebisingan perlu penanganan dan memberikan masker dan helm pada setiap
pekerja dan member alat peredam suara untuk mengurangi bunyi yang
ditimbulkan.
27
Manajemen Lingkungan industri
DAFTAR PUSTAKA
Sailah, Illah dan Erliza Noor. 1989. Dasar Teknik Kimia. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi, IPB.
Gautara dan S. Eijandi. 1975. Dasar Pengolahan Gula. Fatemeta. IPB, Bogor.
Husz, George s. 1972. Sugar Cane: Cultivation and Fertilization. Ruhr Stickstoff
A.9.,Bochum, Jerman Barat.
28