You are on page 1of 30

PEMBELAJARAN FISIKA

GELOMBANG DAN OPTIK


GEOMETRI (1)

Disusun oleh :
Endah Fitriningtyas, S.Pd
Standar Kompetensi :
6. Menerapkan konsep dan prinsip gejala
gelombang dan optika dalam penyelesaian
masalah

Kompetensi Dasar :
6.1 Menganalisis sifat-sifat cahaya
Indikator
 Menunjukan percobaan-percobaan yang mendukung
atau melemahkan teori-teori Newton, Huygens, dan
Maxwell
 Menerapkan sifat-sifat cahaya dan optik geometri
dalam pemecahan masalah alat optik
 Menggunakan persamaan tentang optik geometri
untuk menyelesaikan masalah pealatan optik
A. HAKIKAT CAHAYA

Apakah cahaya itu ?


Beberapa teori dan percobaan
tentang cahaya
Teori Emisi oleh Sir Isaac Newton (1642-
1722)
 Dari sumber cahaya dipancarkan
partikel-partikel yang sangat kecil dan
ringan ke sagala arah dengan
kecepatan yang sama besar. Bila
mengenai mata, maka kita mendapat
kesan melihat sumber cahaya tersebut
Teori Gelombang oleh Christian Huygens
(1629-1665)

 Setiap titik pada permukaan gelombang


dapat dianggap sebagai sumber gelombang
kecil yang menyebar maju yang sama
dengan laju gelombang itu sendiri. Muka
gelombang baru merupakan sampul dari
semua gelombang kecil, yaitu garis
singgung dari semua gelombang tersebut.
Percobaan Thomas Young (1773-1829)
dan Agustin Fresnell (1788-1827)

 Cahaya dapat melentur dan


berinterferensi, dan peristiwa ini tidak
dapat diterangkan oleh teori emisi
Newton
Percobaan Jean beon Foucault (1819-
1868)

 Cepat rambat cahaya dalam zat


cair lebih kecil dibandingkan cepat
rambat cahaya di udara
Percobaan James Clerk Maxwell (1831-
1879)
 Cepat rambat gelombang
elektromagnetik sama dengan cepat
rambat cahaya sebesar 3 x 108 m/s.
Jadi cahaya adalah gelombang
elektromagnetik.
Percobaan Heinrick Rudolph hertz (1857-
1894)
 Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang transversal, ini sesuai
dengan kenyataan bahwa cahaya
dapat mengalami polarisasi.
Percobaan Pieter Zeeman (1852-1943)

 Percobaannya tentang pengaruh


medan magnet yang kuat terhadap
berkas cahaya.
Percobaan Johannes Stark (1874-1957)

 Medan listrik yang sangat kuat


dapat berpengaruh terhadap
berkas cahaya.
Percobaan A.A. Michelson (1852-1931)
dan E.Williams Morley (1838-1923)

 Membuktikan bahwa eter (medium


tempat merambatnya cahaya)
sebenarnya tidak ada, artinya
cahaya dapat merambat dalam
ruang hampa.
Percobaan M.K.E. Ludwig Planck
(1858-1947)
 Cahaya adalah paket-paket kecil
yang disebut kuanta. Teori ini
disebut teori kuantum cahaya
Teori Albert Einstein (1879-1955)

 Cahaya memiliki sifat sebagai


partikel dan juga bersifat sebagai
gelombang elektromagnetik yang
disebut dualisme dari gelombang
dan partikel.
Kesimpulan :

 Cahaya dapat bersifat sebagai gelombang


 Cahaya dapat bersifat sebagai partikel.
Sifat cahaya sebagai gelombang

 Dapat mengalami pemantulan (refleksi)


 Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
 Dapat dipadukan (interferensi)
 Dapat mengalami lenturan (difraksi)
 Dapat mengalami polarisasi
B. PEMANTULAN CAHAYA
Jenis berkas cahaya
 Berkas cahaya sejajar
 Berkas cahaya
mengumpul
(konvergen)
 Berkas cahaya
menyebar (divergen)
Jenis Pemantulan
 Pemantulan teratur  Pemantulan baur
(difus)
B. 1 Pemantulan Pada Permukaan
cermin Datar
Hukum Snellius
 Sinar datang, sinar  N
pantul, dan garis
normal (N) terletak
pada satu bidang
 i r
datar.
 Sudut datang (i) sama
dengan sudut pantul
(r)
Sifat bayangan yang dibentuk
 Jarak bayangan ke cermin (s’) = jarak
benda ke cermin (s).
 Tinggi bayangan yang terbentuk (h’) =
tinggi benda (h)
 Bayangan maya, karena di belakang
cermin, yang dibentuk oleh perpanjangan
perpotongan sinar-sinar pantul
Contoh pembentukan bayangan

 A A’
B.2 Pemantulan Pada Permukaan
Cermin Lengkung
Bagian-bagian dari cermin lengkung

 R.IV R. I R. II R. III
 • •
 f p

 R = ruang
 f = fokus (½ jari-jari)
 p = pusat (jari-jari)
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung

 Sinar datang sejajar


sumbu utama,
dipantulkan menuju
titik fokus
 Sinar datang melalui
titik fokus, dipantulkan  • •
sejajar sumbu utama  f p
 Sinar datang melalui
titik pusat,
dipantulkan kembali
menuju titik pusat
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk
 Jumlah ruang benda dan bayangan = 5
 Jika ruang bayangan > ruang benda, maka
bayangan diperbesar
 Jika antara ruang bayangan dan ruang benda
terhalang cermin, maka bayangan tegak
 Jika bayangan berada di ruang belakang cermin,
maka bayangan maya
 Untuk benda yang jauh tak hingga,
bayangannya berada pada titik fokus cermin.
Persamaan-persamaan yang berlaku
pada pemantulan cermin lengkung

1 1 1 2
 ' 
s s f R

' '
h s
m 
h s

You might also like