Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
Hari : Rabu
Tanggal : 24 Agustus 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
Drs. Samiyono,M.T.
NIP. 130 515 758
Dekan
Prof.Dr. Soesanto
NIP. 130 875 753
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Dalam melakukan perbuatan dasarilah dengan hati nurani yang bersih dan selalu
Persembahan
1. Ibunda tersayang, yang tak pernah lelah
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
bantuan dan peran yang tidak dapat didefinisikan satu persatu pada tahapan
4. Drs. Samiyono, M.T. penguji III yang telah membantu dalam penyempurnaan
skripsi ini.
5. Rekan-rekan PTE
Demikian, semoga skripsi yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... I
SARI................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Permasalahan. 3
C. Penegasan Istilah 4
D. Pembatasan Masalah.. 5
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian. 6
G. Sistematika Skripsi 6
BAB 2 LANDASAN TEORI
A. IC Digital ...................................................................................... 8
1. Tingkat Integrasi..................................................................... 8
2. Parameter Gerbang Logika..................................................... 9
B. Teknologi Bipolar......................................................................... 11
1. Transistor Bipolar................................................................... 11
2. Transistor Sebagai Saklar ....................................................... 12
3. Rangkaian Gerbang Digital Bipolar ....................................... 15
4. Logika Sumber Arus dan Pemakai Arus ................................ 17
1. MOSFET ................................................................................ 18
2. Switch Analog MOS .............................................................. 22
3. Rangkaian Gerbang Digital MOS .......................................... 23
E. Kerangka Berfikir......................................................................... 27
F. Hipotesis ....................................................................................... 28
1. Populasi .................................................................................. 29
2. Sampel.. 29
B. Variable Penelitian ....................................................................... 30
C. Pembahasan .................................................................................. 48
BAB 5 PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 55
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 10. Ilistarsi perbedaan antara logika sumber arus dan logika
Halaman
Halaman
PENDAHULUAN
searah (DC) ataupun tegangan listrik bolak-balik (AC) untuk bekerja. Sumber
tegangan DC yang banyak digunakan adalah baterai, hal ini karena kepraktisannya
dan mudah didapat dibandingkan tegangan dari PLN. Pesawat elektronika yang
membutuhkan daya besar tentunya pemakaian baterai tidak hemat maka diperlukan
pesawat pencatu daya untuk mengganti baterai tersebut. Pada pesawat pencatu daya
benar rata. Sering dijumpai dalam penggunaan pesawat pencatu daya juga terbatas
pada tegangan keluaran transformator yang ada, apabila tegangan pada transformator
tidak mencukupi maka pencatu daya tersebut tidak bisa lagi mensuplay tegangan pada
pesawat elektronika. Hal ini menyebabkan catu daya perlu diganti terutama
tegangan sekunder yang besar maka ukuran transformator menjadi lebih besar dan
tegangan keluaran yang lebih besar yaitu pesawat pengganda tegangan yang
menghasilkan tegangan dua kali tegangan masukan. Pengganda tegangan ini
pada pesawat pengganda tegangan untuk mendapatkan tegangan dua kali tegangan
kapasitor sehingga didapatkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dari tegangan
masukan.
yang terbagi dalam dua teknologi yaitu teknologi bipolar dan teknologi MOS.
dalam teknologi bipolar adalah TTL, ECL, IIL, dan lain-lain. Sedangkan teknologi
MOS adalah P MOS, N MOS, dan CMOS. Rangkaian terintegrasi yang sering
digunakan dan banyak dijual di pasaran adalah TTL dan CMOS. IC TTL mempunyai
memungkinkan satu keluaran TTL dapat mendorong 10 masukan TTL yang masing-
masing memerlukan arus 1,6 mA untuk menjaga tegangan pada logika 0 dan 40 A
pada logika 1, sehingga mempunyai fan out 10. IC CMOS pada masukannya
mengambil arus yang kecil baik pada logika 0 maupun logika 1, sehingga
kemampuan fan out IC CMOS cukup besar yaitu sekitar 50. Kemampuan
pembebanan dan pencatuan arus tingkat keluaran terbatas sekitr 0,5 mA.
besarnya sama.
B. Permasalahan
yang terpasang?
C. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi dalam rancangan skripsi ini maka
1. Komparasi
2. Tegangan
Tegangan adalah tekanan yang diakibatkan oleh tarikan dari dalam arus (aliran)
3. Pengganda tegangan DC
(Malvino,1996:68)
4. IC TTL
5. IC CMOS
IC CMOS adalah jenis IC yang terbuat dari komplemen piranti P MOS dan N
MOS (Ibrahim,2001:60)
D. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi persepsi yang salah dan meluasnya permasalahan, maka
hanya akan diteliti tentang perbedaan tegangan keluaran pada pengganda tegangan
dan SN 74HC00
2. IC CMOS yang digunakan adalah IC CMOS dengan type NJU 4011 BD, CD
4. Resistor beban dibatasi pada 4,7k, 20k, 39k, 56k, 82k. dan 100k
daya 0,5 Watt dengan asumsi untuk beban yang mempunyai impedansi input
E. Tujuan Penelitian
dipasang.
F. Manfaat Penelitian
1. Memberi wawasan baru bagi peneliti dan pembaca tentang pengganda tegangan
G. Sistematika skripsi
Skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan
A. Bagian awal skripsi terdiri dari: halaman judul, halaman pengesahan, motto dan
persembahan, sari, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan
daftar lampiran.
sistematika skripsi.
data.
LANDASAN TEORI
A. IC Digital
1. Tingkat Integrasi
gerbang atau elemen ekivalennya yang disebut famili. Famili-famili tersebut adalah :
(Ibrahim,2001:49)
gerbang
c. Rangkaian terpadu skala besar (Large Scale Integrated,LSI), sampai dengan 100-
1.000 gerbang
lurus dengan perpangkatan bilangan dasar 10 yaitu 10,100,1.000, dan seterusnya. SSI
dan MSI biasanya digunakan untuk elemen logika diskrit seperti gerbang, pencacah
dan register. LSI dan VLSI digunakan untuk memori chip. Mikroprosesor dan sistem
Seperti piranti-piranti yang lain, gerbang mempunyai parameter atau sifat dan
diantaranya:
a. Disipasi daya adalah daya yang dikonsumsi oleh suatu gerbang apabila gerbang
b. Fan in adalah cacah gerbang logika yang dapat dihubungkan ke masukan tanpa
c. Fan out adalah cacah gerbang logika yang bisa dioperasikan oleh sebuah
d. Kecepatan dinyatakan sebagai waktu tunda yang dialami oleh pulsa masukan.
Waktu tunda disebut sebagai tunda propagasi yang merupakan selisih waktu
menunjukan pada semua isyarat yang tidak digunakan. Ada dua jenis kekebalan
derau yaitu kekebalan derau rendah jika masukan pada logika 0 dan kekebalan
derau tinggi jika masukan pada logika 1. Masukan logika 1 lebih tahan terhadap
tegangan rendah biasanya 0 Volt dan logika 1 dinyatakan sebagai tegangan tinggi.
Tegangan yang digunakan untuk menyatakan logika 0 dan logika 1 tergantung pada
Logika 1 Logika 1
V OH (min)
V NH =V OH(m in) -V IH(m in)
Tegangan
(a) (b)
Gambar 1 Kekebalan derau logika
a. Syarat tegangan input b. Range tegangan output
(Sumber:Ibrahim,2001:51)
Pada gambar 1 suatu output logika berada pada keadaan 1 dan sedang
mengendalikan suatu input logika. Harga VNH merupakan besarnya tegangan derau
yang dapat ditolerir pada keadaan tinggi dan masih menjamin operasi yang reliabel.
Harga VNL merupakan besarnya tegangan derau yang dapat ditolerir pada keadaan
rendah dan masih menjamin operasi yang reliabel. Besarnya VNL danVNH tidak sama
Logika 1, ambang = 2 Volt (atau 2,4 V dengan batas derau sampai 0,4V)
Logika 0, ambang = 0,8 Volt (atau 0,4 V dengan batas derau sampai 0,4 V)
Ambang tegangan logika untuk MOS (CMOS)
Logika 1, ambang = 0,7 x tegangan VDD, Logika 0, ambang = 0,3 x tegangan VDD.
Teknologi logika dapat dikelompokan menjadi dua yaitu teknologi bipolar dan
teknologi MOS.(Ibrahim,2001:51)
B. Teknologi Bipolar
1. Transistor Bipolar
muatan yaitu elekton dan hole (lubang). Ada dua jenis transistor yaitu transistor jenis
NPN dan jenis PNP. Transistor jenis PNP pembawa mayoritasnya adalah hole dan
memiliki tiga terminal yaitu emiter (E), basis (B), dan kolektor (C) yang memiliki
- Emiter merupakan bagian yang dibuat lebar yang mengandung tak murnian
kedalam basis.
- Basis merupakan bagian yang dibuat sempit yang mengandung tak murnian
- Kolektor merupakan bagian yang dibuat lebih lebar dari emiter tetapi dengan
emiter dan basis. Kolektor merupakan daerah yang terbesar dari tiga daerah
transistor tersebut, karena harus menangani disipasi energi yang lebih besar dari
basis dan antara basis dan kolektor, sehingga akan diperoleh berbagai mode
pengoperasian yang berbeda tergantung pada kondisi bias (maju atau balik) tiap-tiap
(prategangan balik).
(a) (b)
Gambar 2 Pemberian bias pada transistor
a. Kedua dioda diberi bias maju
b. Dioda emiter diberi bias maju dan dioda kolektor diberi bias balik
(Sumber:Malvino,1986:125)
sedangkan sambungan basis-kolektor mendapat bias balik dan transistor akan bekerja.
Transistor sebagai saklar dapat digunakan dalam dua cara yaitu mode jenuh
(saturation) dan mode tak jenuh. Dalam mode jenuh transistor berfungsi sebagai
saklar yang tertutup pada saat sambungan basis-emiter diberi tegangan maju seperti
gambar 3.a. Pada saat transistor dalam keadaan jenuh maka tegangan kolektor-emiter
VC-E(jenuh) adalah 0,1-0,2 Volt dan transistor sebagai piranti hubung singkat semu.
Dalam mode tak jenuh maka transistor berfungsi sebagai saklar yang terbuka. Pada
saat sambungan basis-emiter diberi tegangan balik arus kolektor tidak mengalir
kecuali arus bocor. Pada saat mode tak jenuh tegangan kolektor-emiter VC-E akan
+Vcc +Vcc
R2 R2
Q1 Q1
Input +V Vce = 0,2 V Input 0 V Vce = 5 V
R1 R1
(a) (b)
Gambar 3 Transistor Sebagai Saklar
(a) Transistor jenuh (b) Transistor tak jenuh
(Sumber:Ibrahim,2001:52)
Mode jenuh akan mengalami gangguan jika tunda propagasinya panjang.
Input pulsa
ton toff
waktu tunda atau tunda propagasi. Ada dua jenis tunda propagasi pada transistor yaitu
tunda propagasi rendah ke tinggi (ton) akan tampak jika masukan positif step
mengubah cut off transistor menjadi on sehingga menghasilkan keluaran negatif step
seperti pada gambar 4 tunda propagasi dari tinggi ke rendah (toff) akan mulai jika
transistor jenuh dimatikan. Nilai toff lebih besar dibandingkan ton karena transistor
jenuh memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai cut off dibandingkan
transistor on mencapai keadaan jenuh. Waktu tunda ini akan memperlambat waktu
(Ibrahim,2001:53)
R2
Cs
Input pulse Q1
R1
dan kolektor seperti gambar 6. Pada saat transistor jenuh tegangan kolektor VC-
E(jenuh) = 0,2 Volt lebih kecil dibandingan tegangan dasar 0,7 Volt. Jika hal ini
terjadi D1 akan mengambil arus dari basis dan mencegah transistor agar tidak
jenuh.
+Vcc
R2
D1
Input pulse Q1
R1
memperbaiki tata letak dan miniaturisasi yang merupakan hal penting dalam
masukannya tinggi (+5Volt) maka kedua junction emiter-basis dari Q1 akan reverse
bias, tetapi junction kolektor-basis Q1 akan forward bias. Arus konvensional akan
dan menyebabkan keluaran pada keadaan rendah (logika 0). Sebaliknya jika salah
satu masukannya berlogika 0, maka salah satu junction basis-emiter Q1 forward bias
akan membuat Q1 on dan memaksa kolektor (dan basis Q2) turun sampai 0 Volt. Hal
+ 5 Volt
R1 R2
Q1
IN PUT
A OUT PUT
B
Q2
lambat dan kemampuan fan outnya kecil. Pabrik IC menggunakan gerbang NAND
TTL standar yang memanfaatkan tingkat keluaran sebagai tambahan pada untai dasar
+ 5 Volt
R1 R2 R4
4k 1,6 k 130
Q1
IN PUT
A Q3
B
Q2
D
OUT PUT
Q4
R3
1K
pada tegangan tinggi maka kedua junction emiter-basis dari Q1 akan reverse bias,
sebesar 1,4Volt. Arus akan mengalir menggunakan arus konvensional yaitu dari
pada output X akan sangat rendah. Jadi dengan kedua masukannya tinggi maka
keluarannya akan rendah. Apabila salah satu (atau keduanya) masukan berada pada
tegangan rendah maka salah satu dari junction emiter-basis akan forward bias. Arus
akan mengalir dari sumber +5 Volt lewat R1 masuk ke basis Q1 dan keluar dari emiter
menghasilkan tegangan tinggi pada terminal output X, yang besarnya sekitar 3,6 Volt.
Jadi dengan salah satu (atau keduanya) masukan rendah maka keluarannya akan
tinggi.
ilistarsi perbedaan antara logika sumber arus dan logika penyerap arus.
+Vcc
+Vcc
2 2
LOW HIGH VOL
1 VOH 1
LOW HIGH
IIL
IIH
(a) (b)
Gambar 10 Ilistarsi perbedaan antara logika sumber arus dan logika penyerap arus
a. Logika sumber arus b. Logika penyerap arus
Gambar 10.a menujukan logika sumber arus (current sourcing logic) dimana
output gate 1 sedang mengumpan input gate 2 apabila output gate 1 berada pada
logika 1, maka output gate 1 mensuplay suatu arus IIH ke input gate 2. Dalam keadaan
output logika 1 hanya harus mensuplay arus yang sangat kecil IIL ke input gate 2.
Gambar 10.b menunjukkan logika penyerap arus (curren sinking logic), pada keadaan
logika 1 output hanya mensuplay arus yang sangat kecil IIH ke input gate 2. Dalam
keadaan logika 0 arus IIL mengalir dari input gate 2 kembali ke output gate 1. Dengan
kata lain gate 1 berfungsi sebagai suatu penyerap arus (curren sink).
C. Teknologi MOS
1. MOSFET
elektroda logam, isolator oksida dan substrat semikonduktor yang disusun secara
berlapis, yang termasuk teknologi MOS adalah FET yang disebut MOSFET. Hampir
komponen lainnya. Ada dua tipe MOSFET yaitu N MOS dan P MOS. Tipe N MOS
mempunyai kanal tipe N sedangkan P MOS mempunyai kanal tipe P. Kedua tipe
lebih banyak dipilih karena mempunyai pensaklaran yang lebih cepat dibandingkan
dengan P MOS. Susunan yang paling populer adalah complementery MOS (CMOS)
yang mengkomplemenkan piranti P MOS dan N MOS. Ada dua jenis MOSFET yaitu
D ra in D ra in
n n
M e tal M e ta l
G a te G a te p S u bs tra t
p S u b s tra t
S iO 2 S iO 2
n n
S o u rc e S o u rce
(a) (b)
Gambar 11 Konstruksi MOSFET
(a) D MOSFET (b) E MOSFET
(Sumber:Widodo,2002:82)
simbol MOSFET tanda panah diletakkan di substrat, tanda panah yang menunjuk ke
(Widodo,2002:81)
D D
G G
S S
(a) (b)
Gambar 12 Simbol MOSFET
(a)Simbol D MOSFET (b) Simbol E MOSFET
(Sumber:Widodo,2002:82)
a. Depletion MOSFET (D MOSFET)
Jika VGS=0Volt (gate dan source dihubung singkat), maka nilai ID=IDSS. Jika VGS
negatif maka diinduksikan muatan positif ke dalam kanal tipe N melewati SiO2 dari
kapasitor gate. Arus yang melewati kanal adalah pembawa mayoritas (elektron untuk
bahan tipe N), muatan positif induksi ini akan berekombinasi dengan pembawa
mayoritas sehingga pembawa mayoritas berkurang. Hal ini menyebabkan lebar kanal
berkurang dan resistansi kanal bertambah dan nilai ID akan lebih kecil daripada IDSS.
Jika VGS positif maka akan diinduksikan muatan negatif sehingga konduktivitas kanal
bertambah (resistansi kanal berkurang) dan nilai ID lebih besar dari pada IDSS. Mode
operasi ini disebut mode enhancement. Jika VGS positif lubang-lubang pada substrat
minoritas disubstrat ditarik ke kanal sehingga lebar kanal menjadi besar dan ID>>
IDSS.
D D D
n n n
K anal
K anal K anal
G p G p G p
+ + +
- - -
- D e p le s i +
+ - n
n n
S S S
tegangan gate harus positif terhadap source. Pada saat VGS=0Volt, maka tidak ada
kanal yang menghubungkan source dan drain. Ketika VGS positif, maka lubang-
lubang bidang valensi pada substrat ditolak dan elektron-elektron pembawa minoritas
pada substrat tipe P ditarik ke arah gate dan kanal N antara source dan drain. Jika
nilai VGS diperbesar maka kanal menjadi lebih lebar dan ID bertambah. Sebaliknya
jika VGS diperkecil maka kanal menjadi sempit dan arus drain berkurang. Tegangan
D Deplesi D
n+ n+
--
---
G p
Subtrat + G --- p
Subtrat +
Vds ---- Vds
- ---- -
Vgs = 0V Vgs> 0V ----
n+ n+
S S
(a) (b)
Gambar 14 Operasi E MOSFET
a. Oprasi E MOSFET dengan VGS=0Volt
b. Oprasi E MOSFET dengan VGS positif
(Sumber:Widodo,2002:86)
2. Switch Analog MOS
Gagasan yang ada dibalik switch analog adalah hanya mempergunakan dua
titik pada garis beban yaitu titik putus atau titik jenuh. Secara ideal MOS bekerja
sebagai switch yang tertutup bila dalam keadaan jenuh dan sebagai switch yang
Pemberian tegangan VGS akan mengontrol nilai rds(on) yang akan mempengaruhi
tegangan keluaran, sehingga keluaran dapat diubah secara kontinyu antara tegangan
+ VDD
+ VDD
RD Q1
V out V out
Q1 Q2
Vin Vin
(a) (b)
Gambar 15 Penggerak MOSFET
(a) Beban pasif (b) Beban aktif
(Sumber:Malvino,1986:370)
(tahanan RD). Dalam rangkaian switch ini, Vin adalah rendah atau tinggi dan
MOSFET akan bekerja sebagai switch yang tersambung atau putus. Apabila Vin
rendah, MOSFET itu putus dan Vout sama dengan tegangan catu daya, sedangkan
untuk Vin yang tinggi MOSFET menghantar dan Vout menjadi rendah.
Gambar 15.b memperlihatkan penggerak MOSFET dengan beban aktif. Q2
sebagai switch sedangkan Q1 sebagai beban aktif. Apabila Vin rendah, Q2 putus dan
Vout sama dengan tegangan catu daya, sedangkan untuk Vin yang tinggi Q2
tiga kategori yaitu P MOS yang hanya menggunakan P kanal enhancement MOSFET,
N MOS yang hanya mengguakan N kanal enhancement MOSFET dan CMOS yang
CMOS. Cara kerjanya adalah sebagai berikut jika A rendah Q1 menyala (dan Q4
mati), dan menyebabkan keluaran mempunyai tegangan sama dengan tegangan catu
VDD (logika 1). Demikian juga halnya jika B rendah, Q2 menyala dan keluarannya
tinggi. Jika A dan B keduanya tinggi Q3 dan Q4 akan menyala, dan menyebabkan
D
B D Output (AB)
Q3
S
D
Q4
Catu
Daya
1. Catu Daya
Catu daya adalah sirkuit yang dikhususkan untuk mengubah arus listrik AC
menjadi arus DC, dan dalam teknik elektonika hal ini sangat diperlukan untuk
pakai pada rangkaian ini adalah catu daya dengan tegangan 5 Volt yang diregulasikan
7805 5 Volt
D1 D2
AC
C1 C2
D3 D4
aktif yang dirancang sedemikian hingga salah satu piranti bersifat menghantar dan
pada saat piranti lain terpancung. Multivibrator yang digunakan adalah multivibrator
(N1 dan N2) keluaran akan tinggi (5V) jika semua inputnya rendah (0V) dan keluaran
akan rendah (0V) jika semua inputnya tinggi. Saat keluaran N1 tinggi maka C1
mengisi muatan sehingga input N2 rendah dan keluaran N2 tinggi dan C2 membuang
berulang-ulang sehingga keluaran dari multivibrator berupa pulsa segi empat dengan
N1
C1 K eluaran
C2
N2
R1 R2
Buffer adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengisolasi suatu tingkat
penguat dari tingkat penguat berikutnya, dan juga untuk mengisolasi dari tahanan
bebannya. Rangkaian buffer ini berfungsi untuk menghasilkan pulsa segi empat yang
berlawanan keluarannya ketika input N1 rendah maka output N1 akan tinggi dan
output N2 akan rendah begitu sebaliknya sehingga N1 merupakan invers dari N2.
N
N4
2
Masukan Keluaran
N1
diubah menjadi tegangan bolak balik oleh rangkaian multivibrator. Cara kerja dari
VC2 (tegangan pada C2) dan tegangan +5Volt yang melalui D1. Tegangan pada C4
tegangan VC1 (tegangan pada C1) dan tegangan +5Volt yang melalui D4.
C2 +5Volt
N
N42
1,5uF/6V
D4 D1
C1 D1 - D4 = IN4148
N1
1,5uF/6V
D3 D2
R1
1 ohm C4
1,5uF/16V V Out
C3
100 nF
E. Kerangka Berfikir
maka tegangan DC ini tidak dapat mensuplay tegangan pada rangkaian sehingga
dapat menghasilkan tegangan dua kali tegangan masukan yaitu rangkaian pengganda
yaitu IC TTL dan IC CMOS, kedua IC tersebut memiliki teknologi pembuatan yang
untuk menjaga tegangan pada logika 0 dan 40 A pada logika 1. IC CMOS pada
masukannya mengambil arus yang kecil baik pada logika 0 dan logika 1. Berdasarkan
F. Hipotesis
Dalam penelitian ini menggunakan hipotesa kerja (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)
2. Hipotesa nihil (Ho) tidak ada perbedaan penurunan tegangan antara pengganda
METODE PENELITIAN
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantintas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang
tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek atau subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karaktristik atau sifat
2. Sampel
Sampel adalah sebagian jumlah dan karaktristik yang dimiliki oleh populasi
(mewakili). (Sugiyono,1997:60)
subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
CMOS. IC TTL dari type DM 7400, SN 74LS00, SN 74HC00 dan IC CMOS dari
type NJU 4011 BD, CD 4011 BE, dan HEF 4011 BP. Hal ini dikarenakan IC tersebut
B. Varibel Penelitian
Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Dalam penelitian ini
1. Variabel Bebas
(Sugiyono,1997:3)
karena adanya varibel bebas. Variabel terikat sering disebut sebagai variabel respon,
output, kriteria, dan konsekuen. Variavel bebas dan variabel terikat masing-masing
3. Variabel Kontrol
sehingga tidak akan mempengaruhi variabel utama yang diteliti. Variabel kontrol
ditetapkan oleh peneliti bila peneliti akan melakukan penelitian terutama dengan
Adapun variabel kontrol pada penelitian ini adalah tegangan masukan dan
hambatan beban.
Hubungan antara variable dilukiskan pada gambar 22.
X1 Y1
X2 Y2
Dengan :
X1 = Pengganda tegangan dengan IC TTL
C. Prosedur Penelitian
bagaimana akibatnya. Dengan kata lain eksperimen adalah suatu cara mencari
hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
1. Persiapan Eksperimen.
yang diperlukan serta pengepakan dalam box. Setelah selesai, dilakukan pengecekan
pengulangan 10 kali untuk diambil datanya. Pengambilan Data yaitu suatu cara
mengumpulkan data dalam peneliltian ini adalah metode observasi. Metode observasi
seluruh alat indera. Observasi sebagai metode pengambilan data dalam penelitian ini
lampiran 2
4) Kabel penghubung
100 k.
b. Pengukuran
HIOKI yang digunakan untuk mengukur penurunan tegangan dan tegangan keluaran,
- Kabel pengukur hitam ditempatkan pada terminal negatif (com) dan kabel
- Kabel pengukur hitam ditempatkan pada terminal negatif (com) dan kabel
3) Langkah-langkah penelitian
- Memasang multimeter digital HIOKI 3200 yang telah diatur pada posisi V-
- Memasang multimeter digital HIOKI 3200 yang telah diatur pada posisi mA
langkah diatas
74HC00, sedangkan sampel IC CMOS yaitu NJU 4011 BD, CD 4011 BE, dan HEF
1. Uji Normalitas
1). Pengamatan x1, x2,,x n dijadikan bilangan baku z1, z2, , z n dengan
2). Untuk tiap bilangan baku ini menggunakn daftar distribusi normal baku,
3). Hitung proporsi z1, z2, , z n yang lebih kecil atau sama dengan zi yang
5). Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga-harga terbesar ini Lo. Apabila Lo < L tabel maka data berdistribusi
normal.(Sudjana,2002:466-467)
2. Uji Hipotesa
a. Uji Kruskal-Wallis
perbedaan dalam analisis maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Mann-Whitney
(U) sebagai pengganti uji t. Uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whaitney merupakan
tipe uji jumlah jenjang dan datanya berbentuk ordinal. Jika dalam pengamatan
ditemukan data berbentuk interval atau ratio maka perlu diubah dulu kedalam data
ordinal (data berbentuk rangking/peringkat dari yang terkecil sampai yang terbesar).
2
12 k
Ri
H=
N(N + 1) i=1 ni
3(N + 1) ...................................................................(1)
Dengan
i = 1,2,3,...k
= n1+ n2 + n3 + n4 + .......+ nk
suatu sampel besar dan semua item disusun dalam jenjang menurut besarnya.
Harga Hhitung selanjutnya dibandingkan dengan harga Htabel yang terdapat pada
tabel Chi kuadrat dengan dk = k-1 dan = 0,05. Hipotesa nol (Ho) akan ditolak jika
membandingkan 2 sampel dan datanya berbentuk ordinal. Terdapat dua rumus yang
digunakan untuk pengujian hipotesa yaitu rumus 2 dan rumus 3, kedua rumus
harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil merupakan harga Uhitung
yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan Utabel. Rumus menghitung
n1 (n1 + 1)
U 1 = n1 n2 + R1 .......... ...............................................................(2)
2
n (n + 1)
U 2 = n1 n 2 + 2 2 R2 .........................................................................(3)
2
Dengan
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
Setelah harga Uhitung diketahui maka kita membandingkan dengan harga Utabel
yang terdapat pada tabel harga kritis Mann-Whaitney dengan taraf kesalahan 5%
Pada bab ini, akan disajikan tentang deskripsi data yang diperoleh dari hasil
dan penurunan tegangan keluaran pengganda tegangan DC dengan tiga type IC TTL,
pada tegangan masukan 5Volt terhadap resistor beban dapat dilihat dalam tabel 1.
tiap nilai hambatan antara type SN 74LS00 dan DM 7400 sedikit terdapat perbedaan
tegangan pada pengganda tegangan DC dengan tiga type IC CMOS pada tegangan
tiap nilai hambatan pada ketiga type IC CMOS tersebut sedikit terdapat perbedaan
tegangan antara type CD 4011 BE dan HEF 4011BP sama yaitu 220 A.
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Dengan melihat tabel 3 uji normalitas nilai pada kolom Statistic merupakan
nilai Lo sedangkan besarnya Ltabel pada = 0,05 n = 30 adalah 0,161. Lo>Ltabel maka
Ho ditolak dan Ha diterima atau melihat nilai pada kolom Sig terlihat besarnya Sig
(taraf signifikan 0.000) kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
dan IC CMOS tidak berdistribusi normal. Data tidak berdistribusi normal maka uji
dapat dilihat pada tabel 4 dengan data seperti pada lampiran 10.
Test Statisticsa,b
bahwa angka pada kolom Asymp. Sig yaitu 0,000 yang jauh dibawah 0,05 maka Ho
TTL dan IC CMOS ditolak, hal ini berarti ada perbedaan penurunan tegangan antara
IC TTL dan IC CMOS, untuk mengetahui letak perbedaan tersebut maka digunakan
sampel.(Santoso,2001:178)
Sig. nilainya dibawah 0,05 maka Ho ditolak. Kesimpulannya yaitu ada perbadaan
untuk membandingkan dua type IC pada tiap-tiap beban (RL) dengan data seperti
Dalam tabel 5 terlihat bahwa taraf signifikan 0,000 yang jauh dibawah 0,05.
Dalam tabel 6 terlihat bahwa taraf signifikan yang bervariasi untuk taraf
signifikan yang kurang dari 0,05 berarti terdapat perbedaan penurunan tegangan
antara dua type IC tersebut, sedangkan taraf signifikan yang lebih dari 0,05 berarti
k tidak terdapat perbedaan hal ini disebabkan karena nilai rata-rata penurunan
- Perbandingan antara IC TTL type SN 74HC00 dengan IC CMOS type NJU 4011
430 A.
Untuk taraf signifikan yang kurang dari 0,05 bahwa terdapat perbadaan
penurunan tegangan keluaran antara dua type IC. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran
Dalam tabel 7 terlihat bahwa taraf signifikan yang bervariasi untuk taraf
signifikan yang kurang dari 0,05 berarti terdapat perbedaan penurunan tegangan
antara dua type IC tersebut, sedangkan taraf signifikan yang lebih dari 0,05 berarti
dan 220 A.
- Perbandingan antara IC CMOS type NJU 4011 BD dengan HEF 4011 BP pada
dan 220 A.
= 39 k tidak terdapat ini dapat dilihat karena nilai rata-rata penurunan tegangan
antara type-type IC digital pada RL = 56 k berbeda secara signifikan hal ini dapat
dilihat dalam kolom signifikan nilainya 0,000 yang jauh dibawah 0,05.
Tabel 9. Uji Mann-Whitney untuk RL = 82 k
No Type U Z Signifikan Kriteria
1. Q1 Q2 0,000 -4,194 0,000 Berbeda
2. Q1 Q3 0,000 -4,110 0,000 Berbeda
3. Q1 Q4 0,000 -4,047 0,000 Berbeda
4. Q1 Q5 0,000 -4,047 0,000 Berbeda
5. Q1 Q6 0,000 -4,047 0,000 Berbeda
6. Q2 Q3 0,000 -4,264 0,000 Berbeda
7. Q2 Q4 0,000 -4,194 0,000 Berbeda
8. Q2 Q5 0,000 -4,194 0,000 Berbeda
9. Q2 Q6 0,000 -4,194 0,000 Berbeda
10. Q3 Q4 0,000 -4,110 0,000 Berbeda
11. Q3 Q5 0,000 -4,110 0,000 Berbeda
12. Q3 Q6 0,000 -4,110 0,000 Berbeda
13. Q4 Q5 0,000 -4,047 0,000 Berbeda
14. Q4 Q6 2,000 -3,899 0,000 Berbeda
15. Q5 Q6 0,000 -4,047 0,000 Berbeda
antara type-type IC digital pada RL = 82 k berbeda secara signifikan hal ini dapat
dilihat dalam kolom signifikan nilainya 0,000 yang jauh dibawah 0,05.
antara type-type IC digital pada RL = 100 k berbeda secara signifikan hal ini dapat
dilihat dalam kolom signifikan nilainya 0,000 yang jauh dibawah 0,05.
C. Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel 1 dan 2 di atas dapat ditunjukan grafik hubungan
antara penurunan tegangan terhadap beban dan tegangan keluaran terhadap beban
sebagai berikut:
DM 7400
Tegangan (Volt)
SN 74LS00
10 SN 74HC00
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120
Hambatan (K Ohm)
Gambar 23. Grafik hubungan tegangan keluran dan hambatan pada IC TTL
Gambar 24. Grafik hubungan tegangan kelaran dan hambatan pada IC CMOS
Grafik gambar 24, terlihat bahwa besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan
terdapat perbedaan sehingga grafiknya berhimpit antara type IC NJU 4011 BD, CD
1000
500
0
0 20 40 60 80 100 120
Hambatan (K ohm)
Gambar 25. Grafik hubungan penurunan tegangan dan hambatan pada IC TTL.
Dari grafik gambar 25, dapat dilihat bahwa pada IC TTL apabila beban
bertambah arus keluaran akan turun secara drastis, namun apabila beban semakin
besar arus yang dihasilkan relatif konstan
Arus(mikro A)
NJU 4011 BD
2000
CD 4011BE
1500 HEF 4011 BP
1000
500
0
0 20 40 60 80 100 120
Hambatan (K ohm)
Gambar 26. Grafik hubungan penurunan tegangan dan hambatan pada IC CMOS
Dari grafik gambar 26, dapat dilihat bahwa pada IC CMOS arus keluaran pada
beban yang kecil akan mengalami peningkatan, namun apabila hambatan beban
bertambah arus keluaran akan turun secara drastis, apabila beban semakin besar maka
arus keluran relatif konstan.
Tegangan IC TTL
(Volt) IC CMOS
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Hambatan (K Ohm)
Gambar 27. Grafik hubungan tegangan keluaran dan hambatan pada IC TTL dan IC
CMOS
Dari grafik gambar 27 bahwa tegangan keluaran yang dihasilkan oleh IC TTL
dan IC CMOS berbeda. Apabila hambatan beban bertambah maka tegangan keluaran
akan bertambah. Pada IC CMOS apabila beban semakin besar maka tegangan yang
dihasilkan relatif konstan dibandingkan IC TTL. Hal ini disebabkan pada IC CMOS
Arus(mikroA)
1800 TTL
1600 CMOS
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100 120
Hambatan (K Ohm)
Gambar 28. Grafik hubungan penurunan tegangan dan hambatan pada IC TTL dan
IC CMOS
Gambar 28 merupakan grafik hubungan arus dan hambatan pada IC TTL dan
IC CMOS dimana arus akibat pembebanan pada IC CMOS lebih besar dibandingkan
dengan menggunakan IC TTL, hal ini dikarenakan IC CMOS terbuat dari FET atau
CMOS.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini baru pada IC TTL type DM 7400, SN 74LS00 dan SN 74HC00,
sedangkan IC CMOS yang digunakan adalah type NJU 4011 BD, CD 4011 BE dan
HEF 4011 BP. Untuk pengganda tegangan DC dengan IC TTL dan IC CMOS dengan
PENUTUP
A. Simpulan
menggunakan IC TTL.
B. Saran
74HC00, sedangkan IC CMOS type NJU 4011 BD, CD 4011 BE, dan HEF 4011
BP. Oleh karena itu disarankan untuk diteliti lebih lanjut tentang pengganda
2. Penelitian tersebut dilakukan untuk impedansi input yang relatif tinggi, oleh
karena itu perlu diteliti untuk beban yang mempunyai impedansi rendah dibawah
4,7 K.
DAFTAR PUSTAKA
2002.Metoda Statistik.Bandung:Tarsito
Wasito.1995.Vademekum Elektronika.Jakarta:Gramedia
R1 R2 A
4,7k 4,7k
R3
1 ohm
C6
1,5uF/16V R4 R5 R6 R7 R8 R9
V 4,7k 20k 39k 56k 82k 100k
C5
100n
Keterangan
RANGKAIAN PENGGANDA TEGANGAN DC
DENGAN IC TTL A4 No. 1
S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO Skala : Diperiksa:
V
A
Kabel 1
1
2
3
4
5
6
d
Gn
1
IC
k et
So
2
IC
ke t
So
ON
OF F