You are on page 1of 81

24

BAB II

ANALISA TEORITIK TENTANG PEMBIASAAN MEMBACA

ASMAUL HUSNA TERHADAP AKHLAK SISWA.

A. Pembiasaan dan Permasalahannya

Secara etimologis kata pembiasaan berasal dari kata biasa. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia kata biasa berati lazim, biasa dan umum, seperti

sediakala sebagaimana yang sudah-sudah, sudah merupakan hal yang tidak

terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sudah menjadi adat, sudah seringkali. Jadi,

kata pembiasaan berasal dari kata dasar biasa yang memperoleh imbuhan

prefiks pe dan sufiks an, yang berarti proses membiasakan, yang pada

akhirnya akan menghasilkan suatu kebiasaan atau adat. Pembiasaan adalah sebuah

upaya sehingga terjadinya sebuah kebiasaan. Kebiasaan adalah sesuatu yang biasa

dikerjakan, pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang

dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal

yang sama (http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php)

Pada konteks pembiasaan sebagai upaya menjadikan kebiasaan, maka

kebiasaan itu adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa

direncanakan dulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi ( Edi Suardi,

tt.123).

Kata kebiasaan berarti sesuatu yang telah biasa dilakukan, atau adat

(Poerwadarminta, 2007: 153).

Adapun istilah pembiasaan dilihat dari dimensi Pendidikan memiliki

beberapa indikator. Adapun indikator tersebut adalah:


25

1. Pembiasaan mengandung unsur Tuntutan Kebiasaan

Dalam proses pembiasaan, unsur tuntutan kebiasaan berperan penting

dalam hal pendidikan Akhlak. Dalam kajian pendidikan akhlaq bentuk tuntutan

ini lebih dikenal dengan dressur /pendidikan bersifat paksaan. (Fadil Yani; 2007 :

17).

Dalam proses pendidikan perlu adanya sebuah latihan dan pembiasaaan

dengan konsisten dan disiplin. Hal ini berdasar pada sebuah kutipan:

berdisiplin selain akan membuat seorang memiliki kecakapan mengenai

cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah

pembentukan watak yang baik.watak yang baik dalam diri seseorang akan

mencipatakan suatu kepribadian yang luhur. (The Liang Gie, 1985 : 59)

Seperti dari layaknya seorang prajurit yang terampil (professional) dalam

menggunakan senjata berat, ternyata sebelumnya mereka dilatih dengan metode

drill dan penuh disiplin. Sehingga ketika menghadapi musuh di medan tempur

mereka sangat mudah dan tanpa pemikiran yang lambat bahkan terjadi karena

spontanitas (http://www.kodam-jaya.mil.id/arsif-artikel-kontribusi/967).

Dengan alasan tersebut, begitu pentingnya disiplin hingga Allah

berfirman pada Surah Ash-Shaaf:4 yang di tuturkan pula oleh seorang panglima

besar yakni imam Ali bin Abi Thalib r.a mengingatkan bahwa

"Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan oleh

kebatilan yang diorganisasi dengan baik". (Muhammad Syakir Sula:610)

Dengan demikian tampaklah bahwa tuntutan akan nilai kedisiplinan,

sangat penting dalam proses pendidikan.


26

Hal lebih lanjut tentang kedisiplinan dijelaskan Merriam pada Websters

New Dictionary (1984:248) sebagai berikut:

1) Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau

keadaan serba teratur dan efisiensi.

2) Hasil latihan serupa itu mengembangkan diri, perilaku tertib

3) Penerimaan atau ketundukan kepada kekuasaan dan kontrol

4) Suatu cabang ilmu pengetahuan.

2. Bersifat Lazim.

Sebuah pembiasaan berarti pula sebagai pelaziman. lazim berarti sedia

kala dan umum adanya (KBBI:2010). Konsep pembiasaan berarti pula

membiasakan kembali atau melanjutkan sesuatu yang menjadi kelaziman bagi

komunitas tertentu. Bagi seluruh ummat muslim membaca asmaul husna adalah

hal yang lazim, sedangkan pembiasaan membaca asmaul husna juga lazim

dilakukan di kalangan ummat muslim (ESQ 165 Magazine : 2010). Perintah Allah

mengenai Pengamalan Asmaul husna dapat ditemukan pada Al-Quran:






180 : )

)
Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan

menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti

mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

(Departemen Agama Republik Indonesia,1987:252)


27

Lebih lanjut tentang pembiasaan dalam membaca asmaul husna

berdasarkan hadits rasulullah SAW :



Sesungguhnya nama-nama Allah ada 99 nama, barangsiapa yang membaca

menghafalkannya akan masuk surga.(.Sa'id Qahthani, 2005)

Dalam penafsiran hadits di atas Syaikh AlAlaamah Muhammad bin

Sholeh Al Utsaimin rahimahullah menegaskan pendapatnya pada kitab Al

Qowaidul fi Shifatillahi wa Asmail Husna bahwasanya

Makna yang terkandung dalam hadist tersebut adalah barangsiapa yang

menjaga (menghafalkan dan memahami) 99 nama tersebut maka Allah

akan memasukkannya ke dalam surga. (Syaikh AlAlaamah Muhammad

bin Sholeh Al Utsaimin)

Pengamalan Asmaul husna sebagai bagian yang telah digariskan dalam

Al-Quran dan As-Sunnah adalah sebuah kelaziman mengingat pembiasaan

membaca asmaul husna adalah bagian ibadah bagi setiap muslim dan memiliki

dasar hukumnya jelas dari Al-Quran dan Sunah nabi. Sedangkan Al-Quran dan

As-Sunnah adalah hal yang lazim adanya di kalangan ummat muslim. Hal ini

berdasar pada hadits nabi yang ditemukan pada kitab Muwattha Malik Juz 5

halaman 381 yang berbunyi:













28

Telah ku tinggalkan bagi kalian dua perkara sehingga kalian tak akan

sesat selagi kalian berpegang teguh kepada keduanya yakni kitab Allah

dan sunnah nabi-Nya.

(Syekh M. Hisyam Kabbani, 2008:182)

Dengan demikian Pembiasaan membaca asmaul husna adalah hal yang

lazim, mengingat ia bersumber dari Al-Quran dan sunnah rasul, adanya perintah

untuk membiasakannya dan pembiasaan ini telah dilakukan oleh ummat muslim.

3. Pembiasaan Terjadi Berulang-ulang

Pengulangan ini telah digariskan oleh Allah secara tersirat diantaranya di

dalam Al Quran ayat pertama surah Al-Alaq. Secara implisit metode ini

menggambarkan dari cara turunnya wahyu pertama (ayat 1-5). Malaikat Jibril

menyuruh Muhammad Rasulullah SAW dengan mengucapkan ( bacalah!)

dan Nabi menjawab: ( saya tidak bisa membaca), lalu malaikat

Jibril mengulanginya lagi dan Nabi menjawab dengan perkataan yang sama. Hal

ini terulang sampai 3 kali. Kemudian Jibril membacakan ayat 1-5 dan

mengulanginya sampai beliau hafal dan tidak lupa lagi tentang apa yang

disampaikan Jibril tersebut ( Erwita Aziz, 2003: 81).

Mengenai pentingnya pengulangan dan kesinambungan dalam pembiasaan

sebagai mana Dikutip dari buku Ajengan Cipasung (K.H Moh. Ilyas Ruhiyat)

mengenai hadits rasul yang berbunyi


29

Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara rutin

walaupun sedikit. (Iip Yahya, 2006:12)

Ungkapan hadits yang sederhana namun syarat makna ungkapan

sederhana ini bila dikaitkan dengan konsep tiga tujuan pembaelajaran yaitu

knowing (mengetahui), doing (keterampilan melaksanakan yang diketahui) dan

being (pengetahuan yang menjadi satu dengan kepribadiannya) (Iip D. Yahya,

2006: 12)

Adapun kaidah pengulangan dalam ibadah lebih menekankan hitungan

ganjil. Hal ini seperti telah digariskan oleh Allah pada hitungan satu rakaat pada

shalat witir, tiga kali pada wudlu, lima waktu pada shalat fardu, tujuh keliling

pada thawaf dan sebelas pada shalat witir. adalah perumpamaan keutamaan pada

wudlu (www..rwa2an.net./vb/showthread.php?t=10098).

Berkaitandengan pengulangan dengan bilangan ganjil Nabi Muhamad

SAW. pun bersabda:

Barang siapa yang berwudlu dua kali dua kali, maka Allah memberikan

pahal abaginya dua kali dan berwudlunya seseorang dengan tiga kali-tiga

kali inilah wudlu ku dan wudlunya para nabi sebelumku dan wudlunya

kekasih Alllah yang maha pengasih yakni nabi Ibrahim a.s.


30

(Imam Al-Ghazali, tt: 1/145)

Kajian lebih lanjut Allah mengisyaratkan bahwa Sebuah amal yang baik

selalu dianjurkan untuk diulang dengan hitungan ganjil. Sebagai mana sabda

rasulullah SAW dalam sebuah hadits :

) )

sesungguhnya allah itu esa dan menyukai yang ganjil.

(Muslim ibn al-Hajjaj al-Qushayri: 1994)

4. Pembiasaan Bersifat Praktis

Dalam hal pembiasaan sebagai hal yang bersifat praktis maka rasulullah

Syeikh Ibrahim ibn Ismail menegaskan pada kitab Syarh Ta'lim al-Muta'allim:


Ilmu yang paling utama adalah ilmu perbuatan dan sebaik-baiknya

perbuatan adalah menjaga tingkah laku. (Syeikh Ibrahim ibn Ismail:tt:4)

Penanaman kebiasaan yang baik , sebagaimana sabda Rasulullah SAW di

atas, sangat penting dilakukan sejak awal kehidupan anak. Agama Islam sangat

mementingkan pendidikan kebiasaan, dengan pembiasaan itulah diharapkan

peserta didik mengamalkan ajaran agamanya secara berkelanjutan. Bahkan nabi

sendiri yang memerintahkan kepada para orang tua, dalam hal ini para pendidik

agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan sholatsejak dini ( Ramayulis,

2005 : 129 ). Hal tersebut berdasarkan hadits di bawah ini:


31

))

Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan sholat ketika mereka

berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila meninggalkannya

ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur

mereka.( Maktabah Syamillah)

5. Pembiasaan dalam upaya pendidikan dan pembinaan

Pendidikan Islam adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik berdasarkan aturan

islam (http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).

Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak untuk dapat

melaksanakan islam sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, berasarkan makna

ini, maka pendidikan yang diterapakan islam yaitu mempersiapkan diri manusia

guna melaksanakan amanat yang dipikulkan kepadanya, ini berarti sumber-

sumber islam dan pendidikan islam itu sama yakni yang terpenting, Al-quran dan

sunnah rasulullah (Abdurrahman An-Nahlawi, 1992: 41 )

Berkaiatan dengan pendidikan, D. Marimba mengatakan: Pendidikan

Agama Islam pada prinsipnya adalah untuk membentuk kepribadian muslim

(1980: 46)
32

Pendapat senada dikatakan oleh arief Ichwani adalah: Tujuan Pendidikan

Islam adalah untuk membina mental spritual dalam rangka mengabdi kepada

Allah sesuai dengan ajaran islam (1986: 4).

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan nilai. Karena lebih

banyak menonjolkan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan,

yang hendak ditanamkan atau ditumbuhkembangkan ke dalam diri peserta didik

sehingga dapat melekat pada dirinya dan menjadi kepribadiannya (Muhaimin:

159).

Proses Internalisasi nilai ajaran Islam menjadi sangat penting bagi peserta

didik untuk dapat mengamalkan dan mentaati ajaran dan nilai-nilai agama dalam

kehidupannya, sehingga tujuan Pendidikan Agama Islam tercapai.

Upaya dari pihak sekolah untuk dapat menginternalisasikan nilai ajaran

Islam kepada diri peserta didik menjadi sangat penting, dan salah satu upaya

tersebut adalah dengan metode pembiasaan di lingkungan sekolah. Metode

pembiasaan tersebut adalah dengan menciptakan suasana religius di sekolah,

karena kegiatankegiatan keagamaan dan praktik-praktik keagamaan yang

dilaksanakan secara terprogram dan rutin (pembiasaan) diharapkan dapat

mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam secara baik

kepada peserta didik.

Nilai adalah suatu penetapan atau kualitas obyek yang menyangkut suatu

jenis aspirasi atau minat (Nur Syam: 133). Pendidikan agama Islam merupakan

pendidikan nilai di mana peserta didik diharapkan dapat bertindak, bergerak dan

berkreasi dengan nilai-nilai tersebut.


33

Nilai ajaran Islam merupakan sistem yang diwujudkan dalam amal

perilaku para pemeluknya, termasuk dalam hal ini anak, peserta didik maupun

masyarakat pada umumnya. Sistem nilai agama Islam adalah suatu keseluruhan

tatanan yang terdiri dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi dan

mempunyai keterpaduan yang bulat yang berorientasi pada nilai Islam. Jadi

bersifat menyeluruh, bulat dan terpadu

Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya, ia tidak hanya

membekali anak dengan pengetahuan agama, atau mengembangkan intelek anak

saja dan tidak pula mengisi dan menyuburkan perasaan (sentimen ) agama saja,

akan tetapi ia menyangkut keseluruhan diri pribadi anak, mulai dari latihan-

latihan (amaliah) sehari-hari, yang sesuai dengan ajaran agama, baik yang

menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia

dengan alam, serta manusia dengan dirinya sendiri (Darajat: 107).

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan nilai. Karena lebih

banyak menonjolkan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan,

yang hendak ditanamkan atau ditumbuhkembangkan ke dalam diri peserta didik

sehingga dapat melekat pada dirinya dan menjadi kepribadiannya (Muhaimin:

159).

Proses Internalisasi nilai ajaran Islam menjadi sangat penting bagi peserta

didik untuk dapat mengamalkan dan mentaati ajaran dan nilai-nilai agama dalam

kehidupannya, sehingga tujuan Pendidikan Agama Islam tercapai. Upaya dari

pihak sekolah untuk dapat menginternalisasikan nilai ajaran Islam kepada diri

peserta didik menjadi sangat penting, dan salah satu upaya tersebut adalah dengan

metode pembiasaan di lingkungan sekolah.


34

Metode pembiasaan tersebut adalah dengan menciptakan suasana religius

di sekolah, karena kegiatankegiatan keagamaan dan praktik-praktik keagamaan

yang dilaksanakan secara terprogram dan rutin (pembiasaan) diharapkan dapat

mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam secara baik

kepada peserta didik.

Pendidikan Iislam berorientasi pada pendidikan nilai sehingga perlu

adanya proses internalisasi tersebut. Jadi internalisasi merupakan ke arah

pertumbuhan batiniah atau rohaniah peserta didik. Pertumbuhan itu terjadi ketika

siswa menyadari sesuatu nilai yang terkandung dalam pengajaran agama dan

kemudian nilai-nilai itu dijadikan suatu sistem nilai diri sehingga menuntun

segenap pernyataan sikap, tingkah laku, dan perbuatan moralnya dalam menjalani

kehidupan ini.

Menurut Muhaimin, tahap-tahap dalam internalisasi nilai adalah:

a. Tahap transformasi nilai, pada tahap ini guru sekedar

menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik

kepada siswa, yang semata-mata merupakan komunikasi verbal.

b. Tahap transaksi nilai, yaitu suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan

melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara siswa dan

guru bersifat timbal balik. Dalam tahap ini tidak hanya menyajikan

informasi tentang nilai yang baik dan yang buruk, tetapi juga terlibat

untuk melaksanakan dan memberikan contoh amalan yang nyata,

dan siswa diminta memberikan respons yang sama, yakni menerima

dan mengamalkan nilai itu.


35

c. Tahap transinternalisasi, yakni bahwa tahap ini lebih dalam daripada

sekedar transaksi. Dalam tahap ini penampilan guru di hadapan

siswa bukan lagi sosok fisiknya, melainkan sikap mentalnya

(kepribadiannya). Demikian juga siswa merespons kepada guru

bukan hanya gerakan/penampilan fisiknya, melainkan sikap mental

dan kepribadiannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dalam

transinternalisasi ini adalah komunikasi dua kepribadian yang

masing-masing terlibat secara aktif.

Jadi, internalisasi nilai sangatlah penting dalam pendidikan agama Islam

karena pendidikan agama Islam merupakan pendidikan nilai sehingga nilai-nilai

tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik, dengan pengembangan yang

mengarah pada internalisasi nilai-nilai ajaran Islam merupakan tahap pada

manifestasi manusia religius. Sebab tantangan untuk arus globalisasi dan

transformasi budaya bagi peserta didik dan bagi manusia pada umumnya adalah

difungsikannya nilai-nilai moral agama.

Pada tahap-tahap internalisasi ini diupayakan dengan langkah-langkah

sebagai berikut (Thoha: 94):

a. Menyimak, yakni pendidik memberi stimulus kepada peserta didik dan

peserta didik menangkap stimulus yang diberikan.

b. Responding, peserta didik mulai ditanamkan pengertian dan kecintaan

terhadap tata nilai tertentu, sehingga memiliki latar belakang

teoritik tentang sistem nilai, mampu memberikan argumentasi


36

rasional dan selanjutnya peserta didik dapat memiliki komitmen

tinggi terhadap nilai tersebut.

c. Organization, peserta didik mulai dilatih mengatur sistem

kepribadiannya disesuaikan dengan nilai yang ada.

d. Characterization, apabila kepribadian sudah diatur disesuaikan dengan

sistem nilai tertentu dan dilaksanakan berturut turut, maka akan

terbentuk kepribadian yang bersifat satunya hati, kata dan

perbuatan. Teknik internalisasi sesuai dengan tujuan pendidikan

agama, khususnya pendidikan yang berkaitan dengan masalah

aqidah, ibadah, dan akhlak.

Metode Pembiasaan sebagai Upaya Internalisasi Nilai Ajaran Islam

Kebiasaan terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga kebiasaan dapat

diartikan sebagai perbuatan atau ketrampilan secara terus-menerus, secara

konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan ketrampilan itu benar-

benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit

ditinggalkan, atau bisa juga kebiasaan diartikan sebagai gerak perbuatan yang

berjalan dengan lancar dan seolah-olah berjalan dengan sendirinya.

Perbuatan ini terjadi awalnya dikarenakan pikiran yang melakukan

pertimbangan dan perencanaan, sehingga nantinya menimbulkan perbuatan dan

apabila perbuatan ini diulang-ulang maka akan menjadi kebiasaan.

Jadi kebiasaan di sini merupakan hal-hal yang sering dilakukan secara berulang-

ulang dan merupakan puncak perwujudan dari tingkah laku yang sesungguhnya,

di mana ketika seseorang telah memiliki kemampuan untuk mewujudkan lewat


37

tindakan dan apabila tindakan ini dilakukan secara terus-menerus, maka ia akan

menjadi kebiasaan, dan kebiasaan tersebut akan mewujudkan karakter.

Pendidikan agama Islam sebagai pendidikan nilai maka perlu adanya

pembiasaan-pembiasaan dalam menjalankan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai

ajaran Islam dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik, yang akhirnya akan

dapat membentuk karakter yang Islami. Nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi

karakter merupakan perpaduan yang bagus (sinergis) dalam membentuk peserta

didik yang berkualitas, di mana individu bukan hanya mengetahui kebajikan,

tetapi juga merasakan kebajikan dan mengerjakannya dengan didukung oleh rasa

cinta untuk melakukannya.

Pembentukan karakter seseorang (terutama peserta didik) bersifat tidak

alamiyah, sehingga dapat berubah dan dibentuk sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Kaidah umum dalam pembentukan karakter seperti diutarakan oleh

Anis Matta adalah sebagai berikut :

a.Kaidah kebertahapan, proses perubahan, perbaikan, dan pengembangan

harus dilakukan secara bertahap.

b.Kaidah kesinambungan, anda harus tetap berlatih seberapapun kecilnya

porsi latihan tersebut, nilainya bukan pada besar kecilnya, tetapi

pada kesinambungannya.

c.Kaidah momentum, pergunakan berbagai momentum peristiwa untuk

fungsi pendidikan dan latihan. Misalnya menggunakan bulan

Ramadhan untuk mengembangkan sifat sabar, kemauan yang kuat,

kedermawanan dan seterusnya.


38

d.Kaidah motivasi intrinsik, jangan pernah berfikir untuk memiliki

karakter yang kuat dan sempurna, jika dorongan itu benar-benar

lahir dalam diri anda sendiri, atau dari kesadaran anda akan hal itu.

e.Kaidah pembimbing, pembiasaan mungkin bisa dilakukan seorang diri,

tetapi itu tidak akan sempurna. Jadi, pembiasaan membutuhkan

kawan yang berfungsi sebagai guru/ pembimbing.

Dari kaidah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa selain kebiasaan

diberikan juga pengertian secara kontinyu, sedikit demi sedikit dengan tidak

melupakan perkembangan jiwanya, dengan melihat faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pembentukan karakter dengan melihat nilai-nilai apa yang

diajarkan serta bersikap tegas dengan memberikan kejelasan sikap, mana yang

harus dikerjakan dan mana yang tidak. Memperkuatnya dengan memberikan

sangsi dengan kesalahannya dan juga tidak kalah pentingnya dengan adanya

teladan atau contoh yang diberikan

Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam mencapai tujuan

tertentu. Banyak para tokoh yang mengemukakan definisi pendidikan, tetapi pada

intinya pendidikan mempunyai beberapa unsur utama, yaitu:

a.Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan, atau pertolongan

yang dilakukan secara sadar

b.Ada pendidik, pembimbing atau penolong

c.Ada yang dididik atau si terdidik

d.Adanya dasar atau tujuan dalam bimbingan tersebut


39

Dari unsur pendidikan di atas dapat diketahui bahwa fungsi metode sangat

penting dalam proses belajar mengajar. Karenanya terdapat suatu prinsip yang

umum dalam memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pengajaran dapat

disampaikan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan,

dan motivasi, sehingga pelajaran atau materi pendidikan yang akan disampaikan

itu dapat dengan mudah diberikan.

Beberapa metode dapat diaplikasikan dalam pembiasaan ini seperti kata

Ramayulis.

Metode mengajar yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih dan

digunakan dalam pendekatan pembiasaan antara lain ialah metode

Latihan (Drill) ( Ramayulis, 2005 : 129 )

Alasan penggunaan metode drill yang dikutip dari pendapat Zuhairini,

dkk, (1983: 107) menguraikan hal tersebut sebagai berikut:

1.Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang

diharapkan

2.Para murid akan memiliki pengetahuan siap.

3.Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.

Dari uraian diatas maka dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan

tahapan proses, unsur utama kegiatan pendidikan, serta metotode yang digunakan

maka pembiasaan adalah hal yang sangat efektif dalam pendidikan agama, nilai

dan akhlak pada dimensi pendidikan Islam.

B. Membaca dan Permasalahannya


40

Kata membaca artinya mengenali kata, (Chambers dan Lowry: 1984),

berdoa, (Kamus Besar Bahasa indonesia : 2010) menghafal, menyelami makna

(Burns, dkk., 1996: 6), Meneladani (Petty & Jensen, 1980). Maka membaca

asmaul husna dipandang berpengaruh terhadap akhlak siswa.

Perintah Allah untuk membaca dalam konteks membaca adalah

berdasarkan ayat Allah dalam Al-Quran berikut ini:

(2)
(1)


1:3 ( )3) )

"Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang telah menciptakan (1)

Allah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) bacalah dan

tuhamnu yang maha pemurah."

(Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:1079)

Dari devinisi yang diungkapkan diatas maka pada penelitian ini kegiatan

membaca memliki indikator sebagai berikut:

1. Mengenali kata-kata

Pengetian membaca yang dikutip dari pendapat Burn, Roe dan Ross

(1984) adalah membaca dengan arti mengenali kata-kata. Mengenali berasal dari

kata kenal yang berarti tahu dan teringat kembali. Sedangkan mengenali berarti

mengetahui tanda-tanda atau ciri-ciri. Adapun pengertian kata-kata adalah

bentuk jama dari kata yang berarti unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
41

yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan

dalam berbahasa (http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).

Dari uraian diatas maka mengenali kata dapat diartikan sebagai usaha

untuk mengetahui dan mengingat kembali berbagai tanda atau ciri yang menjadi

unsur bahasa yang diucapkan atau yang dituliskan yang merupakan perwujudan

kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa.

Maka dari pengertian mengenali kata dapat kita simpulkan beberapa point

penting yang harus ada dalam mengenali kata ketika membaca asmaul husna

adalah:

a. Upaya mengetahui dan mengingat (menghfal)

Mengetahui dan mengingat Asmaulhusna sebagai kajian utama berarti

mengetahui asmaul husna dan mengingat kembali. Pada tingkatan ini membaca

asmaul husna berati pula sekaligus memahami arti yang dibacanya.

Farris (1993: 304) Mengemukakan bahwa membaca sebagai pemrosesan

kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh

pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal

pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang

terdapat di dalam bacaan

b. Identifikasi Simbol dan ciri sebagai unsur bahasa


42

Simbol dan ciri sebagai unsur bahasa dalam membaca asmaul husna

adalah asma-asma Allah yang terdapat dalam asmaul husna yang menggunakan

hufuf hjaiyah berbahasa arab baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.

Damarjati Supadjar menjelaskan bahwa pada hakekatnya membaca adalah

suatu aktivitas membatin dari suatu hal yang lahir. . Maksud dari lahir disini

adalah benda dalam artian fisik, kongkrit maupun abstrak yang dapat diindera

oleh panca indra manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Langsung

dalam pengertian melalui penglihatan, perabaan, penciuman, pengecapan, maupun

pendengaran. Sedangkan tidak langsung dapat diartikan melalui ciri-ciri suatu

benda atau keadaaan, ataupun dengan peralatan bantu tertentu.

Sebagai Contoh adalah membaca tulisan. Tulisan adalah suatu bentuk fisik

kongkrit yang melalui indra penglihatan, atau bisa juga melalui perabaan bagi

saudara kita yang tuna netra, kita jadikan sebagai input untuk diolah oleh otak

berdasarkan referensi pengetahuan yang pernah diajarkan (pelajaran mengenai

abjad) untuk kemudian disimpan dalam memori.

Dari memori tersebut kemudian tersusunlah kata dan kalimat yang dapat

kita keluarkan melalui ucapan, atau bisa jadi kita hentikan sampai tahapan

penyimpanan makna dalam memori jika kita membaca secara batin.

c. Unsur bahasa yang dibaca dapat diucapkan atau dituliskan

Asmaul husna yang berbahasa arab sebagai bahasa Al-quran dapat

diucapkan atau dituliskan. Untuk itu tentu kemampuan membaca tulis berbahasa
43

arab ini merupakan syarat pokok bagi seseorang dalam membaca asmaul husna,

mengingat kegiatan membaca adalah suatu proses komunikasi antara pembaca

dan penulis dengan bahasa tulis, hal tersebut dikemukakan oleh Kolker (1983: 3).

Unsur tulisan ini secara tersirat


5)

( 4))

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam(4) Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5).

(Departemen Agama Republik Indonesia:1989: 1079)

Baik membaca secara langsung atau tidak langsung atau membaca secara

lahir atau batin seperti diungkapkan Damarjati Supadjar, tetap pada prosesnya

membaca berasal dari sesuatu yang dapat dibaca dan di ucapkan.

d. Membaca Merupakan Perwujudan Kesatuan Perasaan dan Pikiran

Dari pendapat para ahli tentang membaca maka bagi orang yang membaca

asmaul husna, maka perwujudan kesatuan, perasaan dan fikiran adalah hal yang

urgen karena tanpa itu ia hanyalah sebuah pelafalan dan tidak mencapai arti

membaca yang sempurna.

Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8) mengatakan bahwa membaca

merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon

kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa

sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman,

berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas


44

membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara

bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu

Membaca Menurut Klein, dkk. (dalam Farida Rahim, 2005: 3), Pertama,

membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan

pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam

membentuk makna. Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif

menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks

dalam rangka meng-kontruksi makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi

sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan

interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang

yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa

tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami

(readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks

Dengan uraian diatas mengenai membaca, baik dipandang sebagai respon

yang kompleks (melibatkan emosional) atau membaca dipandang sebagai proses,

strategis dan interaktif (bentuknya logis) semuanya adalah perwujudan Kesatuan

Perasaan dan Pikiran karena tanpa perwujudan perasaan dan fikiran maka

membaca dipandang tidak sempurna.

2. Berdoa

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berdoa adalah sub makna dari

melafalkan sebagai makna dari membaca. Dengan kata lain berdoa adalah

membaca kalimat doa berbentuk pemintaan dan permohonan kepada tuhan

(Allah)
45

Pengertian Membaca yang diungkapkan Damarjati Supadjar adalah suatu

aktivitas batin dari suatu hal yang lahir. Dimensi lahir (yang di indera) kita

jadikan sebagai input untuk diolah oleh otak berdasarkan referensi pengetahuan

yang pernah diajarkan (pelajaran mengenai abjad) untuk kemudian disimpan

dalam memori. Dari memori tersebut kemudian tersusunlah kata dan kalimat yang

dapat kita keluarkan melalui ucapan, atau bisa jadi kita hentikan sampai tahapan

penyimpanan makna dalam memori jika kita membaca secara batin.

Dalam konteks membaca adalah doa maka asmaul husna adalah isi dari

doa tersebut. Seperti firman Allah dalam Al-Quran :









110:}
}

Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama

yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-

nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam

salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan

tengah di antara kedua itu." (Departemen Agama Republik Indonesia,

1987:440)

Dalam konteks asmaul husna sebagai doa, berikut adalah fadhilah dari

pembacaan doa dengan asmaul husna yang dipetik dari tajuk buku Khasiat

Asmaul-Husna & Himpunan Ayat-Ayat Al-Quran, susunan Abu Nur Husnina,

terbitan Pustaka Ilmi :


46

1. Ya Allah! apabila dizikirkan 500 x setiap malam, lebih-lebih lagi


selepas solat tahajjud atau solat sunat 2 rakaat mempunyai pengaruh
yang besar di dalam mencapai segala yang dihajati.

2. Ya Rahman! apabila dizikirkan sesudah solat 5 waktu sebanyak


500x, maka hati kita akan menjadi terang, tenang & sifat-sifat pelupa &
gugup akan hilang dengan izin Allah.

3. Ya Rahim! apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap hari, InsyaAllah


kita akan mempunyai daya penarik yang besar sekali hingga manusia
merasa cinta & kasih serta sayang terhadap kita.

4. Ya Malik! apabila dizikirkan sebanyak 121 x setiap pagi atau setelah


tergelincirnya matahari, segala perkerjaan yang dilakukan setiap hari
akan mendatangkan berkat & kekayaan yang diredhai Allah.

5. Ya Quddus! apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap pagi setelah


tergelincir matahari, maka hati kita akan terjaga dari semua penyakit hati
seperti sombong, iri hari, dengki dll.

6. Ya Salam! apabila dizikirkan sebanyak 136 x, InsyaAllah jasmani &


rohani kita akan terhindar dari segala penyakit sehingga badan menjadi
segar sihat & sejahtera.

7. Ya Mukmin! apabila dizikirkan sebanyak 236 x, InsyaAllah diri kita,


keluarga & segala kekayaan yang dimiliki akan terpelihara & aman dari
segala macam gangguan yang merosakkan.

8. Ya Muhaimin! apabila dizikirkan sebanyak 145 x sesudah solat


fardhu

Isyak, Insyaallah fikiran & hati kita akan menjadi terang & bersih.

9. Ya Aziz! apabila dizikirkan sebanyak 40 x sesudah solat subuh,


InsyaAllah, kita akan menjadi orang yang mulia, disegani orang kerana
penuh kewibawaan.

10.Ya Jabbar! apabila dizikirkan sebanyak 226 x pagi & petang, semua
musuh akan menjadi tunduk & patuh dengan izin Allah.

11. Ya Mutakabbir! apabila dizikirkan sebanyak 662 x, maka dengan


kebijaksanaan bertindak, kita akan dapat menundukkan semua musuh,
bahkan mereka akan menjadi pembantu yang setia.

12.Ya Khaliq! dibaca mengikut kemampuan atau sebanyak 731x,


InsyaAllah yang ingin otak cerdas, cepat menerima sesuatu pelajaran ,
amalan ini akan memberikan otak kita cerdas dan cepat tangkap (faham).
47

13.Ya Baarii! sekiranya kita berada didalam kesukaran atau sedang


sakit, dibaca sebanyak 100 x selama 7 hari berturut-turut, InsyaAllah kita
akan terlepas dari kesukaran & sembuh dari penyakit tersebut.

14.Ya Musawwir! sekiranya seorang isteri yang sudah lama belum


mempunyai anak, maka cubalah ikhtiar ini dengan berpuasa selama 7
hari dari hari Ahad hingga Sabtu. Di waktu hendak berbuka puasa, ambil
segelas air & dibacakan Ya Musawwir sebanyak 21 x, kemudian
diminum air tersebut untuk berbuka puasa. Bagi sang suami, hendaklah
berbuat perkara yang sama tetapi hanya dengan berpuasa selama 3 hari.
Kemudian pada waktu hendak berjimak, bacalah zikir ini sebanyak 10 x,
InsyaAllah akan dikurniakan anak yang soleh.

15.Ya Ghaffaar! sambil beritikaf (diam dalam masjid dalam keadaan


suci) bacalah zikir ini sebanyak 100 x sambil menunggu masuknya waktu
solat Jumaat, InsyaAllah akan diampunkan dosa-dosa kita.

16.Ya Qahhaar! dizikir menurut kemampuan atau sebanyak 306 x,


maka hati kita akan dijaga dari ketamakkan & kemewahan dunia &
InsyaAllah orang-orang yang selalu memusuhi kita akan sedar & tunduk
akhirnya.

17. Ya Wahhaab! dizikir sebanyak 100 x sesudah solat fardhu, barang


siapa yang selalu didalam kesempitan, Insya Allah segala kesulitan atau
kesempitan dalam soal apa pun akan hilang.

18. Ya Razzaq! dizikir mengikut kemampuan sesudah solat fardhu


khususnya solat subuh, Insya Allah akan dipermudahkan rezeki yang halal
& membawa berkat. Rezeki akan datang tanpa diduga!! tetapi perlulah
dilakukan dengan ikhtiar yang zahir.

19. Ya Fattah! dizikir sebanyak 71 x sesudah selesai solat subuh,


InsyAllah hati kita akan dibuka oleh Allah, sehingga mudah menerima
nasihat agama.

20. Ya Aalim! dizikir sebanyak 100 x setiap kali selesai solat


Maktubah, Insya Allah akan mendapat kemakrifatan yang sempurna.

21. Ya Qaabidhu! dizikirkan 100 x setiap hari, maka dirinya akan


semakin dekat dengan Allah & terlepas dari segala bentuk ancaman.

22. Ya Baasithu! Bagi mereka yang berniaga atau mempunyai usaha2


lain, kuatkanlah usaha & berniaga itu dengan memperbanyakkan
membaca zikir ini setiap hari, InsyaAllah rezeki akan menjadi murah.

23. Ya Khaafidh! dizikirkan sebanyak 500 x setiap hari, dalam


keadaan suci, khusyuk & tawaduk, InsyaAllah segala maksud akan
48

ditunaikan Allah. Juga apabila mempunyai musuh, musuh itu akan jatuh
martabatnya.

24. Ya Raafi! dizikirkan setiap hari, baik siang atau malam sebanyak
70 x, InsyaAllah keselamatan harta benda di rumah, di kedai atau di
tempat-tempat lain akan selamat & terhindar dari kecurian.

25. Ya Muizz! dizikirkan sebanyak 140 x setiap hari, Insya Allah akan
memperolehi kewibawaan yang besar terutama ketua-ketua jabatan atau
perniagaan.

26. Ya Muzill! Perbanyakkanlah zikir ini setiap hari, sekiranya ada


orang berhutang kepada kita & sukar untuk memintanya, InsyaAllah si
penghutang akan sedar & membayar hutangnya kembali.

27. Ya Samii! Sekiranya inginkan doa kita makbul & pendengaran


telinga kita tajam, biasakanlah zikir ini setiap hari menurut kemampuan,
lebih-lebih lagi sesudah solah Dhuha, InsyaAllah doa akan mustajab.

28. Ya Bashiir! Dizikirkan sebanyak 100 x sebelum solat Jumaat,


InsyaAllah akan menjadikan kita terang hati, cerdas otak & selalu
diberikan taufik & hidayah dari Allah.

29. Ya Hakam! dizikirkan sebanyak 68 x pada tengah malam dalam


keadaan suci, InsyaAllah dapat membuka hati seseorang itu mudah
menerima ilmu-ilmu agama & membantu kecepatan mempelajari ilmu-
ilmu agama.

30. Ya Adllu! dizikirkan sebanyak 104 x setiap hari sesudah selesai


solat 5 waktu, InsyaAllah diri kita selalu dapat berlaku adil.

31. Ya Lathiif! Dengan memperbanyakkan zikir ini mengikut


kemampuan, InsyaAllah bagi para peniaga, ikhtiar ini akan menjadikan
barangan jualannya menjadi laris & maju.

32. Ya Khabiir! Dengan memperbanyakkan zikir ini setiap hari,


terkandung faedah yang teramat banyak sekali sesuai dengan maksud
zikir ini antara lain faedahnya ialah dapat bertemu dengan teman atau
anak yang telah terpisah sekian lama.

33. Ya Haliim! Dizikirkan sebanyak 88 x selepas solat lima waktu, bagi


mereka yang mempunyai kedudukan di dalam pemerintahan, syarikat atau
apa saja, InsyaAllah dipastikan kedudukannya tidak akan dicabar atau
diungkit-ungkit atau tergugat.

34. Ya Aziim! dizikirkan sebanyak 12 x setiap hari untuk orang yang


sekian lama menderitai sakit, InsyaAllah akan sembuh. Juga apabila
dibaca 12 x kemudian ditiupkan pada tangan lalu diusap-usap pada
49

seluruh badan, maka dengan izin Allah akan terhindar dari gangguan jin,
jin syaitan & sebagainya.

35. Ya Ghafuur! bagi orang yang bertaubat, hendaklah


memperbanyakkan zikir ini dengan mengakui dosa-dosa & beriktikad
untuk tidak mengulanginya, InsyaAllah akan diterima taubatnya oleh
Allah.

36. Ya Syakuur! dizikirkan sebanyak 40 x sehabis solat hajat, sebagai


pengucapan terima kasih kepada Allah, InsyaAllah semua hajat kita akan
dimakbulkan Allah. Lakukanlah setiap kali kita mempunyai hajat yang
penting & terdesak.

37. Ya Aliy! Untuk mencerdaskan otak anak kita yang bebal, tulislah
zikir ini sebanyak 110 x (** di dalam bahasa Arab bukan Bahasa
Malaysia!!) lalu direndam pada air yang dingin & diberikan si anak
meminumnya, InsyaAllah lama kelamaan otak si anak itu akan berubah
cemerlang & tidak dungu lagi. InsyaAllah mujarab.

38. Ya Kabiir! Bagi seseorang yang kedudukannya telah dirampas atau


dilucut gara-gara sesuatu fitnah, maka bacalah zikir ini sebanyak 1,000 x
selama 7 hari berturut-turut dalam keadaan suci sebagai pengaduan
kepada Allah. Lakukanlah sesudah solat malam (tahajud atau hajat).

39. Ya Hafiiz! dizikir sebanyak 99 x, InsyaAllah diri kita akan


terlindung dari gangguan binatang buas terutamanya apabila kita berada
di dalam hutan.

40. Ya Muqiit! Sekiranya kita berada di dalam kelaparan seperti ketika


sesat di dalam hutan atau di mana sahaja sehingga sukar untuk
mendapatkan bekalan maknan, maka perbanyakkan zikir ini. InsyaAllah
badan kita akan menjadi kuat & segar kerana rasa lapar akan hilang.

41. Ya Hasiib! Untuk memperteguhkan kedudukan yang telah kita


jawat, amalkan zikir ini sebanyak 777 x sebelum matahari terbit &
selepas solat Maghrib, InsyaAllah akan meneguhkan kedudukan kita
tanpa sebarang gangguan.

42. Ya Jaliil! Barangsiapa mengamalkan zikir ini pada sepertiga


malam yang terakhir, InsyaAllah kita akan mendapati perubahaan yang
mengkagumkan perniagaan akan bertambah maju. Andai seorang
pegawai, maka tanpa

disedari kedudukan kita akan lebih tinggi dan terhormat & begitulah
seterusnya dengan izin Allah.

43. Ya Kariim! Untuk mencapai darjat yang tinggi & mulia di dunia
mahupun di akhirat kelak, maka amalkan zikir ini sebanyak 280 x ketika
50

hendak masuk tidur. Nescaya Allah akan mengangkat darjat mereka yang
mengamalkan zikir ini.

44. Ya Raqiib! Bagi meminta pertolongan kepada Allah terhadap


penjagaan barang yang dikhuatirkan, maka zikirkan sebanyak 50 x setiap
hari dengan niat agar barang-barang yang dikhuatirkan yang berada di
tempat yang jauh & sukar dijaga terhindar dari sebarang kecurian
mahupun gangguan lainnya. Bertawakkal & yakinlah kepada Allah.
InsyaAllah.

45. Ya Mujiib! Sesungguhnya Allah adalah Zat yang menerima doa


hambaNya & agar doa kita mustajab & selalu diterima Allah, hendaklah
mengamalkan zikir ini sebanyak 55 x sesudah solat subuh. Insyaallah
Tuhan akan mengabulkan doa kita.

46. Ya Waasi! Apabila di dalam kesulitan maka amalkan zikir ini


sebanyak 128 x setiap pagi & petang, InsyaAllah segala kesulitan akan
hilang berkat pertolongan Allah. Andai zikir ini sentiasa diamalkan,
InsyaAllah Tuhan akan menjaga kita dari hasad dengki sesama makhluk.

47. Ya Hakiim! Bagi pelajar atau sesiapa sahaja yang


memperbanyakkan zikir ini setiap hari, InsyaAllah akalnya akan menjadi
cerdas & lancar didalam menghafal & mengikuti pelajaran. Amalkanlah
sekurang-kurangnya 300x setiap hari.

48. Ya Waduud! Amalkan zikir ini sebanyak 11,000 x pada setiap


malam. InsyaAllah kita akan menjadi insan yang sentiasa bernasib baik,
disayangi & rumahtangga kita akan sentiasa berada didalam keadaan
harmoni.

49. Ya Majiid! Untuk ketenteraman keluarga di mana setiap anggota


keluarga sentiasa menyayangi & menghormati & khasnya kita sebagai
ketua keluarga, maka amalkan zikir ini sebanyak 99 x, sesudah itu
hembuskan kedua belah tapak tangan & usap ke seluruh muka. InsyaAllah
semua anggota keluarga kita akan menyayangi & menghormati kita
sebagai ketua keluarga.

50. Ya Baaits! Zikirkan sebanyak 100 x dengan meletakkan kedua


tangan ke dada, InsyaAllah akan memberi kelapangan dada dengan ilmu
& hikmah.

51. Ya Syahiid! Apabila ada di kalangan anggota keluarga kita yang


suka membangkang dan sebagainya, maka zikirkan sebanyak 319 x secara
berterusan setiap malam sehingga si pembangkang akan sedar & berubah
perangainya.
51

52. Ya Haq! Perbanyakkan zikir ini, InsyaAllah ianya sangat berfaedah


sekali untuk menebalkan iman & taat di dalam menjalankan perintah
Allah.

53. Ya Wakiil Sekiranya terjadi hujan yang disertai ribut yang kuat,
atau terjadi gempa, maka ketika itu perbanyakkan zikir ini, InsyaAllah
bencana tersebut akan menjadi reda & kembali seperti sediakala.

54. Ya Qawiy! Amalkan zikir ini sebanyak mungkin agar kita tidak
gentar apabila berdepan dengan sebarang keadaan mahupun berdepan
dengan si zalim.

55. Ya Matiin! Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin kerana ianya


mempunyai fadhilat yang besar sekali, antaranya untuk mengembalikan
kekuatan sehingga musuh merasa gentar untuk mengganggu.

56. Ya Waliy! Barangsiapa yang menjawat sebarang jawatan atau


kedudukan, maka amatlah elok sekali mengamalkan zikir ini sebanyak
mungkin kerana dengan izinNya,kedudukan kita akan kukuh & terhindar
dari sebarang gangguan oleh orang-orang yang bersifat dengki.

57. Ya Hamiid! Perbanyakkan zikir ini sebagai pengakuan bahawa


hanya Allah sahaja yang paling berhak menerima segala pujian.

58. Ya Muhshiy! Sekiranya kita inginkan diri kita digolongkan didalam


pertolongan yang selalu dekat dengan Allah (muraqabah), maka amalkan
zikir ini sebanyak mungkin sesudah solat 5 waktu.

59. Ya Mubdiu! Agar segala apa yang kita rancangkan akan berhasil,
maka zikirkan sebanyak 470 x setiap hari. InsyaAllah.

60. Ya Muid! Andai ada anggota keluarga yang menghilangkan diri


dan sebagainya, amalkan zikir ini sebanyak 124 x setiap hari sesudah
solat. InsyaAllah dipertunjukkan akan hasilnya.

61. Ya Muhyiy! amalkan zikir ini sebanyak 58 x setiap hari, InsyaAllah


kita akan diberikan kemuliaan darjat dunia & akhirat kelak.

62. Ya Mumiit! Barangsiapa memperbanyakkan zikir ini, InsyaAllah


akan dipermudahkan didalam perniagaan, berpolitik dan sebagainya.

63. Ya Hayyu! Untuk mencapai kekuatan mental/batiniah didalam


menjalani kehidupan, perbanyakkanlah zikir ini.

64. Ya Qayyuum! Telah berkata Imam Ghazali bahawa barangsiapa


yang ingin memperolehi harta yang banyak lagi berkat, ingin dikasihi
oleh setiap manusia, ingin berwibawa, ditakuti musuh & ingin menjadi
insan yang terhormat, maka berzikirlah dgn Ya Hayyu Ya Qayyuum
52

sebanyak 1,000 x setiap malam atau siang hari. Hendaklah melakukannya


secara berterusan, Insya Allah akan tercapai segala hajat.

65. Ya Waajid! Andai berkeinginan keperibadian yang kukuh, tidak


mudah terpengaruh & teguh pendirian, maka perbanyakkan zikir ini.

66. Ya Maajid! Demi kecerdasan otak dan agar dipermudahkan hati


untuk menerima pelajaran, maka hendaklah pelajar tersebut
memperbanyakkan zikir ini setiap hari.

67. Ya Waahid! Bagi pasangan yang belum mempunyai cahayamata &


tersangat ingin untuk menimangnya, amalkanlah zikir ini sebanyak 190 x
setiap kali selesai menunaikan solat 5 waktu selama satu bulan & selama
itu juga hendaklah berpuasa sunat Isnin & Khamis, Insya Allah

68. Ya Somad! Ketika dalam kelaparan akibat sesat atau kesempitan


hidup, maka pohonlah kepada Allah dengan zikir ini sebanyak mungkin.
InsyaAllah, diri akan berasa segar & sentiasa.

69. Ya Qaadir! Apabila kita berhajatkan sesuatu namun ianya selalu


gagal, maka amalkan zikir ini sebanyak 305 x setiap hari, Insya Allah
segala hajat akan berhasil.

70. Ya Muqtadir! Agar tercapai tujuan yang dikehendaki, selain dari


berikhtiar secara lahariah, maka berzikirlah dengan zikir ini seberapa
mampu sehingga ikhtiar kita itu berhasil kerana zikir ini akan
mempercepatkan keberhasilan hajat kita.

71. Ya Muqaddim! Menurut Imam Ahmad bin Ali Al-Buuniy, beliau


berkata Barangsiapa yang berzikir dengan zikir ini sebanyak 184 x
setiap hari, InsyaAllah, nescaya segala usahanya akan berhasil.

72. Ya Muahkhir! Bagi meninggikan lagi ketaatan kita kepada Allah,


perbanyakkanlah zikir ini.

73. Ya Awwal!! Barangsiapa yang mengamalkan zikir ini sebanyak 37


x setiap hari, InsyaAllah segala apa yang dihajati akan diperkenankan
Allah.

74. Ya Aakhir! Amalkan berzikir sebanyak 200 x sesudah solat 5 waktu


selama satu bulan, InsyaAllah Tuhan akan membuka pintu rezeki yang
halal.

75. Ya Dhaahir! Amalkanlah zikir ini sebanyak 1,106 x selesai solat


waktu di tempat yang sunyi (khalwat), nescaya Allah akan membuka hijab
padanya dari segala rahsia yang pelik & sukar serta diberi kefahaman
ilmu.
53

76. Ya Baathinu! Seperti no. 75 jugak, tetapi amalkan sebanyak 30 x


sesudah solat fardhu.

77. Ya Waaliy! Memperbanyakkan zikir ini setiap pagi & petang boleh
menyebabkan seseorang itu menjadi orang yang marifat, iaitu hatinya
dibuka oleh Allah. Difahamkan para wali Allah selalu memperbanyakkan
zikir ini

78. Ya MutaaAliy! Sekiranya kita akan berjumpa dengan mereka yang


berkedudukan tinggi atau mereka yang sukar untuk ditemui, maka
bacalah zikir ini sebanyak mungkin sewaktu mengadap. InsyaAllah
dengan mudah kita akan berjumpa dengannya & segala hajat yang
penting-penting akan berhasil.

79. Ya Bar! Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin setiap hari,


InsyaAllah segala apa yang kita hajati akan terlaksana dengan mudah.

80. Ya Tawwaab! Bagi orang yang selalu membuat dosa & ingin
bertaubat maka hendaklah memperbanyakkan zikir ini supaya dengan
mudah diberikan petunjuk kembali ke jalan yang lurus.

81. Ya Muntaqim! Jika kita berhadapan dengan orang yang zalim,


supaya dia tidak melakukan kezalimannya terhadap kita, maka hendaklah
kita memperbanyakkan zikir ini setiap kali sesudah solat fardhu.
Insyaallah, kita akan mendpt pertolongan Allah.

82. Ya Afuww! Barangsiapa memperbanyakkan zikir ini, nescaya dia


akan diampuni segala dosanya oleh Allah.

83. Ya Rauuf! Bagi sesiapa yang inginkan dirinya disenangi oleh teman
atau sesiapa sahaja yang memandangnya, amalkan zikir ini seberapa
mampu samada pada waktu siang mahupun malam.

84. Ya Maalikul Mulki! Seseorang pengarah atau ketua yang ingin


kedudukan yang kekal & tetap tanpa diganggu gugat, hendaklah selalu
mengamalkan zikir ini sebanyak 212 x sesudah solat fardhu & 212 pada
setiap malam selama sebulan. InsyaAllah akan mendapat pertolongan
Allah.

85. Ya Zul Jalaali wal Ikraam! Amalkanlah zikir ini sebanyak 65 x


setiap hari selama sebulan, InsyaAllah segala hajat kita akan tercapai
dengan pertolongan Allah.

86. Ya Muqsith! Berzikirlah dengan zikir ini mengikut kemampuan,


InsyaAllah Tuhan akan menganugerahkan sifat adil kepada mereka yang
mengamalkannya.
54

87. Ya Jaami! Sekiranya ada dikalangan keluarga kita atau isteri kita
yang lari dari rumah, maka amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin pada
setiap hari dengan niat semoga Allah menyedarkan orang tersebut.
Dengan izin Allah orang yang lari itu akan pulang dalam jangka waktu
yang singkat.

88. Ya Ghaniy! Amalkanlah zikir ini pada setiap hari sebanyak


mungkin, InsyaAllah apa yang kita usahakan akan cepat berhasil &
kekayaan yang kita perolehi itu akan mendapat berkat.

89. Ya Mughniy! Mintalah kekayaan yang bermanfaat untuk kehidupan


dunia & akhirat kepada Allah dengan memperbanyakkan zikir ini,
InsyaAllah segala hajat kita akan tercapai.

90. Ya Maani! Andai kita selalu mengamalkan zikir ini sebanyak 161 x
pada waktu menjelang solat subuh setiap hari, InsyaAllah kita akan
terhindar dari orang-orang yang zalim & suka membuat angkara.

91. Ya Dhaarr! Asma ini sangat berguna didalam ikhtiar kita untuk
menyembuhkan sesuatu penyakit yang mana sudah lama dihidapi & telah
puas dihidapi & telah puas diubati. Amalkanlah zikir ini sebanyak 1001 x
pada setiap hari, InsyaAllah dengan ikhtiar ini penyaki itu akan cepat
sembuh.

92. Ya Naafi ! Menurut Imam Ahmad Al-Buuniy, barangsiapa


mengamalkan zikir ini setiap hari, maka bagi orang yang sakit, sakitnya
akan sembuh, & bagi orang yang susah akan dihilangkan kesusahannya
dengan izin Allah.

93. Ya Nuur! Menurut Sheikh Ahmad bin Muhammad As Shawi,


barangsiapa yang menghendaki kemuliaan yang agung & memperolehi
apa yang dimaksudkan baik kebaikan dunia mahupun kebaikandi akhirat
kelak, maka hendaklah selalu berzikir dengan zikir ini setiap pagi &
petang.

94. Ya Haadiy! Bagi sesiapa yang dalam perjalanan ke suatu tempat


tertentu, kemudian ia tersesat, hendaklah ia memohon petunjuk Allah
dengan memperbanyakkan zikir ini, Insya Allah akan diberikan
pertolongan Allah akan cepat lepas dari kesesatan tersebut.

95. Ya Baadii! Andai kita mempunyai rancangan yang sangat penting


& bagi memastikan rancangan kita itu berjaya & berjalan lancar, maka
berzikirlah dengan zikir ini sebanyak 500 x selepas solat fardhu.
InsyaAllah Tuhan akan memberikan pertolongan hingga rancangan kita
berjaya & berjalan lancar.

96. Ya Baaqy! Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin tanpa mengira


batas waktu, InsyaAllah dengan ikhtiar ini semua perkerjaan yang telah
55

menjadi punca rezeki tidak akan mudah terlepas, perniagaan tidak akan
rugi atau bankrap dengan berkat zikir ini.

97. Ya Waarits! Sekiranya kita berzikir sebanyak 500 x selepas solat


fardhu atau sebagainya, supaya segala urusan kita itu berjalan lancar,
maka hendaklah pada setiap malam berzikir dengan zikir ini sebanyak
707 x. InsyaAllah berkat zikir ini Allah akan memberi petunjuk sehingga
usaha kita akan berhasil dengan baik & memberangsangkan.

98. Ya Rasyiid! Walaupun kita tergolong didalam golongan yang


cerdas otak, namun biasakanlah zikir ini sebanyak mungkin, nescaya otak
kita akan menjadi bertambah cerdas.

99. Ya Shabuur! Agar kita diberi kesabaran oleh Allah dalam segala
hal, maka perbanyakkanlah zikir ini menurut kemampuan. Dengan sifat
sabar & penuh pengharapan kepada Allah, maka segala usaha & upaya
akan mencapai kejayaan.

Fadhilah membaca asmaul husna lebih lanjut diungkapkan oleh Yusuf Ibn

Ismail An-Nahani pada kitab Saadah Ad-Daroin pada bab khowashil Asmail

Ilahiyah yang terdapat di lembar lampiran.

Berdoa dengan asmaul husna juga dianjurkan rasulullah SAW. dalam

hadist yang terkenal dengan hadist syafaat yang diriwayatkan imam Bukhari,

dalam shahihnya, Kitabut Tauhid, Bab Kalamurrabi Azza Wa Jalla Yaumal

Qiyamati Maal Anbiyai Wa Ghairihim. (hadist no. 7510), yang berbunyi:

,
,....
()
.Akan diilhamkan kepadaku (pada hari kaimat), pujian-pujian
(kepada Allah), yang pada saat ini aku tidak memuji dengan pujian
tersebut. Aku akan memuji Allah dengan pujian-pujian tersebut, dalam
keadaan aku bersungkur sujud kepada Allah,.(Imam Al-Bukhari)

3. Membaca Mengandung Unsur Menghafal


56

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata menghafal berasal dari

kata hafal yang berarti telah masuk di ingatan (tentang pelajaran), dapat

mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain).

Menghafal adalah devinisi membaca tanpa symbol-sismbol atau lambing

materil akan tetapi menggunakan symbol non materil.

Membaca seperti ini adalah bagian dari produk membaca (Burns, dkk.

(1996: 6) lebih lanjut ia mengatakan membaca adalah mengingat apa yang

dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru,

membangun asosiasi, menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai

dengan interesnya, mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk

memahami materi yang dibaca.

Sebuah penegasan tentang adanya hubungan kausal antara membaca

dengan menghafal adalah melalui firman Allah SWT yang berbunyi:

6: )


)

Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka

kamu tidak akan lupa. (Departeman Agama Republik Indonesia, 1987:1051)

Secara implisit pengertian membaca dengan makna menghafal juga terjadi

saat wahyu pertama diturunkan Allah lewat malaikat jibril kepada nabi

Muhammad di Goa Hira yang persisnya nabi membaca tanpa tulisan dan ia

membaca setelah di ulang sebanyak 3 kali. Singkat ceritanya adalah ketika

Malaikat Jibril menyuruh Muhammad Rasulullah SAW dengan mengucapkan

( baca!) dan Nabi menjawab: ( saya tidak bisa membaca ), lalu


57

malaikat Jibril mengulanginya lagi dan Nabi menjawab dengan perkataan yang

sama. Hal ini terulang sampai 3 kali. Kemudian Jibril membacakan ayat 1-5 dan

mengulanginya sampai beliau hafal dan tidak lupa lagi apa yang disampaikan

Jibril tersebut ( Erwita Aziz, 2003: 81)

Membaca asmaul husna berarti pula mengafal hal ini diperkuat oleh

kutipan tentang penafsiaran ulama ahlussunah waljamaah mengenai asmaul

husna yakni:

" "
memulyakan makna dari asmaul husna dan menghafal apa yang ada

di pada asmaul husna(Muhammad bin Khalifah bin Ali:1999)

4. Menyelami makna

Penjabaran arti membaca lebih lanjut oleh Burns, dkk. (1996: 6) bahwa

aktifitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk

membaca. Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan

berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik antara

pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari

pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya.

Maka pengertian membaca dalam kontes menyelami makna asmaul husna

berarti membaca adalah memberi arti kepada asmaul husna itu sendiri sedangkan

Makna asmaul husna lebih lengkap dalam tafsir-tafsir para ulama seperti pada

kitab Saadah Ad-Daroin karangan Yusuf Ismail An-Nahani pada bab As-Saadah
58

fi Khoasi Al-asmail Ilahiyah hal: 519, namun secara sederhana daftar makna

terjemah dari asmaul husna dengan menggunakan dua bahasa sebagai bahan

komparasi konteks makna akan di bahas pada Bab II sub bahasan asmaul husna

sebagai sifat Allah.

5. Meneladan

Kata meneladan berasal dari kata teladan yang berarti sesuatu yang

patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan

sebagainya) meneladan berarti meniru atau mencontoh.

(http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php).

Hakekat meneladan memlalui membaca pun diungkapkan oleh Adib

Susila Siraj bahwa, ada tiga hal yang akan terjadi ketika seseorang sebagai

produk membaca yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu

pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa

mengacu pada bahasa pembaca.

Membaca diartikan didevinisikan oleh Chambers dan Lowry (Burn, Roe

dan Ross, 1984) bahwa membaca lebih dari sekedar mengenali kata-kata tetapi

juga membawa ingatan yang tepat, merasakan dan mendefinisikan beberapa

keinginan, mengidentifikasi sebuah solusi untuk memunuhi keinginan, memilih

cara alternatif, percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan atau

cara yang dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. hal

tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari berpikir.


59

Stauffer (Petty & Jensen, 1980) menganggap bahwa membaca, merupakan

transmisi pikiran dalam kaitannya untuk menyalurkan ide atau gagasan. Selain itu,

membaca dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan

perbendaharaan kata, memberi pengetahuan, menambahkan proses pengayaan

pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan memahami

problem orang lain, mengembangkan konsep diri dan sebagai suatu kesenangan.

Dari uraian diatas maka membaca asamul husna (asma dan sifat Allah)

adalah kegiatan meneladan karena yang di baca adalah perbuatan, kelakuan, sifat,

Allah yang patut diteladani oleh makhluknya seperti yang di ungkapkan imam

Al-Ghazali dengan istilah tahkolluq. Meneladani ini melalui proses afektif,

kognitif, dan bahasa sehingga mampu membangun konsep dalam dirinya sehingga

perbuatannya telah menjadi konsep dan watak pada dirinya.

3. Asmaul husna dan Kandungan maknanya

Secara etimologis asma'ul husna berasal dari bahasa arab yakni

dalam bentuk jamak dari kata artinya nama-nama dan artinya baik (Al-

Marbawi,1927:21). Secara terminology kata ini dapat ditemukan pada beberapa

tafsir surat Al-Araf ayat 180, Asmaul husna berasal dari kata artinya

nama-nama dan artinya baik berjumlah 99 nama (Tafsir Al-Jalalein), yang

merupakan lafadz bahkan sifat (Tafsir Al-Baidhawi) yang sebagiannya wajib di

implementasikan dalam akhlak (Tafsir Nasfi).

Secara lugas asmaul husna diartikan sebagai seluruh asma Allah yang

maha indah, berbentuk asma dan sifat, menunjukan pelbagai sifat, memiliki

dilalah dalam dzat dan sifat-Nya yang ditetapkan berdasarkan wahyu yang bukan
60

menjadi ranah akal, yang tidak terbatas pada jumlah tertentu dan tidak boleh

diselewengkan dan diingkari kebenarannya

(M. Syafei Antonio, 2008: 22).

Dari uraian di atas dapat kita fahami bahwa asmaul husna diindikasikan

pada beberapa indikator:

a. Asmaul husna adalah Seluruh Asma Allah Yang Maha Indah

Dalam Hal ini Antonio Syafei (2008:23) mengungkapkan:

Makna husna adalah puncak kebaikan dan keindahan . Asma-Nya

maha indah dan sempurna, karena di dalamnya tidak terknadung

kekurangan sedikit pun, baik secara eksplisit maupun secara implisit.

Sebagai contoh kata hayy (yang maha hidup) merupakan dalah satu nama

Allah yang mengandung pengertian kehidupan sempurna, yang tidak

sidahului dengan ketiadaan, dan tidak diikuti dengan sirnanya.

(2008:23)

b. Asmaul husna Terdiri dari Asma dan Sifat,

Dalam kajian nama Allah maka nama diandang dari indikasinya (dalalah)

kepada dzat dan sifat dipandang dari indikasinya kepada makna. Berdasarka

pengertian pertama maka seluruh asma adalah mutharodif (sinonim) karena

indikasinya hanya kepda satu dzat, Allah. Sedangkan dari pengertian kedua,

semua asma Allah adalah mutabayinah (diferensial), karena setiap asma

mempunyai indikasi (dalalah) makna tersendiri.

Sebagai contoh : Al-Hayy, Ar-Rahim, Ar-Rahman , Al-Bashir, As-Sami

semuanya adalah asma untuk yang satu, Allah. Akan tetapi makna Al-Hayy tidak
61

sama dengan makna Al-Alim, dan Al-Alim tidak sama dengan Al-Qodir,

demikianlah seterusnya, demikianlah seterusnya. Asma Allah disebut sebagai

nama dan sifat-Nya merupakan petunjuk dari Al-Quran.

Berikut ini adalah pendapat ulama tentang pembagian asmaul husna yang

berdasarkan pendapat Al-Sa'id Al-Sayyid Ibadah (1983) pada kitab yang

dicetakan asli dari University Of California berikut ini:

:

, : 1.
. :

, : 2.
. .
:
.
).
(
:
.


, : 3.

: , ,

, 4.

" :
, , ,
, ,


c. menunjukan pelbagai sifat,

Jika asma Allah menunjukan keberbagaian sifat (transitif atau mutaaddi),

maka asma-Nya mengandung tiga hal :

1. ketetapan asma terebut untuk Allah

2. ketetapa sifat yang terkadung oleh asma ini untuk Allah.

3. ketetapan hukum-Nya dan tuntunan-Nya dari sifat tersebut


62

Mengacu pada kaidah ini para ahli ilmu menetapkan gugurnya hudud pada

perampok, misalnya yang telah mengungkapkan pertaubatan secara sungguh-

sungguh (Q. S. Almaidah : 34) pemahaman untuk contoh tersebut dapat difahami

dari makna As-Sami (maha mendengar), yang mengandung ketetapan bahwa

nama ini hanya untuk Allah (mendengar kesungguhan orang yang bertaubat)

sekaligus menetapkan bahwa Allah juga memiliki sifat sama (mendengar).

Dan Allah mendengar antara percakapanmu berdua. Sesungguhnya

Allah maha mendengar dan maha melihat .(Ary Ginanjar,2009)

Jika nama Allah menunjukan makna intransitif (lazim), maka nama-nama-

Nya hanya mengandung dua hal, Pertama: ketetapan makna tersebut untuk Allah

Kedua, ketetapan sifat yang terkandung oleh makna ini untuk Allah .

Sebagai contoh nama Al-Hayy (yang maha hidup) menandung ketetapan

bahwa nama tersebut untuk Allah, sekaligus ketetapan adanya sifat Hayyah

(hidup) bagi Allah. Yang paling penting dalam memahami sifat Allah adalah

berpatokan pada kaidah :

1. Semua sifat Allah sempurna tanpa kekurangan (Q.S.An-Nahl : 60)

2. Pembahasan sifat Allah lebih luas dari pada maknanya.(Q.S.

Lukman : 26, Al-Fajr : 22, Al Baqarah: 210, Ali-Imran : 11, Al-

Hajj: 65, Al Buruj : 22, Al-Baqarah : 185)

3. Sifat Allah terbagi dalam Tsubutiyah dan Salbiyah. (Syeik Ibrahim

Al-Bajuri : 1)
63

4. Sifat Tsubutiyah adalah sifat terpuji dan sempurna

5. Sifat Tsubutiyah terbagi kepada dzatiyah dan Filiyah

6. Penetapan sifat Allah harus terlepas dari tamtsil dan takyif

(Q.S.Al-Ikhlash : 4 dan Thaha : 110)

7. Sifat sifat Allah adalah tauqifi dan tidak dapat diperdebatkan.

d. Asmaul husna Memiliki Dilalah dalam Dzat dan Sifat-Nya

Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan

kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis

"Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan

Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur'an

tentang Allah ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan

dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada

Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu.

Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti

tercantum dalam surat Al-Ikhlas berikut ini :

(3)

( 2)
( 1)


4-1 : ( )4)
)

"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula

diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".

(Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:1118)

Adapun dzilalah sifat dari asmaul husna yang diterjemahkan ke bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris adalah sebagia berikut :


64

Tabel 2. Dilalah Sifat Allah pada Asmaul Husna

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


1 Ar Rahman The All Beneficent
sifat Pemurah

Yang Memiliki Mutlak


2 Ar Rahiim sifat Penyayang
The Most Merciful

Yang Memiliki Mutlak


The King, The
3 Al Malik sifat
Sovereign
Merajai/Memerintah

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


4 Al Quddus The Most Holy
sifat Suci

Yang Memiliki Mutlak


5 As Salaam sifat Memberi Peace and Blessing
Kesejahteraan

Yang Memiliki Mutlak


6 Al Mu`min sifat Memberi The Guarantor
Keamanan

Al Yang Memiliki Mutlak The Guardian, the


7
Muhaimin sifat Pemelihara Preserver

Al `Aziiz
8 Yang Memiliki Mutlak The Almighty, the
65

Kegagahan Self Sufficient

Yang Memiliki Mutlak The Powerful, the


9 Al Jabbar sifat Perkasa Irresistible

Yang Memiliki Mutlak


Al
10 sifat Megah, Yang The Tremendous
Mutakabbir Memiliki Kebesaran

Yang Memiliki Mutlak


11 Al Khaliq sifat Pencipta
The Creator

Yang Memiliki Mutlak


sifat Yang Melepaskan
12 Al Baari` (Membuat, The Maker
Membentuk,
Menyeimbangkan)

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


Al The Fashioner of
13 sifat Yang Membentuk
Mushawwir Rupa (makhluknya)
Forms

Yang Memiliki Mutlak


14 Al Ghaffaar sifat Pengampun
The Ever Forgiving

Yang Memiliki Mutlak The All Compelling


15 Al Qahhaar sifat Memaksa Subduer

Yang Memiliki Mutlak


16 Al Wahhaab The Bestower
sifat Pemberi Karunia
66

Yang Memiliki Mutlak


17 Ar Razzaaq sifat Pemberi Rejeki
The Ever Providing

Yang Memiliki Mutlak The Opener, the


18 Al Fattaah sifat Pembuka Rahmat Victory Giver

Yang Memiliki Mutlak


The All Knowing,
19 Al `Aliim sifat Mengetahui
the Omniscient
(Memiliki Ilmu)

Yang Memiliki Mutlak


sifat Yang The Restrainer, the
20 Al Qaabidh
Menyempitkan Straightener
(makhluknya)

Yang Memiliki Mutlak


sifat Yang The Expander, the
21 Al Baasith
Melapangkan Munificent
(makhluknya)

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


sifat Yang
22 Al Khaafidh The Abaser
Merendahkan
(makhluknya)

Yang Memiliki Mutlak


sifat Yang
23 Ar Raafi` Meninggikan
The Exalter
(makhluknya)

Yang Memiliki Mutlak


24 Al Mu`izz sifat Yang Memuliakan The Giver of Honor
(makhluknya)
67

Yang Memiliki Mutlak


sifat Yang The Giver of
25 Al Mudzil Menghinakan Dishonor
(makhluknya)

Yang Memiliki Mutlak


26 Al Samii` The All Hearing
sifat Maha Mendengar

Yang Memiliki Mutlak


27 Al Bashiir sifat Maha Melihat
The All Seeing

Yang Memiliki Mutlak The Judge, the


28 Al Hakam sifat Maha Menetapkan Arbitrator

Yang Memiliki Mutlak


29 Al `Adl sifat Maha Adil
The Utterly Just

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


30 Al Lathiif The Subtly Kind
sifat Maha Lembut

Yang Memiliki Mutlak


31 Al Khabiir sifat Maha Mengetahui The All Aware
Rahasia

Yang Memiliki Mutlak The Forbearing, the


32 Al Haliim sifat Maha Penyantun Indulgent

Yang Memiliki Mutlak The Magnificent, the


33 Al `Azhiim
sifat Maha Agung Infinite
68

Yang Memiliki Mutlak


34 Al Ghafuur sifat Maha Pengampun
The All Forgiving

Yang Memiliki Mutlak


35 As Syakuur sifat Maha Pembalas The Grateful
Budi (Menghargai)

Yang Memiliki Mutlak The Sublimely


36 Al `Aliy sifat Maha Tinggi Exalted

Yang Memiliki Mutlak


37 Al Kabiir sifat Maha Besar
The Great

Yang Memiliki Mutlak


38 Al Hafizh The Preserver
sifat Maha Menjaga

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


39 Al Muqiit sifat Maha Pemberi The Nourisher
Kecukupan

Yang Memiliki Mutlak


40 Al Hasiib sifat Maha Membuat The Reckoner
Perhitungan

Yang Memiliki Mutlak


41 Al Jaliil sifat Maha Mulia
The Majestic

Yang Memiliki Mutlak The Bountiful, the


42 Al Kariim sifat Maha Pemurah Generous
69

Yang Memiliki Mutlak


43 Ar Raqiib The Watchful
sifat Maha Mengawasi

Yang Memiliki Mutlak


The Responsive, the
44 Al Mujiib sifat Maha
Mengabulkan
Answerer

Yang Memiliki Mutlak The Vast, the All


45 Al Waasi` sifat Maha Luas Encompassing

Yang Memiliki Mutlak


46 Al Hakiim sifat Maka Bijaksana
The Wise

Yang Memiliki Mutlak The Loving, the


47 Al Waduud sifat Maha Pencinta Kind One

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


48 Al Majiid sifat Maha Mulia
The All Glorious

Yang Memiliki Mutlak


The Raiser of the
49 Al Baa`its sifat Maha
Dead
Membangkitkan

Yang Memiliki Mutlak


50 As Syahiid sifat Maha The Witness
Menyaksikan

Yang Memiliki Mutlak


51 Al Haqq sifat Maha Benar
The Truth, the Real
70

Yang Memiliki Mutlak The Trustee, the


52 Al Wakiil sifat Maha Memelihara Dependable

Yang Memiliki Mutlak


53 Al Qawiyyu sifat Maha Kuat
The Strong

Yang Memiliki Mutlak The Firm, the


54 Al Matiin sifat Maha Kokoh Steadfast

The Protecting
Yang Memiliki Mutlak
55 Al Waliyy sifat Maha Melindungi
Friend, Patron, and
Helper

Yang Memiliki Mutlak The All


56 Al Hamiid sifat Maha Terpuji Praiseworthy

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


The Accounter, the
57 Al Mushii sifat Maha
Mengkalkulasi
Numberer of All

The Producer,
Yang Memiliki Mutlak
58 Al Mubdi` sifat Maha Memulai
Originator, and
Initiator of all

Yang Memiliki Mutlak


sifat Maha The Reinstater Who
59 Al Mu`iid Mengembalikan Brings Back All
Kehidupan

Al Muhyii
60 Yang Memiliki Mutlak The Giver of Life
sifat Maha

71

Menghidupkan

Yang Memiliki Mutlak The Bringer of


61 Al Mumiitu
sifat Maha Mematikan Death, the Destroyer

Yang Memiliki Mutlak


62 Al Hayyu sifat Maha Hidup
The Ever Living

Yang Memiliki Mutlak The Self Subsisting


63 Al Qayyuum sifat Maha Mandiri Sustainer of All

Yang Memiliki Mutlak The Perceiver, the


64 Al Waajid sifat Maha Penemu Finder, the Unfailing

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak The Illustrious, the


65 Al Maajid sifat Maha Mulia Magnificent

The One, The


Yang Memiliki Mutlak Unique,
66 Al Wahiid sifat Maha Tunggal Manifestation of
Unity

The One, the All


Yang Memiliki Mutlak
67 Al `Ahad sifat Maha Esa
Inclusive, the
Indivisible

The Self Sufficient,


Yang Memiliki Mutlak the Impregnable, the
68 As Shamad sifat Maha Dibutuhkan, Eternally Besought
Tempat Meminta of All, the
Everlasting
72

Yang Memiliki Mutlak


sifat Maha
69 Al Qaadir Menentukan, Maha
The All Able
Menyeimbangkan

Yang Memiliki Mutlak The All Determiner,


70 Al Muqtadir
sifat Maha Berkuasa the Dominant

Yang Memiliki Mutlak


Al The Expediter, He
71
Muqaddim sifat Maha
who brings forward
Mendahulukan

Yang Memiliki Mutlak


Al The Delayer, He
72 sifat Maha
Mu`akkhir Mengakhirkan
who puts far away

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


73 Al Awwal sifat Maha Awal
The First

Yang Memiliki Mutlak


74 Al Aakhir sifat Maha Akhir
The Last

Yang Memiliki Mutlak The Manifest; the


75 Az Zhaahir sifat Maha Nyata All Victorious

Yang Memiliki Mutlak The Hidden; the All


76 Al Baathin sifat Maha Ghaib Encompassing

Yang Memiliki Mutlak


77 Al Waali sifat Maha Memerintah
The Patron
73

Al Yang Memiliki Mutlak


78 The Self Exalted
Muta`aalii sifat Maha Tinggi

Yang Memiliki Mutlak The Most Kind and


79 Al Barri sifat Maha Penderma Righteous

Yang Memiliki Mutlak


The Ever Returning,
80 At Tawwaab sifat Maha Penerima
Ever Relenting
Tobat

Al Yang Memiliki Mutlak


81 The Avenger
Muntaqim sifat Maha Penyiksa

Yang Memiliki Mutlak The Pardoner, the


82 Al Afuww sifat Maha Pemaaf Effacer of Sins

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak The Compassionate,


83 Ar Ra`uuf
sifat Maha Pengasih the All Pitying

Yang Memiliki Mutlak


Malikul The Owner of All
84 sifat Penguasa
Mulk Kerajaan (Semesta)
Sovereignty


Yang Memiliki Mutlak
Dzul Jalaali
sifat Pemilik The Lord of Majesty
85
Wal Ikraam Kebesaran dan and Generosity
Kemuliaan

74

Yang Memiliki Mutlak The Equitable, the


86 Al Muqsith
sifat Maha Adil Requiter

Yang Memiliki Mutlak


The Gatherer, the
87 Al Jamii` sifat Maha
Unifier
Mengumpulkan

Yang Memiliki Mutlak


The All Rich, the
88 Al Ghaniyy sifat Maha
Independent
Berkecukupan

Yang Memiliki Mutlak


The Enricher, the
89 Al Mughnii sifat Maha Memberi
Emancipator
Kekayaan

The Withholder, the


Yang Memiliki Mutlak
90 Al Maani sifat Maha Mencegah
Shielder, the
Defender

No. Nama Arab Indonesia Inggris

Yang Memiliki Mutlak


The Distressor, the
91 Ad Dhaar sifat Maha Memberi
Harmer
Derita

Yang Memiliki Mutlak


The Propitious, the
92 An Nafii` sifat Maha Memberi
Benefactor
Manfaat

Yang Memiliki Mutlak


sifat Maha Bercahaya
93 An Nuur (Menerangi, Memberi
The Light
Cahaya)
75

Yang Memiliki Mutlak


94 Al Haadii sifat Maha Pemberi The Guide
Petunjuk

Yang Memiliki Mutlak Incomparable, the


95 Al Baadii sifat Maha Pencipta Originator

Yang Memiliki Mutlak The Ever Enduring


96 Al Baaqii sifat Maha Kekal and Immutable

Yang Memiliki Mutlak The Heir, the


97 Al Waarits sifat Maha Pewaris Inheritor of All

The Guide, Infallible


Yang Memiliki Mutlak
98 Ar Rasyiid sifat Maha Pandai
Teacher, and
Knower

Yang Memiliki Mutlak The Patient, the


99 As Shabuur sifat Maha Sabar Timeless

Sumber penerjemahan Asmaul husna pada tabel diatas diambil dari

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/asmaul_husna Sebagian referensi tentang

pengalihan bahasa ke bahasa Indonesia dan bahasa Inggris mengenai asmaul

husna diatas adalah berasal dari Muhammad Syafiie Antonio (2008 37-454)

pendiri Lembaga Pendidikan Ekonomi Islam TAZKIA dan Ary Ginanjar

Agustian (2001: 69-71) Pendiri ESQ leadership Center.

e. Ditetapkan berdasarkan wahyu.

Permasalahan mengenai nama dan sifat Allah merupakan perkara

tauqifiyah, artinya tidak ada tempat bagi akal seseorang untuk berijtihad

menentukan nama dan sifat Allah. Tidaklah kita menetapkan nama dan sifat bagi
76

Allah, melainkan dengan apa yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya, baik

berdasarkan Al Quran Al Kariim maupun berdasarkan dengan apa yang

dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.

Nama dan sifat Allah adalah termasuk dalam perkara ghaibiyah, sehingga

seseorang tidak akan bisa mengetahui dan menerka-nerka dengan akal dan pikiran

semata. Allah menegaskan melalui firmannya :








36 : ) )
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
( Q.S Al Isra : 36)

Adapun referensi Asmaul husna dari wahyu Allah (Al-Quran Al-Karim)

adalah sebagai berikut :

Tabel 3

Referensi Asmaul husna dalam Al-Quran

Antara lain Antara lain Antara lain


No Nama terdapat No Nama terdapat No Nama terdapat
dalam dalam dalam

Al-Faatihah: Al-Ikhlaas:
1 34 Aali Imran: 89 67
3 1

Al-Faatihah: Al-Ikhlaas:
2 35 Faathir: 30 68
3
2

3 Al- 36 An-Nisaa: 34 69 Al-Baqarah:


Muminuun: 20
77

11

Al-Jumuah: Al-Qamar:
4 37 Ar-Rad: 9 70
1 42

5 Al-Hasyr: 23 38 Huud: 57 71 Qaaf: 28

Ibraahiim:
6 Al-Hasyr: 23 39 An-Nisaa: 85 72
42


7 Al-Hasyr: 23 40 An-Nisaa: 6 73 Al-Hadiid: 3

Aali Imran: Ar-Rahmaan:
8 41 74 Al-Hadiid: 3
62 27

9 Al-Hasyr: 23 42 An-Naml: 40 75 Al-Hadiid: 3


10 Al-Hasyr: 23 43 Al-Ahzaab: 52 76 Al-Hadiid: 3


11 Ar-Rad: 16 44 Huud: 61 77 Ar-Rad: 11

Al-Baqarah:
12 Al-Hasyr: 24 45 268
78 Ar-Rad: 9

Antara lain Antara lain Antara lain


No Nama terdapat No Nama terdapat No Nama terdapat
dalam dalam dalam

Ath-Thuur:
13 Al-Hasyr: 24 46 Al-Anaam: 18 79
28

Al-Baqarah: An-Nisaa:
14 47 Al-Buruuj: 14 80
235 16
As-Sajdah:
15 Ar-Rad: 16 48 Al-Buruuj: 15 81 22

Aali Imran: An-Nisaa:


16 49 Yaasiin: 52 82
8 99
78

Adz- Al-Maaidah: Al-Baqarah:


17 Dzaariyaat: 58 50 83
117 207

Aali Imran:
18 Sabaa: 26 51 Thaahaa: 114 84
26

Al-Baqarah: Al-Anaam: Ar-


19 52 85
29 102 Rahmaan: 27
Al-Baqarah: An-Nuur:
20 53 Al-Anfaal: 52 86
245
47

Adz-
21 Ar-Rad: 26 54 87 Sabaa: 26
Dzaariyaat: 58

Hadits at- Al-Baqarah:


22 55 An-Nisaa: 45 88
Tirmizi 267

Al-Anaam: An-Najm:
23 56 An-Nisaa: 131 89
83 48

Aali Imran: Hadits at-


24 57 Maryam: 94 90
26
Tirmizi

Aali Imran: Al-Anaam:


25 58 Al-Buruuj: 13 91
26 17
Antara lain Antara lain Antara lain
No Nama terdapat No Nama terdapat No Nama terdapat
dalam dalam dalam


26 Al-Israa: 1 59 Ar-Ruum: 27 92 Al-Fath: 11

An-Nuur:
27 Al-Hadiid: 4 60 Ar-Ruum: 50 93
35

Al-Mumin:
28 61 Al-Mumin: 68 94 Al-Hajj: 54
48

79

Al-Anaam: Al-Baqarah:
29 62 Thaahaa: 111 95
115 117


30 Al-Mulk: 14 63 Thaahaa: 11 96 Thaahaa: 73

Al-Anaam: Adh-Dhuhaa:
31 64 97 Al-Hijr: 23
18 6-8
Al-Baqarah:
32 65 Huud: 73 98 Al-Jin: 10
235

Asy-Syuura: Al-Baqarah: Al-Fathir :


33 66 99
4 133 45

Keterangan: tabel referensi asmaul husna diatas diambil dari sumber :

http://www.artislam.com/esma/ayetler

Referensi lebih lanjut pada penelitian ini akan dilampirkan pada lembar

lampiran

f. Asmaul husna Tidak Terbatas Pada Jumlah Tertentu

dikutip dari pendapa seorang ulama masyhur dari madzhab hambali yang

bernama Ibnul Qayim rahimahullah dari kitabnya Faidatun Jaliilatun fi

Qowaidil Asmail Husnaa, Ibnu Qayim Al Jauziyah. yakni:




Sesungguhnya nama-nama yang baik bagi Allah tidaklah dibatasi oleh

batasan dan bilangan tertentu, karena sesungguhnya Allah subhanahu wa


80

taala masih merahasiakan nama-nama-Nya yang ada dalam ilmu ghaib

di sisi-Nya. Nama-nama tersebut tidak diketahui oleh malaikat yang

terdekat dengan Allah sekalipun dan tidak diketahui oleh nabi yang

diutus-Nya.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam Hadist

ini merupakan hadist shohih, merupakan penggalan dari hadits panjang dari

shahabat Ibnu Masud r.a:

.

.
Aku memohon kepada-Mu dengan perantara seluruh Nama yang

dengannya Engkau namai Diri-Mu, Nama yang Engkau turunkan di

dalam Kitab-Mu, Nama yang Engkau ajarkan kepada salah satu diantara

makhluk-Mu dan juga Nama yang Engkau sembunyikan pengetahuannya

dalam ilmu ghaib di sisi-Mu..

(HR. Imam Ahmad, dalam musnadnya dan yang lainnya.)

Berdasarkan hadist tersebut, Ibn Al-Qayim rahimahullah menjelaskan

dalam kitab Faidatun Jaliilatun fi Qowaidil Asmail Husnaa, Ibnu Qayim Al

Jauziyah mengatakan bahwa Allah subhanahu wa taala menjadikan nama-nama-

Nya menjadi tiga jenis.

1.Nama-nama yang Allah menamakan dirinya dengan nama tersebut dan

Allah memberitahukan nama-nama tersebut kepada para malaikat


81

yang dikehendaki-Nya. Nama jenis pertama ini tidak Allah kabarkan

dalam Kitab-Nya.

2.Nama-nama yang dikabarkan oleh Allah kepada hamba-Nya dalam

Kitab-Nya yang mulia. Nama-nama ini diketahui oleh para hamba-

hamba-Nya. Dan yang

3.Nama yang Allah bersendirian (dalam pengetahuan-Nya) tentang nama

tersebut dalam ilmu ghaib di sisi-Nya, dan tidak ada satu pun dari

hamba-Nya yang mengetahui nama-nama tersebut

Hal senada juga diutarakan oleh Imam An-Nawawi pada pada Kitab Syarh

Shahih Muslim yang memberikan komentar tentang hadits nabi berikut ini :


"

"
)).


" :
:



" :

"
82

:
. : .

:
. " .


..." :

."
.

Kutipan dari Penafsiaran Hadist di atas adalah hadist yang shahih dengan

kesepakatan para ulama ahli hadist. Akan tetapi menjadikan hadist tersebut

sebagai dalil untuk membatasi nama-nama Allah hanya berjumlah 99 nama,

adalah suatu kekeliruan.

Walau pun demikian ada sebagian ulama yang berpendapat berbeda

mengenai jumlah asmaul husna diantaranya diungkapkan dalam Al Isaad fi

Syarhi Lumatil Itiqod, Syaikh Abu Musa Abdur Rozaaq bin Musa Al Jazaairi

bahwa Ibnu Hazm rahimahullah wa ghofarallahu pun berbeda pendapat dalam

memahami hadist ini. Beliau berpendapat bahwa adanya batasan bilangan untuk

nama-nama Allah subhanahu wa taala. Beliau berkata, Seandainya Allah

subhanaahu wa taala memiliki nama selain 99 nama tersebut, maka perkataan


83

Rasulullah seratus kurang satu menjadi perkataan yang sia-sia (tidak ada

bermakna).

Pendapat Ibnu Hazm ini disangkal oleh pendapat jumhur ulama. Jumhur

ulama berpendapat bahwa tidak adanya batasan bagi nama-nama Allah

subhanaahu wa taala. Mereka memahami bahwa pembatasan yang disebutkan

dalam hadist Abu Hurairah adalah berkaitan dengan janji yang diberikan bagi

orang yang menjaga nama-nama tersebut. Sehingga kalimat jika seseorang

menjaganya, menjadi penyempurna yang memiliki kaitan makna dengan kalimat

sebelumnya.

Wacana tentang penafisiran hadits tentang jumlah asmaul husna yang

diungkapkan Ibnu Hazm R.A ternyata memiliki perbedaan dengan Syaikh

AlAlaamah Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan

bahwa hadist tersebut tidaklah menunjukkan pembatasan bagi nama-nama Allah

dengan bilangan 99. Seandainya yang dimaksudkan dari hadist tersebut adalah

pembatasan bagi nama-nama Allah tentu lafadz hadist tersebut berbunyi:

Sesungguhnya nama-nama Allah ada 99 nama, barangsiapa yang

membacalmenghafalkannya akan masuk surga.

Dalam penafsiran hadits di atas Syaikh AlAlaamah Muhammad bin

Sholeh Al Utsaimin rahimahullah menegaskan pendapatnya pada kitab Al

Qowaidul Mutslaa fi Shifatillahi wa Asmail Husna bahwasanya Makna yang

benar yang terkandung dalam hadist tersebut adalah barangsiapa yang menjaga

(menghafalkan dan memahami) 99 nama tersebut maka Allah akan


84

memasukkannya ke dalam surga. Sehingga bilangan 99 bukanlah menunjukkan

adanya pembatasan bagi nama-nama Allah.

Untuk melengkapi uraian diatas maka Syaikh Abdur Rozaaq bin Abdil

Muhsin Al Badr hafidhohullahu menjelaskan dalam rekaman salah satu

muhadhoroh beliau Syaikh Abdur Rozaaq bin Abdil Muhsin Al Badr

hafidhohullahu ketika beliau men-syarah kitab Faidatun Jaliilatun fi Qowaidil

Asmail Husnaa karya Ibnu Qayim Al Jauziyah hadist tersebut dengan

memberikan penjelasan dan alnalogi yang sangat bagus. Beliau menjelaskan

bahwa hadist Rasulullah shalallahu alaihi wa salam tersebut adalah berupa satu

kalimat utuh. Penggalan kalimat yang pertama ( sesungguhnya Allah memiliki 99

Nama -seratus kurang satu) disempurnakan maknanya oleh penggalan kalimat

yang kedua ( apabila seseorang menjaganya niscaya dia masuk surga). Artinya

barangsiapa yang menghafalkan 99 nama tersebut maka orang tersebut akan

masuk surga. Hadist tersebut bukanlah terdiri dari dua kalimat terpisah, yang

masing-masing penggalan kalimat memiliki makna sendiri-sendiri. Kesalahan

seseorang dalam memahami hadist ini adalah seseorang memahami, bahwa hadist

tersebut terdiri dari dua kalimat terpisah. Penggalan kalimat yang pertama

menunjukkan pembatasan nama-nama Allah, kemudian penggalan kalimat yang

kedua adalah perintah untuk menjaga (menghafalkan) nama-nama tersebut.

Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru

Kemudian beliau Syaikh Abdur Rozaaq bin Abdil Muhsin Al Badr

hafidhohullahu mengungkapkan pendapat senada dengan Al-Khatabi dalam

memberikan contoh untuk memudahkan pemahaman terhadap hadist ini. Beliau

menggambarkan:
85

Sesungguhnya saya memiliki 100 kitab yang akan saya hadiahkan

kepada Anda. Apakah dengan pernyataan ini menunujukkan bahwa

saya hanya memiliki 100 kitab? Tentu jawabanya adalah tidak.

Pemahaman yang benar adalah hanya ada 100 kitab yang akan saya

hadiahkan kepada Anda. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa

masih tersimpan lebih dari 100 kitab di maktabah saya. Begitu juga

dengan hadits Rasulullah shalallhu alaihi wa salam, Sesungguhnya

Allah memiliki 99 Nama -seratus kurang satu- yang apabila seseorang

menjaganya niscaya dia masuk Surga, hal ini juga bukan menunjukkan

adanya batasan nama Allah hanya 99 nama saja.

Khusus mengenai pengenalan terhadap satu per satu asama Allah yang

berjumlah 99, sebenarnya ditepuh melalui proses ijtihad. Pada akhir abad II

hingga awal abad III Hijriyah, tiga perawi hadits yaitu Al-Walid bin Muslim,

Abdul Malik As-shanani dan Abdul Aziz bin Hashin ber-ijtihad dalam

mengungkap 99 amaul husna ini.(Mahmud Abdul Raziq Ar Ridhwani, 2008).

Dari ketiga perawi diatas, Al-Walid bim muslim (wafat tahun 195 H)

merupakan yang paling terkenal dengan susunan 99 asma seperti yang banyak

dihadapi saat ini.(berawal dengan Ar-Rahman dan berakhir dengan As-Shabur)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kembali mengingatkan nama-nama Allah

yang telah dikenal di kalangan umat islam adalah riwayat At-Tirmidzi yang

diriwayatkan dari Al-Walid bin Muslim As-Syuaib dari abu hamzah. Lam Hadits

berkata, Penentuan (nama-nama Allah pen) tersebut adalah hasil ijtihad Al-

Walid bin Muslim. (Ibnu Fatimiyah Al-Fatawa Al-Kubra, 1/127)


86

Kemudian sebagai khalshoh mengenai asmaul husna berikut ini adalah

point-poin penting Aqidah Ahlussunah mengenai asmaul husna pada kitab Al-

Asna fi Syarh Asma' Allah Alhusna wa shifatihi yang juga bisa ditemui pada

jejaring (http://forum.kku.edu.sa/archive/index.php/t-51.html) sebagai berikut:

)(1

(2).1

)(3


87

(4)

a) Iman terhadap ketetapan jumlah nama-nama ilahi yang terkandung

dalam Al-Quran dan Sunnah dengan tidak menambah dan tidak

mengurangi..Keyakinan bahwa Allah yang menyebut dirinya, dan

tidaklah boleh menamainya dengan nama makhluknya, Allah lah

yang berbicara dengan namanya tetapi tidak boleh membuat nama

baru baginya.

b) Keyakinan bahwa nama-nama ini menunjukan pada maha

kesempurnaan , dia yang maha tahu dan maha suci dan maha tahu

dan bukan lah secara wujud dan tak ada perumpamaannya.

c) Memuliakan terhadap makna nama-nama dan kesucian aspek ini

menjaga segala dan non-paparan, dari penyimpangan arti dan arti

berlawanan.

d) beriman sebagaimana yang yang ditentukan dalam hadits dan

hukum. Singkatnya, kaum Sunni percaya pada iman yang benar


88

dari nama-nama Allah seperti diperintahkan oleh Al-Qur'an dan

Sunnah, dan menurut kaum salafi (pendahulu)

(Muhammad ibn Ahmad Qurtub, 2001)

g. Tidak ada penyelewengan dan pengingkaran kebenarannya

Pemahaman asmaul husna dengan benar tentu akan melahirkan

keimanan yang benar pula. Maka dalam memahami asmal husna senantiasa

menghidari ilhad (pengingkaran) dan setiap pengingkaran terhadap asama Allah

tentu merupakan sebuah penyelewengan.

Berikut ini adalah berbagai macam pengingkaran terhadap Asma Allah

yang telah dirangkum oleh Syafie Antonio (2008:27):

1. mengingingkari sesuatu dari asma Allah, hokum dan sifat yang

terkandung di dalamnya. Kaum Jahmiyah dan golongan ahli tathil,

misalnya menyebut lafadz Allah dengan lafadz yang kosong, tidak

mengandung sifat dan makna. Mereka memberi nama kepada-Nya: As-

Sami, Al-Bashir, Al-Hayy. Tetapi mereka mengatakan; tiada kehidupan

bagi-Nya, Tida Pendengaran, Tiada Penglihatan. Ini adalah ilhad

paling besar pada asma Allah, baik secara akal, syara, bahasa, dan

fithrah.

2. Menjadikan Asma Allah memiliki indikasi (dalalah) yang serupa dengan

sifa makhluk. Hal ini seperti pendapat Ahlu Tasybih (antrophomisme),

yang mengingkari sifat Allah dan menolak sifat kesempurnaan-Nya.

3. Menamai Allah dengan nama-nama yang tidak di sebutkan oleh-Nya, dan

tidak pula dijelaskan oleh rasu-Nya dalam hadits yang shahih. Seperti
89

halnya kaum Nasrani yang menamai Allah dengan Bapak dengan

anggapan sebagai filosof yang menyebutnya Al-Illah Al-

Faailah(efficient Cause). Karena Asma allah adalah tauqifiyah maka

menamai-Nya tetapi tidak bersumber dari-Nya atau dari rasul-Nya

merupakan penyelewenganterhadap kebenaran Asma Allah

4. memberikan nama berhala dari Asma Allah . di jaman jahiliyah, kaum

musyrikin menamai berhala mereka yang mereka sembah dengan nama

Uzza. Padahal perkataan tersebut berasal dari kata Al-Aziz.

5. Menyifati Allah dengan sifat yang bertentangan. Hal ini seperti

diungkapakan oleh orang yahudi: Innahu Faqir (bahwasanya dia fakir),

atau perkataan mereka yang menegaskan bahwa Dia berisirahat

Demikianlah ilhad dengan segala macamnya adalah haram. Hal ni

berdasar kepada Al-Quran yang menyatakan:






180 : )

)
Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan

menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti

mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka

kerjakan. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:252)

C. Akhlak

Kata akhlak secara etimologis berasal dari bahasa arab yaitu betuk

jama dari kata khuluq. kata khuluq sering diartikan dengan moral, budi

pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat . Kalimat tersebut mengandung segi-
90

segi persesuaian dengan perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat

hubungan dengan Khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti

diciptakan. (M. Yunus, 1989 :120).

Perumusan devinisi akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan

adanya hubungan baik antara Khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan

makhluk seperti pada Risalah, 40/38. Seperti halnya ditemui dalam al-Quran,

4: )

)

Sesungguhnya engkau (muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang

mulia. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:960)

Salah satu komponen penting yang harus dibangun pada diri seorang

muslim adalah akhlak. Allah SWT. mengutus Rasulullah SAW. salah satu tujuan

utamanya adalah menyempurnakan akhlak manusia menjadi akhlak yang mulia.

:

))
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak

(Sokhi Huda, 2008:282)

Ibnu Maskawih mengatakan bahwa yang disebut dengan akhlak adalah

keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-

perbuatan tanpa berfikir dan melalui pertimbangan terlebih dahulu (Humaidi,

1979:8). Sedangkan Arif Ali bin Muhammad Al-Jarjani memberkan definisi

akhlak adalah sebagai berikut:

:

91

Akhlak yaitu adalah suatu ibarat perilaku yang bersemi dalam jiwa

seseorang hingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan

mudah tanpa pikiran dan renungan. (Al-Jarjani, 101)

Pengertian akhlak lebih lanjut dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali tentang

pengertian akhlak yakni sebagai berikut:

bahwa akhlak adalah suatu kemantapan (jiwa) yang meghasilkan

perbuatan atau pengalaman dengan mudah dan tanpa harus direnungkan

dan disengaja.jika ia menghasilkan amal-amal yang baik yaitu akhlak

terpuji menurut akal dan syariah maka ini disebut akhlak yang baik, jika

amal-amal yang tercelalah yang muncul dari keadaan (kemantapan) itu,

maka dinamakan akhlak yang buruk. (M. Abdul quasam: 1988:2)

Mengaitkan arti kebahasaan dengan apa yang didefenisikan, Imam Al-

Ghazali memberikan makna substantif yang saling melengkapi, yang di dalamnya

kita akan menemukan setidaknya lima ciri perbuatan akhlak, yaitu:

Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa

seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Kedua, bahwa perbuatan

akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya,

tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang

dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Ketiga,

bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,

bukan main-main atau karena bersandiwara

Keempat, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak

yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata


92

karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu

pujian. Kelima, akhlak memiliki sandaran yang jelas yaitu al-Quran dan sunnah.

Sehingga ukuran baik tidaknya sebuah akhlak berdasarkan ketersesuiannya

dengan al-quran dan sunnah.

Meskipun akhlak memiliki kedekatan makna dengan moral, budi pekerti,

tetapi pada dasarnya memiliki perbedaan dan ketidaksamaan. Antara lain

1. Akhlak dalam Islam senantiasa berdasarkan nilai-nilai al-Quran dan

sunnah. Sebab itu, ia bersifat universal. Misalnya akhlak orang Islam

Amerika sama dengan akhlaknya orang Islam di Arab, Afrika, maupun

di Indonesia. Berbeda dengan moral, etika atau budi pekerti adalah

kebaikan yang lahir dari kesepakatan budaya sekelompok manusia

tertentu. Sebab itu, kadangkala ada perbuatan menurut orang Amerika

adalah baik dan beretika, tetapi tidak bagi orang Asia.

2. Akhlak dilaksanakan dengan keikhlasan diri yang tujuannya semata

mengharapkan ridha Allah swt. Sedangkan budi pekerti, etika tidak

selamanya demikian.

3. Yang baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna sesuai

dengan nilai dan norma agama Islam dan memberikan kebaikan bagi

diri dan orang lain. sedangkan yang menentukan baik buruknya suatu

perbuatan menurut etika dan moral adalah adat istiadat dan kebiasaan

sekelompok orang tertentu di waktu tertentu

4. Akhlak bersifat mutlak dan berlaku selamanya, sedangkan etika, moral

dan budi pekerti bersifat nisbi atau relatif


93

Dari penafisran Ibnu Maskawih dan Imam Ghazali mengenai akhlak maka

tampak lah beberapa indikasi seseorang yang berakhlak:

1. Perbuatan Semata Mata Karena Allah

Pada tatanan psikologis manusia pada umumnya akan bertindak sesuai

dengan sesuatu yang dianggap benar dan diakuinya.

Fenomena ini bersifat universal dan menembus sekat-sekat agama, bangsa,

ras, da golongan. Inilah yang disebut dengan universal agreement: seluruh

manusia mngakui dan menyukai sifat-sifat tersebut. Pengakuan tersebut berasal

dari suara hati manusia yang pada dasarnya juga bersifat universal . dengan

catatan manusia tersebut telah mencapai titik Zero dan terbebas dar belenggu

fikiran (Ary Ginanjar Agustian : 2007: 86).

Perbuatan yang semata-mata karena adalah devinsi akhlak makhluk yang

erat kaitan dengan penciptanya yaitu Allah. (Halim Mahmud :456). Berikut ini

adalah kutipannya :




")
426 ))
Tashauf bukanlah gambaran (bentuk) dan keilmuan, tetapi ciptaan

(tercipta) karena apabila ia adalah gambaran maka bisa diraih dengan

mujahadah (usaha) dan apabila ia adalah keilmuan maka ia dapat

diperoleh dengan belajar akan tetapi tashawuf hanya dengan

berakhlakhlak ilahi, yang tidak kompromi dengan (ijtihad keilmuan ) dan

gambaran .
94

Hubungan yang erat antara makhluk dan khalik (Allah) juga ditemui pada

Al-Quran mengenai penegasan Allah dalam firmanya:

4: )

)

Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang

mulia. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:960):

Atas dasar kedekatan hubungan makhluq dengan sang khalik (Allah) maka

Imam Ghazali menjelaskan :

(.4/324 )

Adanya kedekatan hamba dari segi sifat-sifat rububiyah yang telah

diperintahkan untuk menirunya dan berakhlak dengan akhlak rab (Allah).

Sehingga ia berkata berkahlaklah dengan Akhlak Allah.(Imam al-

Ghazali,tt:4230)

Dari kesimpulan Imam Ghazali tentang konsep berakhlak dengan akhlak

Allah adalah bertolak dari penafsirannya.

" 114 ."


95

. "

114:) ).

Siapa saja yang memelihara serta menyelami maknanya dan berakhlak

dengan akhlaknya maka niscaya kehidupan manusia tersebut berada pada

ridha-Nya Begitu pula di ungkapkn pada halaman 114 yakni

menghafalnya disertai pemahaman maknanya dan beakhlak dengan adab-

Nya. dan siapa saja menghafal serta memahami maknanya dan

berakhlak (bertata cara hidup) sesuai dengan asmaul husna. kemudian

beliau memberikan qiyad tentang sifat sifat yang sah untuk di tiru oleh

manusia(Al-Gahazali, tt:114)

Adapun dimensi lain dari berakhlaq dengan akhlaq Allah adalah untuk

mengekspresikan potensi pada diri manusia dengan mengasah nilai keagungan

tuhan dan nilai-nilai kasih sayang. Hal ini dikutip oleh Al-Jilli :



(2/19 "]

Berakhlaklah dengan akhlak Allah, untuk menampakan rahasia Allah

yang terpendam pada diri manusi hingga muncul dengan cara mengasah,

nilai keagungan tuhan dan nilai-nilai kasih sayang.

(Al Jilli, Insan Kamil : 2/19)


96

Sedangkan proses internalisasi nilai-nilai diatas terjadi karena adanya

proses mencintainya seorang makhluk (manusia) kepada yang di cintainya (Allah)

hal ini di ungkapkan Imam Al-Qusyairi :

:
(615 :2)

Ditanya Imam Al-Jundi tentang cinta maka ia menjawab :Internalisasi

sifat yang dicintai atas duplikasi sifat yang mencintai.(Imam Al-Jundi

2/615)

:""

Konteks akhlak merupakan hal telah menjadi kesepakatan tentangnya

yakni memuji atau meminta

Dalam pemaparan lebih lanjut mengenai kesepakatan di kalangan umat

Islam pada analisa teoritik yang digunakan dalam penelitian ini dalam kontek

memahami istilah berakhlak dengan akhlak Allah, maka berkut ini adalah

tukilan yang di sajikan dengan teks asli dari Badai'i al-fawa'id., Muhammad ibn

Abi Bakr Ibn Qayyim al-Jawziyah :

. : -
.
97

-
. ( :
)] . [11

: )= .( -
.

- :
.

- : .
.
- : . .
- : .
.
- : :



.
98

.
:

: )= .
( . .

: :
.


.
.
. :

:" : "

:
. .
.
) .:
73 (1/164

:
:

.
99

: :

.

:

-1
.

-2
.

-3
) . 11/226
(283



.

} : {] . [

: :


..

100

} :
[65 ].{

2. Akhlak selalu bersandar kepada Al-Quran dan As-Sunnah

Pemahaman Islam mengenai criteria Akhlak adalah selalu bersandar dari

Al-Quran yang didemontrasikan dengan sempurna oleh nabi Muhammad SAW,

hingga Siti Aisyah r.a berkata:

) )

sungguh akhlak rasulullah adalah Al-Quran

(Jalaluddin Rakhmat, 2007:143)

3. Perbuatan yang sesungguhnya, bukan main-main

Akhlak muhsinin sebagai cerminan asmaul husna bukan hanya dilakukan

tanpa motivasi dan keinginan, akan tetapi bersama ruhul jihad dan motivasi yang

tinggi.

Dalam konteks berakhlak dengan asmaul husna ini maka ruhul jihad

sebagai power sekaligus solusi untuk meraih petunjuk Allah. sehingga dalam hal

ini Allah berfirman :










(69 :)
" Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-

benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan

sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik"

(Departemen Agama RepublikIndonesia, 1987:636)

4. Akhlak ialah sesuatu yang telah tertanam dalam jiwa sehingga telah

menjadi kepribadiannya.
101

Dalam dunia pendidikan akhlak merupakan sesuatu yang berusaha untuk

di tanamkan dalam hati sehingga benar-benar memberi keyakinan yang mantap

(Nafsul Muthmainnah) hingga Allah berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Fajr

ayat 25-30) yang berbunyi :

( 25)
(26)




( 27)


) ( 29) ( 28)

29-25 ( )30)
Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya

(25) dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya (26) Hai

jiwa yang tenang (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang

puas lagi diridai-Nya (28) Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-

hamba-Ku (29) dan masuklah ke dalam surga-Ku (30).

(Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:1059)

Pembiasaan membaca asmaul husna adalah sebuah proses sedangkan

hasil yang kebiasaan yang di harapkan adalah terbentuknya manusia yang

memiliki kepribadian rabbani.

Seperti yang di ungkapkan Fadil Yani (2007, 18) bahwa untuk mengatasi

masalah kepribadian manusia dibutuhkan kepribadian rabbani. Istilah rabbani

berasal dari kata rabb yang berarti tuhan yaitu tuhan yang memiliki,

memperbaiki, mengatur, menambah, menunaikan menumbuhkan,

mengembangkan memelihara dan mematangkan sikap mental.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa Istilah rabbani dalam konteks ini

memiliki ekuivalensi dengan istilah Illahi yang berarti ketuhanan. Kepribadian ini
102

adalah kepribadan individu yang didapat setelah setelah mentransformasikan asma

(nama-nama) dan sifat tuhan kedalam dirinya untuk kemudian dinternalisasi dan

ditranformasikan dalam dunia nyata.

Pengertian akhlak rabbani secara sederhana di ungkapkan oleh al-Razi

dalam Mujib (2006: 188:-189) adalah kepribadian individu yang mencerminkan

sifat-sifat ketuhanan.

5. Akhlak berasal keinginan sendiri

Manusia sebagai makhluk psikologis senantiasa bertindak sesuai dengan

motifasi baik motif internal maupun motif eksternal (Muhammad Asrori,

2008:183). Sedangkan akhlaq adalah berada pada dimensi internal.

Menurut pendapat para ahli tentang akhlak maka dalam penelitian ini

motifasi di indikasikan kepada mahabbah atau kecintaan (Al-Jundi), tadzhir as-

shifatil Ilahiyah atau penampakan (Al-Jilli), thalban wa madahan atau meminta

dan mengidolakan (ittifaq muslimin)

Allah menjanjikan ketenangan secara psikologis bagi manusia yang

konsisten dalam kebaikan sehingga dalam Al-Quran Allah berfirman :





)

( 30
31-30: )
)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"

kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun

kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan

janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan


103

(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (30) Kami lah

Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya

kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di

dalamnya apa yang kamu minta. (31)

(Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:777)

6. Akhlaq adalah semata-mata karena Allah

Akhlak seseorang tidak terpaku pada ibadah mahdhah saja akan tetapi

akhlak meluas kepada hal, tindakan dan ibadah ghair mahdoh yang tidak lepas

dari tujuan untuk semata-mata mencari ridha Allah. Dalam hal ini Allah

berfirman:










110: )
)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,

yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu

adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan

Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan

janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada

Tuhannya". (Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:460)

Akhlak yang menjadi salah satu misi untuk mencari ridha Allah harus

bertujuan mencari keridhan Allah semata. Allah berfiman dalam Al-Quran:


5: )






)
104

Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama

dengan lurus. (Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:1084)

Kemudian Allah tegaskan salah satu perintahnya adalah berindak dengan

penuh permohonan dan ratapan melalui keagungan nama-Nya yakni asmaulhusna.

Allah tegaskan kembali pada kitab suci Al-Quran :







180 : )




)
Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan

menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti

mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

(Departemen Agama Republik Indonesia, 1987:252)

You might also like