Bestari Ibnu Rahardjo (11066) Siska Januarti (11068) Udang windu Penaeus monodon yang tumbuh intensif dari PL15 selama 56 hari dalam sistem tangki dengan padat tebar 1000 dan 2000 udang/m3, dengan dan tanpa penambahan substrat buatan (AquaMat ® (apung dan non-apung) dan lubang polietilen) dengan masing-masing kerapatan. Pertumbuhan udang secara signifikan lebih besar pada kepadatan rendah dan ketika penambahan substrat. Rerata berat udang saat panen berkisar dari 0,64 ± 0,06 g (2000 udang/m3, tanpa penambahan substrat) ke 1,17 ± 0,01 g (1000 udang/m 3, ditambah substrat). Survival tinggi dan rerata 79,5 ± 2,7% di semua perlakuan. Penambahan substrat meningkat secara signifikan pada survival di kedua padat tebar, namun survival secara tidak signifikan dipengaruhi oleh padat tebar. Sebuah panen maksimum kepadatan 1645 udang/m 3 dan biomassa 1,27 kg/m3 diproduksi pada padat tebar 2000/m3 dengan penambahan substrat. Kedua kepadatan dan biomassa panen signifikan meningkat dengan padat tebar dan penambahan substrat. Konversi pakan rasio (FCR) pakan dirumuskan secara signifikan menurun bila ada penambahan substrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan juvenile Penaeus monodon berbanding terbalik dengan padat tebar selama produksi intensif. Namun, hasil produksi secara signifikan meningkat dengan penambahan substrat buatan, yang meningkatkan pertumbuhan maupun survival. Produksi intensif juvenile udang yang mendapat perhatian seluruh dunia sebagai harta potensial untuk meningkatkan produksi perikanan melalui aplikasi sebagai transisi sistem pembibitan (yaitu antara pembenihan dan kolam pembesaran). A. Sistem Tangki Memakai 12 tangki dengan panjang 2,5 m; lebar 1 m; dan dalam 0,7 m (1750 L). B. Desain Percobaan, Padat Tebar dan Pemeliharaan Pertumbuhan udang dan survival dinilai saat dipelihara dari PL15 (15 hari berusia postlarvae) selama 56 hari pada padat tebar 1000/m3 dan 2000/m3, baik dengan dan tanpa penambahan substrat buatan dengan masing-masing kepadatan. C. Parameter Setelah 56 hari, udang dari masing-masing tangki dipanen dan terkonsentrasi menjadi lebih kecil tangki 100 L. Sebuah sampel acak 200 udang dikumpulkan dari masing-masing tangki 100 L dan udang secara individual blot-kering dan ditimbang (berat basah) untuk mendapatkan rerata berat panen akhir. Udang sisanya dihitung untuk menghitung survival dan memperkirakan biomassa. D. Analisis Kualitas Air Oksigen terlarut, pH dan temperatur dicatat di masing-masing tangki mingguan menggunakan data logger. Sampel air (3×250 mL) diambil mingguan dari setiap tangki, disaring melalui filter 0,45 μm dan beku pada -22 °C hingga 10 minggu analisis. A. Berat, Survival, Kepadatan Panen, Biomassa, dan FCR - Berat : rerata saat panen secara signifikan lebih besar (P<0.05) pada padat tebar rendah (1000/m3), rerata 1,09 ± 0,12 g di kedua perlakuan substrat, dibandingkan dengan kepadatan lebih tinggi (2000/m3), rerata 0,70 ± 0,04 g. - Survival : padat tebar tidak pengaruh secara signifikan (P>0.05) pada survival, rerata 83,2 ± 2,8% di kedua perlakuan substrat pada kepadatan lebih rendah dan 75,8 ± 4,3% di kedua perlakuan substrat pada kepadatan lebih tinggi. - Kepadatan panen : secara signifikan lebih tinggi (P<0.05) di kepadatan lebih tinggi, rerata 1516 ± 85 udang/m3 di kedua perlakuan substrat, dibandingkan dengan kepadatan lebih rendah, rerata 832 ± 28 udang/m3. - Biomassa : Biomassa secara signifikan lebih tinggi (P<0.05) dengan penambahan substrat, rerata 1,15 ± 0,05 kg/m3 di kedua padat tebar, dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan substrat, yang rerata 0,83 ± 0,04 kg/m3. - FCR : secara signifikan berkurang (P<0.05) dengan penambahan substrat, rerata 0,91 ± 0,03 di kedua padat tebar, dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan substrat, yang rerata 1,19 ± 0,05. B. Kualitas Air Rerata suhu air, oksigen terlarut (DO) dan pH tidak berbeda nyata (P>0.05) antara semua perlakuan. Rerata suhu air berkisar antara 30,1 ± 1,0-30,4 ± 0,8 °C, DO berkisar dari 5,15 ± 1,06-5,62 ± 0,82 ppm dan pH berkisar dari 8,16 ± 0,56-8,23 ± 0,43. Penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan juvenile Penaeus monodon berbanding terbalik dengan padat tebar selama produksi intensif. Selain itu, penambahan substrat buatan meningkatkan produksi baik pertumbuhan dan survival. Penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan mekanisme pertumbuhan dan survival ditingkatkan oleh penambahan substrat akan menjadi penting untuk meningkatkan desain dan manajemen sistem produksi intensif untuk Penaeus monodon. Suwwoonn....