Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Iffah Normaetika
NIM: 02.09.156
Mahasiswa
Iffah Normaetika
NIM 02.09.156
Mengetahui,
Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA An “ J ” DENGAN GASTROENTERITIS SEHUBUNGAN DENGAN
MASALAH DEMAM ATAU HIPERTERMI
I. DEFINISI
Demam adalah mekanisme pengeluaran panas yang mampu untuk mempertahankan
kecepatan pengeluaran produksi panas yang mengakibatkan peningkatan susu suhu
tubuh abnormal. Hipotalamus yang terletak antara bemesfer serebral, mengontrol suhu
tubuh sebagaimana termoston dalam rumah. Hipotalamus postersor mengontrol
pengeluaran panas dan hipotalamus postersor produksi panas.
( Potter, 2007 )
Demam merupakan akibat dari perubahan sel point hipotalamus pirogen seperti
bakteri dan virus menyebabkan peningkatan suhu tubuh saat bakteri dan virus masuk ke
dalam tubuh. Pirogen bekerja sebagai antigen yang mempengaruhi system imun sel
darah putih diproduksi oleh banyak lagi untuk meningkatkan pertahanan tubuh melawan
infeksi. Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi sel poin, maka
impuls akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisma pengeluaran panas
termasuk berkeringat. Verodilatasi ( pelebaran ) pembuluh darah dan hambatan produksi
panas. Kon bonsasi produksi panas distimulus melalui kontraksi otot volunteer dan
getaran ( menggigil ) pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam pencegahan
pengeluaran panas. Tubuh mulai menggigil lesi atau trauma pada hipotalamus atau
kardospinalis dapat menyebabkan perubahan yang serius pada kontrol suhu. ( Potter,
2007 )
Demam juga berfungsi sebagai tujuan diasnostik pola demam berbeda tergantung
pirogen, peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun
dalam waktu yang berbeda.
- Pola Demam
a. Terus – menerus : Tinggi menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1ºC sampai 2 ºC.
b. Intermitter : Demam memuncak secara beriringan dengan Demam
memuncak secara beriringan.
c. Remiten : Demam memuncak dan turun tanpa kembali ketingkat suhu
normal.
d. Relaps : Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu
normal, episode dmam dapat menunjang lebih dari 24 jam.
II. ETIOLOGI
Demam dapat disebabkan karena :
- Adanya infeksi oleh bakteri atau virus
- Adanya peradangan
- Adanya neoplasma
- Kerusakan saraf spinal atau otak
III. PATOFISIOLOGI
Agen infeksi substansi
Toksin dari peradangan
Pyrogenic Cytokinet
Hipotalamus Anterior
Reaksi Antipiretik
↑PGE 2
Konsentrasi panas
Produksi panas
FEVER
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan
- Suhu : Peningkatan suhu tubuh diatas batas normal.
- Pernafasan : Peningkatan frekuensi pernafasan
- Nadi : Peningkatan frekuensi nadi
b. Pemeriksaan lab
Glukosa darah : Lemak darah, koleterol, NDL, LDL, Hemoglobin,
Hemotokrit, Eritrosit, Faal hati, SGPT, elektrolit, natrium,
dan kalsium.
VI. KOMPLIKASI
Hipotria seluler ( O2 tak adekuat ), Hipokria Miokonal, mengakibatkan angina
( nyeri dada ). Hipokria serebral mengakibatkan konfus
VII. PENATALAKSANAAN
- Mengobati penyakit atau infeksinya
- Pemberian anti pireutik untuk mencegah hiperpireksia
- Mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
- Terapi nonformakologis denan meningkatkan pengeluaran panas
evaporasi, radiasi, konduksi, dan konveksi
VIII. PENGKAJIAN
a.Mengukur TTV, termasuk suhu, nadi, pernafasan
- Peningkatan suhu tubuh diatas batas normal
- Takikordi
- Takipnea
b. Palpasi kulit : kulit hangat atau panas
c.Observasi penampilan dan perilaku pasien pada saat bicara dan istirahat :
- Gelisah
- Tampak kemerahan
d. Kaji perubahan suhu, nadi, pengisian kapiler dan tekanan :
- Penurunan turgor kulit
- Masukan cairan berkurang
e.Mengkaji turgor kulit degan cara mencubit kulit untuk melihat kerutan yang lambat,
elastis :
- Penurunan turgor kulit
- Masukan cairan berkurang
f. Observasi keringat membran mukosa kulit, hidung, mata, dan kulit
- Kulit dan membran mukosa kering
- Haus
DIAGNOSA
- Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam
diharapkan suhu pasien turun antara 36ºC – 37,5ºC
Kriteria hasil : - Suhu tubuh turun paling sedikit 1ºC setelah terapi.
- Suhu tubuh tetap sama antara 36ºC – 37,5ºC sampai paling
sedikit 24 jam
INTERVENSI
1. Bina hubungan saling percaya
R/ Dasar mengembangkan tindakan keperawatan
2. Berikan kompres hangat
R/ digunakan untuk mengurangi demam
3. Pantau suhu pasien ( derajat dan pola )
R/ Suhu 38,9ºC – 41,1ºC menunjukkan proses penyakit akut
4. Pertahankan suhu ruangan pada 21ºC jika pasien menggigil
R/ Suhu ruangan dapat meningkatkan suhu tubuh, namun menggigil harus dihindari
karena meningkatkan suhu tubuh
5. Berikan baju yang tipis
R/ Untuk menyerap keringat
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin
R/ Saat pasien mobilisasiperlu dilakukan pergerakan posisi senyaman mungkin agar
tidak bertentangan dengan p×
7. Berikan anti piretik, missal ASA ( aspiran ), asetuminofan
R/ berkolaborasi dengan tim medis
ASUHAN KEBIDANAN
I . PENGKAJIAN
1. Biodata
- Umur pasein menunjukkan tahap perkembangan pasien secara fisik maupun
psikologis
- Jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya penyakit.
- Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang penyakit
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan menggangu oleh pasien pada
saat mengkaji.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien pernah menderita penyakit yang pernah diderita sebelumnya.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Anamnese pada pasien tentang penyakit yang diderita apakah pernah dialami pasien
atau baru pertama kali menderita penyakit tersebut.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit menurun atau tidak dalam
keluarga selain yang diderita oleh pasien.
6. Pola kebiasaan sehari – hari
Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola aktifitas, pola personal Hygene, pola
istirahat, pola seksual.
7. Data Sosial Budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan pasien dan keluarga baik yang bersifat
menunjang maupun menghambat.
8. Pemeriksaan Fisik
Umum : - Bagaimana keadaan, penampilan, kesan umum, pada saat
pengkajian.
- Pemeriksaan TTV meliputi TD, suhu, nadi, RR
Khusus : - Pemeriksaan dimulai dari kepala, mata, hidung, mulut, leher,
telinga, dada, perut, genetalia.
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penyakit
tersebut berkembang dengan pemeriksaan lab.
10. Kesimpulan
Merupakan hasil dan pengkajian data.
VI. IMPLEMENTASI
Semua rencana yang telah direncanakanpada langkah VI, dilaksanakan secara
menyeluruh dengan efisien dan aman.
VII.EVALUASI
Melakukan keefektifan asuahan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
yang telah diidentifikasi dalam diagnose masalah menurut Helen Varney.
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan hasil pengumpulan data pasien
melaui anamnese.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien. hasil lab dan
tes diagnostik yang dirumuskan dalam data untuk mendukung asuhan.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interenti data subjektif dan
objektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa / masalah
2. Antisipasi diagnosa
3. Perlunya tindakan segera
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan ( I ) dan evaluasi perencanaan
berdasarkan assessment.
DAFTAR PUSTAKA
- Potter, patricia A. anne Griffin Derry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep
dan Praktik : alih bahasa : Yamia Asih. Jakarta. ECG 2005
- Hamifah, Mlizonic. 2004. Buku saku Hand book for Interrod Edisi 2. Tosca Enterprise
- Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pondokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. EGC : Jakarta
DATA KEBIDANAN
- Tanggal Pengkajian : 27 April 2010
- Jam : 16.00 WIB
I. PENGKAJIAN
No. Reg = 444
Tgl MRS = 27 April 2010
Tgl. Pengkajian = 27 April 2010
Ruang = Anak
Oleh = Iffah Normaetika
Jam = 16.00 WIB
DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
- Nama : An. Jamaluddin
- Jenis kelamin : Laki - laki
- Umur : 16 bulan
- Alamat : Dsn. Rancak 01 / 06, Kanigoro, Kec. Rembang, Kab.
Pasuruan
- D× : GED sedang
Penanggung jawab
- Nama : Tn Romli
- Jenis Kelamin : Laki - laki
- Umur : 29 tahun
- Suku bangsa : Indonesia
- Agama : Islam
- Status : Kawin
- Pendidikan : -
- Pekerjaan : Swasta
- Alamat : Dsn. Rancak 01 / 06, Kanigoro, Kec. Rembang, Kab.
Pasuruan
b. Keluhan Utama
- Alasan MRS : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh
badanya panas sejak 3 hari yang lalu, muntah sering, BAB
cair sering
- Pada saat dikaji : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien masih panas,
muntah sering, BAB cair sering.
2. Pola Eliminasi
- BAK : • Di rumah : ± 5 – 6 × / hari : konsistensinya : cair dan encer
warna kuning
• Di RS : ± 4-5 x per hari : konsistensinya : cair dan encer warna
kuning
- BAB : •Di rumah : 1x / hari
•Di RS : 5-6 x / hari
3. Pola Nutrisi
a. Jumlah dan jenis makanan
• Di rumah : 3x sehari. Nasi, lauk, sayur, 1 porsi habis, susu
• Di Rumah Sakit : 3 x sehari. Bubur tim, sayur, lauk, tiap porsi.
b. Waktu pemberian makan
• Di rumah : Makan 3 x sehari , pagi, siang, malam
Pagi : 07.00, Siang : 12.00,
Malam 19.00
• Di Rumah Sakit : Pagi, siang, sore
c. Jumlah dan jenis cairan
• Di rumah : Air putih ± 2 – 3 gelas perhari
• Di Rumah Sakit : Air putih dan infuse RL, DS 0.5 %,
NaCl 45 %
d. Waktu pemberian cairan
• Di rumah : Saat makan dan pada saat haus
• Di RS : Tidak tentu
e. Masalah makan dan minum
• Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah
• Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan
• Mual, muntah : Tidak ada rasa mual dan muntah
• Tidak dapat makan sendiri : Tidak dapat makan sendiri
4. Kebersihan diri / Personal Hyiene
a. Pemeliharaan badan
• Di rumah : mandi 2 x sehari, pagi dan sore
• Di Rumah Sakit : Di seka 1 -2 x / hari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TERAPI :
- Infusd RL 250 cc 30 tpm micro
- Injeksi viccilin 3 x 250 mg
- Paracetamol 3 x cth ½ tablet
V. IMPLEMENTASI