Professional Documents
Culture Documents
NPR : C252070264
HARI/TANGGAL :
WAKTU :
ABSTRACT
Metode
- Data Komunitas Karang
Identifikasi terumbu karang menggunakan metode Line Intercept
Transect (LIT) mengikuti English et al., (1997). Teknis pelaksanaan di
lapangannya yaitu seorang penyelam meletakkan pita berukuran sepanjang 50
m sejajar garis pantai dimana posisi pantai ada di sebelah kiri penyelam.
Kemudian LIT ditentukan pada garis transek 0-50 m. Semua biota dan substrat
yang berada tepat di garis tersebut dicatat dengan ketelitian hingga centimeter.
Pengamatan biota pengisi habitat dasar penyusun ekosistem terumbu
karang didasarkan pada bentuk pertumbuhan (lifeform) yang memiliki kode-
kode tertentu (English et al. 1997).
- Data Ikan Karang
Untuk ikan karang metode yang digunakan yaitu Underwater Fish Visual
Census (UVC), dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah
kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 50 m dicatat jenis dan
jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 x 50 ) =
250 m2. Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada buku identifikasi ikan
karang dari Steene dan Allen (1994).
Analisis Data
Data Ekologis
a. Persentasi Penutupan Karang
Data persentase penutupan terumbu karang kemudian dikatrgorikan
berdasarkan Gomez dan Yap (1988)
b. Ikan Karang
Kelimpahan ikan karang, index keanekaragaman (H), dominansi (C), dan
keseragaman (E) berdasarkan Krebs, 1989.
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa total nilai skor tertinggi berada pada stasiun
7 dengan nilai IKW 88 %, disusul stasiun 1 dan stasiun 15 dengan nilai IKW 86
% dengan kategori sangat sesuai (S1). Sedangkan stasiun 2, 3, 4, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 16, 17 dan 18 masuk ke dalam kategori sesuai (S2), sedangkan stasiun 5,6 dan
14 masuk kedalam kategori tidak sesuai (S3) untuk dikembangkan sebagai
kawasan wisata bahari untuk kegiatan snorkeling karena memiliki nilai IKW
antara < 50 %.
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Allison, W. 1996. Snorkeler damage to reef corals in the Maldive islands. Coral
Reefs 15: 215-218.
Baker VJ, PJ Moran, CN Mundy, RE Reichelt, dan PJ Speare. 1991. A guide to
the reef ecology database. The Crown-of-Thorns Study. Australia
Institute of marine Science: Townsville. 48pp.
Brandon, K. 1996. Ecotourism and Conservation: A Review of Key Issues. The
World Bank. Washington, D.C., USA. pp.56
Brown, K. 2002. Innovations for conservation and development. The
Geographical Journal 168: 6-17.
Dixon, J., L. Scura, and T. Van'tHof. 1993. Meeting ecological and economic
goalsmarine parks in the Caribbean. Ambio 22: 1 17-125.
English, S, C. Wilkinson, V. Baker. 1997. Survey Manual for tropical Marine
Resources. ASEAN-Australia Marine Science Project: Living Coastal Resources,
Australian Institut of Marine Science.
Gilman, E. 1997. Community Based and Multiple Purpose Protected Areas: A
Model to Select and Manage Protected Areas with Lessons from the
Pacific Islands. Coastal Management 25: 59-9 1.
Gomez, E.D, Alino P.M. Yap H.T. and Licuanan W.Y. 1994. A Review of The
Status of Philiphina Reef . Marine Pollution Bulletin 29 (1 – 3): 62 -68
PP.
Krebs C J. 1989. Ecological Methodology. Harper & Row Publishers. New York.
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT : Teknik membedah kasus bisnis-reorientasi
konsep perencanaan strategi untuk menghadapi abad 21. Cet ke-10. Jakarta :
gramedia pustaka umum.
Rogers, C., L. McLain, and E. Zullo. 1988. Damage to coral reefs in Virgin
Islands National Park and Biosphere Reserve from recreational
activities. Pages 2:405- 41 0. Proceedings of the Sixth International
Coral Reef Symposium.
Steene R, Allen G. 1994. Indo- Pasific Coral Reef field Guide. Singapore:
Tropical Reef Research.
Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya
Pesisir Berbasis Konservasi. Seminar Sains Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB Bogor.
Schleyer, M., and B. Tomalin. 2000. Damage on South Afi-ican coral reefs and
an assessment of their sustainable diving capacity using a fisheries
approach. Bulletin of Marine Science 67: 1025- 1042.