You are on page 1of 6

TUGAS STATISTIKA DASAR

SOAL DAN PEMBAHASAN

BAB XIII UJI CHI-KUADRAT DAN UJI KECOCOKAN

Disusun oleh:

1. Agus Dwi Cahyani (09310041)


2. Anton Prasetyo (09310043)
3. Asa Dian Dewi (09310044)
4. Bambang Surya Cipta (09310046)
5. Diana Rahmawati (09310047)
6. Dwi Andri Yatmo (09310048)
7. Dwi Yuli Suryani (09310049)
8. Eni Rahmawati (09310050)
9. Ertin Rachmayati (09310051)
Kelas 2B

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

ILMU PENGETAHUAN

IKIP PGRI SEMARANG

2010
SOAL

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:


a. Distribusi chi-kuadrat
b. Statistika chi-kuadrat
c. Frekuensi nyata
d. Frekuensi teoritik
e. Koreksi kontinuitas
f. Koreksi Yates

Pembahasan:

a. Distribusi chi-kuadrat
Adalah penjumlahan dari serentetan rasio kuadrat perbedaan antara
frekuensi pengamatan dengan frekuensi harapannya dibagi dengan
frekuensi harapan itu.
Perumusannya:
2
( f 0−f e )
X2 ¿ ∑
[ fe ]
Dimana:
f0 = frekuensi pengamatan
fe = frekuensi teoritis
b. Statistika chi-kuadrat
Adalah angka – angka atau bilangan yang termuat dalam perumusan chi-
kuadrat, yang menerangkan chi-kuadrat.
c. Frekuensi nyata
Adalah frekuensi yang diperoleh dari hasil suatu penelitian atau
pengamatan.
d. Frekuensi teoritik
Adalah frekuensi yang diperoleh karena atas dasar kemungkinan
pembagian data yang sama rata antara satu sama lain.
e. Koreksi kontinuitas

1
Adalah aturan yang khusus dalam hal data binom dimana digunakan
distribusi chi-kuadrat dengan dk satu. Maka perlu diperbaiki denagn
menggunkan koreksi kontinuitas, yaitu harga mutlak |x−n π o| harus
dikurangi dengan setengah. Jadi rumusnya yang dipakai adalah:
2
2
X ¿
(|X −n π 0|−1 /2 )
n π 0 ( 1−π 0 )
f. Koreksi Yates
Adalah aturan yang diusulkan oleh Yates (1934) dalam menghitung nilai
peubah acak dengan sebaran Chi-kuadrat yang merupakan sebaran
hampiran (pendekatan) dalam pengujian tabel kontingensi 2x2, agar lebih
baik sebaran hampirannya.
Rumus:
2
1
X2
¿∑ [(|oi −e i|−
ei
2 )
]
Dengan oi dan ei masing-masing menyatakan frekuensi amatan dan
frekuensi harapan bagi sel ke-i. Koreksi ini dilakukan bila frekuensi
harpannya antara 5 dan 10.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengujian ajeg.


Berikan contohnya!
Pembahasan:
Pengertian ini timbul dari kenyataan bahwa tidak selalu asumsi-asumsi, semua
atau sebagian, dapat dipenuhi dengan tepat. Dalam beberapa hal, penyimpngan
wajar dari syarat-syarat yang telah digariskan sering tidak mengakibatkan
bahaya yang hebat. Misalnya, sedikit terjadi penyimpangan dari normalitas dan
atau dari sifat homogenitas varians, biasanya hanya memberikan akibat buruk
yang kecil terhadap hasil pengujian dan kesimpulan . Distribusi t atau distribusi
student telah diketahui tidak sensitif terhadap penyimpangan wajar dari
normalitas sehingga penggunaannya tidak dibatasi keras oleh asumsi
normalitas. Sifat demikian, ialah tidak sensitif terhadap penyimpangan wajar

2
Dario syarat-syarat yang digariskan, dinamakan ajeg. Jika hal ini terjadi
sehubungan dengan pengujian hipotesa, maka diperoleh uji ajeg.

3. Perlukah diambil asumsi mengenai populasi sebelum uji chi-kuadrat


digunakan?
Pembahasan:
Perlu. Bahkan itu sangat perlu. Mengingat apa yang akan kita teliti akan
mengacu kepada benar tidak asumsi kita sebelumnya. Sebelum melakukan
penelitian kita dituntut untuk memperkirakan statement apakah ada hubungan
antara kondisi A dan kondisi B, misalnya.
Tanpa asumsi sebelumnya, kita akan kesulitan dalam mengambil kesimpulan.
Mengingat benar tidaknya asumsi kita setelah mendapatkan hasil akhir dari
penelitian atau perhitangan. Begitu juga dengan kesimpulan yang akan kita
ambil nantinya. Akan berhubungan dengan saumsi yang sebelumnya kita
tetapkan atau ambil.

4. Akankah banyak kategori dalam tiap faktor mempengaruhi hasil pengujian


independen antara dua faktor?
Pembahasan:
Mempengaruhi. Semakin banyak atau kompleksnya kategori yang terkait
dalam sebuah penelitian akan semakin besar pula peluangnya untuk kategori
tersebut saling terkait atau berhubungan satu sama lain. Padahal kita tahu yang
dikatakan faktor-faktor bersifat independen atau bebas, jika ternyata tidak
adanya kaitan atau hubungan antara faktor-faktor.

5. Undian dengan sebuah mata uang telah dilakukan sebanyak 400 kali. Hasilnya
didapat 227 muka G dan 137 muka H. Supaya diuji bahwa mata uang itu
homogin (tidak berat sebelah) dengan mengambil taraf nyata 0,05.
Pembahasan:
Ha = adanya ketimpangan (berat sebelah) dari mata uang tersebut.
Ho = mata uang homogin (tidak berat sebelah), G =H
Jadi didapat:

3
Muka Uang G H
Pengamatan 227 173
Diharapkan 200 200

Dengan menggunakan rumus:


( 227−200 )2 (173−200 )2 729 729 1458
X2 ¿ + = + = =7,29
200 200 200 200 200
Dengan α = 0,05 dan dk = 1, dari tabel distribusi chi-kuadrat didapatkan X 2 0,95
= 3,84
Karena nilai hitung lebih besar daripada nilai tabel, yakni X 2 = 7,29 > X2 0,95 =
3,84
Maka, Ho ditolak dalam taraf 95%. Dan kesimpulannya, bahwa mata uang
tersebut berat sebelah.

6. Dikatakan bahwa 65% anggota masyarakat bebas buta huruf. Dari sebuah
sampel acak yang terdiri dari 675 orang terdapat 440 yang bebas buta huruf.
Dapatkah didukung tentang pernyataan persentase yang bebas buta huruf di
atas? Ambil taraf nyata 0,05.
Pembahasan:
Ha = persentase buta huruf sampai 65%
Ho = persentase buta huruf tidak sampai 65%
Jadi didapat:

Masyarakat Buta huruf Bebsa buta huruf


Pengamatan 235 440
Diharapkan 387,5 387,5
Dengan π0 = 1/2 , maka
2
2
X ¿
(|X −n π 0|−1 /2 )
n π 0 ( 1−π 0 )
2
|440−387,5|− 1
( ) = 2704 =16,02
2
X2 ¿
1 1 168,75
657 . .
2 2
Dan dengan α = 0,05 didapatkan X2 0,95(1) = 3,84

4
Karena nilai hitung lebih besar dari nilai tabel, maka H0 ditolak dalam taraf
95%. Dan kesimpulannya, dalam wilayah tersebut memang ada 65% dari
warganya bebas buta huruf.

You might also like