You are on page 1of 79

contents 49

ajaran Riwayat Hidup Sang Buddha // news on Dasa-Râja


Dhamma / Kesabaran / Sukses / vipallasa // orang bijak
Sayadaw U Silananda // jalan jalan Monumen Buddhis
Sanchi // liputan KBTI Road Show // pandegiling news
Becoming A Winner in 2008 / kathina puja 2551 // film
bagus Brigde to Terabithia // resensi buku The Fourth
Noble Truths / Wanita dan Persamaan Gender // kisah
Raja Fruitful & Ratu Sivali (part 1) // do you know
plastik // strip Buang saja Uang Itu // anniversary //
agenda // donatur dawai
Ajaran

Keberagaman Cerita
Mengenai Riwayat Hidup
Sang Buddha
(Kehidupan dan Legenda)

Ketika membaca beberapa buku tentang riwayat hidup Sang Buddha yang
ditulis oleh penulis yang berbeda, kita akan menjumpai sedikit perbedaan
mengenai sejarah kehidupan Siddhatta Gotama. Contoh perbedaan tersebut
adalah tahun kelahiran Siddhatta Gotama dan perjalanan hidup Sang Buddha
sendiri. Di sini, Penulis akan membahas beberapa contoh yang Penulis
temukan.
Di beberapa buku, yang bersumber dari tradisi Therāvada, tahun kelahiran
Sang Buddha adalah 623 SM1 atau 624 SM2. Akan tetapi, Penulis
mendapatkan perbedaan tahun dari sumber lainnya, seperti 566 SM3, 560
SM4, 464 SM5 dan 563 SM6. Perkiraan yang sering digunakan oleh para ahli
adalah sekitar 560 SM, yaitu 563 SM. Kemungkinan besar memang
Siddhattha Gotama lahir tahun 563 SM. Namun, penelitian ini terus berlanjut
oleh para ahli guna mendapatkan fakta sejarah yang lebih kuat. Biasanya
buku-buku yang ditulis oleh orang-orang Barat, termasuk para bhikkhu-nya
telah menggunakan tahun 563 SM. Hal tersebut karena dalam penelitiannya
sekitar tahun 1907 terhadap Mahavaṁsa7, Profesor Wilhelm Geiger
menemukan bahwa terdapat ketidaksesuaian (pemalsuan terhadap
Mahavaṁsa) dengan kurun waktu masa pemerintahan Raja Asoka. Terdapat
selisih 61 tahun dalam Buddhist Era. Jadi perkiraan awal para ahli yang

02 | dawai 49
tadinya sekitar 623 SM sekarang berubah kelahiran kembali bagiKu!”8
menjadi 563 SM—dianggap tahun yang lebih
Sedangkan menurut versi sejarah, Sang
tepat sebagai kelahiran Sang Buddha. Karena
Buddha dipandang sebagai seorang manusia.
perkiraan dalam tradisi Mahayana mendekati Beliau biasanya dianggap sebagai seorang
tahun 563 SM, tradisi Mahayana saat ini guru spiritual. Di dalam Tipitaka Pāli sendiri
menerima dan menggunakan tahun 563 SM yang ada hanyalah informasi mengenai
sebagai saat kelahiran Sang Buddha. Di Sri kejadian-kejadian penting yang dialami Sang
Lanka sendiri (Therāvada), ahli seperti Dr. Buddha. Pada masa-masa awal wafatnya Sang
Walpola Rahula dan Dr. G. C. Mendis telah Buddha, suatu biografi belum dibutuhkan
menerima tahun 563 SM sebagai tahun karena informasi tentang Beliau masih bisa
kelahiran Sang Buddha dan tahun tersebut diketahui dari orang-orang yang pernah
telah tercatat dalam ensiklopedia Buddhis mengenal Beliau. Namun, setelah waktu
yang diterbitkan oleh pemerintah Sri Lanka. berlalu cukup lama, orang-orang ingin
Saat ini, angka 563 SM sebagai tahun mengetahui secara lengkap riwayat hidup
kelahiran Sang Buddha lebih banyak seorang tokoh besar seperti Sang Buddha,
digunakan. Jadi ketika Anda menemukan sehingga dalam perjalanan waktu legenda
perbedaan tahun kelahiran Sang Buddha, mengenai kehidupan Beliau pun bermunculan.
harus dimengerti bahwa sampai saat ini Orang pertama yang membuat karya tentang
penelitiannya terus berlanjut. Jika ditemukan riwayat Buddha Gotama adalah Mahavastu.
bukti-bukti yang lebih kuat, bisa saja Sayangnya riwayat Sang Buddha yang ia
memunculkan angka yang berbeda lagi. Di paparkan bercampur-baur antara fiksi dan
luar perbedaan tahun pastinya kelahiran Sang kenyataan, sejarah dan legenda. Tulisan yang
Buddha, para ahli sepakat bahwa Sang lain dalam Lalitavistara mengenai Sang
Buddha wafat pada usia 80 tahun. Buddha bahkan dilebih-lebihkan. Riwayat
Kisah kelahiran Sang Buddha pun diwarnai Buddha Gotama yang ditulis selanjutnya yang
beberapa versi. Versi pertama lebih mendekati dapat diterima adalah karya Asvagosha, yakni
legenda daripada versi sejarah. Versi legenda Buddhacarita. Karya-karya selanjutnya banyak
kelahiran Sang Buddha menyatakan bahwa yang didasarkan pada karya-karya sebelumnya
Beliau lahir dalam keadaan berdiri dan sehingga banyak legenda dan mitos yang
berjalan tujuh langkah dan setiap jejak berkembang dan bercampur-aduk antara
langkahnya memunculkan bunga teratai. kenyataan dan fiksi. Mari kita lihat informasi
Bahkan lebih lanjut legendanya menceritakan tentang kehidupan Sang Buddha sesuai
bahwa setelah Beliau berjalan tujuh langkah, Tipitaka, tanpa mencampuradukkan dengan
Beliau berkata, ”Akulah yang terluhur di dunia laporan legendaris yang muncul belakangan.
ini! Akulah yang teragung di dunia ini!
Akulah yang termulia di dunia ini! Inilah
kelahiranKu yang terakhir! Tak ada lagi

dawai 49 | 03
tanda kelahiran mulai dirasakan oleh ratu,
oleh karenanya mereka memutuskan untuk
berhenti di taman itu. Maha Maya
diistirahatkan di naungan pohon salâ dan
dengan dikelilingi oleh para dayang-dayang,
beliau melahirkan seorang anak laki-laki. Saat
itu adalah bulan purnama di bulan Mei
(Vesaka) di tahun 563 Sebelum Masehi.

Ramalan Sang Petapa:


Tawa dan Tangis Asita,
Penghormatan Pertama
Ayah kepada Putranya
Pada saat itu, di tempat lain, seorang petapa
bernama Asita, terhentak karena menyadari
bahwa semua makhluk di surga serentak
bersorak gembira, dia lalu menanyakan alasan
kegembiraan mereka itu, mereka menjawab:
“Di suatu desa bernama Lumbini di wilayah
suku Sakya, seorang Bodhisatta telah
dilahirkan, suatu permata tanpa bandingan.
Kelahiran Inilah yang menyebabkan kami begitu
Suku Sakya adalah suku ksatria yang gembira, begitu senang, bersorak-riang. Dia
bertempat tinggal di suatu kerajaan kecil adalah yang terbesar di antara semua
yang dibatasi di sebelah Utara oleh kaki makhluk, terpuncak, pemimpin di antara
pegunungan Himalaya. Ibu kotanya manusia, yang tertinggi. Raja para makhluk,
Kapilavatthu “kaya, bermasa-depan cerah, terkuat, mengaum seperti singa, akan
terkenal, banyak lelaki, serta dihuni oleh memutar roda Dhamma di Isipatana.” (Sutta
banyak orang” (Samyutta Nikaya V: 369). Nipata 683-684)
Tampaknya, orang-orang Sakya diperintah raja,
yang diangkat bukan berdasar keturunan, tapi Lalu, Asita bergegas meninggalkan
dipilih oleh dan di antara sesepuh. Salah satu tempatnya untuk menemui anak yang khusus
dari raja itu, Suddhodana, mempunyai dua ini. Sementara itu, ratu dan rombongannya
permaisuri, Maha Maya dan Maha Pajapati telah meninggalkan Taman Lumbini, pulang
Gotami, yang adalah bersaudara. Sewaktu kembali ke Kapilavatthu. Dikarenakan bayi
Ratu Maha Maya hamil dan hampir tiba untuk yang baru lahir itu adalah laki-laki,
melahirkan, beliau meninggalkan Kapilavatthu Suddhodana dan seluruh isi istana bergembira
untuk mengunjungi orang tuanya, untuk merayakannya, dan sementara perayaan
melahirkan di tempat mereka, sesuai tradisi di berlangsung, petapa Asita tiba dan bermohon
masa itu. Sewaktu ratu dan rombongannya agar dapat melihat pangeran yang masih bayi
mendekati Taman Lumbini, rasa sakit sebagai itu. Jadi mereka memperlihatkan anak itu

04 | dawai 49
kepada Asita. melihat nasib sial pada diri Pangeran ataupun
Dia begitu bersinar, berkilauan dan cantik. halangan yang akan merintanginya. Sebab
Melihat anak itu, bagaikan melihat emas dirinya adalah bayi yang sangat istimewa.
yang masih panas diambil dari tungku oleh Oleh karenanya janganlah khawatir. Pangeran
pandai emas. Begitu melihat anak itu, berkilat ini akan mencapai Penerangan Sempurna dan
bagaikan api, bercahaya bagaikan bintang dengan Penglihatan Agung dia akan memutar
yang melintasi langit di malam hari, bersinar roda Dhamma demi welas-asih pada semua
bagaikan matahari di langit yang cerah, sang makhluk. Dia akan mengajarkan kehidupan
pendeta merasakan kegembiraan dan suci secara menyeluruh. Tapi tinggal sedikit
kebahagiaan. (Sutta Nipata 686-687) usiaku. Saya akan mati sebelum kejadian itu
terjadi dan tidak akan mendengarkan
Saat diperlihatkan kepada Sang Petapa, Dhamma-Nya. Inilah yang menyebabkan saya
alih-alih agar bayi tersebut ikut memberi demikian sedih dan tidak berbahagia.” (Sutta
hormat kepada Asita, yang merupakan guru Nipata 692-694)
sepuh dari Raja Suddhodana, kaki bayi
tersebut memutar dan bertumpu di kepala
sang petapa. Merasa takjub akan kejadian
yang baru berlangsung, Sang Petapa bangkit
dari tempat duduknya. Ia menyadari kekuatan
luar biasa dari Bodhisatta. Dengan tangan
tertangkup ia menyembah hormat pada
Bodhisatta. Melihat kejadian yang
mengherankan ini, Suddhodana sang raja pun
ikut memberi hormat pada putranya sendiri.
Inilah penghormatan Raja yang pertama kali.
Kekuatan meditasi Asita yang telah
dilatihnya bertahun-tahun dan juga
kehidupannya yang suci, memungkinkan dia
memiliki kekuatan yang dapat menerawangi
bahwa Sang Pangeran tidaklah seperti anak
biasa pada umumnya, dan bahwa di kemudian
hari akan mencapai Pencerahan dan
mempermaklumkan ajaran baru demi kebaikan
semua orang. Tetapi setelah dia menyadari
bahwa dia telah akan mati sebelum peristiwa
itu terjadi dan karenanya dia tidak akan dapat
mendengarkan ajaran baru itu, dia mulai
meratap sedih. Suddhodana menyaksikan
semua ini dengan cemas, karena berpikir Upacara Pemberian Nama
bahwa mungkin Asita telah melihat tanda Segera setelah itu, upacara pemberian nama
tidak baik pada diri Sang Pangeran di hari dilaksanakan, sang pangeran diberi nama
depannya; Asita kemudian menjelaskan pada Siddhatta, yang berarti 'dia yang mencapai
raja, hal yang menyebabkan dia menangis, dan cita-citanya'. Nama keluarganya adalah Gotama,
kemudian menenangkan Raja. “Saya tidak dengan demikian nama lengkapnya adalah

dawai 49 | 05
Siddhattha Gotama. Tujuh hari setelah dibesarkan. Kolam dengan teratai biru, putih
kelahirannya, ibu pangeran meninggal dunia, dan merah, dibuat di rumah ayah-Ku semata-
dan selanjutnya Beliau dirawat dan dibesarkan mata untuk-Ku. Saya tidak menggunakan
oleh bibinya, Pajapati Gotami. kayu cendana selain yang didatangkan dari
Benares, turban, serban, jubah, pakaian
bawah dan jubah-luar semuanya buatan
Kemewahan: Masa Kecil, Benares. Payung putih senantiasa menaungi-
Pendidikan, dan Kehidupan Ku siang dan malam, sehingga tidak ada
dingin atau panas, debu, kotoran, atau embun
Berumah Tangga yang akan mengotori-Ku. Saya memiliki tiga
Sebagai anak raja, Pangeran Siddhattha istana—satu untuk musim dingin, satu untuk
terlatih baik dalam latihan keperkasaan, pula musim panas dan satu untuk musim hujan.
dalam hal tradisi dan kesusasteraan suku Di dalam istana untuk musim hujan, Saya
Sakya. Pada usia 16 tahun, Pangeran Siddhatta dihibur oleh para pemusik wanita, dan selama
dinikahkan dengan seorang gadis bangsawan empat bulan di musim hujan itu, Saya tidak
bernama Yasodhara, yang juga sepupu-Nya, pernah meninggalkan istana. Di rumah-rumah
dan hidup dalam kemewahan dan keanggunan. orang lain, hanya serpihan nasi dan sup miju-
miju yang diberikan pada para pelayan, tapi
di rumah ayah-Ku, para pelayan memakan
nasi putih yang baik dan daging.” (Anguttara
Nikaya I: 145)

Sifat Welas Asih:


Kehidupan Berhak Menjadi
Milik Penyelamat Kehidupan
Karena kecerdasan dan kebijaksanaan-Nya,
Pangeran Muda mencapai prestasi akademik
terbaik bahkan menjadi lebih pandai dari
guru-guru-Nya. Walaupun memiliki banyak
kelebihan dan bakat-bakat yang istimewa,
Sang Pangeran tidak pernah melalaikan diri
untuk bersikap santun dan memberikan
penghormatan yang sepantasnya terhadap
para guru-Nya. Dan di antara semua itu, yang
tertinggi dan terbaik adalah Beliau
mempunyai rasa welas asih yang besar.
Karenanya, Beliau dikasihi semua jenis orang.
Tak hanya itu, Beliau juga mengasihi hewan-
hewan. Suatu ketika, Pangeran Siddhatta
harus berhadapan dengan sepupu-Nya,
“Saya dibesarkan dengan kelembutan, Devadatta, karena memperebutkan seekor
sangat lembut dibesarkan, teramat lembut angsa yang terluka. Beliau menyelamatkan

06 | dawai 49
angsa tersebut yang dipanah oleh Devadatta. Melihat hal ini, Raja Suddhodana terkesima
Mereka berdebat dan akhirnya sampai ke dan untuk kedua kalinya, beliau pun memberi
Mahkamah Para Bijak, yang kemudian hormat kepada putranya.
memutuskan bahwa angsa itu berhak menjadi Sejak saat itu, Siddhatta tambah tertarik
milik orang yang menyelamatkan hidupnya, pada kehidupan rohaniah dibanding
Pangeran Siddhatta. kehidupan jasmaniah. Ini mendorong diri-Nya
“Tak akan Saya berikan kepadamu. Tidak untuk keluar melihat kehidupan rakyat dan
akan pernah. Kalau angsa ini mati karena hal-hal di luar tembok istana. Dan akhirnya,
kamu panah tadi, barulah dia menjadi Beliau melihat apa yang kemudian disebut
milikmu, namun dia hanya terluka dan masih sebagai Empat Penglihatan, yakni: orang tua
hidup. Aku telah menyelamatkan hidupnya, yang disanggah oleh tongkatnya, pengemis
karena itu angsa ini menjadi milik-Ku, si berpenyakit, mayat yang diusung menuju
penyelamat, bukan milikmu, si pemanah. perabuan, dan seorang petapa pengembara.
Semua makhluk patut menjadi milik mereka Bagi Pangeran Siddhattha, tiga pemandangan
yang menyelamatkan atau yang menjaga yang pertama melambangkan penderitaan
hidup. Kehidupan tak pantas dimiliki oleh manusia, sedang pemandangan keempat
orang yang berusaha menghancurkannya.” 9 melambangkan usaha untuk mengatasi
penderitaan-penderitaan itu. Dia melukiskan
pengalaman-Nya, sebagai berikut:
Perenungan: Sisi Spiritual
yang Tidak Pernah Surut,
Penghormatan Kedua Ayah
kepada Putranya
Walaupun memperoleh semua kekayaan dan
kekuasaan yang dapat dibeliNya, Pangeran
Siddhattha tidaklah berbahagia. Secara
berangsur, Beliau menyadari bahwa
kebahagiaan yang sebenarnya, datang dari
kepuasan batin, bukan dari pemilikan materi
dan penghormatan semata, oleh karenanya
dari hari ke hari Beliau tambah tidak tertarik
lagi pada kesenangan duniawi yang
disediakan untuknya. Suatu hari, sewaktu
perayaan panen, ketika ayahanda-Nya
menanam benih pertama pada upacara
tersebut, Pangeran Siddhattha duduk tenang
bersilang kaki, dan masuk ke dalam keadaan
meditasi yang dalam dan damai. Siddhatta
muda bermeditasi hingga mencapai tataran
pertama konsentrasi penyerapan. Pada saat
itu, bayangan pohon jambu tempat Bodhisatta
duduk tetap pada tempatnya, tidak bergeser
secara alami sesuai dengan posisi matahari.

dawai 49 | 07
Sekarang, sebelum Pencerahan, ketika dan berkata: “Saya ingin kehidupan suci di
Saya masih seorang Bodhisatta, belum dalam ajaran dan asuhanmu”. Alara Kalama
tercerahi, masih akan mengalami kelahiran, berkata pada saya: “Bila demikian, marilah,
umur-tua, penyakit, kematian, penyesalan dan tuan, ajaran ini menjadikan orang pandai
ketidakmurnian, Saya masih mencari hal-hal dengan segera, dengan bantuan guru,
yang menyebabkan kelahiran, umur-tua, wujudkanlah, berdiamlah di dalamnya”. Tidak
penyakit, kematian, penyesalan, dan lama kemudian, Saya telah dapat menguasai
ketidakmurnian. Lalu, Saya berpikir: “Kenapa ajarannya. Saya permaklumkan, sepanjang
Saya lakukan ini? Menjadikan diri saya hanya menyangkut pengulangan dan
mengalami kelahiran, umur-tua, penyakit, penghafalan, Saya dapat berbicara dengan
penyesalan dan ketidak-murnian dan melihat pengetahuan dan kepastian.
kesulitan-kesulitan di dalamnya, mengapa Lalu Saya berpikir: “Tidak berdasar
Saya tidak mencari hal yang menyebabkan keyakinan saja Alara Kalama mengajarkan
tidak terlahir, keamanan sempurna yang tak ajaran, tapi karena dia mewujudkannya lewat
tertandingi—Nibbāna?” (Majjhima Nikaya I: 163) pengetahuan langsung, dia mengetahui dan
mengerti dengan pasti.” Lalu, Saya menemui
Alara Kalama dan berkata padanya:
Mengembara: Pelepasan “Bagaimana engkau dapat mengetahui ajaran
Keduniawian, Pencarian Guru dan mewujudkannya lewat pengetahuan
langsung sendiri?” Lalu dia mengajarkan saya
Spiritual, Petapaan Keras tentang masalah kekosongan. Lalu, saya
Pada usia ke-29, Pangeran Siddhattha berpikir: “Bukan Alara Kalama saja yang
memutuskan untuk meninggalkan kehidupan mempunyai keyakinan, tenaga, kemawasan,
duniawi dan menjadi petapa. Istri-Nya konsentrasi pikiran dan pengertian; Saya juga
Yasodhara baru saja melahirkan seorang memilikinya. Bagaimana kalau Saya berlatih
putra, yang kemudian diberi nama Rahula; mengendalikan dan mewujudkan ajaran yang
Kelahiran putra-Nya dan ketidaksetujuan telah diwujudkannya lewat pengetahuan
ayahanda-Nya, menyebabkan keputusan yang langsung?” Tak lama setelah Saya melakukan
diambil itu adalah sesuatu yang teramat sulit ini, dan berhasil mewujudkannya, Saya
dan menyakitkan. Tapi dia teguh dalam tekad- memberitahu Alara Kalama, dan dia berkata:
Nya. “Suatu keberuntungan, yang mulia, benar-
benar suatu keberuntungan bahwa kami
Beliau mengembara dari wilayah orang Sakya mempunyai sahabat seiring dalam kehidupan
menuju ke kerajaan Magadha untuk mencari suci ini. Ajaran yang telah saya wujudkan
guru. Di India, pada masa itu, sangat banyak lewat pengetahuan langsung, juga telah kau
guru dan filsuf pengembara, semuanya miliki. Apa yang saya tahu, engkau jaga tahu;
mengemukakan teori yang berbeda dan seperti saya, demikian pula engkau. Marilah,
berusaha menarik murid-murid di antara para tuan yang mulia, mari kita pimpin bersama
petapa maupun para perumah tangga. kelompok kita ini.” Kemudian Alara Kalama,
Pangeran Siddhattha memutuskan untuk guru-Ku menempatkan Saya, muridnya, pada
belajar pada Alara Kalama, salah satu guru derajat yang sama dengannya dan
terkenal pada saat itu. Dia berkata: Setelah menganugerahi Saya kehormatan tertinggi.
pergi jauh, menjadi pencari kebaikan, mencari (Majjhima Nikaya I: 164)
jalan kedamaian yang tak terbandingkan, tak
tertandingi, Saya mendekati Alara Kalama Tapi Petapa Gotama tidak berkeinginan

08 | dawai 49
menjadi guru, pemimpin dalam kelompok ini; Lalu Saya berpikir: “Mengapa Saya tidak
Beliau ingin mencapai kebebasan batin mencoba cara meditasi penghentian-napas?”
sempurna. Dengan penuh rasa terima kasih Jadi, Saya mencoba berhenti bernapas,
pada Alara Kalama, namun karena yakin melalui hidung maupun mulut, begitu Saya
bahwa Alara Kalama tidak dapat mengajarinya lakukan, timbul suara yang keras
lebih jauh, Beliau lalu berpamit-diri untuk mendengung, bagaikan desis puputan pandai
mencari guru lain lagi. Dia menemui Uddaka besi melewati telinga-Ku. (Majjhima Nikaya I:
Ramaputta, seorang guru termahsyur lainnya 243)
kala itu, dan mulai belajar di bawah
Demikianlah, setiap kali muncul rasa sakit
bimbingannya. Uddaka Ramaputta
yang hebat seiring usaha-Nya untuk terus
mengajarnya cara pencapaian tingkat
meditasi yang disebutnya 'Tingkat yang bermeditasi dengan metode dukkaracariya10,
Bukan-Pencerapan, bukan pula Bukan- semakin kuat Ia mengembangkan appāṇaka
Pencerapan', tapi Uddaka Ramaputta pun tidak jhāna, semakin meningkat pula usaha keras-
dapat mengajar-Nya sesuatu yang lebih tinggi, Nya. Hasilnya, perhatian murni-Nya timbul dan
dengan rasa terima kasih pada guru-Nya, tak tergoyahkan. Berikutnya, Beliau mencoba
Beliau pun meninggalkannya lagi. Sesudah itu, menundukkan badan dengan mengurangi
Beliau memutuskan untuk mencoba metode makan.
'pemusnahan-diri' demi menghapus seluruh Lalu Saya berpikir: “Mengapa tidak Saya
nafsu dan memurnikan batin. Ia menyatakan ambil makanan-Ku, kacang-kacangan, biji-
tekad usaha kuat beruas empat, yang dikenal bijian, kacang-kecil atau sop-kacang, sedikit
sebagai padhâna-viriya: “Biarlah hanya kulit- demi sedikit, secuil demi secuil?” Saya lalu
Ku yang tertinggal! Biarlah hanya urat melakukannya, begitu Saya lakukan, badan-Ku
daging-Ku yang tertinggal! Biarlah hanya menjadi kurus kering. Karena Saya makan
tulang belulang-Ku yang tertinggal! Biarlah sangat sedikit, anggota tubuh-Ku seperti buku-
daging dan darah-Ku mengering!” Dengan buku tumbuhan menjalar; karena Saya makan
tekad-Nya itu, Beliau berusaha keras menjaga sangat sedikit, bokong-Ku seperti kuku lembu;
latihannya tetap kontinyu. Pertama, Beliau karena Saya makan sangat sedikit, tulang
mencoba sekuat mungkin untuk belakang-Ku menonjol seperti deretan bola;
menghentikan batin dengan menghancurkan karena Saya makan sangat sedikit, tulang
pikiran buruk dengan pikiran baik-Nya. rusuk-Ku yang cekung seperti kasau gubuk
Lalu, saya berpikir: “Dengan mengatupkan yang rubuh; karena Saya makan sangat
gigi dan menekan lidah ke langit-langit, sedikit, mata-Ku terbenam ke dalam
mengapa Saya tidak dapat menundukkan, lobangnya; karena Saya makan begitu sedikit,
menahan dan mengendalikan batin Saya? dahi di kulit kepala-Ku menjadi mengisut dan
Saya lalu melakukannya, begitu berkerut, bagaikan labu putih pahit yang
melakukannya, keringat bercucuran dari dipotong sebelum matang mengisut dan
bawah bahu-Ku bagaikan seorang kuat berkerut karena udara panas. Bila Saya
memukul seorang yang lebih lemah pada berpikir: “Saya akan menyentuh perut-Ku,”
kepala dan bahunya serta menundukkan, Saya raih pula tulang-punggung-Ku, dan bila
menahan, dan mengendalikannya. (Majjhima Saya berpikir: “Saya akan menyentuh tulang
punggung-Ku,” Saya raih pula perut-Ku. Karena
Nikaya I: 242)
demikian kurus, sehingga perut-Ku hampir
Berikutnya, Beliau mencoba cara meditasi berdempetan dengan punggung-Ku. Bila Saya
menahan napas: pikir: “Saya akan peturasan,” saya terjatuh di

dawai 49 | 09
wajah-Ku, sebab Saya makan sangat sedikit. “Saya ingat sewaktu ayahanda orang Sakya
Bila Saya mengusap anggota tubuh-Ku untuk membajak, dan Saya duduk di bawah
menyejukkannya, rambut-rambut tercabut dari naungan pohon, terbebas dari kesenangan
akarnya, terlepas, karena Saya makan sangat indriawi dan batin yang tidak terlatih, Saya
sedikit. (Majjhima Nikaya I: 245) memasuki dan berdiam di Jhana Pertama,
Karena usaha yang demikian keras, Petapa yang masih ditandai oleh pikiran dan
Gotama pingsan berkali-kali, dan tubuh khayalan, dan diisi oleh kegembiraan dan
fisiknya pun sangat memprihatinkan. Namun kebahagiaan yang muncul dari keterlepasan,”
Beliau belum menyerah dan bangkit lagi, dan Saya berpikir: “Apakah ini jalan ke
berjuang sekuat mungkin (padhāna) untuk kebangkitan?” Dan sebagai hasil dari
perenungan itu, Saya menyadari bahwa
mencapai apa yang dicita-citakan-Nya.
sebenarnya inilah jalan menuju kebangkitan.
(Majjhima Nikaya I: 246)
Titik Awal Pencerahan
Selama masa itu, Petapa Gotama ditemani Pencapaian Tertinggi:
lima petapa lain yang terkesan dengan Tiga Pengetahuan Batin
keteguhan hati-Nya, mereka berlima yakin
cepat atau lambat, rekan mereka ini akan
Sempurna dan Nibbâna
mencapai tingkat spiritual yang mulia. Enam Walau demikian, Beliau maklum, bahwa Dia
tahun kemudian berlalu sejak mulai bertapa, seharusnya beristirahat dan memulihkan
beberapa tahun di antaranya dilewati dengan kekuatan badan-Nya terlebih dulu sebelum
cara tapa penyiksaan-diri, namun Sang mulai bermeditasi lagi. Begitu Dia mulai
Pangeran belum juga mendapatkan makan secukupnya, lima rekan petapa-Nya
Pencerahan-Sempurna. Beliau mulai ragu menuduh Beliau, bahwa Dia telah melemahkan
bahwa cara-cara yang dilakukan-Nya tekad-Nya, mereka lalu meninggalkan-Nya.
sebelumnya akan dapat mengantar-Nya ke
Pencerahan, dia lalu mengenang kedamaian Lalu Saya berpikir: “Adalah tidak mudah
yang dialami-Nya semasa muda dulu, dan untuk mencapai kebahagiaan itu, bila badan
memutuskan untuk mencoba seakan demikian kurus tersiksa. Bagaimana kalau
merasakannya kembali. Saya mulai makan—nasi dan susu asam?”
Jadi, Saya mulai makan. Sewaktu, lima petapa
Lalu saya berpikir: “Beberapa petapa dan dulu menemui Saya, berpikir: “Apabila Petapa
Brahmin pada masa lalu mengalami, beberapa Gotama mewujudkan sesuatu, dia akan
di masa mendatang mungkin akan mengajarkan kita pula.” Tapi, sewaktu Saya
mengalami, atau beberapa pada saat ini mulai makan, petapa-petapa itu memalingkan
sedang mengalami, perasaan-perasaan yang muka seakan jijik, seraya berkata: “Petapa
demikian menyakitkan, tajam dan keras, tapi Gotama telah hidup dalam kemewahan, dia
tidak lebih atau menyamai seperti yang Saya telah goyah dalam usahanya, dia telah
rasakan ini. Namun, tetap Saya belum kembali ke kehidupan mewah.” (Majjhima
mencapai tingkat manusia yang lebih tinggi, Nikaya I: 247)
pengetahuan dan penglihatan sempurna yang
dialami oleh Para Mulia sebagai hasil Kelima petapa tersebut meninggalkan
kesungguhannya. Apakah ada jalan lain untuk Petapa Gotama karena menjadi kecewa dan
mencapai Pencerahan?” Saya lalu berpikir: salah paham akan praktek latihan yang

10 | dawai 49
dijalani Beliau saat itu. Hal ini muncul karena untuk memulihkan tenaga dari penyiksaan
Petapa Gotama telah mulai menyadari bahwa diri sebelumnya, lalu mencari tempat yang
praktek petapaan keras yang ekstrim tidaklah cocok untuk mulai lagi bermeditasi. Akhirnya,
mendukung pencapaian pencerahan sehingga dia tiba di sebuah desa kecil di Uruvela, yang
ditinggalkanlah jenis praktek tersebut. Dalam sekarang disebut Bodh Gaya.
pandangan mereka, Petapa Gotama telah salah Lalu, untuk mencari kebajikan, mencari
arah. Sama halnya dengan sekarang ini, jika kedamaian yang tak tertandingi dan
kita adalah seorang asketik-keras, ekstrim dan terbandingi, sewaktu dalam perjalanan
cenderung memandang kehidupan para melewati Magadha, Saya tiba di Uruvela, kota
bhikkhu ataupun orang-orang lainnya yang para ksatria. Di sana Saya lihat sebidang
menyukai kehidupan petapaan, sebagai tanah yang indah, sungai yang mengalir
kehidupan yang harus serba minimalis dan bening dapat diarungi dan sebuah desa di
jauh dari kenyamanan (dengan sudut pandang dekatnya yang dapat menunjang. Saya
yang berdasar ego kita sendiri) maka berpikir: “Sebenarnya, inilah tempat yang
kemudian jika melihat mereka menyantap es indah. Sebenarnya, inilah tempat yang tepat
krim, kita mungkin akan kehilangan keyakinan untuk seorang muda mulai berjuang.” Oleh
pada mereka, karena menurut (ego) kita karenanya, Saya duduk di situ, berpikir:
seharusnya para bhikkhu atau petapa tersebut “Sebenarnya, inilah tempat yang tepat untuk
hanya makan bubur jelatang saja. Dan di sini berjuang.” (Majjhima Nikaya I: 167)
dapat kita lihat bahwa usaha petapaan yang
keras, dilakukan Sang Buddha secara terus- Di bawah naungan sebuah pohon,
menerus, sampai pada suatu titik maksimum Pangeran Siddhattha memulai meditasinya,
di mana Beliau akhirnya menyadari bahwa mencoba untuk mengalami kembali Dia
usaha tersebut belum membuahkan hasil mencapai jhāna pertama, kedua, ketiga dan
seperti yang Beliau sadari belum diperoleh- keempat, batinnya bertambah murni dan
Nya. Walaupun Beliau memaksakan diri bercahaya setiap tingkat. yang pernah
sampai sedemikian rupa dan belum berhasil, dialami-Nya sewaktu muda. Tahun-tahun yang
hendaknya kita tidak memandang rendah dilewati sebelumnya memungkinkan Dia
usaha tersebut sebagai sesuatu yang tidak memiliki pengendalian mental yang kuat. Dia
berguna. Karena semua itu adalah rangkaian mencapai jhāna pertama, kedua, ketiga dan
proses yang penuh usaha dan perjuangan keempat, batinnya bertambah murni dan
yang tidak kecil. Di dalam proses itulah bercahaya setiap tingkat. Lalu, dengan batin
sebenarnya kedisiplinan dan kekuatan kita yang “murni, jernih, tak-tercemar, sangat-
ditempa sedemikian rupa sehingga saat bersih, dapat-ditempa, dapat-bekerja, mapan
menghadapi tantangan hidup yang lebih dan mantap,” Tiga kesadaran atau pengertian
ektrim, kita tidak mudah goyah dan dapat tiba-tiba muncul pada-Nya. Tiga pengetahuan
melaluinya dengan ringan. Sebagaimana (tevijja) itu adalah: pengetahuan tentang
halnya Sang Buddha yang pantang menyerah, kehidupan sebelumnya (pubbe nivasanussati
seyogyanya demikianlah cara kita dalam ñana), yang dengannya Beliau dapat
mencari dan tekun memraktekkan Dhamma mengingat dengan rapi semua kehidupan
hingga suatu saat dapat terbebas dari sebelumnya dan membuktikan kebenaran
penderitaan. kelahiran-kembali, pengetahuan tentang
Sekarang Pangeran Siddhattha seorang muncul dan matinya semua makhluk hidup
diri, Beliau lalu melewati beberapa waktu (yatha kammupaga ñana), yang dengannya

dawai 49 | 11
Beliau menyadari tata-kerja hukum Kamma, rasa syukur yang lebih tinggi kita tunjukkan
serta yang terpenting, pengetahuan tentang juga pada makhluk yang hidup. Pada minggu
penghancuran kotoran batin (asava-kkhaya ketiga, Beliau bermeditasi dan mengetahui
ñana). pikiran para dewa yang meragukan
Pencerahan-Nya, lalu menciptakan lintasan
“Ketika Saya mengetahuinya semua, ketika
berpermata untuk menyingkirkan keraguan
Saya melihatnya, batin Saya terbebas dari
mereka. Pada minggu keempat, Beliau
kotoran-batin, dari kesenangan-indriawi, dari
merenungkan Abhidhâmma Pitaka. Pada
pembentukan-kembali dan dari ketidak-
minggu kelima, gangguan dari putri-putri
tahuan. Saya terbebas dan Saya tahu Saya
Māra—Taṇhā, Arati, dan Rāga, berusaha
bebas. Dan Saya tahu bahwa kelahiran-
kembali telah berakhir, kehidupan suci telah menggoda Sang Buddha, namun Beliau tidak
hidup, Saya telah mencapai apa yang tergoyahkan dan tetap bermeditasi. Di minggu
seharusnya dicapai, dan bahwa bagi Saya keenam, Beliau bermeditasi dengan dilindungi
tidak ada lagi kedatangan-kembali.” oleh lilitan tubuh Mucalinda—sang raja naga
(Majjhima Nikaya I: 249) karena adanya badai besar selama seminggu.
Mucalinda, karena rasa hormatnya yang
Dengan demikian, Pangeran Siddhattha mendalam, melontarkan syair sukacitanya
menjadi Buddha, Manusia Yang-telah-sadar terhadap Sang Buddha:
sepenuhnya.
“Memencilkan diri adalah kebahagiaan
bagi ia yang berpuas hati, bagi Ia yang
Tujuh Minggu mendengar dan telah melihat Kebenaran.
Keramahan di dunia ini adalah kebahagiaan,
Setelah Pencerahan Begitu jua kendali diri terhadap makhluk
Setelah Pencerahan, Sang Buddha tinggal hidup. Tak melekat pada nafsu di dunia ini
selama tujuh minggu di tujuh tempat yang adalah kebahagiaan, Bagi Ia yang telah
berlainan, yakni di bawah pohon bodhi dan mengatasi kesenangan indrawi. Setelah
mengikis habis kesombongan akan 'aku', Inilah
sekitarnya11. Selama masa itu, Ia tidak makan
sesungguhnya kebahagiaan yang tertinggi.”
sama sekali; tubuh-Nya terpelihara oleh zat
makanan dari nasi susu yang dipersembahkan Di minggu ketujuh, Beliau tetap
Sujâtâ. Pada minggu pertama, Beliau bermeditasi tanpa mengalami gangguan
bermeditasi duduk di bawah pohon bodhi apapun. Selama minggu-minggu tersebut
secara terus-menerus tanpa mengubah posisi Sang Buddha bermeditasi sambil mengalami
duduk. Beliau merenungkan Musabab Yang kebahagiaan Pembebasan (vimuttisukha).
Saling Bergantungan (Paticcasamuppâda). Pada Bukan karena kemelekatan atau
minggu kedua, Beliau melaksanakan meditasi kenikmatan yang membuat Sang Buddha
berdiri dengan menatap pohon bodhi selama masih menekuni meditasi setelah pencapaian
seminggu penuh. Beliau memberikan teladan Pencerahan-Nya, melainkan karena memang
moral pada kita semua mengenai demikianlah adanya perilaku seorang suci
penghargaan dan rasa syukur terhadap benda yang telah melenyapkan kebodohan batin-Nya
yang tak bernyawa sekalipun, yakni kepada secara tuntas. Ini adalah teladan bagi kita
pohon bodhi, yang telah menaungi-Nya selama semua yang menganggap-Nya Guru Agung
perjuangan-Nya mencapai Pencerahan. Dan nan Sempurna, bahwa praktek meditasi tak
oleh karenanya, selayaknya penghargaan dan bisa ditinggalkan begitu saja, bahkan ketika

12 | dawai 49
kita berhasil mencapai tahap-tahap yang lebih “Pemenang dari segalanya, mengetahui
tinggi dalam perjalanan kehidupan spiritual segalanya, tak ternoda dari segalanya,
kita. Dalam Buku Ringkasan Milinda Panha melepaskan segalanya, dan dengan
oleh Bhikkhu Pesala (hal.44), Yang Ariya meleburkan keserakahan, Saya terbebas.
Bhikkhu Nagasena menjelaskan kepada raja Dengan melakukannya sendiri, siapa yang
bahwa terdapat dua puluh delapan macam menunjukkan? Saya tidak punya guru, sebab
keuntungan dari meditasi kesendirian, dan tiada suatu di dunia ini, dewa sekalipun, yang
ada empat alasan mengapa Sang Tathâgata12 menyamaiKu. Saya sempurna, Guru tertinggi
mengabdikan diri pada kesendirian. “Bukan di dunia ini, Saya sendiri mencapai
karena masih ada yang harus dicapai oleh Pencerahan. Nafsu telah Kupadamkan, Saya
para Buddha itu, dan bukan pula karena telah mencapai Nibbāna. Sekarang Saya akan
masih ada sesuatu yang perlu ditambahkan ke Benares untuk memutar Roda Dhamma,
pada apa yang telah mereka capai, melainkan menabuh genderang keabadian, di dunia yang
hanya karena manfaat-manfaat yang luar telah menjadi buta.”
biasa itulah maka mereka berlatih Dan Upaka menjawab: “Menurut apa yang
kesendirian.” (Milinda Panha VIII: 9) Engkau katakan, pastilah Engkau Pemenang
alam-semesta.”
Pemutaran Roda Dhamma: “Pemenang sejati adalah mereka yang
telah menghancurkan kekotoran batin.
Pertimbangan dan Olehnya, Saya adalah Pemenang.”
Keputusan, Cara Mengajar Ketika Saya katakan demikian, Upaka
Setelah melalui banyak pertimbangan, Sang berkata: “Mungkin, demikian,” sambil
Buddha memutuskan untuk mengajarkan menggoyangkan kepalanya, dia pun berlalu
Dhamma yang telah diwujudkan-Nya, lalu mengambil jalan lain. (Majjhima Nikaya I: 171)
mulai memikirkan untuk menemui kedua Ada sumber yang menyebutkan atau
guru-Nya yang pertama, Alara Kalama dan menganggap bahwa bisa dikatakan inilah
Uddaka Ramaputta, tapi dengan mata batin- khotbah pertama Sang Buddha13. Hal ini
Nya Beliau mengetahui bahwa keduanya telah digambarkan sebagai berikut. Setelah
wafat. Beliau kemudian memutuskan untuk pencapaian pencerahan-Nya di Bodh Gaya,
mengajar kelima petapa pengikut-Nya yang Sang Buddha berpikir, “Ajaran yang telah
telah meninggalkan-Nya. Karena mengetahui, Kurenungkan ini sangatlah mendalam,
bahwa mereka berlima tinggal di taman yang sungguh halus dan sulit untuk dilihat. Ajaran
disebut Isipatana, dekat Kota Benares, Beliau ini tidak bisa dimengerti dengan pemikiran
pun memulai perjalanan-Nya ke sana. Dalam semata; Ajaran ini hanya bisa dipahami oleh
perjalanan, Beliau bertemu dengan seorang para bijaksana. Mustahil Saya bisa
petapa pengembara. menjelaskan dengan kata-kata tentang apa
Lalu petapa telanjang Upaka melihat Saya yang telah Saya capai, maka tak usahlah Saya
datang dari jalan antara Gaya dan tempat mengajarkannya ke orang lain. Saya hanya
PencerahanKu, dia berkata, “Tuan Yang Mulia, akan duduk saja di bawah pohon hingga akhir
indera-Mu murni dan wajah-Mu bersinar dan hayat.” Gagasan itu sungguh sangat
bercahaya. Pada siapa Engkau belajar? Siapa menggoda: kita pergi dan hidup tenang
guru-Mu? Dhamma siapa yang Engkau ikuti? sendirian saja tanpa harus repot berurusan
Saya pun menjawab: dengan segala masalah duniawi dalam

dawai 49 | 13
masyarakat. Namun, ketika Sang Buddha permohonan Brahma, karena pada saat itu
sedang menimbang demikian, datanglah semua orang pemuja Brahma dan sangat
Mahadewa Brahma Sahampati14. Ia berupaya bergantung pada Brahma. Maka, jika dewa
meyakinkan agar Sang Buddha berkenan yang begitu tinggi dan berkuasa seperti
mengajar. Brahma Sahampati mengatakan Brahma ingin mendengarkan Dhamma, maka
bahwa pastilah ada makhluk yang bakal seluruh alam dewa dan manusia cenderung
mampu mengerti Ajaran Beliau, yang akan begitu juga. Karena alasan itu pulalah
diungkapkan dengan kata-kata, “makhluk- maka sebelum membabarkan Dhamma, Sang
makhluk yang di matanya hanya tertutup Buddha menunggu agar diminta.” (Milinda
sedikit debu” 15. Panha XII: 50)
Lebih jelas tentang kehadiran Brahma Kembali ke jawaban Sang Buddha atas
Sahampati ini, terdapat dalam ulasan pertanyaan Petapa Upaka. Alih-alih Upaka
pertanyaan Raja Milinda kepada Y.A. Bhikkhu dapat memahami dan menerima bahwa apa
Nagasena. Raja bertanya apa sebabnya Sang yang Sang Buddha katakan adalah kebenaran
Buddha yang telah melatih kesempurnaan tentang pencerahan-Nya, hasilnya adalah
berkalpa-kalpa lamanya hingga mencapai kegagalan karena ia berpikir bahwa mungkin
Kemahatahuan dan kini saat sudah mencapai Sang Buddha telah berlatih terlalu keras dan
tahapan itu, pikiran-Nya berubah, menjadi berlebihan memandang dirinya sendiri. Hal
ragu-ragu untuk mengajarkan Dhamma. yang sama dan relevan dengan realita saat ini
Apakah dikarenakan rasa takut, kurangnya pun terjadi bila hal demikian dilakukan
kejernihan atau kelemahan, atau karena Beliau seseorang dan reaksi kita terhadap perkataan
tidak maha tahu sehingga keraguan itu atau perilaku orang tersebut. Bila ada orang
timbul? yang berkata demikian kepada kita maka
“Tidak, raja yang agung, hal itu bukan pasti kita akan bereaksi seperti itu juga.
disebabkan oleh alasan-alasan tersebut. Demikianlah adanya, bila setelah pencerahan-
Karena sifat Dhamma yang mendalam, dan Nya, Sang Buddha perlu menimbang-nimbang
karena begitu kuatnya kemelekatan serta sebelum memutuskan untuk mengajarkan
kegelapan batin para makhluklah maka Sang ajaran-Nya yang dalam, halus dan sulit dilihat
Buddha menjadi ragu-ragu dan oleh orang-orang yang menyukai kemelekatan.
mempertimbangkan kepada siapa Beliau Sebenarnya, pernyataan Sang Buddha itu
harus mengajarkan Dhamma, dan bagaimana adalah ajaran yang sangat jitu dan tepat.
caranya agar mereka dapat mengerti. Seperti Ajaran yang sempurna tetapi tidak dapat
halnya seorang raja mengingat-ingat betapa dipahami oleh orang-orang. Mereka cenderung
banyaknya orang yang kehidupannya untuk mengartikan sesuatu berdasarkan ego
tergantung padanya—sang raja mungkin mereka sendiri. “Saya sempurna, Guru
gelisah dan berpikir, 'Bagaimana saya dapat tertinggi di dunia ini, Saya sendiri mencapai
menyejahterakan mereka semua?' Demikian Pencerahan” mungkin terdengar sebagai
juga Sang Tathâgata mengingat betapa pernyataan yang egois, tetapi kata-kata itu
kuatnya kemelekatan kegelapan batin para sesungguhnya sangat mendalam, sangat
makhluk, maka Beliau cenderung untuk tidak menarik untuk direnungkan karena
bertindak dari membabarkan ajaranNya. Juga berhubungan dengan penggunaan 'Saya
sudah menjadi aturan lama bahwa Sang adalah' dengan pencapaian atau realisasi
Buddha harus membabarkan Dhamma atas tertinggi. Bagaimanapun juga, hasil khotbah
pertama Sang Buddha adalah: pendengarnya

14 | dawai 49
tidak mengerti, tidak tertarik dan pergi sebagai “yang terhormat”, sebab Tathâgata
begitu saja. adalah “Yang Mulia” (Arahat), yang Tercerahi.
Dan kejadian di atas adalah sangat Dengarkanlah, keabadian telah ditemukan,
penting sebab melambangkan sikap Sang dan Saya akan menuntun, Saya akan
Buddha pada mereka yang diajar-Nya selama mengajar Dhamma.” (Majjhima Nikaya I: 171)
empat puluh tahun berikutnya. Sang Buddha Tapi kelima petapa tidak mempercayai
tidak mengejar Upaka untuk mencoba bahwa sahabat lama mereka benar-benar telah
meyakinkannya pada kebenaran Pencerahan- mencapai Pencerahan. Mereka berkata kepada-
Nya, juga tidak melaknat atau mengutuk dia Nya:
karena menolak-Nya. Pada kejadian ini dan
“Tapi, Gotama yang baik, Engkau tidak
dimana pun, Sang Buddha senantiasa
mencapai keadaan Yang Mulia atau pun
berbicara mengenai kebenaran-Nya secara
pengetahuan dan penglihatan yang lebih
datar dan tenang, selanjutnya terserah pada
tinggi daripada manusia biasa, yang dicapai
Upaka (dan kita) untuk mempertimbangkan-
melalui latihan dan tata-tertib yang teguh.
nya.
Bagaimana Engkau dapat mencapainya
dengan hidup mewah, tidak teguh dalam
usaha dan kembali hidup dalam kemewahan?”
Terbentuknya Sangha
Tiga kali Sang Buddha memberitahu
Setelah pertemuan-Nya dengan Upaka, Sang mereka bahwa Beliau benar telah Tercerahi
Buddha meneruskan perjalanan-Nya ke dan bahwa Beliau tidak hidup dalam
Benares. Pada akhirnya, Dia berhasil menemui kemewahan dan berfoya-foya, akhirnya Beliau
lima petapa pengikut-Nya di Isipatana, kira- berkata pada mereka: “Apakah engkau merasa
kira delapan mil dari Benares. Isipatana juga Saya pernah berkata seperti ini sebelumnya
disebut Taman Kijang (Migadāya) sebab pada engkau?” Ternyata mereka berlima
tempat itu dihuni oleh banyak hewan liar, mengakui, bahwa Beliau tak pernah seperti
terutama kijang. itu, dan menyadari bahwa Beliau berkata yang
Lima pertapa melihat Saya datang dari sebenarnya, mereka lalu duduk mendengarkan-
kejauhan, dan mereka sepakat, berkata : Nya. Sang Buddha, lalu mempermaklumkan
“Petapa Gotama datang. Dia sudah hidup Dhamma pada dunia untuk pertama kalinya.
dalam kemewahan, Dia tidak kokoh lagi Khotbah-Nya yang pertama, yang menggaris-
dalam usaha-Nya, Dia telah kembali pada bawahi Empat Kebenaran Mulia dan konsep
kehidupan duniawi. Dia tidak pantas diberi Jalan Tengah kemudian dikenal sebagai
salam, kita tidak usah berdiri, tidak usah “Khotbah Pemutaran Roda Dhamma”
mengambilkan mangkuk dan jubah-Nya. (Dhammacakkappavatthāna Sutta). Sebutan ini
Namun, biarkan Dia duduk, bila Dia mau didasarkan pada pemahaman bahwa Dhamma
duduk.” Tapi begitu Saya mendekat, mereka menyerupai roda besar, yang sekali berputar,
tidak lagi melaksanakan kesepakatan-nya. akan terus berputar tanpa rintangan di
Ada yang mengambilkan mangkuk dan jubah- seluruh penjuru dunia. Berselang kemudian
Ku, ada yang menyiapkan tempat duduk, ada Sang Buddha menyampaikan khotbah yang
yang mengambilkan air untuk mencuci kaki- kedua yang disebut “Khotbah Ketiadadirian”
Ku, dan mereka semua menyapa-Ku sebagai (Anattālakkhana Sutta), setelah mendengarkan
“yang terhormat”. Lalu Saya berkata pada khotbah itu, lima petapa—Kondañña, Vappa,
kelimanya: “Jangan menyapa Tathâgata Bhaddiya, Mahanama dan Assaji mencapai

dawai 49 | 15
Pencerahan. Mereka pun memohon kehidupanNya oleh Ânanda,
penahbisan lanjut dari Sang Buddha dan
menjadi bhikkhu. Dengan demikian, mereka sahabat yang selalu setia
menjadi lima siswa bhikkhu yang pertama, dan mendampingi-Nya. Sejak masa-
terbentuklah Pesamuhan Bhikkhu (Saṅgha masa awal Beliau mengajar,
Bhikkhu).
orang-orang senantiasa
berkerumun mendengar-Nya,
Misionari Pertama, Kedua,
diakhir hidupNya Beliau
dan Seterusnya
mempunyai ratusan ribu orang
Sang Buddha kemudian menganjurkan agar murid-murid, terdiri atas
mereka berangkat ke dunia luar, mengajarkan
Dhamma supaya seluruh dunia mendapat bhikkhu, bhikkhuni dan
kesempatan mengalami kebebasan dan perumahtangga biasa. Apa yang
kebahagiaan Nibbāna.
diajarkan dan diperbuat Beliau
“Pergi jauhlah, demi kebaikan orang
banyak, demi kebahagiaan orang banyak, selama kurun waktu empat
demi welas-asih bagi dunia, demi puluh itu tidak mungkin
kesejahteraan, demi kebajikan dan
kebahagiaan dewa dan manusia. Janganlah
dirangkum dalam satu bab,
dua darimu mengambil jurusan yang sama. satu buku, atau satu
Ajarkanlah Dhamma yang indah pada perpustakaan sekalipun; karena
awalnya, pada pertengahannya dan pada
akhirnya. Permaklumkanlah isi dan semangat demikian penuh dan
kehidupan suci nan murni sempurna dan istimewanya.
lengkap terisi.” (Vinaya Pitaka IV: 20)

Selama kurun-waktu empat Perjalanan Terakhir


puluh tahun kemudian, Sang Sang Buddha
Buddha mengembara di sebelah Pada usia ke-80, Beliau meninggalkan
utara India menyampaikan Rajagaha yang kemudian ternyata menjadi
Dhamma kepada yang ingin perjalanan terakhir-Nya. Beliau melewati desa-
desa dan kota-kota yang masih ada sampai
mendengarkannya. Biasanya saat ini—Nalanda, Pataligama (sekarang
didampingi oleh dua Siswa disebut Patna), Vesali dan lainnya. Namun,
Beliau sudah demikian lemah dan renta,
Utama-Nya, Sâriputta dan setelah mengembara di India Utara selama
Moggallâna, dan dalam dua empat puluh tahun lamanya. Pada tahap
puluh tahun terakhir dalam kehidupan-Nya ini, Beliau melukiskan diriNya
sebagai berikut:

16 | dawai 49
Saya sekarang sudah tua, sudah letih, akar kata, 'sukara' (babi) dan 'maddava' (lunak,
seorang yang telah menjalani Jalan, Saya lembut, lemas) yang mungkin adalah makanan
telah mencapai akhir hidup-Ku, pada usia ke yang terdiri dari daging babi atau makanan
delapan puluh ini. Seperti pedati tua yang yang disukai babi—kemungkinan semacam
hanya dapat berjalan dengan mengikatkan cendawan/jamur. Umat Buddha yang
tali di setiap bagiannya, demikian pula tubuh menganjurkan vegetarisme berpendapat
Tathâgata hanya dapat berjalan dengan bahwa itu adalah sejenis makanan vegetaris.
pembalut. (Digha Nikaya II: 100) Mereka yang salah duga karena mengira Sang
Beliau tiba di Vesali, ketika musim hujan Buddha adalah vegetarian dan mereka yang
tiba, dan oleh karenanya Beliau memutuskan khawatir pada tersebarnya hal yang menurut
untuk melewati musim hujan di sebuah desa mereka adalah kemunafikan, karena berpikir
di dekatnya yang bernama Beluva. Selama bahwa makanan terakhir Sang Buddha adalah
musim hujan, Yang Mulia diserang penyakit suatu yang memalukan bagi kaum Buddhis,
yang berat dan menusuk, menyebabkanNya menafsirkan bahwa istilah sukaramaddava
kesakitan. Tetapi Beliau bertahan dengan bukanlah daging babi sebagai usaha menutup
penuh kesadaran, mawas sempurna dan tidak kebenaran. Dua kelompok ini tidak memahami
mengeluh. bahwa dalam Tipitaka banyak rekaman
kejadian, yang membuktikan bahwa Sang
Setelah musim hujan, bersama rombongan Buddha sebenarnya makan daging, malah
bhikkhu yang sangat besar jumlahnya mereka sekali waktu Beliau menolak untuk
meneruskan perjalanan ke arah timur-utara, menjadikan vegetarisme sebagai kewajiban
tampaknya menuju Kapilavatthu. Namun diantara murid-muridNya. Kebenaran yang
karena Sang Buddha demikian tua dan sakit, sebenarnya sederhana dalam hal ini adalah
rombongan sering berhenti dan beristirahat. bahwa tidak seorang pun mengetahui pasti,
Ketika rombongan tiba di Pava, mereka makna sukaramaddava itu.
menginap di hutan mangga milik Cunda,
tukang besi. Oleh Cunda, Beliau diundang Walau demikian, Sang Buddha menyadari
makan, dan disajikan sukaramaddava, namun bahwa Cunda mungkin merasa bersalah
setelah menyantapnya “Beliau diserang karena menganggap dirinya bertanggung
penyakit luar biasa, murus bercampur darah jawab pada kematian-Nya. Lalu, dengan welas-
disertai rasa sakit yang keras dan menusuk, asih, Beliau meyakinkan Cunda lewat murid-
tetapi Beliau tetap bertahan dengan Nya.
kesadaran penuh, mawas sempurna, tanpa Ananda, ada kemungkinan Cunda, tukang
keluhan.” (Digha Nikaya II: 127) besi itu merasa menyesal berpikir: “Ini adalah
Semua ini terjadi sehari sebelum Beliau kesalahanmu, Cunda, ini perbuatan salah,
mangkat, sering orang berpendapat bahwa yang menyebabkan Sang Buddha memasuki
kemangkatan Beliau disebabkan memakan Nibbāna-akhir, setelah memakan sajianmu.”
makanan yang tidak baik dan beracun. Tapi hendaknya engkau menawarkan
Sebenarnya ini tidak benar. Seperti disebutkan penyesalannya, katakan: “Ini adalah suatu
di depan Sang Buddha telah berusia delapan jasa, Cunda, ini adalah hasil perbuatan
puluh tahun dan telah berkali-kali jatuh sakit. baikmu bahwa Sang Buddha memasuki
Beliau mati wajar karena usia tua. Salah Nibbâna-akhir, setelah menyantap santapan
pengertian lain adalah menyangkut makanan terakhir darimu. Sepanjang yang saya dengar
terakhir itu. Sukaramaddava berasal dari dua dan ketahui dari bibir Yang Mulia sendiri,
adalah bahwa ada dua kali pemberian makan

dawai 49 | 17
yang paling berbuah kebajikan, tidak ada berkata: “Sangat menakjubkan, benar-benar
makanan-pemberian yang lebih berbuah dari mengagumkan, betapa bersih dan bersinar
keduanya ini. Apa yang dua itu? Makanan- kulit Yang Mulia! Tampak lebih bersinar
pemberian sebelum Tathagata mencapai daripada jubah keemasan yang
Pencerahan-sempurna, dan makanan dikenakanNya.” “Memang demikian, Ananda.
pemberian sebelum Beliau mencapai Nibbāna- Ada dua peristiwa, di mana kulit Sang
akhir. Dua makanan-pemberian inilah yang Tathagata akan tampak bersih dan bersinar
paling berbuah dan paling baik dari yang secara khusus. Apa dua peristiwa itu? Pada
lainnya. Kebajikan Cunda akan berbuah malam Dia mencapai pencerahan Sempurna,
berupa umur-panjang, kecantikan, dan pada malam Dia mencapai Nibbāna
kebahagiaan, kemahsyuran, surga dan sempurna.” (Digha Nikaya II: 133)
kekuatan.” Dengan cara ini, penyesalan Cunda
Segera setelah itu, rombongan Sang
hendaknya dihapuskan. (Digha Nikaya II: 135) Buddha tiba di Kusinârâ, di mana mereka
Kejadian menarik lain yang terjadi berhenti di suatu hutan kecil yang ditumbuhi
sebelum Nibbāna-akhir adalah perubahan pohon sâla. Di situ Yang Mulia berkata pada
wajah Sang Buddha. Setelah Beliau mengajar Ananda: “Sediakan pembaringan untuk-Ku di
Dhamma pada seorang yang bernama antara dua pohon sâla ini, dengan kepala
Pukkusa, yang kemudian memutuskan menghadap ke Utara. Saya capai dan berharap
berlindung pada Tiga Perlindungan. Lalu dapat berbaring.” (Digha Nikaya II: 137)
sebagai ungkapan terima kasih, Pukkusa ingin Telah semakin jelas, bahwa Sang Buddha
memberi persembahan pada Sang Buddha. tidak dapat pergi lebih jauh lagi, dan telah
Lalu Pukkusa berseru pada orangnya : dekat pada kematian. Ketika suku Malla dari
“Pergi dan ambilkan saya dua jubah yang Kusinara mendengar berita ini, mereka datang
terbuat dari benang keemasan terbaik, berkelompok ke hutan sal tersebut untuk
terpoles dan siap dikenakan.” Baik, tuan, kata menyampaikan hormat. Pada saat yang sama,
orang tersebut, dan dia melakukannya. Lalu seorang pertapa pengembara bernama
Pukkusa menawarkan jubah itu pada Yang Subhadda, yang sementara berada di Kusinara,
Mulai, seraya berkata: “Ini, Yang Mulia, dua mendengar bahwa Sang Buddha akan
jubah yang terbuat dari benang emas terbaik. mangkat, diapun memutuskan untuk
Semoga Yang Mulia berkenan menerimanya.” mengunjungi-Nya untuk bertanya beberapa
“Baik, Pukkusa, Saya terima dan yang pertanyaan yang dianggapnya penting. Ketika
satunya persembahkanlah pada Ananda.” dia tiba di hutan sal tersebut, walau sulit
mendekat karena kerumunan orang, dia
“Baik, Yang Mulia,” kata Pukkusa, dia pun akhirnya berhasil juga, namun disapa oleh
melakukannya. Lalu Sang Buddha Ananda dengan berkata: “Cukup, kawan
mewejangkan, menggugah dan Subhadda, jangan ganggu Tathagata, sebab
membahagiakan Pukkusa dengan Dhamma, Beliau sangat capai.” Tapi ketika Sang
kemudian Pukkusa bangkit dari tempat Buddha mendengar ini, Beliau berkata:
duduknya, menghormat Sang Buddha,
berjalan di samping kanan, berjalan “Cukup, Ananda, jangan menghalangi
meninggalkan tempatnya. Segera setelah, Subhadda, biarkan dia mendekati Tathagata.
Ananda mengenakan jubah tersebut pada Sebab apapun yang dia akan tanyakan, dia
Sang Buddha, jubah malah tampak kusam lakukan itu dengan tulus demi mencari
dibanding kulit tubuh Sang Buddha. Ananda pengetahuan, bukan untuk mengganggu Saya,

18 | dawai 49
dan jawaban Saya padanya akan cepat dia Lalu sepanjang malam itu bhikkhu
pahami.” (Digha Nikaya II: 149) melewatkan waktu dengan membahas
Walau telah berada di ranjang kematian, Dhamma, dan pada pagi harinya Ananda
Sang Buddha tetap mengajarkan Dhamma mengumumkan kemangkatan Sang Buddha
pada suku Malla di Kusinârâ. Begitu mereka
pada Subhadda, Subhadda pun mencapai
mendengar ini, mereka terliputi kesedihan
Pencerahan. Dengan demikian Subhadda
serta mulai meratap tersedu-sedu. Mereka
adalah murid Arahant Sang Buddha yang
kemudian berdatangan membawa dupa dan
terakhir.
bunga, memainkan musik untuk menghormati
Sang Buddha. Pada hari keenam upacara
kremasi dilaksanakan. Setalah upacara
Pesan Terakhir Sang Buddha
kremasi, utusan dari Raja Ajâtasattu, suku
Tidak lama setelah itu, Sang Buddha Licchavi dari Vesali, keluarga-keluarga Sang
mengucapkan kata-kata terakhir-Nya pada Buddha sendiri dari suku Sakya, suku Bulaya,
siswa-siswa-Nya. suku Koliya, dan Brahmin Vethadipa yang
“Sekarang, para bhikkhu, Saya katakan sangat dihormati serta suku Malla dari Pava,
pada engkau sekalian: Semua yang semuanya tiba dan mohon dibagikan abu dari
berprasyarat tidaklah kekal—berusahalah jenazah Sang Buddha untuk mereka letakkan
dengan sungguh-sungguh (Vayadhammā dalam stupa, untuk penghormatan. Namun
saṅkhārā. Appamādena sampādetha).” (Digha suku Malla dari Kusinara tidak menyetujui
Nikaya II: 156) permintaan itu. Akhirnya Brahmin Dona
mengangkat suara:
Setelah Sang Buddha mangkat, para murid
“Dengarkan, tuan-tuan, saranku ini.
yang belum menanggulangi nafsunya meratap
dan mencabut rambutnya, memukul-mukulkan Kesabaran adalah salah satu ajaran
tangannya, terjatuh dan melempar-lempar Sang Buddha.
badannya, meratap: “Terlalu cepat Mata Dunia Sangatlah tidak pantas terjadi suatu
berlalu.” (Digha Nikaya II: 157) percekcokan.
Tapi mereka yang sudah bebas dari Dikarenakan pembagian abu jazad
kemelakatan, tetap sadar dan menguasai diri, dari Orang yang terbaik ini.
berkata: “Semua benda yang terbentuk dan
Hendaknya timbul kedamaian dan
merupakan gabungan tidaklah kekal, jadi apa
keselarasan.
gunanya bersedih?” Bhikkhu Anuruddha
berkata: “Sahabat-sahabat, cukup tangis dan Demi persahabatan, marilah kita
ratap itu! Apakah Yang Mulia belum cukup membaginya dalam delapan bagian,
mengajarkan bahwa semua yang Dan dibangunkan stupa yang
menyenangkan dan menggembirakan juga tersendiri dan besar,
akan berubah, akan berurai dan menjadi
sesuatu yang lain? Jadi mengapa berkelakuan Sehingga semua dapat melihat dan
seperti itu, para sahabat? Semua yang bangkit dalam keyakinan.”
terlahir, datang, dan tergabung, akan lapuk; (Digha Nikaya II: 166)
tidak akan terjadi hal yang dari itu.” (Digha Semua akhirnya menyetujuinya dan
Nikaya II: 158) meminta agar Dona yang membaginya dalam
delapan bagian. Atas jasanya, dia lalu

dawai 49 | 19
menerima kendi, tempat abu sebelumnya melambangkan tujuh faktor pencerahan (satta
dikumpulkan. Setelah semua selesai, suku bojjhanga), berjalan dan berkata
Moriya dari Pipphalavana tiba, mereka melambangkan bahwa anak tersebut telah
terlambat mendengar berita kemangkatan siap untuk melaksanakan tujuh faktor
Sang Buddha, namun mereka pun berharap pencerahan. Teratai menggambarkan
mendapatkan abu jenazah Sang Buddha. kebahagiaan sejati (Nibbāna atau Nirwana).
Karena tiada lagi abu yang tersisa, mereka
Lebih lanjut dalam buku Dasar Pandangan
hanya mengambil abu bekas kayu bakar dari
Agama Buddha terbitan Yayasan Dhammadipa
perabuan. Sepuluh stupa kemudian dibangun
Arama Cabang Surabaya yang sebagian besar
untuk menyimpan relik-relik ini, dan inilah
digunakan sebagai acuan dalam tulisan ini,
yang kemudian merupakan sepuluh stupa
Shravasti Dhammika mengatakan bahwa
yang pertama; dalam perjalanan sejarah
berabad-abad kemudian stupa-stupa dibangun Khotbah Perjuangan (Padhāna Sutta), Khotbah
di mana-mana sebagai penghormatan pada Pencarian Agung (Ariyapariyesana Sutta),
kebesaran Sang Buddha. Khotbah Nibbāna Akhir nan Agung
(Mahaparinibbāna Sutta) merupakan contoh
khotbah dari makna yang tidak langsung
Kini, yang menjadi pertanyaan kita adalah (neyattha). Sang Buddha mengatakan bahwa
mengapa cerita riwayat Sang Buddha menjadi ada dua macam orang yang salah dalam
dilebih-lebihkan? Dari seorang manusia seperti menanggapi Tathāgata, yaitu orang yang
kita menjadi seorang manusia super? Hal menanggapi khotbah dari makna yang tidak
tersebut karena secara psikologis orang-orang langsung sebagai khotbah dari makna yang
akan lebih merasa tenang dan cocok untuk langsung dan orang yang menanggapi
menghormati seorang yang lebih “hebat” dari khotbah dari makna yang langsung sebagai
mereka. Ditambah lagi pada waktu itu ilmu khotbah dari makna yang tidak langsung
pengetahuan belum begitu maju dan masih (Anguttara Nikaya I: 59).
banyak orang yang berpikir takhayul. Kita
dapat melihat hal tersebut di setiap daerah di Di dalam Khotbah Perjuangan (Padhāna
seluruh dunia sebelum revolusi ilmu Sutta), godaan Māra seolah-olah dalam bentuk
pengetahuan, banyak masyarakat yang belum makhluk-makhluk yang mengganggu yang
mengetahui sebab terjadinya suatu hal terlihat secara nyata. Padahal Māra dan
sehingga seolah-olah hal tersebut adalah pasukannya melambangkan nafsu keserakahan
perbuatan makhluk lain, roh-roh, iblis atau dan emosi-emosi negatif lainnya yang
kekuatan-kekuatan yang lain. merintangi seseorang untuk mencapai
kebahagiaan sejati. Begitu pula dalam
Walaupun legenda tersebut tidak benar
khotbah Pencarian Agung (Ariyapariyesana
atau tidak masuk akal, kita dapat melihatnya
Sutta), dikatakan bahwa Sang Buddha
sebagai suatu simbol yang mempunyai nilai
yang ingin disampaikan. Seperti contohnya bimbang apakah akan mengajarkan apa yang
legenda Pangeran Siddhattha Gotama yang telah ditemukan-Nya setelah Ia mencapai
lahir langsung dapat berjalan tujuh langkah pencerahan karena ajaran-Nya sangat dalam,
dan di setiap langkahnya tumbuh teratai. dan Beliau mengetahui bahwa sedikit saja
Dapat kita mengerti bahwa cerita ini tumbuh orang yang bisa memahami ajaran-Nya.
untuk menekankan makna spiritual kelahiran Kemudian disebutkan bahwa Brahma
Sang Pangeran, yaitu bahwa tujuh langkah Sahampati muncul dan menghormat Beliau
kemudian memohon kepada Sang Buddha

20 | dawai 49
agar mengajarkan ajaran-Nya. Sang Buddha Dari keberagaman cerita riwayat Sang
mengetahui bahwa walaupun sedikit orang Buddha, seperti tahun lahir Sang Buddha
yang akan mampu memahaminya dan setelah yang berbeda-beda, kita menyadari bahwa
ia mempertimbangkannya, barulah memang demikian adanya dan kita perlu
memutuskan akan mengajarkan ajaran-Nya. menyesuaikan dengan kenyataan dan
Itu semua adalah suatu gambaran yang kebenaran. Sampai saat ini, tahun 563 SM
mewakili suatu makna yang tidak langsung. masih dianggap yang paling benar. Walaupun
Istilah brahma mempunyai arti tertinggi. banyak umat Buddha yang tidak ambil pusing
Cinta-kasih (mettā atau maitri) dan welas-asih dengan masalah ini, kita tetap perlu
(karunā) adalah dua nilai luhur dari empat mengetahui sejarah dengan menyelidikinya.
keluhuran tertinggi (Brahmavihāra). Jadi Mana tahu hal-hal baru terungkap dengan
Brahma Sahampati adalah perlambang cinta- adanya penyelidikan sejarah teks-teks Buddhis
kasih dan welas-asih. Sehingga makna yang sehingga menambah khazanah pengetahuan
ingin disampaikan adalah cinta-kasih dan Buddhis kita. Memang dari segi praktis hal
welas-asih yang menyebabkan Sang Buddha tersebut tidak menuntun ke jalan
memutuskan untuk mengajarkan ajaran yang kebahagiaan sehingga bagi kebanyakan umat
Ia temukan. Makna lainnya juga bisa berarti Buddha tidak terlalu mempermasalahkannya.
dharma atau Dhamma ajaran Sang Buddha Masyarakat Buddhis Asia hingga saat ini
sangat berharga sehingga kita jangan menyia- masih banyak yang lebih menyukai Sang
nyiakan ajaran-Nya. Buddha seperti digambarkan dalam legenda.
Di dalam Khotbah Nibbāna Akhir nan Hal tersebut dahulu memberikan efek
Agung (Mahaparinibbāna Sutta) dikatakan psikologis agar penghormatan terhadap Beliau
bahwa Sang Buddha menyeberang sungai lebih dalam sehingga diharapkan dapat
dengan menghilang dan sebelum detik-detik melaksanakan ajaran-ajaran-Nya. Namun,
terakhir kehidupan Beliau, bunga-bunga seiring berkembangnya zaman, banyak
berjatuhan diikuti nyayian musik surgawi generasi muda yang lebih kritis dalam melihat
sebagai lambang penghormatan kepada Beliau cerita riwayat Sang Buddha sehingga kita
kemudian Sang Buddha berkata bahwa cara sebagai umat Buddha perlu mengerti bahwa
penghormatan yang terbaik dan tertinggi melihat Sang Buddha lebih manusiawi bukan
adalah dengan melaksanakan ajaran-ajaran- berarti bahwa kita menjadi kurang
Nya. Cerita ini juga mempunyai makna yang menghormat kepada Beliau. Justru dengan
tidak langsung. Sebagai lambang bahwa orang manusiawinya Beliau, kita semakin dekat
yang bijaksana telah menyeberang sungai dengannya karena Sang Buddha juga manusia
(melewati penderitaan atau melenyapkan sama seperti kita dan bisa mencapai
penderitaan) dan penghormatan terbaik kebahagiaan sejati. Kita bisa menganggap
kepada Sang Buddha adalah dengan Sang Buddha sebagai guru yang mengajarkan
melaksanakan ajaran-Nya. Terkadang kita cara-cara agar kita bisa mendapatkan
sering lupa dan menyalahkan pihak luar atas kebahagiaan sejati seperti Beliau. (*)
kesalahan-kesalahan mereka, padahal kita
masih sering berkata atau bertindak kurang
baik.

dawai 49 | 21
footnotes
1 Contohnya buku Kronologi Hidup Buddha yang ditulis Bhikkhu kenyataan sebenarnya (dipresentasikan sebagai sesosok
Kusaladhamma terbitan Karaniya, cetakan pertama. Angka ini makhluk) atau hanya sekedar simbolik (memiliki makna tak
terdapat di hal. 22. Dan buku Riwayat Hidup Buddha Gotama yang
langsung) sebagai perlambang mettā–karunā, atau mungkin
ditulis oleh Pandita S. Widyadharma, hal. 4.
tidak ada kehadiran Brahma—yang ada adalah Sang Buddha
2 Angka 624 SM ini menurut tradisi Therāvada juga. Angka ini
hanya memang sedang mempertimbangkan untuk mengajar
muncul di situs Theravada terbesar di dunia yaitu
www.accesstoinsight.org (sumber
dan bagaimana caranya. Dalam menghadapi kemungkinan
http://www.accesstoinsight.org/history.html edisi offline, Tuesday munculnya pemikiran-pemikiran seperti itu, adalah sangat
2007-03-27) penting bagi kita untuk mengetahui riwayat hidup Sang
Buddha secara keseluruhan dari sumber-sumber yang ada,
3 Versi Mahayana tentang kelahiran Sang Buddha adalah hari ke
dan tentunya melalui praktek langsung ajaran-ajaran-Nya.
delapan bulan ke empat tahun 566 SM.
Seiring waktu, melalui praktek akan tumbuh kebijaksanaan
4 Angka ini muncul di situs Therāvada terbesar di dunia yaitu (pengetahuan)—yang mana akan membuat kita dapat
www.accesstoinsight.org (sumber memahami; hadir tidaknya sesosok Brahma, Sang Buddha
http://www.accesstoinsight.org/history.html edisi offline, Tuesday, telah memiliki tekad yang begitu kuat sejak kurun waktu
2007-03-27) yang sangat lama, demi membebaskan semua makhluk dari
5 Angka 464 SM ini berasal dari teori G. H. de Goyza dari penderitaan. Begitu Jalan Yang Mulia itu telah Ia temukan,
bukunya Correct Buddhist Era (artikel dari The Lanka Daily News, adalah keliru jika kita lalu beranggapan Buddha “enggan”
18 Maret 2003) membagikan “temuan-Nya” pada segenap makhluk
6 Terdapat pada buku Dasar Pandangan Agama Buddha hal. 241, dikarenakan “hal-hal kecil” yang timbul sebagai hasil
karya Ven. S. Dhammika terbitan Yayasan Dhammadipa Ârâma “penalaran” (pemikiran) kita yang menggebu-gebu. Karenanya
Cab. Surabaya. penting bagi kita untuk memiliki keyakinan kuat terhadap
7 Mahavaṁsa adalah catatan sejarah Mahavira di Anuradhapura, Beliau—jika setelah meneliti dari beberapa sudut pandang dan
pusat dari Therāvada. membandingkan dengan pengalaman sendiri,
mempertanyakan dan menganalisa—ternyata kita masih belum
8 Contohnya pada buku Kronologi Hidup Buddha yang ditulis
dapat menemukan alasan yang pas atas suatu gagasan/ide
Bhikkhu Kusaladhamma dan Riwayat Hidup Buddha Gotama yang
ditulis oleh Pandita S. Widyadharma. yang muncul dari membaca bagian tertentu riwayat Sang
Buddha, yang dapat memenuhi “peta” pikiran keinginan kita,
9 Buku Kronologi Hidup Buddha karya Bhikkhu Kusaladhamma, seyogyanya kita tidak memaksakan diri mencari solusi
hal.43 “perdebatan” itu terlebih dahulu, karena kebijaksanaan bukan
10 Segala jenis tapa yang paling berat, lazim dikenal sebagai hal yang bisa secara instan tumbuh, tetapi membutuhkan
praktek petapaan menyiksa diri, yang sulit dipraktekkan oleh waktu. Yang terbaik adalah melaksanakan ajaran-Nya agar
orang biasa. dapat mengikis lobha, dosa dan moha setahap demi setahap.
11 Buku Kronologi Hidup Buddha, Bhikkhu Kusaladhamma,
15 Maksudnya: orang yang kebodohan atau kekotoran
Penerbit Karaniya hal. 153
batinnya tidak terlalu tebal.
12 Sebutan untuk Sang Buddha yang digunakan oleh para
pengikut-Nya, juga oleh Sang Buddha sendiri untuk menyebut
diri-Nya. Berasal dari kata “tathâ-agata” (yang telah datang) dan
“tathâ-gata” (yang telah pergi), yang bermakna: Ia yang telah
datang dan pergi sebagaimana Buddha-Buddha sebelumnya, yakni
mengajarkan kebenaran yang sama dan mengikuti Jalan menuju
tujuan yang sama. referensi
13 Ajahn Sumedho, dalam buku The Fourth Noble Truths hal. 23. 1. Dhammika, Ven. Shravasti. 2004. Dasar Pandangan Agama
14 Dikisahkan dalam Khotbah Pencarian Agung (Ariyapariyesana Buddha. Surabaya: Yayasan Dhammadipa Arama Cabang
Sutta)—pada buku DPAB oleh Ven. S. Dhammika. Ada yang Surabaya.
menganggap kehadiran dan permohonan Brahma Sahampati agar 2. Kusaladhamma, Bhikkhu. 2006. Kronologi Hidup Buddha.
Sang Buddha mau membabarkan Dhamma adalah sebagai Jakarta: Yayasan Penerbit Karaniya.
perlambang akan mettâ dan karunâ Sang Buddha sehingga
Beliau berkenan membabarkan Dhamma-Nya untuk kebahagiaan 3. Widyadharma, Pandita. S. Riwayat Hidup Buddha Gotama.
semua makhluk. Ini sebagai bentuk penegasan makna dari 4. http://www.accesstoinsight.org/history.html edisi offline,
legenda yang berkembang seputar awal pemutaran roda Dhamma. Tuesday March 27, 2007
Sedangkan versi lainnya menceritakan kehadiran Brahma 5. Ditulis oleh: Willy Yandi Wijaya, diedit seperlunya oleh
Sahampati bukan sekedar legenda, melainkan sebagai makhluk
redaksi.
dari Alam Brahma (salah satu dari 31 alam kehidupan menurut
Buddhisme) yang memohon agar Sang Buddha bersedia
mengajarkan Dhamma karena ada makhluk-makhluk yang masih
dapat melihat dan memahami Dhamma. Ini dapat dilihat di Buku
Kronologi Hidup Buddha oleh Bhikkhu Kusaladhamma. Juga ada
dalam Milinda Panha Sutta. Tanpa bermaksud mendiskreditkan
anggapan mana yang benar, apakah kehadiran Brahma mewakili

22 | dawai 49
News On

Dasa-Râja Dhamma
(The Ten Royal Virtues)
Seperti yang kita ketahui bersama, tidak saja Indonesia sebagai salah satu negara
dengan penduduk terbesar di dunia yang mengalami krisis kepemimpinan, tapi negara-
negara lain di seluruh dunia juga mengalaminya. Timbulnya krisis kepemimpinan ini
tentu dilatarbelakangi banyak hal, tapi satu yang pasti, semua disebabkan karena
akarnya, yakni moralitas dan keluhuran budi umat manusia telah semakin jauh dari kata
sempurna, atau jauh dari memiliki kebajikan dalam hatinya.
Buddhisme adalah suatu pedoman hidup/cara pandang terhadap kehidupan. Hal esensial
yang terkandung di dalamnya menurut filosofi mulia Sakya Muni Sang Buddha adalah
memraktekkan dan mengikuti Jalan Tengah yang akan membawa kepada pembebasan
tertinggi—Nibbāna. Tetapi adalah salah untuk menyimpulkan bahwa ajaran Buddha hanya
tertarik pada cita-cita yang mulia dan gagasan filosofis yang tinggi dengan mengabaikan
sisi kesejahteraan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat. Buddha adalah perwujudan
yang mengagumkan dari cinta-kasih (mettā) dan belas-kasihan (karunā) terhadap semua
makhluk dan yang memiliki perhatian sangat besar atas kebahagiaan tidak hanya
kebahagiaan bagi umat manusia tetapi juga kebahagiaan bagi semua makhluk. Bagi
Beliau, kebahagiaan tidak mungkin diperoleh tanpa mengarahkan diri pada kehidupan
suci yang berlandaskan pada prinsip-prinsip moral dan spiritual. Namun, Beliau dengan
teguh juga meyakini bahwa kehidupan seperti itu hanya mungkin jika sisi materi, sosial,
dan politik dalam keadaan baik. Beliau menganggap semua kondisi itu sebagai alat
untuk mencapai akhir yang lebih tinggi dan mulia.

Dalam Kutadanda Sutta (Digha Nikaya) Sang Buddha menjelaskan bahwa untuk
memerangi kejahatan, kondisi ekonomi orang-orang harus ditingkatkan. Hubungan di
antara majikan dan karyawan seharusnya terjalin dengan baik terutama dalam hal
pembayaran gaji yang layak, pemberian hadiah, dan insentif. Raja (pemerintah)
seharusnya dapat memposisikan kenyataan ini sebagai sesuatu yang serius untuk
dipertimbangkan dan menjaga masyarakat tetap bahagia, sehingga hal itu bisa
mengkondisikan negeri akan penuh kedamaian dan bebas dari kejahatan.

dawai 49 | 23
Sang Buddha, yang walaupun sangat terkenal Dalam beberapa kesempatan dan peristiwa,
sebagai seorang Guru Spiritual yang walaupun Sang Buddha menganggap memiliki
Tertinggi, dalam suatu kesempatan Beliau kesejahteraan ekonomi adalah hal yang baik
bersabda kepada Anathapindika—seorang dan patut diperjuangkan karena terdapat juga
bankir kaya-raya dan siswa yang sangat sumber kebahagiaan dari hal tersebut, namun
berbakti, yang telah mendirikan Wihara Beliau tidak menganggap kemajuan ini
Jetavana yang megah di Savatthi, bahwa sebagai sesuatu yang benar kalau hanya
seorang upasaka biasa yang menempuh didasarkan atas kebendaan dengan
kehidupan berkeluarga, dapat mempunyai mengabaikan dasar-dasar spiritual dan
empat macam kebahagiaan: moralitas. Biarpun menganjurkan kemajuan
materiil, agama Buddha selalu menekankan
1. Atthi-sukha
pentingnya perkembangan watak, moral, dan
Kebahagiaan yang datang karena
spiritual untuk menghasilkan satu masyarakat
terjamin kehidupan ekonominya atau
yang bahagia, aman, dan sejahtera.
memiliki harta benda yang cukup,
yang diperoleh dari pekerjaan yang Sang Buddha juga memiliki pengertian
halal. yang mendalam tentang politik, perang, dan
damai. Sudah terlalu terkenal bahwa Sang
2. Bhoga-sukha
Buddha selalu membela dan mengkhotbahkan
Kebahagiaan yang datang karena
cara-cara tanpa kekerasan dan perdamaian
dapat menggunakan kekayaannya
sebagai ajaran universal dan tidak dapat
dengan tidak usah terlalu kikir untuk
dibenarkan dengan dalil apapun juga
keperluan diri sendiri, keluarganya,
penggunaan kekerasan dan penghancuran
sahabat-sahabatnya dan untuk
penghidupan. Menurut agama Buddha,
keperluan sosial.
tidaklah ada apa yang dinamakan peperangan
3. Anana-sukha yang adil, yang sebenarnya hanya merupakan
Kebahagiaan karena terbebas dari istilah semu dan disebarluaskan untuk
hutang. membenarkan dilancarkannya kebencian,
4. Anavajja-sukha kekejaman, kekerasan dan penyembelihan.
Kebahagiaan yang datang karena Siapakah yang menentukan apakah suatu
dapat hidup secara bersih dan tidak peperangan itu adil atau tidak adil? Yang kuat
ternoda, tanpa melakukan sesuatu dan yang menang ialah yang benar dan adil.
yang tidak benar, dalam pikiran, Yang lemah dan kalah adalah yang tidak
perkataan, maupun perbuatan. benar dan tidak adil, peperangan dilihat dari
pihak sini selalu benar, dan peperangan dilihat
dari pihak sana selalu tidak benar. Agama
Dari empat macam kebahagiaan itu, dengan Buddha dengan tegas menolak penafsiran
jelas dapat kita lihat bahwa tiga di antaranya keliru ini.
bersifat ekonomis, namun Sang Buddha juga Sang Buddha bukan saja mengajar
mengingatkan Anathapindika bahwa tentang tanpa-kekerasan dan perdamaian,
kebahagiaan ekonomi dan materiil tidaklah tetapi pada suatu ketika Beliau sendiri pergi
sampai 1/16 bagian dari kebahagiaan spiritual ke medan perang dan menjadi orang
yang didapat dengan hidup secara bersih dan penengah untuk menghindari peperangan
tidak ternoda. seperti halnya perselisihan antara Kaum Sakya
dan Kaum Koliya, yang sudah bersiap-siap dan

24 | dawai 49
saling berhadapan untuk melakukan harus berani/bersedia mengorbankan-
peperangan perihal air sungai Rohini. Pada nya demi kepentingan rakyat.
kesempatan lain, nasehat Sang Buddha telah Seorang raja juga tidak
dapat membatalkan niat dari Raja Ajatassatu diperkenankan memperkaya dirinya
untuk menyerbu wilayah kerajaan Vajji. Lebih sendiri melalui kedudukannya.
jauh, menurut kronologi yang ada dalam 2. Sīla (moralitas yang tinggi)
Mahāvaṁsa dan Dipavaṁsa, mengatakan bahwa Ia seharusnya menjalankan
Sang Buddha mengunjungi Sri Lanka pada kemoralan, minimal yang tercantum
tiga kesempatan, dan mencegah perselisihan- dalam 5 latihan kemoralan, yakni:
perselisihan yang terjadi melalui ajaran-Nya, tidak membinasakan makhluk hidup;
sehingga kedamaian tercipta di negara tidak menipu, mencuri, korupsi; tidak
tersebut. melakukan perbuatan asusila; tidak
Pada zaman Sang Buddha seperti juga berbicara yang tidak benar; dan
zaman sekarang ini, banyak penguasa yang tidak minum-minuman keras.
memerintah negaranya secara tidak adil. 3. Pariccāga (mengorbankan segala
Rakyat ditekan dan ditindas, disakiti dan
sesuatu demi kepentingan rakyat)
diburu-buru, pajak dipertinggi, korupsi
Ia harus bersedia mengorbankan
merajalela dan hukuman-hukuman tak
semua kesenangan pribadi, nama dan
berperikemanusiaan dijalankan. Dalam
keagungan, bahkan juga nyawa jika
Dhammapada Aṭṭhakathā ditulis bahwa Sang dibutuhkan, demi kepentingan rakyat.
Buddha mencurahkan perhatian-Nya kepada
persoalan pemerintahan yang baik. Beliau 4. Ājjava (jujur dan bersih; melayani
menunjukkan bagaimana rakyat sebuah dengan ketulusan hati)
negara bisa korupsi dan tidak bahagia ketika Ia harus jujur, bebas dari rasa takut
kepala pemerintahan dan pejabatnya dan tidak boleh mempunyai
melakukan kecurangan dan ketidakadilan. kepentingan pribadi sewaktu
Agar rakyat menjadi bahagia, haruslah menjalankan tugas, bersih tujuannya
memiliki pemerintahan yang baik: adil, jujur dan jangan sekali-kali menipu rakyat.
dan bersih. Bagaimana membentuk Pada poin ini, sebuah bait dari
pemerintahan yang demikian ini diterangkan Sigalovada Sutta (Digha Nikaya),
secara detail dalam ajaranNya tentang sebuah deklarasi yang relevan dari
“Sepuluh Sifat Luhur Raja” atau “Sepuluh Sang Buddha dapat dijadikan
Kewajiban Seorang Raja” atau “Dasa-Rāja patokan untuk mengembangkan
Dhamma“ (Kitab Jataka). Tentu saja istilah raja watak luhur ini:
sekarang dapat diganti dengan istilah “Jika seseorang mempertahankan
pimpinan secara umum. keadilan tanpa mempersoalkan sikap
Sepuluh kewajiban dari seorang raja pilih-pilih; tanpa kebencian,
adalah sebagai berikut. ketakutan atau ketidakpedulian;
maka kepopulerannya akan
1. Dāna (suka menolong orang, tidak bertambah luas.”
kikir dan ramah tamah)
Seorang raja tidak boleh terlalu 5. Maddava (ramah tamah dan sopan
terikat kepada harta kekayaannya, santun)
tetapi pada waktu diperlukan ia Seorang raja memang harus

dawai 49 | 25
mengutamakan kejujuran, sehingga dapat memaafkan kesalahan orang
tak jarang ia harus bersikap tegas lain)
dan teguh dalam menjalankan aturan Ia harus dapat menghadapi halangan,
untuk menghindari hal-hal yang kesulitan-kesulitan dan ejekan-ejekan
mungkin membawa dampak negatif. dengan ketenangan hati, kesabaran,
Namun, seorang raja juga tidak penuh pengertian dan memaafkan
seharusnya bersikap berlebihan— perbuatan orang lain yang menyakiti
dengan menjadi kasar, bengis atau hatinya.
kejam. Ia harus mempunyai watak 10. Avirodhāna (tidak menentang, tidak
yang simpatik dan selalu ramah- menghalang-halangi)
tamah terhadap siapapun. Ini berarti ia tidak boleh menentang
6. Tapa (sederhana dalam penghidupan) kemauan rakyat, tidak boleh
Ia harus membiasakan diri untuk menghalang-halangi usaha untuk
hidup sederhana dan menjauhkan memperbaiki kesejahteraan rakyat,
diri dari penghidupan yang berlebih- pun tidak bertentangan dengan
lebihan. Dengan menghindari kebenaran. Dengan perkataan lain, ia
kegemaran dalam kenikmatan hawa harus hidup bersatu dengan rakyat
nafsu, seorang raja yang sempurna dalam keharmonisan, dan
mampu menjaga kelima inderanya melaksanakan kewajiban yang sesuai
dalam kendalinya. Tak jarang seorang dengan tuntutan hati nurani rakyat.
raja, dengan segala fasilitas yang
dimilikinya, ia meremehkan tingkah
laku bermoral—watak yang seperti ini
tak akan menjadikannya seorang raja
yang baik.
7 Akkodha (bebas dari kebencian,
keinginan jahat dan sikap
bermusuhan).
Ia seharusnya tidak mempunyai rasa
dendam terhadap siapapun juga.
Tanpa menyimpan keluhan/kekesalan,
ia harus mampu bertindak dengan
kesabaran dan cinta kasih.
8. Avihiṁsā (tanpa kekerasan/ Kalau suatu negara memiliki raja/pemimpin
kekejaman). yang berwatak demikian, maka tak usah
Ini bukan saja berarti bahwa ia tidak diragukan lagi bahwa rakyatnya akan hidup
boleh menyakiti orang lain, tetapi ia bahagia. Hal di atas bukan sekedar khayalan
harus pula memelihara perdamaian belaka, sebab pada jaman yang lampau
dengan mengelakkan peperangan memang terdapat seorang raja agung di India,
dan semua hal yang mengandung Sri Baginda Raja Asoka, yang telah
unsur kekerasan dan penghancuran memraktekkan Dasa-Rāja Dhamma tersebut.
hidup.
Dunia dewasa ini senantiasa hidup dalam
9. Khanti (sabar, rendah hati, toleransi, ancaman ketakutan, perasaan curiga, dan

26 | dawai 49
ketegangan. Ilmu pengetahuan menciptakan kemelaratan. Ia yang menolak kemenangan
senjata-senjata ampuh yang mempunyai dan kekalahan adalah bahagia dan penuh
kemampuan menghancurkan yang dahsyat. kedamaian. Satu-satunya kemenangan yang
Dengan menonjolkan senjata maut tersebut, dapat membawa kedamaian adalah
negara besar saling menakut-nakuti dan kemenangan atas nafsu-nafsu sendiri. Orang
menantang satu sama lain dan tidak malu- dapat saja menaklukkan berjuta-juta orang
malu menggembar-gemborkan bahwa yang dalam peperangan, namun orang yang telah
satu dapat menimbulkan lebih banyak dapat menaklukkan nafsu-nafsunya sendiri
penghancuran dan malapetaka dari yang lain. adalah yang paling mulia.”
Mereka berjalan sedemikian jauh, sehingga Mungkin kita akan mengatakan bahwa hal-
satu langkah lagi ke depan bukan saja mereka hal di atas ini memang bagus sekali, mulia,
dapat saling memusnahkan, melainkan seluruh dan sempurna, tetapi sayangnya tidak dapat
dunia akan menghadapi kehancuran total dari dipraktekkan. Sekarang saatnya untuk kita
kehidupan. Manusia yang sekarang, berada renungkan, apakah baik untuk mendendam
dalam ketakutan oleh keadaan yang mereka kepada orang lain? Untuk saling membunuh?
sendiri ciptakan dan dengan sekuat tenaga Untuk hidup dalam ketakutan dan perasaan
berusaha mencari jalan keluar dan solusi dari saling curiga dengan tidak ada habisnya
persoalan ini. seperti binatang liar di hutan? Apakah benar
Tetapi tidak ada jalan keluar atau hal ini lebih menyenangkan? Apakah ada bukti
pemecahan, kecuali atas dasar yang Sang nyata bahwa kebencian dapat dihilangkan
Buddha sabdakan tentang usaha tanpa- dengan membalas membenci, alih-alih
kekerasan dan perdamaian, cinta kasih dan memaafkan dan berendah hati? Memang,
belas kasihan, toleransi dan pengertian, dalam kasus nyata, terutama dalam hal
kebenaran dan kebijaksanaan, penghormatan perorangan, di mana kebencian dapat
dan sayang terhadap segala sesuatu yang dihilangkan dengan cinta kasih dan
hidup; bebas dari perasaan mementingkan diri pengertian, dan kejahatan dimenangkan oleh
sendiri, kebencian dan kekerasan. Sang kebajikan. Mungkin kita segera akan berpikir
Buddha pernah bersabda, “Tidak pernah hal itu masih mungkin diterapkan dalam hal
kebencian dapat dihilangkan dengan antar perorangan, tetapi mustahil jika untuk
membalas membenci, tetapi kebencian akan skala nasional dan internasional. Juga kita
hilang dengan cinta kasih. Ini merupakan seolah dihipnotis, dihadapkan pada teka-teki
Kebenaran yang Abadi.” (Dhammapada 5 atau psikologis; dikelirukan oleh cara pandang
umum oleh istilah-istilah “nasional”,
Majjhima Nikaya 128). Orang dapat
“internasional” dan “negara” yang digunakan
menaklukkan kemarahan dengan cinta kasih,
hanya untuk maksud-maksud politik dan
kejahatan dengan kebajikan, mementingkan
propaganda. Kini saatnya kita kaji lebih jauh
diri sendiri dengan suka menolong orang, dan
istilah-istilah tersebut.
kepalsuan dengan kebenaran.
Apakah sebenarnya yang disebut “negara”
Tidak mungkin akan ada perdamaian dan
itu? Negara sebenarnya adalah sekelompok
kebahagiaan selama negara-negara besar
besar individu (orang). Satu negara tidak
masih saja haus akan kemenangan dan ingin
dapat berbuat apa-apa, tetapi individulah yang
menguasai negara lain. Sang Buddha pernah
dapat berbuat. Apa yang dipikir dan diperbuat
bersabda: “Yang menang akan mendapat
oleh individu itu merupakan juga pikiran dan
kebencian dan yang kalah akan jatuh dalam
perbuatan negara itu. Oleh karena itu, sesuatu

dawai 49 | 27
yang dapat berlaku bagi satu individu, berlaku seakan-akan menjadi orang baru.
juga bagi satu negara. Jika kebencian dapat Dekritnya yang terkenal dipahat pada batu
dihilangkan dengan cinta kasih dan cadas dan dikenal sebagai Rock Edict XIII,
pengertian oleh seseorang, maka sudah pasti mengenai penaklukkan negara Kalinga. Kaisar
hal ini pun dapat dilaksanakan dalam Asoka secara terbuka menyatakan
hubungan nasional dan internasional. Dalam penyesalannya dan sedih hati kalau teringat
hal perorangan, untuk dapat menaklukkan akan pembantaian itu. Ia menerangkan kepada
kebencian dengan cinta kasih memerlukan umum bahwa ia tidak akan menggunakan
keberanian yang luar biasa, ketabahan, pedangnya lagi untuk menaklukkan negara-
kepercayaan, dan keyakinan yang kuat. negara lain dan ia berharap agar semua
Apalagi mengenai hal-hal internasional. makhluk yang hidup dapat melakukan usaha
Sesungguhnya, jika hal-hal mulia ini dikatakan tanpa kekerasan, hidup bersih dan ramah-
tidak mudah untuk dipraktekkan maka itu tamah. Tentu saja ini dapat dianggap sebagai
masih masuk akal, tetapi bukannya tidak kemenangan terbesar dari “Yang Dikasihi oleh
dapat dipraktekkan. Memraktekkan hal-hal para dewa”, yaitu penaklukkan dengan cinta
baik ini walaupun tidak mudah, bahkan kasih.
mungkin kita katakan berbahaya karena
butuh usaha dan pengorbanan dari kita,
namun tidaklah lebih berbahaya dari
kemungkinan akan meletusnya satu perang
nuklir dan akibat-akibat yang dihasilkannya.
Tetapi, baiknya di jaman ini kita terhibur
sedikit bahwa setidak-tidaknya terdapat
seorang pemimpin besar, yang termahsyur
dalam sejarah, yang mempunyai keberanian,
keyakinan dan pandangan jauh untuk
memraktekkan ajaran tanpa-kekerasan, Bukan saja ia menolak peperangan untuk
perdamaian dan cinta kasih di dalam dirinya sendiri tetapi juga menyatakan agar
pemerintahan kerajaannya yang besar dan “anak-anaknya” serta “cucu-cucunya” tidak lagi
agung mengenai hal-hal yang menyangkut berpikir tentang penaklukkan negara-negara
keadaan dalam dan luar negeri. Raja itu tak lain sebagai sesuatu yang berharga untuk
lain adalah Raja Asoka, Kaisar Buddhis dilakukan. Mereka harus berpikir tentang
terbesar dari India (tiga abad SM), yang juga penaklukkan dengan cinta kasih yang berguna
mendapat nama kehormatan “Kekasih Para untuk di dunia ini dan juga berguna untuk
Dewa”. dunia selanjutnya. Ini merupakan contoh satu-
satunya dalam sejarah kemanusiaan dari
Pada mulanya ia mengikuti jejak ayahnya
seorang Kaisar pada puncak kejayaannya,
(Bidusara) dan kakeknya (Chandragupta) dan
yang masih memiliki kemampuan untuk
ingin menyempurnakan penaklukakan
menaklukkan daerah-daerah baru, tetapi
terhadap seluruh daratan India. Ia menyerbu
secara terbuka menolak peperangan dan
dan menaklukkan negara Kalinga dan
kekerasan, dan sebaliknya menginginkan
menggabungkan dengan negerinya. Ratusan
perdamaian dengan memraktekkan usaha
ribu orang yang mati, luka, cacat, dan ditawan.
tanpa kekerasan. Pun tidak terdapat bukti
Namun, ketika ia mengenal dan memeluk
dari sejarah bahwa negara-negara tetangganya
agama Buddha, berubahlah ia seluruhnya dan

28 | dawai 49
telah mengambil manfaat dari cinta kasih
Raja Asoka dan menyerbu dengan kekuatan
tentara mereka atau telah terjadi
pemberontakan dan kerusuhan dalam negeri
semasa ia masih hidup. Sebaliknya, negeri-
negeri berada dalam keadaan aman dan
damai, dan negara tetangganya ternyata dapat
menerima kepemimpinannya. Hal ini dapat
dijadikan contah bagus bagi pemimpin-
pemimpin dunia jaman sekarang,
Raja Asoka yang Agung juga terkenal
sebagai raja yang telah memraktekkan
toleransi beragama di negerinya. Beliau
sangat menghargai hak asasi setiap
penduduknya dalam memeluk agama,
kepercayaan, atau sektenya masing-masing.
Dalam bagian lain dari pahatan batu cadas
terdapat tulisan yang menggugah semangat
dan keterbukaan orang-orang sedunia akan
pentingnya memiliki rasa toleransi. Tulisan itu
berbunyi, “Hendaknya kita tidak menghormat
agama kita sendiri dengan mencela agama
orang lain tanpa sesuatu dasar yang kuat.
Dengan merendahkan agama orang lain, maka
berarti kita telah merendahkan agama kita
sendiri.”
Dalam kompleks yang lebih kecil, seperti
suatu komunitas, organisasi, yayasan, atau
kepengurusan, apabila dapat memiliki
pemimpin dengan karakter-karakter seperti
dalam Dasa-Rāja Dhamma maka tentu akan
dapat membawa kemajuan yang
membahagiakan bagi para anggotanya dan
orang-orang di sekitarnya. Karena makin
banyak orang yang menjadi teladan atas
suatu perbuatan baik tentu akan meneruskan
kebajikan itu seperti air mengalir dari sungai
yang deras dan dapat memberi manfaat bagi
orang-orang yang membutuhkan.

referensi
1. Dha m ma Sa r i , Sumedha Widyadharma.
2. http://www.lankalibrary.com/Bud/dasa-raja-dhamma.htm

dawai 49 | 29
News On | oleh Yudha Wibisono

Sukses
Sukses, apakah arti daripada sukses? Banyak orang mengatakan bahwa sukses itu berarti
mempunyai rumah mewah, mobil mewah, atau dengan kata lain harta kekayaan yang
berlimpah. Tetapi apakah Anda pernah berpikir dan merenungkan, apakah kesuksesan itu?
Sebenarnya secara kasat mata, sukses dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Sukses secara materi
2. Sukses secara rohani

s u k s e s s e c a r a m at e r i
Bagaimana cara mendapatkan sukses macam ini? Dan apa keuntungan dan kerugian apabila
mendapatkan kesuksesan tipe ini? Banyak cara untuk mendapatkan kesuksesan tipe ini, baik
melalui jalan 'lurus' atau jalan 'sesat'. Seperti yang kita ketahui banyak orang yang mencari
harta dengan berdagang narkoba atau dengan menjadi bandar judi.
Pertanyaannya sekarang, apakah mereka SUKSES? Jika dilihat dari segi harta materi,
memang benar sukses, tetapi bahagiakah mereka? Belum tentu! Dan kebanyakan orang-orang
yang menempuh jalan ini akan diliputi oleh ketakutan dan kecemasan yang berlebih.
Mengapa? Karena mereka tahu bahwa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang salah,
melanggar hukum. Sama seperti seorang anak kecil yang berbohong pada ibunya, anak ini
akan terus was-was apabila suatu saat ibunya akan mengetahui kebohongan tersebut.
Hal ini tentu berbeda dengan orang yang mendapatkan harta jenis ini berdasarkan jalan
lurus atau sesuai dengan Dhamma. Mungkin jalan yang dilalui akan lebih panjang dan lama
tetapi hasil dari usaha ini akan lebih nikmat dirasakan. Karena seperti yang kita ketahui
manusia itu selalu diliputi dengan kecemasan dan ketakutan, sehingga apabila sumber
kecemasan dan ketakutan ini sudah dipangkas lebih pendek, maka kebahagiaan pun akan
mendapat porsi yang lebih banyak.
Tetapi, seperti pertanyaan di atas, walaupun harta kekayaan didapatkan dengan jalan yang
lurus, apakah mereka BAHAGIA? Jawabannya tetap sama, yaitu BELUM TENTU! Mengapa?
Mungkin kecemasan terhadap hukum, seperti yang dialami oleh orang yang mencari harta
dengan cara yang 'sesat' sudah tereduksi. Akan tetapi, apakah kecemasan akan hilangnya
harta yang sudah dikumpulkan dengan susah payah itu sudah hilang? Demikian pula
kecemasan terhadap penyakit, usia tua, atau kehilangan orang-orang yang dicintai, dll?

30 | dawai 49
sukses secara rohani mengharapkan hal tersebut terjadi pada Anda,
Bagaimana cara mendapatkan sukses macam tapi inilah realitas hidup dan cara untuk
ini? Dan apa keuntungan dan kerugian apabila mengatasinya telah ditunjukkan oleh seorang
mendapatkan kesuksesan tipe ini? Hanya ada guru besar spiritual dari India pada 2500
1 cara untuk mendapatkan sukses macam ini, tahun yang lalu, Buddha Gautama.
yaitu dengan membina mental berdasarkan Sekarang kita kembali pada kesuksesan.
agama; dalam hal ini kita berbicara dari Setelah mengetahui bahwa kesuksesan itu ada
kacamata Buddha Dhamma. 2 tipe, kesuksesan manakah yang ingin Anda
Pada tingkat-tingkat awal kita banyak dapatkan? Tidak ada yang salah dari kedua
membaca dan meresapi buku-buku yang berisi jenis kesuksesan tersebut. Sekarang
tentang dasar-dasar dan pemikiran-pemikiran tergantung dari pribadi masing-masing, yang
manakah yang patut dikejar dalam hidup ini?
tentang Buddha Dhamma. Tingkat berikutnya
Yang mana pun yang ingin dicapai hendaknya
kita berusaha memraktekkan konsep-konsep
kita fokus pada tujuan dan selalu berpegang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat
teguh dalam Buddha Dhamma. Karena apa?
yang lebih baik berikutnya adalah dengan
cara berusaha dengan sungguh-sungguh dan Seringkali hambatan yang paling besar
sepenuh hati menjalankan 5 latihan sila yang didapat dari orang-orang terdekat. Orang tua,
diselingi dengan atthasila dan dasasila. saudara kandung, pacar, suami/istri, dan anak.
Setelah menjalani semua hal ini dengan tekad Contoh hambatan yang dimaksud adalah
dan kesadaran penuh, berdasarkan dengan kata-kata seperti ini, “Lihat si A, dia
pengalaman pribadi penulis, pasti akan sudah punya rumah dan mobil serta usahanya
mendapatkan manfaat yang besar sekali dan maju sekali lho…” dan sebagainya. Apakah kita
cenderung untuk melanjutkan ke tahap cukup kuat untuk berpegang teguh pada
berikutnya, yaitu pengenalan meditasi. Tetapi pilihan kita apabila dihadapkan pada situasi
sebelum mengetahui manfaat dari meditasi seperti itu? Apabila kita tidak berpegang
dan meyakininya, ada baiknya mencobanya teguh dalam Buddha Dhamma maka dalam
terlebih dahulu. Kemudian setelah mencoba waktu singkat, kita dapat berpikiran pendek
dengan sungguh-sungguh maka manfaat untuk mencari jalan pintas dalam hidup ini.
paling dasar yang diperoleh adalah
ketenangan pada tingkat yang berbeda dari Jadi kesimpulannya adalah hidup ini
orang-orang pada umumnya. haruslah seimbang antara sukses materi dan
Apakah fungsi dari ketenangan tersebut? sukses rohani (untuk umat awam atau non-
Mungkin kita semuanya akan berpikir, “Untuk bhikkhu). Kita boleh, sekali lagi, boleh untuk
apa? Saya sudah tenang kok dan saya bahagia mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya
saat ini!” Mungkin contoh dari tiap-tiap orang tetapi sebaiknya tidak lupa untuk
berbeda tetapi masalah akan muncul pada mengumpulkan kebajikan dengan berdana,
saat 'badai' datang. Contohnya, pada saat mengembangkan metta, bermeditasi dan
kehilangan orang terdekat atau usaha yang peduli dengan orang lain sehingga terpenuhi
dirintis bertahun-tahun hancur, sedangkan semua kebutuhan rohani dan jasmani.
pada saat itu ada keluarga yang harus
ditanggung. Pada saat seperti inilah
merupakan waktu yang paling tepat untuk Hidup tanpa harta sulit, akan tetapi lebih
menguji ketenangan kita. Bukannya sulit hidup tanpa kebajikan.

dawai 49 | 31
News On

Diterjemahkan dari:
The Way It Is
Ajahn Sumedho

Kesabaran
Kedamaian dan ketenangan bisa
menjadi luar biasa membosankan, dan
dapat menimbulkan banyak
kegelisahan dan keraguan.
Kegelisahan adalah permasalahan yang
umum karena alam indera adalah alam
kegelisahan; tubuh gelisah dan pikiran
gelisah. Kondisi berubah sepanjang
waktu, jadi jika Anda terlibat dalam
reaksi untuk berubah, Anda hanya
akan gelisah.
Kegelisahan harus dipahami
sepenuhnya apa adanya; berlatih
bukanlah hanya menggunakan
kemauan untuk mengikat diri Anda
pada tikar meditasi. Hal ini bukanlah
sebuah ujian bagi Anda untuk menjadi
orang yang kuat yang harus mengatasi
kegelisahan. Sikap tersebut hanya
memperkuat pandangan egoistik lain.
Tetapi ini merupakan persoalan dari
benar-benar menyelidiki kegelisahan,
memperhatikannya dan mengetahui-
nya apa adanya. Untuk ini, kita harus
mengembangkan kesabaran, hal ini
adalah sesuatu yang harus kita pelajari
dan benar-benar dijalankan.

32 | dawai 49
yang baik, umat awam yang sangat perlu ditakutkan di sini?” dan saya
dermawan dan baik hati, dan ada mencoba membayangkan kerangka
dukungan untuk berlatih Dhamma. Ini manusia, hantu atau hantu dengan gigi
adalah kesempatan terbaik yang bisa taring dan darah keluar dari mulutnya
Anda dapatkan. Ini merupakan sebuah atau monster besar berwarna hijau.
kesempatan yang bagus. Dan masih Kemudian saya mulai tertawa karena
juga banyak warga Barat tidak dapat hal ini begitu menggelikan! Saya sadar
melihatnya, karena mereka cenderung saya sama sekali tidak takut.
berpikir “Saya tidak suka ini, saya tidak Pada hari-hari itu, saya hanyalah
ingin itu, harusnya tidak begini dan seorang bhikkhu yunior dan pada suatu
yang saya pikirkan adalah.… yang saya malam Ajahn Chah membawa saya ke
rasakan adalah…. Saya tidak ingin perjamuan desa - saya pikir Bhikkhu
terganggu dengan ini dan itu. Satimanto ada di sana saat itu. Kami
Saya ingat saat belajar di Wihara adalah praktisi yang sangat serius dan
Tam Sang Phet, yang merupakan kami tidak ingin ada kelalaian dan
tempat terpencil dan saya tinggal di kebodohan. Dan tentu saja pergi ke
dalam sebuah gua. Seorang penduduk perjamuan desa adalah hal terakhir
desa mendirikan sebuah papan yang ingin kami lakukan. Karena di
panggung karena di bagian bawah gua desa ini, mereka suka pengeras suara.
tersebut ada seekor ular phyton besar. Bagaimanapun juga, Ajahn Chah
Pada suatu sore, saya sedang duduk di membawa Bhikkhu Satimanto dan saya
atas papan panggung dengan cahaya ke perjamuan desa ini, dan kami harus
lilin. Saat itu benar-benar mengerikan duduk tegak sepanjang malam dengan
dan cahaya lilin menimbulkan suara parau pengeras suara dan para
bayangan-bayangan pada semua batu- bhikkhu memberikan ceramah
batuan: hal itu tampak aneh, dan saya sepanjang malam! Saya terus berpikir
mulai benar-benar takut dan kemudian “Oh, saya ingin kembali ke gua saya,
tiba-tiba saya terkejut, saya melihat ke monster berwarna hijau dan hantu-
atas dan ada seekor burung hantu hantu lebih baik daripada ini. Saya
sangat besar tepat di atas sedang memperhatikan Santimanto yang
melihat ke arah saya. Nampak besar bukan main seriusnya, nampak benar-
sekali - saya tidak tahu jika memang benar marah dan protes serta sangat
sebesar itu, tetapi nampak benar-benar tidak senang. Kami hanya duduk di
besar dalam cahaya lilin dan sedang sana, nampak sengsara. Saya berpikir,
melihat lurus kepada saya. Saya “Kenapa Ajahn Chah membawa kami
berpikir “Baiklah, apa yang benar-benar pada hal-hal begini?”

dawai 49 | 33
Saat saya pertama kali pergi ke hadir pada semua ceramah dan duduk
Wihara Wat Pah Pong, saya tidak dapat selama tubuh saya mampu bertahan.
memahami Kebenaran dan pada saat Saya memutuskan untuk tidak
itu Ajahn Chah berada di kondisi melewatkan atau mencoba keluar, dan
puncaknya dan memberikan tiga jam hanya berlatih kesabaran.
desana setiap sore. Beliau dapat terus Dan dengan melakukan ini saya
dan terus melakukan hal itu, dan setiap mulai menyadari bahwa kesempatan
orang mencintai beliau - beliau adalah untuk bersabar adalah sesuatu yang
pembicara yang sangat bagus, sangat sangat membantu saya. Kesabaran
humoris dan setiap orang menikmati adalah sebuah pondasi yang kokoh
ceramah beliau. Tetapi, jika Anda tidak untuk wawasan mendalam dan
dapat memahami Kebenaran…! pengertian Dhamma. Tanpa hal itu,
Saya duduk disana berpikir “Kapan saya hanya akan mengembara dan
dia akan berhenti, Saya membuang- menyimpang seperti yang telah Anda
buang waktu saya”. Saya benar-benar lihat dilakukan oleh banyak orang.
marah, berpikir “Sudah cukup, Saya Banyak warga Barat datang ke Wat Pah
akan pergi”. Tetapi, saya tidak Pong dan menyimpang, karena mereka
mempunyai cukup keberanian untuk tidak sabar. Mereka tidak ingin duduk
pergi, jadi saya hanya duduk di sana selama 3 jam desana dan bersabar.
berpikir - “Saya akan pergi ke wihara Mereka ingin pergi ke tempat-tempat
lain, sudah cukup ini saja, saya tidak dimana mereka akan mendapat
akan tahan dengan ini”. Dan kemudian pencerahan instan dan mencapainya
beliau melihat kepada saya, beliau dengan cepat dengan cara yang mereka
memiliki senyum yang paling berseri- inginkan.
seri—dan beliau berkata “Apa kamu Dengan hawa nafsu keegoisan dan
baik-baik saja?”. Dan tiba-tiba saja ambisi yang mengendalikan kita,
seluruh kemarahan yang telah bahkan pada jalan spiritual, kita tidak
terkumpul selama tiga jam, lenyap benar-benar menghargai hal
seluruhnya. sebagaimana adanya. Saat saya
Menarik bukan? Setelah duduk di merefleksi dan merenungkan
sana menggerutu selama 3 jam, kehidupan saya di Wat Pah Pong, saya
kemudian semuanya hanya lenyap menyadari bahwa saat itu merupakan
begitu saja. Karena itu, saya berjanji, situasi yang sangat baik, ada seorang
bahwa yang akan saya latih adalah guru yang baik, ada makanan yang
kesabaran dan selama itu saya akan cukup, para bhikkhu adalah bhikkhu
mengembangkan kesabaran, saya akan

34 | dawai 49
Kemudian saya mulai melihat pada
diri saya. Saya ingat duduk di sana
berpikir “Inilah saya, bersusah hati atas
hal ini. Apa ini buruk?” Yang benar-
benar buruk adalah apa yang saya
ciptakan. Apa yang benar-benar
menyedihkan adalah pikiran saya.
Pengeras suara dan kegaduhan dan
gangguan serta rasa kantuk, saya dapat
bertahan dengan itu semua, tetapi
sesuatu yang sangat buruk di pikiran
saya yang membenci hal itu, marah
akan hal itu dan ingin
meninggalkannya—itulah kesengsaraan
yang sesungguhnya.
Sore itu, saya melihat kesengsaraan
yang dapat saya ciptakan atas hal-hal
yang seharusnya dapat saya atasi. Saya
ingat hal itu sebagai sebuah pengertian
mendalam yang sangat jelas pada apa
yang saya kira sangat menyengsarakan
dan apa yang sesungguhnya
menyengsarakan. Pada awalnya saya
menyalahkan orang-orang, pengeras
usara, gangguan, kegaduhan dan
ketidaknyamanan Saya berpikir itulah
permasalahannya. Kemudian saya
menyadari, bahwa bukan itu. Pikiran
sayalah yang menyengsarakan. Jika kita
bercermin pada Dhamma dan
merenungkan Dhamma, kita belajar dari
situasi-situasi yang paling kurang kita
sukai—jika kita memiliki kemauan dan
kesabaran untuk menjalankannya.

dawai 49 | 35
News On

Vipallasa dengan serat tali sehingga membentuk tubuh,


dengan kepala, tangan dan kakinya; dan
(Sifat Semu/Palsu) dengan getah putih menggambarkan sebuah
pot menyerupai kepala orang, ia
meletakkannya di atas tubuh jerami itu. Ia
Vipallasa artinya kesemuan/kemayaan/ pun menutupi orang-orangan itu dengan
kepalsuan, halusinasi, angan-angan, kesalahan pakaian tua seperti baju, celana dan
penyelidikan, atau menganggap sesuatu yang sebagainya, dan meletakkan sebuah busur dan
benar sebagai yang salah, dan menganggap anak panah di tangannya. Kemudian, seperti
yang salah sebagai yang benar. Terdapat tiga biasa rusa itu datang ke sana, untuk
macam kesemuan (vipallasa), yaitu: sanna memakan padi-padi muda; namun setelah
vipallasa (kesemuan persepsi), citta vipallasa mendekati ladang dan pandangannya
(kesemuan pikiran), dan diţţhi vipallasa menangkap orang-orangan, mereka
(kesemuan pandangan). menganggapnya seperti orang sesungguhnya,
merasa takut, dan melarikan diri.
Ketiga kesemuan itu masing-masing
terdiri dari empat jenis kesalahan, yaitu Dalam gambaran di atas, sebelumnya rusa
kesalahan berkenaan dengan: liar telah melihat manusia, dan di dalam
persepsinya terpatri bentuk dan rupa manusia.
1. ketidakkekalan sebagai kekekalan
Sesuai dengan pencerapannya ini, mereka
2. ketidakmurnian sebagai kemurnian menganggap manusia jerami sebagai manusia
3. keburukan sebagai kebaikan sesungguhnya. Demikianlah, pencerapannya
merupakan pencerapan yang keliru. Kesemuan
4. bukan substansi sebagai substansi pencerapan di sini ditunjukkan dengan rusa
liar dalam mengenali orang-orangan.
Ketiga kesemuan ini dapat diilustrasikan Kesemuan pencerapan ini juga dapat
masing-masing dengan perumpamaan sebagai digambarkan seperti orang bingung yang
berikut: kehilangan arah dalam perjalanannya dan
tidak dapat menentukan titik tujuan, Timur
dan Barat, di tempat ia berada, walaupun
Perumpamaan rusa liar yang matahari yang timbul dan tenggelam dapat
menggambarkan kesemuan pencerapan dengan jelas dicerap oleh seseorang dengan
Di tengah sebuah hutan yang lebat, ada mata terbuka. Apabila kekeliruan telah dibuat,
seorang perumah tangga yang hal ini akan berakar dengan kuat dan hanya
membudidayakan tanaman padi. Apabila dapat dihancurkan dengan usaha yang sangat
petani itu pergi, rusa liar biasanya datang ke besar. Di dalam diri kita banyak sesuatu yang
ladang tersebut dan memakan butir-butir padi selalu kita anggap secara keliru dan dalam
muda yang baru sedang tumbuh. Menyadari arti yang bertentangan dengan kesunyataan
hal ini, petani tersebut membuat orang- dalam memandang ketidak-kekalan dan ke-
orangan dari jerami dan diletakkan di tengah- tanpa-substansi-an. Demikianlah melalui
tengah ladangnya untuk menakut-nakuti dan kesemuan pencerapan kita mencerap sesuatu
menghalau rusa-rusa yang datang ke secara keliru, persis seperti rusa liar yang
ladangnya itu. Ia mengikat jerami tersebut memandang orang jerami sebagai orang

36 | dawai 49
sesungguhnya walaupun dengan mata dengan menyelidiki atau dengan mencari ke
terbuka. dalam sebab-sebab dan kondisi-kondisi
sesuatu.
Perumpamaan tukang sihir,
menggambarkan kesemuan pikiran Perumpaan seseorang yang kehilangan
Terdapat ilmu kesemuan yang disebut sihir di arah, menggambarkan kesemuan
mana ketika sebongkah tanah ditunjukkan di pandangan
dalam keramaian, semua yang melihatnya Terdapat sebuah hutan yang besar yang
berpikir bahwa itu adalah sebongkah emas dihuni oleh makhluk-makhluk setan, atau jin
dan perak. Kekuatan ilmu sihir ini sedemikian yang menetap di sana dengan membangun
rupa sehingga mampu mengubah pandangan kota dan desa. Pada satu hari, datanglah
orang biasa dan menggantikannya dengan beberapa musafir ke sana namun tidak begitu
pandangan yang di luar kebiasaan. Dikatakan, mengenal kondisi jalan yang melalui hutan
untuk sementara waktu mengendapkan cara itu. Makhluk setan/jin itu membuat kota dan
berpikir logis. Pada saat orang-orang desa-desanya sangat indah seindah sorganya
umumnya melihat sebongkah tanah seperti para dewa; dan di samping itu mahluk setan/
apa adanya, dengan pengaruh ilmu sihir ini, jin tersebut menirukan bentuk tubuh dewa
mereka melihat sebongkah tanah sebagai dewi. Mereka juga membuat jalan yang lebar
sebongkah emas dan perak dengan semua dan indah seperti yang dimiliki para dewa.
kualitas kecemerlangan, kekuningan, Ketika musafir itu melihat semua ini, mereka
keputihan-nya dan sebagainya. Dengan yakin bahwa jalan yang indah itu menuju kota
demikian, kepercayaan, pengamatan, atau atau desa yang besar, dan dengan demikian
gagasan-gagasannya menjadi keliru. Dengan mereka menyimpang dari jalan sebenarnya,
cara yang sama, pikiran dan gagasan-gagasan mereka tersasar karena menuruti jalan yang
kita berada dalam kebiasaan salah salah dan menyesatkan; setelah sampai di
menganggap 'salah' sesuatu sebagai 'benar' kota para makhluk setan/jin itu, para musafir
dan kita buta atas diri kita sendiri. Sebagai menemui penderitaan.
contoh, pada malam hari kita sering kali Di dalam perumpamaan ini, hutan yang
cenderung berpikir kita melihat seorang luas melambangkan tiga alam kehidupan
manusia padahal kenyataannya hanya tunggul kehidupan di alam nafsu indera (kāma bhūmi),
sebuah pohon yang kita lihat. Atau, melihat kehidupan di alam materi halus (rūpa bhumi)
sebuah semak, kita membayangkan bahwa kita
dan kehidupan di alam tak bermateri (arūpa
melihat seekor gajah liar; atau, melihat seekor
bhūmi). Para musafir melambangkan makhluk
gajah liar sebagai sebuah semak.
hidup di dunia ini. Jalan yang benar adalah
Di dalam dunia ini, semua gagasan- pandangan benar (perihal dunia maupun
gagasan kita yang keliru terhadap sesuatu pencerahan agung), sedangkan jalan yang
yang datang ke dalam jangkauan pengamatan salah adalah pandangan keliru.
kita, disebabkan oleh kesemuan pikiran yang
lebih dalam dan lebih halus daripada
kesemuan pencerapan, sehingga mengelabui oleh dhamma study group bogor
kita dengan memandang sesuatu yang salah
sebagai yang benar. Namun demikian, hal ini
dapat dilenyapkan dengan lebih mudah

dawai 49 | 37
Orang Bijak

Sayadaw U Silananda

k e lua r g a
Sayadaw U Silananda lahir di Mandalay, Burma
(sekarang dikenal sebagai Myanmar) pada hari
Jumat, 16 Desember 1927 (pada penyusutan
bulan Nadaw ke-8 di Era Burma 1289). Orang
tuanya bernama Wunna Kyaw Htin Saya Saing
dan Daw Mone. Saya Saing adalah seorang
arsitek ternama dan memperoleh penghargaan
untuk banyak bangunan religius di seluruh
penjuru negeri. Beliau adalah seseorang yang
Akhirnya Redaksi memilih Sayadaw sangat religius dan juga seorang meditator.
U Silananda sebagai tokoh di rubrik Beliau dianugerahi gelar "Wunna Kyaw Htin"
Orang Bijak kali ini. Sayadaw U oleh pemerintah Burma atas prestasinya yang
Silananda adalah salah satu dari luar biasa dalam arsitektur Burma dan kegiatan-
sekian banyak murid guru meditasi
kegiatan religius.
terkenal dari Myanmar, Mahasi
Sayadaw, yang beliau utus untuk Dua orang saudara laki-laki Sayadaw juga
menyebarkan Dhamma ke negara- adalah arsitek Burma yang ternama. Dua orang
negara barat. Beliau mengajar, keponakan laki-lakinya adalah lulusan arsitek
memberi ceramah Dhamma, juga dari RIT. Kakak laki-lakinya U Ngwe Hlaing
melakukan bimbingan meditasi adalah kepala desainer dan keponakannya laki-
yang intensif. Selain dikenal lakinya U Than Tun adalah co-desainer
sebagai praktisi meditasi yang "Karaweik" di Kandawgyi (Royal Lake), Rangoon.
tekun beliau pun secara akademik
cerdas. Terbukti pemerintah Sayadaw juga berasal dari keluarga yang
memberinya dua gelar guru sangat religius. Saudara perempuannya adalah
Dhamma (Dhammacariya) kepada Daw Thandasari, Kepala Bhikkhuni "Shwe-se-di
beliau. Sar-thin-daik" dari "Sasanapala Choung" di
Sagaing Hills.

38 | dawai 49
samanera pada tahun 1947 dan Phatamagyi (Tingkat ke-
Pada usia 16 tahun pada tanggal 14 April 1943, 3) pada tahun 1948. Beliau mencapai ranking
(pada pertambahan bulan Tagu yang ke-10 pertama pada Tingkat ke-2 di seluruh Burma
pada Era Burma 1305, juga hari ketiga Water dan ranking kedua pada Tingkat ke- 3. Beliau
Festival) selama pendudukan Jepang, U mendapat gelar kesarjanaan Dhammācariya,
Silananda menjadi seorang samanera di Master of Dhamma pada tahun 1950 dan
Wihara Mahavijjodaya Chaung di Sagaing mendapat gelar Sâsanadhaja Siripavara
Hills di bawah bimbingan Sayadaw U Dhammâcariya. Pada tahun 1954, beliau
Pannavata, seorang pandita yang sangat mencapai gelar kesarjanaan lain saat beliau
terkenal dan popular. Beliau diberikan nama lulus ujian yang diselenggarakan oleh
religius "Shin Silananda". Pariyattisâsanahita Association di Mandalay
yang dikenal sebagai ujian yang paling sulit
di Burma. Beliau berhak mendapatkan
k e b h i k k h ua n tambahan kata "abhivamsa" pada nama beliau,
Dengan ijin dari orang tuanya, pada hari Rabu, oleh karena itu nama lengkap dan gelar beliau
tanggal 2 Juli 1947 (pada Bulan Purnama hari adalah: U Silanandabhivamsa, Sasanadhaja
Waso di Era Burma 1309), beliau menjadi Siripavara Dhammacariya dan
bhikkhu muda penuh di wihara yang sama Pariyattisasanahita Dhammacariya.
dengan pembimbing yang sama. Empat hari Beliau pergi ke Ceylon (Sri Lanka) pada
kemudian upacara pentahbisan kembali tahun 1954 dan pada saat di sana, lulus ujian
diadakan untuk menghormatinya di Wihara GCE Advanced Level (General Certificate of
Payagyi Taik di Mandalay oleh U Ba Than dan Education Examination yang diselenggarakan
Daw Tin (bibinya), pedagang artifak religius. oleh University of London di Ceylon) dengan
Sekali lagi di tahun 1950 (Era Burma 1311) nilai yang istimewa untuk pelajaran Pâli dan
upacara kedua pentahbisan kembali diadakan Sanskrit. Saat beliau berada di Ceylon, beliau
untuk menghormatinya di Kyaungdawya melakukan kunjungan singkat kembali ke
Shwegyin Taik, Rangoon (sekarang Yangon) Burma dan selama perjalanan tersebut beliau
oleh pedagang beras U Ba Thein dan Daw berlatih meditasi Vipassanā 1 dalam tradisi
Ngwe Saw. Mahasi Sayadaw.

p e n di di k a n ja b ata n
Beliau memperoleh pendidikan masa mudanya Beliau mengajar sebagai dosen di
di Kelly High School, Sekolah Misi Baptis Atothokdayone Pali University di Sagaing
Amerika untuk murid laki-laki, di Mandalay. Hills, Buddhist Scriptures, Pâli, Sanskrit dan
Beliau memperoleh pendidikan religius dalam bahasa Prakit di Wihara Abhayarama Shwegu
Tipitaka (Naskah-naskah Buddhis) di bawah Taik, Mandalay dan merupakan Penguji
bimbingan pembimbingnya dan bimbingan Eksternal di Department of Oriental Studies,
banyak Sayadaw ternama, baik di Sagaing Arts dan Sains Universitas, Mandalay untuk
Hills maupun di Mandalay. gelar Sarjana Strata 1 dan gelar Master.
Beliau mengambil ujian religius yang Sayadaw U Silananda adalah Ketua
diadakan oleh Pemerintah Burma (sekarang Penyusun Kamus Tipitaka Pâli-Burma dan
Myanmar) dan lulus Phatamange (Tingkat ke- salah satu editor terkemuka Kitab Suci
1) pada tahun 1946, Phatamalat (Tingkat ke-2)

dawai 49 | 39
Tipitaka dan yang berkaitan dengan Kitab- Sayadaw U Silananda) mengunjungi San
kitab Komentar dan Subkomentar pada Konsili Francisco, California, USA dengan program
Buddhis keenam yang diselenggarakan di ceramah penuh, pemberian bermanfaat,
Kaba Aye Hlaing Gu (World Peace Cave) di ceramah Dhamma dan sesi meditasi. Pada
Rangoon (Yangon) dari tahun 1954 sampai tingkat lebih lanjut dari kunjungan, Mahasi
1956. Sayadaw U Silananda memperoleh Sayadaw setuju untuk meninggalkan U
kesempatan emas bekerja untuk Venerable Silananda dan U Kelasa di San Francisco
Mahasi Sayadaw dan Venerable Mingun untuk memenuhi permintaan yang sangat
Tipitaka Sayadaw. besar dari komunitas Burma. Sayadaw U
Pada tahun 1960, beliau mewarisi Wihara Kelasa kemudian pindah ke Maryland, dan
Mahavijjodaya Chaung setelah wafatnya menjadi Kepala Wihara Mangalarama.
pembimbing beliau dan menjadi Kepala
Wihara tersebut. Beliau pindah ke Wihara
Abhyarama Shwegu Taik, di Mandalay pada
k e g i ata n dh a m m a di a s
tahun 1968, dan pada tahun 1969, beliau Sejak itu Sayadaw U Silananda membabarkan
diangkat menjadi Wakil Kepala wihara pengajaran tentang Buddhisme termasuk
tersebut. Beliau saat ini menjabat sebagai Abhidhāmma2 (Psikologi Buddhis) dan
Kepala wihara tersebut. mengajarkan meditasi Buddhis di negara
tersebut. Beliau menyelenggarakan meditasi
Beliau juga diangkat menjadi anggota vipassanā secara teratur dan menerima banyak
Komite Eksekutif Sekte Shwegyin dan pada murid dari berbagai kalangan baik dari
tahun 1993 menjadi Anggota Senior Sekte imigran keturunan Asia maupun masyarakat
tersebut. Beliau berpartisipasi pada lokal. Beliau adalah guru yang kompeten dan
pertemuan Pembersihan Sāsana yang jarang mempergunakan kata-kata Pāli yang
diselenggarakan di Hmawbi (50 mil dari tidak familiar dengan umat awam dalam
Yangon). khotbah beliau. Seperti yang diungkapkan
Pada tahun 1993, beliau diangkat menjadi oleh salah satu pengikut beliau yang taat,
Anggota Advisory Board of Meditation “Beliau mengajar dari kedalaman pengetahuan
Teachers of Mahasi Sasana Yeiktha di yang luar biasa, berkomunikasi dalam bahasa
Yangon. Inggris yang sangat jelas dan tepat. Beliau
Sayadaw diminta untuk menjadi Rektor dicintai oleh para siswa dan pengikutnya
Theravada Buddhist Missionary University of sebagai guru yang terampil, sabar dan welas
Yangon di Myanmar (yang diadakan pada asih.”
bulan Desember, 1999). Beliau adalah Penasehat Spiritual
Theravada Buddhist Society of America
(TBSA) yang pendiriannya dibantu oleh beliau,
ku n j u n g a n k e lua r n e g e r i dan merupakan Perintis sekaligus Kepala
Beliau mengunjungi banyak negara baik di Wihara dari Wihara Dhammananda di Half
Asia dan di Eropa, dan sebagai anggota partai Moon Bay, California.
mengunjungi United States pada tahun 1959 Beliau juga adalah Direktur Spiritual dari
atas undangan pemerintah U.S. berikut (beberapa di antaranya):
Pada bulan April 1979, Venerable Mahasi - Dhammacakka Meditation Center di
Sayadaw beserta rombongan beliau (termasuk Berkeley, California

40 | dawai 49
· The Bodhi Tree Dhamma Center di - Protective Verses (Syair Perlindungan)
Largo, Florida Sayadaw telah merevisi secara meluas dan
- The Society for Advancement of memperbaiki terjemahan “Abhidhâmma in
Buddhism di Ft. Myers, Florida Daily Life” (Abhidhâmma dalam Kehidupan
- Tathargata Meditation Center (TMC) di Sehari-hari) oleh Sayadaw U Janakabhivamsa.
San Jose, California Sayadaw juga telah menerbitkan banyak
karya dalam bahasa Burma, yakni:
m i s i - m i s i dh a m m a du ta - The First Sermon (penjelasan terperinci
Sayadaw telah menjalankan banyak misi-misi yang terkenal akan Khotbah Pertama
Dhammadûta untuk memberikan ceramah Sang Buddha)
Dhamma dan mengadakan retret jangka - Sayadaw U Narada of Mandalay
pendek dan jangka panjang. Selain Amerika (biografi)
Serikat beliau juga membabarkan Dhamma ke - A Course on Sima (untuk bhikkhu) –
beberapa negara Eropa dan Dhamma ke (Ajaran tentang Sima)
beberapa negara Eropa dan Asia termasuk
Jepang. Sayadaw juga mengadakan retret di - Mahasi Sayadaw (biografi)
Malaysia dan Singapura. Murid-murid beliau - Burmese Architect - Saya Saing
datang dari berbagai kalangan mulai dari (biografi ayah beliau)
perumahtangga, pejabat, para mahasiswa - Comparative Study of Saddaniti
sampai para bhikkhu. Dhatumala and Paniniya Datupatha
(Studi Perbandingan Saddaniti
Dhatumala dan Paniniya Datupatha
k a rya - k a rya p i l i h a n
s aya daw u s i la na n da - Exposition of Syllogism in Pâli
(Penjelasan terperinci Silogisme dalam
PUBLIKASI bahasa Pâli)
Meskipun jadwalnya yang sangat sibuk,
Sayadaw telah menulis sejumlah karya berikut - A New Burmese Translation of
(dalam bahasa Inggris): Rupasiddhi Tika (Terjemahan baru
dalam bahasa Burma tentang
- The Four Foundations of Mindfulness Rupasiddhi Tika)
(Empat Landasan Perhatian Penuh)
- Kamus Tipitaka Pâli-Burma, sebagai
- An Introduction to the Law of Kamma Ketua Penyusun
(Pengantar Hukum Karma)
- Terjemahan Burma untuk beberapa
- Thoughts for the Occasion (Some karya singkat Sanskrit.
Sayings of Lord Buddha on Death) –
Pemikiran untuk Peristiwa (Sabda-sabda
Sang Buddha tentang Kematian) AJARAN
- An Introduction to the Doctrine of Sayadaw U Silananda mengajar siswa M.A
(Pali) di Universitas Mandalay. Beliau juga
Anatta3 (No-Soul) – Pengantar Doktrin
diundang untuk memberikan kuliah tamu di
Anatta (Tiada Jiwa)
University of California di Berkeley dan
- Meditation Instructions (Instruksi Stanford University.
Meditasi)

dawai 49 | 41
Sayadaw telah mengadakan program dicetak, termasuk beberapa di antaranya
pengajaran berikut ini dalam bahasa Inggris yakni: “The Meaning of Tathâgata” – Arti
dan/atau bahasa Burma: Penjelasan tentang Tathâgata, "Benefits of
- In Depth Study of Matika of Walking Meditation” - Manfaat Meditasi
Abhidhâmma (Studi pendalaman Berjalan.
Matika Abhidhāmma)
- An Introduction to Abhidhâmma, PROYEK SÂSANA
Visuddhimagga, Patimokkha and Dengan bantuan awal dari TBSA5, Sayadaw U
Jâtaka (Pendahuluan mengenai Silananda telah memrakarsai beberapa proyek,
Abhidhāmma Visuddhimagga, yaitu:
Patimokkha dan Jātaka) - Kompilasi CD-ROM untuk menyimpan
- Fundamentals of Buddhism (Dasar- naskah Kitab Suci Tipitaka dan yang
dasar Buddhisme) berkaitan dengan Kitab-Kitab Komentar
- Four Foundations of Mindfulness yang disetujui pada Konsili Buddhis
(Empat Landasan Perhatian Penuh) Keenam.

- Kalyâna Buddhist - Kompilasi gambar-gambar digital


kyauk-sa (prasasti batu) yang memuat
- Dhammapada naskah Kitab Suci Tipitaka yang telah
- Sutta disetujui Konsili Buddhis Kelima.
- Vinaya Rules (Aturan-aturan Vinaya) - Mendanai bantuan pengembangan
sāsana6 di daerah perbatasan di
- Thein-hnote (menegaskan penahbisan
sima) Myanmar.

- Theory and Practice of Vipassanā


(Teori dan Praktek Vipassanā) GELAR DAN PENGHARGAAN
Untuk sumbangsih beliau yang luar biasa
- Pāli Grammar (Tata bahasa Pāli) kepada sāsana, Sayadaw U Silananda telah
Berdasarkan catatan pengajaran Sayadaw dianugerahi gelar kehormatan Agga Maha7
U Silananda, U Nandisena telah menerjemah- Pandita pada bulan Maret 1993 dan Agga Maha
kan naskah Grammar Pāli ke dalam bahasa Saddhammajotika Dhaja pada bulan Maret 1999.
Spanyol.

ku n j u n g a n k e i n d o n e s i a
CERAMAH DHAMMA DAN KASET REKAMAN
Pada bulan Januari 2005 beliau melakukan
Sayadaw telah memberikan banyak ceramah
perjalanan singkat ke Indonesia. Di negeri ini,
Dhamma baik dalam bahasa Inggris dan
beliau menyempatkan diri mengunjungi
Burma. Ada lebih dari 300 kaset rekaman
Borobudur setelah memberikan ceramah
yang menyimpan ceramah Sayadaw. Beberapa
Dhamma di Jakarta. Sekembalinya dari
kaset rekaman (contoh. Vassa4, Dāna) telah di
Indonesia kesehatan beliau terus menurun.
bagikan secara cuma-cuma oleh TMC kepada Penyakit kanker otak yang diderita membuat
para umatnya yang taat. beliau dilarikan ke rumah sakit. Beliau
Beberapa ceramah telah direkam dan menghembuskan nafas terakhir pada 13

42 | dawai 49
Agustus 2005 pagi hari pukul 7:24 waktu footnotes
setempat, sebelum beliau menuntaskan
1 Pandangan terang; Vipassanā Bhāvāna: pengembangan
penulisan sambutan untuk buku Kronologi batin atau meditasi untuk mencapai pandangan terang.
Hidup Buddha yang disusun Bhikkhu
2 Ajaran tertinggi, berisi uraian mengenai filsafat,
Kusaladhamma, seorang bhikkhu asal metafisika dan ilmu jiwa Agama Buddha.
Indonesia yang tinggal di Myanmar. 3 Tanpa aku, tanpa diri, tanpa inti yang kekal.
4 Musim hujan
5 Theravada Buddhist Society of America, bertempat di
Half Moon Bay, California. Didirikan pada 1980 untuk
referensi
mendukung aktivitas agama Buddha secara umum dan
http://www.tbsa.org/articles/SayadawUSilanandaBio.html
aktivitas Vihara Dhammananda secara khusus.
http://www.geocities.com/bbcid1/bukujalan.htm#bab2
6 Agama
7 Suatu gelar kehormatan keagamaan yang tertinggi
dalam bidang tertentu/khusus

dawai 49 | 43
Jalan Jalan

Mengenal Monumen Buddhis

Sanchi, Madhya Pradesh


Sanchi, sebuah desa stupa, terletak
sekitar 45 km dari Bhopal. Suatu rute
perdagangan kuno yang menghubungkan Ujjain
dengan sisa atau reruntuhan kuno India Utara
juga melewati Sanchi. Seiring berlalunya waktu
beberapa desa-desa stupa seperti Andher, Murel-
Khurd dan Sonari telah retak di sekitar Sanchi.
Sejak perjalanan menuju ke Sanchi bisa
ditempuh dengan berkendaraan ataupun dengan
kereta, kita bisa melihat stupa utama dari jarak
4 km dengan tampak jelas di tengah-tengah
hamparan hijau yang subur. Stupa itu terletak
di bukit yang tingginya ketinggian 91 m (298.48
kaki). Melewati bentangan bukit ini, secara
menakjubkan berdiri stupa utama yang memiliki
ketinggian 71 kaki (21.64 m) dari dasar tanah ke
chatravali yang asli.

44 | dawai 49
Dari suatu tempat di mana tiket diperiksa,
kita bisa melihat stupa utama bersama
dengan banyak stupa lain yang baru saja
direnovasi dan digali. Sebuah pengalaman
yang menarik, mengingat ketika orang
berjalan melewati tempat yang sama itu, Devi,
istri dari Raja Asoka, dan putra mereka
Mahendra juga berjalan melaluinya bertahun-
tahun yang lalu. Bayangkan bahwa 2300
tahun yang lalu ribuan bhikkhu dan bhikkhuni
yang religius mungkin berkumpul menuju
tempat ini dalam balutan jubah-jubah kuning
keemasan untuk penghiburan (baca:
pencarian) spiritual. Hal itu bisa dianggap
sangat religius mengingat banyak dari James Princep, yang berhasil membaca
mereka menginginkan pencapaian dan mengartikan teks dalam Brahmi, suatu
keselamatan tertinggi di tempat ini. naskah/tulisan India kuno, yang merupakan
Kemudian, di seluruh area, mulai dari lembah buku tersegel hingga tahun 1837, mendapat
turun ke bawah dan sepanjang pegunungan petunjuk pertama untuk mengartikan Brahmi
tersebut bergema lantunan kata-kata dari prasasti Sanchi yang sebagian besar
“Buddham Sharnam Gacchami”, yang berarti diakhiri dengan kata danam (pemberian).
“Aku berlindung kepada Buddha”. Tempat Dengan petunjuk ini dan pemahaman yang
tersebut disucikan oleh kedatangan Mahendra, dalam, dia dapat membaca Maklumat Raja
putra Raja Asoka, yang datang untuk bertemu Ashoka, pilar prasasti Delhi dan Allahabad,
ibunya Devi, yang mungkin tinggal di salah koin beberapa raja dan ratusan prasasti. Jika
satu sel/biara kecil dari sebuah vihara yang saja Sanchi tidak memberikan petunjuk
terletak dekat Stupa 2, dengan busana jubah pertama untuk pengartian naskah Brahmi
kuning dan membawa mangkok pindapatta di kepadanya, banyak naskah India Kuno seperti
tangannya. naskah Harappan mungkin akan menjadi kitab
tersegel bagi kita. Selama beberapa tahun
Dari situ, Mahendra memulai suatu Princep bekerja dalam hutan belantara Sanchi
perjalanan misionari ke Ceylon untuk untuk menyalin isi prasasti dan setiap pagi
menyebarkan sabda-sabda Sang Buddha. Dari dengan penuh harap menatap pada deretan
Ceylon, ajaran Buddha menyebar ke banyak alfabet-alfabet asing yang menyembunyikan
tempat dan negara di wilayah Asia Tenggara sejarah masa lalu India. Penguraian tersebut
seperti Burma, Jawa, Sumatra, Thailand, Korea, adalah momen terbesar, tidak hanya yang
dan sbg. Karena itu, Sanchi bisa dikatakan terjadi dalam hidup James, tetapi juga dalam
merupakan induk Buddhisme untuk negara- kehidupan dunia kuno/purba. Akan tetapi,
negara Asia Tenggara. sarjana jenius dan berbakat tersebut
meninggal pada usia 40 tahun.
Orang juga bisa membayangkan Alexander
Cunningham dan Sir John Marshall yang
mengembara mengelilingi puing-puing dan
lempengan-lempengan, berpencar bersama
untuk mengumpulkan potongan-potongan dari
banyaknya reruntuhan stupa ini.

dawai 49 | 45
Pemandangan Stupa no.1 dari Stupa no.1 selama
Gerbang Barat sebelum konservasi, selama periode
konservasi. tahun 1912 - 1919

Stupa dari batu dan pilar Asoka


yang dibangun oleh Raja Asoka
pada abad ketiga sebelum Masehi.

Adalah Raja Asoka (273-236 B.C.) yang membangun tembok batu stupa, pilar monolitis dan
wihara. Dengan terang, seperti yang dimaksudkan oleh Maha Guru, stupa tersebut berisi
reliknya yang telah ditempatkan di dalam stupa-stupa, yang dibangun pada persimpangan
jalan dari empat jalan raya, yang secara simbolis di sini digambarkan oleh empat jalan kecil
dan pintu gerbang.

46 | dawai 49
Selama periode Sunga (abad ke-1 dan ke-2 selama periode yang sama. Di samping ini,
B.C.), batu-batu bata stupa Raja Asoka yang Stupa 3 yang berlokasi di sebelah utara Stupa
asli diperbesar, dilapisi dengan batu permata 1 dan Stupa 2 di sebelah barat Stupa 1 di
dan sebuah tambahan birai sepanjang tangga bawah teras juga merupakan kontribusi dari
rumah dan harmika ditempatkan. Terpisah periode Sunga. Stupa 3 yang terletak hanya
dari ini, mereka juga membangun Kuil 40 dan 45m ke utara timur mempunyai atap teras,
mendirikan Stupa 2 dan 3. Penghargaan atas chhatravali (payung) di atasnya dan anak
pintu gerbang berukir yang sangat indah itu tangga. Dibangun pada abad ke-2 SM Stupa 3
diberikan kepada raja penguasa Satavahana ini mempunyai diameter 15m dan tinggi
yang mempekerjakan seorang pekerja gading, 8.23m, tidak termasuk payung. Terdapat
Vidisha. Di abad ke-4, selama periode sebuah peti jenazah yang berisi relik dari
penguasa Gupta, kuil-kuil, wihara-wihara dan Sariputta dan Mahamaudgalyayana, siswa-
pilar-pilar dibangun di Sanchi. Tempat siswa utama Sang Buddha. Sariputta berasal
tersebut juga menjadi saksi aktivitas dari Nalanda dan sisa-sisa reliknya telah
pembangunan, selama abad ke-7 dan abad ke- diabadikan juga di Nalanda.
12 A.D. Sejak abad ke-14 A.D tempat tersebut Pintu gerbang/pagar pertama (torana)
telah benar-benar ditinggalkan. Karena tidak tempat pengunjung masuk ada di sisi utara.
seorang pun yang peduli, monumen tersebut Menurut prasasti yang terdapat pada pintu
segera hancur dan terpisah menjadi banyak gerbang selatan, pintu itu dipahat oleh
bagian. pemahatgading dari Vidisha. Ada empat pintu
Pada tahun 1818, General Taylor gerbang berpahat di keempat arah, yang
menggergaji reruntuhan tak berbentuk dalam melukiskan masa-masa kehidupan Sang
hutan belantara Sanchi. Kapten Johnson Buddha dan cerita-cerita Jataka. Torana-torana
menggali seluruh bagian barat stupa di tahun (pintu gerbang) ini menjadi sangat terkenal di
1822. Alexander Cunningham dan Kapten F.C luar negeri dimana dapat diketahui saat ini
Maisay (1851) lebih jauh menggali stupa itu bahwa seni ornamen pintu gerbang Jepang
untuk menemukan relik peti mayat. Akan sampai hari ini masih dikenal dengan sebutan
tetapi panggilan untuk menyatukan potongan- “tor”. Walaupun, seluruh pagar-pagar ini
potongan yang terpencar-pencar dari termasuk dari abad pertama SM, orang-orang
monumen ini dikerjakan oleh Sir John di selatan lebih awal mengenalnya. Muatan
Marshall selama 1912-1919 yang merupakan gajah-gajah yang menunjang pintu gerbang
Direktur Umum Penelitian Kepurbakalaan juga cukup menarik. Di tempat gading gajah
India. dapat kita temukan lubang melingkar pada
Stupa asli yang terbuat dari batu tembok masa sekarang. Hanya sedikit yang
penduduk Mauryan dari jaman Kaisar Asoka mengetahui bahwa selama periode Asoka,
(273-236 SM) merupakan batu yang tidak gading gajah asli ditempatkan tepat di
seperti apa yang orang-orang lihat sekarang lubang-lubang tersebut. Dekat salah satu
ini. Itu adalah setengah aslinya. Perkakas gajah kita dapat juga melihat Salabhanjika,
tenun besar yang tampak adalah tambahan seorang gadis cantik yang sedang berdiri di
dan batu yang melapisi dibuat selama masa bawah pohon sambil memegang dahannya.
pemerintahan Sunga. Tangga-tangga di Pada abad 5/6 A.D. empat gambar Buddha
sekelilingnya, tangga rumah, harmika (tangga sudah dipasang dekat gerbang.
atas) dan chhatravali (piringan mahkota Stupa tersebut berdiameter 36.8 m (120.70
seperti payung) juga merupakan tambahan kaki) dan tingginya 16.46 m (54 kaki), tidak

dawai 49 | 47
termasuk pagar dan chattra. Stupa yang pada pohon Boddhi, dsb.
merupakan terbesar di Sanchi tersebut Selanjutnya, Gerbang Selatan ditemukan
mungkin menyimpan relik Buddha. Meskipun sepanjang pilar Asoka yang hancur sampai
demikian, selama penggalian di dua stupa lain timur. Dua bagian pilar yang hancur terjaga
yang lebih kecil ditemukan relik, di stupa di bawah tempat teduh. Pada pilar yang
yang lebih besar tidak ada. Mungkin relik hancur terdapat prasasti Prakit, yang berisi
yang terdapat di dalamnya sudah dipindahkan bahwa para bhikkhu dan bhikkhuni yang
oleh otoritas religi sebelum meninggalkan berusaha membuat perpecahan di dalam
situs tersebut untuk tujuan keamanan. Di Saṅgha (agama Buddha) akan dikeluarkan.
atas Gerbang Utara, di keadaan yang asli Seseorang bisa mengagumi dari suatu jarak,
terdapat figure chakra sentral yang sekarang cermin Mauryan seperti pilar yang dipelitur,
digambarkan sebagai sebuah bunga api listrik yang dapat dibandingkan dengan pilar Asoka
saja. Di sampingnya adalah figur pembawa bir yang didirikan di Lauriya Nandangarh, Lauriya
terbang satu-satunya yang ada hingga Araraj dsb di Bihar dan Sarnath di U.P. Singa
sekarang. Aspek penting lainnya, penamaan besar yang bagus sekali pada pilar ini
Tiratana dalam Buddhisme digambarkan pada sekarang disimpan di museum Sanchi di bukit
pojok atas gerbang sebagai sebuah stupa. di kaki gunung.
Meskipun di sana terdapat banyak Saat seseorang melihat pilar tersebut,
pemandangan termasuk Manushi Buddha, mungkin sulit memahami fakta bahwa batu
kehidupan Buddha Gautama, pemandangan tunggal berukuran 42 kaki dan berat
bersejarah, seorang pertapa hebat yang mendekati 50 ton dibawa dari Mirzapur di
terbang dan kembali dari surga, keajaiban Uttar Pradesh ke Sanchi di Madhya Pradesh
Vaishali, pengunjung yang memuja stupa pada dengan jarak 800 km. Muatan truk normal
pilar barat dari gerbang utara juga penting. membawa aspal jalanan modern adalah 12
Seseorang seharusnya juga melihat figur sampai 15 ton. Tugas superberat dalam
Māra yang mengganggu Sakya Muni sebelum memindahkan pilar seberat 50 ton telah
mencapai penerangan yang digambarkan di dikerjakan 2300 tahun lalu di mana belum ada
tengah arsitektur gerbang ini, ketika derek dan jalanan modern. Ribuan buruh
seseorang sedang melakukan pradikshana mungkin telah bekerja siang dan malam
patha dalam medhi. Lukisan Sujatha yang untuk membawa pilar besar ini,
membawa payasam (makanan manis) untuk mengangkutnya sampai puncak bukit dan
Buddha Gautama adalah salah satu kemudian menaikkannya hingga sampai pada
pemandangan yang terkenal. posisi berdiri. Tetapi sungguh suatu ironi
Berjalan sepanjang 'berm' atau berjalan kenyataan yang aneh, ada seorang Zamindar
menghadap timur akan sampai pada Gerbang lokal yang menghancurkannya menjadi
Timur. Satu figur yang paling penting pada potongan-potongan kecil untuk digunakan
gerbang ini adalah gambaran dramatis usaha sebagai alat penumbuk gula.
oleh ayah Buddha Gautama untuk meyakinkan Dari Gerbang Selatan dengan berjalan
Beliau pada kemegahan dan kemuliaan sepanjang sisi kanan, Gerbang Barat
kehidupan keduniawian. Yang mana Buddha ditemukan. Di bawah arsitektur seseorang
Gautama merespon dengan berjalan di udara, dapat melihat figur yaksha sebagai
membangkitkan rasa hormat dan bharvahakas (pembawa muatan) yang
membenamkan nafsu keinginan. Gambar menunjukkan perbedaan ekspresi dari emosi.
lainnya termasuk Asoka yang menaruh respek

48 | dawai 49
Dengan jelas, meskipun beratnya sama untuk setiap
yaksha, perbedaan watak mental mereka yang membuat
mereka sedih atau marah, sementara yang lainnya
merespon dengan seringai. Pilar selatan sekali lagi
menunjukkan tema tanggung jawab seorang raja yang
digambarkan pada bagian Mahakapi Jataka, di mana
Boddhisatta sebagai pemimpin para monyet memberikan
wejangan sebagai tugas seorang raja. Arsitektur di
tengah gerbang ini menunjukkan Taman Rusa Sarnath,
di mana Buddha Gautama memberikan khotbah
pertamanya. Selanjutnya ke arah barat pada bagian yang
lebih rendah seseorang dapat melihat biara no. 51 yang
dibangun oleh Ratu Devi. Secara signifikan, sebuah
mangkuk batu besar, di dekatnya, digunakan oleh para
bikkhu untuk menyimpan semua sedekah yang
didapatkan dan itu dibagikan di kalangan mereka secara
merata. Seperti seseorang melangkah turun ke stupa 2
dapat melihat gerbangnya dan pagar. Dilihat dari dekat
pagar-pagar tersebut menampakkan seni yang paling
awal di Sanchi. Stupa ini menyimpan relik dengan nama
dari 10 bhikkhu, beberapa di antaranya sezaman dengan
Asoka.

sumber
- http://asi.nic.in/asi_monu_whs_sanchi_detail.asp

Wadah relik dari sepuluh orang


bhikkhu yang diabadikan di
Stupa no.2

dawai 49 | 49
Liputan

KBTI Road Show:


Bakti-Ku Pada Pahlawan

Pahlawan adalah orang-orang yang sangat


berjasa bagi nusa dan bangsa ini. Oleh karena itu,
pada 10 November 2007 KBTI (Keluarga Buddhist
Theravada Indonesia) mengadakan acara pattidāna
(pelimpahan jasa) di Taman Makam Pahlawan yang
bertujuan agar umat Buddha bisa mengenang dan
berterima kasih atas jasa-jasa yang telah mereka
lakukan pada bangsa ini. Melalui pengadaan pattidāna
ini, kita harapkan mereka selalu berbahagia di alam
kelahiran mereka yang sekarang dan memberikan
sumbangan sembako pada veteran perang yang masih
hidup berupa paket kebutuhan sehari-hari.
Acara dimulai pada jam 2 siang. Walaupun berada
di bawah terik matahari, para peserta tetap mengikuti
acara dengan semangat. Acara dimulai dengan upacara
di depan monumen peringatan para pahlawan
kemudian dilanjutkan dengan peletakan karangan
bunga dan tabur bunga di setiap makam para
pahlawan.
Acara ini dihadiri oleh 4 orang yang mulia bhikkhu
dari STI (Sangha Therâvada Indonesia) serta 17 orang
veteran perang angkatan 45.
Sebelum dhammadesanā oleh YM. Bhante
Tejapunno, YM. Bhante Viriyadharo menganjurkan kita
selalu sadar, senantiasa mengendalikan pikiran dan
menenangkan batin serta selalu waspada dalam
kehidupan. Semua orang yang menjalankannya maka
secara otomatis menjadi murid Sang Buddha. Dalam
dhammadesanā-nya, YM. Bhante Tejapuñño menjelaskan
bahwa kita semua beruntung hidup di negara
Indonesia ini yang sudah mendapatkan kemerdekaan.

50 | dawai 49
Oleh karena itu, kita harus bersyukur dan
mengingat pengorbanan para pahlawan dengan
melanjutkan perjuangan mereka, membangun
negara yang mereka perjuangkan ini dengan
perbuatan baik, serta menjadi anggota dari
masyarakat yang baik. Bagaimana caranya?
Kita tidaklah harus melihat orang lain, mulailah
dengan diri kita sendiri terlebih dahulu, lihat
apa yang sudah dan belum kita lakukan. Di
akhir Dhammadesanā, beliau juga menegaskan
bahwa kita belum sepenuhnya merdeka karena
sebenarnya kita masih dijajah, bukan oleh
bangsa asing seperti jaman dahulu tetapi oleh
bangsa kita sendiri, yaitu para koruptor yang
mengambil kekayaan rakyat kecil demi
kepentingan mereka sendiri.
Para peserta acara tampak sangat puas
dengan acara yang diadakan oleh KBTI ini.
Dalam perbincangan kami dengan seorang
pandita senior, Ibu Suhardi, S.Pd, beliau
mengatakan bahwa acara yang dilakukan oleh
umat Buddha ini adalah yang pertama kali
dilakukan oleh umat beragama untuk
mengingat jasa-jasa para pahlawan bangsa.
Karenanya, tidak berlebihan jika kelak acara
seperti ini dapat diikuti oleh umat-umat yang
lainnya agar kita senantiasa mengingat jasa-
jasa para pahlawan. Semoga semua makhluk
senantiasa hidup damai dan bahagia. (ki)

dawai 49 | 51
Pandegiling News

Talk Show Dhamma mungkin harga jagung sekarang lebih mahal


Becoming a Winner in 2008 daripada harga beras? Tapi itulah yang terjadi.
Sekarang, jagung dijadikan biofuel. “Inilah
Talkshow yang merupakan kerjasama antara yang menjadi dilemma. Jagung lebih baik jadi
Vihara Dhammadipa dan Vihara Dhammajaya makanan ayam, atau dijadikan bahan bakar?”,
ini, dibuka oleh penampilan Vocal Group (VG) katanya. Dia juga menerangkan tentang 12
Vihara Dhammadipa feat Candani yang sangat langkah sukses.
memukau. Talkshow ini menghadirkan para
pembicara yang luar biasa dengan spesialisasi Pembicara kedua adalah Jaya Suprana.
masing-masing, antara lain: YM Bhikkhu Pembicara kita yang satu ini memang
Uttamo, yang notabene adalah salah satu terkenal dengan kekocakannya. Terlihat pada
pembicara yang terfavorit di kalangan saat di awal dia membuka ceramahnya. Dia
Buddhis. Yang kedua adalah Jaya Suprana. menceritakan kisah 4 ekor burung yang
Beliau adalah seorang budayawan, komponis, membuat para penonton yang hadir tertawa
dan masih banyak lagi gelar keahlian lain terbahak-bahak. Jaya Suprana juga berbagi
yang dimilikinya. Beliau juga pernah mengisi pengalaman pribadinya. Dalam ingatannya,
acara bersama Bhikkhu Uttamo dalam acara sang ayah pernah mengatakan padanya, “jika
Melangkah di Keheningan. Dan pembicara kamu sebagai pemilik Jamu Jago (perusahaan
ketiga adalah Kresnayana Yahya. Dia adalah jamu milik Jaya Suprana) sedang sakit, pabrik
seorang ahli statistika dan juga dosen Institut akan tetap jalan. Tetapi, apabila karyawanmu
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. yang sakit semua, maka perusahaan akan
Acara ini dipandu oleh Mr. Ponijan Liaw yang tidak jalan”. Berangkat dari hal ini, maka dia
akrab dipanggil Mr. Po. lebih senang membahas ke arah pedagang
kecil atau kalangan ekonomi menengah ke
Talkshow yang diadakan tanggal 3 bawah.
November 2007 ini dibuka oleh Kresnayana.
Diawal, dia menyampaikan hal-hal besar apa Pembicara terakhir adalah YM Bhikkhu
yang akan terjadi pada 2008, yaitu : Uttamo. Bhante mengatakan bahwa untuk
Olimpiade di Beijing, pemilihan Gubernur menjadi pemenang, kita harus dapat
Jatim, pemilihan Presiden RI, kenaikan harga memberikan mettâ (cinta kasih) kepada orang
BBM yang drastis dan yang terakhir adalah lain termasuk lawan kita sendiri. Bhante lebih
Anda yang ingin menjadi pemenang. Dia mengarahkan dalam lingkup kecil untuk
menjelaskan bahwa prediksi pada tahun 2020, menjadi 'pemenang' yang ditinjau dari sudut
Asia akan menjadi macan dunia. Ini dapat pandang agama Buddha. Dalam Buddha
dilihat dari negara-negara seperti China dan Dhamma, kita diajarkan bahwa menjadi
India. China khususnya, dalam beberapa pemenang atas ribuan musuh tidaklah lebih
dekade belakangan ini terus tumbuh baik daripada menjadi pemenang (penakluk)
berkembang dan menjadi sangat maju atas diri sendiri.
sekarang, mampu mengalahkan negara-negara Setelah itu, acara dilanjutkan dengan
adikuasa sebelumnya. penampilan VG Dhammadipa dan disusul oleh
Kresnayana juga melihat bahwa prospek VG Dhammajaya. Penyanyi Buddhis Candani
ke masa depan akan lari ke arah agrobisnis. juga menambah meriahnya suasana dengan
Mengapa? Sebagai indikatornya adalah harga lagu solonya “BersamaMu” yang penuh
jagung yang mulai meninggi. Bagaimana perenungan. Pada bagian acara pelelangan,

52 | dawai 49
berhasil dilelang 3 buah rupang Buddha dan 1 masing-masing. Kondisi batin saat bermeditasi
buah liontin dari Bhikkhu Uttamo, yang adalah kondisi batin yang sesuai untuk dapat
hasilnya akan digunakan untuk pembangunan mendengar, merenungkan, dan menerima
kedua vihara. Acara dilanjutkan dengan Dhamma. Karena itu pula, tradisi bermeditasi
diskusi dan ditutup dengan pengumuman di setiap acara puja bhakti senantiasa masih
doorprise. Acara yang bertempat di Kowloon dilakukan sebelum sesi Dhammadesanā
Internasional Restaurant ini terlihat sukses dimulai, agar umat memiliki kesiapan
dan para penonton pun tampak antusias. (ketenangan) yang dibutuhkan untuk dapat
Semoga acara atau event seperti ini dapat mencerna setiap Dhamma yang diberikan.
diselenggarakan lagi, melihat perkembangan
umat yang semakin 'haus' pengetahuan akan Adapun ceramah Dhamma yang dibawakan
Dhamma. Event ini juga dapat menjalin oleh YM. Bhante Ciradhammo masih berkaitan
hubungan antara wihara-wihara. (dw). dengan perayaan Kathina. Di awal ceramahnya,
beliau mengatakan bahwa dalam banyak hal,
seorang wanita memiliki usaha dan semangat
yang besar dalam menyediakan atau
mempersiapkan empat pokok kebutuhan para
Kathina Puja 2551 bhikkhu Saṅgha. Tak heran, dalam beberapa
Tanggal 4 November 2007 kemarin, Vihara sutta, sebut saja Maṅgala Sutta, posisi seorang
Dhammadipa menyelenggarakan Kathina Puja1. wanita (ibu) disebut lebih dulu daripada pria
Suatu tradisi dalam lingkungan Buddhis (ayah) yakni pada bait “mātāpituupatthānam”.
Theravāda di mana pada masa ini para umat Ketika ber-dāna makanan pun, seorang wanita
dapat mempersembahkan barang-barang lebih sigap dan memiliki inisiatif untuk ber-
kebutuhan pokok bagi bhikkhu Saṅgha. dāna. Beliau kemudian menerangkan
Dihadiri oleh 6 orang bhikkhu Saṅgha, yakni mengenai pelatihan moral dasar bagi umat
YM. Bhante Khantidharo, YM. Bhante awam yakni Pancasīla Buddhis. Boleh dikata,
Dhammavijayo, YM. Bhante Viriyadharo, YM. saat ini pelaksanaan praktek kemoralan ini
Bhante Sukhitto, YM. Bhante Ciradhammo, tampaknya sedikit banyak kurang diperhati-
dan YM. Bhante Tejapuñño, acara Perayaan kan oleh umat awam, walaupun hanya lima sīla
Kathina di Dhammadipa dihadiri cukup banyak saja. Karenanya, beliau menekankan
umat. Seperti biasa, acara diawali dengan pentingnya melaksanakan sīla, selain ber-dāna.
pembacaan parita Namakāra Pātha. Mengikuti Karena sīla menunjang usaha untuk praktek
tradisi perayaan Kathina, dalam perayaan kali dāna dan sebaliknya. Demikian pula, kedua hal
ini juga ada pembacaan Nidhikhanda Sutta tersebut, dāna dan sīla, harus didukung oleh
yaitu syair tentang penimbunan harta. Makna praktek bhāvanā atau pengembangan batin.
dari pembacaan syair ini adalah agar kita Caranya dengan bermeditasi. Bhante sempat
dapat mengetahui dan memiliki pemahaman menyinggung tentang kebiasaan umat
yang benar, harta seperti apakah yang layak Buddha yang hingga kini masih belum
dan sepatutnya kita timbun dalam kehidupan menyadari akan penting dan manfaatnya
ini. Tujuannya adalah untuk perenungan akan melatih meditasi. Terbukti, umat Buddha
makna kehidupan sebenarnya yang harus kita kurang memanfaatkan fasilitas yang ada,
jalani dengan sebaik-baiknya. Karena itu, saat yakni tempat latihan meditasi di Padepokan
sesi meditasi arti dari syair ini dibacakan Dhammadipa Ârâma, Ngandat, Malang. Sekilas
sehingga dapat lebih meresap dalam batin info, padepokan ini sangatlah spesial, karena

dawai 49 | 53
para yogi (sebutan untuk umat yang
menjalani retret) dapat memanfaatkan
fasilitas di tempat ini sewaktu-waktu untuk
bermeditasi atau mengikuti retret Vipassanā.
Suasananya sangat mendukung untuk
bermeditasi dan mendapatkan kedamaian
batin. Beliau menyayangkan bahwa sebagian
besar dari kita belum memanfaatkan fasilitas
tersebut, padahal berdirinya sarana meditasi
itu juga atas dāna dari kita sendiri saat
Kathina, tapi malah lebih banyak umat agama
tetangga yang memanfaatkannya.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan
persembahan dāna kepada para bhikkhu. Satu
per satu umat maju ke depan untuk
menyerahkan dāna langsung kepada bhikkhu.
Acara ditutup dengan penyiraman secara
simbolik untuk merayakan 10 tahun dan 20
tahun pengabdian menjadi bhikkhu. Bhikkhu
yang mencapai Thera yakni YM. Bhikkhu
Tejapuñño dan YM. Bhikkhu Khanthidharo
menjadi Mahāthera. (dw).

1 Telah menjadi kebiasaan sejak jaman Sang Buddha


bahwa dalam satu tahun sekali para umat Buddha
memiliki kesempatan mempersembahkan empat
kebutuhan pokok para bhikkhu. Kesempatan
mengembangkan kebajikan ini dikenal sebagai “Masa
Kathina”. Seperti telah diketahui bersama bahwa 'Kathina'
adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan
Buddhis. Bulan Kathina tiba setelah para bhikkhu
melaksanakan masa vassa selama tiga bulan penuh. Masa
vassa berarti masa penghujan. Dalam tradisi Buddhis, usia
kebhikkhuan diketahui dari masa vassa yang sudah
dilewati. Jadi, seorang bhikkhu yang berusia lima vassa
bermakna ia telah lima tahun menjadi bhikkhu. Masa
vassa biasanya berlangsung mulai bulan purnama pada
bulan Juli sampai dengan bulan purnama pada bulan
Oktober. Kemudian, masa Kathina berlangsung selama
satu bulan penuh mulai bulan purnama pada bulan
Oktober sampai dengan bulan purnama pada bulan
November.

54 | dawai 49
Film Bagus

Bridge to Terabithia
Diangkat dari novel, sebuah film buatan Walt Disney Picture dan Walden Media yang
mengangkat cerita mengenai dunia khayalan bernama Terabithia. Film besutan Lauren
Levine ini dimulai dengan adegan seorang anak berumur 10 tahun bernama Jesse Aarons (
Josh Hutcherson ) yang terobsesi ingin menjadi seorang pelari no. 1. Jesse adalah anak
dari seorang petani yang hidup dalam kesulitan ekonomi. Dia adalah anak yang sering
diganggu oleh teman-temannya. Teman satu-satunya hanyalah sebuah buku gambar. Disana
ia bebas berimajinasi, mencoret-coret apa yang ia pikirkan.Disamping itu, ia pun jago
berlari. Kehidupannya berubah drastis ketika pertandingan lari. Ia bertemu dengan Leslie
(Annashopia Robb), dimana dipertandingan itu ia dikalahkan oleh Leslie.
Leslie berasal dari keluarga orang kaya, di mana kedua orang tuanya adalah
seorang penulis. Secara tidak langsungpun leslie menjadi suka mengkhayal. Dengan
bantuan Jesse dimana dia adalah orang yang suka menggambar, mereka kemudian
membuat sebuah dunia khayalan itu yang mereka namakan Terabithia. Mereka
membayangkan kastil mereka. Mereka bertempur dengan Troll 'Sang Raksasa' dan mereka
harus bersiap untuk melawan pangeran kegelapan. Banyak sekali rintangan-rintangan yang
mereka hadapi. Mereka berimajinasi sebebas-bebasnya di sana. Tetapi kebahagiaan
mekekapun berakhir ketika salah satu dari mereka meninggal.
Film ini meceritakan kisah persahabatan serta masalah-masalah yang ada dalam
keluarga yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari serta sebuah pencarian jati
diri seorang anak yang mulai beranjak dewasa. Film ini bergenre family dan advanture, di
mana keduanya saling mendukung. Ini merupakan tontonan wajib bagi mereka yang
meyukai film-film petualangan seperti Narnia.
Ada pelajaran yang dapat kita petik yaitu bahwa persahabatan adalah segalanya dan dapat
dimulai dari persahabatan yang paling kecil yaitu kasih sayang (mettā) dalam keluarga.
Akhirnya, Jesse sadar, bahwa ia sangat sayang akan keluarganya. Juga mereka telah
melakukan mudita (empati) kepada temannya yang dulu sering mengganggunya.
Sebenarnya, banyak sekali hal-hal positif yang ada dalam film ini yang dapat kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Be Smiling

dawai 49 | 55
Resensi Buku

The Fourth Noble Truths


(Penderitaan, Akar, Penuntasan, Jalan)
“Aku dan kalian harus terus bersusah-payah menjalani kitaran
panjang ini dikarenakan oleh ketidaktahuan, ketidakmampuan kita
menembus (pemahaman) empat kebenaran. Empat apakah itu?
Mereka adalah: Kebenaran Mulia tentang Penderitaan, Kebenaran
Mulia tentang Sumber Penderitaan, Kebenaran Mulia tentang
Berakhirnya Penderitaan, dan Kebenaran Mulia tentang Jalan
Mengakhiri Penderitaan. (Sang Buddha—Digha Nikaya, Sutta 16)”.
Dhammacakkappavattana Sutta, yang berisi ajaran Sang Buddha
tentang Empat Kebenaran Mulia, adalah acuan utama yang
digunakan oleh Ven. Ajahn Sumedho untuk latihan yang
dilakukannya selama bertahun-tahun. Ajaran ini juga yang
digunakan di wihara-wihara di Thailand. Mazhab Therāvada dari
Buddhisme menganggap sutta ini sebagai inti dari ajaran Sang
Buddha. Satu sutta ini saja sudah mengandung semua yang
dibutuhkan untuk memahami Dhamma serta mencapai pencerahan.
Kebenaran Mulia Pertama dengan ketiga aspeknya adalah: “Ini ada
penderitaan, dukkha. Dukkha harus dipahami. Dukkha telah
dipahami.” Ini adalah Ajaran yang sangat cerdik karena dituangkan
dalam rumusan sederhana yang mudah diingat, dan berlaku serta
bisa diterapkan untuk semua yang kita alami, lakukan, atau pikir
mengenai hal lampau, sekarang atau yang akan datang. Mengetahui
tentang Empat Kebenaran Mulia secara jelas akan menumbuhkan
keyakinan yang akan membawa kita pada kebijaksanaan (insight).
Empat Kebenaran Mulia merupakan refleksi buat sepanjang hidup
kita. Ajaran ini membutuhkan ke-awas-an terus-menerus serta
memberi konteks guna dikaji seumur hidup kita.
Buku ini disusun dan diedit dari ceramah Ven. Ajahn Sumedho
mengenai intisari Ajaran Sang Buddha, yaitu bahwa:
ketidakbahagiaan umat manusia dapat diatasi melalui Jalan
Spiritual. Ajaran ini dibawakan melalui Empat Kebenaran Mulia Sang
Buddha, yang pertama kali dibabarkan pada tahun 528 Sebelum
Masehi di Taman Rusa di Sarnath, dekat Varanasi dan semenjak itu
terus selalu hidup dalam dunia Buddhisme.
Y.M. Ajahn Sumedho adalah seorang bhikkhu dari tradisi Buddhisme
Therāvada. Beliau ditahbiskan pada tahun 1966 di Thailand dan
berlatih di sana selama sepuluh tahun. Saat ini beliau adalah Kepala-
Biara dari Amaravati Buddhist Centre dan sekaligus juga sebagai
guru dan pembimbing spiritual bagi banyak bhikkhu, biarawati, dan
umat awam.

56 | dawai 49
Resensi Buku

Wanita dan Persamaan Gender


(Tinjauan Sosiologi Agama Buddha)
o l e h YM D h a m m a s i r i

Dewasa ini, ada suatu pergerakan yang sangat deras yang


dilakukan oleh kaum wanita untuk mendapatkan posisi yang setara
dengan kaum pria. Secara historis, wanita melakukan tindakan ini
karena dipicu oleh kondisi yang sangat memprihatinkan, yakni
Diskriminasi. Sebagai imbas diskriminasi, baik dari dunia Barat
maupun di dunia Timur tidak banyak kita temukan wanita sebagai
pelaku sejarah. Yang terpampang kebanyakan nama-nama kaum pria.

Entah karena pengaruh pergerakan wanita Barat atau bukan,


kini banyak wanita Buddhis menuntut adanya persamaan gender.
Demi realisasi hal itu, tercetus ide untuk mendirikan kembali Saṅgha
Bhikkhuni mazhab Therāvada. Walaupun ada dukungan dari beberapa
pihak, namun realisasi ini memerlukan persetujuan dari ketiga
Saṅgha Therāvada di Sri Lanka. Dengan adanya kenyataan itu,
betulkah agama Buddha mengakui adanya persamaan gender?
Betulkah wanita Buddhis diberikan posisi yang sama sebagaimana
layaknya posisi yang diperoleh kaum pria? Secara historis, mengapa
orang-orang India jaman dulu menganggap wanita sebagai makhluk
yang lemah, sehingga ditempatkan di posisi kedua. Revolusi gender
dilakukan, dan bagaimana Sang Buddha memandang wanita?
Buku ini menguraikan secara historis dan etimologis
permasalahan ini. Adapun penulis menganalisa bahwa Sang Buddha
menganggap sebutan pria dan wanita hanyalah sebagai bahasa
konvensional. Sungguh kekonvensionalan itu telah dimanfaatkan
oleh banyak orang untuk memperbesar arti perbedaan gender.
Sebagai dampaknya, wanita dipandang sebagai makhluk yang lemah
dan cengeng.
Penulis adalah seorang sāmanera (calon bhikkhu) yang sedang
melanjutkan studi di University of Kelaniya, Sri Lanka. Buku yang
diterbitkan oleh Graha Metta Sejahtera ini berisi tinjauan-tinjauan
sosiologi Agama Buddha, yang mengupas habis tentang kedudukan
kaum wanita dalam kehidupan sosial.

dawai 49 | 57
Rekomendasi

Dasar Pandangan
Agama Buddha

Latihan Intelektual: menerima ajaran agamanya tanpa penelitian


mendalam dan pemikiran terlebih dahulu.
Pengenalan Mereka melakukannya karena gairah
berlebihan pada keyakinan mereka, tapi
Sebagian besar umat manusia niscaya mungkin juga karena mereka berharap dapat
sependapat, bahwa kebenaran adalah harta mengalahkan keyakinan kita sebelum kita
yang tak ternilai dalam kehidupan kita. sempat menemukan semua fakta; fakta yang
Masalahnya kemudian terletak pada patokan diperkirakan menjadi kelemahan dari
atau dasar yang seharusnya dipakai untuk agamanya sendiri.
menetapkan benar tidaknya “kebenaran” itu.
Ribuan agama, sekte-sekte yang ada saat ini - Bagaimanapun juga, membuat
membuat pernyataan yang sama seperti keputusan secara terburu-buru adalah suatu
pernyataan agama, sekte yang ada pada kesalahan. Sang Buddha dalam riwayat
jaman Sang Buddha, yakni bahwa “hanya ini hidupnya tidak pernah mendesak seseorang
yang benar, yang lain salah!”. Agama Buddha untuk menerima ajaran-Nya.
juga mengatakan mengajarkan kebenaran, - Beliau malah akan menganjurkan
yakni kebenaran doktrin utama yang dikenal untuk tidak tergesa-gesa menerima ajaran-
sebagai Empat Kebenaran Mulia. Namun, Nya, bila Beliau berpendapat bahwa
agama Buddha tidak secara dogmatis seseorang yang sedang dihadapi-Nya
menyatakan kebenarannya tanpa alasan. Pun menerima Dhamma hanya karena gairah
tidak menekankan agar kita menerima berlebihan, bukan didasarkan pada pemikiran
kebenarannya mentah-mentah tanpa yang matang.
mempertanyakan kembali. Dalam buku ini,
- “Upali, telitilah secara mendalam
dapat kita lihat, cara dan strategi terbaik
terlebih dahulu. Penelitian yang mendalam
yang diajarkan oleh Sang Buddha, yang dapat
adalah sangat baik, bagi orang yang terkenal
membantu kita dalam pencarian kebenaran.
seperti dirimu.” Inilah salah satu cara Sang
Buddha menunjukkan bagaimana mencari
kebenaran yang sejati.
1. Penyelidikan dan Proses
Usaha pemahaman dan penghayatan adalah
proses-proses yang dengan sendirinya 2. Cara Pandang yang Seimbang
memakan waktu. Terkadang orang-orang
Setiap sudut pandang dari suatu masalah
tertentu ingin mengalihkan kita ke agamanya,
mempunyai 2 sisi, yang baik dan yang jelek,
mencoba secepatnya agar kita dapat
58 | dawai 49
atau memiliki kekuatan dan kelemahannya. Pengertian Sejati
Untuk mendapatkan pengertian yang
seimbang dan tidak memihak dari setiap Sang Buddha bersabda, bahwa segala sesuatu
sudut pandang, kita hendaknya ditandai oleh tiga ciri: ketaklanggengan
mempertimbangkan argumentasi kedua pihak. (anicca), ketidakpuasan (dukkha), dan
“Hendaknya engkau mendengarkan ketiadadirian (anatta). Ciri keberadaan
Dhamma dari kedua belah pihak, simaklah pertama, semuanya senantiasa dalam proses
Dhamma dari kedua belah pihak; lalu pilihlah menuju perubahan ke sesuatu yang lain. Ciri
pandangan, pihak, ajakan dan ajaran dari dia keberadaan kedua, tak ada sesuatu apapun
yang benar mengucapkan Dhamma.” yang dapat memberi kepuasan yang lengkap
dan kekal, disebabkan karena ketak-
Sang Buddha tidak menekankan “siapa langgengan dan sifat alami batin yang
yang harus dipercaya”, tapi Beliau senantiasa berprasyarat. Ciri keberadaan
menyarankan agar mereka mendengarkan ketiga, segala sesuatu yang ada secara alami
dulu kedua pandangan yang berbeda itu, sebenarnya bercirikan ketiada-dirian. Kita
mempertimbangkannya secara berhati-hati dapat mengembangkan kebijaksanaan dengan
dan terakhir baru menarik kesimpulan sendiri. cara berpikir (cintamaya-pañña), belajar dan
Ini cara kedua yang Sang Buddha tunjukkan mendalami (sutamaya-pañña), serta
kepada kita yang ingin mencari kebenaran. melaksanan meditasi (bhāvanāmaya-pañña).

3. Keyakinan yang Luwes


Walaupun kita telah berhasil membentuk
keyakinan kita, namun yang terpenting adalah
kita dapat meyakininya dengan luwes, dengan
cara membiarkan batin dan pikiran kita tetap
terbuka. Mendengarkan pandangan yang lain
tidak berarti bahwa keyakinan kita berkurang.
Dengan berpikiran terbuka, kita dapat
menghindari konflik-konflik yang justru Kebijaksanaan berkembang dari berpikir,
belajar, dan bermeditasi.
menjauhkan kita dari pencapaian tujuan
spiritual kita.
Latihan Etika: Pengenalan
Agama Buddha mengajarkan bahwa
pembatasan tentang apa yang baik dan yang
buruk, didasarkan pada tiga azas-azas sarana,
azas hasil-akibat dan azas universal. Azas
pertama, bahwa suatu tingkah laku adalah
baik jika tingkah laku tersebut dapat
membantu pencapaian sasaran. Sasaran akhir
seorang Buddhis adalah Nibbāna, yang
Sang Buddha mengajarkan perumpamaan digambarkan sebagai terhapusnya
“Orang buta dengan gajah” untuk menekankan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin
pentingnya kita meneliti sesuatu dengan cermat
sebelum mengambil kesimpulan. secara sempurna. Azas kedua, bahwa macam
tingkah laku ditentukan dari hasil atau akibat
dawai 49 | 59
perbuatan tersebut. “Perbuatan yang keselarasan dan menuntun ke Nibbāna. Apa
menyebabkan penyesalan, dan mengakibatkan yang tiga itu? Berpikir didasari penghentian,
ratapan dan air mata, adalah perbuatan tidak berpikir didasari cinta-kasih dan berpikir
baik. Perbuatan yang tidak menyebabkan didasari keinginan-menolong.
penyesalan, dan mengakibatkan kegembiraan
dan kebahagiaan, adalah perbuatan baik. (Dp:
67-68)” Azas ketiga, azas universalitas atau
azas penerimaan umum, bahwa dalam satu hal
semua makhluk mempunyai persamaan, yakni
mendambakan kebahagiaan dan senantiasa
berusaha menghindari penderitaan. Apa yang
menyakitkan bagi seseorang juga akan
menyakitkan bagi orang lain; hendaknya kita
hanya melakukan pada orang lain hal-hal yang
kita juga kehendaki dilakukan orang lain pada
kita.

Bila pikiran kita berubah, maka ucapan dan


tindakan kita juga berubah.

Kita dapat mengembangkan apa yang patut


dari yang tidak-patut melalui tiga cara.

Untuk memperolehnya, Anda dapat


menghubungi Bursa Dhammadipa, seharga Rp
Pikiran Sejati 30,000. Untuk pembelian seharga Rp 100.000,
Tiga jenis pikiran; yang menyebabkan Anda berkesempatan memiliki 4 (empat) buku.
kebutaan, hilangnya pandangan dan
pengetahuan, yang mengakhiri kebijaksanaan,
Dana dapat dikirimkan via rekening:
yang berhubungan dengan kesulitan dan tidak
menuntun ke Nibbāna. Apa yang tiga itu? BCA Margorejo Surabaya
Pikiran yang didasari keserakahan, pikiran a.n. Yulianti
yang didasari kebencian dan pikiran yang
acc. no. 5600-120-818
didasari keinginan-merugikan. Tiga jenis
pikiran yang memberi penglihatan, pandangan Bukti transfer dapat dikirim via fax.
dan pengetahuan, yang meningkatkan ke no. 031.532.0788
kebijaksanaan, yang berhubungan dengan

60 | dawai 49
Kisah

Raja Fruitful dan Ratu Sivali


k e la h i r a n k e m b a l i
s a n g b o dh i s at ta
Pada suatu ketika di kota Mithila, hiduplah
seorang raja yang memiliki dua orang putra.
Putra tertua bernama “Badfruit” dan adik laki-
lakinya bernama “Poorfruit”.
Saat mereka masih sangat muda, Sang
Raja mengangkat putra tertuanya sebagai
putra mahkota. Anak tersebut adalah wakil
raja dan pewaris tahta berikutnya. Pangeran
Poorfruit diangkat menjadi pemimpin
pasukan.
Pada akhirnya, Sang Raja yang telah lanjut tidak marah kepadanya. Karena itu sekarang,
usia ,wafat dan Pangeran Badfruit menjadi Aku akan memohon kekuatan kebenaran. Jika
sang raja baru, adik laki-lakinya berganti apa yang kukatakan benar, semoga rantai ini
menjadi putra mahkota. jatuh terlepas dan pintu sel bawah tanah
Sejak lama sebelumnya, salah satu pelayan terbuka!” pikir Sang Pangeran pada dirinya
tidak menyukai Putra Mahkota Poorfruit. sendiri. Ajaibnya, rantai tersebut hancur
Pelayan itu mendatangi Sang Raja Badfruit berkeping-keping, pintu terbuka dan Sang
dan mengatakan kebohongan—bahwa adik Pangeran melarikan diri menuju sebuah desa
laki-lakinya sedang berencana untuk di daerah pinggiran. Penduduk desa di sana
membunuh raja. Pada awalnya Sang Raja mengenal Sang Pangeran dan karena mereka
tidak memercayainya, tetapi pelayan itu menghormati Sang Pangeran, mereka
mengulangi kebohongannya berkali-kali menolongnya dan Sang Raja tidak dapat
sehingga akhirnya Sang Raja mengira hal itu menangkap adiknya.
benar dan menjadi ketakutan. Maka Sang Raja Meskipun Sang Putra Mahkota hidup
memerintahkan untuk mengikat Pangeran secara sembunyi-sembunyi, ia menjadi
Poorfruit dengan rantai dan mengurungnya di penguasa dari seluruh wilayah terpencil dan
sel bawah tanah istana. dengan segera memiliki armada besar
“Aku adalah seorang yang berbudi yang pasukan. “Meskipun aku bukanlah musuh
tidak selayaknya dirantai. Aku tidak pernah kakakku pada awalnya, aku harus menjadi
berkeinginan membunuh kakakku. Bahkan aku musuhnya sekarang” pikirnya.

dawai 49 | 61
Maka, ia membawa pasukannya dan Kebetulan saja bahwa anak Sang Ratu
mengepung kota Mithila dan mengirimkan yang belum lahir bukanlah bayi biasa.
pesan pada kakaknya: “Aku bukanlah musuh Kehidupan-Nya ini bukanlah kehidupan
mu tetapi engkau telah menjadikanku pertama-Nya maupun kelahiran pertama-Nya.
demikian. Sekarang aku telah datang untuk Berjuta-juta tahun sebelumnya, Ia telah
bertempur melawanmu, Engkau mempunyai menjadi pengikut ajaran Seseorang yang
dua pilihan—menyerahkan kerajaanmu atau telah lama terlupakan, seorang “Buddha”,
bertarung”. “Seseorang yang telah mencapai penerangan”
Raja Badfruit memutuskan untuk pergi seutuhnya. Ia berharap sepenuh hati untuk
berperang. Ia akan melakukan apa saja untuk menjadi seorang Buddha sama seperti Guru
mempertahankan kekuasaannya. Sebelum yang dikasihi-Nya.
berangkat bersama pasukannya untuk Ia telah dilahirkan berkali-kali—kadang
bertempur, ia pamit kepada Sang Ratu yang sebagai binatang-binatang yang malang,
sedang mengandung anaknya. “Sayangku, tak kadang sebagai dewa yang panjang usia dan
seorangpun yang tahu siapa yang akan kadang-kadang sebagai manusia. Ia selalu
memenangkan peperangan ini. Oleh karena mencoba untuk belajar dari kesalahan-Nya
itu, jika aku mati, engkau harus melindungi dan mengembangkan “Sepuluh Paramita”,
anak didalam kandunganmu itu,” ia berkata sehingga Ia dapat memurnikan pikiran-Nya
padanya. Kemudian dengan gagah berani, ia dan melenyapkan ketiga akar penyebab
berangkat untuk berperang dan dengan penderitaan—racun kecanduan/keserakahan,
segera terbunuh oleh pasukan adiknya. kemarahan dan khayalan akan diri yang
Berita kematian raja tersebar ke seluruh terpisah. Dengan berlatih Paramita, Ia
kota. Sang Ratu menyamar sebagai orang berkeinginan suatu hari mampu melenyapkan
miskin, kotor dan gelandangan tanpa rumah. racun-racun tersebut dengan tiga kemurnian-
Sang ratu memakai pakaian compang ketidak melekatan, cinta kasih dan
camping dan mencoreng dirinya dengan kebijaksanaan.
kotoran. Ia mengambil beberapa emas sang “Mahluk yang Agung” ini telah menjadi
raja dan permata yang paling berharga dari seorang pengikut bersahaja Sang Buddha
miliknya dan menyimpannya di keranjang dan yang terlupakan. Tujuan-Nya adalah mencapai
menutup barang-barang ini dengan beras penerangan yang sama seperti Sang
rusak yang kotor sehingga tak seorangpun Buddha—pengalaman Kebenaran Sempurna.
berkeinginan mencurinya. Kemudian, ia Maka orang-orang menyebut-Nya seorang
meninggalkan istana sebelum fajar, membawa “Bodhisatta” yang berarti ‘Mahluk yang
keranjang di atas kepalanya. Tak seorangpun mencari Penerangan untuk diri sendiri dan
mengenalinya dengan dandanan ini, dan mahluk lain’. Tak seorang pun benar-benar
kemudian ia meninggalkan kota dari pintu mengetahui tentang jutaan kehidupan yang
gerbang utara. Karena ia selalu tinggal di telah dijalani oleh pahlawan hebat ini. Tetapi
dalam kota, Sang Ratu tidak tahu harus pergi banyak cerita telah disebutkan termasuk yang
kemana. Ia telah mendengar sebuah kota satu ini tentang seorang ratu yang tengah
bernama Campa, berpikir mungkin inilah mengandung yang akan melahirkan diri-Nya.
tempat yang baik untuk mengungsi dan Setelah banyak kelahiran kembali, Ia menjadi
kemudian ia duduk di pinggir jalan dan mulai Sang Buddha yang akan diingat dan dicintai
menanyai jika ada orang yang akan berangkat oleh semua mahluk di seluruh dunia saat ini.
ke Campa.

62 | dawai 49
Pada saat cerita ini, Sang Bodhisatta telah Kemudian makanlah.” Sang Ratu mematuhinya
mencapai Sepuluh Paramita sehingga dan kemudian merebahkan diri dan melanjut-
kemuliaan dari kelahiran Beliau menggetarkan kan istirahat.
seluruh dunia surgawi termasuk surga tingkat Saat Sang Ratu terbangun di sore hari, ia
33 yang dikuasai oleh Raja Sakka. Saat ia melihat rumah-rumah dan dinding-dinding
merasakan getaran tersebut, sebagai seorang tinggi. “Kita ada di kota mana, Bapak?” Sang
Dewa, ia mengetahui ini disebabkan oleh bayi Ratu bertanya.
yang belum lahir dari kandungan Ratu Mithila
yang sedang menyamar. Dan ia mengetahui, “Kita ada di Campa,” ia menjawab.
ini pastilah seorang mahluk yang berjasa “Dalam waktu yang demikian singkat?
kebajikan besar, sehingga ia memutuskan Saya mendengar bahwa perjalanan ke Campa
untuk pergi dan menolong. sangat jauh,” tanyanya lagi.
Raja Sakka membuat kereta tertutup “Aku mengambil jalan pintas,” balas Raja
dengan sebuah tempat tidur di dalamnya dan Sakka.
muncul di tepi jalan di depan Sang Ratu yang “Engkau dapat masuk dengan aman
sedang hamil. Ia nampak seperti layaknya pria melalui gerbang selatan kota. Aku harus
tua biasa. “Adakah yang memerlukan melanjutkan perjalanan,” balasnya. Maka
tumpangan ke Campa?”, Ia berteriak. Sang mereka berpisah dan Raja Sakka menghilang
Ratu yang tidak memiliki tempat tinggal itu di kejauhan, kembali ke dalam dunia surgawi.
menjawab ”Saya ingin pergi ke sana, Tuan”.
“Ayo, ikutlah denganku” kata si pria tua. Sang Ratu memasuki kota dan pergi ke
sebuah kedai. Kebetulan saat itu itu ada
Karena Sang Ratu sudah hampir seorang pria bijaksana yang tinggal di Campa.
melahirkan, tubuhnya cukup besar. “Saya tidak Pria tersebut pembaca mantera dan memberi-
dapat naik ke kereta tuan. Bagaimana jika kan nasehat untuk menolong orang yang
tuan hanya membawakan saja keranjang saya sakit dan tidak beruntung. Ia melihat sang
dan saya akan berjalan di belakang,” kata ratu yang cantik dari kejauhan saat ia sedang
Sang Ratu. Sang pria tua, raja para dewa dalam perjalanan untuk mandi di sungai
menjawab, “Tidak masalah! Tidak masalah! dengan 500 pengikut. Kebajikan besar dari
Aku adalah pengendara paling pintar. Jadi bayi yang belum lahir di dalam kandungan
tidak usah khawatir. Masuklah saja ke dalam sang ratu, memberikan cahaya lembut dan
keretaku!” hangat yang hanya disadari orang bijak.
Ajaibnya, begitu Sang Ratu mengangkat Seketika ia terkesan pada Sang Ratu, seperti
kakinya, Raja Sakka secara gaib membuat layaknya adik perempuannya sendiri. Ia
tanah dibawah Sang Ratu terangkat dan Sang meninggalkan pengikutnya di luar dan masuk
Ratu melangkah masuk ke dalam kereta ke dalam kedai.
dengan mudah. Dengan segera, Sang Ratu “Adik, engkau berasal dari desa mana?” ia
mengetahui bahwa ini pastilah seorang dewa bertanya.
dan ia pun tertidur dengan lelap.
“Saya ratu dari Raja Badfruit di Mithila”,
Raja Sakka mengendarai kereta hingga ia Sang Ratu menjawab.
sampai di sebuah sungai. Ia membangunkan
Sang Ratu dan berkata, “Bangunlah Nak, dan “Lalu, mengapa engkau datang kemari?”
mandilah di sungai ini. Kenakanlah baju yang “Suami saya terbunuh oleh tentara
bagus yang telah kubawakan untukmu. adiknya, Pangeran Poorfruit. Saya takut,

dawai 49 | 63
sehingga saya melarikan diri untuk tidak memiliki ayah, Ia bertanya kepada ibu-
melindungi bayi saya yang belum lahir.” Nya siapa ayah-Nya sebenarnya. Sang Ratu
“Apakah engkau mempunyai sanak saudara mengatakan kepadanya untuk tidak
di kota ini?” tanya pria bijak. memedulikan apa yang dikatakan anak lain
dan mengungkapkan kepada sang anak bahwa
“Tidak tuan,” Ia menjawab. ayah-Nya adalah Raja Badfruit—Mithila yang
“Jangan khawatir. Aku berasal dari telah wafat dan bagaimana saudara laki-laki
keluarga kaya raya dan aku sendiri juga kaya raja, Pangeran Poorfruit telah merebut tahta
raya. Aku akan menjaga engkau seperti kerajaan. Setelah itu, hal tersebut tidak
layaknya adikku sendiri. Sekarang engkau mengganggunya saat orang lain memanggil-
harus memanggilku 'kakak' dan memeluk Nya “anak seorang janda” .
kakiku dan menangis.”
Saat Sang Ratu melakukan ini, para Sebelum, Ia mencapai usia 16, Fruitful
pengikut masuk ke dalam. Sang pria bijak yang muda dan cerdas telah menguasai
menjelaskan pada mereka bahwa sang ratu semua hal yang perlu diketahui tentang
adik perempuannya yang termuda yang telah agama, literatur dan keahlian seorang prajurit.
lama hilang. Ia memerintahkan para pengikut Ia juga tumbuh dan menjadi pria muda yang
terdekatnya untuk membawa Sang Ratu ke sangat tampan.
rumahnya dalam kereta tertutup dan
memberitahukan istrinya untuk merawat Sang Suatu hari, Ia memutuskan untuk
Ratu. mendapatkan kembali mahkota milik-Nya yang
telah direbut oleh paman-Nya. Maka Ia
Para pengikut melakukan seperti yang menemui ibu-Nya dan bertanya, “Apakah Ibu
telah diperintahkan. Istri pria bijak memiliki barang-barang berharga milik
menyambutnya, memberikannya air mandi ayahku?”
hangat dan mempersilakan Sang Ratu
beristirahat di tempat tidur. “Tentu saja! Ibu tidak melarikan diri
dengan tangan kosong. Ibu membawa mutiara,
Setelah mandi di sungai, pria bijak intan permata, sehingga engkau tidak perlu
kembali ke rumah. Saat makan malam, ia bekerja. Pergilah dan rebut kembali
meminta adik perempuannya untuk kerajaanmu,” kata Sang Ratu.
bergabung dengan mereka dan mengundang-
nya untuk tinggal di rumahnya. “Tidak ibu, Aku hanya akan mengambilnya
sebagian. Aku akan menggunakan uang itu
Beberapa hari kemudian, Sang Ratu berlayar ke Burma, tanah emas dan
melahirkan seorang bayi laki-laki yang membangun kekayaanku di sana.”
tampan. Ia menamai-Nya ”Fruitful”. Sang Ratu
memberitahukan kepada pria bijak, bahwa ini “Jangan anakku, terlalu berbahaya untuk
adalah nama kakek dari sang anak, yang telah berlayar ke luar negeri. Ada banyak kekayaan
menjadi raja Mithila. di sini.”
Sebagai seorang anak, Ia menjawab, “Tidak
ibu, Aku harus meninggalkan sebagian
m e r a i h k e kua s a a n kekayaan untuk Ibu sehingga Ibu dapat hidup
Sang bayi dengan segera tumbuh menjadi dengan nyaman selayaknya seorang ratu.”
anak muda yang tampan. Karena teman- Segera setelah itu, Ia berangkat menuju
teman-Nya sering mengolok-olokNya karena Burma.

64 | dawai 49
Pada hari yang sama Pangeran Fruitful
berlayar, paman-Nya Raja Poorfruit jatuh sakit.
Ia benar-benar sakit sehingga tidak dapat lagi
meninggalkan tempat tidurnya.
Sementara itu, di atas kapal yang menuju
ke Burma, ada 350 orang. Kapal itu berlayar
selama 7 hari sebelum badai besar bertiup
dengan tiba-tiba dan menghancurkan kapal.
Semua orang kecuali Sang Pangeran berteriak
ketakutan dan berdoa memohon pertolongan
pada para berbagai dewa mereka. Tetapi Sang
Bodhisatta tidak berteriak ketakutan ataupun
berdoa pada dewa manapun memohon
pertolongan. Alih-alih Ia menolong diri-Nya
sendiri.
Pertama-tama, Ia mengisi perut-Nya
dengan mentega padat dicampur dengan gula,
karena Ia tidak tahu kapan Ia akan memakan
makanan-Nya lagi. Selanjutnya Ia merendam
baju-Nya di dalam minyak untuk melindungi
diri dari air laut yang dingin dan membantu
Ia tetap mengapung. Saat kapal mulai
tenggelam, Ia bergantung pada bagian
Setelah lompatan hebat dari puncak tiang,
tertinggi dari kapal, yaitu tiang kapal untuk
sang pangeran jatuh ke dalam lautan
mempertahankan hidup-Nya yang berharga.
berwarna seperti jamrud. Selama tujuh hari
Saat dek kapal tenggelam ke dalam air, Ia
tujuh malam, Ia berenang tanpa lelah. Pada
memanjat tiang kapal.
hari ke delapan, seperti biasanya bahkan di
Sementara, teman-teman-Nya di kapal dalam lautan, Ia menjalankan puasa bulan
yang menggigil dan ketakutan, terhisap ke purnama dengan mencuci mulut-Nya dengan
dalam air dan dilahap oleh ikan-ikan kelaparan air garam dan “Delapan Ajaran” untuk
dan kura-kura besar. Seluruh air laut di memurnikan diri-Nya.
sekitarnya berubah menjadi lautan darah.
Pada jaman dahulu kala, Dewa Empat Arah
Saat kapal tenggelam, Pangeran Fruitful telah menunjuk seorang dewi untuk menjadi
mencapai puncak dari tiang kapal dan pelindung semua lautan. Tugasnya adalah
melompat keluar ke dalam laut untuk melindungi mahluk yang baik, khususnya bagi
menghindari binatang-binatang laut yang mereka yang hormat dan patuh kepada ibu
akan menelan yang telah berkumpul di dan orang yang lebih tua.
didekat kapal yang telah rusak. Diceritakan
Pangeran Fruitful adalah salah satu orang
pada saat yang sama pangeran Fruitful
yang layak dilindungi oleh dewi lautan.
melarikan diri dari gigitan rahang ikan dan
Sayangnya Sang Dewi melalaikan tugasnya
kura-kura, Raja Poorfrut wafat di tempat
karena ia begitu sibuk bersenang-senang
tidurnya.
dalam kesenangan surgawi.

dawai 49 | 65
Saat ia akhirnya ingat untuk mengawasi dan menuntun-Nya dengan aman menuju
lautan, ia melihat Sang Pangeran berjuang Mithila.
untuk hidup setelah berenang selama tujuh Sementara itu di Mithila, Raja Poorfruit
hari tujuh malam di lautan berwarna jamrud.” yang telah wafat, telah meninggalkan satu-
Aku akan kehilangan dukungan dari dewa- satunya anak perempuannya yang bernama
dewa lain, jika aku membiarkan Pangeran Putri Sivali. Sang Putri berpendidikan tinggi
Fruitful mati di dalam lautan,” pikirnya. dan bijaksana.
Maka ia muncul di hadapan Sang Saat Sang Raja hampir meninggal, para
Pangeran dengan segala kemuliaan dan menteri bertanya ”Siapa yang akan menjadi
keelokannya. Dengan berharap akan belajar raja selanjutnya, Tuanku?”.
dari Sang Bodhisatta, Sang Dewi menguji
Sang Pangeran dengan berkata bahwa ia “Siapapun yang dapat membahagiakan
hanya melakukan usaha yang bodoh dengan putriku, Sivali, siapapun yang mengetahui
berenang demikian gigihnya di mana tak kepala tempat tidur kerajaan, siapapun yang
terlihat pantai sedikitpun. dapat memasang tali busur yang hanya dapat
dilakukan oleh seribu orang, ataupun siapa
“Oh, Dewi yang cantik, aku tahu bahwa saja yang dan dapat menemukan 16 harta
usaha merupakan jalan dari dunia. Maka tersembunyi akan menjadi raja yang
selama aku berada di dunia ini dengan tenaga berikutnya,” Ia menjawab dan menghembuskan
yang tinggal sedikit, aku akan berusaha dan nafas terakhirnya.
berusaha, meski di tengah-tengah samudra
yang tak nampak tepinya,” jawab Sang Setelah pemakaman Sang Raja, para
Pangeran saat Ia melihat Sang Dewi. menteri mulai mencari seorang raja baru.
Pertama-tama mereka mencari seseorang
Untuk menguji-Nya lebih lanjut, Sang Dewi yang dapat memuaskan hati sang putri dan
menakuti-Nya dengan berkata, ”Lautan luas maka dipanggilah Jendral Pasukan.
ini membentang lebih jauh daripada yang
Engkau lihat, dengan tak terlihat pantai Putri Sivali berharap bahwa Mithila
sedikitpun. Usahamu sia-sia saja -untuk itu dipimpin oleh seorang pemimpin yang kuat,
Engkau pasti mati!” maka ia memutuskan untuk mengujinya. Ia
memerintahkan Sang Jendral untuk
Tanpa merasa kecil hati, Sang Pangeran menghadap padanya dan dengan segera ia
menjawab, ”Wahai Dewi, bagaimana mungkin berlari keatas tangga kerajaan untuk
usaha merupakan hal yang sia-sia? Bukan hal menghadap putri. Sang Putri berkata ”Untuk
yang memalukan dalam menjalankan usaha membuktikan kekuatanmu, berlarilah ke depan
bahkan jika seseorang gagal. Hanya waktu dan ke belakang di istana.”
yang akan berbicara jika seseorang sukses
atau tidak, tetapi nilainya terletak dalam Karena hanya berpikir untuk menyenang-
usaha itu sendiri di saat sekarang ini. Yang kan hati sang Putri, Sang Jendral berlari
memalukan adalah tidak berusaha sama sekali bolak balik sampai sang putri mengisyaratkan
karena kemalasan. Seseorang yang berhenti untuk berhenti. Kemudian ia memerintahkan
berusaha hanya menyebabkan dirinya jatuh ke ”Sekarang melompatlah ke atas dan ke
bawah!” bawah.” Sekali lagi Sang Jendral menjalankan
apa yang diperintahkan Sang Putri tanpa
Merasa puas dengan prinsip mulia Sang berpikir dua kali. Akhirnya, Sang Putri
Pangeran dan kegigihan-Nya. Sang Dewi menyuruhnya memijat kakinya dan ia duduk
menyelamatkan Sang Pangeran dari lautan

66 | dawai 49
di depan Sang Putri dan mulai menggosok Kuda-kuda tersebut menarik kereta
kakinya dengan patuh. disekitar istana dan kemudian turun ke jalan
Saat ia melakukannya, Sang Putri utama di Mithila. Mereka diikuti oleh empat
menendangnya kebawah tangga kerajaan. ”Si angkatan perang-gajah-gajah, kereta perang,
bodoh ini tidak punya akal sehat. Ia barisan berkuda, dan prajurit-prajurit.
mengikuti perintah dengan membuta tanpa Para politisi yang paling berkuasa di kota
berpikir dua kali. Ia tidak mempunyai tersebut berharap prosesi berhenti di depan
kekuatan karakter dan sudah jelas kurang rumah mereka. Tetapi alih-alih, kereta tersebut
memiliki kekuatan kemauan yang diperlukan meninggalkan kota melalui pintu gerbang
untuk memerintah sebuah kerajaan. Maka timur dan bergerak lurus menuju ke taman
lempar dia keluar dari sini,” perintah Sang mangga. Kemudian berhenti di depan batu
Putri kepada para dayangnya. suci di mana Pangeran Fruitful sedang tidur.
Hal yang sama terjadi dengan pejabat “Mari kita uji pria yang tertidur ini untuk
keuangan kerajaan, kasir dan penjaga segel melihat apakah ia memang pantas untuk
kerajaan dan ahli pedang kerajaan. Sang Putri menjadi raja. Jika ia orang yang tepat, ia
mendapati mereka semua adalah orang bodoh tidak akan takut dengan suara drum dan
yang tidak berharga. instrument dari semua angkatan perang,”
Para menteri memutuskan untuk Sang Kepala Pendeta mengusulkan. Dan suara
menyerah pada Sang Putri dan mencari apapun yang mereka ciptakan, tetapi Sang
seseorang yang dapat memasang tali busur Pangeran hanya membalikkan badan dan
yang hanya dapat dilakukan oleh seribu orang. tetap tertidur pulas. Maka, mereka mencoba
Tetapi sekali lagi, mereka tak menemukan lagi, menciptakan suara ribut yang lebih keras
seorangpun. Hal yang sama pula, mereka tidak daripada awal-awalnya. Tetap saja, Sang
dapat menemukan siapa saja yang Pangeran hanya membalikkan badan dari satu
mengetahui kepala tempat tidur kerajaan sisi ke sisi lain dalam tidur nyenyaknya.
ataupun seseorang yang mengetahui ke 16 Kepala Pendeta meneliti tapak kaki
harta. Pangeran yang tertidur dan menyatakan, “Pria
Karena khawatir mereka tidak akan ini mampu memerintah tidak hanya Mithila,
menemukan raja yang sesuai, para menteri tetapi seluruh dunia di empat penjuru.” Maka
meminta pendapat kepada keluarga pendeta Ia membangunkan Sang Pangeran dan
kerajaan. ”Tenanglah, teman-temanku. Kita berkata “Yang Mulia, bangunlah, kami
akan mengadakan festival kereta kerajaan. memohon Anda untuk menjadi raja kami.”
Kereta akan berhenti pada orang yang mampu Pangeran Fruitful menjawab, “Apa yang
memimpin seluruh India,” Sang Pendeta terjadi pada raja kalian?”
meyakinkan. “Beliau wafat,” kata Sang Pendeta.
Mereka menghias kereta dan menghias “Apakah Beliau memiliki anak?” tanya
keempat kuda kerajaan yang paling bagus. Sang Pangeran.
Pendeta tertinggi memerciki kereta dengan
air suci dari kendi emas suci. “Sekarang “Hanya seorang putri, Putri Sivali,” jawab
pergilah, kereta tanpa pengendara, dan Sang Pendeta. Kemudian Pangeran Fruitful
temukan seseorang yang berharga dengan menyetujui untuk menjadi raja baru mereka.
kebajikan yang cukup untuk memerintah Kepala pendeta menyebarkan permata
kerajaan,” perintahnya. pada batu suci. Setelah mandi, Sang Pangeran

dawai 49 | 67
duduk di antara permata-permata. Ia putri, Putri Sivali, akan menjadi raja
memercikkan air harum dari mangkuk urap selanjutnya.”
emas. Raja muda menjawab “Engkau telah
Kemudian Sang Pangeran dimahkotai melihat Sang Putri mengulurkan tangannya
sebagai Raja Fruitful. Sang raja yang baru pada ku. Apa ada lagi ujian yang lain?”
tersebut menaiki kereta perang kerajaan, “Siapapun yang dapat mengetahui kepala
diikuti oleh prosesi yang bagus sekali, dari tempat tidur kerajaan akan menjadi raja
kembali ke kota Mithila dan istana. selanjutnya, Yang Mulia,” mereka berkata.
Putri Sivali masih ingin menguji raja yang Sang Raja mengambil jepit rambut emas
baru. Maka ia mengirimkan pesuruhnya untuk dari kepalanya dan memberikannya kepada
menyampaikan pada Sang Pangeran bahwa Putri Sivali. “Simpankan ini untukku,” ia
Sang Putri ingin Sang Pangeran datang berkata pada Sang Putri. Tanpa berpikir, Sang
segera. Tetapi Raja Fruitful hanya mengacuh- Putri meletakkannya pada bagian kepala
kan pembawa pesan dan melanjutkan untuk tempat tidur. Seperti jika belum pernah
memeriksa istana dengan perabot dan karya mendengar, Raja Fruitful meminta kepada
seninya. Menteri untuk mengulangi pertanyaannya.
Pembawa pesan melaporkan hal ini kepada Saat mereka melakukannya, Ia menunjuk pada
Sang Putri dan Sang Putri mengirimkan jepit rambut emas.
pesan lagi melalui pesuruhnya dua kali “Ada ujian yang lain lagi?” Tanya Sang
dengan hasil yang sama. “Pria ini adalah Raja lagi.
orang yang mengetahui pikiran-Nya sendiri
dan tidak mudah goyah.” “Ya, Tuanku,” jawab Menteri. “Siapapun
yang mampu memasang tali busur yang
Ia berkata kepada Sang Putri. “Ia tidak hanya dapat dipasang oleh seribu orang akan
terlalu mengindahkan kata-kata Anda seperti menjadi raja selanjutnya.”
halnya jika kami tidak mengindahkan rumput-
rumput saat kami menginjaknya!” Saat mereka memberikan busur, Sang Raja
memasangnya tanpa bangkit dari tahta. Ia
Segera Sang Raja baru tiba di ruang melakukannya dengan demikian mudahnya
tahta, di mana Sang Putri sedang menunggu. seperti seorang wanita penenun yang
Ia berjalan dengan langkah mantap naik ke membengkokkan batang yang menguraikan
tangga kerajaan- tidak terburu-buru, tidak kapas untuk pemintalan.
perlahan-lahan, tetapi anggun seperti singa
muda yang perkasa. Sang Putri begitu “Adakah ujian lagi?” Ia bertanya lagi.
terkesan oleh perilaku Sang Raja sehingga ia “Siapapun yang dapat menemukan 16
berjalan ke arah-Nya, dengan hormat harta akan menjadi raja selanjutnya. Inilah
memberikan tangannya kepada Sang Raja dan ujian yang terakhir, Tuanku” jawab Menteri.
menuntun-Nya menuju tahta. Kemudian Sang
“ Apa yang pertama di dalam daftar?” Ia
Raja duduk di atas tahta dengan anggun.
bertanya.
“ Apakah raja sebelumnya meninggalkan
Mereka berkata, “Yang pertama adalah
pesan untuk menguji raja selanjutnya?” Ia
harta dari matahari terbit.”
bertanya pada menteri kerajaan.
Raja Fruitful menyadari bahwa pasti ada
“Ya, Yang Mulia,” mereka berkata,
semacam trik untuk menemukan tiap harta.
“Siapapun yang dapat memuaskan hati sang
Beliau mengetahui bahwa Buddha Diam

68 | dawai 49
sering dianggap sebagai keagungan matahari. Nya, mandiri dan kekuatan yang tidak dapat
Maka Ia bertanya, “Di manakah Sang Raja dikuasai; sementara mereka yang hanya
yang sebelumnya pergi menemui dan berdana berdoa, binasa dengan menyedihkan. Hal ini
makanan kepada Buddha-Buddha Diam?” Saat membuat Sang Raja dipenuhi kebahagiaan
mereka menunjukkan kepada-Nya tempatnya, sehingga Ia melantunkan syair sebagai
kemudian Ia menggali harta yang pertama. berikut.
Yang kedua adalah mencari tempat harta “Segala sesuatu terjadi tanpa diduga-duga,
matahari terbenam. Raja Fruitful menyadari dan doa-doa dapat saja tidak berhasil, tetapi
ini pasti di mana raja sebelumnya berpamitan suatu usaha memberikan hasil yang tidak
kepada Buddha Diam. Dengan cara yang sama dapat diberikan bagi pemikir maupun
ia menemukan semua harta tersembunyi. pendoa.”
Semua orang merasa senang karena raja Setelah perayaan yang indah itu, Raja
baru mereka lulus semua ujian tersebut. Fruitful memerintah Mithila dengan kebenaran
Tindakan awal yang dilakukan Sang Raja yang sempurna. Beliau juga dengan kerendah
adalah berderma dengan pembangunan hati memberikan penghormatan dan berdana
rumah, satu di pusat kota dan satu di masing- makanan kepada Buddha Diam-Yang Telah
masing keempat gerbang kerajaan. Ia Mencapai Penerangan yang juga hidup pada
menyumbangkan seluruh 16 harta tersembunyi zaman di mana ajaran-ajaran Mereka tidak
itu kepada orang miskin dan yang membutuh- dapat dimengerti.
kan. Pada saat itu, Ratu Sivali melahirkan
Ia juga mengirimkan kepada ibu-Nya dan seorang anak laki-laki, yang diberi nama
pria bijaksana dari Campa, memberikan Pangeran Longlife sebagaimana pria bijaksana
kepada mereka kehormatan yang selayaknya setempat melihat tanda-tanda kehidupan yang
didapatkan. Perayaan besar diselenggarakan panjang dan mulia pada sang bayi. Saat Ia
dan seluruh penduduk kerajaan datang ke tumbuh, Raja Fruitful menunjuk Sang
Mithila untuk bergembira atas pembenahan Pangeran sebagai wakil raja.
garis kerajaan. Mereka menghias kota dengan
karangan bunga harum dan wangi-wangian,
b e r s a m b u n g k e e di s i 5 0 . . .
dan menyediakan bantal kursi untuk
pengunjung. Ada buah-buahan, gula-gula,
minuman dan makanan di mana-mana. Para di s a du r da r i
musisi dan gadis-gadis penari disewa oleh - http://www.buddhanet.net
Buddhist Tales For Young and Old
para menteri dan para orang kaya untuk
menghibur sang raja baru. Juga ada puisi-
puisi indah yang dilantunkan oleh pria
bijaksana dan pemberkatan yang dilakukan
oleh orang-orang mulia.
Duduk di atas tahta-Nya di bawah payung
putih kerajaan, Raja Fruitful nampak agung
seperti dewa langit, Raja Sakka, di tengah-
tengah perayaan besar. Ia mengingat usaha
keras nya saat bertahan di lautan melawan
semua rintangan. Ia dihargai untuk kegigihan-

dawai 49 | 69
D o You Know

Penemuan Paling Konyol:


Plastik!
Menurut surat kabar Wei Bao, bumi kita berhembus, di seluruh pepohonan sering kali
nyaris sudah menjadi planet plastik, tanah, pada di penuhi oleh kantong plastik,
sungai, pegunungan, samudra… Terdapat penduduk sering kali salah mengira, dikira
kantongan plastik di mana-mana. Hingga turun hujan salju.
suatu hari, saat kita sudah tiada, benda- Semenjak bulan Maret tahun lalu,
benda tersebut masih saja tetap menduduki pemerintah Irlandia mulai mengenakan pajak
planet bumi, karena mereka adalah “abadi” kantong plastik, setiap kantong plastik
(tidak bisa terurai hingga ribuan tahun dihargai 9 pound Irlandia, cara ini sungguh
lamanya). efektif, penggunaan kantong plastik Irlandia
Plastik dilahirkan pada era tahun 30-an di telah menyusut 90%.
abad 20 ini, mulai tahun 70-an, kantong Supermarket Franchise Coop ialah
plastik telah memonopoli pasar tas belanjaan perusahaan Inggris pertama yang memakai
di seluruh supermarket Amerika dan Eropa. kantong plastik yang bisa terurai 100%,
Dewasa ini Inggris tiap tahunnya hingga bulan Desember tahun ini, 2/3 dari tas
menggunakan 8.000.000.000 buah kantong plastik coop dibuat dari bahan yang bisa
plastik. Seyogyanya setiap kali orang–orang terurai. Diperkiraan pada tahun 2014,
akan menggunakan kantong plastik baru keseluruhan tas plastik dari coop bakal
untuk mewadahi barang belanjaannya, berpamitan dengan jaman plastik. Saat ini,
membayangkan hal ini: barangkali pada suatu negara–negara lain juga sedang mengikuti
hari nanti penyu laut bisa saja menelan perubahan rancangan tersebut, demi
plastik dengan lahap, menganggapnya sebagai melakukan menanggulangi efek “penemuan
ubur-ubur laut yang lezat, tetapi kemudian terkonyol” tersebut.
mati menggenaskan karena leher tercekik.
“Pencemaran warna putih” di Afrika - www.21cnstar.com/whs
selatan lebih gawat lagi, setiap angin besar

70 | dawai 49
Strip

dawai 49 | 71
72 | dawai 49
Ta l k

Hidup
Bagaimana anda menapaki pagi-pagi Anda di ini, seharusnya berpikir dengan dilandasi
tahun 2008 ini? Mungkin jika Anda seorang keluhuran dan kebajikan. Jadi, dimanakah
wanita, Anda akan bangun dan menyiapkan anda sekarang ? 'hidup' ataukah 'HIDUP'…?
kopi untuk suami Anda. Atau apabila Anda Jika Anda memilih untuk hidup, maka
seorang pria, mungkin Anda akan memikirkan kesempatan menjadi manusia yang telah Anda
hal-hal yang belum Anda kerjakan. Di kantor, dapatkan menjadi sia-sia. Jika Anda terlambat
di jalanan maupun di rumah. Terlepas dari itu untuk pindah menjadi 'HIDUP', janganlah
semua, bagaimana Anda menyikapi tahun menyesal karena besok pagi bisa saja
yang baru ini? Mungkin hal yang terpenting kematian datang menghampiri Anda.
sekarang Anda tetap HIDUP!
Kalau kita teliti lebih dalam, kehidupan ini
Apakah Anda yakin Anda tetap hidup ? tidaklah pasti. Kita melihat bahwa banyak
Apakah detak jantung Anda masih berdetak? sekali orang muda yang meninggal. Kepala 3
Jika tidak, Anda tidak mungkin dapat sudah meninggal tabrakan. Kepala 2 sudah
membaca artikel ini. Tapi, sekarang Anda meninggal overdosis. Yang kita ketahui adalah
hidup yang bagaimana ? 'hidup' atau 'HIDUP'? kehidupan ini tidak pasti, tetapi hanya
kematianlah yang pasti, maka seharusnya
setiap saat kita selalu bersemangat mengisi
Walaupun seseorang hidup seratus hidup kita dengan sebaik-baiknya. Ajaran Sang
tahun, tetapi memiliki Buddha menganjurkan kita untuk selalu
kelakuan buruk dan tidak terkendali, mengembangkan dāna (=kerelaan), sīla
sesungguhnya lebih baik adalah (=kemoralan) dan samadhi (=konsentrasi) dalam
kehidupan sehari dari kehidupan kita sehari-hari.
orang yang memiliki sila dan tekun Dāna (dāna paramita) dalam pengertian
bersamadhi Buddhis adalah kerelaan. Kerelaan memberi
dalam bentuk materi maupun non-materi.
(Dhammapada VIII, 9)
Berdana yang paling mudah mungkin dengan
Anda tersenyum, hanya perlu menaikan sedikit
Menurut saya, jika kita 'hidup', itu kedua pipi anda untuk membuat Anda
hanyalah sebatas menarik nafas, dan berbahagia dan orang lain pun berbahagia.
melakukan aktivitas. Itulah yang membedakan Dāna yang paling tinggi adalah Dhamma dāna.
kita dengan benda mati. Kita beraktivitas Sīla adalah latihan kemoralan. Pelaksanaan
karena adanya unsur-unsur di dalam tubuh kemoralan yang ditujukan agar seseorang
yang memungkinkan kita bergerak tanpa mampu berbuat baik, hendaknya juga mampu
adanya pikiran dan pengertian yang benar. mengendalikan dirinya. Dalam pelaksaan sīla,
Kata Manusia berasal dari bahasa Pāli sebagai permulaan, seseorang dapat melatih
yaitu mano = pikiran dan ussa = tinggi atau lima sīla atau disebut Pancasīla Buddhis. Lima
luhur. Inilah yang dimaksud dengan 'HIDUP'. latihan kemoralan itu adalah tidak membunuh,
Kita sebagai makhluk yang bernama 'manusia' tidak mencuri, tidak melanggar kesusilaan,

dawai 49 | 73
tidak berbohong dan tidak mabuk-mabukan lanjutannya.
(Anguttara Nikaya III, 203). Dalam Teragatha 608 Jika kita telah mengembangkan kualitas
disebutkan bahwa di sini, di dunia ini, kebajikan lewat pikiran, ucapan dan perbuatan
seseorang haruslah melatih dengan cermat kita, maka setelah kita meninggal, orang yang
untuk menyempurnakan kemoralan, karena memiliki kulitas kebajikan ini akan terlahir di
kemoralan apabila dikembangkan dengan baik salah satu dari dua puluh enam alam surga.
akan menghantarkan semua keberhasilan ke Jika seseorang dapat memahami kebenaran
dalam genggaman. Selanjutnya, apabila ini adalah bagaikan lidah yang merasakan
pelaksanaan latihan lima sīla ini ingin sayut melewatinya sebelum masuk ke perut.
ditingkatkan, maka seseorang dapat melatih Orang tidak bijaksana, hanya bagaikan
delapan sīla sehari dalam seminggu. Lebih sendok. Menyendoki sayuran kemana-mana
meningkat lagi adalah dengan melaksanakan tanpa merasakan sayur itu sendiri.
sepuluh sīla yaitu dengan menjadi sāmanera
Akhir kata, mungkin dapat disimpulkan
sementara ataupun tetap. Paling banyak
bahwa hidup ini tidak kekal. Kitapun tidak
latihan sīla adalah dengan melakukan bhikkhu
dapat memperkirakan kematian itu datangnya
sila yaitu melatih 227 peraturan kebhikkhuan. kapan, jadi yang perlu kita siapkan adalah
Setelah melaksanakan dana atau kerelaan mengembangkan kualitas batin kita melalui
kemudian melatih sīla atau kemoralan, maka pikiran, ucapan dan perbuatan agar, pada saat
yang ketiga adalah mengembangkan kematian itu datang, kita telah siap untuk
konsentrasi dalam meditasi. Meditasi yang menghadapinya. (dw)
dimaksud di sini adalah meditasi konsentrasi Be Happy!
atau Samatha Bhāvāna sebagai dasar dan
kemudian dilanjutkan dengan meditasi
perenungan atau Vipassanā Bhāvāna sebagai

Anniversary

ja n ua r i
01 Agus // 04 Adi Sd / Fang-fang // 05 Sutanto Jw / Selvi / Gabby // 08 Nella // 15 Freddy / Yanti
16 Andri // 17 Budi Santoso // 18 Yansen T. / Asen // 21 Anita // 22 Novi / Meilinda // 23 Kelvin
26 Diana / Selvy // 31 Meiske

f e b r ua r i
02 Leony L // 04 Citra // 05 S. Benny /Cing-cing // 08 Fera Astria // 11 Tjahyono // 12 Sarjono
19 Diane // 21 Sienny // 22 Hadi // 23 Hayadi // 24 Alexandro R. // 27 Mikky // 28 Harianto

maret
09 Ariya // 11 Hok Dien // 13 Widya A // 20 Martono // 22 Ery // 26 Linda // 30 Fong Ma

april
03 Deny // 08 Erlangga / Dharma // 13 Dewi // 16 Lindawati // 21 Ang Mien Hwa / Budi
25 Devi // 30 David

74 | dawai 49
Agenda

REGULER
Puja Bakti minggu 09.00 — 11.00
Sekolah Minggu minggu 09.00 — 11.00
Obrol Santai rabu 19.00
Latihan Meditasi kamis 19.00 — 21.00
Latihan Baca Paritta jumat 19.00 — 19.30
DiD (Dhamma in Discussion) jumat 18.30 — 21.30 (sebulan sekali, pada minggu
terakhir
Bursa Wihara minggu 11.00 — 13.00 (di luar jam ini tetap dilayani)

short messages

Program pembangunan Pondok Meditasi Mahavihara


Buddha Manggala membutuhkan dana sekitar Rp 200
juta, untuk membangun gua meditasi & altar Sang
Buddha, pondasi, plafon, dll. Dana yang disalurkan dapat
ditransfer melalui rekening BCA cabang Balikpapan an. PP
Mahavihara Buddha Manggala. Info: Bhikkhu Subhapañño
08164828621, telp/fax: 0542—861106,
web: www.manggalajaya.com.

Program pembangunan Vihara Buddhavamsa


membutuhkan dana sekitar Rp 700 juta untuk
membangun ruang Dhammasala, ruang serba guna, ruang
Sekolah Minggu, dan Kelas Dhamma. Dana yang
disalurkan dapat ditransfer melalui rekening BCA cabang
Singaraja an. Yayasan Buddhavamsa. Info: PUTU SUDANA
081338662652, telp: 0362—21218, e-mail:
viharabuddhavamsa@gmail.com.

dawai 49 | 75

You might also like