Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthtos,
"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh
Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obat
anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga menghilangkan
kesadaran. Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa
sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot yang optimal agar operasi dapat
berjalan dengan lancar (Ibrahim, 2000).
Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus
melakukan pembiusan total.
Tujuan utama dari pemberian obat premedikasi adalah untuk memberikan sedasi
psikis, mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress mental atau factor-faktor lain
yang berkaitan dengan tindakan anestesi yang spesifik. Hasil akhir yang diharapkan dari
pemberian premedikasi adalah terjadinya sedasi dari pasien tanpa disertai depresi dari
pernapasan dan sirkulasi. Kebutuhan premedikasi bagi masing-masing pasien dapat
berbeda. Rasa takut dan nyeri harus diperhatikan betul pada pra bedah.
2
Mereka sering disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau narkotika, seperti
fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang diperlukan bius lokal.
Efek somatic ini timbul didalam kecerdasan dan menumbuhkan dorongan untuk
bertahan atau menghindari kejadian tersebut. Kebanyakan pasien akan melakukan
modifikasi terhadap manifestasi efek somatic tersebut dan menerima keadaan yaitu
dengan Nampak tenang. Reaksi saraf simpatis terhadap rasa takut atau nyeri tidak dapat
disembunyikan oleh pasien. Rasa takut dan nyeri mengaktifkan syaraf simpatis untuk
menimbulkan perubahan system sirkulasi dalam tubuh. Perubahan ini disebabkan oleh
stimulasi efferen simpatis yang ke pembuluh darah, dan sebagian karena naiknya
katekolamin dalam sirkulasi.
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan adalah:
1. Anestesi permukaan.
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi
untuk mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil
seperti menjahit luka di kulit. Sediaan ini aman dan pada kadar yang tepat tidak
akan mengganggu proses penyembuhan luka.
2. Anestesi Infiltrasi.
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau
sekitar jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di
kulit dan jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau
gusi (pada pencabutan gigi).
3. Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan
diagnostik dan terapi.
3
4. Anestesi Spinal
Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki sampai
tulang dada hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk
operasi perut bagian bawah, perineum atau tungkai bawah.
5. Anestesi Epidural
6. Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan melalui tempat
yang berbeda yaitu ke dalam kanalis sakralis melalui hiatus skralis.
Injeksi dengan top-up : anestesi akan disuntikkan dengan obat penghilang rasa
sakit ke dalam tabung untuk mematikan bagian bawah perut pasien.
Infus kontinu : anestesi yang mengatur kateter epidural. Ujung tabung terpasang
pada pompa, yang akan menghilangkan rasa sakit pada punggung pasien terus-
menerus.
Resistensi Bius
4
bius. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang resisten terhadap obat
bius di antaranya:
1. Pecandu alcohol
2. Pengguna obat psikotropika seperti morfin, ekstasi dan lainnya
3. Pengguna obat anelgesik
Untuk menghindari terjadinya efek samping dan resistensi terhadap obat bius,
sebaiknya pasien benar-benar memastikan kondisi tubuhnya cukup baik untuk
menerima anestesi.
A. Melalui Pernafasan
Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous oxide,
dapat dimasukkan melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas ini
5
mempengaruhi kerja susunan saraf pusat di otak, otot jantung, serta paru-paru
sehingga bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar pada pasien.
Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien operasi
besar yang belum diketahui berapa lama tindakan operasi diperlukan.
Sehingga, perlu dipastikan pasien tetap dalam kondisi tak sadar selama operasi
dilakukan.
B. Injeksi Intravena
Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada teknik injeksi. Pada
epidural,injeksi dapat dipertahankan dengan meninggalkan selang kecil untuk
menambah obat anestesi jika diperlukan perpanjangan waktu tindakan. Sedang
pada spinal membutuhkan jarum lebih panjang dan hanya bisa dilakukan
dalam sekali injeksi untuk sekitar 2 jam ke depan.
D. Injeksi Lokal
Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit untuk
menghasilkan efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja memblokade
6
impuls saraf dan sensasi nyeri dari saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas
dan mati rasa.
7
2.9 Manfaat Anestesi
Keuntungan
Tidak diperlukan persiapan khusus pada pasien.
Tidak membutuhkan alat dan tabung gas yang kompleks
Tidak ada resiko obstruksi pernapasan. Durasi anestesi sedikitnya satu
jam dan jika pasien setuju dapat diperpanjang sesuai kebutuhan operasi
gigi minor atau adanya kesulitan dalam prosedur
Pasien tetap sadar dan kooperatif dan tidak ada penanganan pasca anestesi
Pasien-pasien dengan penyakit serius, misalnya penyakit jantung biasanya
dapat mentolerir pemberian anestesi lokal tanpa adanya resiko yang tidak
diinginkan.
Kerugian
8
2.11 Efek Samping
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat memahami tentang Anestesi
agar lebih mengetahui tujuan dan manfaat Anestesi.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://kesehatan.kompas.com
http://dypta.wordprees.com
11