You are on page 1of 18

1.

Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah menyusun langkah – langkah yang akan dlaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan
kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan.
Berkenaan dengan perencanaan, Willian H. Newman dalam bukunya Administrative
Techniques of Organization and Management : mengemukakan bahwa “Perencanaan
adalah menentukan apa yang akan dilakukan”. Perencanaan mengandung rangkaian –
rangkaian putusan yang luas dan penjelasan – penjelasan dari tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program, penentuan metode – metode dan prosedur tertentu dan
penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari – hari.’
Terry (1993 : 17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Perencanaan mencakup kegiatan pengambil keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola
tindakan untuk masa mendatang.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari
semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimism yang didasarkan atas
kepercayaan bahwa akan dapat mengatasai berbagai macam permasalahan. Nana sudjana
(2000:61) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang.
Hal senada juga dikemukakan oleh Hadari Nawawi (1983 : 16) bahwa
perencanaan berarti menyusun langkah – langkah penyelesaian suatu masalah atau
pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam hal ini
perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum (goal) dan
tujuan khusus (objektivitas) suatu organisasi atau lembaga penyelenggara pendidikan,
berdasarkan dukungan informasi yang lengkap. Setelah tujuan ditetapkan proses kegiatan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Singkatnya, efektifitas perencanaan
berkaitan dengan penyusunan rangkaian kegiatan untuk mecapai tujuan, dapat diukur
dengan terpenuhinya factor kerjasama perumusan perencanaan, program kerja madrasah,
dan upaya implementasi program kerja tersebut dalam mencapai tujuan.

1
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. (Jones at. Al dalam Mulyani
Sumantri, 1988 : 95)

Konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu :
a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi
b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu system
c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin
d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)
e. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses
f. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas

2. Dimensi – dimensi Perencanaan

Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni nerkaitan dengan


cakupan dan sifat – sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan
pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi – dimensi itu menurut Harjanto (1997 : 5)
memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni:

a. Signifikansi
b. Feasibilitas
c. Relevansi
d. Kepastian
e. Ketelitian
f. Adaptabilitas
g. Waktu
h. Monitoring
i. Isi perencanaan
Isi perencaan merujuk pada hal – hal yang akan direncanakan. Perencanaan
pengajaran yang baik perlu memuat :

2
a. Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi
aktivitas belajar dan layanan – layanan pendukungnya
b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas
belajar dan layanan – layanan pendukungnya
c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara mengembangkan prestasi,
spesialisasi, perilaku, kompetensimaupun kepuasan mereka.
d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan
e. Bangunan fisik mencakup tentang cara – cara penggunaan pola distribusi
dan kaitannya dengan pengembangan psikologis
f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan
manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan
yang direncanakan.
g. Konteks social atau elemen – elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan pengajaran

Hidayat (1990 : 11) mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan


dalam perencanaan pembelajaran antara lain :

1) Memahami kurikulum
2) Menguasai bahan ajar
3) Menyusun program pengajaran
4) Melaksanakan program pengajaran
5) Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.

3
3. Manfaat Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk
melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya.
Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses
pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar
mengajar yaitu :
1) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan
3) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik untuk guru maupun unsur murid
4) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja
5) Untuk bahan penyusunan data agar erjadi keseimbangan kerja
6) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat – alat dan biaya.

4
4. Penyusunan rencana pemanfaatan dan produksi media dalam proses
pembelajaran
4.1 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4.1.1 Pengembangan Silabus
Secara teknis apa yang akan dilakukan guru dalam konteks pembelajaran
tidak lepas dari rencana yang dibuatnya, termasuk saat guru menghadirkan
atau memanfaatkan media dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu,
tulisan ini akan mencoba memberikan alternatif model perencanaan
pembelajaran yang memanfaatkan program media secara lebih teliti dengan
tetap berpijak pada prinsip – prinsip pengembangan silabus dan RPP (rencana
pelaksanaan pembelajaran) yang berlaku. Sebelum membahas pokok utama,
ada baiknya kita memahami terlebih dahulu makna silabus dan hal – hal yang
berkaitan dengannya.
Silabus bisa dikatakan juga sebagai pola dasar kegiatan pembelajaran
yakni menguraikan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok, kegiatan pembelajaran dan indicator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
Silabus dapat dilakukan pengembangannya oleh para guru secara mandiri
atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Dinas Pendidikan.
Hal tersebut mengingat bahwa sebagai tenaga professional yang memiliki
tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswanya, seorang guru
diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi
mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain, guru dianggap sebagai orang yang
lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
4.1.2 Prinsip – prinsip Pengembangan Silabus
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatkan para pengembang silabus, yakni:
a. Ilmiah, yakni keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan.

5
b. Relevan, yakni cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan
fisik, intelektual, social, emosional, dan spiritual peserta didik.
c. Sistematis, yakni komponen – komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi
d. Konsisten, artinya adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asa)
antara kompetensi dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian
e. Memadai, maksudnya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar
f. Aktual dan kontekstual, yakni cakupan indikator , materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatkan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi
g. Fleksibel, maksudnya keseluruhan komponen silabus dapat
mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat
h. Menyeluruh, maksudnya komponen mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
4.1.3 Tahapan Pengembangan Silabus
Dalam melakukan pengembangan silabus, para guru pengembang
hendaknya melakukan tahapan sebagai berikut :
Pertama, tahap analisis kebutuhan. Disini, tim yang ditugaskan untuk
menyusun silabus terlebih dahulu perlu melakukan analisis kebutuhan.
Walaupun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menyusun
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) sebagai panduan
penyusunan silabus, tetap saja para pengembang (para guru) harus melakukan
penyesuaian – penyesuaian, terutama terhadap kebutuhan dimana silabus
tersebut dikembangkan.

6
Kedua, tahap perancangan. Setelah melakukan analisis kebutuhan
kemudian melakukan perancangan atau perencanaan. Disini para guru
pengembang mengumpulkan informasi serta mempersiapkan kepustakaan atau
referensi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Ketiga, tahap pelaksanaan. Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu
memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus,
seperti standar isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang
bersangkutan dan standar kompetensi lulusan serta kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
Keempat, tahap evaluasi. Buram silabus perlu dievaluasi atau dikaji ulang,
sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pelaku evaluasi atau
pengkaian dapat terdiri atas para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli
didaktik-metodik, ahli media, ahli penilaian, psikolog, guru / instruktur,
kepala sekolah, pengawas, staf professional dinas pendidikan, perwakilan
orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
Kelima, tahap perbaikan dan pemantapan. Masukan dari pengkajian ulang
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal.
Perbaikan dilakukan sesuai dengan masukan – masukan terssebut. Apabila
telah memenuhi criteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan komunitas sekolah lainnya/
Keenam, tahap terkahir adalah melakukan penilaian terhadap silabus.
Penilaian pelaksanaan silabus perlu secara berkala dengan menggunakan
model – model penilaian kurikulum.

7
4.1.4 Komponen dan Format Silabus
a. Komponen Silabus
Silabus memuat sekurang – kurangnya komponen – komponen berikut
ini :
 Identifikasi
 Standar Kompetensi
 Materi Pokok
 Pengalaman Belajar
 Indikator
 Penilaian
 Alokasi Waktu
 Media (sumber/bahan/alat)
b. Format Penyajian Silabus
Silabus dituangkan dalam format sebagai berikut :

SILABUS
Nama Sekolah : …………………………………………………………
Mata Pelajaran : …………………………………………………………
Kelas / Semester : …………………………………………………………
Standar Kompetensi : …………………………………………………………
…………………………………………………………

Media (Audio,
Alokas
Kompetens Materi Pengalaman Indikato Visual,
Penilaian i
i Dasar Pokok Belajar r Audiovisual, Contoh Format
Waktu
multimedia)
Penyajian Silabus
1 2 3 4 5 6 7
….. ….. ….. ….. ….. ….. …..
             
             
             
             
             
             
             
             

8
4.1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Setelah silabus tersusun, langkah berikutnya adalah penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan penjabaran dari silabus.
RPP disusun untuk setiap kali pertemuan oleh guru. Di dalam RPP tercermin
kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan. RPP minimal memuat komponen – komponen
sebagaimana berikut :
a) Tujuan Pembelajaran
b) Materi Ajar
c) Metode Pembelajaran
d) Sumber Belajar (Media Pembelajaran)
e) Penilaian Hasil Belajar
Di bawah ini disajikan contoh format RPP :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Nama Sekolah : ……………………………………………………….
Mata Pelajaran : ……………………………………………………….
Kelas / Semester : ……………………………………………………….
Pertemuan Ke- : ……………………………………………………….
Alokasi Waktu : ……………………………………………………….
Standar Kompetensi : ……………………………………………………….
Kompetensi Dasar : ……………………………………………………….
Indikator : ……………………………………………………….

1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi Ajar (Materi Pokok)
3. Metode Pembelajaran
4. Sumber Belajar (Media Pembelajaran)
5. Langkah – langkah Pembelajaran
6. Penilaian Hasil Belajar

Contoh Format RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

9
4.2 Penyusunan Rencana Pemanfaatan dan Produksi Media dalam Proses
Pembelajaran
Rencana pemanfaatan media pembelajaran merupakan salah satu komponen RPP
seperti tampak pada poin “4”, yakni “Sumber Belajar (Media Pembelajaran)”. Pada
poin ini hendaknya dilakukan analisis terhadap pertimbangan – pertimbangan
pemilihan media sebagaimana telah dibahas pada bab terdahulu, yakni meliputi (1)
deskripsi singkat tentang karakterisistik siswa; (2) analisis tujuan (meliputi kognitif,
afektif, psikomotorik); (3) analisis bahan ajar yang biasanya menuntut berbagai
aktivitas siswa; dan (4) ketersediaan atau pengadaan media pembelajaran.

10
5. Sifat Bahan Ajar
Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang ingin
dilakukan siswa. Tugas – tugas tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas dari para
siswanya.
Banyak jenis aktivitas yang biasa dilakukan siswa di sekolah. Isi bahan ajar tidak
cukup hanya menuntut aktivitas siswa. Ada delapan aktivitas belajar siswa disekolah
diantaranya :
 Visual Activities yang termasuk di dalamnya adalah membaca,
memperhatikan demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain
 Oral Activities, seperti menyatakan, bertanya, member saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi
 Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, diskusi
 Writing Activities, seperti menulis poin – poin yang penting di dengarnya,
menulis karangan
 Drawing Activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta
 Motor Activities antara lain melakukan percobaan, membuat kontruksi
model, mereparasi, beternak, berkebun
 Mental Activities contoh : menanggapi, mengingat, memecahkan soal
 Emotional Activities seperti merasa bosan, berani, tenang, gugup

11
5.1 Penentuan Sumber / Bahan Ajar
Untuk mensukseskan kurikulum 2004 berbagai cara dapat ditempuh. Penentuan
bahan ajar merupakan salah satu wujudnya. Sumber bahan adalah rujukan, referensi
atau literature yang digunakan, baik untuk menyusun silabus maupun buku yang
digunakan guru dalam mengajar. Sumber bahan ini diperlukan agar dalam menyusun
silabus terhindar dari kesalahan konsep.
Bagi para guru sumber utama penyusunan silabus adalah buku teks dan buku
kurikulum. Sumber – sumber lain seperti jurnal, hasil penelitian, penerbitan berkala,
dokumen Negara juga dapat digunakan, disamping buku – buku teks guru juga
dikenalkan dengan sumber pembelajaran (Instructional Sheet), misalnya lembar tugas
(Job Sheet), lembar kerja (Work Sheet), lembar informasi (Information Sheet)
Berdasarkan pengertian diatas, sumber belajar, dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a) Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku, maka tempat dikategorikan sebagai
tempat belajar yang berarti sumber belajar misalnya perpustakaan, museum
b) Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya tingkah laku bagi
peserta didik
c) Orang, yaitu siapa saja yang mempunyai keahlian tertentu dimana peserta didik
dapat belajar sesuatu
d) Buku, yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta
didik misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus
e) Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, bencana
yang dapat dijadikan fakta sebagai sumber belajar

12
Bahan Ajar disusun untuk :

1. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu


2. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
3. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
4. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar

Bahan Ajar dapat dikelompokan menjadi beberapa kategori :

1. Bahan Ajar cetak (Printed) yang meliputi : handout, buku, modul, lembar kerja siswa
2. Bahan Ajar gambar (Audio) mencakup : kaset / piringan hitam
3. Bahan Ajar pandang dengar (Audio Visual) yang meliputi : video, film, orang /
narasumber
4. Bahan Ajar interaktif yaitu multimedianya merupakan kombinasi dari dua atau lebih
media yang penggunaannya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah atau perilaku
alami dari suatu presentasi

13
6. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
perantara atau ‘pengantar”. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

6.1 Macam – macam Media

No Jenis Media Lampiran


1 Media Audio - Naskah media audio
    - Deskripsi Langkah - langkah produksi
2 Media Audio Visual - Naskah
    - Skenario
    - Deskripsi Langkah - langkah produksi
3 Media Visual -Sketsa media visual yang akan ditampilkan
    -Untuk benda asli disamping sketsa, dibuat
    juga deskripsi tahapan produksinya
4 Multimedia berbasis  
  komputer  
  - Presentasi - Hand Out
  - Simulasi - Manual program simulasi
  - Video - Deskripsi singkat isi materi video
5 Multimedia berbasis  
  pengalaman langsung  
  - Simulasi - Nama simulasi
    - Deskripsi materi yang akan disimulasikan
    - Jumlah siswa yang dibutuhkan
    - Perlengkapan yang dibutuhkan
  - Permainan - Nama permainan
    - Deskripsi singakt (termasuk tujuan)
    - Jumlah siswa yang dibutuhkan
    - Perlengkapan yang dibutuhkan
    - Penjelasan langkah - langkah permainan
  - Bermain peran dan - Naskah
  forum teater - Jumlah siswa yang dibutuhkan
    - Perlengkapan yang dibutuhkan

14
6.2 Ciri – ciri Media Pendidikan

a. Ciri Fiksatif
b. Ciri Manipulatif
c. Ciri Distributif

6.3 Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah
satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang
sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa
kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
dan diciptakan oleh guru.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam


proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada
tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keeftifan.

Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,


khususnya media visual, yaitu :

a) Fungsi Atensi
b) Fungsi Afektif
c) Fungsi Kognitif
d) Fungsi Kompensatoris

15
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak
tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu oleh mereka sehingga mereka tidak
memperhatikan.Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead
projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan
mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran
semakin besar.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan
sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan – temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan
kata lain, media pembelajaran befungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

16
Kesimpulan

Perencanaan adalah menyusun langkah – langkah yang akan dilaksanakan untuk


mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manfaat dari perencanaan pengajaran adalah :

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan


b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan sehingga setiap saat dketahui ketepatan
dan kelambatan kerja
e. Untuk bahan penyusunan data agarterjadi keseimbangan kerja
f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat – alat dan biaya bahan agar disusun dengan tujuan
untuk :
1) Membantu siswa dalam memperlajari sesuatu
2) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
3) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
4) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan

Ciri – ciri media pendidikan adalah :

 Ciri Fiksatif (Fixative Property)


 Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
 Ciri Distributif (Distributive Property)

17
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 1997 Media Pembelajaran, Jakarta : Penerbit Rajawali Pres

Majid, Abdul. 2008 Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Penerbit Rosda

Rosyada, Dede. 2008 Media Pembelajaran, Jakarta : Penerbit Gaung Persada Press

18

You might also like