Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
A. ANIM
B. OEEM
C. EBALON
VISI
MOTO
Suv Pelayanan
Supervisor Dist Suv Pelayanan
Supervisor Dist Pelanggan
Pelanggan
Nazarudin Yunus
Nazarudin Yunus Suv YUNUS UMAR
Suv YUNUS UMAR
Administrasi/keungan
Administrasi/keungan
Hj.
Hj. Marta
Marta Buka
Buka
Loket Off Line
Junior Oficel Loket Off Line
Junior Oficel SATPAM
SATPAM Susanti Otoluwa
Jainudin Gusti Susanti Otoluwa
Jainudin Gusti HASAN BIMA
TEKNIK DISTRIBUSI HASAN BIMA Novie Bolongkod
Novie Bolongkod
HAMSA BASIRU
Suswitno Ardani HAMSA BASIRU
Koordinator
Koordinator Cater
Cater
TEKNIK DISTRIBUSI
Kasmul Sunge
Noval
Noval Basiru
Basiru
Suswitno Ardani
Masdar Polohi
Kasmul Sunge CATER
Mohamad Pakaya CATER
Masdar Sunaryo Karim
MuhtarPolohi
Uno Sunaryo Karim
Mohamad Pakaya Marten Negawa
Ismail Pakuu
Muhtar Uno Erman Hiola
Muis Buka
Ismail
Erwin SPakuu
Sano
Muis Buka
Erwin S Sano
BAB II
PRA ANGGAPAN
[Type text] Page 11
Pemerataan beban merupakan salah satu cara untuk menekan losses
teknik. Penekanan losses terjadi dengan prinsip mengurangi arus yang
mengalir di hantaran netral. Idealnya arus yang mengalir di sepanjang
hantaran netral adalah nol, tetapi karena pengaruh dari beban yang tidak
seimbang maka hantaran netral akan berarus. Sedangkan hantaran netral
merupakan konduktor yang memiliki nilai resistansi, sehingga arus yang
melalui hantaran ini sebagian berubah menjadi panas yang didisipasikan
ke lingkungan sekitar sebagai losses.
Meskipun di sepanjang jaringan tegangan rendah, pada beberapa
titik terdapat pentanahan netral. Tetapi hasil ukur arus netral di
gardu..................................desa Ilangata Kec. Anggrek menunjukkan suatu
nilai yang cukup signifikan. Hal ini terjadi karena pentanahan netral tidak
mampu membuang arus netral yang cukup besar akibat dari beban yang
tidak seimbang. Sehingga permasalahan ini harus dapat diselesaikan oleh
PT PLN (Persero) Ranting Kwandang.
Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan pemerataan beban
pada jaringan tegangan rendah. Pemerataan beban dilakukan dengan jalan,
memindah beban (sambungan rumah) dari phase yang berat(pada JTR) ke
phase yang lebuh ringan. Arus yang mengalir dari tiap phase akan melalui
hantaran netral dengan melalui peralatan pelanggan terlebih dahulu
(menjadi arus netral). Ketika beban menjadi lebih seimbang, maka arus
netral ini akan memiliki nilai yang relatif kecil, karena arus dari tiap phase
akan saling meniadakan. Proses saling meniadakan terjadi karena arus dari
tiap phase akan memiliki beda phase kurang lebih sebesar 120 (tergantung
dari besar faktor daya dari masing masing beban).
BAB III
DASAR TEORI
[Type text] Page 12
A. SISTEM DISTRIBUSI
Sistem close loop ini layak digunakan untuk jaringan yang dipasok
dari satu gardu induk, memerlukan sistem proteksi yang lebih rumit
biasanya menggunakan rele arah(bidirectional). Sistem ini mempunyai
kehandalan yang lebih tinggi dibanding sistem yang lain.
E1 N1
= =a
E2 N2
atau E1 = a E2 E1 I1 = E2 I2
atau I1 N1 = I2N2
3.5. RAK TR
Kabel Schoen
Kabel Schoen digunakan untuk menghubungkan rel pada panel
hubung bagi dengan penghantar kabel tegangan rendah (kabel
obstyg). Kabel Schoen dipres pada kabel obstig dan dibaut di
rel panel hubung bagi.
Konektor
Adalah peralatan yang digunakan untuk menghubungkan (meng-
connect) penghantar dengan pedengan SR(Sambungan Rumah).
Jenis konektor yang umum digunakan PT PLN(Persero) Distribusi
Kwandang dan sekitarnya ada dua jenis:
Konektor kedap air (piercing connector)
Konektor ini dapat dipasang dalam kondisi jaringan bertegangan dan
tanpa mengupas isolasinya. Konduktansi terjadi karena pada
konektor ini terdapat gigi penerus arus.Sehingga gigi penerus arus
ini harus tajam dan tegak untuk dapat menembus bagian isolasi
kabel, serta harus diberi gemuk untuk melindungi bagian kontak dari
korosi.
Konektor Pres
Pemasangan konektor jenis ini, biasanya harus tanpa tegangan,
karena diperlukan pengupasan isolasi kabel untuk membentuk
konduktifitas. Konduktivitas yang dihasilkan konektor jenis ini lebih
baik, karena luas permukaan kontak lebih besar.
Gambar 3.7. Sistem tiga fase sebagai tiga sistem fase tunggal.
va = V cos@t
2
vb =V cos@t
3
2
vb =V cos@t +
[Type text] Page 21
3
Pada gambar nampak bahwa antara tegangan fase satu dengan yang
lainnya mempunyai perbedaan fase sebesar 120o atau 2 /3. Pada umumnya
fase dengan sudut fase 0o disebut dengan fase R, fase dengan sudut fase
120o disebut fase S dan fase dengan sudut fase 240o disebut dengan fase
T. Perbedaaan sudut fase tersebut pada pembangkit dimulai dari adanya
kumparan yang masingmasing tersebar secara terpisah dengan jarak 120o.
Pada sitem delta, bila tiga buah beban dengan impedansi yang sama
disambungkan pada sumber tiga fase, maka arus di dalam ketiga
impedansai akan sama besar tetapi terpisah dengan sudut sebesar 120o,
dan dikenal dengan arus fase atau arus beban. Untuk keadaan yang
demikian, maka dalam rangkaian akan berlaku :
Vdelta = V line
Idelta = I line / 3
P = S cos
Q = S sin
Vstar = V line / 3
Istar = Iline
P = S cos
Q = S sin
IR = IRS - ITR
IT = IST - IRS
IS = ITR - IST
IR = VRN/ ZR
IT = VTN/ ZT
IS = VSN/ ZS
Diagram fasor untuk beban tak seimbang dengan tiga kawat, salah satu
contohnya adalah sebagai berikut :
Ns - NI
Losses = x 100%
Ns
Jika suatu arus mengalir pada suatu penghantar, maka pada penghantar
tersebut akan terjadi rugi-rugi energi menjadi energi panas karena pada
penghantar tersebut terdapat resistansi. Rugi-rugi dengan beban terpusat di
ujung dirumuskan:
V = I ( Rcos + X sin ) L
P = 3 . I . R L
V = ( ) . ( Rcos + X sin ) L
P = 3 . ( ) . R L
P = IN .R
P = I .R
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil pengukuran beban gardu E 311 P dari unit Operasi Distribusi pada
bulan September 2007 adalah sebagai berikut:
Dari hasil ukur beban yang sedang digunakan pelanggan, dapat disusun
[Type text] Page 32
suatu perencanaan pemerataan beban. Perencanaan pemerataan beban
dilakukan
sebagai berikut, pelanggan di phase S dengan beban masing masing 6; 4,2;
8,2 A
dipindah ke phase T dan pelanggan di phase S dengan beban 2,1 A dan 2,3
A
dipindah ke phase R. Perencanaan pemeratan beban di panel CDT 16409
ditabelkan dalam tabel 4.4
BREAKER
R S T
R S T
54710379177 Abd.rifal
4 6 R
Alamri
54710382758
2 Ike farida 11 R
54710389846 Nining
6 4 R
suriana
54710376650
4 Hasan latif 2 T
54710379174 Sofyan
1 3 S
ahmad
54710379173 Hasim
3 3.1 R
mohamad Cara
54710379176 manual ini
6 Ratna dauhari 5 T sangat
54710376651
2 Umar sahib 1.7 R
54710376649
0 Irfan djauhari 8.9 R
54710376648 Sunarto
2 3 T
Djauhari
54710405379
7 Moh. Latif 8.1 T
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
berikut :
energi listrik.
masing bagian.
antara lain :
digunakan lagi.
PENUTUP
kekurangan-kekurangan.
lebih sempurna.