Professional Documents
Culture Documents
DIRODH
(BAGI UNTUNG DALAM PERDAGANGAN)
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester satu dari mata kuliah Pendidikan
Agama Islam
Disusun Oleh :
Kelas : 1-C
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
Februari 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas curahan nikmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik, meskipun masih
jauh dari kesempurnaan. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya. Dan semoga sampai kepada kita
selaku umatnya. Amin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester satu berdasarkan
kesadaran betapa pentingnya sumber belajar yang dapat memandu kreativitas dan
pencapaian prestasi belajar saya khususnya dan teman mahasiswa umumnya, tanpa
harus bergantung pada sosok dosen di kampus.
Semoga dengan adanya makalah yang sederhana ini dapat memberikan
alternatif terbangunnya paradigma kreatif dan konstruktif terhadap proses
pembelajaran Agama Islam di kampus.
Akhirnya kami menyadari adanya kekurangan yang melekat pada pembuatan
makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari dosen agama, teman mahasiswa dan
semua pihak yang berkompeten merupakan suatu hal yang berharga dan sangat
berarti dalam menyempurnakan karya ini ke arah yang lebih baik.
Februari 2010,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………........ i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
PEMBAHASAN
Dirodh (Bagi Hasil dalam Perdagangan)
Dirodh merupakan salah satu jenis muamalah yang juga sering terjadi dalam
masyarakat. Berikut akan di bahas beberapa masalah, yang meliputi pengertian
dirodh, hukum dirodh, dirodh sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat
miskin, rukun dan syarat dirodh, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dirodh, dan
macam-macam dirodh.
A. Pengertian Dirodh
Manurut istilah dalam ilmu fiqh, dirodh adalah pemberian modal dari pemilik
modal kepada seseorang yang akan memperdagangkan modal itu, dengan ketentuan
bahwa untung dan rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian antara
keduanya pada waktu akad. Modal dalam dhirod itu bisa berupa uang, pakaian, alat
transportasi, dan modal dalam bentuk lain yang bisa dijadikan suatu sumber usaha.
Biasanya dirodh dilakukan pemilik modal (baik perorangan maupun lembaga)
dengan orang lain yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk menjalankan suatu
usaha. Besar atau kecilnya bagian tergantung pada pemufakatan kedua belah pihak,
yang penting tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.
B. Hukum Dirodh
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah dirodh antara lain sebagai
berikut:
1. Penerima dan pemilik modal harus saling mempercayai dan dapat
dipercaya.
2. Penerima modal harus bekerja secara hati-hati. Dalam mencukupi
kebutuhan pribadi, hendaknya tidak menggunakan modal.
3. Perjanjian antara pemilik dan penerima modal hendaknya dibuat sejelas
mungkin. Jika dipandang perlu, dicarikan saksi yang disetujui oleh kedua
belah pihak.
4. Jika terjadi kehilangan atau kerusakan diluar kesengajaan penerima modal,
hendaknya ditanggung oleh sipemilik modal.
5. Jika terjadi kerugian, hendaknya ditutup dengan keuntungan yang lalu.
Jika tidak ada, hendaknya kerugian itu ditanggung oleh pemilik modal.
F. Macam-Macam Dirodh
KMKP dilaksanakan baik oleh bank ystem maupun bank swasta. Pada saat
ini, kredit jenis ini sudah tidak ada, yang ada sekarang adalah KUK (Kredit Usaha
kecil). Kredit ini hanya melayani masyarakat yang sudah mampu sehingga lebih
bersifat pengembangan usaha yang sudah ada. Oleh sebab itu sasaran yang dibina
juga terbatas.
G. Hikmah Dirodh
Apabila ystem dirodh yang diajarkan islam ini betul-betul diterapkan dalam
masyarakat, tentu akan mendatangkan banyak hikmah, antara lain :
1. Terwujudnya tolong menolong sebab tidak jarang orang yang punya modal
tetapi tidak punya keahlian berdagang atau sebaliknya punya keahlian
berdagang tetapi tidak punya modal.
2. Salah satu perilaku ibadah yang lebih mendekatkan diri pada rahmat Allah
karena dapat melepaskan kesulitan orang lain yang sangat membutuhkan
pertolongan.
3. Bagi yang mengdirodhkan akan diberikan pahala dan kemudahan oleh Allah
baik urusan dunia maupunurusan akhirat.
4. Terciptanya kerjasama antara pemberi modal dan pelaksanaan yang pada
akhirnya dapat menumbuhkan dan memperkembangkan perekonomian
ummat.
5. Terbinanya pribadi-pribadi yang taaluf (rasa dekat) antara keduanya.
6. Yang memberikan pinjaman modal akan mendapat unggulan pahala hingga
delapan belas kali lipat bisa dibandingkan dengan sedekah hanya sepuluh
kali.
7. Mewujudkan persaudaraan dan persatuan khususnya antara kelompok kaya
(pemilik modal) dan kelompok miskin (yang menjalankan modal).
8. Mengurangi atau mungkin menghilangkan pengangguran.
9. Memberikan pertolongan pada fakir miskin (yang menjalankan modal) untuk
dapat hidup mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Fadly. 2007. Bab Mudharabah. http://alislamu.com/index.php?option=com_
content&task=view&id=269&Itemid=22 (diakses tanggal 2 Februari 2010)
Syamsuri, Drs., H. 2005. Pendidikan Agama Islam SMA Jilid 2. Jakarta: Erlangga.