Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN 0804405050
Puji syukur ke hadirat Ida Shang Hyang Widhi Waca, atas berkat dan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Sistem Informasi Akuntansi.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Sistem Informasi.
Selain hal itu, makalah ini dibuat sebagai suatu kajian terhadap penggunaan
teknologi informasi, sehingga dapat dijadikan suatu referensi bagi para
pembacanya
Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya saya haturkan kepada semua
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu agar
terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membantu demi
sempurnanya makalah ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
proses-proses yang terkait dengan pengolahan data-data informasi, dalam hal ini
transaksi-transaksi akuntansi. Pendekatan pemecahan masalah menggunakan
sistem informasi akuntansi menggunakan perangkat keras (hardware) berupa
perangkat komputer, dan menggunakan perangkat lunak (software) yaitu aplikasi-
aplikasi yang sifatnya menunjang suatu sistem informasi akuntansi itu sendiri.
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana cara untuk memaksimalkan
suatu sistem informasi akuntansi untuk digunakan dalam suatu organisasi
sehingga dapat dirasakan manfaat dari teknologi informasi itu sendiri. Adapun
batasan masalah yang ada adalah siklus pemrosesan transaksi, penggunaan
teknologi informasi dan pengembangan sistem akuntansi itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
biaya yang dibuat dalam bentuk biaya standar dan lain-lainnya. Untuk dapat
melakukan pengawasan dengan baik, dikembangkan suatu sistem akuntansi
pertanggungjawaban, yaitu suatu sistem akuntansi yang mengaitkan tanggung
jawab kepala bagian, seksi, atau subsistem dengan biaya atau pendapatan yang
dapat diawasinya. Dengan hubungannya dengan sistem akuntansi
pertanggungjawaban ini timbul istilah uncontrollable. Yang dimaksud dengan
controllable ialah elemen (biaya atau pendapatan) yag dapat dipengaruhi oleh
seseorang atau subsistem, sehingga jumlahnya dapat naik atau turun tergantung
pada tindakan orang itu. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya
biaya/pendapatan yang controllable yang perlu dipertimbangkan oleh suatu
bagian, seksi, atau subsistem.
Dalam hubungan dengan akuntansi manajemen, pembicaraan tidak
terlepas dari anggaran (budget) yang merupakan alat perncanaan dan pengawasan
manajemen. Sebagai suatu rencana, anggaran menunjukan kegiatan apa saja
yangakan dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan di waktu yang akan datang ini
merupakan pedoman untuk bertindak bagi pelaksana-pelaksanadalam perusahaan.
Disamping sebagai suatu rencana, anggaran (budget) juga merupakan alat untuk
melakukan pengawasan, yaitu mengawasi pelaksanaan, apakah sesuai dengan
yang direncanakan atau tidak. Ada penyimpangan atau tidak, berapa besarnya
penyimpanganit, dan lain-lainnya yang bergua sebagia dasar untuk mengambil
tindakan koreksi yang dipelukan.
2.1.1 Sistem
Beberapa ahli mendefinisikan suatu sistem sebagai berikut:
1. Moscove
Suatu sistem adalah suatu entily (kesatuan) yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berhubungan (disebut subsistem) yang bertujuan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
2. Murdick
Suatu sistem adalah suatu kumpulan elemen-elemen yang dijadikan satu
untuk tujuan umum.
3. Cole/ Neuschel:
Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang berhubungan
yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh (terintegrasikan)
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.
Ketiga definisi sistem diatas menunjukan dua sudut pandang yang
berbeda. Moscove dan Murdick memberikan definisi yang serupa, yaitu bahwa
sistem itu berdiri sendiri dari subsistem yang secara keseluruhan bertujuan
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Definisi dari Cole atau Neuschel lebih
sempit dari definisi kedua penulis pertama, karena lebih ditekankan pada
sistem dalam suatu perusahaan.
Dalam pembicaraan berikutnya, kesatuan (entity) yang digunakan
sebagai dasar pembicaraan dalam buku ini adalah business entity (kesatuan
usaha) yang umumnya berbentuk perusahaan manufaktur oleh karena ini,
subsistem yang ada dapat dibedakan menjadi subsistem produksi, subsistem
penjualan, subsistem personalia, subsistem akuntansi, dan lain-lainnya. Setiap
subsistem masih mungkin dipecah lagi menjadi sub-sub sistem yang lebih
kecil. Seperti telah disebutkan diatas, seluruh subsistem yang ada dalam
perusahaan merupakan satu sistem.
BAB III
METODE PENULISAN
3.2 Data
3.2.1 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dari berbagai buku literatur mengenai
penggunaan teknologi informasi dalam sistem informasi akuntansi. Data
kemudian disusun dan diolah agar dapat dipakai sebagai suatu acuan di dalam
menyusun makalah ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
POS pada anjungan (counter) ke luar di toko eceran merupakan titik awal dari
rangkaian kegiatan yang akan berakhir dengan item, yaitu item yang tepat, yang
persediaannya perlu segera diisi kembali agar dapat segera dijual kembali
(Gambar 4.5). Ini sangat penting dalam dunia eceran, di mana fads, yaitu
permintaan pelanggan atas produk tertentu dapat dan benar-benar berubah dengan
cepat. Apa yang dijual tahun lalu, bulan lalu, atau bahkan minggu lalu boleh jadi
tidak lagi diminati pelanggan saat ini.
Biaya kegiatan "set up" biasanya timbul setiap kali suatu batch dan biayanya
umumnya sama, tidak terganrung pada ukuran pemrosesan batch. Sebagaimana
makna dari kata rencana, sistem batch menggunakan konsep "dorong" dalam
mencapai efisiensi. Ukuran batch yang ekonomis (efisien) dihasilkan dengan
menggunakan rumus-rumus, seperti yang terdapat pada model EOQ (Economic
Order Quantity). Unruk lingkungan non JIT, misalnya pada penjualan eceran,
pesanan atas produk baru diproses secara periodik sebagai batch dan dikirimkan
kepada pemasok untuk melengkapi lagi persediaan. Persediaan dijaga dalam
tingkat tertentu yang memadai untuk mengantisipasi kebutuhan masa datang.
Biaya pemesanan (set up) diminimalkan dengan menerapkan konsep EOQ untuk
keputusan pemesanan kembali.
Lingkungan JIT merupakan suatu lingkungan arus yang berkelanjutan
dan bukannya lingkungan batch. JIT mensyaratkan operasi pemrosesan secara
kontinu, untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara keseluruhan.
JIT juga mengeliminasi kesia-siaan dalam proses manufaktur dan menekankan
adanya pengembangan secara terus-menerus dalam operasi. JIT adalah konsep
yang mirip dengan TQM, dan dalam banyak hal sebagai aspek penting dalam
TQM.
Dalam JIT, kegiatan pemrosesan muncul dengan konsep "tarikan".
Kegiatan (seperti pemesanan produk baru) terjadi hanya pada saat dibutuhkan
untuk memenuhi permintaan pelanggan. Permintaan pelanggan, yang ditandai
oleh order penjualan saat ini, "menarik" (menyebabkan pemicu) pesanan mulai
dari pemrosesan permintaan ulang; akibatnya dilakukanlah pesanan kepada
pemasok. Pesanan kepada pemasok didasarkan pada penjualan yang aktual untuk
mengisi kembali persedian yang telah terjual. Permintaan penjualan saat ini
"menarik" (secara otomatis memicu) terjadinya pesanan untuk mengisi
persediaan. Pedagang eceran dapat memesan dengan dasar kecenderungan
pembelian yang terjadi saat ini.
dengan E-mail di mana pengiriman pesan e-mail dibuat dan diinterpretasikan oleh
manusia (orang ke orang), sedangkan pesan-pesan EDI dibuat dan
diinterpretasikan oleh komputer. Standar EDI untuk publik, khususnya ANSI
X.12, telah memberikan dampak besar terhadap pengembangan sistem tanggap
cepat. Standar EDI untuk publik menyediakan rancangan umum untuk pertukaran
data, dan dengan demikian mengurangi biaya dan kesalahan referensi silang kode
oleh pihak-pihak dalam transaksi EDI.
dengan database kartu debit dan kredit, sehingga mengeliminasi biaya pengiriman
dan penerimaan melalui transportasi fisik. ATM melaksanakan tugas-tugas
transaksi bank secara cepat dengan mengurangi campur tangan manual. ATM
terhubung dengan jaringan komputer yang memproses transaksi-transaksi
keuangan, (dan dalam berbagai hal terdapat jaringan bersama, menyediakan
kliring dengan bank lainnya). Penggunaan ATM oleh pelanggan umumnya untuk
menyetorkan dan menarik uang tunai, mentransfer dana dari satu rekening ke
rekening lain, dan melakukan pembayaran.
alternatif ini selanjutnya dapat dianalisis dan yang kelihatannya paling tepat akan
dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi.
Pelaksanaan setiap langkah lanjutan dalam pendekatan kesisteman juga
dapat dipandang sebagai proses yang mencakup keenam langkah tersebut.
Gambar 4.7 mengilustrasikan hal ini sesuai dengan langkah perancangan sistem.
Perancangan top-down dengan perbaikan lanjutan adalah intisari dari pendekatan
kesisteman untuk memecahkan masalah. Setiap langkah perbaikan lanjutan akan
menambahkan tingkat kesempurnaan pada rencana sistem yang terinci, dan
pendekatan top-down pada langkah perbaikan lanjutan akan membentuk proses ini
secara berurutan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan tentang sistem
informasi akuntansi, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem berbasis komputer yang
dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, dalam rangka
mempermudah proses transaksi-transaksi yang terkait dengan akuntansi itu
sendiri.
2. Teknologi informasi berperan besar terhadap sistem informasi akuntansi yang
mana teknologi informasi tersebut mencakup teknologi komputer (baik
hardware maupun soft ware) dan juga teknologi lain yang mencakup aplikasi-
aplikasi pembantu yang digunakan untuk memproses informasi.
3. Penggunaan sistem teknologi informasi dalam sistem informasi akuntansi
meliputi fungsi sistem informasi, pemakai akhir komputasi (end user
computing), dan teknologi tanggap cepat.
4. Pengembangan sistem informasi akuntansi dilakukan secara profesional baik
secara intern untuk suatu perusahaan maupun secara ekstern sebagai
konsultan.
5.2 Saran
Dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan tentang sistem
informasi akuntansi, berikut beberapa saran yang dapat sampaikan diantaranya :
1. Pendekatan pengembangan sistem informasi akuntansi berbasis teknologi
informasi diharapkan sesuai dengan komponen sistem informasi yang ada.
2. Sistem informasi yang ada diharapkan agar dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Sistem informasi akuntansi yang berbasis teknologi informasi harus
dimanfaatkan secara maksimal.
BIODATA PENULIS
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi