You are on page 1of 10

MAKALAH KOMPUTER

OLEH:

ERISKA FIANITA

NIM: 082013677

DOSEN PEMBIMBING:

USMAN DCN.M.Kom

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah

Segala puji hanya milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita memanjatkan puji syukur
atas segala rahmat, hidayat, serta karunia yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis
telah dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas akhir semester pada materi
pengolahan data dengan menggunakan SPSS.

Disamping itu, tidak lupa kami ucapakan terima kasih kepada teman-teman yang telah
ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini telah dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditetapkan.

Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat diharapakan dalam makalah ini, sehingga makalah ini dapat menuju
kesempurnaan

Padang, 16 Juni 2010

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penilaian Status Gizi Anak dapat dilakukan dengan beberapa cara dalam masyarakat. Salah
satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam
pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun
tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur
yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih
angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak
perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah
30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang
mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat
badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau
melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran
dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan
paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung
pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi
gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa
lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali.
Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan
status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan
Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya
gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD
diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius
dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mingguan dan
sekaligus agar mahasiswa dapat lebih memahami hasil output dari data yang telah ada, sehingga
dapat diketahui perbedaan antara WHO-NCHS dengan WHO-2005.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku
Antropometeri WHO-NCHS

Indeks yang Batas


No Sebutan Status Gizi
dipakai Pengelompokan

1 BB/U < -3 SD Gizi buruk


  - 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
  - 2 s/d +2 SD Gizi baik
  > +2 SD Gizi lebih

2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek


- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi

3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus


- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk

Sumber : Depkes RI 2004.

2.2 Hasil Output Data frequency


1. Tabel 2.1 Perbandingan BB/TB 2005 dengan BB/TB NCHS

bbtb2005 4 kategori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PENDEK 16 31.4 31.4 31.4
NORMAL 8 15.7 15.7 47.1
NORMAL 11 21.6 21.6 68.6
GEMUK 16 31.4 31.4 100.0
Total 51 100.0 100.0

bbtbnchs

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 12 23.5 23.5 23.5
2.00 13 25.5 25.5 49.0
3.00 11 21.6 21.6 70.6
4.00 15 29.4 29.4 100.0
Total 51 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 2.1 di atas dapat disimpulkan bahwa antara WHO 2005 dengan WHO-
NCHS terdapat perbedaan. Yaitu terlihat pada frequency pada status gizi “sangat kurus”
lebih tinggi pada WHO 2005 dibandingkan dengan WHO NCHS, pada status gizi “kurus”
lebih tinggi pada WHO 2005 dibandingkan dengan WHO NCHS, dan pada status gizi
“normal” lebih tinngi pada WHO NCHS dibandingkan degan WHO 2005, sedangkan pada
status gizi “gemuk” lebih tinggi pada WHO NCHS dibandingkan dengan WHO 20005. dan
pada valid percent dan cumulative percent pada WHO 2005 lebih tinggi dibandingkan
dengan WHO NCHS.

2. tabel 2.2 Perbandingan TB/U 2005 dengan TB/U NCHS


TB/U2005 2 kategori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PENDEK 18 35.3 35.3 35.3
NORMAL 33 64.7 64.7 100.0
Total 51 100.0 100.0

tbunchs

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 18 35.3 35.3 35.3
2.00 33 64.7 64.7 100.0
Total 51 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 2.2 di atas dapat disimpulkan bahwa TB/U antara WHO 2005 dengan
WHO-NCHS adalah sama, tidak ada perbedaan apapun. Baik dalam frekuensi, valid percent
maupun culmulative percent.

3. perbandingan BB/U 2005 dengan BB/U NCHs

BB/U2005 4 kategori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GIZI KURANG 5 9.8 9.8 9.8
GIZI BAIK 44 86.3 86.3 96.1
GIZI LEBIH 2 3.9 3.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
BB/U 4kat NCHS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1.00 1 2.0 2.0 2.0

2.00 2 3.9 3.9 5.9

3.00 46 90.2 90.2 96.1

4.00 2 3.9 3.9 100.0

Total 51 100.0 100.0


2.3 Hasil Output Data Descriptive

a. perbandingan BB/TB WHO-2005 dengan BB/TB WHO-NCHS

Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


bbtb2005 4 kategori 51 1.00 4.00 2.5294 1.23860
bbtbnchs 51 1.00 4.00 2.5686 1.15334
Valid N (listwise) 51

b. perbandingan TB/U WHO-2005 dengan TB/U WHO-NCHS

Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


TB/U2005 2 kategori 51 1.00 2.00 1.6471 .48264
tbunchs 51 1.00 2.00 1.6471 .48264
Valid N (listwise) 51

c. perbandingan TB/U WHO-2005 dengan BB/U WHO-NCHS

Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


BB/U2005 4 kategori 51 2.00 4.00 2.9412 .36942
bbunchs 51 1.00 4.00 2.9608 .39803
Valid N (listwise) 51
2.3 Analisa Data

Berdasarkan hasil ouput yang diperoleh, maka dapat dilihat bahwa hasil dari table
WHO-NCHS berbeda dengan hasil dari WHO-2005. Namun pada pengukuran TB/U
outpun yang dihasilkan adalah sama.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil ouput yang diperoleh, maka dapat dilihat bahwa hasil dari table WHO-NCHS
berbeda dengan hasil dari WHO-2005. Namun pada pengukuran TB/U outpun yang dihasilkan
adalah sama.

You might also like